KAJIAN DISTRIBUSI PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA ACEH TERHADAP PROGRAM KEBENCANAAN | Agussabti. | Jurnal Ilmu Kebencanaan : Program Pascasarjana Unsyiah 5668 11500 1 SM

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

9 Pages

ISSN 2355-3324
pp. 24 -32

KAJIAN DISTRIBUSI PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA
ACEH TERHADAP PROGRAM KEBENCANAAN
Rahmat1, Nizamuddin2, Agussabti3
Magister Ilmu Kebencanaan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
3)
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
Email Penulis: rahmat.thalib99@gmail.com1, neazaem@yahoo.com, agus.sabti@tdmrc.org3
1)

Abstract: Aceh is a province in Indonesia that faces high potential of disaster, both natural disasters and non-nature.
The main thing that the government has to prepare is to reduce the impact of the disaster through mitigation.

Disaster mitigation is a series of efforts to reduce disaster risk, either through physical actions, awareness and
capacity building to disaster mitigation(article 1 paragraph 6 Government Regulation No 21 years 2008 on the
implementation of the disaster).One form of the disaster mitigation is disaster programs that set up on the
institutions of the Aceh Government (Satuan Kerja Pemerintah Aceh – SKPA) that are funded by Aceh
Government Budget (Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh - APBA).The purpose of this research is to identify
the programs on Disaster Mitigation through distribution of Aceh Government budget allocation to institutions
under the Aceh Government. The methodology that uses on this research is qualitative-quantitative approach and
aslo supported by interview with stakeholders on Aceh Government. The data are being described using graphics
and pie charts. The result indicates that the highest distribution of the APBA on disaster mitigation to the SKPA in
2014 is to Aceh Disaster Mitigation Agency (Badan Penanggulangan Bencana Aceh-BPBA), which is86.10% of
total the BPBA budget, and to Aceh Irrigation Office (Dinas Pengairan Aceh), which is56.15% of total the office
budget. The lowest distribution of the APBA on disaster mitigation is allocated to Aceh Community Empowerment
Board (Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh –BPM Aceh), which is 1.87% of its budget. For the disaster
programs them self, the programs have setup on 13 SKPAs under their job descriptions and authority (tupoksi).
Keywords : Distribution, disaster program, APBA, mitigation
Abstrak: Aceh memiliki ancaman risiko bencana yang sangat kompleks, baik bencana Alam maupun non alam.
Hal utama yang harus dilakukan dalam meminimalisir dampak kerugian bencana yaitu dengan mitigasi bencana.
Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21
Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Salah bentuk dari mitigasi bencana yaitu

dengan adanya program kebencanaan pada instansi-instansi terkait yang mampu menanggulangi masalah
kebencanaan. Untuk melihat distribusi program kebencanaan pada instansi dilihat dari Anggaran Pendapatan
belanja Aceh (APBA). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengkaji program
pemerintah Aceh dalam upaya penanggulangan bencana dan Mengkaji distribusi APBA dalam upaya
penanggulangan bencana di pemerintah Aceh. adapun metodologi yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatifdiskriptif dengan data-data yang di dapatkan kemudian di diskripsikan melalui grafik dan pie chart dan diperkuat
dengan wawancara pihak pemerintah. Adapun hasil analisis yang telah dilakukan, didapatkan nilai persentase
distribusi APBA terhadap program kebencanaan tertinggi yaitu pada tahun 2014 Badan Penanggulangan
Bencana Aceh sebanyak 86.10 % dan dinas pengairan sebanyak 56.15 %. Serta tingkat persentase terendah yaitu
pada Badan Pemberdayaan Masyarakat sebanyak 1.87 % Secara umum Program kebencanaan sudah
terdistribusi pada 13 instansi namun sesuai dengan tupoksi instansi.
Kata kunci : Distribusi, program kebencanaan, APBA, mitigasi

PENDAHULUAN
Aceh memiliki potensi besar terkait ancaman
risiko bencana, Untuk itu perlu adanya mitigasi
terhadap bencana. Tindakan mitigasi terdiri dari
mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural.
- 24

Volume 2, No. 3, Agustus 2015


Mitigasi struktural adalah tindakan untuk
mengurangi atau menghindari kemungkinan
dampak bencana secara fisik. Bentuk dari mitigasi
yang di upayakan dari pemerintah yaitu dengan

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
kesiapan pemerintah dalam menghadapi Bencana,
dengan tindakan awal untuk perencanaan
kebencanaan terlihat dari adanya Daftar Isian
Pelaksanaan
Anggaran
tentang
(DIPA)
kebencanaan menurut Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 171/PMK 02/2013
Petunjuk dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran. Dari fakta-fakta kebencanaan yang
sering terjadi di Aceh harusnya pemerintah lebih

serius dalam mengupayakan perencanaan
kebencanaan melalui APBA terhadap kebencanaan

TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka yang menjadi tujuan penelitian
adalah :
1. Mengidentifikasi
dan
mengkaji
program
pemerintah Aceh dalam
upaya penanggulangan bencana
2. Mengkaji komposisi dari distribusi
APBA dalam upaya penanggulangan
bencana di pemerintah Aceh

TINJAUAN PUSTAKA


Mitigasi Bencana
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan masyarakat dalam
menghadapi
ancaman
bahaya
(Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana).

Gambar 1 : Siklus Bencana

Penanggulangan bencana alam bertujuan
untuk melindungi masyarakat dari bencana dan
dampak yang ditimbulkan. Karena itu, dalam
penanggulangannya harus memperhatikan prinsipprinsip penanggulangan bencana alam.
Penanggulangan Bencana

Penyelenggaraan
penanggulangan
bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan
yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi. Penanggulangan bencana bertujuan
untuk (pasal 4 UU Republik Indonesia No.24
Tahun
2007
tentang
penanggulangan
bencana) :
a. Memberikan
perlindungan
kepada
masyarakat dari ancaman bencana
b. Menyelaraskan peraturan perundangundangan yang sudah ada
c. Menjamin
terselenggaranya

penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, berkoordinasi, dan menyeluruh
d. Menghargai budaya lokal
e. Membangun partisipasi dan kemnitraan
publik serta swasta
f. Mendorong semangat gotong-royong, ke
setia kawanan, dan kedermawanan
g. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Sistem Perencanaan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah
Secara umum anggaran diartikan sebagai
Volume 2, No. 3, Agustus 2015

- 25

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
sebuah rencana yang dinyatakan secara kuantitatif
dalam satuan mata uang dalam suatu periode
tertentu. Keuangan Daerah selalu melekat dengan
APBD, yaitu sebagaimana yang didefinisikan oleh
Akbar (2002:3), APBD adalah suatu rencana kerja
PEMDA yang ditetapkan berdasarkan peraturan
dalam bentuk satuan uang untuk kurun waktu satu
tahunan dan berorientasi pada tujuan kesejahteraan
publik. APBD merupakan salah satu alat untuk
meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah.

ISU

ATURAN

Dana
darurat
APBN

untuk
Pemda

UU
No.32/2004
pasal
164
(3)

UU
No.32/2004
pasal
165
(2)

UU
No.32/2004
pasal 165 (3)

UU

No.32/2004
pasal 166 (1)

Gambar 2 : Alur penyusunan APBD

Sistem Perencanaan Dan Penganggaran
Dalam Pengurangan Risiko Bencana
Kebencanaan dan penganggaran menjadi dua
hal yang tak terpisahkan. Anggaran menjadi materi
krusial dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
Dalam konteks dana publik yang dikelola oleh
Negara maka APBN, APBD Provinsi, dan APBD
Kabupaten / Kota adalah sumber dana yang perlu
dikelola agar agenda-agenda terkait dengan PRB
dapat
diimplementasikan
(Sunarja,2010).
Pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana
ditujukan untuk mendukung upaya penanggulangan
bencana secara berdaya guna, berhasil guna, dan

dapat
dipertanggungjawabkan
(Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2008 Tentang Pendanaan Dan Pengelolaan
Bantuan Bencana Pasal 2).
Tabel 1: Peraturan - Perundangan Tentang
Mekanisme PenganggaranTerkait Dengan
Pengurangan Risiko Bencana

UU
No.32/2004
pasal 166 (2)

Bantuan
pemerin
tah

UU
No.32/2004
pasal164 (3)

Dana
siap
pakai
untuk
BNPB

UU
No.24/2007
pasal 62 (2)

APBD

UU
No.24/2007
pasal 8 (d)

ISI
Pendapatan dana darurat
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) merupakan
bantuan Pemerintah dari
APBN kepada pemerintah
daerah untuk mendanai
keperluan mendesak yang
diakibatkan
peristiwa
tertentu yang tidak dapat
ditanggulangi APBD
Besarnya alokasi dana
darurat ditetapkan oleh
Menteri Keuangan dengan
memperhatikan
pertimbangan
Menteri
Dalam Negeri dan Menteri
teknis terkait
Tata cara pengelolaan dan
pertanggung
jawaban
penggunaan dana darurat
diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Pemerintah
dapat
mengalokasikan
dana
darurat kepada daerah yang
dinyatakan
mengalami
krisis keuangan daerah,
yang tidak mampu diatasi
sendiri,
sehingga
mengancam
keberadaannya
sebagai
daerah otonom.
Tata
cara
pengajuan
permohonan, evaluasi oleh
Pemerintah,
dan
pengalokasian dana darurat
diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Pendapatan dana darurat
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) merupakan
bantuan Pemerintah dari
APBN kepada pemerintah
daerah untuk mendanai
keperluan mendesak yang
diakibatkan
peristiwa
tertentu yang tidak dapat
ditanggulangi APBD.
Dana
siap
pakai
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) disediakan
oleh Pemerintah dalam
anggaran Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
(BNPB).
Pengalokasian
dana
penanggulangan bencana
dalam anggaran pendapatan
belanja
daerah
yang
memadai

Sumber : UU No.32 Tahun 2004 dan UU No.24 Tahun
2007, diolah

- 26

Volume 2, No. 3, Agustus 2015

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Dari beberapa
pos anggaran yang
memungkinkan dikelola untuk kebencanaan, APBD
merupakan suatu pos dana yang akan digunakan
UNTUK penanganan kebencanaan. Dalam rangka
itulah, menyusun APBD yang responsif PRB
menjadi hal penting. APBD merupakan cermin
komitmen pemerintah daerah dalam memenuhi
kebutuhan dasar warganya.

Tabel 2 : Data Yang Di Butuhkan Dan Sumbernya
N
O

DATA DAN
INFORMASI

1

Kejadian
Bencana
di
Aceh
Anggaran yang
dikeluarkan
untuk Tanggap
Darurat
Rencana
Penyusunan
Jangka
Panjang
 Programprogram
APBA
 Programprogram
RAPBA
 Program
kebencanaan
APBA
 Program
kebencanaan
RAPBA
Daftar
Isian
Pelaksanaan
Anggaran
Aceh Dalam
Angka

BPBA

Kerugian
DALA
Bencana

BPBA

2

3

METODOLOGI PENELITIAN
5

Penelitian ini menggunakan metode diskriptifkuantitatif. Proses ini berlangsung sebagai berikut: (1)
mengumpulkan data-data terkait Anggaran Pendapatan
Belanja Aceh pada tahun 2010-2014; (2)
mengumpulkan,memilah-milah,
mengkaji;
(3)
melakukan perhitungan dengan persentase dan trend
tahun (4) melalui wawancara dengan pihak terkait untuk
memperkuat data.
Lokasi penelitian ini adalah wilayah yang dijadikan
sebagai wilayah amatan terkait APBA terhadap
kebencanaan yaitu wilayah Aceh, seperti yang diketahui
bahwa Aceh merupakan wilayah yang rentan akan
kebencanaan.
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

6

7

8

9

SUMBER
DATA

BPBA

TEKNIK
DAN JENIS
DATA
telaah
dokumen dan
Wawancara
telaah
dokumen dan
Wawancara

TAH
UN
2010
2014
2010
2014

BAPPED
A

telaah
dokumen

1995
2015

Badan
Keuangan

telaah
dokumen dan
Wawancara

2010
2014

Badan
Keuangan
dan BPBA

telaah
dokumen dan
Wawancara

2010
2014

telaah
dokumen dan
Wawancara
telaah
dokumen

2010
2014
2010
2015
2010
2014

BPS

telaah
dokumen dan
Wawancara

meliputi beberapa data yaitu :

HASIL PEMBAHASAN
Identifikasi Anggaran Pendapatan Belanja
Aceh pada Satuan Perangkat Kerja Aceh
Terdapat 54 Instansi / SKPA dalam
pemerintahan Aceh telah didapatkan data yang
di butuhkan sesuai dengan kebutuhan data
yang diinginkan peneliti, dari 54 SKPA hanya
dikaji pada SKPA yang memiliki keterkaitan
dengan program kebencanaan.
Data yang telah didapatkan berasal dari
Bappeda Aceh secara keseluruhan data tersebut
sudah menjelaskan dengan sangat rinci
mengenai program-program yang sudah
dilaksanakan oleh instansi Aceh. Untuk
memperoleh hasil analisis dari penelitian ini,
akan di ambil beberapa instansi saja, yang
sangat tepat untuk melihat seberapa besar
Volume 2, No. 3, Agustus 2015

- 27

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
distribusi
program kebencanaan. Adapun
instansi yang akan dijadikan objek penelitian
ini yaitu :
1. Dinas Bina Marga dan Cipta Karya
2. Badan Penanggulangan Bencana Aceh
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat
4. Dinas Kesehatan
5. Dinas Sosial
6. Dinas Pendidikan
7. Dinas
Perhubungan,
Komunikasi,
Informasi dan Telematika
8. Dinas Kelautan dan perikanan
9. Dinas pemuda dan Olahraga
10. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan
11. Dinas Pengairan
12. Biro keistimewaan dan Kesejahteraan
Rakyat Setda Aceh
13. Dinas Perkebunan dan Kehutanan Aceh
Analisis Pengelolaan Anggaran Pendapatan
Belanja
Aceh
terhadap
Program
Kebencanaan

Gambar 4

: grafik program kebencanaan pada
BPBA 2010-2014

Gambar 5 : grafik program kebencanaan pada BPM
2010-2014

Analisis ini akan memberikan gambaran
tentang pengelolaan APBA pada masingmasing Instansi, hasil analisis ini mampu
memberikan gambaran persentase distribusi
program kebencanaan yang telah diupayakan
oleh pemerintah Aceh. dapat dilihat pada
gambar 3-15.
Gambar 6 : grafik program kebencanaan pada
Dinas Kesehatan 2010-2014

Gambar 3 : grafik program kebencanaan pada
BMCK 2010-2014

Gambar 7: grafik program kebencanaan pada Dinas
Sosial 2010-2014

- 28

Volume 2, No. 3, Agustus 2015

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Gambar 8 : grafik program kebencanaan pada
Dinas Pendidikan 2010-2014

Gambar 12 : grafik program kebencanaan pada
Dinas pertanian 2010-2014

Gambar 9 : grafik program kebencanaan pada
Dinas Perhubungan, Komunikasi
Informasi dan Telematika 2010-2014

Gambar 13 : grafik program kebencanaan pada
Dinas Pengaian 2010-2014

Gambar 10 : grafik program kebencanaan pada
Dinas Kelautan dan Perikanan
2010-2014

Gambar 14: grafik program kebencanaan pada Biro
Keisra 2010-2014

Gambar 11 : grafik program kebencanaan pada
Dinas Pemuda dan Olah raga
2010-2014

Gambar 15 : grafik program kebencanaan pada

Volume 2, No. 3, Agustus 2015

- 29

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Proses Analisis pengelolaan APBA
Dinas Perkebunan dan Kehutanan

2010-2014

Dari analisis diatas terlihat bahwa distribusi
APBA untuk
program kebencanaan yang
paling tinggi yaitu pada instansi BPBA dan
Pengairan yaitu sebanyak 86.1 % dan 56.1 %
sedangkan yang paling rendah terdapat pada
instnasi BPM dan Dispora yaitu 0 %

terhadap program kebencanaan yang terdiri dari

Analisis Distribusi Pengelolaan Anggaran
Belanja Pendapatan Aceh terhadap Program
Kebencanaa

sangat

13 instansi tersebut memiliki banyak programprogram

untuk

perencanaan,

kebencanaan

pengawasan,

berupa

pengadaaan

peralatan dan kontruksi, program tersebut
berpengaruh

dalam

proses

penanggulangan bencana di Aceh.

Tabel 3 : Distribusi APBA 13 Instansi Terhadap program kebencanaan
TAHUN

2010
2011
2012
2013
2014

JUMLAH PROGRAM
KEBENCANAAN 13
INSTANSI (RP.)

PERSEN
(%)

300,146,254,500
283,355,554,087
418,100,197,866
248,336,826,827
591,133,109,590

JMLH PROGRAM
LAINNYA 13 INSTANSI
(RP.)

6.75
7.06
9.01
4.22
9.50

Sumber : Data Sekunder (diolah, 2015

Tabel di atas merupakan hasil kompilasi datadata APBA yang telah dirangkum dari 13
instansi selama 5 tahun terakhir mengenai
program-program kebencana yang telah
dilaksanakan.
Tidak semua instansi yang telah di
analisis berupaya dalam pendistribusian
Anggaran untuk program bencana, seperti pada
dinas pendidikan dan dinas
pemuda dan
olahraga. Distribusi terbesar yang diberikan
instansi Badan Penanggulangan Bencana Aceh
dan Dinas Pengairan.
untuk mengetahui distribusi APBA
total dan APBA 13 Instansi terhadap program
kebencanaan dapat di implementasikan pada
persentase pie chart berikut.

- 30

Volume 2, No. 3, Agustus 2015

4,149,260,008,272
3,734,381,645,103
4,225,686,142,253
5,620,100,413,746
5,632,801,427,140

PERSEN
(%)

93.25
92.94
90.99
95.78
90.5

JUMLAH APBA 13
INSTANSI(RP)

4,444,255,674,830
4,014,387,478,190
4,641,302,851,463
5,887,085,513,403
6,219,326,268,691

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
berbeda-beda sesuai dengan tupoksi
masing-masing instansi.
2. Tingkat distribusi APBA yang paling
tinggi terhadap program kebencanaan
terdapat pada instansi BPBA dan Dinas
Pengairan dengan jumlah tahun terakhir
yaitu sebanyak 86.10% dari total jumlah
Anggaran untuk BPBA pada tahun tersebut
Rp.57,581,177,455 dan 56.15 % dari total
jumlah anggaran untuk dinas pengairan
pada tahun tersebut Rp.589,077,502,685.

Sedangkan tingkat distribusi terendah
yaitu pada instansi Dinas Pendidikan,
program kebencanaan hanya ada pada
tahun 2010 dengan persentase sebesar
0.64% dari Rp.884,473,579,381
3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Terdapat 1 instansi yang tidak memiliki
program kebencanaan
yaitu dinas

Dari pie chart di atas terlihat distribusi
Anggaran 13 Instansi yang memiliki keterkaitan
sangat erat dengan program kebencanaan dan
Sisa Anggaran pada setiap tahunnya terbagi
hampir sama (konstan) yaitu pada tahun 2010
sebesar 64.99% atau Rp4,444,255,674,830
diperuntukan untuk 13 instansi, dari Anggaran
13 instansi ini kemudian dikaji distribusi
Anggaran program kebencanaannya yang
didapatkan
sebanyak
6.36%
atau
Rp.294,495,666,558 dan Sisa program lain pada
13 instansi sebesar 93.36% atau sebesar
Rp.4,149,260,008,272.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Program kebencanaan pada Pemerintah
Daerah Aceh dalam upaya penanggulangan
bencana telah terdistribusi di 13 Instansi
namun jumlah alokasi anggarannya

pemuda dan olah raga dengan nilai
distribusinya sebanyak 0%
Saran
Dari hasil penelitian ini terdapat
beberapa saran yang dapat dijadikan motivasi
untuk masa yang akan datang terkait program
kebencanaan, adapun saran tersebut yaitu :
1. Perlu memasukkan program kebencanaan
pada setiap level Musrembang, baik
Musrembang
tingkat
desa, tingkat
kecamatan, tingkat kabupaten maupun
provinsi, sehingga setiap Instansi memiliki
alokasi
anggaran
khusus
untuk
penanggulangan
bencana,
minimal
sebanyak 1% dari jumlah total Anggaran
pada masing-masing instansi sehingga
alokasi
anggaran
untuk
program
kebencanaan terdistribusi secara merata.
2. Pada setiap instansi jika memuat tentang
program
kebencanaan,
harus
ada
pemberian judul yang tegas mengarah pada
program kebencanaan
3. Dalam Undang-Undang Pemerintah Aceh
juga
mengatur
tentang
program
kebencanaan, mengingat Aceh memiliki
ancaman bencana yang lumayan banyak..
Volume 2, No. 3, Agustus 2015

- 31

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

DAFTAR PUSTAKA
AR,

Mustopadidjaya, Sistem dan Proses
Penyusunan APBDN, Modul pada
Program Diklat TMPP-D Angkatan XV,
Ujung Pandang, 1997

Baswir Revrisond, Akuntansi Pemerintahan
Indonesia,
Edisi
ketiga,
BPFE
Yogyakarta, 1997.
Jhon Andra Asmara.2010. Analisis Perubahan
Alokasi Belanja Dalam Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBA)
Provinsi Naggroe Aceh Darussalam.
Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 3.
No. 2 Juli 2010 Hal. 155-172
Jurnal Kebijakan Publik “ Berbagai Kebijakan
Pemerintah
Dalam
Perekonomian
Indonesia ”Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta: vol

Penyelenggaraan
Bencana

Penanggulangan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2008
Tentang
Pendanaan Dan Pengelolaan Bantuan
Bencana.
Pribadi,

Krisna S. (2008). Penyusunan
Masterplan
(Rencana
Induk)
Penanggulangan Bencana Di Propinsi
Jawa Barat. Makalah. Bandung: Pusat
Mitigasi Bencana ITB 11 Agustus 2008

Robert Kodoatie Ph. D., dan Roestam Syarief
Ph.D, Pengelolaan Bencana Terpadu,
2005
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Penerbit :
ALFABETA: Jakarta.

Kunarjo, Perencanaan dan Pembiayaan
Pembangunan, Edis ketiga UI- Press,
Jakarta, 1996.

Sunarja, 2010. Meredam Risiko Bencana :
Upaya Integrasi PRB Dalam Perencanaan
dan Penganggaran Daerah. Penerbit:
DEA (Institute for Development and
Economics Analysis): Yogyakarta

Mamesah, D.J, Sistem Administrasi Keuangan
Daerah, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1995.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
Peraturan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia Nomor 171/PMK 02/2013
Petunjuk dan Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran.
Peraturan Menteri PU Nomor 19 Tahun 2006
dan criteria kesepakatan antara BNPB
dan Dep. PU
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
- 32

Volume 2, No. 3, Agustus 2015

Dokumen yang terkait

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH BARAT. | Sofyan Syahnur. | Jurnal Ilmu Ekonomi : Program Pascasarjana Unsyiah 4752 9407 1 SM

3 7 13

ANALISIS PENGARUH AGGREGAT DEMAND DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KETIMPANGAN PENDAPATAN DI ACEH. | Muhammad Nasir. | Jurnal Ilmu Ekonomi : Program Pascasarjana Unsyiah 4747 9398 1 SM

0 0 10

VOLUME EKSPOR PUPUK UREA INDONESIA. | Abubakar Hamzah. | Jurnal Ilmu Ekonomi : Program Pascasarjana Unsyiah 4746 9396 1 SM

0 0 12

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DESA SIAGA BENCANA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI KECAMATAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH | Yusya Abubakar. | Jurnal Ilmu Kebencanaan : Program Pascasarjana Unsyiah 5671 11504 1 SM

1 1 9

ANALISIS TINGKAT KERENTANAN DAN KAPASITAS MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR BANDANG KECAMATAN CELALA KABUPATEN ACEH TENGAH | Azmeri. | Jurnal Ilmu Kebencanaan : Program Pascasarjana Unsyiah 5669 11502 1 SM

0 0 8

ANALISIS PENDATAAN DAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH KOTA BANDA ACEH TERHADAP PENGGUNAAN ALAT SIAGA BENCANA GEMPA BUMI | Alamsyah. | Jurnal Ilmu Kebencanaan : Program Pascasarjana Unsyiah 5667 11498 1 SM

0 0 7

ANALISIS POLA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENGGUNAKAN METODE GIS DI KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH TAHUN 2014 | Nizamuddin. | Jurnal Ilmu Kebencanaan : Program Pascasarjana Unsyiah 5665 11494 1 SM

0 1 8

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH | Khairuddin. | Jurnal Ilmu Kebencanaan : Program Pascasarjana Unsyiah 5664 11492 1 SM

0 0 8

PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN PADA SMP NEGERI 19 PERCONTOHAN BANDA ACEH | Nasir Usman | Jurnal Administrasi Pendidikan : Program Pascasarjana Unsyiah 9364 22225 1 SM

0 0 6

ANALISIS PROSES POLITIK PEMBAHASAN DAN PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2016

0 1 23