Makalah Strategi Belajar Mengajar (Umpan Balik atau Feedback)

Makalah Strategi Belajar Mengajar (Umpan Balik atau Feedback)
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu realita sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi kegiatan belajarmengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar peserta didik belum
belajar sampai pada tingkat pemahaman. peserta didik baru mampu mempelajari fakta,
konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka
belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah
sehari-hari yang kontekstual. Ini terjadi karena, guru belum optimal memberdayakan tambang
emas potensi masing-masing peserta didik yang sering kali tersembunyi.
Kalau masalah ini dibiarkan dan berlanjut terus, lulusan sebagai generasi penerus
bangsa akan sulit bersaing dengan lulusan dari negara-negara lain. Lulusan yang diperlukan
tidak sekedar yang mampu mengingat dan memahami informasi tetapi juga yang mampu
menerapkannya secara kontekstual melalui beragam kompetensi. Inti dari paparan materi ini
adalah untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara optimal sesuai dengan potensi
dan kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah dan tuntutan kehidupan di masa depan.
Informasi yang disajikan diharapkan dapat membantu mengembangkan gagasan tentang
penyediaan strategi mengajar yang mengacu pada pencapaian kompetensi individual masingmasing peserta didik. Kegiatan Belajar-Mengajar adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan kegiatan pendidikan di
dalam lingkungan sekolah dengan kegiatan pendidikanyang dilakukan di luar lingkungan
sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta didik.
Pada permasalahan ini ada salah satu teknik yang mendukung yaitu umpan balik yang

mana umpan balik ini akan kami bahas, pengertian umpan balik, bagaimana teknik-teknik
mendapatkan umpan balik, diantaranya dengan memancing apersepsi peserta didik,
memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel, dan menggunakan metode yang bervariasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Umpan Balik
Yang dimaksud umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau
alat ukur lainya kepada peserta didik untuk memperbaiki atau pencapaian hasil belajarnya.
Termasuk dalam “alat ukur lainnya” itu adalah pekerjaan rumah (PR) dan pertanyaan yang
diajukan guru dalam kelas. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa umpan balik berkaitan
erat dengan kegiatan belajar mengajar terdahulu yang dievaluasi dengan suatu alat evaluasi.
Hasil evaluasi ini memberikan informasi mengenai sejauh mana penguasaan peserta didik
terhadap materi yang disajikan dalam proses atau kegiatan belajar mengajar.1
Kondisi atau keadaan peserta didik maupun situasi pengajaran menentukan
keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar peserta didik. Berikut ini
beberapa ketentuan mengenai umpan balik


1.

Umpan balik tidak mempermudah belajar jika:

a.

Peserta didik sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas
soal itu (misalnya “nyontek” jawaban yang benar dari temannya tanpa mengolah soal itu
dengan pemikirannya sendiri).

b.

Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti, sehingga peserta didik umumnya
hanya menebak jawaban soal-soal yang diberikan.

2.

Umpan balik membantu dan mempermudah belajar, apabila dipenuhi syarat-syarat berikut
ini:


a.

Mengkonfirmasikan

jawaban-jawaban

benar

yang

diberikan

peserta

didik

dan

menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti materi belajar yang disajikan.
b.


Mengidentifikasikan kesalahan dan memperbaikinya atau menyuruh peserta didik
memperbaiki sendiri.2
Manfaat umpan balik menurut Daniel Muijs & David Reinold di dalam buku Strategi &
Metode Pembelajaran Zaenal Mustakim adalah sebagai berikut:

1.

Tanya jawab memungkinkan guru untuk memeriksa pemahaman peserta didik tentang
pelajaranya.

2.

Tanya jawab memungkinkan peserta didik untuk mempraktikan dan menguasai topik yang
diajarkan sebelum mereka pindah ke topik berikutnya.
1 Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011),
hlm 188-189
2 Ibid., hlm 189

3.


Menjawab pertanyaan memungkinkan peserta didik mengklarifikasi pemikiran dan
pemahaman mereka tentang konsep yang diajarkan.3

B.

Tujuan Umpan Balik
Pengajar perlu mengetahui sejauh mana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti
oleh peserta didik, karena dari sinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan bahan
pembelajaran bearikutnya. Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik bertujuan
mencari informasi sampai dimana peserta didik mengerti dan faham tentang bahan yang
talah dibahas. Selain itu peserta didik juga diberi kesempatan untuk memeriksa sampai
dimana mereka mengerti bahan tersebut, sehingga mereka dapat melengkapi pengertianpengertian yang belum lengkap.
Pelajaran selanjutnya tidak mungkin diberikan jika guru tidak tahu secara pasti hasil
pelajaran sebelumnya. Guru dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:

1.

Lewat kesan yang diperoleh selama jam pelajaran itu sendiri;


2.

Lewat informasi sederhana dari pihak murid melalui pertanyaan-pertanyaan lisan yang
diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran;

3.

Lewat informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh melalui ujian singkat;

4.

Mempelajari hasil tentamen atau ujian yang diadakan pada akhir kursus (di sini murid
dinilai).
Setiap umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya, oleh karena itu
jelas, bahwa umpan balik tidak hanya perlu bagi guru, tetapi juga bagi peserta didik.4

C.

Fungsi Umpan Balik
Umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, yaitu fungsi informasional, fungsi

motivasional, dan fungsi komunikasional.

1.

Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian pencapaian atau hasil belajar siswa dikoreksi menurut kriteria
tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dengan hasil tes tersebut, maka didapatkan
tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi yang telah diterima dalam kegiatan belajar
mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau
perbaikan.

3 Ibid., hlm 192
4 Ibid., hlm 191-192

2.

Fungsi Motivasional
Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang siswa, terutama agar
siswa senang dan bergairah dalam belajar. Dengan motivasi, diharapkan siswa tergerak
hatinya untuk belajar bersama-sama. Dalam kaitan dengan fungsi motivasional, umpan balik

dapat berpengaruh secara negatif kepada siswa disamping pengaruh positif. Dampak positif
negatif ini dapat dicontohkan pada pengumuman hasil evaluasi melalui papan pengumuman.
Dampak mana yang dialami seorang siswa tergantung pada keterbukaan siswa terhadap cara
umpan balik seperti itu. Agar dapat diperoleh dampak positif, situasi yang memungkinkan
keterbukaan siswa menerima cara umpan balik melalui papan pengumuman itu perlu
dipersiapkan.

3.

Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan
hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau
perbaikannya. Dengan demikian melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya,
dan dapat bereaksi terhadap hasil umpan balik tersebut baik sendiri maupun bersama guru.5

D.

Teknik Mendapatkan Umpan Balik
Dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan akhir yang harus dicapai guru yaitu bagaimana
agar anak didik dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Untuk sampai

kesana bukan merupakan hal gampang, karena hal ini akan berbalik lagi pada masalah
bagaimana umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pengajaran berlangsung.
Umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pelajaran berlangsung ternyata
bermacam-macam, tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru. Rangsangan yang
diberikan guru bermacam-macam dengan tanggapan yang bermacam-macam pula dari anak
didik. Rangsangan guru dalam bentuk Tanya, maka tanggapan anak didik dalam bentuk
jawab. Lahirlah interaksi melalui tanya jawab antara guru dengan murid. Sebaliknya,
rangsangan anak didik dalam bentuk Tanya, maka tanggapan guru dalm bentuk jawab. Maka
jadilah interaksi dalam bentuk Tanya jawab pula.
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik, diperlukan beberapa teknik yang
sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Berikut ini akan
diuraikan beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik.

5 Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT. Grasindo, 1991), hlm 150-152

1.

Memancing Apersepsi Anak Didik
Dalam mengajar, pada saat yang tepat, guru dapat memanfaatkan hal-hal yang menjadi
kesenangan anak untuk diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan pelajaran yang

disampaikan. Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan, tetapi harus sesuai dengan
bahan pelajaran. Pendekatan realisasi ini dirasakan keampuhannya untuk memudahkan
pengertian dan pemahaman anak didik terhadap bahan pelajaran yang disajikan. Bahan
pelajaran yang belum pernah didapatkan dan masih asing baginya, mudah diserap bila
penjelasannya dikaitkan dengan apersepsi anak.
Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan
apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pertama kali anak menerima bahan pelajaran dari guru
dalam suatu pertemuan, merupakan pengalaman pertama anak untuk menerima sesuatu yang
baru; dan hal itu tetap menjadi milik anak. Itulah pengetahuan yang telah dimiliki anak untuk
satu pokok bahasan dari suatu bidang studi di sekolah. Pada pertemuan berikutnya,
pengetahuan anak tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak terhadap
bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan
penjelasan guru. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah
dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan
teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.6
Ada beberapa perilaku guru yang disarankan untuk diimplementasikan agar pengajaran
yang efektif bisa terwujud, dan bisa memancing apersepsi anak didik, perilaku tersebut
adalah:

a.


Menggunakan suatu sistem aturan tertentu dalam menghadapi hal-hal atau prosedur
tertentu.

b.

Mencegah agar perilaku siswa yang salah tidak berketerusan.

c.

Mengarahkan tindakan dengan disiplin secara tepat.

d.

Bergerak ke seluruh ruang kelas untuk mengamati siswa.

e.

Situasi-situasi yang menggangu diatasi dengan cara-carayang bijaksana (dengan cara-cara
non verbal, isyarat, pesan-pesan, kedekatan, kontak mata, dan lain-lain).

f.

Memberikan tugas-tugas yang menarik minat siswa, terutama apabila mereka bekerja
secara bebas.
6 Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),
hlm 141-144

g.

Menggunakan cara yang memungkinkan siswa melaksanakan tugas-tugas belajar dengan
arahan seminimal mungkin.

h.

Memanfaatkan waktu pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus terlibat aktif dan
produktif dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.

i.

Menggunakan cara-cara tertentu untuk mendapatkan perhatian siswa.

j.

Tidak memulai berbicara kepada kelas sebelum semua siswa memberikan perhatian.

k.

Menggunakan suatu sistem pemeriksaan tugas-tugas.

l.

Menghubungkan bahan yang diajarkan dengan aktifitas yang harus dilakukan siswa.

m.

Menggunakan teknik-teknik yang memberikan kemudahan perpindahan secara beragsur
dari aktifitas yang konkret ke yang lebih abstrak.

n.

Menggunakan campuran pertanyaan dari peringkat yang rendah dan tinggi.

o.

Menyadari apa yang sedang berlangsung di dalam kelas.

p.

Dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran.

q.

Menunjukkan sikap memelihara, menerima, dan menghargai anak.

r.

Memberikan respon yang memadai terhadap makna, perasaan, dan pengalaman peserta
didik.

s.

Mengarahkan pertanyaan kepada banyak siswa yang berbeda-beda, dan bukan hanya
kepada siswa tertentu.

t.

Menggunakan berbagai teknik untuk membantu siswa dalam memperbaiki respons yang
keliru atau salah.

u.

Memberikan penghargaan dan ganjaran untuk memotivasi siswa.

v.

Menggunakan kritik yang halus dalam mengomunikasikan harapan kepada siswa yang
lebih pandai.

w.

Menerima insiatif siswa yang disampaikan melalui pertanyaan, bahasan, atau saran-saran.7
Akhirnya, pengetahuan guru mengenai apersipsi dapat memancing aktivitas belajar
anak didik secara optimal.

2.

Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Ada beberapa macam alat bantu yang dapat diterima oleh siswa, agar mereka mudah
memahami pelajaran diantaranya adalah:

a.

Audio Visual

7 http://istpi.wordpress.com/2008/06/09/mengefektifkan-umpan-balik-dalam-pembelajaran/, diakses
pada jumat 04-11-2011 jam 18.00

Cara ini menyajikan contoh situasi nyata atau contoh situasi buatan dalam sajian
tayangan hidup (film). Tentu saja, cara ini lebih mudah menjadi pengalaman belajar kalau
sajian tayangan mengandung unsur cerita yang berkaitan dengan pengalaman dan imajinasi
siswa. Pencapaian kompetensi tentang sikap/attitude seperti pada mata pengajaran
Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama, akan sangat membantu kalau dikemas dalam suatu
cerita tayangan hidup yang menyentuh dimensi emosi dan perasaan. Alat audio visual dapat
membantu anak-anak belajar dengan menyajikan dalam bentuk yang kongkrit. Film, film
strip, model-model, dan lain memepermudah pengertian tentang konsep dan proses tertentu.
Pengalaman belajar berupa eksperimen dalam laboratorium bermanfaat sekali untuk
memahami ide atau pengartian yang sulit.
b.

Visualilasi Verbal
Tak semua murid sanggup belajar dengan cara verbal yang abstrak. Alat audio-visual
diperlukan untuk membantu mereka. Akan tetapi tak semua bahan harus disampaikan secara
kongkrit. Kebanyakan pelajar dapat dan harus disampaikan secara verbal akan tetapi untuk
bagian-bagian tertentu alat audio-visual atau alat intruksional pada umumnya sangat berguna
untuk mempermudah dan memepercepat pemahaman bagi murid-murid tertentu.apa yang
dikemukakan diatas merupakan usaha uantuk mempertinggi mutu mengajar agar muridmurid dapat memahami apa yang diajarkan tanpa komunikasi yang baik antara guru dan
murid proses mengajar-belajar tidak akan berjalan dengan efektif. Sekalipun terdapat
komunikasi yang baik masih dapat diharapkan bahwa selalu terdapat kekurang pahaman.

c.

Audio Verbal
Guru terbiasa menggunakan cara audio-verbal dalam bentuk ceramah. Pada keadaan
ini, siswa senantiasa diam-pasif sambil mendengarkan penjelasan guru. Kekurangan atau
kelemahan cara ini adalah ada sebagian siswa tidak mudah untuk menyamakan informasi
yang diceramahkan guru dengan pengetahuan awal siswa. Kalau keadaan ini berkelanjutan,
peristiwa belajar cenderung tidak berlangsung. Untuk mengatasinya, guru harus mengurangi
cara ini, atau kalau terpaksa perlu berceramah cukup antara 20–25 menit saja dan diselingi
dengan kegiatan yang mendorong indra. Materi yang diceramahkan pun perlu kontekstual
dengan pengalaman sebagian besar siswa.
Dalam mengelola kegiatan pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat
belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang
memungkinkan semua siswa mampu unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja

(performance) sebagai hasil belajar. Inti dari penyediaan tugas menantang ini adalah
penyediaan seperangkat pertanyaan yang mendorong siswa bernalar atau melakukan kegiatan
ilmiah. Para ahli menyebutkan jenis pertanyaan ini sebagai pertanyaan produktif. Karena itu,
dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran ini guru perlu memiliki kemampuan merancang
pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga memungkinkan semua
siswa terlibat baik secara mental maupun secara fisik.8
3.

Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak
didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Untuk
bermain-main berlama-lama di sekolah adalah bukan waktunya yang tepat. Maka, anak didik
datang ke sekolah bukan untuk itu, melainkan untuk belajar demi masa depannya kelak di
kemudian hari.
Agar minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan dapat bertahan, guru
bisa menerapkan beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan, yaitu:

a.

Memberi Angka
Angka dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai hasil aktivitas belajar anak didik. Angka
yang diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah
diperoleh dari hasil penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan
rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasi
belajar anak didik. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai dengan jumlah mata
pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.

b.

Hadiah
Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenangkenangan/cinderamata. Pemberian hadiah oleh guru kepada anak didiknya harus tepat
waktunya/timingnya,

tepat

sasarannya,

serta

tujuan

pemberiannya

adalah

untuk

menggairahkan belajar anak didik.

c.

Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif diberikan kepada seseorang yang bertujuan untuk
menyenangkan orang yang dipuji. Dikarenakan sifat manusia (dalam hal ini peserta didik)
adalah senang mendapat perhatian, seorang guru juga dapat melakukan pujian terhadap anak
8 http://khofif.wordpress.com/2009/01/13/teknik-teknik-mendapatkan-umpan-balik/, diakses pada
jumat 04-11-2011 jam 18.30

didiknya dengan tujuan agar anak yang dipuji dapat termotivasi. Pujian yang diberikan tidak
boleh berlebihan, dan harus tepat sasarannya. Sehinggga, pujian dapat digunakan untuk
mendapatkan umpan balik dari setiap anak didik dalam proses belajar mengajar.
d.

Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan
jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan
tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari
anak didik.
Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik,
sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Hal ini terjadi karena interaksi yang
terjadi antara guru dengan anak didik seiring untuk mencapai tujuan pengajaran. Anak didik
memberikan tanggapan atas stimulus yang guru berikan. Gerakan tubuh dapat meluruskan
perilaku anak didik yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.

e.

Memberi Tugas
Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Guru dapat
memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan dari tugas
belajar anak didik. Tugas dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk
tugas kelompok, tetapi dapat juga dalam bentuk tugas perorangan.

f.

Memberi Ulangan
Ulangan adalah salah satu strategi yang penting dalam pengajaran. Dengan ulangan, guru
dapat mengetahui sampai di mana dan sejauh mana hasil pengajaran yang telah dilakukannya
(evaluasi proses) dan sampai sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap bahan
yang telah diberikan dalam rentangan waktu tertentu (evaluasi produk).
Selain dari dua fungsi tersebut, kepentingan lainnya adalah untuk mendapatkan umpan balik
dari anak didiknya. Biasanya anak didik akan giat belajar ketika diketahui akan dilaksanakan
ulangan.

g.

Mengetahui Hasil
Ingin mengetahui hasil adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri setiap orang.
Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apapun agar
keinginannya menjadi kenyataan atau terwujud. Karena anak didik adalah manusia, maka di
dalam dirinya ada keinginan untuk mengetahui sesuatu. Guru tidak harus mematikan
keinginan anak didik untuk mengetahui, tetapi memanfaatkannya untuk kepentingan
pengajaran.

h.

Hukuman

Hukuman adalah reinforcement yang negatif, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman
yang mendidik sangat diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan anak didik karena melanggar
disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran
yang ketinggalan, atau apa saja yang sifatnya mendidik. Dengan pemberian hukuman ini
diharapkan anak didik menyadari atas kesalahan yang di lakukan dan tidak akan mengulangi
perbuatan nya lagi.9
Anak didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi
ekstrinsik maupun instrinsik. Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi
belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain :
a.

Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif
Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai
dan pola pandang bahwa peserta didik ada lah manusia-manusia cerdas berpotensi,
merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala
bentuk penampilan guru akan membias mewarnai sikap para peserta didiknya. Bila tampilan
guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta
didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunjukkan keseriusannya terhadap
pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang
dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga akan tumbuh
minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutan.

b.

Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran
Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti,
maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena
itu pada setiap awalkegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik
tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan
yang akan mereka peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan
kesepakatan bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku
agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.

c.

Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung
Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang
menarik dan cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga
akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi
9 Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),
hlm 147-157

dan kondisi lingkungan yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu
memperlunak semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.
d.

Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik
Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat
terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung
dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. Sehingga kemampuan
individu pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan
yang penting lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta
didik, antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain
memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk
penghargaan lainnya.

e.

Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam
proses belajar mengajar.
Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru di dalam
pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh negatif terhadap kegiatan
selanjutnya. Peneapan peraturan yang tidak konsisten, tidak adil, atau kesalahan perlakuan
yang lain akan menimbulkan kekecewaan dari para peserta didik, dan hal ini akan
berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar peserta didik. Karena itu di dalam
memberikan sanksi harus sesuai dengan ketentuannya, memberi nilai sesuai kriteria, dan
memberi pujian tidak pilih kasih.

f.

Adanya pemberian penguatan dalam proses belajar-mengajar.
Penguatan adalah pemberian respon dalam interaksi belajarmengajar baik berupa pujian
maupun sanksi. Pemberian penguatan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keaktifan
belajar dan mencegah berulangnya kesalahan dari peserta didik. Penguatan yang sifatnya
positif dapat dilakukan dengan kata-kata; “bagus! baik!, betul!, hebat!”. Namun semua itu
tidak disajikan dengan cara berpura-pura tetapi harus tulus dari nurani guru. Dan sebagainya,
atau dapat juga dengan gerak; acungan jempol, tepuk tangan, menepuk-nepuk bahu, menjabat
tangan dan lain-lain. Adapula dengan cara memberi hadiah seperti hadiah buku, benda
kenangan atau diberi hadiah khusus berupa; boleh pulang duluan atau pemberian perlakuan
menyenangkan lainnya.

g.

Jenis kegiatan pembelajaran menarik atau menyenangkan dan menantang
Agar peserta didik dapat tetap aktif dalam mengikuti kegiatan atau melaksanakan tugas
pembelajaran perlu dipilih jenis kegiatan atau tugas yang sifatnya menarik atau
menyenangkan bagi peserta didik di samping juga bersifat menantang. Pelaksanaan kegiatan

hendaknya bervariasi, tidak selalu harus di dalam kelas, diberikan tugas yang dikerjakan di
luar kelas seperti di perpustakaan, dan lain-lain. Penerapan model belajar sambil
bekerja (learning by doing) sangat dianjurkan, di jenjang sekolah dasar, antara lain dilakukan
belajar sambilbernyanyi atau belajar sambil bermain. Untuk lebih mengaktifkan peserta didik
secara merata dapat diterapkan pemberian tugas pembelajaran secara individu atau kelompok
belajar (group learning) yang didukung adanya fasilitas/sumber belajar yang cukup.
Sekiranya tersedia dianjurkan penggunaan media pembelajaran sehingga pelaksanaan
pembelajaran dapat lebihefektif.
h.

Penilaian hasil belajar dilakukan serius, obyektif, teliti dan terbuka
Penilaian hasil belajar yang tidak serius akan sangat mengecewakan peserta didik, dan
hal itu akan memperlemah semangat belajar. Karena itu, agar kegiatan penilaian ini dapat
membangun semangat belajar para peserta didik maka hendaknya dilakukan serius, sesuai
dengan ketentuannya, jangan sampai terjadi manipulasi, sehingga hasilnya dapat obyektif.
Hasil penilaiannya diumumkan secara terbuka atau yang lebih baik dibuatkan daftar
kemajuan hasil belajar yang ditempel di kelas. Dari daftar kemajuan belajar tersebut setiap
peserta didik dapat melihat prestasi mereka masing-masing tahap per tahap.10

4.

Menggunakan Metode yang Bervariasi
Dengan cara mengajar yang biasa guru tidak akan mencapai penguasaan tuntas oleh
murid. Usaha guru itu harus dibantu dengan mengunakan bantuan seperti feedback atau
umpan balik yang terperinci kepada guru maupun murid, sumber dan metode-metode
pengajaran tamabahan di mana saja diperlukan usaha tambahan itu dimaksud untuk
memperbaiki mutu pengajaran dan meningkatkan kemampuan anak memahami apa yang
diajarkan dan dengan demikian mengurangi jumlah waktu untuk menguasai bahan pelajaran
sepenuhnya.
Banyak sekali metode-metode yang dapat digunakan dalam menimbulkan feedback
antara lain:

a.

Belajar kelompok, belajar atau saling membantu dalam pelajaran. Murid sering lebih
paham akan apa yang disampaikan oleh temannya, dari pada guru, biasanya cara belajar yang
digunakan oleh murid lebih mudah ditangkap oleh murid lain. Maka memanfaatkan batuan
murid dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran.
10 http://istpi.wordpress.com/2008/06/09/mengefektifkan-umpan-balik-dalam
pembelajaran/, diakses pada jumat 04-11-2011 jam 18.00

b.

Bantuan tutor, yaitu orang yang dapat membantu murid secara individual. Sebaiknya orang
itu jangan gurunya sendiri sehingga ia dapat memberi bantuan dengan cara yang lain dari
pada guru itu. Hendaknya diusahakan agar murid selekas mungkin dapat membebaskan diri
dari bantuan tutor. Jadi tutor harus mendidik anak agar dapat belajar sendiri.

c.

Pelajaran berprogram, ini juga merupakan bantuan agar murid menguasai bahan pelajaran
melalui langkah-langkah pendek, tanpa bantuan guru pelajar akan mengalami kesulitan dalam
memahami pelajaran.11

DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi & Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.
11

http://khofif.wordpress.com/2009/01/13/teknik-teknik-mendapatkan-umpan-balik/, diakses pada jumat 0411-2011 jam 18.30

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
http://khofif.wordpress.com/2009/01/13/teknik-teknik-mendapatkan-umpan-balik/
http://istpi.wordpress.com/2008/06/09/mengefektifkan-umpan-balik-dalam-pembelajaran/