HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA (Studi korelasi tentang komunikasi formal dengan motivasi kerja karyawan Instalasi Farmasi RSUD dr. Soetomo Surabaya).

HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL DENGAN MOTIVASI KERJ A KARYAWAN
INSTALASI FARMASI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
(Studi kor elasi tentang komunikasi formal dengan motivasi ker ja kar yawan Instalasi
Far masi RSUD dr. Soetomo Surabaya)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
KRISISHA RAHAYU
NPM : 0843010001

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
J URUSAN ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL DENGAN MOTIVASI KERJ A
KARYAWAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
(Studi kor elasi tentang komunikasi for mal dengan motivasi ker ja kar yawan
Instalasi far masi RSUD dr. Soetomo Surabaya)

Disusun oleh :

KRISISHA RAHAYU
NPM : 0843010001

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,
Pembimbing

Dr a. Her lina Suksmawati, M.Si
NIP : 030 223 116
Mengetahui,

Dekan FISIP,

Dr a. Hj. Supar wati, M.Si
NIP. 19550718 19830 22001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL DENGAN MOTIVASI KERJ A
KARYAWAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
(Studi kor elasi tentang komunikasi for mal dengan motivasi ker ja kar yawan
Instalasi far masi RSUD dr. Soetomo Surabaya)
Oleh :
KRISISHA RAHAYU
NPM : 0843010001
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur
Pada Tanggal 13 Juni 2012
Pembimbing


Tim Penguji:
1. Ketua

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP : 19641225 199309 2001

Ir . Didiek Tranggono, M.Si
NIP. 19581225 199001 1001
2. Sekretaris

Dr a. Her lina Suksmawati, M.Si
NIP : 19641225 199309 2001
3. Anggota

Dr a. Dyva Claretta, M.Si
NPT. 3 6601 94 0025 1
Mengetahui,
Dekan FISIP,


Dr a. Ec. Hj. Supar wati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
KRISISHA RAHAYU. HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL DENGAN
MOTIVASI KERJ A KARYAWAN INSTALASI FARMASI RSUD DR.
SOETOMO SURABAYA
(Studi kor elasi hubungan komunikasi for mal dengan motivasi ker ja
kar yawan Instalasi Far masi RSUD dr . Soetomo Surabaya)
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi
dalam organisasi yang kompleks yang mencakup beberapa macam komunikasi
antara lain komunikasi internal, hubungan manusia, dll. Komunikasi di dalam
organisasi dibedakan menjadi dua macam ada yang bersifat formal dan ada yang
bersifat informal. Komunikasi formal dalam organisasi memberikan aturan-aturan
serta batasan-batasan terhadap arus informasi diantara anggota organisasi. kurang
efektifnya komunikasi formal dapat menyebabkan timbulnya persepsi yang salah
antara karyawan dengan perusahaan. Salah satunya adalah menurunnya tingkat

disiplin karyawan Instalasi Farmasi RSUD dr.Soetomo Surabaya.
Penelitian ini menggunakan teori komunikasi organisasi dimana menurut
Richard K.Allen menyatakan bahwa fungsi dari komunikasi formal adalah untuk
mempengaruhi, membujuk, melakukan pengawasan dan meningkatkan motivasi.
Kemudian teori motivasi reinforcement yang menyatakan komunikasi formal
yang baik akan dapat menumbuhkan motivasi kerja karyawan. (Hanafi, 2003 : 3)
Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi yaitu untuk mencari
hubungan antara komunikasi formal dengan motivasi kerja karyawan. Data yang
digunakan ada yang bersifat primer yaitu didapatkan dari wawancara kepada
responden berdasarkan kuisioner dan data sekunder yang didapatkan dari
perusahaan, perpustakaan, dll. Jumlah polpulasi yang digunakan adalah 437 orang
yaitu jumlah keseluruhan karyawan Instalasi Farmasi RSUD dr.Soetomo
Surabaya dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 orang. Analisis data
yang digunakan adalah analisis Rank Spearmen untuk mencari kuatnya hubungan
dan untuk menguji hipotesis digunkan uji t.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang cukup berarti dan
signifikan antara komunikasi formal dengan motivasi kerja karyawan di Instalasi
Farmasi RSUD dr. Soetomo Surabaya. Dimana jika komunikasi formal
ditingkatkan maka motivasi kerja karyawan juga akan meningkat.
Kata Kunci : Komunikasi Formal dan Motivasi ker ja


xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur ke Hadirat Allah SWT karena dengan restu dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul
“ HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL DENGAN MOTIVASI KERJA INSTALASI
FARMASI RSUD dr. SOETOMO SURABAYA “ telah terselesaikan.
Penulis menyampaikan juga banyak terimakasih kepada Ibu Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
selaku dosen pembimbing yang telah member bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan
skripsi.
Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak luput dari bantuan semua pihak, baik materiil
maupun spiritual. Atas segala bantuan tersebut, maka penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Dra. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi.

3. Bapak Syaifudin Zuhri, DRS, M.Si,sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi.
4. Ibu Dra. Herlina Suksmawati, M.Si, sebagai Dosen pembimbing proposal.
5. Bapak Ir. Didiek Trenggono, M.Si, sebagai Dosen wali.
6. Kedua orang tua dan kedua kakak, sebagai pemberi dukungan mental serta financial
terutama di saat penulis patah semangat.
7. Sahabat-sahabatku Geng Gojez ( Wida, Noz, Shanti, Ade, Senja, Ardi, Dedy, Yoga,
Yuni) yang menjadi teman dalam suka maupun duka bagi penulis.
8. Sahabat-sahabat kampus, Etha, Dita, Tika, Tanti, dan masih banyak lagi yang tidak
bisa penulis sebutkan satu per satu. Bersama mereka penulis melewati berbagai hal
seru selama perkuliahan.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9. Sahabat-sahabat kantor (Yanti, Emil, Linda, Sinta, dll) yang jadi teman curhat dan
teman ngobrol penulis dan membantu dalam kinerja penulis.
10. Rekan – rekan kerja Instalasi Farmasi RSUD dr. Soetomo Surabaya atas support dan
kerjasamanya.
11. Semua dosen jurusan dan seluruh staff TU dan Perpustakaan yang telah banyak

member bimbingan dan bantuan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mohon bantuan dan sarannya untuk digunakan pada penyusunan selanjutnya.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Surabaya, 19 Juni 2012

Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI…………….................... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI…………………………….iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………...vi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………x
ABSTRAK………………………………………………………………......xi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…..1
1.1. Latar Belakang Masalah………………………………………..…1
1.2. Perumusan Masalah………………………………………………11
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………11
1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………….....11
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………..13
2.1. Definisi Komunikasi……………………………………………...13
2.2. Komunikasi Organisasi…………………………………………. 14
2.3. Komunikasi Formal…………………………………………….. 16
2.3.1. Komunikasi Ke Bawah………………………………........21
2.3.2. Komunikasi Ke Atas……………………………………... 22
2.4. Komunikasi Formal Dalam Organisasi…………………………. 23

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.5. Karyawan……………………………………………………....... 28

2.6. Motivasi Kerja Karyawan………………………………………..30
2.7. Model-model motivasi…………………………………….......... 36
2.8. Kerangka Berpikir………………………………………………. 37
2.9. Hipotesis………………………………………………………… 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………. 42
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………………… 42
3.1.1. Komunikasi Formal………………………………............. 42
3.1.2. Motivasi Kerja Karyawan…………………………...…… 47
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel……………… 51
3.2.1. Populasi…………………………………………………... 51
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel…………………….52
3.3. Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 53
3.4. Metode Analisa Data……………………………………………. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…........................ 56
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian………………………………56
4.1.1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo Surabaya……... 56
4.1.2. Instalasi Farmasi RSUD dr.Soetomo Surabaya…………...58
4.1.3. Pelayanan Instalasi Farmasi RSUD dr. Soetomo
Surabaya……………………………………………………60
4.1.4. Fungsi Pelayanan Kefarmasian di Instalasi

Farmasi RSUD dr.Soetomo Surabaya………………….

62

4.2. Analisis Data……………………………………………………. 63

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1. Karakteristik Responden……………………………….

63

4.2.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin……………………………...........64
4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……. 65
4.2.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir…………………………… 66
4.2.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan
Masa Kerja…………………………………….. 67
4.2.2. Deskripsi Variabel Komunikasi Formal Yang Terdapat
Di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya…68
4.2.2.1 Keterbukaan……………………………………... 68
4.2.2.2. Relationship (Hubungan)……………………… 72
4.2.2.3. Timing (Waktu)………………………………… 76
4.2.2.4. Metode Komunikasi……………………………. 77
4.2.3. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja Yang Terdapat Di
Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya... ……... 79
4.2.3.1. Kinerja………………………………………….. 80
4.2.3.2. Tantangan………………………………………. 84
4.2.3.3. Tanggung Jawab………………………………... 88
4.2.3.4. Keterlibatan……………………………………. 92
4.2.3.5. Penghargaan……………………………………. 96

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.3.6. Pengembangan………………………………….. 99
4.2.3.7. Jenjang Karir…………………………………… 103
4.2.4. Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis……………….. 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………..112
5.1 Kesimpulan………………………………………………………..112
5.2 Saran……………………………………………………………….113
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...xii
LAMPIRAN…………………………………………………………………114

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD dr.Soetomo…… 114
Lampiran 2. Kuisioner…........................................................................

115

Lampiran 3. Tabulasi Hasil Perhitungan..………………...………………...127
Lampiran 4. Tabel Pertolongan Rank XY.………………………...………...130

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Di mana saja,
kapan saja, dengan siapa saja manusia berhubungan dan memerlukan
komunikasi. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia
terutama jika manusia berhubungan dengan sesamanya. Hubungan dengan
orang lain merupakan proses yang terus berlanjut, apa yang membawa
hubungan tersebut dalam kehidupan adalah dan mutu komunikasi yang
ada pada hubungan tersebut.
Melalui hubungan dengan orang lain, manusia berkumpul dalam
suatu wadah untuk mempermudah pencapaian tujuan hidupnya. Di
mananpun manusia berkumpul baik dalam rumah, dalam organisasi,
maupun di kantor, komunikasi selalu menjadi penghubung sebagai proses
penyampaian ide dari komunikator kepada komunikan. Tidak ada manusia
yang tidak terlibat dalam komunikasi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat disangsikan,
demikian pula dalam situasi kerja. Perusahaan adalah salah satu bentuk
organisasi formal yang menduduki posisi penting dalam masyarakat maju
yang sangat terspesialisasi dan bertekhnologi. Perusahaan terdiri atas
orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda baik sosial,

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

pendidikan, agama, ekonomi maupun psikologis yang meliputi tingkat
emosional dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari baik dengan
lingkungan organisasi ataupun lingkungan di luar organisasi. Dengan
perbedaan tersebut terutama mencakup psikologis maka seringkali terjadi
benturan-benturan

psikologis

yang

menimbulkan

konflik

antara

kepentingan organisasi yang dapat mengganggu jalannya organisasi dalam
mencapai tujuannya.
Bila hal tersebut dibiarkan terus menerus dan tidak segera
diselesaikan maka akan dapat menimbulkan permasalahan yang sangat
besar dalam organisasi. Di mana itu semua dapat mempengaruhi
produktivitas karyawan dalam menjalankan tugasnya dan ini mudah sekali
menular pada karyawan yang tidak memiliki masalah. Bila ini terjadi maka
peran seorang

pimpinan

untuk memotivasi

karyawannya

sangat

diperlukan, hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan dalam
kegiatan komunikasi.
Komunikasi dalam situasi kerja terbagi dalam dua bentuk, yaitu
komunikasi informal dan formal. Komunikasi formal adalah komunikasi
menurut stuktur organisasi yang meliputi jaringan komunikasi ke bawah,
ke atas, dan komunikasi horizontal. Jaringan komunikasi formal dalam
organisasi memberikan aturan-aturan serta batasan-batasan terhadap arus
informasi di antara anggota organisasi.
Sedangkan

komunikasi informal berupa komunikasi

yang

diselenggarakan antara pimpinan dan karyawan yang menyangkut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

hubungan yang erat antar pribadi melalui pernyataan mengenai perasaan,
keinginan serta hasrat dari masing-masing karyawan. Dalam komunikasi
informal informasi yang diberikan seringkali kurang terkontrol sehingga
dapat menimbulkan salah persepsi dan issue-issue negative yang
berkembang di dalam organisasi terutama informasi yang berhubungan
dengan organisasi dan keberadaannya serta kesejahteraan karyawan. Di
mana itu semua dapat menyebabkan turunnya motivasi kerja para
karyawan.
Untuk itu perlu adanya pengembangan komunikasi secara formal,
untuk meminimalkan timbulnya penyebaran informasi negative yang
berkembang di dalam organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Wexley
dan Yuki bahwa

jaringan

komunikasi formal dalam

organisasi

memberikan aturan-aturan serta batasan-batasan terhadap arus informasi di
antara anggota organisasi. (Wexley and Yuki, 2005 : 77).
Adanya batasan arus informasi di sini adalah upaya yang dilakukan
seorang pimpinan untuk mengolah informasi yang ada agar dapat diterima
dengan baik oleh karyawan, sehingga dalam suatu keadaan organisasi
mengalami krisis karyawan tidak terlalu terbebani dengan permasalahan
yang ada dalam organisasi tetapi malah lebih termotivasi untuk
menjalankan tugasnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dedy Mulyana
mengenai definisi komunikasi sebagai proses linear atau proses sebab
akibat, yang mencerminkan pengiriman pesan oleh yang biasa disebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

komunikator untuk mengubah pengetahuan, sikap atau perilaku penerima
pesan. (Mulyana, 2001 : 58)
Oleh karena itu setiap organisasi harus mampu mengembangkan
kegiatan komunikasinya, baik yang bersifat formal maupun bersifat
informal agar arus informasi yang ada dapat berjalan guna mengorganisir
kinerja organisasi. Salah satu perusahaan yang perlu mengembangkan
kegiatan komunikasinya adalah Instalasi Farmasi RSUD. dr. Soetomo
Surabaya. Instalasi Farmasi RSUD. dr. Soetomo Surabaya memiliki
karyawan yang terdiri atas orang-orang yang memiliki latar belakang yang
berbeda, sehingga kegiatan komuniksi sangatlah diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dapat mengganggu
jalannya organisasi dalam mencapai tujuannya.
Instalasi Farmasi RSUD. dr.Soetomo merupakan instalasi yang
berada di bawah naungan RSUD. dr.Soetomo di mana Rumah Sakit ini
merupakan badan usaha milik pemerintah Provinsi Jawa Timur yang
bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan bagi masyarakat Jawa Timur
maupun dari luar Provinsi. Instalasi Farmasi RSUD. dr. Soetomo memiliki
beberapa unit pelayanan, diantaranya :

Unit Penyimpanan Perbekalan

Farmasi Individual, Unit Penyimpanan Perbekalan Farmasi Standar, Unit
Produksi, Unit Laboratoriun Farmasi, Unit PIO dan Konseling, Unit
Pelayanan Farmasi (UPF) IRD, Unit Pelayanan Farmasi GBPT, Unit
Pelayanan Farmasi Rawat Inap Bedah, Unit Pelayanan Farmasi Penyakit
Saraf, Unit Pelayanan Farmasi Penyakit Dalam & UPIPI, Unit Pelayanan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Farmasi Rawat Inap Paru, Jantung & Gedung Tuberculosis Terpadu
(GTBT), Unit Pelayanan Farmasi IRNA OBGYN, Unit Pelayanan Farmasi
IRNA Anak, Unit Pelayanan Farmasi IRNA Jiwa, Unit Pelayanan Farmasi
IRJ, Unit Pelayanan Farmasi GRIU, Unit Pelayanan Farmasi Gedung
Pusat Diagnostik Terpadu (GPDT).
Pelayanan milik pemerintah ini tidak lepas dari pemasalahanpermasalahan internal perusahaan sehingga kegiatan komunikasi sangatlah
diperlukan untuk menciptakan iklim kerja yang baik.
Contoh permasalahan internal yang menimpa Instalasi Farmasi
RSUD. dr. Soetomo Surabaya adalah kurangnya transparasi managerial
dari pihak pimpinan kepada bawahan seperti halnya saat berpindahnya
kepengurusan Instalasi Farmasi yang semula adalah Instalasi swasta
independen yang bekerja sama dengan RSUD.dr Soetomo namun akhirnya
pada Januari 2011 diambil alih dan dikelola langsung di bawah naungan
RSUD.dr.Soetomo. Peralihan manajerial ini sempat membuat karyawan
bingung dengan perubahan sistem kerja yang berlaku, kabar yang tersebar
di kalangan karyawan bahwa tidak semua karyawan direkrut kembali.
Komunikasi yang kurang baik antara perusahaan dengan karyawan saat ini
sangat mempengaruhi kinerja para karyawan, dan menyebabkan para
karyawan khawatir kehilangan pekerjaan mereka. Informasi yang ada tidak
dikomunikasikan secara baik oleh pimpinan sehingga pesan yang
diterimapun kurang efektif. Dengan adanya distorsi pesan yang dilakukan
menyebabkan informasi yang sampai kepada karyawan kurang lengkap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

sehingga menimbulkan isu-isu negatif atau informasi yang tidak akurat
menyebar di lingkungan perusahaan khususnya kepada para karyawan.
Permasalahan kedua muncul dari permasalahan sebelumnya
dimana semenjak manajerial Instalasi Farmasi diambil alih oleh RSUD dr.
Soetomo, pihak perusahaan membuat kebijakan baru tentang gaji
karyawan yaitu kebijakan tentang potongan pajak yang sebelumnya tidak
pernah diadakan, yang menjadi permasalahan bagi karyawan adalah
potongan pajak tersebut dibebankan secara kumulatif dan tiba-tiba,
terhitung dari pajak satu tahun sebelumnya yang jika diperhitungkan
jumlahnya hampir sama dengan gaji satu bulan. Hal ini tentu saja
mendapat protes keras dari karyawan yang menganggap kebijakan
perusahaan tidak berpihak kepada karyawan.

Kebijakan tersebut

kemudian dikomunikasikan oleh pimpinan melalui komunikasi formal
kepada karyawaan. Karena kurang efektifnya komunikasi yang dilakukan
maka pesan yang disampaikan tidak diterima dengan baik sehingga
menimbulkan persepsi yang salah.
Menurut hasil observasi dari pengamatan permasalahan di atas,
peneliti menemukan adanya permasalahan dalam komunikasi dimana
pimpinan tidak mampu mengolah informasi dengan baik sehingga
permasalahan tersebut tidak dapat diterima oleh karyawan dan
menimbulkan permasalahan lainnya akibat salah persepsi.
Tak hanya permasalahan-permasalahan besar saja yang mampu
mempengaruhi kinerja karyawan, akan tetapi permasalahan kecil yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

tidak segera diatasi juga mampu berdampak besar pada produktivitas
perusahaan. Dalam pelaksanaan operasionalnya seringkali ditemukan
beberapa masalah yang mengganggu hubungan komunikasi di perusahaan.
Berdasarkan survey pendahuluan peneliti melakukan wawancara dengan
beberapa karyawan dari berbagai unit. Selain permasalahan-permasalahan
besar yang sudah dijabarkan di atas, masalah yang sering dihadapi
karyawan dan banyak keluhan-keluhan adalah tentang beban kerja yang
tinggi dimana seringkali karyawan melakukan pekerjaan di luar job
disknya dan sering kali harus lembur karena banyaknya pekerjaan yang
harus diselesaikan sementara jumlah sumber daya manusia yang dirasa
kurang. Karyawan seringkali mengeluhkan sikap pimpinan yang tidak mau
tahu tentang kondisi di lapangan dan menuntut semua pekerjaan
terselesaikan dengan benar sementara sumber daya manusia yang ada tidak
memadai untuk beban kerja yang melebihi kapasitas. Sementara pada
instalasi lain di bawah naungan RSUD dr.Soetomo tidak ada sistem
lembur seperti halnya pada Instalai Farmasi, selain itu hanya Instalasi
Farmasi saja yang memberlakukan sanksi potongan gaji jika karyawan
terlambat datang ataupun jika ada kesalahan dalam operasional.
Permasalahan internal lain yang ada dalam Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soetomo Surabaya adalah turunnya motivasi kerja karyawan. Hal ini
dapat kita lihat melalui beberapa permasalahan, antara lain:
1. Masih banyaknya karyawan yang datang terlambat meskipun telah
diberlakukan sanksi potongan gaji bagi yang terlambat dan pemberian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

uang reward bagi yang datang tepat waktu. Permasalahan ini seperti
yang terjadi pada unit kerja Irna Bedah yang mana jumlah karyawan
yang terlambat masih signifikan meskipun ada beberapa yang menjadi
terpacu dengan adanya reward, akan tetapi karyawan yang terlambat
datang lebih banyak jumlahnya bahkan lebih dari 50%.
2. Banyaknya tugas yang tidak terselesaikan tepat waktu, seperti halnya
terlambatnya klaim resep, banyaknya stock obat yang tidak sesuai
antara data komputer dan barang. Kasus terlambatnya klaim ini banyak
terjadi pada Unit kerja Rawat Inap karena resep hanya dapat diklaim
setelah pasien dinyatakan pulang atau KRS (Keluar Rumah Sakit),
sehingga arsip resep pun menumpuk sedangkan jumlah Sumber Daya
Manusia tidak memadai untuk menyelesaikan tuntutan pekerjaan yang
tinggi. Selain itu meskipun setiap bulannya dilakukan Stock Opname
yaitu penghitungan dan penyesuaian jumlah barang (obat dan alat
kesehatan) antara fisik dan komputer akan tetapi karena arus keluar
masuk barang yang sangat cepat sehingga masih sering saja terjadi
ketidaksesuaian. Ketidak sesuaian stock ini terjadi diseluruh Unit
Pelayanan Farmasi yang melayani resep, baik pada Unit Rawat Jalan
maupun Rawat Inap.
3. Terlambatnya jam buka pelayanan karena karyawan yang enggan
dalam

melaksanakan

tugas

dan

kewajiban

sewaktu

dinas.

Permasalahan ini sering terjadi pada Satelit Farmasi Rawat Inap yaitu
unit kerja di bawah naungan Unit Kerja Depo Farmasi Induk. Masing-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

masing Satelit Farmasi dikelola oleh dua hingga tiga orang. Satelit
Farmasi ini lokasinya terletak dalam tiap ruang rawat inap yang tidak
berada dalam pengawasan langsung Kepala Unit Pelayanan Farmasi
dan Apoteker Supervisor, longgarnya pengawasan ini seolah memberi
celah yang berdampak pada turunnya disiplin kerja.
(Sumber : wawancara dengan beberapa staf Instalasi Farmasi RSUD dr.
Soetomo)
Hal ini lah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Hubungan Komunikasi Formal dengan Motivasi
Kerja Karyawan Instalasi Farmasi RSUD dr. Soetomo Surabaya”.
Peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian pada Instalasi
Farmasi RSUD.dr Soetomo Surabaya dimana perusahaan ini merupakan
perusahaan yang mengutamakan kepentingan masyarakat luas khususnya
dalam bidang pelayanan jasa kesehatan. Apabila karyawannya mengalami
penurunan motivasi maka dengan sendirinya pelayanan terhadap
masyarakat akan menurun juga. Padahal instalasi ini memiliki peranan
penting di RSUD dr. Soetomo, sehingga apabila terjadi suatu
permasalahan internal hendaknya segera diatasi agar tidak menimbulkan
permasalahan lainnya yang berdampak pada citra perusahaan.
Oleh karena komunikasi juga merupakan kebutuhan yang juga
harus dipenuhi, maka ketidakpastian informasi, atau kurangnya perhatian
perusahaan pada kebutuhan komunikasi akan membuat situasi kerja
menjadi tidak harmonis, seolah ada batas pemisah atau jarak karena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

kurangnya komunikasi. Sehingga menyebabkan turunnya minat karyawan
terhadap pekerjaannya, padahal seharusnya para karyawan mempunyai
kesadaran untuk bekerja sama dan mempunyai rasa ikut memiliki dalam
mempertahankan citra positif Instalasi Farmasi RSUD dr.Soetomo
Surabaya.
Pertambahan arus pesan atau keterbukaan dari hasil komunikasi
mungkin mempunyai pengaruh negatif kepada organisasi karena kelebihan
beban atau bertambahnya harapan. Pertambahan keterbukaan komunikasi
menambah harapan karyawan berpartisipasi dalam proses pembuatan
keputusan. Jika harapan ini tidak menjadi kenyataan maka makin besar
rasa ketidakpuasan yang berdampak pada turunnya motivasi. (Abdullah
Masmuh, 2008 : 50).
Seperti halnya teori yang dikemukakan Rensis Likert, seorang ahli
teori mengenai hubungan antar manusia yaitu bahwa jika pimpinan atau
manajer organisasi memiliki kepedulian dan memberikan dukungan
kepada karyawan atau bawahan, maka karyawan atau bawahan akan
memiliki motivasi kerja lebih besar sehingga lebih produktif (Morrisan,
2009 : 70). Atas dasar teori tersebut dapat dipastikan bahwa komunikasi
formal memiliki keterkaitan dengan motivasi kerja karyawan. Melihat dari
permasalahan-permasalahan yang timbul dalam Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soetomo dimana konflik yang terjadi lebih banyak mengacu pada
komunikasi formal yang bersifat vertikal. Dan dengan melihat pentingnya
kedudukan komunikasi formal sebagai salah satu pendekatan hubungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

dalam situasi kerja, maka hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Komunikasi Formal
dengan Motivasi Kerja Karyawan Instalasi Farmasi RSUD dr.Soetomo
Surabaya”.

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka perumusan masalah
dari penelitian ini yaitu :
“Bagaimanakah hubungan komunikasi formal dengan motivasi kerja
karyawan Instalasi Farmasi RSUD dr. Soetomo Surabaya?”

1.3.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penulisan
skripsi

ini

adalah

“Untuk

mengetahui

bagaimanakah

hubungan

komunikasi formal dengan motivasi kerja karyawan Instalasi Farmasi
RSUD dr. Soetomo Surabaya?”

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini untuk berbagai
pihak adalah sebagai berikut :
1.

Kegunaan Teoritis, bagi pihak perkembangan ilmu pengetahuan,
khusunya bagi ilmu komunikasi diharapkan dapat memberikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

sumbangan pemikiran bagi pengembangan dan penerapan teoriteori tentang penelitian di bidang ilmu komunikasi.
2.

Kegunaan Praktis, bagi pihak perusahaan Instalasi Farmasi RSUD
dr. Soetomo adalah merupakan masukan atau tambahan referensi
untuk dapat meningkatkan peranannya dalam memberikan
pelayanan dalam bidang jasa kesehatan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Definisi Komunikasi
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manuisa. Yang
dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya (Effendy, 2000 : 28).
Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian yang dilakukan
oleh orang-orang yang bermaksud memberikan pengertian secara simbolis
kepada orang-orang tertentu, sebagai sarana pengaliran informasi antara
bidang yang

berbeda dalam suatu system guna terjadinya komunikasi

diantara individu-individu di dalamnya. Pengertian tersebut sesuai dengan
pendapat Handoko mengenai komunikasi organisasi yang didalamnya terdiri
atas unsur-unsur :
1. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
2. Suatu sarana pengaliran informasi
3. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu
Pengertian komunikasi menurut Ruben (1998) mengenai komunikasi
manusia secara lebih komperhensif, yakni komunikasi manusia adalah suatu
proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam
organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirim, dan menggunakan

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

informasi untuk mengkoordinasikan lingkungannya dengan orang lain
(Muhammad, 2002 : 2)
Komunikasi juga dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi
antara dua orang atau lebih yang meliputi pertukaran informasi yang
ditujukan untuk memberikan keterangan tentang sesuatu kepada penerima,
mempengaruhi sikap penerima, memberikan dukungan psikologis kepada
penerima, ataupun mempengaruhi perilaku penerima seperti : meminta
informasi, keluhan terhadap suatu pesan, atau untuk dukungan psikologis
(Wexley and Yuki, 2005 : 70)
Tujuan dari komunikasi secara umum adalah menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah
perilaku atau menggerakan tindakan dan juga untuk menghibur. (Mulyana,
2001 : 30).

2.2. Komunikasi Organisasi
Menurut Redding dan Sanborn komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks yang
mencakup beberapa macam komunikasi antara lain komunikasi internal,
hubungan manusia, dll.
Sedangkan menurut Katz dan Kahn komunikasi organisasi merupakan
arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu
organisasi. (Muhammad, 2001 : 66).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang komplek
yang dipengaruhi oleh lingkungan.
2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah, dan
media.
3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,
hubungannya dan ketrampilan.
Definisi tradisional komunikasi organisasi cenderung menekankan
komunikasi sebagai kegiatan penanganan pertukaran pesan yang terkandung
“dalam” “atau” untuk menunjukkan batasan-batasan organisasional dari
sebuah struktur organisasi. Karena di dalam batasan-batasan itu terlihat
hubungan antar manusia yang ditempatkan sebagai pemrosesan informasi,
pemrosesan pesan, penafsiran dan malah bertindak berdasarkan informasi.
(Pace dan Faules, 2001 : 33)
Komunikasi organisasi sering pula diartikan sebagai perilaku
pengorganisasian yakni bagaimana para karyawan terlibat dalam proses
bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang sedang terjadi.
Komunikasi tidak sekedar melayani organisasi tetapi dia adalah organisasi
itu sendiri. Dengan kata lain komunikasi organisasi memungkinkan
kehidupan organisasi. (Liliweri, 2004 : 61)
Komunikasi

organisasi

cendung

menekankan

penanganan pesan yang terkandung dalam

pada

kegiatan

suatu batas organisasi.

Komunikasi organisasi juga dipandang sebagai suatu perspektif interpektif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

(subyektif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang mengubah
organisasi. Dengan demikian pemahaman tentang komunikasi organisasi
adalah proses penciptaan makna rasa interaksi yang menciptakan,
memelihara, dan mengubah organisasi. (Pace, 1998 : 33)

2.3. Komunikasi Formal
Komunikasi formal ialah komunikasi yang terjadi di antara para
anggota organisasi, yang secara tegas telah diatur dan telah ditentukan dalam
struktur organisasi. (Wursanto, 1994 : 37)
Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi
yang meliputi jaringan komunikasi ke bawah, ke atas dan komunikasi
horizontal. ( Sulistiyani dan Rosidah, 2003 : 61 )
Komunikasi formal dapat berbentuk :
1. Perintah-perintah
2.

Saran-saran

3.

Laporan

4.

Rapat

5.

Konferensi

6.

Dan lain-lain

Ciri-ciri yang terdapat dalam komunikasi formal menurut Wexley and Yuki
adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

1. Informasi

yang disampaikan mempunyai sanksi resmi. Ciri

ini

menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan itu mempunyai nilai
tepat guna dan tepat waktu.
2. Bahwa komunikasi formal bersumber dari perintah-perintah resmi, dan
perintah-perintah itu hanya diberikan oleh orang-orang yang berwenang.
3. Bahwa komunikasi formal bertalian erat dengan masalah proses
penyelengaraan kerja, dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan.
4. Dalam praktek komunikasi formal lebih ditonjolkan penggunaan saran
yang dipergunakan.
Dari ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwasanya pesan yang
disampaikan dalam komunikasi formal berasal dari pimpinan teratas yang
disampaikan ke pada bawahan melalui jenjang kepemimpinan yang terdapat
dalam struktur organisasi. Dimana pesan yang disampaikan berhubungan
dengan pencapaian tujuan organisasi dan terdapat sanksi bagi yang
melanggar.
Jalur formal dalam komunikasi formal yang dimaksud adalah
penggunaan legitimasi formal dalam organisasi untuk melakukan komunikasi
di dalam organisasi. Di mana proses komunikasi tersebut biasanya diawasi
dan dikontrol oleh pimpinan, karena pesan dan informasi yang disampaikan
biasanya memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi pimpinan itu sendiri
dalam mengorganisir dan mengarahkan anggota-anggotanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasanya komunikasi
formal digunakan oleh para pimpinan untuk mengorganisir dan mengarahkan
kinerja para anggota organisasi guna terlaksananya kinerja organisasi.
Komunikasi formal sangatlah penting di dalam suatu organisasi.
Melalui komunikasi formal semua kegiatan yang menyangkut kinerja
organisasi akan dapat di organisir dengan baik. Untuk itu setiap organisasi
harus mampu melaksanakan komunikasi formal dengan baik guna
tercapainya tujuan organisasi.
Dimana komunikasi formal berfungsi sebagai :
1. Komando yaitu mengarahkan dan membatasi tindakan para bawahan,
menangani dan memelihara tampilan yang dekat antara pimpiunan dan
bawahan melalui umpan balik.
2. Relasi yaitu menciptakan dan melaanjutkan sifat impersonal dalam
organisasi, membuat negosiasi antar unit, mendefinisikan peran organisasi.
3. Menjaga keseimbangan antara kepentingan organisasi dengan individual
para anggota organisasi. (Liliweri, 2004 : 67)
Dengan adanya komunikasi formal yang memadai antara pimpinan
dan bawahan sehingga dapat berlangsung komunikasi secara timbal-balik,
maka secara tidak langsung akan dapat mempengaruhi motivasi kerja para
karyawan. Seorang pimpinan dirasa mampu menyampaikan pesan atau
informasi dari atasan kepada karyawan dan karyawan merasa diperhatikan
dan dihargai ketika mpimpinan mendengarkan saran, pendapat serta keluhan.
Sehingga dengan adanya hubungan tersebut para karyawan akan lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

termotivasi untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam organisasi
dimana mereka mendapatkan penghargaan baik secara langsung maupun
tidak langsung (pujian, perhatian, dll).
Komunikasi formal yang baik akan dapat menumbuhkan motivasi
kerja karyawan, hal ini didukung oleh teori motivasi reinforcement dimana
ketika atasan memberikan perintah kepada bawahan dan bawahan taat dan
mengerjakannya dengan baik dengan konsekuensi tertentu (misal mendapat
bonus). Dengan konsekuensi tersebut maka karyawan termotivasi untuk
bekerja lebih baik agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Selain itu konsekuensi yang dibuat dapat memotivasi karyawan dimasa
mendatang. Karena balasan menyenangkan maka dimasa mendatang
karyawan akan melakukan respon yang sama yaitu apabila diperintah oleh
atasan akan dikerjakan dengan baik. (Hanafi, 2003 : 319)
Menurut Richard K.Allen Komunikasi formal digunakan pimpinan
untuk mengadakan pengawasan, informasi untuk mempengaruhi anggota,
membujuk dan meningkatkan motivasi. Komunikasi formal dilakukan untuk
menjawab kebutuhan karyawan. Kebutuhan tersebut antara lain :
1. Pemenuhan kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan
dengan orang lain.
2. Pemenuhan kebutuhan akan informasi melalui saluran-saluran komunikasi
yang disediakan.
3. Pemenuhan kebutuhan pengakuan diri, seperti ingin dihargai dan
dihormati serta diakui keberadaannya dalam organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

4. Pemenuhan kebutuhan untuk mempengaruhi orang lain .
5. Penyelesaian konflik dengan memperhatikan kepentingan bersama dan
kepentingan individu.
Dalam komunikasi formal ada beberapa faktor yang mempengaruhi
1. Keterbukaan

: keterbukaan di sini adalah keterbukaan antara
pimpinan dan karyawan akan dalam menyampaikan
informasi sehingga tidak terjadi pemblokan pesan.

2. Relationship

: Hubungan yang baik antara pimpinan dan
karyawan akan memudahkan berlangsungnya proses
komunikasi terutama dalam penyampaian pesan dan
efek yang diharapkan. Pesan akan mudah diterima
bila orang memiliki kedekatan dengan komunikan.

3. Timing

: ketepatan waktu pengiriman pesan. Ketepatan
waktu dalam pengiriman pesan akan menimbulkan
dampak yang potensial bagi tingkah laku anggota
organisasi.

4. Metode komunikasi

: Metode yang digunakan oleh organisasi untuk
mengkomunikasikan

informasi

sehingga

komunikasi dapat berlangsung dengan baik.
(Wiryo, 2003 : 12)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.3.1. Komunikasi Ke bawah
Komunikasi yang mengalir dari jabatan yang berorientasi tinggi
kepada mereka yang berorientasi rendah. Adapun informasi yang biasa
dikomunikasikan pimpinan kepada atasan dalam komunikasi ke bawah
menurut (Katz & Kahn, 1966) adalah : Informasi tentang bagaimana
melakukan pekerjaan, informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan
pekerjaan, informasi mengenai kebijakan dan praktik organisasi, informasi
mengenai kinerja pegawai dan informasi untuk mengembangkan rasa
memiliki tugas ( Pace and Faules, 2001 : 184-185 )
Tujuan komunikasi ke bawah yang dilakukan pimpinan menurut Rulf
R. Lynton ( Pareak, 1984 : 103) adalah :
1. Penyebaran informasi rutin seperti surat edaran, papan pengumuman,
madding.
2. Penyebaran informasi procedural seperti buku penuntun, pedoman, surat
edaran.
3. Sosialisasi seperti penerbitan khusus, ceramah, rapat.
4. Memberikan informasi berhubungan dengan pekerjaan seperti percakapan.
5. Umpan balik seperti percakapan, memo.
6. Pembinaan karyawan seperti percakapan, rapat-rapat kelompok.
Bentuk komunikasi ke bawah menurut Pace ( 2001 : 185 )adalah :
1. Informasi tentang apa yang harus dilakukan karyawan
2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
3. Informasi tentang aturan kebijakan dan regulasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

4. Informasi tentang kinerja pegawai.
5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas.

2.3.2. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas adalah komunikasi dimana informasi yang
disampaikan mengalir dari jenjang yang lebih rendah ke jenjang yang lebih
tinggi yang mengalir dari jenjang yang tertinggi dalam hirarki kekuasaan. (
Pace and Faules, 2001 : 189 ). Komunikasi ke atas membantu para pimpinan
untuk mengetahui kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari
mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang disampaikan oleh
pimpinan. Dengan demikian dapat kita lihat bahwasanya komunikasi ke atas
dan komunikasi ke bawah memiliki pengaruh satu dengan yang lain. Agar
komunikasi ke bawah dapat berjalan dengan baik maka pimpinan juga harus
memperhatikan aliran komunikasi dari komunikasi ke atas.
Agar komunikasi ke atas dapat berjalan dengan efektif maka setiap
manajer

hendaknya

menentukan

tujuannya.

Manajer

yang

ingin

mengembangkan para bawahannya dengan menggunakannya sebagai sumber
ide dan saran akan menemukan pendekatan hubungan-hubungan antar
manusia ( human relation ) akan lebih sesuai. Dengan kata lain tidak akan
terdapat suatu keadaan dimana seorang bawahan tidak mempercayai
pimpinannya dan takut dihukum jika menyatakan pendapat yang sebenarnya,
maka para bawahan akan cenderung mengatakan apa yang diinginkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

atasannya dan akan cenderung menghindarkan untuk pemberian saran dan
masukkan. ( Wexley and Yuki, 2005 : 92 )
Komunikasi ke atas dapat berupa :
1. Petunjuk, tentang apa yang harus dilakukan karyawan
2. Keluhan, berupa kesulitan kerja sehingga dapat memecahkan masalah
3. Saran, berupa anjuran pembaharuan
4. Penyampaian perasaan, bagaimana bawahan merasakan sesuatu tentang
orang lain dan pekerjaan orang lain.
( Liliweri, 2004 : 86 )

2.4. Komunikasi for mal dalam organisasi
Menurut Schein, organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan
sejumnal orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian
pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab. Setiap
organisasi memilkik struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan
bagian lain oleh karena itu diperlukan komunikasi untuk mengkoordinasikan
aktivitas. ( Muhammad, 2001 : 23 )
Komunikasi

merupakan

aktivitas

dasar

manusia.

Dengan

berkomunikasi, manusia dapat salaing berhubungan satau sama lain dalam
kehisupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat kerja, dalam masyarakat
atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak terlibat
dalam komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu
juga bagi organisasi. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua
organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator
dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan
komunikasi mereka ( Kohler, 1981 ).
Jaringan komunikasi yang digunakan dalam organisasi ada dua
macam yang pertama komunikasi formal yaitu komunikasi yang terjadi di
antara para anggota organisasi, yang secara tegas telah diatur dan telah
ditentukan dalam struktur organisasi dan komunikasi informal adalah
komunikasi yang tidak tergantung pada struktur organisasi seperti komunikasi
antar sejawat, gossip. ( Wursanto, 1994 : 37 )
Kepemimpinan

sangatlah

mempengaruhi

keefektifan

dalam

komunikasi formal. Ketika kepemimpinan seseorang dianggap sangat baik
oleh bawahannya maka kegiatan komunikasi akan dapat berlangsung dengan
efektif, karena di sana terdapat kedekatan dan kepercayaan terhadap seorang
pimpinan. Sehingga ketika kegiatan komunikasi formal berlangsung pesan
yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan kegiatan akan dapat
berjalan secara dua arah.
Tiga unsur yang penting dalam kepemimpinan yang mempengaruhi
proses komunikasi :
1. Relationship adalah hubungan timbal balik antara pimpinan dan bawahan.
2. Mutual adalah suatu hubungan yang menggambarkan pertukaran makna
dan kepentingan bersama yang saling memuaskan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

3. Kolaborasi adalah kerjasama bermakna demi menyelesaiakn konflik
bersama dengan memperhatikan terpenuhinya kepentingan bersama tanpa
mengabaikan kepentingan sendiri.
(Liliweri, 2004 : 272)
Dengan adanya kepemimpinan tersebut maka proses komunikasi dapat
dilaksanakan dengan baik dan akan menciptakan iklim komunikasi yang baik.
Iklim komunikasi yang baik dapat menciptakan iklim organisasi yang
baik. Dengan iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para
anggota organisasi berkomunikasi terbuka, rileks, ramah tamah antara sesama
anggota dan pimpinan.
Lima dimensi penting dari iklim organisasi
1. Supportiveness atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi
mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga
perasaan diri berharga dan penting.
2. Partisipasi membuat keputusan
3. Kepercayaan dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia.
4. Tujuan kinerja yang tinggi pada tingkat mana tujuan kinerja di
komunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.
Fungsi komunikasi formal akan dapat terlaksana dengan semestinya
ketika dalam komunikasi formal mengandung keterbukaan, hubungan yang
baik antara pimpinan dan bawahan. Karena dengan adanya keterbukaan dan
hubungan yang baik, proses komunikasi akan dapat berjalan dengan baik.
Baik dalam penyampaian informasi, penerimaan dan efek yang diharapkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Untuk itu perlu

adanya suatu hubungan yang baik yang mencakup

keterbukaan antara pimpinan dan bawahan sehingga semua informasi yang
berhubungan dengan organisasi dapat disampaikan dan diterima dengan baik.
Seperti yang dikatakan oleh Davis ( 1976 ) seorang pimpinan hendaklah
sanggup memberikan dan membagi informasi yang dibutuhkan oleh
karyawan dan hendaklah berusaha untuk menciptakan hubungan yang baik
guna membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan.
Sumber informasi yang terbaik adalah orang yang terdekat dengan
karyawan ( Godlhaber, 1986 ) oleh karena itu seorang pimpinan harus mampu
menciptakan human relation yang baik dengan karyawannya agar karyawan
mau menerima pesan yang disampaikan dan juga agar karyawan dapat
melakukan komunikasi ke atas tanpa adanya tekanan dan ketakutan akibat
kekuasaan. Dengan adanya keterbukaan arus komunikasi ke atas kan
membantu penerimaan dan arus komunikasi ke bawah. ( Koechler, 1981 )
Selain keterbukaan dan hubungan yang baik antara karyawan dan
pimpinan faktor timing dan metode komunikasi yang digunakan juga
mempengaruhi komunikasi formal. Timing adalah ketepatan waktu dalam
melakukan

kegiatan

komunikasi.

Seorang

pimpinan

hendaklah

mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan karen

Dokumen yang terkait

Analisis hubungan komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan pada Head Office (HO) PT X Bogor

0 8 86

STUDI PENGGUNAAN ALBUMIN PADA PASIEN LUKA BAKAR DI RSUD DR. SOETOMO, SURABAYA (Penelitian di Departemen Bedah Plastik RSUD Dr. Soetomo, Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 18

Penelitian Analitik Observasional Cross Sectional Di Instalasi Rawat Inap Medik RSUD Dr Soetomo Surabaya

0 0 14

Penelitian Analitik Observasional Cross Sectional Di Instalasi Rawat Inap Medik RSUD Dr Soetomo Surabaya

0 1 14

Laporan praktek kerja profesi program pendidikan profesi apoteker bidang farmasi Rumah Sakit di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 1 21

Laporan praktek kerja profesi program pendidikan profesi apoteker bidang farmasi Rumah Sakit di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 7 541

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Bidang Minat Farmasi Rumah Sakit di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo Jl. Mayjen Prof. Moestopo 6 – 8 Surabaya 01 Agustus – 14 Oktober 2016 - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 1 15

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Bidang Minat Farmasi Rumah Sakit di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo Jl. Mayjen Prof. Moestopo 6 – 8 Surabaya 01 Agustus – 14 Oktober 2016 - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Bidang Minat Farmasi Rumah Sakit di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo Jalan Mayjend Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya (11 April – 10 Juni 2016) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 15

Analisis pengukuran waktu kerja di instalasi sterilisasi dan binatu rsud dr. soetomo surabaya - ITS Repository

0 0 70