FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR GULA DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1998-2012.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR GULA DI
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1998-2012
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Program Studi : Agribisnis

Oleh :
FARIALDI SAMSIKIN
NPM : 0924010023

Kepada

PROGRAM STUDI AGRIBISNI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” JAWA TIMUR
SURAB AYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Rahmat dan Kehadirat Allah SWT akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impor
Gula di Provinsi Jawa Timur Tahun 1998-2012 ”
Dalam hal ini peneliti menyadari bahwa segala keberhasilan dan
kesuksesan tidak terlepas dari Sang Khaliq dan juga tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang telah memberikan waktu, kesempatan, serta bimbingan.
Peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Dr.Ir.
Zainal Abidin, MS selaku dosen pembimbing utama dan Ir. Mubarokah, MTP
selaku dosen pembimbing pendamping, yang telah banyak memberikan
pengarahan, motivasi, masukan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk
membimbing peneliti.
Selain itu, peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu dalam proses penyusunan tugas akhir/skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung, kepada :

1. Dr.Ir. Ramdan Hidayat, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr.Ir. Eko Nurhadi, MS selaku ketua Jurusan Agribisnis, Fakultas
Pertanian-Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ir. Sri Tjondro Winarno, MM dan Bapak Dr. Ir. A.Rachman Waliulu, SU
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, sehingga
terselesainya tugas akhir/skripsi ini.
4. Seluruh keluarga besarku terutama Orang tuaku, yang telah banyak
memberikan dukungan do’a, semangat dan kasih sayang yang tak
terhingga.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Sahabat-sahabatku serta teman-temanku senasib seperjuangan, serta
semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Namun demikian peneliti menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun
penyajian skipsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu penulis harapkan kepada pembaca, kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
para pembaca umumnya.

Surabaya,

Juni 2013

Peneliti

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................

i


DAFTAR ISI .................................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

v

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

vii

I. PENDAHULUAN .....................................................................................

1


A.

Latar Belakang ............................................................................

1

B.

Perumusan Masalah .....................................................................

3

C.

Tujuan Penelitian ..........................................................................

4

D.


Manfaat Penelitian ........................................................................

4

E.

Asumsi ..........................................................................................

5

F.

Fokus ............................................................................................

5

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................

6


A.

Penelitian Terdahulu ....................................................................

6

B.

Pengertian Gula............................................................................

7

C.

Teori Produksi ..............................................................................

10

D.


Teori Konsumsi ............................................................................

14

E.

Teori Permintaan .........................................................................

15

F.

Teori Penawaran ..........................................................................

18

G.

Teori Harga...................................................................................


21

H.

Perdagangan Internasional ...........................................................

24

I.

Ruang Lingkup Impor ...................................................................

29

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS.............................................


38

A.

Kerangka Pemikiran ....................................................................

38

B.

Hipotesis ......................................................................................

40

IV. METODE PENELITIAN ...........................................................................

41

A.


Penentuan Lokasi Penelitian .......................................................

41

B.

Pengumpulan Data .......................................................................

41

C.

Analisis Data.................................................................................

41

1. Analisis Trend .................................................................................

41

2. Analisis Regresi linier Sederhana ..................................................

42

3 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................

44

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............................

46

V.HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................

48

D.

A.

Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur.........................................

48

1. Letak dan Kondisi Geografi Jawa Timur ..........................................

48

2. Keadaan Penduduk.........................................................................

49

3. Keadaan Pertanian .........................................................................

51

4. Perkembangan Produksi Tebu di Provinsi Jawa Timur ...................

53

B.

Perkembangan Volume Impor Gula ..............................................

56

C.

Analisis Permintaan dan Penawaran Gula di Provinsi Jawa Timur .

59

1 Hubungan Permintaan Dengan Impor Gula di Provinsi Jawa Timur

59

2 Hubungan Penawaran Dengan Impor Gula di Provinsi Jawa Timur

60

3. Hubungan Antara Produksi, jumlah Penduduk, Pendapatan Penduduk,
Kurs Valuta Asing, dan Harga Gula Impor Dengan Impor Gula di Provinsi
Jawa Timur .........................................................................................

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

61

VI. Kesimpulan dan Saran ............................................................................

69

A.

Kesimpulan ...................................................................................

69

B.

Saran ............................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

71

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah 1) Menganalisis impor gula di Provinsi Jawa
Timur, dan meramalkan jumlah impor gula di Jawa Timur untuk 5 tahun kedepan, 2)
Menganalisis pengaruh variabel permintaan dan penawaran terhadap impor gula di
Provinsi Jawa Timur, 3) Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi impor gula di
Provinsi Jawa Timur. Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu
menggunakan analisis trend linier. Sedangkan untuk menjawab tujuan kedua yaitu
dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan untuk menjawab tujuan
ketiga menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis dan pembahasan
penelitian ini, menunjukan bahwa : 1) Pada tahun 1998-2012 trend impor gula
mengalami peningkatan , dan untuk 5 tahun kedepan impor gula juga mengalami
peningkatan, 2) Terdapat pengaruh signifikan variabel permintaan sedangkan
variabel penawaran tidak berpengaruh signifikan terhadap impor gula di Provinsi
Jawa Timur, 3) faktor-faktor yang mempengaruhi impor gula di Provinsi Jawa Timur
antara lain produksi, jumlah penduduk, pendapatan penduduk, kurs valuta asing dan
harga gula impor.
Kata Kunci : produksi, jumlah penduduk, pendapatan penduduk, kurs valuta asing,
harga gula impor, dan harga gula domestik
ABSTRACT
This research are 1) Analyzing the import of sugar in the province of East
Java, and predict the amount of imported sugar in East Java for the next 5 years, 2)
Analyze the effect of variable demand and supply on sugar imports in East Java
Province, 3) Knowing the factors that affect the import of sugar in the province of
East Java. Analysis used to answer the first objective, namely using linear trend
analysis. While the second goal is to answer by using a simple linear regression
analysis and to answer the third objective using multiple linear regression analysis.
Based on the analysis and discussion of this study, it can be concluded as follows :
1) In the years 1998-2012 the trend has increased sugar imports and for the next 5
years also increased sugar imports, 2) There is a significant effect of the variable
demand, while variable offers no significant effect on sugar imports in East Java
Province, 3) factors that affect the import of sugar in the province of East Java,
among others, production, population, population income, foreign exchange rates
and the price of imported sugar
Keywords : production, population, population income, foreign exchange rates, the
price of sugar imports, and domestic sugar price.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FARIALDI SAMIKIN (0924010023), FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IMPOR GULA DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1998-2012. DOSEN
PEMBIMBING UTAMA: ZAINAL ABIDIN, DOSEN PENDAMPING: MUBAROKAH,

Ringkasan
Gula merupakan salah satu bahan pangan pokok yang memiliki arti penting
dan posisi yang strategis di Provinsi Jawa Timur karena sebagian besar masyarakat
Jawa Timur megkonsumsi gula. Permintaan gula akan terus meningkat tiap
tahunnya seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, peningakatan
pendapapatan penduduk, dan pertumbuhan industri yang menggunakan gula
sebagai bahan bakunya. Penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Timur, pengumpulan
data menngunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pussat Statistik, Dinas
perkebunan, Dinas pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Instatnsi
yang bersangkutan.
Analisis data yang digunakan adalah 1). Analisis Trend Linier untuk
mengetahui perkembangan impor gula di Provinsi Jawa Timur. 2). Analisis Regresi
Linier Sederhana yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel
permintaan terhadap impor gula dan pengaruh variabel penawaran terhadap impor
gula di Provinsi Jawa Timur dan3). Analisis Regresi Linier Sederhan untuk
mengetahui hubungan variabel produksi, jumlah penduduk, pendapatan penduduk,
kurs valuta asing, dan harga gula impor terhadap impor gula di Provinsi Jawa Timur.
Perkembangan impor gula di Jawa Timur untuk 5 tahun ke depan (20132017) mengalami peningkatan hingga mencapai 10.035.257 ton pada tahun 2017.
Peningkatan impor terjadi karena masih kurang optimalnya pemerintah dalam
meningkatkan produktivitas tebu, luas tanam, penetapan harga , peminjaman modal
usaha dan penggunaan teknologi canggih. Apabila pemerintah mampu mengatasi
semua permasalahan di atas maka pencapaian swasembada gula akan terjadi.
Jumlah permintaan gula di Provinsi Jawa Timur berpengaruh signifikan
terhadap impor gula di Provinsi Jawa Timur. Jumlah permintaan gula banyak
dipengaruhi oleh salah satunya adalah harga gula impor, semakin murah harga gula
impor maka semakin tinggi permintaan gula dan sebalikny apabila harga gula impor
naik maka permintaan gula akan menurun.jumlah permintaan yang signifikan
terhadap impor gula di Provinsi Jawa Timur ditandatai dengan semakin
meningkatnya jumlah permintaan akan gula. Jumlah penawaran gula di Provinsi
Jawa Timur yang tidak signifikan terhadap impor gula dipengaruhi oleh semakin
tingginya tingkat produksi maka impor gula akan menurun apabila jumlah produksi
menurun maka impor gula akan meningkat. Jumlah produksi gula yang ada di Jawa
Timur masih mampu memenuhi kebutuhan aka permintaan gula untuk Rumah
Tangga maupun Industri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi impor gula di Provinsi Jawa Timur
dipengaruhi oleh produksi, jumlah penduduk, pendapatan penduduk, kurs valuta
asing, dan harga gula impor, dari semua faktor yang ada diatas taraf kesalahanya
lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa faktor produksi, jumlah penduduk,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pendapatan penduduk, kurs valuta asing dan harga gula impor berpengaruh
terhadap perubahan impor gula di Provinsi Jawa Timur. Produksi gula yang semakin
meningkat berpengaruh terhadap menurunnya jumlah impor gula, jumlah penduduk
yang semakin banyak mengakibatkan jumlah permintaan akan gula meningkat dan
impor gula juga akan meningkat, pendapatan penduduk yang meningkat
berpengaruh terhadap daya beli akan suatu barang semakin tinggi daya beli
terhadap suatu barang maka permintaan akan meningkat dengan berpengaruhnya
pendapatan penduduk maka impor gula juga akan meningkat, kurs valuta asing
semakin meningkat maka nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan turun apabila
nilai tukar melemah maka impor gula akan mengalami penurunan karena harga gula
dunia yang mahal dibandingkan dengan harga gula dalam Negeri, harga gula impor
yang semakin meningkat berdampak terhadap menurunnya impor gula di Provinsi
Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

I. PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang baik hal

ini menjadikan subsektor perkebunan Indonesia menjadi berkembang dan memiliki
keterkaitan secara langsung dengan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi. Dalam
aspek ekonomi, subsektor perkebunan berperan sebagai sumber devisa negara,
sumber ekonomi wilayah serta sebagai sumber pendapatan masyarakat. Dalam
aspek sosial, subsektor perkebunan telah mampu menyerap tenaga kerja yang
besar baik sebagai petani ataupun tenaga kerja. Dalam aspek ekologi, dengan sifat
tanaman berupa pohon, subsektor perkebunan mendukung kelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan hidup, serta sumberdaya air, penyedian oksigen, dan
mengurangi degradasi hutan
Gula merupakan salah satu komoditas strategis Indonesia yang perlu
dikembangkan. Pengembangan industri gula merupakan hal yang penting
mengingat sifat industi yang tergolong dalam klasifikasi industri padat karya dan
menghasilkan nilai tambah yang cukup besar melalui upah, laba, da sewa lahan .
Selain itu, gula sendiri merupakan bahan pangan yang penggunaannya bersifat
luas, yakni gula pada satu sisi merupakan bahan pangan yang dapat dikonsumsi
langsung, pada sisi lain gula merupakan bahan baku bagi cukup banyak industri. Hal
ini berarti pengembangan industri gula tidak hanya akan mendorong pengembangan
industri-industri lain yang menggunakan gula sebagai inputnya, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan kinerja perekonomian wilayah.
Industri gula Indonesia menempati posisi yang penting dalam sejarah
perkembangan perekonomian dan perindustrian di Indonesia. Sejarah menunjukkan

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

bahwa Indonesia pernah mengalami era kejayaan industri gula pada tahun 1930-an.
Ketika itu, Indonesia merupakan eksportir gula kedua terbesar di dunia setelah kuba
(Mubyarto 1984). Namun sekarang ini keadaannya menjadi terbalik, peningkatan
kebutuhan gula tidak diimbangi dengan peningkatan produksi gula nasional. Pada
Tahun 2007, luas areal tanaman tebu di indonesia mencapai 395.000 hektar dengan
kontribusi utama adalah di Jawa Timur (43,29%), Jawa Tengah (10,07%), Jawa
Barat (5,87%), dan (Lampung 25,71%).
Amrullah

(2003),

mengatakan

bahwa

produksi

gula

domestik

pertumbuhannya lebih lambat dibaningkan dengan konsumsi gula

domestik,

sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut, maka Indonesia menimpor
gula dari negara produsen gula dunia. Pada Tahun 1998, untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, Jawa Timur mengimpor gula sekitar 181.173 ton atau sekitar
5,5 persen dari total kebutuhan gula domestik.
Tabel 1. Jumlah Produksi, Permintaan dan Impor Gula di Provinsi Jawa Timur
TAHUN
PRODUKSI
KONSUMSI
IMPOR
(Ton)
(Ton)
(Ton)
1998
951.722
640.112
181.173
1999
865.332
786.708
218.713
2000
924.636
812.066
254.798
2001
978.737
920.330
348.712
2002
998.765
945.250
362.417
2003
1.002.359
964.115
427.750
2004
1.022.459
895.339
431.007
2005
1.049.247
769.989
381.017
2006
1.060.185
653.761
393.041
2007
1.135.997
687.667
473.759
2008
1.142.453
736.430
487.510
2009
1.184.000
809.287
557.823
2010
1.235.000
831.427
589.000
2011
1.214.900
882.697
652.078
2012
1.272.788
900.135
637.823
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, 2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Produksi gula di Provinsi Jawa Timur tidak selalu mengalami penurunan
tetapi juga mengalami peningkatan produksi seperti yang terjadi pada Tahun 20092010. produksi pada tahun 2009 sebesar 1.184.000 ton, pada Tahun 2010 terjadi
peningkatan produksi sebesar 51.000 ton sehingga total produksi gula pada tahun
2010 menjadi 1.235.000 ton, sedangkan pada Tahun 2010-2011 produksi gula
mengalami penurunan sebesar 21.900 sehingga total produksi gula pada Tahun
2011 hanya sebesar 1.214.900 ton.
Permintaan gula akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan
jumlah penduduk, pendapatan masyarakat, dan berkembangnya industri makanan
dan minuman. Dari data 15 tahun terakhir produksi gula di Jawa Timur masih
mampu memenuhi kebutuhan konsumsi total, namun kegiatan impor gula masih
tetap dilakukan oleh pemerintah. Impor gula sebenarnya dapat ditekan karena
negara Indonesia khususnya Provinsi Jawa Timur mempunyai keunggulan tersendiri
yaitu sumber daya alam yang melimpah, eksistensi pabrik gula yang masih banyak
beroperasi mampu menghasilkan produksi gula yang melebihi target. Hal tersebut
adalah salah satu cara untuk menekan tingkat impor gula di Jawa Timur.
B.

Perumusan Masalah
Permasalahan impor gula di Provinsi Jawa Timur tentunya perlu diatasi agar

upaya pengurangan impor gula dapat terlaksana sehingga devisa negara dapat
dihemat dan pendapatan petani tebu meningkat. Jumlah produksi gula di Provinsi
Jawa Timur masih memenuhi akan kebutuhan konsumsi, akan tetapi kegiatan impor
masih tetap saja dilakukan. Berdasarkan beberapa fakta–fakta yang telah
disebutkan diatas penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut

:

1. Bagaimana perkembangan impor gula di Jawa Timur untuk 5 tahun mendatang?
2. Bagaimanakah permintaan dan penawaran gula di Jawa Timur?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi impor gula di Jawa Timur?
C.

Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis impor gula di Provinsi Jawa Timur, dan meramalkan jumlah impor
gula di Jawa Timur untuk 5 tahun kedepan.
2. Menganalisis permintaan dan penawaran gula di Jawa Timur.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi impor gula di Jawa Timur.

D.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambil

kebijakan dalam bidang pertanian, pelaku industri gula, penulis, maupun pembaca.
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi pengambil kebijakan khususnya pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi tambahan dalam menentukan kebijakan dan pengambilan
keputusan di masa yang akan datang dalam upaya mengatasi masalah gula.
2. Bagi stakeholder agribisnis gula, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dalam upaya mengembangkan agribisnis gula di Indonesia.
3. Bagi

penulis,

penelitian

ini

diharapkan

dapat

menjadi

sarana

untuk

mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama menuntut ilmu di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan
informasi, literatur, dan bahan bagi penelitian selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

E.

Asumsi
Asumsi yang digunakan untuk pertimbangan impor gula di Provinsi Jawa

Timur adalah sebagai berikut :
1. Tidak ada kenaikan harga BBM.
2. Kebijakan Makro Ekonomi relative tidak banyak (tidak ada perubahan).
3. Ekspor-Impor barang berjalan bagaimana mestinya.
4. Tidak ada gejolak Supply dan Demand gula internasional secara ekstrim.
5. Struktur pasar berjalan bagaimana mestinya.
F.

Fokus
Faktor-faktor yang mempengaruhi impor gula di Provinsi Jawa Timur tahun

1998-2012 serta jumlah permintaan dan penawaran gula menjadi fokus dalam
penelitian ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A.

Penelitian Terdahulu
Nurul Janah, (2000) melakukan penelitian tentang “ Kajian Tentang Kasus

Impor Gula Pasir di Jawa Timur ” dengan menggunakan data time series selama 15
tahun (1984-1988) dan analisis trend linier sederhana, dimana analisis ini menguji
pertama yaitu diduga impor gula pasir di Jawa Timur selama 15 tahun mengalami
peningkatan sedangkan untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis
linier berganda. Dengan demikian faktor yang mempengaruhi impor gula di Jawa
Timur adalah Konsumsi industry makanan & minuman, harga gula pasir lokal, harag
gula pasir impor, bea masuk impor, produksi gula pasir lokal dan penyaluran gula
pasir lokal keluar daerah Jawa Timur.
Menurut Begie Hendarto (2002) dalam skripsi yang berjudul “ Analisis
Beberapa Faktor yang mempengaruhi Volume Impor Barang Konsumsi DI Indonesia
“ yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Produk Domestik Bruto
(PDB) dan tingkat inflasi dalam mempengaruhi volume impor barang konsumsi di
Indonesia dan untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap
volume impor barang konsumsi. Berdasarkan tujuan yang ada maka metode yang
dugunakan untuk menganalisis yaitu metode regresi linier berganda. Data yang
digunakan secara time series selama 11 tahun dari tahun 1991-2001. Setelah
mengetahui, menganalisis dan membahas penelitian tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi volume impor barang konsumsi di Indonesia.
Purwanto (2006) dengan judul “ Analisis Peramalan Konsumsi dan Produksi
Gula Serta Implikasinya terhadap Pencapaian Swasembada Gula di Indonesia “.
Data yang dibutuhkan untuk meramal adalah data produksi dan konsumsi gula mulai

6

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

tahun 1975-2005. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode ARIMA
untuk melihat kondisi konsumsi dan produksi sampai tahun 2014. Selanjutnya untuk
implikasi pencapaian swasembada gula menggunakan metode kausal. Hasil
ramalan konsumsi dan produksi gula nasional menunjukkan peningkatan yang terus
menerus dari tahun 2006-2014. Namun target swasembada gula tahun 2014 belum
dapat tercapai karena nilai konsumsi masih tetap lebih besar dibandingkan nilai
produksi hasil ramalan.
Dari beberapa penelitian terdahulu diatas memiliki perbedaan dengan
penelitian terdahulu adalah permintaan dan penawaran gula di Jawa Timur yang
diregresikan
B.

Pengertian Gula
Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan Indonesia

sebagai komoditas khusus (special products), bersama beras, jagung dan kedelai.
Di Indonesia, gula juga merupakan salah satu komoditi penting dan strategis bagi
masyarakat. Pentingnya gula tidak hanya dirasakan bagi konsumen sebagai
pengguna akhir namun juga bagi kalangan industri sebagai produsen yang
mengolah komoditi gula menjadi produk dengan value added tersendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Gambar 1. Macam-macam Gula
Seperti yang telah diketahui, produksi gula di dalam negeri makin tidak
mampu memenuhi kebutuhan konsumsi, sehingga sejak awal 1990 impor gula terus
meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, Berbagai upaya telah dilakukan
oleh Pemerintah untuk menjaga kestabilan harga gula. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah di akhir Tahun 2009 dan di awal Tahun 2010 adalah dengan
melakukan impor gula. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa upaya
pemerintah ini sia-sia. Harga gula tetap saja tinggi bahkan terus meningkat.
Anehnya lagi di saat musim giling tiba harga gula pun tidak tertekan untuk turun.
Impor gula tidak semata-mata dilakukan untuk menekan harga gula di saat
tidak musim giling tetapi juga terutama untuk memenuhi kebutuhan gula nasional.
Produksi gula domestik mengalami berbagai permasalahan terkait dengan
produktivitasnya yang rendah serta belum tercapainya skala ekonomis dari setiap
pabrik gula. Berikut jenis-jenis gula yang dilihat dari keputihannya melalui standar
ICUMSA (International Commission for Uniform Methods of Sugar Analysis) :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1. Raw Sugar
Raw Sugar adalah gula mentah berbentuk kristal berwarna kecoklatan
dengan bahan baku dari tebu. Untuk mengasilkan raw sugar perlu dilakukan proses
seperti berikut : Tebu

Giling > Nira > Penguapan > Kristal Merah (raw sugar). Raw

Sugar ini memiliki nilai ICUMSA sekitar 600–1200 IU5. Gula tipe ini adalah produksi
gula “setengah jadi” dari pabrik-pabrik penggilingan tebu yang tidak mempunyai unit
pemutihan yang biasanya jenis gula inilah yang banyak diimpor untuk kemudian
diolah menjadi gula kristal putih maupun gula rafinasi.
2. Refined Sugar/Gula Rafinasi
Refined Sugar atau gula rafinasi merupakan hasil olahan lebih lanjut dari
gula mentah atau raw sugar melalui proses Defikasi yang tidak dapat langsung
dikonsumsi oleh manusia sebelum diproses lebih lanjut. Yang membedakan dalam
proses produksi gula rafinasi dan gula kristal putih yaitu gula rafinasi menggunakan
proses karbonasi sedangkan gula kristal putih menggunakan proses sulfitasi.
3. Gula Kristal Putih
Gula kristal putih memiliki nilai ICUMSA antara 250-450 IU. Departemen
Perindustrian mengelompokkan gula kristal putih ini menjadi tiga bagian yaitu Gula
kristal putih 1 dengan nilai ICUMSA 250, Gula kristal putih 2 dengan nilai ICUMSA
250-350 dan Gula kristal putih 3 dengan nilai ICUMSA 350-4507. Semakin tinggi
nilai ICUMSA maka semakin coklat warna dari gula tersebut serta rasanya pun yang
semakin manis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

C.

Teori Produksi
Produksi

ditinjau

dari

pengertian

teknis

merupakan

suatu

proses

pendayagunaan sumber-sumber yang telah tersedia, dengan mana diharapkan
terwujudnya hasil yang lebih dari segala pengorbanan yang telah diberikan
(pengertian sempit). Produksi sebagai penciptaan guna, dimana guna berarti
kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia (Sudarman,
1992). Ditinjau dari pengertian ekonomi merupakan suatu proses pendayagunaan
segala sumber yang tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin kwalitas dan
kwantitas, terkelola dengan baik, sehingga merupakan komoditi yang dapat
diperdagangkan (pengertian luas).
Produksi biasa diartikan sebagai suatu fisik (barang) maupun jasa. Produksi
dapat diartikan menjadi lebih luas yaitu meliputi setiap pembuatan yang menjadikan
barang dapat lebih sempurna untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata
lain, produksi ialah tiap-tiap perbuatan yang menciptakan atau menambah nilai atau
guna suatu barang. Produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau
memperbesar daya guna barang (Rosyidi, 2001). Secara garis besar para pelaku
kegiatan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu konsumen dan
produsen. Konsumen adalah pihak yang mengkonsumsi barang dan jasa yang
diproduksi oleh produsen. Produsen adalah pihak yang memproduksi barang dan
jasa yang dibutuhkan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Fungsi produksi adalah menggambarkan hubungan teknis fungsional antara
input yang dihasilkan dan output yang dibutuhkan dalam proses produksi. Fungsi
produksi tersebut mencerminkan tingkat kombinasi antar input-input yang digunakan
untuk menghasilkan produk. Setiap hubungan input-output dalam suatu fungsi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

produksi tersebut menunjukkan jumlah dan kwalitas sumber-sumber yang diperlukan
untuk memproduksi suatu hasil tertentu (putong,2002).
Faktor-faktor produksi terdiri dari

:

a) Sumber Daya Alam( Land)
Alam berkaitan dengan seluruh sumber daya yang bersifat alami,
semua yang sudah tersedia dibumi yang dapat digunakan dalam proses
produksi. Tanah, air, matahari, mineral, dan minyak bumi termasuk 11actor
utama bagi produksi disamping tenaga kerja. Seluruh sumber daya alam
merupakan 11actor produksi asli karena sudah tersedia dengan sendirinya
tanpa harus diminta oleh manusia.
b) Tenaga Kerja (Labour)
Tenaga kerja merupakan istilah yang luas yang digunkan para ahli
ekonomi yang menunjuk pada bakat mental yang dimiliki laki-laki maupun
perempuan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Keterlibatan dalam produksi merupakan sumber utama pengetahuan
seseorang.
Sebagai salah satu 11actor produksi, tenaga kerja dapat digolongkan
:
1. Tenaga kerja terdidik yaitu golongan tenaga kerja yang telah
mengikuti jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
2. Tenaga

kerja terlatih yaitu golongan tenaga kerja yang telah

mengikuti pelatihan dan memiliki pengalaman tertentu.
3. Tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu golongan yang
menangani pekerjaan yang tidak memiliki keahlian khusus.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

c) Modal (Capital)
Modal atau barang investasi berkaitan dengan keseluruhan bahan
dan alat yang dilibatkan dalam proses produksi seperti alat (perkakas),
mesin, perlengkapan, pabrik, gudang, pengangkutan,dan fasilitas distribusi
yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Modal tidak hanya
terbatas pada uang tetapi lebih mengarah pada keseluruhan kolektivitas atau
akumulasi barang-barang modal/sebagai investasi. Investasi hanya bisa
terwujud jika ada tabungan masyarakat. Kegiatan ini akan sulit dilakukan bila
tingkat pendapatan masyarakat rendah.
d) Tingkat teknologi
Kemajuan tekhnologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan
menciptakan barang-barang baru sehingga menyebabkan kenaikan dalam
penawaran barang.
Fungsi produksi adalah menggambarkan hubungan teknis fungsional antara
input yang dihasilkan dan output yang dibutuhkan dalm proses produksi. Fungsi
produksi tersebut mencerminkan tingkat kombinasi input-input yang digunakan untuk
menghasilkan produk. Setiap hubungan input-output dalam suatu fungsi produksi,
menunjukkan

jumlah

dan

kwalitas

sumber-sumber

yang

diperlukan

untuk

memproduksikan suatu hasil tertentu (Putong,2002).
Fungsi produksi tersebut jika disajikan dalam bentuk persamaan secara
matematis dapat dilihat sebagai berikut

:

Q = f (K,L,R,T )
Dimana :
Q = jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

K = jumlah modal
L = jumlah tenaga kerja
R = kekayaan alam (SDA)
T = tingkat tekhnologi yang digunakan
f = merupakan simbol fungsional yang mencerminkan bentuk hubungan
fungsional yang mentrasformasi/mengubah input-input menjadi output
Berikut gambar dari fungsi produksi dimana jika produksi meningkat maka
jumlah tenaga kerja juga meningkat atau sebaliknya.

Q

Q = f (K,L,R,T)

L
Gambar 2. Fungsi Produksi (Rosyidi,2001)
Dalam hubungan produksi dimana terdapat satu variabel, dan lainnya tetap
biasanya berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (the law of
diminishing productivity), yaitu apabila faktor variable bertambah terus, maka output
makin lama semakin menurun secara rata-rata dan secara total. Hal ini tentu saja
dikarenakan makin besarnya faktor pembagi, sementara faktor yang dibagi tetap.
Bila ini dilakukan terus maka produksi total pun akan makin menurun, dikarenakan
faktor produksi semakin jenuh atau kehabisan nilainya, misalnya tanah yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

kehabisan unsur haranya sehingga mengurangi kesuburannya bila ditanami dan
digarap secara terus-menerus.
Jadi kesimpulnya bahwa produksi adalah kegiatan mengolah barang dari
input yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja, modal, dll selanjutnya akan diproses
sehingga menghasilkan output berupa barang dan jasa yang mampu memenuhi
kebutuhan manusia atau masyarakat.
D.

Teori Konsumsi
Konsumsi merupakan penggunaan akhir barang-barang serta jasa untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Konsumsi yaitu membeli barang dan jasa untuk
memuaskan keinginan memiliki

dan menggunakan barang (Sukarno,1994).

Konsumsi dilakukan dalam bentuk permintaan atau pembelian barang dan jasa.
Untuk bisa melakukan konsumsi seseorang harus memiliki pendapatan yang siap
untuk dibelanjakan.
Dalam ilmu ekonomi konsumsi dapat diartikan sebagai suatu penggunaan
dari barang dan jasa yang langsung dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Barang konsumsi terdiri dari barang dan jasa yang hanya dapat digunakan
sekali, tetapi ada juga yang digunakan berkali-kali dan dalam jangka waktu yang
panjang. Konsumsi harus dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial
daripada produksi. Dengan kata lain produksi adalah alat bagi konsumsi. Maka
dapat disimpulkan bahwa produksi itu diperlukan semasih diperlukan pula konsumsi.
Konsumsi terhadap barang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu konsumsi
produktif dan konsumsi akhir. Konsumsi produktif adalah konsumsi terhadap suatu
barang, dimana barang tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan barang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Sedangkan konsumsi akhir adalah konsumsi yang dapat langsung memuaskan
kebutuhan manusia.
Jadi kesimpulannya bahwa konsumsi adalah penggunaan akhir barang yang
telah di produksi berupa barang dan jasa yang dimana dapat memuaskan keinginan
memiliki dan menggunakan barang dan jasa tersebut. Untuk konsumsi masyarakat
harus memiliki pendapatan yang siap untuk dibelanjakan.
E.

Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada

berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu (Mceachern,2001). Dalam
teori permintaan menjelaskan sifat hubungan antara jumlah permintaan barang dan
harganya, yang dikenal dengan hukum permintaan yang menyatakan “ makin tinggi
harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta, dan sebaliknya
semakin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta.
Dalam analisis permintaan dapat dilakukan dengan pendekatan grafis atau
matematis.

Pendekatan

matematis

akan

menghasilkan

fungsi

permintaan

sedangkan pendekatan grafis akan menghasilkan kurva permintaan (Nainggolan
dkk,2005). Untuk lebih jelasnya kurva permintaan dapat dilihat dibawah ini
Px

D

0

Qx
Gambar 3. Kurva Permintaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

:

16

Keterangan

:

Px

: Harga barang X

Qx

: Jumlah barang X yang diminta
Dalam kurva permintaan diatas sumbu horizontal menunjukkan jumlah

barang yang diminta dan sumbu vertikal menunjukkan tingkat harga. Kurva
permintaan suatu barang pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah
(berslope negatif), yang menunjukkan sifat hubungan terbalik antara harga suatu
barang dan jumlah barang yang diminta, sebagai akibat pengaruh perubahan harga
barang itu sendiri, ditandai oleh gerakan naik atau turun sepanjang kurva
permintaan, sedangkan pergeseran kurva permintaan ke kanan atau ke kiri
disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor lain
selain harga barang tersebut (Sukirno,2004). Teori permintaan adalah perbandingan
lurus antara permintaan terhadap harga, yaitu apabila permintaan naik maka harga
relatif naik, sebaliknya nila permintaan turun maka harga relatif turun (Putong,2003).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dari seorang
individu atau masyarakat terhadap suatu barang diantaranya sebagai berikut :
Qd

= f (Pq, Ps, I, Y, JP, s) di mana :

Qd

= Jumlah barang yang diminta

Pq

= Harga barang itu sendiri

Ps,i

= Harga barang substitusi (I = 1,2,…….n)

Y

= Pendapatan

JP

= Jumlah Penduduk

S

= Selera Konsumen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

1.

Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah maka permintaan terhadap barang

itu bertambah dan jika harga harga suatu barang semakin mahal maka permintaan
menurun. Dalam hal ini berkaitan dengan hukum permintaan, yang dimana berbunyi
apabila harga barang murah maka permintaan akan barang meningkat dan
sebaliknya.
2. Tingkat pendapatan perkapita
Tingkat pendapatan perkapita dapat menentukan daya beli akan barang ,
apabila pendapatan perkapita meningkat maka daya beli akan barang juga semakin
kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
3. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan
jumnlah permintaan suatu barang. Akan tetapi biasanya pertambahan penduduk
diikuti oleh perkembangan kesempatan kerja. Dengan demikian akan lebih banyak
orang yang akan menerima pendapatan dan hal ini juga akan menambah daya beli
masyarakat akan menambah permintaan.
4. Harga barang lain/substitusi
Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan akan suatu barang,
tetapi

tergantung

jenis

barang

apa

sebagai

barangs

substitusi.

Barang

komplementer maupun barang netral. Hubungan antar suatu barang dengan jenis
barang lainnya (Raharja & Manurung,2002).
5. Selera konsumen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Selera masyarakat akan barang mempengaruhi jumlah permintaan, apabila
selera masyarakat tinggi maka jumlah permintaan akan barang juga akan semakin
tinggi. Oleh karena itu selera konsumen sangat berpengaruh terhadap permintaan
suatu barang atau jasa.
Dapat disimpulkan bahwa permintaan adalah banyaknya barang yang
diminta oleh konsumen dalam harga, pendapatan dan waktu tertentu. Faktor yang
mempengaruhi permintaan antara lain adalah harga barang itu sendiri, jumlah
penduduk, pendapatan penduduk, selera konsumen, harga barang lain/substitusi,
dan lain-lain.
F.

Teori Penawaran
Penawaran menurut Mceachem (2001) adalah jumlah barang yang produsen

ingin tawarkan pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Dalam
teori penawaran menjelaskan sifat hubungan antara jumlah penawaran barang dan
harganya, yang dikenal dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwa “
Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan
ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang
semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan”. Kurva penawaran dapat
didefinisikan sebagai suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu
barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Px
S

0

Qx
Gambar 4. Kurva Penawaran

Keterangan

:

Px

: Harga barang X

Qx

: Jumlah barang X yang ditawarkan
Dalam kurva penawaran pada gambar 3, sumbu horizontal menunjukkan

jumlah barang-barang yang ditawarkan dan sumbu vertikal menunjukkan tingkat
harga. Kurva penawaran suatu barang pada umumnya naik dari kiri bawah ke kanan
atas atau berslope negative, artinya bila harga naik maka penawaran barang
tersebut akan naik dan sebaliknya jika harga barang turun maka penawaran barang
tersebut akan turun. jadi, pengaruh harga barang itu sendiri terhadap penawaran
barang, ditunjukkan oleh gerakan sepanjang kurva penawaran sedangkan
pergeseran kurva penawaran disebabkan oleh faktor-faktor lain selain harga barang
itu sendiri (Nainggolan dkk,2005)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran selain harga barang itu sendiri
adalah sebagi berikut :
Qs

= f (Pq, Pl,i, BP, O, T) di mana :

Qs

= Jumlah barang yang ditawarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Pq

= Harga barang itu sendiri

Pl,i

= Harga barang substitusi (I = 1,2,…….n)

BP

= Biaya produksi

O

= Tujuan-tujuan perusahaan

T

= Tingkat teknologi yang digunakan

1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah maka penawaran terhadap barang
itu menurun dan jika harga harga suatu barang semakin mahal maka permintaan
bertambah.
2. Harga barang lain
Apabila harga barang substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan
naik juga, dan sebaliknya jika harga barang substitusi turun maka penawaran juga
akan turun. Sedangkan untuk barang komplement, dapat dinyatakan bahwa apabila
harga barang komplementer naik, maka penawaran akan barang berkurang atau
sebaliknya. Untuk barang substitusi misalnya gula jagung, sedangkan barang
komplementer contohnya adalah kopi, dan teh
3. Biaya produksi
Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi. Bila biaya produksi
meningkat, maka produsen akan mengurangi hasil produksinya berarti penawaran
barang berkurang.
4. Tujuan-tujuan perusahaan
Secara teoritis tujuan perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan.
Untuk memaksimumkan keuntungan tidak bisa dicapai dengan penggunaan
kapasitas produksi maksimum, melainkan harus dengan penggunaan kapasitas
produksi yang memaksimumkan keuntungan. Namun, tidak semua perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

bertujuan
umumnya

memaksimumkan
lebih

memaksimumkan

keuntungan.

mementingkan
keuntungan.

Seperti

perusahaan

memaksimumkan

Ada perusahaan

yang

produksi

milik
dari

negara,
pada

lebih mengutamakan

menghindari resiko sehingga dapat terus selamat walaupun keuntungannya tidak
maksimal. Tujuan yang berbeda-beda di atas menimbulkan pengaruh yang berbeda
terhadap penentuan tingkat produksi. Dengan demikian secara tidak langsung tujuan
perusahaan akan mempengaruhi penawaran suatu barang.
5. Tingkat teknologi
Semakin tinggi tingkat teknologi yang d gunakan mampu meningkatkan nilai
tambah suatu barang dan berdampak pada tingkat penawaran yang tinggi.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa penawaran adalah jumlah barang dan jasa
yang ingin ditawarkan atau dijual dalam suatu waktu tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran antara lain : harga barang itu sendiri, harga barang lain
yang terkait (subtitusi), harga faktor produksi, biaya produksi, tekhnologi, jumlah
pedagang, dan kebijakan pemerintah. Hubungan antara teori penawaran dengan
produksi itu sendiri adalah apabila produksi naik maka penawaran akan suatu
barang dan jasa juga akan naik dan sebaliknya jika produksi turun maka penawaran
akan barang dan jasa juga akan menurun.
G.

Teori Harga
Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar gaya tarik menarik

antara produsen dan konsumen. Harga merupakan salah satu faktor yang sangat
sulit dikendalikan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah mengenai
masalah harga tetapi sampai saat ini tetap saja harga merupakan masalah, malah
berkembang menjadi masalah utama bagi para petani (Daniel,2002:98). Harga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

dapat diartikan sebagai suatu tingkat penilaian yang pada tingkat itu barang yang
bersangkutan dapat dipertukarkan dengan sesuatu lainnya apapun bentuknya
(rosyidi,2001). Barag itu mempunyai harga karena barang tersebut berguna dan
jumlahnya sangat terbatas dan kegunaan suatu barang akan menimbulkan
keingginan.

Dari

keinginan

tersebutmenimbulkan

permintaan,

sedangkan

kelangkaan suatu barang akan mendorong beberapa orang untuk memanfaatkannya
dengan cara memproduksi kemudian menjualnya dan kelangkaan itulah yang
menimbulkan penawaran. Harga mempunyai tugas penting dalam menyeimbangkan
penawaran dan permintaan dan karenanya mengkoordinasikan aktivitas ekonomi
sehingga memunculkan istilah harga keseimbangan.
Harga keseimbangan adalah harga ketika penawaran dan permintaan
bertemu atau sama besarnya (Moehar,2002:148). Demikian pula menurut (rahardja
& Manurung,2002:31) sepakat dalam menyatakan harga keseimbangan sebagai
harga dimana baik konsumen dan produsen sama-sama tidak ingin menambah atau
mengurangi jumlah yag dikonsumsi dan dijual atau permintaan sama dengan
penawaran. Dengan kata lain harga keseimbangan terbentuk pada saat kurva
permintaan berpotongan secara langsung dengan kurva dan penawaran. Untuk lebih
jelasnya dapat dibuat gambar seperti berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

P

Excess Supply

Qsx

Equilibrium

Excess Demand

Qdx

0

Q

Gambar 5. Harga Keseimbangan (Equilibrium Harga)
Dalam gambar 5 diatas tampak harga keseimbangan dititik E diperoleh pada
saat harga barang sebesar OP dan jumlah barang sebesar OQ. Bila harga berada
diatas harga keseimbangan maka jumlah barang yang ditawarkan lebih besar
daripada jumlah barang yang diminta atau terjadi excess supply, barang-barang
tidak laku dan menumpuk sehingga terpaksa harga diturunkan oleh penjual, selain
itu akibat yang ditimbulkan dari adanya excess supply yaitu terjadinya kegiatan
ekspor. Sebaliknya, jika harga pada suatu ketika berada dibawah harga
keseimbangan maka jumlah barang yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan
atau terjadi excess demand, sehingga pembeli saling berebut, persediaan barang
segera menipis sehingga menyebabkan terjadinya kegiatan impor.
Dengan pengaruh yang sedemikian besarnya harga terhadap pasar
sehingga perlu dilakukan pengendalian harga yang berupa kebijaksanaan.
Kebijaksanaan mengenai harga biasanya merupakan wewenang pemerintah yang
diturunkan dalam bentuk peraturan dan keputusan seperti surat keputusan menteri
dan lain sebagainya. Tujuan daripada pengendalian harga adalah melindungi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

konsumen dan produsen. Sedangkan bentuk pengendalian harga yang paling umum
digunakan adalah penetapan harga dasar (floor price) dan harga tertinggi (price
celling). Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan, diperlukan
untuk menjaga harga pasar pada saat panen tidak turun sehingga produsen tidak
merasa dirugikan. Sedangkan harga tertinggi merupakan batas maksimum harga
penjualan oleh produsen sehingga konsumen tidak dirugikan.
H.

Perdagangan internasional
Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai hubungan kerjasama

ekonomi yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan
dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu
Negara. Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi antar Negara
yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaranan baranga dan jasa atas dasar
sukarela dan saling menguntungkan. Perdagangan internasional juga dikenal
dengan sebutan perdagangan dunia.
Perdagangan internasional meliputi impor dan ekspor, yang biasanya disebut
sebagai perdagangan ekpor impor. Pengertian perdagangan internasional menurut
Nopirin (1990) ada