75c22169 2eec 4ef6 b9f1 0db178a3f69e
08
SELASA, 12 MEI 2015
TAJUK
Menutup Celah Pecah Partai
P
artai Demokrat berusaha keras menutup celah agar
tidak terbelah seperti partai besar pendahulunya, Partai Golkar dan PPP. Kedua partai tersebut lebih dahulu kecolongan dan terus berkonlik hingga hari ini.
Fenomena tersebut mengemuka di arena Kongres ke-4 Partai
Demokrat yang dihelat di Kota Pahlawan Surabaya.
Sebagai partai yang pernah berkuasa 10 tahun, Partai Demokrat, terutama SBY paham betul bagaimana suasana batin
partai penguasa. Posisi Partai Demokrat yang dalam kondisi
tidak berpihak Ke mana-mana di antara dua poros kuat parlemen; Koalisi Indonesia Hebat yang pro pemerintah dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang beroposisi, menjadikan Partai
Demokrat lebih senang disebut sebagai partai penyeimbang,
kendati sempat berbagi kekuasaan dengan KMP dalam penentuan pimpinan MPR RI.
Dalam pertapaan status penyeimbang itu dalam separuh tahun terakhir, Partai Demokrat tampaknya juga memiliki agenda tersembunyi untuk mengambil peran lebih besar di pemerintahan Jokowi-JK, terutama menyambut rencana perombakan terbatas Kabinet Kerja. Langkah ke arah
itu antara lain pada upaya mendekatkan diri ke PDI Perjuangan dengan berharap khusus agar Megawati bersedia hadir di
arena kongres yang arahnya akan memilih kembali SBY sebagai ketua umum.
Atas argumen mendekatkan kembali konstituen PDIP
dan PD yang selama ini berjarak, SBY berharap undangannya dapat dipenuhi Megawati. Jika putri proklamator itu hadir, berarti untuk kesekian kalinya mereka bertemu dalam satu
panggung, namun tidak pernah terlihat akur sejak perhelatan
Pilpres 2004 yang mengharuskan keduanya bertarung habishabisan dan membuat Megawati kalah.
Keterjarakan antara PDI Perjuangan dan Partai Demokrat
sesungguhnya adalah ketidakakuran kedua pucuknya, antara Mega dan SBY. Dengan demikian, jika salah seorang di
antaranya menghendaki akur kembali, itu pertanda ada jalan terang terciptanya harmonisasi politik di Tanah Air. Harmonisasi hubungan Mega-SBY itu pula setidaknya mampu
menurunkan tensi konlik politik akhir-akhir ini sejak Golkar
dan PPP terpecah, juga mengurangi speed perlawanan kubu
oposisi di parlemen.
Di sisi lain, SBY tengah menghadapi friksi lain yang menghendaki dirinya tidak lagi bersedia mencalonkan diri sebagai
ketua umum. Penentangan tersebut dinilai potensial mengganggu mulusnya jalan Kongres yang akan memilih SBY memimpin kembali partai yang dibidaninya sejak pemilu 1999
lalu. Inilah yang sedang dimainkan SBY dan Partai Demokrat,
harmonis dengan partai lain terutama partai penguasa, dan
tetap kuat secara internal.
Pada ranah ini, kesediaan SBY untuk memimpin kembali Partai Demokrat, merupakan langkah ekstra hati-hati (prudent) menutup celah sekecil apapun agar partainya tetap utuh,
solid, dan terhindar dari perpecahan. Tidak boleh ada Partai
Demokrat selain Partai Demokrat-nya SBY. Dengan kata lain,
mendekati PDI Perjuangan berarti mengamankan adanya intervensi kekuasaan, sementara memenangkan kongres akan
meneruskan terpusatnya kontrol partai pada ketokohan SBY
saja, sehingga konsolidasi bisa lebih efektif di tengah kacaunya Partai Golkar dan PPP. (^^)
Jendela Langit
M.QASIM MATHAR
Akhlak dan Kekuasaan
D
i mana ada kekuasaan di situ ada wewenang dan
fasilitas. Di mana ada wewenang dan fasilitas di
situ ada kemudahan. Kekuasaan karena itu, ingin
dikuasai tanpa batas. Kekuasaan yang ada di tangan cenderung dipertahankan. Tidak mudah dilepas. Karena
itu, pemilik kekuasaan akan mempertahankan kekuasaannya.
Dengan apakah kekuasaan dipertahankan? Dengan segala
cara, termasuk cara yang melanggar hukum/aturan. Ada yang
cerdik, mengubah aturan yang membatasi kekuasaan dengan
membuat aturan baru yang tidak membatasinya lagi. Maka,
langgenglah kekuasaan itu.
Cara pandang yang lain melihat kekuasaan sebagai amanah untuk melakukan perubahan dari keadaan yang buruk
kepada keadaan yang baik dan lebih baik. Karena itu, kekuasaan dipakai agar hukum/aturan dipatuhi. Kepatuhan kepadanya akan membawa kepada keadaan yang baik dan lebih baik. Kekuasaan dalam cara pandang ini dipakai kepada
perwujudan kebaikan dan kesejahteraan dalam masyarakat.
Sedang kekuasaan pada cara pandang yang pertama, kebaikan dan kesejahteraan lebih utama pada mereka yang memegang kekuasaan.
Karena sifat kekuasaan yang demikian, kecenderungan
kuat mempertahankannya, maka kekuasaan memang harus
direbut. Merebut kekuasaan bisa secara konstitusional (karena hukum/aturan mengaturnya), bisa juga secara inkonstitusional (melawan hukum/aturan). Jadi, mempertahankan
kekuasaan, dan melanggengkannya, dengan mengubah hukum/aturan untuk pelanggengannya, pada hakikatnya adalah
“merebut kekuasaan secara inkonstitusional”.
Kedua hal di atas, bisa menjadi pengalaman bernegara pada
suatu masyarakat bangsa. Bisa juga menjadi pengalaman pada
lembaga yang lebih kecil dari negara, seperti: partai politik, perusahaan, perguruan tinggi dan lain-lain. Kekuasaan yang dipertahankan juga bertingkat-tingkat. Misalnya, presiden, ketua, kepala, direktur, rektor, dan sebagainya.
Mengubah atau, tepatnya, memanipulasi hukum/aturan
untuk melanggengkan kekuasaan merupakan akhlak yang
buruk. Sedang mematuhi hukum/aturan di dalam memegang kekuasaan merupakan akhlak yang baik.
Kekuasaan dan kecenderungan-kecenderungannya
berkisar pada pusaran akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Itulah yang biasa disaksikan di dalam pemilihan presiden,
pemilihan ketua partai politik, pemilihan kepala perusahaan,
pemilihan rektor, dan sebagainya. Para calon penguasa itu bermain di antara akhlak yang baik dan buruk, khususnya sikap
mereka memperlakukan hukum/aturan. (QM)
Menanti Suksesi Politikus Lokal
Tidak lama lagi pemilihan kepala daerah
dihelat di beberapa wilayah. Oleh karena
itu, dalam menghadapi pertarungan politik
di tingkat lokal ini para calon kepala daerah
telah melakukan pelbagai persiapan,
terutama mereka yang untuk pertama kali
maju dalam perhelatan demokrasi tersebut.
OLEH
S
ebagai sebuah arena
politik, maka sudah pasti kompetisi politik yang
berlangsung makin ketat di antara calon kepala daerah
mengingat posisi yang diperebutkan boleh dikata amat strategisdenganpertimbanganjabatan
publik itu sangat berpengaruh
dalam menentukan arah pembangunan daerah. Hanya saja,
salah satu wacana politik yang ramai didiskusikan belakangan ini
ternyata terkait dengan pencalonan elite politik dalam pilkada
yang diusung partai politik yang
tengah dirundung konflik politik internal partai.
Pasalnya, ada sebagian
orang berpendapat jika salah
satu kubu mendukung calon kepala daerah untuk maju dalam
pilkada sementara kubu lain
dari partai politik yang sama
justru tidak memberi legitimasi bagi calon tersebut sehingga
dikhawatirkan jangan sampai
sang calon itu terpilih sebagai
kepala daerah akan berimplikasi pada munculnya resistensi dari kubu lain. Tentu saja hal
ini berdampak pada terjadinya
konlik politik di antara sesama elite politik. Oleh karena itu
untuk mencegah dan paling tidak meminimalkan konlik internal partai politik, maka barangkali langkah yang perlu dilakukan yaitu kaum politikus
yang terlibat dalam pertikaian
politik hendaknya melakukan
rekonsiliasi politik. Kalau perlu
upaya ini bisa ditempuh dengan
cara mengundang pihak ketiga
dalam memediasi kelompok
yang bertikai dengan harapan
mereka memiliki kesamaan sikap dan pandangan dalam merekrut calon kepala daerah.
Ini penting, sebab tugas
dan tantangan kepala daerah
amatlah berat sehingga untuk
mengimplementasikanseluruh
agendaprogrampembangunan
tak hanya diperlukan hadirnya
dukungan luas semua elemen
masyarakat, tetapi kepala daerah harus pula memiliki kerja sama yang baik dan bersifat
sinergis dengan elite politik, termasuk di dalamnya para politikus dari kalangan internal partai politik pendukungnya. Selain itu, dalam merekrut calon
kepala daerah khususnya mereka yang maju lewat partai politik sebaiknya mengikuti proses pencalonan secara bertahap
dan transparan sesuai dengan
aturan parpol. Alasannya, calon
yang dijual ke publik dipandang
sebagai igur yang bukan cuma
memiliki integritas dan moralitas yang baik melainkan juga
telah dinilai punya kapasitas individuyangmumpunisertakaya
pengalaman. Entah itu dalam
kegiatan pemerintahan maupun setumpuk aktivitas kemasyarakatan lainnya.
Andi Haris
Dosen Sosiologi Politik
Universitas Hasanuddin
Lagi pula, tuntutan dan kepentingan rakyat di daerah dari
waktu ke waktu makin kompleks.
Untuk memberdayakan seluruh
potensi yang ada hanya bisa terealisasi jika disokong kerja keras
dan komitmen moral yang kuat
seorang kepala daerah dalam
mengelola dengan baik semua
potensi dan sumber daya daerah. Sebaliknya, kepala daerah
yang senantiasa memiliki pola
pemikiran yang pragmatis, plinplan, hipokrit, hedonistik (hanya
mengutamakan/mengejar kepentingan pribadi) serta berpikir
lokalit. Sikap dan perilaku politik
ini menjadikan keinginan untuk
meningkatkantarafhidupdankesejahteraan rakyat hanya sebatas
isapan jempol.
Itu pula sebabnya, perlunya calon kepala daerah dituntut
menempuh suatu proses politik
sangat kompetitif, terbuka, dan
demokratis dengan tujuan agar
kepala daerah terpilih memang
dianggapmemilikitingkatakseptabilitas dan kepercayaan publik
yang tinggi. Ini penting mengingat rumitnya persoalan yang dihadapi kepaladaerahdalamupaya
untukmemenejkegiatanpemerintahan daerah yang sasarannya
diorientasikan pada percepatan
pencapaian tujuan pembangunan di daerah. Selain itu, pilkada sepertinya merupakan sebuah agenda demokrasi bagi setiap warga negara dalam rangka
mengukuhkan elite politik lokal
atau mungkin melakukan suksesi dalam artian terjadinya pergantian kepemimpinan politik
di daerah.
Tidak hanya sampai di situ,
rakyat pun dapat memanfaatkan momen pilkada untuk
mengekspresikan hak politik
mereka dalam bentuk pemberian suara guna memilih pejabat publik yang dipandangnya
sangat kompeten dan kredibel untuk membangun daerah dengan segala infrastruktur yang ada. Sebagai catatan
pula patut dipahami kalau masalah sirkulasi elite politik lokal
boleh dibilang merupakan hal
yang biasa karena proses pergantian kepemimpinan bersifat alamiah. Untuk itu, soal kalah menang dalam suatu kontestasi politik semacam pilkada merupakan hal yang tidak
dapat dihindari. Oleh karena
itu, setiap calon yang ikut berlaga dalam pesta demokrasi
ini sepatutnya memiliki sikap
dan perilaku politik yang terbuka serta bersedia menerima segala risiko yang bakal muncul
selama proses politik berlangsung dalam suasana demokratis, kondusif, tertib, dan damai
dengan tetap mengedepankan
rasa sportivitas untuk mengikuti
seluruh aturan main yang ada.
Adapun mengenai peran
partai politik dalam konteks
pilkada yang mana lembaga ini
bukan cuma berfungsi dalam
mengartikulasi serta mengaggregasikepentinganpolitikrakyat tapi institusi ini sebaiknya
memainkan peran pula sebagai mesin politik dalam membentuk pemerintahan. Bahkan
menurut pandangan Maurice
Duverger, salah satu pakar sosiologi politik yang menyebut
bahwa tak ada Negara modern
tanpa partai politik. Bagi Duverger, keberadaan partai politik yang merangkum berbagai
kelompok kecil masyarakat
akan tersebar kesejumlah tempat dalam suatu negara baik itu
berupa kaukus, cabang partai
maupun asosiasi lokal pendukung partai.
Eksistensi parpol dalam
pilkada jelas dianggap berada dalam posisi sentral karena bagaimanapun partai politik merupakan pintu yang dilewati para calon kepala daerah
dalam bertarung di pentas politik lokal. Apalagi, partai politik
dengan segala organisasi massa pendukungnya dapat dijadikan wahana bagi setiap calon
untuk menjaring suara pemilih sebanyak mungkin. Ini logis,
sebab partai politik merupakan lembaga politik yang terorganisir serta didukung setumpuk kader yang berasal dari beragam latar belakang status sosial ekonomi sehingga para kader partai pun mampu mendongkraksuarakonstituendalambatas
maksimal dengan cara melakukan pendidikan politik dan sekaligus mempromosikan program
politik calon yang nantinya akan
direalisasikan apabila sang calon
terpilih sebagai pejabat publik.
($). SARAN DAN KRITIK: [email protected]
Reformasi Perizinan Usaha di Indonesia
Yulianti, pemilik Ridho Collection
asal Kota Makassar tersenyum sumringah.
Setelah tujuh tahun merintis usaha
konveksinya, baru Kamis, 7 Mei lalu
ia memperoleh izin usaha.
T
idaktanggungtanggung,
Julianti mendapatkan
tiga jenis izin usaha
sekaligus secara gratis
dari kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota
Makassar. Ketika ditemui penulis usai memperoleh izin, pengusaha kecil yang memiliki lima
karyawan ini membisikkan rencananya.
“Dengan izin ini, saya akan
ikut tender pengadaan seragam
karyawan,” ujarnya sambil menyebut nama salah satu pabrik
cokelat terbesar di Sulawesi Selatan. Pengalaman mendapat
izin usaha secara gratis juga disampaikan Khusnul Yaqqin, pemilik Toko Roti Tumanurung di
Jeneponto.
Sejak dua tahun lalu, sebuah
supermarket besar di daerahnya sudah memintanya untuk
memasok roti buatannya. Apa
daya, ketiadaan izin usaha dan
izin kesehatan menghalanginya
untukmemanfaatkankesempatan tersebut.
“Alhamdulillah, mulai minggu depan saya sudah akan
memulai kirim,“ ujar lelaki murah senyum asal Jombang Jawa
Timur ini.
Izin usaha gratis yang diperoleh kedua pelaku usaha kecil
di atas merupakan bagian dari
total 42 ribu izin yang dikeluarkanserentakoleh24kabupaten/
kota se-Sulawesi Selatan. Memang, pada hari Kamis tersebut,
Pemimpin Umum: H.M. Agus Salim Alwi Hamu
Wakil Pemimpin Umum: H. Sahel Abdullah
Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab: Uslimin
Wakil Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab Harian: Fadil Sunarya
Koordinator Kompartemen: Arsyad Hakim, Dian Hendiyanto, Aswad Syam
Koordinator FMC Jakarta: Muhammad Ilham
Manajer Online: Muhammad Yusuf Said
Manajer Litbang: Erniwati
Sekretaris Redaksi: Hajeriah
Dewan Redaksi: H.M. Alwi Hamu, H. Syamsu Nur, Sukriansyah S. Latief, Nur Alim Djalil, Muhammad Yusuf AR, Faisal Syam, Ike
5DKPDZDWL6XZDUGL7KDKLU,VKDN1JHOMDUDWDQ$LGLU$PLQ'DXG06.DUWRQR=XONLÁL*DQL2WWRK6LODKXGGLQ*HQGD)DFKUXGGLQ3DODSD
Buyung Maksum, Akbar Hamdan, Sunarti Sain, Mahdar Tayyong, Mustafa Kufung, A. Anita Amier, Syaikhan Azzuhri Rumra.
Staf Redaksi$OLHI6DSSHZDOL$QJJL68JDUW$VZDG6\DP$PUXOODK%*DQL%DVUL'LDQ0XKWDGLDK+DPVDK+DULIXGGLQ,PDP']XONLÁL
Kasman, Rosmini Hamid, Reporter$PLUXGGLQ01DVUXQ1XU5DPDK3UDHVND5DVLG6\DULID$LGDFotografer: Irfan, Tawakkal, Jumain
Sulaiman, Nurhadi Sasu. Wartawan Daerah: Eka Nugraha (Gowa), Takdir Ridwan (Bantaeng-Bulukumba-Sinjai-Selayar), Hendra
Wijaya (Bone), Asriadi (Soppeng), Irwan Kahir (Wajo), Arini N. Fajar (Maros), Syahrul Fahmi (Pangkep), Markasa Rani (Parepare)
Edy Basri (Sidrap-Enrekang)UHGHULFK6XVHOLVXToraja-Toraja Utara), Syahruddin Syah (Luwu Utara-Luwu Timur), Dany Marzuki
(Mamuju-Mamuju Tengah-Mamuju Utara). Kepala Penelitian dan Pengembangan: Mukhlis Amans Hadi. Kepala Fajar Online:
Asri Amir, Staf Fajar Online:'ZL\DQL3ULKDWLQ=DLQXGGLQ6DOHKDManajer Desain dan Pracetak: -XOLDQ$QJJD'ZLSXWUD. Pracetak:
Asjar. Biro Jakarta: Muhammad Arman. Redaksi ( 0411) 441441 e-mail: [email protected], UHGDNVL#IDMDUFRLGRSLQLIDMDU#JPDLOFRP
Percetakan: 37)$-$5*5$),.$-O8ULS6XPRKDUMR1R0DNDVVDU Perwakilan Jakarta: H Sahel Abdullah,- JL. Kebayoran Lama
3DO9,,1R7HOS)D[Perwakilan Surabaya: 0RK$OL,PDP+DZL*HGXQJ%XPL0DQGLUL7RZHUOW
UXDQJ-O%DVXNL5DKPDW1R7HOS)D[Perwakilan Sulbar: Sauki, JL . RE Martadinata Ruko
727DPED\RND.$91R0DPXMXHarga Langganan : 5SEXODQHFHUDQGDODPNRWDHNVDPSODU'DHUDK
lain disesuaikan ongkos kirim. Tarif Iklan: 8PXP%ODFN:KLWH%:5SPPNRORP:DUQD)XOO&RORXU)&5SPPNRORP
ada hajatan besar di bumi Anging Mamiri. Di bawah koordinasi pemerintah provinsi, bekerja
sama dengan Progam Kinerja USAID dan Asia Foundataion,
seluruh kantor PTSP memberikan layanan gratis satu hari untuk izin-izin usaha dasar yakni Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan Izin
Gangguan (HO).
Program Pemerintah
Reformasi rezim perizinan
merupakan salah satu program
yang senantiasa menjadi perhatian Joko Widodo. Ini terlihat sejak ia menjabat Wali Kota Solo
dan gubernur ibu kota. Masih
lekat diingatan kita, ketika menjadi gubernur pada 2013, Jokowi
melakukansidakkekantorPTSP
Jakarta Timur, dan kecewa ketika petugas yang bersangkutan
tidak berada di tempat sedang
staf lainnya bermain game di
komputernya.
Sebagai mantan pelaku usaha, Jokowi tentu paham dengan
multiplier efect dari reformasi perizinan, khususnya untuk
pelaku UMKM, yang jumlahnya mencapai 99 persen dari seluruhpelakuusahadiIndonesia.
Sebagaimana dikutip oleh
ekonom Gustav Papanek pada
bukunya he Economic Choices (2014), indeks multiplier efect
OLEH
Hari Kusdaryanto
Business Enabling
Environment Specialist 3URJUDP.LQHUMD86$,'
Indonesia adalah 1.85. Artinya,
bila ada income langsung atas
usaha sebesar 1 milyar misalnya, akan menghasilkan income
tidak langsung sebesar 850 juta.
Sejak 2007, seluruh daerah
sudah diwajibkan membentuk
pelayananterpadugunamemudahkanperizinanusaha(PTSP).
MelaluiPTSP,masyarakatcukup
datang di satu tempat untuk pe-
nyerahan berkas, pemrosesan
izin hingga penandatanganan.
Walaupun sudah sebagian
besar kabupaten/kota membentuk PTSP, nyatanya banyak
yang masih bersifat ‘abal abal’.
Ini ditunjukkan dengan masih sedikitnya kewenangan izin
yang dilimpahkan ke PTSP, atau
pemrosesan yang masih belum
satu pintu. Belum lagi pungutan
tidak resmi, yang sebagian besar
berbentuk ‘ucapan terima kasih’.
Survei LPEM-UI tahun 2013
yang berbasis persepsi pelaku
usaha mengonirmasi hal ini.
Ditemukan bahwa pelaku usaha mengeluhkan lama dan mahalnya mengurus surat pengantar dari RT/RW, Kelurahan,
hingga Kecamatan sebagai prasyarat mengurus izin usaha seperti SIUP dan TDP. Bila di PTSP
mengurus kedua izin tersebut
hanya perlu waktu tiga hari dan
gratis, mengurus surat pengantarnya bisa lebih dari dua minggu dan biaya mencapai jutaan
rupiah. Ironis sekali.
Sampaisaatini,belumadaada
aturan atau good practice yang
bisa mengatasi masalah ini. Di
beberapa daerah yang PTSP nya
sudah bagus pun, surat keterangan domisili dari RT sampai kecamatanmasihmenjadimomok.
Penyederhanaan
Hal kedua yang masih menjadi pekerjaan rumah setelah
terbentuknya PTSP dan dilimpahkan kewenangan adalah
masih banyaknya jumlah izin.
Di setiap daerah, jumlah izin
bisa mencapai ratusan jenis.
Walaupun sudah dilakukan
debirokratisasi perizinan, dengan membentuk lembaga PTSP,
banyaknyajumlahizinyangmasih diamanatkan oleh pelbagai
peraturan perundangan tentu
perlu upaya terobosan dan deregulasi. Di tengah absennya
Penerbit: 370HGLD)DMDU.RUDQ6,8331R6.0HQSHQ6,833$7JO0DUHW
Direktur Utama: H.M. Agus Salim Alwi Hamu;
Wakil Direktur Utama : H. Sahel Abdullah
Direktur: Faisal Syam
Wakil Direktur: Ardhi Syamsu, Ruslan Ramli, Uslimin, Ikhsan Dj
Pembina: Dahlan Iskan, Chairman: HM Alwi Hamu, Komisaris Utama: H. Syamsu Nur, Wakil Komisaris Utama: Ratna Dewi, Komisaris: Dorothea
6DPROD=XONLÁL*DQL2WWRK66LQDQVDUL(FLS
BPP Fajar Group: Sukriansyah S. Latief (Ketua), Hendri Nazaruddin ( Wakil Ketua), Sri Suhartini (Sekretaris), Mufti Hendrawan,(Anggota), Idris (Auditor).
Ombudsman: 6XZDUGL7KDKLU5LGZDQ-6LODPPD6+1D]LUXGGLQ3DVLJDL0XQMLQ6$V\ҋDUL,UZDQ=DLQXGGLQ
Manajer Iklan: Syaifuddin, Manajer Sirkulasi: M Yunus; Manajer Promosi: Marlin Syam, Manajer Customer Relationship: Yulhaidir Ibrahim, Manajer
Keuangan: Zoel Dirga Dinhi, Kepala SDM dan Legal; Ike Rahmawati, Manajer Produksi-XOLDQ$QJJD'ZLSXWUDManajer Umum: Fitriany Solong.
Alamat Redaksi / Tata Usaha-O8ULS6XPRKDUMR1R0DNDVVDUtelp (0411) 441441 KXQWLQJSirkulasi)D[Tata Usaha (0411)
Fax5HGDNVLKantor Perwakilan Iklan dan Sirkulasi: Basri (Makassar Barat-O%RWROHPSDQJDQ1R0DNDVVDUWHOS
Makmur (Makassar Selatan) -O'DQJNR1R0DNDVVDUWHOS+3+'DUZLVMakassar Utara)-O7LQXPEX1R0DNDVVDUWHOS
+DU\RQRMakassar Timur-O3HULQWLV.HPHUGHNDDQ.00DNDVVDU7HOS+3$PUXOODKMakassar Pusat) Jl
8ULS6XPRKDUMR1R0DNDVVDUWHOS+3+DULV(Bandara) *HGXQJ7HUPLQDO%DQGDUD,QWHUQDVLRQDO6XOWDQ+DVDQXGGLQ+3
Biro Daerah: Kaharuddin (Parepare) -O$QGL&DPPL1RWHOS+36\DPVXGGLQBone) Jl Langsat No
%RQH+3$VUL(Palopo-O-HQG6XGLUPDQ1R%WHOS+36LUDMXGGLQSengkang-O.+$VҋDG
1RWHOS+3$QGL)DMDU (Sidrap) -O-HQG6XGLUPDQ1R6LGUDS+3 Erwin (Bulukumba) Jl Bakti Adiguna
1R.DE%XOXNXPED7HOS$QGULDQ6Maros-O3RURV0DURV0DNDVVDU.PWHOS+35XGL+HUPDQV\DK
(Sinjai-O3HUVDWXDQ5D\D1R6LQMDLWHOS+3$VUL+DU\DGLGowa) Jl Sultan Hasanuddin No 100 A Sungguminasa,
WHOS+3 Sauki SH (Mamuju.RPS7R7DPED\DNR.DY-O5H0DUWDGLQDWD6LPERUR6XOEDU+3. Bank:%8.23,15&%1,6XGLUPDQ0DNDVVDU5&1R%1,*LUR1LWUR5&1R%1,.HED\RUDQ%DUX-DNDUWD5&
1R%DQN0DQGLUL*LUR3DQDNNXNDQJ1R5HN%5,.&3*UDKD3HQD0DNDVVDU5&1R
panduan penyederhanaan izin
dari pemerintah nasional, beberapa daerah, khususnya di
Sulawesi Selatan sudah bereksperimen untuk melakukan kajian guna menggabungkan atau
mengurangi jenis izin.
Pinrang, Barru, Sinjai, atau
Jeneponto adalah daerah yang
sudah melakukan penyederhanaan izin secara signiikan.
Lebih dari separuh izin di PTSP
digabung dan dikurangi. Mereka juga melakukan layanan izin
paket, sehingga beberapa izin
bisa sekaligus didapat.
Pelbagai inovasi yang dilakukan pemerintah seperti
Gebyar Perizinan Gratis di Sulsel atau terobosan penyederhanaan izin dan paralelisasi perlu terus dilakukan dan direplikasi di tingkat nasional. Ruh
pelayanan yang mudah dan
murah pada acara Gebyar kemarin seyogianya terus dibawa
dalam pelayanan sehari-hari.
Setidaknya ini yang diingatkan
oleh Wapres Jusuf Kalla saat videoconference saat pelaksanaan
Gebyar Perizinan Kamis lalu.
Harapan kita, performa Indonesia untuk iklim usaha yang
baik meningkat. Targetnya, posisi Indonesia pada ranking 114
untuk Studi Tahunan Bank DuniaDoingBusiness2015bisameningkat tahun depan, sehingga
kita bisa mengejar negara negara tetangga yang saat ini rangkingnya jauh di atas kita (Singapura -1, Malaysia – 18, hailand
- 26, Vietnam-78).
Jangan lupa, reformasi perizinan usaha akan membuat
pelaku UMKM yang jumlahnya jutaan, seperti Yulianti di
Makassar dan Khusnul Yaqqin
di Jeneponto, berpotensi untuk
berkembang. Pada gilirannya,
menciptakan banyak lapangan
kerja dan menggerakkan ekonomi lokal. ($)
J Dalam melaksanakan tugas jurnalistik, wartawan
Harian Fajar dibekali tanda
SHQJHQDO GDQ WLGDN GLSHUkenankan menerima mauSXQ PHPLQWD LPEDODQ GDUL
VLDSDSXQ GDODP EHQWXN
DSDSXQVHUWDGHQJDQDODVDQDSDSXQ
J 6HPXD SHQXOLV 2SLQL$UWLNHO VHUWD .RORP /HSDV
KHQGDNQ\DPHQFDQWXPNDQ
Nomor Rekening. Naskah
yang dikirim ke Redaksi
menjadi milik Harian Fajar,
karena itu naskah yang
sama tidak boleh dikirim
ke media lain. Semua isi
DUWLNHOWXOLVDQ \DQJ EHUDVDOGDULOXDUVHSHQXKQ\D
WDQJJXQJ MDZDE SHQXOLV
bersangkutan.
DESAIN: SURYA YAYA
SELASA, 12 MEI 2015
TAJUK
Menutup Celah Pecah Partai
P
artai Demokrat berusaha keras menutup celah agar
tidak terbelah seperti partai besar pendahulunya, Partai Golkar dan PPP. Kedua partai tersebut lebih dahulu kecolongan dan terus berkonlik hingga hari ini.
Fenomena tersebut mengemuka di arena Kongres ke-4 Partai
Demokrat yang dihelat di Kota Pahlawan Surabaya.
Sebagai partai yang pernah berkuasa 10 tahun, Partai Demokrat, terutama SBY paham betul bagaimana suasana batin
partai penguasa. Posisi Partai Demokrat yang dalam kondisi
tidak berpihak Ke mana-mana di antara dua poros kuat parlemen; Koalisi Indonesia Hebat yang pro pemerintah dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang beroposisi, menjadikan Partai
Demokrat lebih senang disebut sebagai partai penyeimbang,
kendati sempat berbagi kekuasaan dengan KMP dalam penentuan pimpinan MPR RI.
Dalam pertapaan status penyeimbang itu dalam separuh tahun terakhir, Partai Demokrat tampaknya juga memiliki agenda tersembunyi untuk mengambil peran lebih besar di pemerintahan Jokowi-JK, terutama menyambut rencana perombakan terbatas Kabinet Kerja. Langkah ke arah
itu antara lain pada upaya mendekatkan diri ke PDI Perjuangan dengan berharap khusus agar Megawati bersedia hadir di
arena kongres yang arahnya akan memilih kembali SBY sebagai ketua umum.
Atas argumen mendekatkan kembali konstituen PDIP
dan PD yang selama ini berjarak, SBY berharap undangannya dapat dipenuhi Megawati. Jika putri proklamator itu hadir, berarti untuk kesekian kalinya mereka bertemu dalam satu
panggung, namun tidak pernah terlihat akur sejak perhelatan
Pilpres 2004 yang mengharuskan keduanya bertarung habishabisan dan membuat Megawati kalah.
Keterjarakan antara PDI Perjuangan dan Partai Demokrat
sesungguhnya adalah ketidakakuran kedua pucuknya, antara Mega dan SBY. Dengan demikian, jika salah seorang di
antaranya menghendaki akur kembali, itu pertanda ada jalan terang terciptanya harmonisasi politik di Tanah Air. Harmonisasi hubungan Mega-SBY itu pula setidaknya mampu
menurunkan tensi konlik politik akhir-akhir ini sejak Golkar
dan PPP terpecah, juga mengurangi speed perlawanan kubu
oposisi di parlemen.
Di sisi lain, SBY tengah menghadapi friksi lain yang menghendaki dirinya tidak lagi bersedia mencalonkan diri sebagai
ketua umum. Penentangan tersebut dinilai potensial mengganggu mulusnya jalan Kongres yang akan memilih SBY memimpin kembali partai yang dibidaninya sejak pemilu 1999
lalu. Inilah yang sedang dimainkan SBY dan Partai Demokrat,
harmonis dengan partai lain terutama partai penguasa, dan
tetap kuat secara internal.
Pada ranah ini, kesediaan SBY untuk memimpin kembali Partai Demokrat, merupakan langkah ekstra hati-hati (prudent) menutup celah sekecil apapun agar partainya tetap utuh,
solid, dan terhindar dari perpecahan. Tidak boleh ada Partai
Demokrat selain Partai Demokrat-nya SBY. Dengan kata lain,
mendekati PDI Perjuangan berarti mengamankan adanya intervensi kekuasaan, sementara memenangkan kongres akan
meneruskan terpusatnya kontrol partai pada ketokohan SBY
saja, sehingga konsolidasi bisa lebih efektif di tengah kacaunya Partai Golkar dan PPP. (^^)
Jendela Langit
M.QASIM MATHAR
Akhlak dan Kekuasaan
D
i mana ada kekuasaan di situ ada wewenang dan
fasilitas. Di mana ada wewenang dan fasilitas di
situ ada kemudahan. Kekuasaan karena itu, ingin
dikuasai tanpa batas. Kekuasaan yang ada di tangan cenderung dipertahankan. Tidak mudah dilepas. Karena
itu, pemilik kekuasaan akan mempertahankan kekuasaannya.
Dengan apakah kekuasaan dipertahankan? Dengan segala
cara, termasuk cara yang melanggar hukum/aturan. Ada yang
cerdik, mengubah aturan yang membatasi kekuasaan dengan
membuat aturan baru yang tidak membatasinya lagi. Maka,
langgenglah kekuasaan itu.
Cara pandang yang lain melihat kekuasaan sebagai amanah untuk melakukan perubahan dari keadaan yang buruk
kepada keadaan yang baik dan lebih baik. Karena itu, kekuasaan dipakai agar hukum/aturan dipatuhi. Kepatuhan kepadanya akan membawa kepada keadaan yang baik dan lebih baik. Kekuasaan dalam cara pandang ini dipakai kepada
perwujudan kebaikan dan kesejahteraan dalam masyarakat.
Sedang kekuasaan pada cara pandang yang pertama, kebaikan dan kesejahteraan lebih utama pada mereka yang memegang kekuasaan.
Karena sifat kekuasaan yang demikian, kecenderungan
kuat mempertahankannya, maka kekuasaan memang harus
direbut. Merebut kekuasaan bisa secara konstitusional (karena hukum/aturan mengaturnya), bisa juga secara inkonstitusional (melawan hukum/aturan). Jadi, mempertahankan
kekuasaan, dan melanggengkannya, dengan mengubah hukum/aturan untuk pelanggengannya, pada hakikatnya adalah
“merebut kekuasaan secara inkonstitusional”.
Kedua hal di atas, bisa menjadi pengalaman bernegara pada
suatu masyarakat bangsa. Bisa juga menjadi pengalaman pada
lembaga yang lebih kecil dari negara, seperti: partai politik, perusahaan, perguruan tinggi dan lain-lain. Kekuasaan yang dipertahankan juga bertingkat-tingkat. Misalnya, presiden, ketua, kepala, direktur, rektor, dan sebagainya.
Mengubah atau, tepatnya, memanipulasi hukum/aturan
untuk melanggengkan kekuasaan merupakan akhlak yang
buruk. Sedang mematuhi hukum/aturan di dalam memegang kekuasaan merupakan akhlak yang baik.
Kekuasaan dan kecenderungan-kecenderungannya
berkisar pada pusaran akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Itulah yang biasa disaksikan di dalam pemilihan presiden,
pemilihan ketua partai politik, pemilihan kepala perusahaan,
pemilihan rektor, dan sebagainya. Para calon penguasa itu bermain di antara akhlak yang baik dan buruk, khususnya sikap
mereka memperlakukan hukum/aturan. (QM)
Menanti Suksesi Politikus Lokal
Tidak lama lagi pemilihan kepala daerah
dihelat di beberapa wilayah. Oleh karena
itu, dalam menghadapi pertarungan politik
di tingkat lokal ini para calon kepala daerah
telah melakukan pelbagai persiapan,
terutama mereka yang untuk pertama kali
maju dalam perhelatan demokrasi tersebut.
OLEH
S
ebagai sebuah arena
politik, maka sudah pasti kompetisi politik yang
berlangsung makin ketat di antara calon kepala daerah
mengingat posisi yang diperebutkan boleh dikata amat strategisdenganpertimbanganjabatan
publik itu sangat berpengaruh
dalam menentukan arah pembangunan daerah. Hanya saja,
salah satu wacana politik yang ramai didiskusikan belakangan ini
ternyata terkait dengan pencalonan elite politik dalam pilkada
yang diusung partai politik yang
tengah dirundung konflik politik internal partai.
Pasalnya, ada sebagian
orang berpendapat jika salah
satu kubu mendukung calon kepala daerah untuk maju dalam
pilkada sementara kubu lain
dari partai politik yang sama
justru tidak memberi legitimasi bagi calon tersebut sehingga
dikhawatirkan jangan sampai
sang calon itu terpilih sebagai
kepala daerah akan berimplikasi pada munculnya resistensi dari kubu lain. Tentu saja hal
ini berdampak pada terjadinya
konlik politik di antara sesama elite politik. Oleh karena itu
untuk mencegah dan paling tidak meminimalkan konlik internal partai politik, maka barangkali langkah yang perlu dilakukan yaitu kaum politikus
yang terlibat dalam pertikaian
politik hendaknya melakukan
rekonsiliasi politik. Kalau perlu
upaya ini bisa ditempuh dengan
cara mengundang pihak ketiga
dalam memediasi kelompok
yang bertikai dengan harapan
mereka memiliki kesamaan sikap dan pandangan dalam merekrut calon kepala daerah.
Ini penting, sebab tugas
dan tantangan kepala daerah
amatlah berat sehingga untuk
mengimplementasikanseluruh
agendaprogrampembangunan
tak hanya diperlukan hadirnya
dukungan luas semua elemen
masyarakat, tetapi kepala daerah harus pula memiliki kerja sama yang baik dan bersifat
sinergis dengan elite politik, termasuk di dalamnya para politikus dari kalangan internal partai politik pendukungnya. Selain itu, dalam merekrut calon
kepala daerah khususnya mereka yang maju lewat partai politik sebaiknya mengikuti proses pencalonan secara bertahap
dan transparan sesuai dengan
aturan parpol. Alasannya, calon
yang dijual ke publik dipandang
sebagai igur yang bukan cuma
memiliki integritas dan moralitas yang baik melainkan juga
telah dinilai punya kapasitas individuyangmumpunisertakaya
pengalaman. Entah itu dalam
kegiatan pemerintahan maupun setumpuk aktivitas kemasyarakatan lainnya.
Andi Haris
Dosen Sosiologi Politik
Universitas Hasanuddin
Lagi pula, tuntutan dan kepentingan rakyat di daerah dari
waktu ke waktu makin kompleks.
Untuk memberdayakan seluruh
potensi yang ada hanya bisa terealisasi jika disokong kerja keras
dan komitmen moral yang kuat
seorang kepala daerah dalam
mengelola dengan baik semua
potensi dan sumber daya daerah. Sebaliknya, kepala daerah
yang senantiasa memiliki pola
pemikiran yang pragmatis, plinplan, hipokrit, hedonistik (hanya
mengutamakan/mengejar kepentingan pribadi) serta berpikir
lokalit. Sikap dan perilaku politik
ini menjadikan keinginan untuk
meningkatkantarafhidupdankesejahteraan rakyat hanya sebatas
isapan jempol.
Itu pula sebabnya, perlunya calon kepala daerah dituntut
menempuh suatu proses politik
sangat kompetitif, terbuka, dan
demokratis dengan tujuan agar
kepala daerah terpilih memang
dianggapmemilikitingkatakseptabilitas dan kepercayaan publik
yang tinggi. Ini penting mengingat rumitnya persoalan yang dihadapi kepaladaerahdalamupaya
untukmemenejkegiatanpemerintahan daerah yang sasarannya
diorientasikan pada percepatan
pencapaian tujuan pembangunan di daerah. Selain itu, pilkada sepertinya merupakan sebuah agenda demokrasi bagi setiap warga negara dalam rangka
mengukuhkan elite politik lokal
atau mungkin melakukan suksesi dalam artian terjadinya pergantian kepemimpinan politik
di daerah.
Tidak hanya sampai di situ,
rakyat pun dapat memanfaatkan momen pilkada untuk
mengekspresikan hak politik
mereka dalam bentuk pemberian suara guna memilih pejabat publik yang dipandangnya
sangat kompeten dan kredibel untuk membangun daerah dengan segala infrastruktur yang ada. Sebagai catatan
pula patut dipahami kalau masalah sirkulasi elite politik lokal
boleh dibilang merupakan hal
yang biasa karena proses pergantian kepemimpinan bersifat alamiah. Untuk itu, soal kalah menang dalam suatu kontestasi politik semacam pilkada merupakan hal yang tidak
dapat dihindari. Oleh karena
itu, setiap calon yang ikut berlaga dalam pesta demokrasi
ini sepatutnya memiliki sikap
dan perilaku politik yang terbuka serta bersedia menerima segala risiko yang bakal muncul
selama proses politik berlangsung dalam suasana demokratis, kondusif, tertib, dan damai
dengan tetap mengedepankan
rasa sportivitas untuk mengikuti
seluruh aturan main yang ada.
Adapun mengenai peran
partai politik dalam konteks
pilkada yang mana lembaga ini
bukan cuma berfungsi dalam
mengartikulasi serta mengaggregasikepentinganpolitikrakyat tapi institusi ini sebaiknya
memainkan peran pula sebagai mesin politik dalam membentuk pemerintahan. Bahkan
menurut pandangan Maurice
Duverger, salah satu pakar sosiologi politik yang menyebut
bahwa tak ada Negara modern
tanpa partai politik. Bagi Duverger, keberadaan partai politik yang merangkum berbagai
kelompok kecil masyarakat
akan tersebar kesejumlah tempat dalam suatu negara baik itu
berupa kaukus, cabang partai
maupun asosiasi lokal pendukung partai.
Eksistensi parpol dalam
pilkada jelas dianggap berada dalam posisi sentral karena bagaimanapun partai politik merupakan pintu yang dilewati para calon kepala daerah
dalam bertarung di pentas politik lokal. Apalagi, partai politik
dengan segala organisasi massa pendukungnya dapat dijadikan wahana bagi setiap calon
untuk menjaring suara pemilih sebanyak mungkin. Ini logis,
sebab partai politik merupakan lembaga politik yang terorganisir serta didukung setumpuk kader yang berasal dari beragam latar belakang status sosial ekonomi sehingga para kader partai pun mampu mendongkraksuarakonstituendalambatas
maksimal dengan cara melakukan pendidikan politik dan sekaligus mempromosikan program
politik calon yang nantinya akan
direalisasikan apabila sang calon
terpilih sebagai pejabat publik.
($). SARAN DAN KRITIK: [email protected]
Reformasi Perizinan Usaha di Indonesia
Yulianti, pemilik Ridho Collection
asal Kota Makassar tersenyum sumringah.
Setelah tujuh tahun merintis usaha
konveksinya, baru Kamis, 7 Mei lalu
ia memperoleh izin usaha.
T
idaktanggungtanggung,
Julianti mendapatkan
tiga jenis izin usaha
sekaligus secara gratis
dari kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota
Makassar. Ketika ditemui penulis usai memperoleh izin, pengusaha kecil yang memiliki lima
karyawan ini membisikkan rencananya.
“Dengan izin ini, saya akan
ikut tender pengadaan seragam
karyawan,” ujarnya sambil menyebut nama salah satu pabrik
cokelat terbesar di Sulawesi Selatan. Pengalaman mendapat
izin usaha secara gratis juga disampaikan Khusnul Yaqqin, pemilik Toko Roti Tumanurung di
Jeneponto.
Sejak dua tahun lalu, sebuah
supermarket besar di daerahnya sudah memintanya untuk
memasok roti buatannya. Apa
daya, ketiadaan izin usaha dan
izin kesehatan menghalanginya
untukmemanfaatkankesempatan tersebut.
“Alhamdulillah, mulai minggu depan saya sudah akan
memulai kirim,“ ujar lelaki murah senyum asal Jombang Jawa
Timur ini.
Izin usaha gratis yang diperoleh kedua pelaku usaha kecil
di atas merupakan bagian dari
total 42 ribu izin yang dikeluarkanserentakoleh24kabupaten/
kota se-Sulawesi Selatan. Memang, pada hari Kamis tersebut,
Pemimpin Umum: H.M. Agus Salim Alwi Hamu
Wakil Pemimpin Umum: H. Sahel Abdullah
Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab: Uslimin
Wakil Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab Harian: Fadil Sunarya
Koordinator Kompartemen: Arsyad Hakim, Dian Hendiyanto, Aswad Syam
Koordinator FMC Jakarta: Muhammad Ilham
Manajer Online: Muhammad Yusuf Said
Manajer Litbang: Erniwati
Sekretaris Redaksi: Hajeriah
Dewan Redaksi: H.M. Alwi Hamu, H. Syamsu Nur, Sukriansyah S. Latief, Nur Alim Djalil, Muhammad Yusuf AR, Faisal Syam, Ike
5DKPDZDWL6XZDUGL7KDKLU,VKDN1JHOMDUDWDQ$LGLU$PLQ'DXG06.DUWRQR=XONLÁL*DQL2WWRK6LODKXGGLQ*HQGD)DFKUXGGLQ3DODSD
Buyung Maksum, Akbar Hamdan, Sunarti Sain, Mahdar Tayyong, Mustafa Kufung, A. Anita Amier, Syaikhan Azzuhri Rumra.
Staf Redaksi$OLHI6DSSHZDOL$QJJL68JDUW$VZDG6\DP$PUXOODK%*DQL%DVUL'LDQ0XKWDGLDK+DPVDK+DULIXGGLQ,PDP']XONLÁL
Kasman, Rosmini Hamid, Reporter$PLUXGGLQ01DVUXQ1XU5DPDK3UDHVND5DVLG6\DULID$LGDFotografer: Irfan, Tawakkal, Jumain
Sulaiman, Nurhadi Sasu. Wartawan Daerah: Eka Nugraha (Gowa), Takdir Ridwan (Bantaeng-Bulukumba-Sinjai-Selayar), Hendra
Wijaya (Bone), Asriadi (Soppeng), Irwan Kahir (Wajo), Arini N. Fajar (Maros), Syahrul Fahmi (Pangkep), Markasa Rani (Parepare)
Edy Basri (Sidrap-Enrekang)UHGHULFK6XVHOLVXToraja-Toraja Utara), Syahruddin Syah (Luwu Utara-Luwu Timur), Dany Marzuki
(Mamuju-Mamuju Tengah-Mamuju Utara). Kepala Penelitian dan Pengembangan: Mukhlis Amans Hadi. Kepala Fajar Online:
Asri Amir, Staf Fajar Online:'ZL\DQL3ULKDWLQ=DLQXGGLQ6DOHKDManajer Desain dan Pracetak: -XOLDQ$QJJD'ZLSXWUD. Pracetak:
Asjar. Biro Jakarta: Muhammad Arman. Redaksi ( 0411) 441441 e-mail: [email protected], UHGDNVL#IDMDUFRLGRSLQLIDMDU#JPDLOFRP
Percetakan: 37)$-$5*5$),.$-O8ULS6XPRKDUMR1R0DNDVVDU Perwakilan Jakarta: H Sahel Abdullah,- JL. Kebayoran Lama
3DO9,,1R7HOS)D[Perwakilan Surabaya: 0RK$OL,PDP+DZL*HGXQJ%XPL0DQGLUL7RZHUOW
UXDQJ-O%DVXNL5DKPDW1R7HOS)D[Perwakilan Sulbar: Sauki, JL . RE Martadinata Ruko
727DPED\RND.$91R0DPXMXHarga Langganan : 5SEXODQHFHUDQGDODPNRWDHNVDPSODU'DHUDK
lain disesuaikan ongkos kirim. Tarif Iklan: 8PXP%ODFN:KLWH%:5SPPNRORP:DUQD)XOO&RORXU)&5SPPNRORP
ada hajatan besar di bumi Anging Mamiri. Di bawah koordinasi pemerintah provinsi, bekerja
sama dengan Progam Kinerja USAID dan Asia Foundataion,
seluruh kantor PTSP memberikan layanan gratis satu hari untuk izin-izin usaha dasar yakni Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan Izin
Gangguan (HO).
Program Pemerintah
Reformasi rezim perizinan
merupakan salah satu program
yang senantiasa menjadi perhatian Joko Widodo. Ini terlihat sejak ia menjabat Wali Kota Solo
dan gubernur ibu kota. Masih
lekat diingatan kita, ketika menjadi gubernur pada 2013, Jokowi
melakukansidakkekantorPTSP
Jakarta Timur, dan kecewa ketika petugas yang bersangkutan
tidak berada di tempat sedang
staf lainnya bermain game di
komputernya.
Sebagai mantan pelaku usaha, Jokowi tentu paham dengan
multiplier efect dari reformasi perizinan, khususnya untuk
pelaku UMKM, yang jumlahnya mencapai 99 persen dari seluruhpelakuusahadiIndonesia.
Sebagaimana dikutip oleh
ekonom Gustav Papanek pada
bukunya he Economic Choices (2014), indeks multiplier efect
OLEH
Hari Kusdaryanto
Business Enabling
Environment Specialist 3URJUDP.LQHUMD86$,'
Indonesia adalah 1.85. Artinya,
bila ada income langsung atas
usaha sebesar 1 milyar misalnya, akan menghasilkan income
tidak langsung sebesar 850 juta.
Sejak 2007, seluruh daerah
sudah diwajibkan membentuk
pelayananterpadugunamemudahkanperizinanusaha(PTSP).
MelaluiPTSP,masyarakatcukup
datang di satu tempat untuk pe-
nyerahan berkas, pemrosesan
izin hingga penandatanganan.
Walaupun sudah sebagian
besar kabupaten/kota membentuk PTSP, nyatanya banyak
yang masih bersifat ‘abal abal’.
Ini ditunjukkan dengan masih sedikitnya kewenangan izin
yang dilimpahkan ke PTSP, atau
pemrosesan yang masih belum
satu pintu. Belum lagi pungutan
tidak resmi, yang sebagian besar
berbentuk ‘ucapan terima kasih’.
Survei LPEM-UI tahun 2013
yang berbasis persepsi pelaku
usaha mengonirmasi hal ini.
Ditemukan bahwa pelaku usaha mengeluhkan lama dan mahalnya mengurus surat pengantar dari RT/RW, Kelurahan,
hingga Kecamatan sebagai prasyarat mengurus izin usaha seperti SIUP dan TDP. Bila di PTSP
mengurus kedua izin tersebut
hanya perlu waktu tiga hari dan
gratis, mengurus surat pengantarnya bisa lebih dari dua minggu dan biaya mencapai jutaan
rupiah. Ironis sekali.
Sampaisaatini,belumadaada
aturan atau good practice yang
bisa mengatasi masalah ini. Di
beberapa daerah yang PTSP nya
sudah bagus pun, surat keterangan domisili dari RT sampai kecamatanmasihmenjadimomok.
Penyederhanaan
Hal kedua yang masih menjadi pekerjaan rumah setelah
terbentuknya PTSP dan dilimpahkan kewenangan adalah
masih banyaknya jumlah izin.
Di setiap daerah, jumlah izin
bisa mencapai ratusan jenis.
Walaupun sudah dilakukan
debirokratisasi perizinan, dengan membentuk lembaga PTSP,
banyaknyajumlahizinyangmasih diamanatkan oleh pelbagai
peraturan perundangan tentu
perlu upaya terobosan dan deregulasi. Di tengah absennya
Penerbit: 370HGLD)DMDU.RUDQ6,8331R6.0HQSHQ6,833$7JO0DUHW
Direktur Utama: H.M. Agus Salim Alwi Hamu;
Wakil Direktur Utama : H. Sahel Abdullah
Direktur: Faisal Syam
Wakil Direktur: Ardhi Syamsu, Ruslan Ramli, Uslimin, Ikhsan Dj
Pembina: Dahlan Iskan, Chairman: HM Alwi Hamu, Komisaris Utama: H. Syamsu Nur, Wakil Komisaris Utama: Ratna Dewi, Komisaris: Dorothea
6DPROD=XONLÁL*DQL2WWRK66LQDQVDUL(FLS
BPP Fajar Group: Sukriansyah S. Latief (Ketua), Hendri Nazaruddin ( Wakil Ketua), Sri Suhartini (Sekretaris), Mufti Hendrawan,(Anggota), Idris (Auditor).
Ombudsman: 6XZDUGL7KDKLU5LGZDQ-6LODPPD6+1D]LUXGGLQ3DVLJDL0XQMLQ6$V\ҋDUL,UZDQ=DLQXGGLQ
Manajer Iklan: Syaifuddin, Manajer Sirkulasi: M Yunus; Manajer Promosi: Marlin Syam, Manajer Customer Relationship: Yulhaidir Ibrahim, Manajer
Keuangan: Zoel Dirga Dinhi, Kepala SDM dan Legal; Ike Rahmawati, Manajer Produksi-XOLDQ$QJJD'ZLSXWUDManajer Umum: Fitriany Solong.
Alamat Redaksi / Tata Usaha-O8ULS6XPRKDUMR1R0DNDVVDUtelp (0411) 441441 KXQWLQJSirkulasi)D[Tata Usaha (0411)
Fax5HGDNVLKantor Perwakilan Iklan dan Sirkulasi: Basri (Makassar Barat-O%RWROHPSDQJDQ1R0DNDVVDUWHOS
Makmur (Makassar Selatan) -O'DQJNR1R0DNDVVDUWHOS+3+'DUZLVMakassar Utara)-O7LQXPEX1R0DNDVVDUWHOS
+DU\RQRMakassar Timur-O3HULQWLV.HPHUGHNDDQ.00DNDVVDU7HOS+3$PUXOODKMakassar Pusat) Jl
8ULS6XPRKDUMR1R0DNDVVDUWHOS+3+DULV(Bandara) *HGXQJ7HUPLQDO%DQGDUD,QWHUQDVLRQDO6XOWDQ+DVDQXGGLQ+3
Biro Daerah: Kaharuddin (Parepare) -O$QGL&DPPL1RWHOS+36\DPVXGGLQBone) Jl Langsat No
%RQH+3$VUL(Palopo-O-HQG6XGLUPDQ1R%WHOS+36LUDMXGGLQSengkang-O.+$VҋDG
1RWHOS+3$QGL)DMDU (Sidrap) -O-HQG6XGLUPDQ1R6LGUDS+3 Erwin (Bulukumba) Jl Bakti Adiguna
1R.DE%XOXNXPED7HOS$QGULDQ6Maros-O3RURV0DURV0DNDVVDU.PWHOS+35XGL+HUPDQV\DK
(Sinjai-O3HUVDWXDQ5D\D1R6LQMDLWHOS+3$VUL+DU\DGLGowa) Jl Sultan Hasanuddin No 100 A Sungguminasa,
WHOS+3 Sauki SH (Mamuju.RPS7R7DPED\DNR.DY-O5H0DUWDGLQDWD6LPERUR6XOEDU+3. Bank:%8.23,15&%1,6XGLUPDQ0DNDVVDU5&1R%1,*LUR1LWUR5&1R%1,.HED\RUDQ%DUX-DNDUWD5&
1R%DQN0DQGLUL*LUR3DQDNNXNDQJ1R5HN%5,.&3*UDKD3HQD0DNDVVDU5&1R
panduan penyederhanaan izin
dari pemerintah nasional, beberapa daerah, khususnya di
Sulawesi Selatan sudah bereksperimen untuk melakukan kajian guna menggabungkan atau
mengurangi jenis izin.
Pinrang, Barru, Sinjai, atau
Jeneponto adalah daerah yang
sudah melakukan penyederhanaan izin secara signiikan.
Lebih dari separuh izin di PTSP
digabung dan dikurangi. Mereka juga melakukan layanan izin
paket, sehingga beberapa izin
bisa sekaligus didapat.
Pelbagai inovasi yang dilakukan pemerintah seperti
Gebyar Perizinan Gratis di Sulsel atau terobosan penyederhanaan izin dan paralelisasi perlu terus dilakukan dan direplikasi di tingkat nasional. Ruh
pelayanan yang mudah dan
murah pada acara Gebyar kemarin seyogianya terus dibawa
dalam pelayanan sehari-hari.
Setidaknya ini yang diingatkan
oleh Wapres Jusuf Kalla saat videoconference saat pelaksanaan
Gebyar Perizinan Kamis lalu.
Harapan kita, performa Indonesia untuk iklim usaha yang
baik meningkat. Targetnya, posisi Indonesia pada ranking 114
untuk Studi Tahunan Bank DuniaDoingBusiness2015bisameningkat tahun depan, sehingga
kita bisa mengejar negara negara tetangga yang saat ini rangkingnya jauh di atas kita (Singapura -1, Malaysia – 18, hailand
- 26, Vietnam-78).
Jangan lupa, reformasi perizinan usaha akan membuat
pelaku UMKM yang jumlahnya jutaan, seperti Yulianti di
Makassar dan Khusnul Yaqqin
di Jeneponto, berpotensi untuk
berkembang. Pada gilirannya,
menciptakan banyak lapangan
kerja dan menggerakkan ekonomi lokal. ($)
J Dalam melaksanakan tugas jurnalistik, wartawan
Harian Fajar dibekali tanda
SHQJHQDO GDQ WLGDN GLSHUkenankan menerima mauSXQ PHPLQWD LPEDODQ GDUL
VLDSDSXQ GDODP EHQWXN
DSDSXQVHUWDGHQJDQDODVDQDSDSXQ
J 6HPXD SHQXOLV 2SLQL$UWLNHO VHUWD .RORP /HSDV
KHQGDNQ\DPHQFDQWXPNDQ
Nomor Rekening. Naskah
yang dikirim ke Redaksi
menjadi milik Harian Fajar,
karena itu naskah yang
sama tidak boleh dikirim
ke media lain. Semua isi
DUWLNHOWXOLVDQ \DQJ EHUDVDOGDULOXDUVHSHQXKQ\D
WDQJJXQJ MDZDE SHQXOLV
bersangkutan.
DESAIN: SURYA YAYA