110932 AKJ 23 Februari 2005 Budaya Imlek dan Integrasi Bangsa

NASKAH APA KABAR JOGJA
No Kaset :
Judul
: Budaya Imlek dan Integrasi bangsa
Lokasi
: Pasca Sarjana UGM
Reporter & Camerawan : Ikki
Tanggal Liputan
: 23 Februari 2005

ACC

Redaktur

Narator

Editor

Helmi

Tahun baru imlek yang baru saja diperingati dan dianggap sebagai hari Raya tradisional Tionghoa

ternyata mempunyai sejarah penanggalan yang cukup panjang// Sejarah imlek mulai diketahui sejak kurang
lebih 2600 tahun sebelum masehi// pada saat itu penanggalan yang digunakan adalah penaggalan Kong Hu
Chu yang didasarkan pada peredaran bulan// Pada awalnya/ imlek atau Sin Cia adalah sebuah perayaan yang
dilakukan oleh para petani yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama awal tahun baru//
Perayaan tersebut terkait dengan pesta para petani untuk menyambut datangnya musim semi// Intinya adalah
sebuah usaha ucap syukur atas rejeki dan limpahan karunia yang dilimpahkan oleh sang Pencipta// Perayaan
Cap Go Meh dan imlek yang begitu meriah dirayakan di berbagai belahan dunia// Malaysia/ Hongkong/ dan
negara-negara lainnya ikut merayakan tahun baru Cina// Demikian beberapa point penting yang diungkapkan
oleh para pembicara dalam Dialog Budaya Imlek dan Integrasi Bangsa/ yang berlangsung pagi hingga siang
tadi di Gedung Pasca sarjana UGM// pembicara yang hadir antara lain Sidig W/ seorang maestro Cina/ Hari
Purwanto/ seorang pakar mandarin/ dan budayawan Emha Ainun Najib// Sebelum acara ini dimulai/ para
peserta dan hadirin yang berjumlah 100 orang lebih tersebut bersama-sama memanjatkan doa untuk melepas
kepergian budayawan senior/ Kuntowijoyo// Dalam acara yang dilakukan atas kerjasama PITI dan CRCS ini/
berlangsung dengan cukup meriah dan santai// para peserta tampak menikmati kata demi kata yang
diungkapkan oleh Emha Ainun Najib/ khususnya mengenai perayaan Imlek yang berlangsung meriah di
penjuru Negara manapun//

==========Emha Ainun Najib (Budayawan)==============
……..cari “ di Malaysia Imlek dirayakan meriah mengalahkan hijriah…bahkan di jogja semuanya
warna merah…”

Lebih lanjut lagi Emha Ainun Najib menyatakan bahwa keberadaan etnis Tionghoa di Indonesia seharusnya
mendapat dukungan// Karena hasil budaya Cina hingga saat ini masih menjadi bagian dalam kehidupan
integritas bangsa// Tidak selayaknya jika kita menempatkan entis Tionghoa dalam urutan terakhir setiap
kebijakan// Meeka juga manusia yang tetap menjadi bagian dalam keseharian/ bahkan memperkaya khasanah
budaya bangsa Indonesia// Ikki melaporkan untuk Apa Kabar Jogja/RBTV//