KEPASTIAN HUKUM DALAM PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TERKAIT PERIZINAN.
KEPASTIAN HUKUM DALAM PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN DI PROVINSI
KALIMANTAN TENGAH TERKAIT PERIZINAN
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam
yang berlimpah.Hal ini diwujudkan dengan luasnya hutan di Indonesia yang
berjumlah 120,35 juta hektar serta cadangan batubara yang berjumlah 20,01
miliar ton. Kekayaan alam yang berlimpah ini diamanatkan oleh konstitusi untuk
digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat yang di implementasikan melalui
pembangunan ekonomi nasional. Kasus PT. Bara Prima Mandiri yang memiliki
IUP OP BATUBARA tetapi tumpang tindih dengan PT. Hasnur Jaya Utama
dimana sebelumnya telah memiliki IUPHHK-HA di kawasan hutan yang sama.
Permasalahan timbul dikarenakan dua izin tersebut dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang dan berkekuatan hukum. Tujuan Peneletian ini adalah untuk
mengetahui implikasi dalam pemberian izin di dalam kawasan hutan di Provinsi
Kalimantan Tengah, serta mengetahui kepastian hukum dalam pemanfaatan
kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Penelitianinimenggunakanmetodeyuridisnormatifdenganspesifikasipeneli
tian yang bersifatdeskriptifanalitis.Dalampenelitiandanpenyusunantugasakhirini,
akanmenggunakanberbagaiUndang-Undang
yang
berkaitandenganpenelitiandanpenyusunantugasakhirini.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwaberdasarkarkan otonomi
daerah maka daerah memiliki kewenangan penuh dalam pemberian izin
pengelolaan sumber daya alam ada diwilayahnya, tetapi hukum tetap
memegang peranan sangat penting dalam hal terjadinya tumpang tindih atau
overlapping perizinan dalam pemanfaatan kawasan hutan, dimana dalam satu
kawasan hutan terdapat jenis izin yang berbeda dalam pemanfaatan hasil hutan
serta pengelolaan kekayaan alam yang terkandung dibawah kawasan hutan.
iv
KALIMANTAN TENGAH TERKAIT PERIZINAN
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam
yang berlimpah.Hal ini diwujudkan dengan luasnya hutan di Indonesia yang
berjumlah 120,35 juta hektar serta cadangan batubara yang berjumlah 20,01
miliar ton. Kekayaan alam yang berlimpah ini diamanatkan oleh konstitusi untuk
digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat yang di implementasikan melalui
pembangunan ekonomi nasional. Kasus PT. Bara Prima Mandiri yang memiliki
IUP OP BATUBARA tetapi tumpang tindih dengan PT. Hasnur Jaya Utama
dimana sebelumnya telah memiliki IUPHHK-HA di kawasan hutan yang sama.
Permasalahan timbul dikarenakan dua izin tersebut dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang dan berkekuatan hukum. Tujuan Peneletian ini adalah untuk
mengetahui implikasi dalam pemberian izin di dalam kawasan hutan di Provinsi
Kalimantan Tengah, serta mengetahui kepastian hukum dalam pemanfaatan
kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Penelitianinimenggunakanmetodeyuridisnormatifdenganspesifikasipeneli
tian yang bersifatdeskriptifanalitis.Dalampenelitiandanpenyusunantugasakhirini,
akanmenggunakanberbagaiUndang-Undang
yang
berkaitandenganpenelitiandanpenyusunantugasakhirini.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwaberdasarkarkan otonomi
daerah maka daerah memiliki kewenangan penuh dalam pemberian izin
pengelolaan sumber daya alam ada diwilayahnya, tetapi hukum tetap
memegang peranan sangat penting dalam hal terjadinya tumpang tindih atau
overlapping perizinan dalam pemanfaatan kawasan hutan, dimana dalam satu
kawasan hutan terdapat jenis izin yang berbeda dalam pemanfaatan hasil hutan
serta pengelolaan kekayaan alam yang terkandung dibawah kawasan hutan.
iv