460 mendorong munculnya wirausaha baru 97

Mendorong Munculnya Wirausaha Baru
Written by Artikel
Thursday, 21 October 2010 09:50 -

SEKTOR usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus diakui merupakan penopang utama
perekonomian Indonesia. Tidak dilihat dari besarnya nilai aset yang berputar, tapi dilihat dari
besarnya jumlah pelaku UMKM. Banyaknya pelaku UMKM yang mencapai 99% dari total
52,769 juta pelaku usaha di Indonesia inilah yang berhasil mengeluarkan bangsa ini dari krisis
ekonomi yang terus mendera sejak 1998.
Roda perekonomian terus berputar karena UMKM hanya membutuhkan aset paling besar
hanya RplO miliar. Bahkan usaha mikro aset maksimalnya cukup Rp50 juta hingga usahanya
bisa terus bergerak walau tertimpa krisis.
Namun, Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengakui sektor UMKM bukannya tanpa
masalah. Pada usaha mikro, misalnya, masalah utama adalah rendahnya pendapatan yang
rata-rata hanya mencapai Rp885 ribu per bulan. Masalah lainnya adalah terbatasnya kapasitas
usaha mikro untuk mengakses permodalan, informasi, teknologi, dan pasar, serta faktor
produksi lainnya. Hal ini terbukti sebagian besar modal dari usaha mikro, sekitar 68,97%, masih
bersumber dari pemilik modal.
"Masalah lain adalah lokasi usaha yang tidak pasti, sering berpindah. Ini yang menyebabkan
perbankan sulit membantu permodalan. Termasuk legalitas usaha yang tidak memadai dan
lemahnya kompetensi kewirausahaan," kata Syarief di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, sektor UKM juga menghadapi masalah yang hampir serupa. Di
antaranyarendahnya akses terhadap sumber daya produktif seperti modal, bahan baku,
keterampilan, informasi, teknologi, dan pasar.
Bahkan di antara sektor UKM hanya 35% yang mampu mengakses kredit perbankan.
Selain itu, pelaku UKM dihadapkan pada rendahnya kualitas sumber daya manusia, baik dari
sisi pendidikan, keterampilan, kompetensi, maupun kewirausahaan. Dari puluhan juta pelaku
UKM, hanya 2,7% yang pernah mendapatkan pelatihan usaha. "Tapi itu justru tantangannya,"
cetus Syarief.
Dia menjelaskan, pengembangan UMKM harus lintas sektor dan perlu perencanaan yang
sistemis. Karenanya, Kementerian Koperasi dan UKM bertekad memperluas basis dan
kesempatan berusaha, serta menumbuhkan wirausaha baru. Hal itu harus dilakukan untuk
mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor, dan penciptaan lapangan kerja.
"Harus mengembangkan UMKM yang semakin berdaya saing, khususnya untuk me-menuhi
kebutuhan masyarakat banyak," tegas Syarief.
Kementerian Koperasi dan UKM pun melakukan berbagai program pengembangan
kewirausahaan. Di antaranya adalah pengembangan sistem insentif bagi wirausaha baru dan
memacu pengembangan UKM berbasis teknologi.

1/2


Mendorong Munculnya Wirausaha Baru
Written by Artikel
Thursday, 21 October 2010 09:50 -

Kementerian juga berupaya meningkatkan kesadaran perlunya perlindungan hak kekayaan
intelektual (HKI) milik UKM. Kementerian juga memfasilitasi dan memberikan dukungan serta
kemudahan untuk pengembangan kemitraan investasi antar-UKM, dan fasilitasi kemudahan
untuk pengembangan jaringan produksi dan distribusi.
"Juga diberikan kemudahan terhadap upaya peningkatan kualitas pengusaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk wanita pengusaha, untuk menjadi wirausaha tangguh yang memiliki
semangat koperatif," ungkap Syarief.
Jumlah koperasi
Pada bagian lain, Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Untung Tri
Basuki menyebutkan pemerintah merencanakan pertambahan jumlah koperasi hingga 2014
sebanyak 5% per tahun dari saat ini 170.000 unit melalui gerakan Masyarakat Sadar Koperasi
(Gemaskop).
Pihaknya menargetkan koperasi yang benar-benar aktif mencapai 85%. Adapun saat ini jumlah
koperasi yang aktif tercatat baru 60%.
Visi yang dikedepankan Kementerian Koperasi dan UKM dalam program Gemaskop adalah
menjadikan lembaga koperasi yang tepercaya, kompetitif, efisien, dan profesional.

Salah satu strategi pencapaian target itu melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia
dan kualitas manajemen, penguatan usaha dan modal, dukungan teknologi industri, produksi
dan pengolahan, serta dorongan kemitraan sesama jejaring usaha.
Selain itu, koperasi harus berpegang pada prinsip-prinsip dasar perkoperasian Indonesia.
Untung menyebutkan, misi dari Gemaskop adalah mengembangkan organisasidengan
manajemen profesional, mengembangkan sumber daya manusia pengelola, dan melakukan
perkuatan struktur permodalan internal maupun dari luar koperasi.
Kementerian jugatmenjembatani kerja sama pengadaan produk dari sesama anggota dan
membangun jaringan kerja sama secara lokal, domestik, maupun global.
Sumber : Media Indonesia

2/2