BAB VI ANALISIS EKONOMI Prancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat Dan Asam Sulfat Dengan Kapasitas 75.000 Ton Per Tahun.
BAB VI
ANALISIS EKONOMI
Tujuan dari analisa ekonomi adalah untuk mengetahui apakah pabrik yang akan didirikan dapat menguntungkan atau tidak dan layak atau tidak jika didirikan.
Perhitungan evaluasi ekonomi meliputi : 1. Modal (Capital Investment)
a. Modal tetap (Fixed Capital Investment) b. Modal kerja (Working Capital Investment) 2. Biaya Produksi (Manufacturing Cost)
a. Biaya produksi langsung (Direct Manufacturing Cost)
b. Biaya produksi tidak langsung (Indirect Manufacturing Cost) c. Biaya tetap (Fixed Manufacturing Cost)
3. Pengeluaran umum (General Expenses) 4. Analisis kelayakan
a. Percent return on investment (ROI) b. Pay Out Time (POT)
c. Break Even Point (BEP) d. Shut Down Point (SDP) e. Discounted Cash Flow (DCF)
Dasar Perhitungan :
1. Kapasitas produksi : 75.000 ton/tahun 2. Pabrik beroperasi : 330 hari kerja
3. Umur alat : 10 tahun
4. Nilai kurs : 1 US $ = Rp 12.000,-
5. Tahun evaluasi : 2015
(2)
7. Jumlah tenaga asing : Indonesia = 5 : 95
8. Perkiraan harga alat diperoleh dari membaca tabel harga alat
(Peter, dkk, 2004) Pabrik beroperasi selama satu tahun produksi adalah 330 hari dan tahun evaluasi pada tahun 2015. Di dalam analisis ekonomi harga-harga alat maupun harga-harga lain diperhitungkan pada tahun analisis. Untuk mencari harga pada tahun analisis, maka dicari index pada tahun analisia.
Asumsi kenaikan harga diangggap linier, dengan menggunakan program excel dapat dicari persamaaan linier yaitu :
Tabel 34. Cost Index Chemical Plant
No Tahun Cost Index Chemical
Plant
1 1990 357,60
2 1991 361,30
3 1992 358,20
4 1993 359,20
5 1994 368,10
6 1995 381,10
7 1996 381,70
8 1997 386,50
9 1998 389,50
10 1999 390,60
11 2000 394,10
12 2001 394,30
13 2002 390,40
14 2003 402,00
15 2004 444,20
16 2005 468,20
17 2006 499,60
18 2007 525,40
19 2008 575,50
20 2009 521,90
(3)
Gambar 9. Hubungan Antara Tahun dengan Cost Index
Persamaan yang diperoleh adalah : y = 10,13 x + 312,3. Dengan menggunakan persamaan di atas dapat dicari harga index pada tahun perancangan, dalam hal ini pada tahun 2020 adalah :
y = 10,13 x + 312,3 ... (34) = 626,33
Harga-harga alat dan lainya diperhitungkan pada tahun evaluasi. Harga alat dan lainya ditentukan dengan Peters 2003. Maka harga alat pada tahun evaluasi dapat dicari dengan persamaan :
Ny
Nx
Ey
Ex
... (35) Dalam hubungan ini :Ex : Harga pembelian pada tahun 2020
Ey : Harga pembelian pada tahun referensi (tahun 2007) Nx : Index harga pada tahun 2020
Ny : Index harga pada tahun referensi (tahun 2007)
y = 10,137x + 312,31 R² = 0,8099
200 300 400 500 600
0 10 20 30
C
o
st
I
n
d
e
x
Tahun ke-
Hubungan Antara Cost Index dan Tahun ke-
Cost index
(4)
Sehingga :
Ex Ey
Ex
1
,
1921
40
,
525
33
,
626
... (36) Perhitungan biaya :1. Investasi modal (Capital Investment).
Capital Invesment adalah banyaknya pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk fasilitas-fasilitas produksi dan untuk menjalankannya.
a. .Modal tetap (Fixed Capital Investment).
Modal tetap adalah investmentasi untuk mendirikan fasilitas produksi dan pembantunya.
b. Modal kerja (Working Capital Investment).
Modal kerja adalah bagian yang diperlukan untuk menjalankan operasi dari suatu pabrik selama waktu tertentu.
2. Biaya produksi (Manufacturing Cost).
Manufacturing cost merupakan jumlah dari semua biaya langsung, maupun tidak langsung dan biaya-biaya tetap yang timbul akibat pembuatan suatu produk.
Manufacturing cost meliputi :
a. Biaya produksi langsung (direct cost) adalah pengeluaran yang bersangkutan khusus dalam pembuatan produk.
b. Biaya produksi tak langsung (indirect cost) adalah pengeluaran-pengeluaran sebagai akibat tidak langsung dan bukan langsung karena operasi pabrik.
c. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak tergantung waktu maupun jumlah produksi, meliputi : depresiasi, pajak asuransi dan sewa. 3. Pengeluaran umum (general expenses).
General expenses meliputi pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang tidak termasuk manufacturing cost.
(5)
4. Analisis kelayakan.
Untuk dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh tergolong besar atau tidak sehingga dapat dikategorikan apakah pabrik tersebut potensional didirikan atau tidak maka dilakukan analisis kelayakan.
Beberapa analisis untuk menyatakan kelayakan : a. Percent Return On Investment (ROI)
Percent Return On Investment merupakan perkiraan laju keuntungan tiap tahun yang dapat mengembalikan modal yang diinvestasi.
Prb = If
ra x Pb
Pra = If
ra x Pa
Dengan :
Prb = ROI sebelum pajak Pra = ROI sesudah pajak
Pb = keuntungan sebelum pajak Pa = keuntungan sesudah pajak If = fixed capital investment b. Pay Out Time (POT)
Pay Out Time adalah jumlah tahun yang telah berselang sebelum didapatkan sesuatu penerimaan melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang diperlukan untuk kembalinya capital investment dengan profit sebelum dikurangi depresiasi.
POT =
Fa
x
0,1
rb
x
Pb
If
c. Break Even Point (BEP)
Break Even Point adalah titik impas dimana pabrik tidak mempunyai suatu keuntungan.
(6)
BEP =
x
100
%
Ra
7
,
0
Va
Sa
Ra
3
,
0
Fa
Dengan :
Sa = penjualan produk Ra = regulated cost Va = variable cost
Fa = fixed manufacturing cost d. Shut Down Point (SDP)
Shut Down Point adalah dimana pabrik mengalami kerugian sebesar fixed cost sehingga pabrik harus ditutup .
SDP =
x
100
%
Ra
7
,
0
Va
Sa
Ra
3
,
0
(7)
6.1. Total F ixed Capital Investment
Tabel 35. Total Fixed Capital Investment
FIXED CAPITAL INVESMENT
Jumlah
PEC
Rp 152.207.488.389,80
DEC
Rp 167.428.237.228,78
Instalasi
Rp 34.601.835.693,95
Pemipaan
Rp 86.098.702.599,16
Instrument
Rp 36.022.438.918,92
Isolasi
Rp 78.894.214.815,38
Listrik Rp 56.063.091.556,91
Tanah
Rp 40.000.000.000,00
Bangunan
Rp 28.120.000.000,00
Utilitas
Rp 121.765.990.711,84
Jumlah PPC
Rp 801.201.999.914,73
Engineering & Contruction, 30%
Rp 240.360.599.974,42
Jumlah DPC
Rp 1.041.562.599.889,15
Contractor fee, 30%
Rp 312.468.779.966,75
Contingency, 15%
Rp 156.234.389.983,37
Jumlah FCI
(8)
6.2. Working Capital
Tabel 36. Working Capital
Tipe Working Capital Rp
Persediaan Bahan Baku 752.241.086.358,34
Bahan Baku dalam proses 7.430.575.681,56
Penyimpanan produksi 1.021.704.156.215,18
Biaya sebelum terjual 1.474.647.892.682,22
Persediaan Uang 1.021.704.156.215,18
Total 4.277.727.867.152,48
6.3. Manufacturing Cost
Tabel 37. Manufacturing Cost
No Manufacturing Cost Rp
1 Bahan baku 23.319.473.677.108,40
2 Buruh (Labour) 56.063.091.899,51
3 Supervisi 333.060.000,00
4 Maintenance 127.591.418.486,42
5 Plant supplies 12.759.141.848,64
6 Royalties and patent 353.915.494.243,73
7 Utilitas 10.650.956.302,50
8 Direct Manufacturing Cost 23.828.054.347.989,70 9 Payroll & overhead 499.590.000,00
10 Laboratorium 499.590.000,00
11 Plant overhead 1.831.830.000,00
12 Pack & shipping 382.774.255.459,26 13 Indirect Manufacturing Cost 385.605.265.459,26
14 Depresiasi 255.182.836.977,84
15 Pajak 51.036.567.394,57
16 Asuransi 1.020.731.347,89
17 Fixed Manufacturing Cost 307.240.135.715,30 Manufacturing Cost 24.520.899.749.164,20
(9)
6.4. General Expenses
Tabel 38. General Expenses
No Type of General Expenses Rp
1 Administrasi 1.226.044.987.458,21
2 Sales 3.678.134.962.374,64
3 Finance 1.434.947.227.273,14
4 Riset 2.452.089.974.916,42
General Expenses 8.791.217.152.022,41
6.5. Analisis Ekonomi
Total cost = manufacturing cost + general expenses
= 24.520.899.749.164,20 + 8.791.217.152.022,41 = Rp 33.312.116.901.186,70
Keuntungan :
Harga jual (Sa) = Rp 35.391.549.424.373,40 Total cost = Rp 33.312.116.901.186,70 Keuntungan sebelum pajak = Rp 2.079.432.523.186,70 Pajak 30% dari keuntungan = Rp 623.829.756.956,01 Keuntungan sesudah pajak = Rp 1.455.602.766.230,69
Analisa Kelayakan
1. Return On Investment (ROI)
Salah satu cara yang paling umum untuk menganalisis keuntungan dari suatu pabrik baru adalah percentreturn on investment yaitu kecepatan tahunan dimana keuntungan-keuntungan akan mengembalikan investasi (modal). Dalam bentuk dasar ROI dapat didefinisikan sebagai rasio (perbandingan) yang dinyatakan dalam prosentase dari keuntungan tahunan dengan investasi modal.
If Pb b Pr
If Pa a Pr
(10)
Dengan : Prb = ROI sebelum pajak Pra = ROI sesudah pajak
Pb = keuntungan sebelum pajak Pa = keuntungan sesudah pajak
If = fixed capital investment
x100%
369.728,42
2.551.828.
Rp
523.186,70
2.079.432.
Rp
Prb
=81,49 %ROI sebelum pajak : 81,49 %
x100%
369.728,42
2.551.828.
Rp
766.230,69
1.455.602.
Rp
Prb
= 57,04 %ROI sesudah pajak : 57,04 % 2. Pay Out Time (POT)
Pay out time adalah jangka waktu pengembalian modal yang ditanam
berdasarkan keuntungan yang dicapai.
If
x
0,1
Pb
If
POT
x100%
369.728,42
2.551.828.
Rp
x
0,1
6.956,01
623.829.75
Rp
369.728,42
2.551.828.
Rp
POT
= 1,093 tahun
POT sebelum pajak = 1,093 tahun
If
x
0,1
Pa
If
POT
(11)
x100%
369.728,42
2.551.828.
Rp
x
0,1
766.230,69
1.455.602.
Rp
369.728,42
2.551.828.
Rp
POT
= 1,492 tahun
POT sesudah pajak = 1,492 tahun 3. Break Even Point (BEP)
Break even point merupakan titik batas suatu pabrik dapat dikatakan tidak
untung tidak rugi. Dengan kata lain, break even point merupakan kapasitas produksi yang menghasilkan harga jual sama dengan total cost.
F ixed Cost
Tabel 39. Fixed Cost
No F ixed cost (Fa) Rp
1 Depresiasi Rp 255.182.836.972,84
2 Pajak Rp 51.036.567.394,57
3 Ansuransi Rp 1.020.731.347,89
Total Rp 307.240.135.715,30
Variable cost
Tabel 40. Variable Cost
No Variable cost (Va) Rp
1 Bahan Baku Rp 23.319.473.677.108,40
2 Royalties and patent Rp 353,915,494.243,73
3 Utilitas Rp 10.650.956.302,50
4 Packaging and shipping Rp 382.774.255.459,26
(12)
Regulated Cost
Tabel 41. Regulated Cost
No Regulateted Cost (Ra) Rp
1 Labour Rp 3.330.600.000,00
2 Maintenance Rp 12.591.418.486,42
3 Plant supplies Rp 12.759.141.848,64
4 Labolatory Rp 499.590.000,00
5 Payroll Overhead Rp 499.590.000,00 6 Plant Overhead Rp 1.831.830.000,00 7 General expenses Rp 8.791.217.152.022,41
Total Rp 8.937.7729.322.357,48
100%
x
Ra
0,7
Va
Sa
0,3Ra
Fa
BEP
x100% ) 322.357,48 8.937.729. Rp (0,7x -0 .383.113,9 24.066.814 Rp -0 .424.373,4 35.391.549 Rp ) 322.357,48 8.937.729. Rp x (0,3 5.715,30 307.240.13 RpBEP
= 58,97% (antara 40 % sampai 60 %) 4. Shut Down Point (SDP)
Shut down point adalah suatu titik di mana pabrik merugi sebesar fixed cost.
SDP =
x
100
%
Ra
7
,
0
Va
Sa
Ra
3
,
0
x100% ) 322.357,48 8.937.729. Rp (0,7x -0 .383.113,9 24.066.814 Rp -0 .424.373,4 35.391.549 Rp 322.357,48 8.937.729. Rp x 0,3 SDP(13)
5. Discounted Cash Flow(DCF )
Analisis kelayakan ekonomi dengan menggunakan “Discounted Cash Flow” merupakan perkiraan keuntungan yang diperoleh setiap tahun didasarkan pada jumlah investasi yang tidak kembali pada setiap tahun selama umur ekonomi. Rated of return based on discounted cash flow adalah laju bunga maksimal di mana suatu pabik atau proyek dapat membayar pinjaman beserta bunganya kepada bank selama umur pabrik.
(FC+WC) (1+i)n– (SV+ WC)=C((1+i)n-1 + (1+i)n-2 +…+ (1+i) + 1) Dengan :
C = Annual cost
= Rp 3.145.732.830.477 SV = Salvage value (harga tanah)
= Rp 255.182.836.973 WC = Working capital
= Rp 4.277.727.867.152 FC = Fixed capital
= Rp 2.551.828.369.728
(14)
Grafik 10. Gambar Analisis Ekonomi
Sa Va
Fa Ra
SDP
BEP
5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000
0 20 40 60 80 100
Mil
ya
r
p
er
ta
h
u
n
Kapasitas Produksi per tahun (%) Fa
Va Ra Sa
(15)
KESIMPULAN
Pabrik Asam Nitrat digolongkan pabrik berisiko rendah karena kondisi operasi pada tekanan atmosferis. Hasil kelayakan ekonomi adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan sebelum pajak Rp 2.079.432.523.186,70
Keuntungan setelah pajak Rp 1.455.602.766.230,69 2. Return On Investement (ROI)
ROI sebelum pajak 81,49 % ROI setelah pajak 57,04 % 3. Pay Out Time (POT)
POT sebelum pajak 1,093 tahun. POT setelah pajak 1,492 tahun.
4. Break Event Point (BEP) adalah 58,97% dan Shut Down Point (SDP) adalah 52,90 %
5. Discounted Cash Flow (DCF) adalah 41,98%
Dari perhitungan analisa ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa pabrik Asam Nitrat layak untuk didirikan.
(1)
Dengan : Prb = ROI sebelum pajak
Pra = ROI sesudah pajak
Pb = keuntungan sebelum pajak
Pa = keuntungan sesudah pajak
If = fixed capital investment
x100%
369.728,42
2.551.828.
Rp
523.186,70
2.079.432.
Rp
Prb
=81,49 %ROI sebelum pajak : 81,49 %
x100%
369.728,42
2.551.828.
Rp
766.230,69
1.455.602.
Rp
Prb
= 57,04 %ROI sesudah pajak : 57,04 %
2. Pay Out Time (POT)
Pay out time adalah jangka waktu pengembalian modal yang ditanam berdasarkan keuntungan yang dicapai.
If
x
0,1
Pb
If
POT
x100%
369.728,42
2.551.828.
Rp
x
0,1
6.956,01
623.829.75
Rp
369.728,42
2.551.828.
Rp
POT
(2)
x100%
369.728,42
2.551.828.
Rp
x
0,1
766.230,69
1.455.602.
Rp
369.728,42
2.551.828.
Rp
POT
= 1,492 tahun
POT sesudah pajak = 1,492 tahun
3. Break Even Point (BEP)
Break even point merupakan titik batas suatu pabrik dapat dikatakan tidak untung tidak rugi. Dengan kata lain, break even point merupakan kapasitas produksi yang menghasilkan harga jual sama dengan total cost.
F ixed Cost
Tabel 39. Fixed Cost
No F ixed cost (Fa) Rp
1 Depresiasi Rp 255.182.836.972,84
2 Pajak Rp 51.036.567.394,57
3 Ansuransi Rp 1.020.731.347,89
Total Rp 307.240.135.715,30
Variable cost
Tabel 40. Variable Cost
No Variable cost (Va) Rp
1 Bahan Baku Rp 23.319.473.677.108,40
2 Royalties and patent Rp 353,915,494.243,73
3 Utilitas Rp 10.650.956.302,50
4 Packaging and shipping Rp 382.774.255.459,26
(3)
Regulated Cost
Tabel 41. Regulated Cost
No Regulateted Cost (Ra) Rp
1 Labour Rp 3.330.600.000,00
2 Maintenance Rp 12.591.418.486,42
3 Plant supplies Rp 12.759.141.848,64
4 Labolatory Rp 499.590.000,00
5 Payroll Overhead Rp 499.590.000,00
6 Plant Overhead Rp 1.831.830.000,00
7 General expenses Rp 8.791.217.152.022,41
Total Rp 8.937.7729.322.357,48
100%
x
Ra
0,7
Va
Sa
0,3Ra
Fa
BEP
x100% ) 322.357,48 8.937.729. Rp (0,7x -0 .383.113,9 24.066.814 Rp -0 .424.373,4 35.391.549 Rp ) 322.357,48 8.937.729. Rp x (0,3 5.715,30 307.240.13 RpBEP
= 58,97% (antara 40 % sampai 60 %)
4. Shut Down Point (SDP)
Shut down point adalah suatu titik di mana pabrik merugi sebesar fixed cost.
SDP =
x
100
%
Ra
7
,
0
Va
Sa
Ra
3
,
0
x100% ) 322.357,48 8.937.729. Rp (0,7x -0 .383.113,9 24.066.814 Rp -0 .424.373,4 35.391.549 Rp 322.357,48 8.937.729. Rp x 0,3 SDP(4)
5. Discounted Cash Flow(DCF )
Analisis kelayakan ekonomi dengan menggunakan “Discounted Cash
Flow” merupakan perkiraan keuntungan yang diperoleh setiap tahun
didasarkan pada jumlah investasi yang tidak kembali pada setiap tahun selama umur ekonomi. Rated of return based on discounted cash flow adalah laju bunga maksimal di mana suatu pabik atau proyek dapat membayar pinjaman beserta bunganya kepada bank selama umur pabrik.
(FC+WC) (1+i)n– (SV+ WC)=C((1+i)n-1 + (1+i)n-2 +…+ (1+i) + 1) Dengan :
C = Annual cost
= Rp 3.145.732.830.477 SV = Salvage value (harga tanah)
= Rp 255.182.836.973 WC = Working capital
= Rp 4.277.727.867.152 FC = Fixed capital
= Rp 2.551.828.369.728
(5)
Grafik 10. Gambar Analisis Ekonomi
Sa
Va
Fa Ra
SDP
BEP
5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000
0 20 40 60 80 100
Mil
ya
r
p
er
ta
h
u
n
Kapasitas Produksi per tahun (%) Fa
Va Ra Sa
(6)
KESIMPULAN
Pabrik Asam Nitrat digolongkan pabrik berisiko rendah karena kondisi operasi pada tekanan atmosferis. Hasil kelayakan ekonomi adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan sebelum pajak Rp 2.079.432.523.186,70
Keuntungan setelah pajak Rp 1.455.602.766.230,69 2. Return On Investement (ROI)
ROI sebelum pajak 81,49 % ROI setelah pajak 57,04 % 3. Pay Out Time (POT)
POT sebelum pajak 1,093 tahun. POT setelah pajak 1,492 tahun.
4. Break Event Point (BEP) adalah 58,97% dan Shut Down Point (SDP) adalah 52,90 %
5. Discounted Cash Flow (DCF) adalah 41,98%
Dari perhitungan analisa ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa pabrik Asam Nitrat layak untuk didirikan.