PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANDUNG NO.471/Pid.B/PN.BDG YANG MEMUTUS TERBUKTI BERDASARKAN PASAL 378 KUHP TENTANG PENIPUAN TANPA MENCANTUMKAN PEMBUKTIAN UNSUR-UNSUR PASAL 378 KUHP.

ABSTRAK

Teknologi informasi dan komputerisasi berperan sangat besar
merubah tatanan pola kehidupan masyarakat dunia, salah satunya
masyarakat Indonesia, perubahan yang terjadi pun beraneka ragam, ada
yang berdampak positif, namun ada juga yang berdampak negatif, seperti
mulai bermunculannya modus-modus kejahatan baru yang menggunakan
teknologi sebagai alat untuk melakukan kejahatan, salah satunya perkara
atas nama terdakwa Wahyudin bin Taryana yang menggunakan media
elektronik sebagai media untuk melakukan tindak pidana, yaitu membuat situs
prostitusi online, yakni suatu situs yang memuat unsur ketelanjangan atau
yang mengesankan ketelanjangan dengan maksud untuk menawarkan jasa
prostitusi.Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah
perbuatan terdakwa Wahyudin bin taryana telah memenuhi unsur-unsur pasal
yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum serta bagaimana akibat hukum
dari Putusan No. 471/Pid.B/2013/PN.BDG yang menyatakan terdakwa
bersalah melakukan tindak pidana penipuan namun tanpa mencantumkan
pembuktian unsur-unsur pasal 378 KUHP.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode
pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian terhadap asas-asas hukum yang
terdapat dalam peraturan-peraturan, literatur, dan tulisan ilmiah yang

berkaitan dengan objek penelitian. Analisis data dilakukan dengan metode
yuridis kualitatif, yaitu data yang diperoleh disusun secara kualitatif untuk
mencapai kejelasan yang akan dianalisis untuk ditarik suatu kesimpulan.
Dari hasil penelitian dapat diketahui dua hal, pertama, perbuatan
terdakwa Wahyudin bin Taryana telah memenuhi unsur-unsur pasal yang
didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum, antara lain Pasal 30 jo Pasal 4 ayat
(2) huruf a UU No.44 Tahun 2008 tentang Pornografi dikarenakan terdakwa
telah terbukti menyajikan secara eksplisit konten ketelanjangan atau yang
mengesankan ketelanjangan dalam situs prostitusi online miliknya yaitu
www.cewebisyar.com,dan Pasal 45 ayat (1) jo. Pasal 27 ayat (1) UU No.11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dikarenakan
terdakwa melalui situs prostitusi online miliknya tersebut telah dengan
sengaja dan tanpa hak membuat dapat diaksesnya dokumen elektronik yang
melanggar kesusilaan, serta terdakwa dalam perkara ini juga dapat dijerat
Pasal 378 KUHP mengenai penipuan dikarenakan fitur “sex party” dalam situs
prostitusi online milik terdakwa telah membuat orang lain tergerak hatinya
untuk membayar sejumlah uang padahal fitur tersebut hanyalah merupakan
tipu muslihat sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain, dan kedua,
Putusan Nomor 471/Pid.B/2013/PN.Bdg yang menyatakan terdakwa
Wahyudin bin Taryana terbukti melakukan tindak pidana PENIPUAN, akan

tetapi dalam pertimbangan putusan, majelis hakim tidak mencantumkan
pembuktian unsur-unsur pasal 378 KUHP, bertentangan dengan 197 ayat (1)
KUHAP huruf h sehingga dapat mengakibatkan putusan batal demi hukum.