Penerapan metode mind mapping pada pembelajaran Matematika subbab refleksi kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem tahun ajaran 2015/2016.

(1)

viii

ABSTRAK

Yovita Galih Larasati. 2016. Penerapan Metode Mind Mapping Pada Pembelajaran Matematika Subbab Refleksi Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem selama mengikuti pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi, (2) mengetahui hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Data diperoleh dari kuesioner motivasi belajar dan hasil tes akhir siswa setelah melaksanakan pembelajaran. Data dianalisis secara kuantitatif untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi tergolong tinggi, pada kriteria motivasi tinggi sebesar 64,5%. (2) hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi belum memenuhi standar ketuntasan dari pihak sekolah sebesar 75%. Hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM (tuntas) sebesar 71,9%.


(2)

ix

ABSTRACT

Yovita Galih Larasati. 2016. The Application of Mind Mapping Method on Mathematics Learning in Reflection Subchapter Class XI IPA 1 SMA N 1 Pakem Academic Year 2015/2016. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program. Department of Mathematics Education and Natural Sciences. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to: (1) comprehend students’ motivation of class XI Science 1 SMA N 1 Pakem throughout complying with learning using mind mapping method in reflection subchapter, (2) comprehend students’ learning outcomes of class XI Science 1 SMA N 1 Pakem after complying with learning using mind mapping method in reflection subchapter.

This study is quantitative descriptive. The subjects are 32 students of class XI Science 1 SMA N 1 Pakem. Data collection is conducted in May 2016. The data are elicited from questionnaires of learning motivation and students’ final test results after learning implementation. The data are analyzed quantitatively in order to obtain answers of the problems that have been formulated.

The results of this study indicate that: (1) students’ learning motivation throughout complying with learning using mind mapping method in reflection subchapter is classified high, on the high motivation criterion with a total of 64.5%. (2) students’ learning outcomes after complying with learning using mind mapping method in reflection subchapter do not fulfill mastery standard of the school party by 75% yet. The students’ learning outcome that reaches Minimum Criteria of Mastery Learning (complete) is 71.9%.

Keywords: learning outcomes, mind mapping method, learning motivation, reflection


(3)

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SUBBAB REFLEKSI KELAS XI IPA 1 SMA N 1

PAKEM TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

YOVITA GALIH LARASATI NIM : 121414133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SUBBAB REFLEKSI KELAS XI IPA 1 SMA N 1

PAKEM TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

YOVITA GALIH LARASATI NIM : 121414133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

SKRIPSI

PENERAPAN ttTODEル

αⅣD l多dり明Ⅳ

C PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA SUBBAB REFLEKSI KELAS Ⅲ

IPA lSMA N l

PAKEM TAⅡ

UN AJARAN 2015/2016

Dosen Pembimbing

i t

Tanggal,28 Juli 2016


(6)

i*aqrdanditulis'oleh,:'

-.

,. '

Y.oryakarta Zf ngl6-tuS,.20tr6.'::

:

t,.'

'

Fakrrlhs,Ke$Erleil Dm,Itnu P, @ffdikau,


(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yang membuatku terus berkembang adalah tujuan-tujuan hidupku (Muhammad Ali)

Ada sebuah cara untuk melakukan lebih baik - temukanlah! (Thomas A. Edison)

Anda mungkin bisa menunda, tapi waktu tidak akan menunggu (Benjamin Franklin)

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu melindungi, memberkati, melimpahkan kelancaran atas segala usaha yang telah aku lakukan. Terimakasih Tuhan ku semoga aku dapat menyenangkan hatiMu dengan setia

dalam segala perkara yang Engkau beri. Terimakasih Bunda Maria atas terkabulnya Novena Tiga Salam Maria.

Alm. Aloysius Pramono S.Pd

Terimakasih Pakde Pram yang sudah ku anggap sebagai ayah ke dua ku atas semangat luar biasa yang Pakde berikan sewaktu aku mengerjakan skripsi. Semangat luar biasa yang justru Pakde beri tanpa merasakan sakit yang Pakde

derita hingga pulang ke rumah Bapa.

Matheus Supriyadi M.Pd (KMT. Jayengmardawa M.Pd) & Lusia Suprihatin

Papi dan Mami yang aku percaya tidak pernah berhenti untuk mendoakan aku anaknya dalam setiap karyaku. Sungguh terimakasih atas segala dukungan,

kasih sayang, perlindungan, bimbingan, dan menjadi tempatku untuk mengeluh kesah segala kesulitan yang ku hadapi. Terimakasih tetap menerima


(8)

aku berikan untuk membanggakan Papi dan Mami, aku dapat menyelesaikan gelar sarjanaku dengan tepat waktu. Terimakasih Papi dan Mami.

Margareta Ayu Bidada & Yohanna Prisca Apriyani S.Pd

Kakak Ayu dan Mbak Anna terimakasih atas dukungan dan saran yang telah kalian berikan kepadaku. Terimakasih kakak atas segala pengertianmu akan

kesibukanku dengan skripsi ini. Semoga aku bisa menjadi adik yang membanggakan untuk kalian.

Yulius Paskihendra Wijaya

Terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, dukungan dan pengertian yang selalu kamu berikan. Terimakasih sudah menjadi pendengar yang baik saat ku

bercerita tentang skripsiku. Semoga aku bisa membanggakan kamu.

Teman-teman Terkasih

Sasi, Selly, Asri, Lita, Selpa, Dian, Deddy, Ceha, Grace

Terimakasih teman-temanku yang saling menyemangati dalam mengerjakan skripsi! Keep Fighting!


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Juli 2016 Penulis,


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yovita Galih Larasati

NIM : 121414133

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SUBBAB REFLEKSI KELAS XI IPA 1 SMA N 1 PAKEM

TAHUN AJARAN 2015/2016

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang dibuat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 28 Juli 2016 Yang menyatakan,


(11)

viii

ABSTRAK

Yovita Galih Larasati. 2016. Penerapan Metode Mind Mapping Pada Pembelajaran Matematika Subbab Refleksi Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem selama mengikuti pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi, (2) mengetahui hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Data diperoleh dari kuesioner motivasi belajar dan hasil tes akhir siswa setelah melaksanakan pembelajaran. Data dianalisis secara kuantitatif untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi tergolong tinggi, pada kriteria motivasi tinggi sebesar 64,5%. (2) hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi belum memenuhi standar ketuntasan dari pihak sekolah sebesar 75%. Hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM (tuntas) sebesar 71,9%.


(12)

ix

ABSTRACT

Yovita Galih Larasati. 2016. The Application of Mind Mapping Method on Mathematics Learning in Reflection Subchapter Class XI IPA 1 SMA N 1 Pakem Academic Year 2015/2016. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program. Department of Mathematics Education and Natural Sciences. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to: (1) comprehend students’ motivation of class XI Science 1 SMA N 1 Pakem throughout complying with learning using mind mapping method in reflection subchapter, (2) comprehend students’ learning outcomes of class XI Science 1 SMA N 1 Pakem after complying with learning using mind mapping method in reflection subchapter.

This study is quantitative descriptive. The subjects are 32 students of class XI Science 1 SMA N 1 Pakem. Data collection is conducted in May 2016. The data are elicited from questionnaires of learning motivation and students’ final test results after learning implementation. The data are analyzed quantitatively in order to obtain answers of the problems that have been formulated.

The results of this study indicate that: (1) students’ learning motivation throughout complying with learning using mind mapping method in reflection subchapter is classified high, on the high motivation criterion with a total of 64.5%. (2) students’ learning outcomes after complying with learning using mind mapping method in reflection subchapter do not fulfill mastery standard of the school party by 75% yet. The students’ learning outcome that reaches Minimum Criteria of Mastery Learning (complete) is 71.9%.

Keywords: learning outcomes, mind mapping method, learning motivation, reflection


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Metode Mind Mapping Pada Pembelajaran Matematika Subbab Refleksi Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem

Tahun Ajaran 2015/2016” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak pengalaman, hambatan dan rintangan. Namun berkat kuasa Tuhan dan berkat bantuan, saran, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

2. Bapak Drs. Thomas Sugiarto, M.T. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas waktu yang diberikan untuk membimbing dengan penuh perhatian dan arahan.

3. Bapak Drs. Agus Santosa, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pakem yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

4. Bapak Drs. Sumardi, selaku guru matematika kelas XI IPA 1 yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian.

5. Ibu Dwi Hartini S.Pd, selaku guru matematika kelas XII yang telah memberikan bimbingan dan arahan positif bagi perkembangan dalam melaksanakan penelitian.

6. Siswa SMA Negeri 1 Pakem, khususnya kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2, yang telah berperan aktif mendukung proses pembelajaran di kelas.

7. Segenap dosen JPMIPA yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan dan arahan selama penulis menuntut ilmu di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(14)

8. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala administratif selama penulis berkuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

9. Keluarga besarku yang senantiasa mendoakanku, Matheus Supriyadi, Lusia Suprihatin, Margaretha Ayu Bidada, Yohanna Prisaca Apriyani dan Philipus Arga Pramudya.

10.Teman dekatku Yulius Paskihendra Wijaya yang selalu mendukung, menemani dan memberi saran selama penulis menyelesaikan skripsi.

11.Teman-teman kelas C Pendidikan Matematika angkatan 2012 yang selalu menyemangati selama berkuliah di Universitas Sanata Dharma.

12.Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.

Yogyakarta, 28 Juli 2016 Penulis


(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Batasan Istilah ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 8


(16)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Belajar ... 11

B. Metode Pembelajaran Mind Mapping ... 12

1. Metode Mind Mapping ... 13

2. Mind Map ... 14

C. Motivasi ... 18

1. Definisi Motivasi ... 18

2. Fungsi Motivasi ... 18

3. Macam Motivasi ... 19

4. Aspek-aspek Motivasi ... 20

D. Hasil Belajar ... 22

E. Transformasi ... 23

F. Refleksi ... 24

G. Pembelajaran Refleksi di SMA ... 28

H. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Subjek Penelitian ... 31

C. Objek Penelitian ... 31

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

E. Bentuk Data ... 32

F. Metode Pengumpulan Data ... 32


(17)

2. Tes Hasil Belajar ... 33

G. Instrumen Penelitian ... 33

1. Instrumen Pembelajaran ... 33

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 34

a. Kuesioner Motivasi Belajar ... 34

b. Lembar Soal Tes Akhir ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 36

1. Analisis Data Kuesioner ... 36

2. Analisis Data Hasil Belajar ... 39

a. Validitas ... 40

b. Reliabilitas ... 41

c. Hasil Uji Coba ... 42

I. Rencana Kegiatan Penelitian ... 45

1. Persiapan Penelitian ... 45

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 45

3. Pengolahan Data ... 46

4. Penyusunan Laporan ... 46

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 47

1. Observasi Awal ... 47

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 48


(18)

1. Data Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 63

2. Data Hasil Belajar Siswa ... 68

C. Analisis Data ... 69

1. Analisis Pelaksanaan Penelitian ... 69

2. Analisis Motivasi Belajar Siswa ... 70

3. Analisis Hasil Belajar Siswa ... 76

D. Pembahasan ... 78

E. Keterbatasan Penelitian ... 81

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 82


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aspek Motivasi Belajar dan Indikator Pencapaian ... 22

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian ... 29

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Refleksi ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Refleksi ... 36

Tabel 3.3 Skor Jawaban Kuesioner Berdasarkan Skala Likert ... 36

Tabel 3.4 Kriteria Motivasi Belajar Siswa ... 38

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Validitas Butir Soal ... 41

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Reliabilitas Butir Soal ... 42

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Tes Akhir ... 43

Tabel 3.8 Validitas Aitem Soal Uji Coba ... 44

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian... 48

Tabel 4.2 Ringkasan Pilihan Pernyataan 32 Siswa Tiap Pernyataan ... 64

Tabel 4.3 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 66

Tabel 4.4 Penskoran Hasil Belajar Siswa ... 68

Tabel 4.5 Jawaban Siswa Nomor 18 yang Tidak Konsisten ... 70

Tabel 4.6 Ringkasan Pilihan Pernyataan 31 Siswa Tiap Pernyataan ... 71

Tabel 4.7 Total Skor Setiap Pernyataan 31 Siswa ... 72

Tabel 4.8 Total Skor dan Persentase Motivasi Belajar Setiap Aspek ... 74

Tabel 4.9 Analisis Motivasi Belajar Siswa ... 75

Tabel 4.10 Persentase Banyak Siswa Sesuai Motivasi Belajar ... 76

Tabel 4.11 Analisis Data Tes Hasil Belajar Siswa ... 76


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Mind Map Materi Barisan dan Deret ... 16

Gambar 2.2 Refleksi terhadap Sumbu X ... 25

Gambar 2.3 Refleksi terhadap Sumbu Y... 25

Gambar 2.4 Refleksi terhadap Titik � , ... 26

Gambar 2.5 Refleksi terhadap Titik Asal O (0,0) ... 26

Gambar 2.6 Refleksi terhadap Garis y = x ... 27

Gambar 2.7 Refleksi terhadap Garis y = -x ... 27

Gambar 2.8 Refleksi terhadap Garis x = h ... 28

Gambar 2.9 Refleksi terhadap Garis y = k ... 28

Gambar 4.1 Guru Membimbing Siswa dalam Mengerjakan LKS ... 51

Gambar 4.2 Siswa Mengerjakan LKS dengan Alat Bantu Cermin ... 56

Gambar 4.3 Siswa Bekerjasama Membuat Mind Map ... 60

Gambar 4.4 Siswa Mempresentasikan Mind Map ... 60


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ... 86

Lampiran A.1 Surat Ijin Penelitian ... 87

Lampiran A.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 88

Lampiran A.3 Tabel r ... 89

Lampiran A.4 Daftar Nilai Hasil Uji Coba Tes Akhir ... 90

Lampiran A.5 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar ... 91

Lampiran A.6 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar ... 104

Lampiran B ... 106

Lampiran B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 107

Lampiran B.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 118

Lampiran B.3 Tes Akhir Subbab Refleksi ... 127

Lampiran B.4 Pedoman Penskoran Tes Akhir ... 130

Lampiran B.5 Kuesioner Motivasi Belajar Subbab Refleksi ... 133

Lampiran C ... 135

Lampiran C.1 Lembar Jawab Tes Akhir Siswa ... 136

Lampiran C.2 Lembar Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 145

Lampiran C.3 Daftar Hadir Siswa Kelas XI IPA 1 ... 151

Lampiran C.4 Daftar Hadir Tes Akhir Siswa Kelas XI IPA 1 ... 153

Lampiran D ... 155


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci dari pembangunan masa depan bangsa Indonesia, karena diharapkan melalui pendidikan setiap warga masyarakat di Indonesia dapat meningkatkan taraf hidupnya dan dapat membantu pembangunan bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu alat untuk memperbaiki kehidupan masa sekarang dan menyiapkan kehidupan dimasa mendatang. Pendidikan juga merupakan suatu hal yang kompleks karena melibatkan banyak aspek dalam kehidupan. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Oleh karena itu, pendidikan harus dikelola secara maksimal khususnya pendidikan di dalam kelas yaitu saat proses belajar mengajar. Pada proses belajar mengajar di sekolah tidak akan terlepas dari peran seorang guru. Guru dapat diartikan sebagai orang yang mengajarkan ilmu, buku, maupun pengalaman. Pendidikan formal di sekolah peran guru sangatlah penting yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,


(23)

melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa, sehingga guru merupakan faktor penting dalam menentukan pendidikan di Indonesia.

Pendidikan dalam bidang matematika di Indonesia masih rendah. Hal tersebut terbukti dengan hasil TIMSS 2011 yang menunjukkan bahwa Indonesia peringkat ke 38 dari 42 negara yang mengikuti. Banyak siswa menganggap bahwa matematika sulit dipahami dan berakibat pada hasil belajar siswa yang rendah. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman siswa adalah metode yang dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Selain mempengaruhi pemahaman, metode pembelajaran juga dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa. Jika metode yang digunakan guru tersebut menyenangkan dan membuat siswa beraktivitas di dalam kelas (leaning by doing) maka siswa tidak akan cepat bosan. Oleh karena siswa tidak cepat bosan maka motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pun menjadi meningkat. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:148), motivasi sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Mencapai tujuan tersebut guru dapat memilih metode pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa. Di dunia pendidikan terdapat banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru. Namun, pengetahuan guru yang tidak merata menyebabkan tidak banyak guru yang memahami berbagai macam metode pembelajaran, sehingga berakibat pada penggunaan metode yang sama (monoton) atau


(24)

penggunaan metode yang bervariasi namun tidak maksimal dalam mengaplikasikannya.

Peneliti memilih SMA N 1 Pakem sebagai tempat penelitian dikarenakan pengalaman pribadi yang peneliti alami. Ketika peneliti bersekolah di SMA N 1 Pakem peneliti merasakan pmbelajaran matematika di dalam kelas kurang menarik, sehingga peneliti sering merasa bosan dengan pembelajaran di kelas. Pembelajaran terlaksana dengan metode yang sama, yakni guru menjelaskan materi pembelajaran kemudian memberikan tugas/latihan soal. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian di SMA N 1 Pakem untuk melihat metode pembelajaran yang digunakan guru hingga saat ini.

Peneliti melakukan observasi di kelas XI IPA 1 dan wawancara dengan siswa serta guru matematika pada tanggal 18 Maret 2016 di SMA N 1 Pakem untuk mengetahui kondisi kelas XI tersebut dan melihat metode yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dari data siswa diketahui bahwa hasil belajar siswa pada materi sebelumnya bab lingkaran tidaklah baik, yakni hanya 2 dari 32 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari nilai KKM (75). Guru juga memberikan informasi bahwa pada tahun sebelumnya nilai siswa pada bab transformasi khususnya refleksi tidaklah baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian pada subbab refleksi.

Setelah melaksanakan observasi peneliti mengetahui bahwa guru menggunakan metode diskusi dalam melaksanakan pembelajaran. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian memberikan tugas


(25)

berupa soal yang berbeda setiap kelompok untuk dikerjakan kemudian dipresentasikan. Saat berdiskusi siswa mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan pada soal. Dalam memecahkan masalah tersebut, siswa berusaha mencari jawaban pada sumber belajar yaitu buku kemudian juga menanyakannya kepada guru. Namun siswa kurang terfasilitasi atau kurang mendapatkan jawaban dari guru. Setelah peneliti melaksanakan wawancara lebih lanjut diketahui bahwa guru ingin siswa lebih berusaha dalam mencari jawaban dari berbagai sumber belajar yang ada, tidak hanya buku dan bertanya pada guru. Kurangnya pengetahuan yang didapatkan siswa dan keinginan guru untuk siswa menjadi lebih termotivasi mencari pengetahuan membutuhkan metode pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Metode pembelajaran yang dapat menjembatani komunikasi antara siswa dan guru serta metode yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, mencari pengetahuan yang lebih banyak, kemudian menuangkannya dalam catatan dengan cara dihubungkan sehingga siswa dapat lebih melihat materi secara keseluruhan, mudah diingat dan mengetahui setiap hubungan dari materi.

Metode Mind Mapping (Ridwan Abdulah Sani, 2013: 240) merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan untuk melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi dengan pemetaan pikiran (mind mapping). Siswa diajak untuk mencari informasi berkaitan dengan materi kemudian menuangkan pengetahuan yang mereka dapatkan tersebut ke dalam sebuah mind map, dengan begitu siswa akan melihat gambaran keseluruhan mengenai


(26)

materi pelajaran tersebut. Selain itu siswa juga dapat melihat informasi-informasi secara detail, terkelompokkan dan tentu saja menjadi mudah untuk diingat.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, metode mind map peneliti gunakan sebagai jembatan untuk siswa dapat menyusun materi secara mandiri, sistematis dan kreatif sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mencari pengetahuan kemudian dituangkan dalam catatan secara keseluruhan agar siswa dapat melihat materi refleksi secara detail, maka

peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “PENERAPAN METODE

MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SUBBAB REFLEKSI KELAS XI IPA 1 SMA N 1 PAKEM TAHUN AJARAN

2015/2016”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem tahun ajaran 2015/2016 selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode Mind Mapping pada subbab refleksi?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem tahun ajaran 2015/2016 setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode Mind Mapping pada subbab refleksi?


(27)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem tahun ajaran 2015/2016 selama mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode Mind Mapping pada subbab refleksi.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem tahun ajaran 2015/2016 setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode Mind Mapping pada subbab refleksi.

D. Batasan Istilah

Beberapa istilah yang dibatasi adalah: 1. Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dengan interaksi aktif terhadap lingkungan yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku dengan tujuan dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan banyak hal misalnya dengan mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

2. Metode Pembelajaran (Mind Mapping)

Metode pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi dengan pemetaan pikiran (Ridwan Abdullah Sani, 2013: 240).


(28)

3. Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan yang didapat dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu secara sadar tanpa paksaan, selain dari dalam diri motivasi juga dapat dirangsang dari luar sehingga seseorang tetap dapat terdorong untuk melakukan sesuatu secara nyata dengan semangat dan dapat mencapai tujuan yang dikehendakinya. Dalam penelitian ini akan diteliti motivasi intrinsik siswa berdasarkan aspek motivasi belajar siswa.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu perilaku/kemampuan yang dimiliki oleh siswa secara menyeluruh bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja setelah siswa tersebut mengalami proses belajarnya. Dalam penelitian ini akan diteliti hasil belajar siswa pada ranah kognitif, khususnya pada KI 3.

Berdasarkan batasan istilah yang telah dibuat, judul “Penerapan Metode

Mind Mapping Pada Pembelajaran Matematika Subbab Refleksi Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem Tahun Ajaran 2015/2016” dapat diartikan menerapkan suatu cara yaitu dengan melatih kemampuan siswa dalam menyajikan isi subbab refleksi ke dalam sebuah mind map agar terjadi perubahan tingkah laku berupa dorongan dari diri sendiri untuk melaksanakan pembelajaran dengan antusias sehingga siswa dapat memiliki suatu kemampuan kognitif yaitu menyajikan isi materi dan melihat secara keseluruhan subbab refleksi.


(29)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam memberikan pengajaran di kelas menggunakan metode mind mapping. Mengetahui tingkat motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran mind mapping.

2. Bagi Siswa

Siswa mampu memetakan materi kemudian membuat dan melihat hubungan-hubungan subbab refleksi secara keseluruhan dari mind map sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa dalam mempelajari subbab refleksi.

3. Bagi Guru

Metode mind mapping dapat menjadi salah satu referensi guru dalam mengajar di dalam kelas, agar pembelajaran di dalam kelas lebih inovatif.

4. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sekolah sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran dan menambah referensi metode pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain.


(30)

F. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian awal skripsi memuat beberapa halaman yang terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman persembahan, lembar pernyataan keaslian karya, lembar pernyataan persetujuan publikasi, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran

2. Bagian Isi

Bagian isi memuat lima bab, yaitu sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang melandasi penelitian, yaitu belajar, metode pembelajaran mind mapping, motivasi, hasil belajar, transformasi, refleksi, pembelajaran refleksi di SMA, dan kerangka berpikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat aspek-aspek metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan, bentuk data,


(31)

metode pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan rencana kegiatan penelitian.

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA,

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

Bab ini memuat pelaksanaan penelitian, tabulasi data, analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian dan saran-saran yang relevan dengan skripsi.

3. Bagian Akhir Skripsi


(32)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

Menurut Winkel (2009:59) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman A.M., 2007: 20)

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. (Agus Suprijono, 2009: 3)

Menurut Agus Suprijono (2009: 4) prinsip-prinsip belajar yaitu:

1. Belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:

a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

b. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.


(33)

e. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. f. Permanen atau tetap.

g. Bertujuan dan terarah.

h. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

2. Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

3. Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dengan interaksi aktif terhadap lingkungan yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku dengan tujuan dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan banyak hal misalnya dengan mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip belajar meliputi perubahan perilaku sebagai hasil belajar, proses belajar dan pengalaman belajar.

B. Metode Pembelajaran Mind Mapping

Metode pembelajaran (Ridwan Abdullah Sani, 2013: 158) merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Ridwan Abdullah Sani, 2013:


(34)

158) metode pembelajaran/instruksional ada enam, yakni: tutorial, kuliah, resitasi, diskusi, kegiatan laboratorium, dan pekerjaan rumah.

Saat ini berkembang lebih banyak metode selain yang disebutkan di atas. Termasuk metode mind mapping yang dalam proses metode tersebut akan menghasilkan sebuah mind map. Mind map pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan.

1. Metode Mind Mapping

Metode mind mapping (Ridwan Abdullah Sani, 2013: 240) merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi dengan pemetaan pikiran (mind mapping). Mind map dikembangkan oleh Tony Buzan sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind mapping berupa mind map.

Menurut Ridwan Abdullah Sani (2013:241) langkah-langkah pembelajaran menggunakan mind mapping adalah sebgai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.


(35)

d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.

e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.

f. Siswa membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan alternatif jawaban yang telah didiskusikan.

g. Beberapa siswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan ide pemetaan konsep berpikirnya.

h. Siswa diminta membuat kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan.

2. Mind Map

Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita (Toni Buzan, 2005: 4). Mind map adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak kita yang menakjubkan (Toni Buzan, 2005: 12).

Mind map menggunakan warna, semuanya memiliki unsur alami yang memacar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami dan sesuai dengan cara kerja otak. Dengan mind map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras


(36)

dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal (Toni Buzan, 2005: 5).

Menurut Michael Michalko (dalam Toni Buzan, 2005: 6), mind map dapat:

a. mengaktifkan seluruh kerja otak,

b. membereskan akal dari kekusutan mental,

c. memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan,

d. membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling pisah,

e. memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, f. memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkannya,

g. mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Mind map berbeda dengan concept map, dalam bahasa Indonesia mind map berarti peta pikiran, sedangkan concept map berarti peta konsep. Peta konsep mempelajari lebih dalam suatu konsep tertentu dan menggambarkan struktur yang hirarkis yaitu menyusun konsep dari yang paling umum (inklusif) ke yang paling spesifik. Sedangkan peta pikiran tidak hanya mencakup konsep tertentu tetapi beberapa konsep, selain itu juga tercantum prinsip, sifat, rumus, dan lain sebagainya. Peta pikiran mencakup lebih luas dari peta konsep. Dalam menyusun suatu peta


(37)

pikiran perlu dilakukan perbaikan agar mendapatkan peta pikiran yang benar dan dapat digunakan kedepannya.

Mind map begitu mudah dan alami, sehingga sarana dan prasarana yang digunakan untuk membuat mind map sangatlah sederhana (Toni Buzan, 2005: 14), yaitu:

a. kertas kosong tak bergaris b. pena dan pensil warna c. otak

d. imajinasi

bikin mind map sendiri dengan lukisan tangan

Gambar 2.1 Contoh Mind Map Materi Barisan dan Deret

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini cara yang dipilih untuk menyampaikan materi adalah dengan melatih kemampuan siswa dalam menyajikan isi materi dengan pemetaan pikiran. Beberapa langkah


(38)

pembelajaran menggunakan mind mapping yang disampaikan oleh Ridwan Abdullah Sani akan peneliti modifikasi beberapa langkah, sehingga menjadi sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa.

c. Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 5-6 siswa dengan tujuan kelompok yang terbentuk di dalam kelas tidak terlalu banyak yaitu cukup 6 kelompok, karena kelas XI IPA 1 terdiri dari 32 siswa.

d. Guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada siswa, LKS bertujuan untuk menuntun siswa dalam mencari informasi dari materi refleksi, mengawal siswa memetakan pikiran.

e. Beberapa siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan LKS yang telah dikerjakan dengan tujuan dapat bertukar pendapat dengan kelompok lain.

Setelah seluruh materi refleksi sudah selesai dipelajari, pada pertemuan berikutnya pembelajaran diisi dengan membuat mind map dengan bantuan LKS yang telah dikerjakan siswa pada pertemuan sebelum-sebelumnya dikarenakan siswa akan lebih mudah dalam membuat mind map jika seluruh materi telah dipelajari dan dapat dirangkai menjadi satu kesatuan materi refleksi yang dipetakan.


(39)

C. Motivasi

1. Definisi Motivasi

Berikut adalah definisi motivasi menurut beberapa ahli: (1) Menurut Sardiman A.M. (2007: 75) motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. (2) Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011: 148) motivasi yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. (3) Menurut Agus Suprijono (2009: 163) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku dengan proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku.

2. Fungsi Motivasi

Motivasi belajar bertalian erat dengan tujuan belajar. Terkait dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi (Agus Suprijono, 2009: 163):

a. Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar.

b. Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan belajar yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan


(40)

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran.

c. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.

3. Macam Motivasi

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011: 149) motivasi terdiri dari dua macam, yakni:

a. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi atau hadiah dan sebagainya.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya


(41)

perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik hendak belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya.

4. Aspek-aspek Motivasi

Aspek-aspek motivasi belajar mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh G. R. Kusumaningtyas (2010). Secara rinci aspek-aspek motivasi belajar dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Keinginan dan inisiatif siswa sendiri untuk belajar

Keinginan atau inisiatif untuk belajar merupakan kekuatan atau energi dalam diri individu atau siswa yang bersangkutan. Kekuatan yang bersifat internal pada diri individu inilah yang berfungsi mendorong individu sehingga memiliki keinginan untuk belajar. Semakin tinggi kekuatan untuk belajar, maka semakin kuat pula keinginannya untuk belajar.

b. Keterlibatan siswa yang ditandai dengan kesungguhan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

Keterlibatan dalam mengerjakan tugas sebagai wujud interaksi antara kekuatan internal individu dengan situasi dari luar individu (eksternal). Individu yang motivasi belajarnya tinggi akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar yang ditandai dengan keterlibatan dan kesungguhan mengerjakan tugas-tugas belajar.


(42)

c. Komitmen siswa untuk terus belajar

Pilihan terhadap suatu perilaku akan menjadi ajeg atau bertahan setelah memiliki komitmen atau keyakinan yang kuat terhadap nilai dan arah positif perilaku tersebut. Seseorang yang memiliki komitmen atau keyakinan yang kuat pada dasarnya sangat sulit dipengaruhi untuk beralih kepada perilaku lain, yang bertentangan atau tidak sesuai dengan perilaku yang telah diyakini.

Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang didapat dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu secara sadar tanpa paksaan, selain dari dalam diri motivasi juga dapat dirangsang dari luar sehingga seseorang tetap dapat terdorong untuk melakukan sesuatu secara nyata dengan semangat dan dapat mencapai tujuan yang dikehendakinya. Motivasi berfungsi untuk mendorong siswa melakukan suatu kegiatan, menentukan arah kegiatan dan menyeleksi kegiatan yang akan dilakukannya. Bila siswa memiliki motivasi yang tinggi diharapkan dapat mengakibatkan tujuan kegiatan yang dikehendakinya yaitu hasil belajar juga tinggi. Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat bagaimana motivasi intrisik dari siswa dengan memperhatikan aspek-aspek motivasi belajarnya yaitu keinginan siswa untuk belajar, kesungguhan siswa untuk meyelesaikan tugas, dan komitmen siswa untuk mempertahankan keajegan perilaku belajar. Untuk mengukur motivasi siswa khususnya dalam hal tersebut peneliti menggunakan metode nontes yakni berupa kuesioner.


(43)

Berikut aspek motivasi belajar beserta kajian indikator yang akan peneliti ukur dalam penelitian ini.

Tabel 2.1 Aspek Motivasi Belajar dan Indikator Pencapaian

No Aspek Motivasi Belajar Indikator Pencapaian

1 Keinginan untuk belajar

- kesadaran diri untuk mencari informasi - mencari referensi untuk mencari informasi

2 Kesungguhan untuk

menyelesaikan tugas

-usaha menyelesaikan tugas - kemandirian menyelesaikan tugas -keterlibatan untuk menyelesaikan tugas 3 Komitmen untuk terus

belajar - keajegan untuk terus belajar

D. Hasil Belajar

Berikut definisi hasil belajar menurut beberapa ahli: (1) Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusian saja (Agus Suprijono, 2009: 7). (2) Menurut Nana Sudjana (1989: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.

Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah (Nana Sudjana, 1989: 22), yaitu:

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3. Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan


(44)

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perilaku/kemampuan yang dimiliki oleh siswa secara menyeluruh bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja setelah siswa tersebut mengalami proses belajarnya. Dalam penelitian ini, peneliti tidak akan meneliti seluruh kemampuan siswa dari tiga ranah tersebut, namun hanya akan meneliti dari ranah kognitif, khususnya pada KI 3.

E. Transformasi

Menurut Rawuh (1992: 40) suatu transformasi pada suatu bidang � adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya � dan daerah nilainya � juga. Seperti diketahui suatu fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang memenuhi sifat berikut:

1. Bahwa pada tiap titik ∈ � ada prapeta. Jadi kalau T suatu transformasi maka ada ∈ � sehingga = � . B dinamakan peta dari oleh T dan dinamakan prapeta dari B.

2. Kalau ≠ dan � = , � = maka ≠ :

ungkapan ini setara dengan ungkapan sebagai berikut : Kalau

� = dan � = sedangkan = maka = .

Transformasi terdiri dari beberapa jenis yakni translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi.


(45)

F. Refleksi

Menurut Rawuh (1992: 48), pencerminan terhadap garis � ialah pemetaan yang memenuhi:

1. Untuk B pada S, =

2. Untuk A di luar S, = ′ sedemikian sehingga S adalah sumbu ′ (sumbu suatu garis ′ ialah garis yang membagi dua sama ′ dan tegak lurus padanya).

Menurut Kamta Agus Sajaka (2007: 162), refleksi (pencerminan) adalah suatu transformasi yang memindahkan tiap titik pada bidang dengan menggunakan sifat bayangan cermin dari titik-titik yang akan dipindahkan.

Sifat-sifat dari refleksi yaitu:

1. bangun yang dicerminkan tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran.

2. jarak bangun dari cermin adalah sama dengan jarak bayangan dengan cermin tersebut.

Pencerminan dilambangkan dengan � dengan i menyatakan jenis pencerminan. Pencerminan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Pencerminan terhadap sumbu X (y = 0)

Operasi pencerminan terhadap sumbu X dilambangkan dengan � . Jika , dicerminkan terhadap sumbu X, maka bayangannya adalah ′ , − .


(46)

, �→ ′ , −

Gambar 2.2 Refleksi terhadap Sumbu X 2. Pencerminan terhadap sumbu Y (x = 0)

Operasi pencerminan terhadap sumbu Y dilambangkan dengan � . Jika , dicerminkan terhadap sumbu Y, maka bayangannya adalah ′ − , .

, �→ ′ − ,

Gambar 2.3 Refleksi terhadap Sumbu Y 3. Pencerminan terhadap titik ,

Operasi pencerminan terhadap titik , dilambangkan dengan � , . Jika , dicerminkan terhadap , , maka bayangannya adalah ′ 2 − , 2 − .


(47)

, �→ � , ′ 2 − , 2 −

Gambar 2.4 Refleksi terhadap Titik , 4. Pencerminan terhadap titik asal O (0,0)

Operasi pencerminan terhadap titik asal O(0,0) dilambangkan dengan � . Jika , dicerminkan terhadap O(0,0), maka bayangannya adalah − , −

, �→ � ′ − , −

Gambar 2.5 Refleksi terhadap Titik Asal O (0,0) 5. Pencerminan terhadap garis y = x

Operasi pencerminan terhadap garis y = x dilambangkan dengan � = . Jika , dicerminkan terhadap garis y = x, maka bayangannya adalah , .


(48)

, �→ ′ ,=

Gambar 2.6 Refleksi terhadap Garis y = x 6. Pencerminan terhadap garis y = -x

Operasi pencerminan terhadap garis y = -x dilambangkan dengan � =− . Jika , dicerminkan terhadap garis y = -x, maka bayangannya adalah − , − .

, �→ =− ′ − , −

Gambar 2.7 Refleksi terhadap Garis y = -x 7. Pencerminan terhadap garis yang sejajar sumbu koordinat

a. Pencerminan terhadap garis x = h

Operasi pencerminan terhadap garis x = h dilambangkan dengan � =ℎ. Jika , dicerminkan terhadap garis x = h, maka bayangannya adalah ′ 2ℎ − , .


(49)

, �→ ′ 2ℎ − ,=ℎ

Gambar 2.8 Refleksi terhadap Garis x = h b. Pencerminan terhadap garis y = k

Operasi pencerminan terhadap garis y = k dilambangkan dengan � =� . Jika , dicerminkan terhadap garis y = k, maka bayangannya adalah ′ , 2� − .

, �→ =� ′ , 2� −

Gambar 2.9 Refleksi terhadap Garis y = k

G. Pembelajaran Refleksi di SMA

Pembelajaran di SMA N 1 Pakem menggunakan kurikulum 2013. Peneliti mengambil subbab matematika wajib yaitu refleksi di kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen. Berdasarkan kurikulum 2013, pada KI 3 subbab refleksi termasuk dalam bab transformasi yang memiliki Kompetensi Dasar


(50)

(KD) 3.20, yaitu: menganalisis sifat-sifat transformasi geometri (translasi, refleksi, dilatasi, dan rotasi) dengan pendekatan koordinat dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah.

Hasil belajar yang diukur pada aspek kognitif dalam pembelajaran dengan KD 3.20 tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

KD 3.20 Menganalisis sifat-sifat transformasi geometri (translasi, refleksi, dilatasi, dan rotasi) dengan

pendekatan koordinat dan

menerapkannya dalam menyelesaikan masalah.

Siswa dapat menentukan sifat-sifat refleksi Siswa dapat menentukan bayangan refleksi dari suatu titik

Siswa dapat menentukan bayangan refleksi dari suatu kurva

Siswa dapat menentukan bayangan refleksi dari suatu bangun datar

H. Kerangka Berpikir

Pendidikan dalam bidang matematika di Indonesia masih rendah, banyak siswa yang mengganggap bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit, kurang menarik dan membosankan sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Komunikasi antara siswa dan guru pun kurang lancar dalam membahas suatu materi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran di kelas adalah metode yang digunakan guru dalam mengajarkan materi. Guru sebaiknya dapat memilih metode pembelajaran yang dapat menjembatani pemikiran siswa dan guru agar terjadi komunikasi yang baik, serta dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga berakibat pada hasil belajar siswa lebih baik.

Mind mapping merupakan metode yang dapat mengasah kemampuan kerja otak karena mind mapping penuh dengan unsur kreatifitas. Siswa dapat


(51)

mengikuti kerja otak dalam menuangkan ide/gagasan pada mind map yang sedang dibuatnya. Penyusunan mind map dibantu dengan LKS yang dapat mengawal pembelajaran siswa dari menuangkan konsep, sifat, maupun rumus. Siswa dapat mencatat materi refleksi dengan lebih sederhana, namun tetap mewakili seluruh subbab refleksi, sehingga siswa dapat melihat secara detail subbab refleksi melalui mind map.

Diharapkan dengan menggunakan metode mind mapping siswa dapat terdorong untuk mencari setiap informasi materi refleksi sehingga dapat dituangkan ke dalam mind map dengan kreatif. Dalam melaksanakan pembelajaran diharapkan siswa memiliki keinginan tinggi untuk belajar, kesungguhan dalam menyelesaikan tugas dengan baik dan berkomitmen dalam mempelajari materi secara berkala. Selain itu, melalui mind map diharapkan siswa dapat melihat materi secara keseluruhan dan terkelompokkan sehingga siswa mudah dalam mengingat setiap materi refleksi. Dengan begitu diharapkan siswa mendapatkan hasil belajar yang baik melalui tes tertulis setelah mendalami mind map refleksi.


(52)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan suatu gejala, perisiwa dan kejadian yang diamati sebagaimana adanya dan dalam menggambarkannya menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi (Nana Syaodih, 2008: 72). Penelitian kuantitatif digunakan untuk menganalisis data berupa numerik. Penelitian ini mengolah data motivasi belajar yang diperoleh dari kuesioner dan hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes akhir siswa setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi. Data yang telah diolah kemudian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa.

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem yang berjumlah 32 siswa.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode mind mapping terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.


(53)

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pengambilan data akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016. Tempat penelitian berada di SMA N 1 Pakem.

E. Bentuk Data

Terdapat dua macam data yang akan diambil oleh peneliti dalam penelitian ini, yakni:

1. Data Motivasi Siswa

Data motivasi siswa dalam penelitian ini adalah data mengenai keinginan siswa untuk belajar, kesungguhan siswa untuk menyelesaikan tugas dan komitmen siswa untuk mempertahankan keajegan perilaku belajar saat pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi di kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem.

2. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa berupa lembar tes akhir siswa yang memuat pekerjaan siswa dalam mengerjakan tes akhir setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem.

F. Metode Pengumpulan Data


(54)

1. Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa terlebih pada aspek keinginan, kesungguhan dan komitmen siswa dalam belajar melalui pernyataan tentang pembelajaran menggunakan metode mind mapping pada materi refleksi. Pernyataan kuesioner berdasarkan aspek dan indikator yang telah peneliti sampaikan pada Tabel 2.1.

2. Tes Hasil Belajar

Tes merupakan metode untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dalam pendidikan, pengukuran hasil belajar dilakukan dengan mengadakan testing untuk membandingkan kemampuan siswa (Purwanto, 2008: 34). Peneliti menggunakan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode mind mapping. Soal pada tes akhir mencakup semua indikator materi refleksi yang telah peneliti sampaikan pada Tabel 2.2. Peneliti menggunakan tes tertulis yang terdiri dari soal uraian.

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penyusunan RPP dilakukan dengan tujuan supaya proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan sistematis sesuai dengan


(55)

langkah-langkah pembelajaran menggunakan mind mapping menurut Ridwan Abdullah Sani (2013). Langkah-langkah tersebut peneliti modifikasi pada bagian jumlah kelompok dan menggunakan LKS. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih sesuai dengan kondisi siswa setempat sehingga efektif dalam pelaksanaannya (langkah-langkah pembelajaran yang lebih lengkap dapat dilihat pada bab II halaman 11). Selain itu, dalam RPP juga disampaikan langkah-langkah pembuatan mind map serta menggunakan LKS. LKS digunakan sebagai tuntunan berupa pertanyaan yang dapat siswa isi dengan diskusi bersama kelompok. LKS dapat digunakan sebagai sarana penghubung ide siswa dengan pengetahuan yang akan dituangkan dan dipetakan dalam mind map. Dari instrumen pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu memetakan materi dengan baik sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Uraian RPP lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran B.1.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data dalam mengumpulkan berbagai informasi penting dan data-data, yaitu:

a. Kuesioner Motivasi Belajar

Kuesioner motivasi belajar siswa merupakan instrumen yang peneliti gunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran matematika materi refleksi dengan metode mind mapping. Peneliti menggunakan bentuk kuesioner berstruktur dengan jawaban tertutup yaitu kuesioner yang


(56)

menyediakan beberapa kemungkinan jawaban pada setiap pertanyaannya. Peneliti memberikan empat pilihan jawaban bagi siswa yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Dalam menentukan tingkatan-tingkatan tersebut, peneliti menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010: 134).

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Refleksi

No Aspek Motivasi

Belajar Indikator

Nomor Pernyataan Positif Nomor Pernyataan Negatif

1 Keinginan

untuk belajar

- kesadaran diri untuk mencari informasi

2 12

21 1 - mencari referensi

untuk mencari

informasi 4 6 26 11 24 9 2 Kesungguhan untuk menyelesaikan tugas

-usaha menyelesaikan tugas 17 19 23 8 22 5 - kemandirian menyelesaikan tugas 10 28 27 15 -keterlibatan untuk

menyelesaikan tugas 16 30 13 18 3 Komitmen untuk terus belajar

- keajegan untuk terus belajar 3 20 25 7 14 29

Jumlah 15 15

Total 30

b. Lembar Soal Tes Akhir

Lembar tes akan diberikan setelah seluruh pembelajaran materi refleksi menggunakan metode mind mapping selesai. Tes akhir digunakan untuk melihat kemampuan siswa setelah dilaksanakan pembelajaran. Melalui tes akhir ini akan dilihat sejauhmana tingkat hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Pakem.


(57)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Refleksi

KD Indikator Tuntutan Jumlah

Butir

Nomor Soal

KD 3.20 Menganalisis sifat-sifat transformasi geometri (translasi, refleksi, dilatasi,

dan rotasi) dengan

pendekatan koordinat dan

menerapkannya dalam

menyelesaikan masalah.

Menyebutkan

sifat-sifat refleksi C1 1 1

Menentukan bayangan refleksi suatu titik

C2 1 2

Menentukan bayangan refleksi kurva terhadap garis

C2 2 4,6

Menerapkan aturan refleksi untuk menentukan bayangan suatu bangun datar

C3 2 3, 5

JUMLAH 6

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kuesioner

Peneliti menggunakan skala Likert dalam memberikan skor jawaban kuesioner siswa dengan skala 1-4. Berikut adalah penskoran kuesioner berdasarkan skala Likert.

Tabel 3.3 Skor Jawaban Kuesioner Berdasarkan Skala Likert

Pilihan Pernyataan Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4

TS (Tidak Setuju) 2 3

S (Setuju) 3 2

SS (Sangat Setuju) 4 1

Kuesioner berjumlah 30 item dengan skor tertinggi 120 dan terendahnya 30. Setelah kuesioner motivasi belajar diisi oleh siswa, kemudian peneliti mengolah data sesuai dengan skor jawaban menurut skala Likert. Data ditabulasikan berdasarkan setiap siswa dan skor setiap


(58)

pernyataan yang dijawabnya. Berdasarkan data yang telah ditabulasi, peneliti dapat dengan mudah mengecek kekonsistenan jawaban siswa pada kuesioner tersebut. Siswa dikatakan mengisi kuesioner dengan tidak konsisten jika pada nomor pernyataan positif dan nomor pernyataan negatif yang berpasangan (lihat Tabel 3.1) siswa mengisi dengan jawaban sangat sesuai (SS) pada pernyataan positif (skor 4) dan mengisi sangat sesuai (SS) pada pernyataan negatif pasangannya (skor 1). Berlaku sebaliknya, jika siswa mengisi dengan jawaban sangat tidak sesuai (STS) pada pernyataan positif (skor 1) dan mengisi dengan jawaban sangat tidak sesuai (STS) pada pernyataan negatif (skor 4). Jika ada siswa yang mengisi jawaban dengan tidak konsisten peneliti perlu mengklarifikasi jawaban siswa tersebut dengan melakukan tanya jawab.

Data yang telah dinyatakan konsisten kemudian dihitung skor total setiap siswa untuk dapat dilihat kriteria motivasi belajar siswa. Interval kriteria motivasi belajar siswa peneliti buat berdasarkan pendekatan Sturges. Menurut Zainal Mustafa EQ (2009: 149) Pendekatan Sturges merupakan pendekatan dimana setiap skor akan mempunyai interval yang sama. Pendekatan Sturges dapat dihitung menggunakan skor total dan skor rata-rata. Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan skor total. Perhitungan interval setiap skor dengan pendekatan Sturges dicari dengan cara sebagai berikut:

Skor maksimum = 30 x 4 = 120 Skor minimum = 30 x 1 = 30


(59)

Range (Jarak) = 120 – 30 = 90 Banyaknya Kriteria = 5 Interval setiap kriteria adalah:

range

banyaknya kriteria = =

Jadi, skor untuk setiap kriteria dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Kriteria Motivasi Belajar Siswa

Skor Total (ST) Kriteria Motivasi

102 < ST ≤ 120 Sangat Tinggi

84 < ST ≤ 102 Tinggi

66 < ST ≤ 84 Cukup

48 < ST ≤ 66 Rendah

30 ≤ ST ≤ 48 Sangat Rendah

Data kuesioner yang telah ditentukan kriteria motivasi belajarnya kemudian dihitung persentase banyak siswa sesuai kriteria motivasi belajar dengan cara sebagai berikut:

� = x %

Keterangan:

P : Persentase banyak siswa sesuai kriteria motivasi belajar siswa BS : Banyak siswa sesuai dengan kriteria motivasi belajar

TS : Total siswa yang dianalisis

Data kuesioner juga dianalisis sesuai aspek motivasi belajar seluruh siswa. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat persentase setiap aspek motivasi belajar siswa. Data kuesioner dihitung total skor setiap aspek seluruh siswa, kemudian dihitung persentase setiap aspek motivasi belajar dengan cara:


(60)

�� = x % Keterangan:

PP : Persentase motivasi belajar setiap aspek TA : Total skor setiap aspek seluruh siswa SM : Skor maksimum setiap aspek

Untuk melihat motivasi siswa secara keseluruhan dapat dilihat dari modus kriteria motivasi belajar siswa pada kelas XI IPA 1.

2. Analisis Data Hasil Belajar

Data jawaban tes akhir siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menghitung jumlah skor yang didapat siswa dengan pedoman penilaian, pedoman dapat dilihat pada lampiran B.4. Seluruh skor dijumlahkan kemudian dihitung nilai siswa dengan rumus berikut.

� �� = �� � � � � �ℎ � ��x

Nilai tes akhir yang diperoleh siswa kemudian dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM telah ditentukan oleh pihak sekolah yakni 75. Jika siswa mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 75 maka siswa tersebut dikatakan tuntas, dan sebaliknya bila siswa mendapatkan nilai kurang dari 75 maka siswa dikatakan tidak tuntas. Siswa yang telah dikatakan tuntas dihitung persentasenya, jika persentase siswa yang telah tuntas lebih dari atau sama dengan 75% maka kelas tersebut dinyatakan tuntas. Namun jika persentase siswa yang telah


(61)

tuntas tidak mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan oleh pihak sekolah sebesar 75%, maka kelas tersebut dikatakan belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan.

Tes hasil belajar yang peneliti buat sebelumnya dikonsultasikan pada pakar dan guru, kemudian diuji coba dan diuji dengan uji validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Menurut Djaali dan Pudji Muljono (dalam Hamzah, 2014: 214) validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Uji validitas dapat digunakan pendapat dari ahli. Setelah instrumen dikonstruksi dengan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan kepada para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli akan memberi keputusan instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan atau dirombak total. Setelah pengujian dari ahli maka diteruskan dengan uji coba instrumen (Sugiyono, 2010: 177).

Validitas item diuji dengan uji hipotesis menggunakan uji statistika korelasi product-moment dengan taraf signifikan α = 0,05, yaitu:

= ∑ − ∑ ∑


(62)

Keterangan:

: Koefisien korelasi X : Skor aitem

Y : Skor total yang diperoleh dari seluruh aitem N : Banyak siswa

Jika hitung > tabel maka soal dikatakan valid, yang artinya terdapat kesesuaian antara materi ajar dengan tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang dibuat, sebaliknya jika hitung < tabel maka soal dikatakan tidak valid. Koefisien korelasi dapat diinterpretasikan sebagai berikut.

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Validitas Butir Soal

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,81 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 < ≤ 0,80 Tinggi

0,41 < ≤ 0,60 Cukup

0,21 < ≤ 0,40 Rendah

0,00 < ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Sumber: Suharsimi Arikunto,2012:89) b. Reliabilitas

Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Untuk mengukur tingkat keajegan soal ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach. Rumus yang digunakan adalah:

= − ∑ �


(63)

Keterangan:

: nilai reliabilitas n : banyaknya butir soal

� : varian skor tiap aitem � : varian skor total

Varian butir atau skor total dicari dengan rumus:

� =

∑ − ∑

Keterangan: N : banyak siswa X : skor peraitem

Nilai kemudian diinterpretasikan dengan mengacu pada pendapat Guilford (Asep Jihad, 2013: 181).

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,90 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 < ≤ 0,90 Tinggi

0,40 < ≤ 0,70 Sedang

0,20 < ≤ 0,40 Rendah

≤ 0,20 Sangat Rendah

c. Hasil Uji Coba

Peneliti telah melaksanakan uji coba tes hasil belajar di kelas XI IPA 2 SMA N 1 Pakem dengan peserta tes 32 siswa. Peneliti menghitung jumlah skor yang didapat siswa dengan pedoman penilaian yang dapat dilihat pada lampiran B.4. Berikut data jumlah skor hasil pekerjaan siswa kelas XI IPA 2.


(64)

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Tes Akhir

No Responden SKOR BUTIR SOAL SETIAP NOMOR SOAL SKOR

TOTAL Nilai

NO 1 NO 2 NO 3 NO 4 NO 5 NO 6

1 U-1 2 6 8 7 5 5 33 78,6

2 U-2 2 6 8 6 5 5 32 76,2

3 U-3 3 8 5 7 5 6 34 81

4 U-4 3 5 5 5 0 0 18 42,9

5 U-5 3 6 6 6 2 8 31 73,8

6 U-6 2 8 7 6 5 5 33 78,6

7 U-7 3 6 2 7 2 5 25 59,5

8 U-8 3 8 8 8 5 8 40 95,2

9 U-9 3 8 8 8 2 9 38 90,5

10 U-10 3 6 8 6 5 10 38 90,5

11 U-11 3 6 8 8 5 10 38 90,5

12 U-12 2 6 8 8 3 6 33 78,6

13 U-13 3 8 5 8 2 6 32 76,2

14 U-14 3 6 8 8 5 9 39 92,9

15 U-15 3 6 2 6 2 6 25 59,5

16 U-16 3 8 8 7,5 2 10 38,5 91,7

17 U-17 2 6 5 6 3 4 26 61,9

18 U-18 3 7 5 7 5 8 35 83,3

19 U-19 2 8 8 7,5 5 10 40,5 96,4

20 U-20 2 8 8 8 5 4 35 83,3

21 U-21 3 8 5 7 5 5 33 78,6

22 U-22 2 6 6 6 2 0 22 52,4

23 U-23 2 6 8 6 2 0 24 57,1

24 U-24 3 6 5 8 5 8 35 83,3

25 U-25 2 4 2 7 0 0 15 35,7

26 U-26 2 8 6 7 0 0 23 54,8

27 U-27 2 5 2 7 3 1 20 47,6

28 U-28 3 0 5 6 4 4 22 52,4

29 U-29 2 3 2 6 0 8 21 50

30 U-30 1 2 2 6 0 4 15 35,7

31 U-31 2 8 8 8 3 0 29 69

32 U-32 1 4 2 7 1 0 15 35,7

JUMLAH 78 196 183 221 98 164 938 2233


(65)

Data di atas diuji keabsahannya dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product-moment. Untuk menentukan soal tersebut valid atau tidak yaitu dengan cara membandingkan besar hitung dan

tabel. Dengan N = 32 dan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh

tabel = , . Apabila hitung > tabel maka soal

dapat dikatakan valid, sedangkan hitung < tabel maka soal dikatakan tidak valid. Berikut hasil perhitungan uji validitas, perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran A.5.

Tabel 3.8 Validitas Item Soal

Nomor soal hitung

tabel

Keterangan Valid

Kriteria Validitas

1 0,53

0,349

Valid Cukup

2 0,67 Valid Tinggi

3 0,75 Valid Tinggi

4 0,56 Valid Cukup

5 0,76 Valid Tinggi

6 0,78 Valid Tinggi

Uji reliabilitas menggunakan perhitungan Alpha Crownbach dengan hasil perhitungan menunjukkan hasil = , . Hasil tersebut kemudian diinterpretasikan dengan mengacu pada pendapat Guilford, yaitu pada tingkat sedang. Perhitungan realibilitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran A.6.


(66)

I. Rencana Kegiatan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan terlebih dahulu agar saat pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Berikut adalah tahap-tahap persiapan penelitian.

a. Peneliti mengurus ijin observasi di SMA N 1 Pakem yaitu dengan menghubungi kepala sekolah SMA N 1 Pakem.

b. Peneliti mengurus ijin penelitian di SMA N 1 Pakem dengan menghubungi BAPPEDA Kabupaten Sleman.

c. Observasi ke sekolah untuk mempersiapkan rancangan penelitian serta berdiskusi dengan guru yang bersangkutan berkaitan dengan kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.

d. Membuat instrumen penelitian yang meliputi instrumen pengajaran (RPP dan LKS) dan instrumen pengumpulan data.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah persiapan penelitian selesai. Tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut.

a. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP menggunakan metode mind mapping.

b. Pengambilan data dengan tes akhir pada pertemuan terakhir.

c. Pengambilan data dengan kuesioner motivasi belajar setelah proses pembelajaran.


(67)

d. Melakukan klarifikasi jika ada siswa yang mengisi kuesioner dengan tidak konsisten.

3. Pengolahan Data

Setelah melaksanakan penelitian, peneliti mengolah semua sumber data sesuai pada pedoman analisis data agar rumusan masalah dapat terjawab sehingga dapat diperoleh kesimpulan.

4. Penyusunan Laporan

Hasil pengolahan data kemudian dianalisis dan dideskripsikan dalam laporan penelitian tentang hasil penelitian yang telah dilakukan.


(68)

47

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Observasi Awal

Peneliti melakukan observasi di kelas XI IPA 1 pada hari Jumat tanggal 18 Maret 2016 jam 10.30 – 12.00. Peneliti akan melaksanakan penelitian di kelas tersebut atas dasar saran dari guru yang bersangkutan. Observasi dilakukan sebanyak 1 kali dikarenakan guru hanya mengizinkan 1 kali pertemuan untuk observasi. Peneliti melakukan observasi dengan tujuan agar peneliti dapat mengetahui metode yang digunakan guru. Selain itu, peneliti dapat melihat kondisi dan situasi di dalam kelas saat pelaksanaan pembelajaran, sehingga saat peneliti melaksanakan pembelajaran kelak dapat mengambil sikap dengan tepat.

Diawal pembelajaran, guru mengulas kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Namun, siswa dibagian belakang cenderung melakukan kegiatan diluar pembelajaran seperti main laptop sendiri dan mengobrol. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi, setelah mengulas materi guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil, kemudian memberikan soal latihan yang berbeda setiap kelompok sebagai bahan diskusi. Saat siswa mengerjakan soal tersebut dapat dilihat beberapa kelompok mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya, siswa


(69)

telah mencari informasi melalui buku pedoman dan sesekali bertanya kepada guru namun nampak bahwa guru meminta siswa untuk mencarinya dibuku lebih dalam lagi. Setelah selesai perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti telah menyiapkan instrumen pembelajaran dan instrumen pengambilan data yang meliputi RPP, LKS, kuesioner motivasi belajar dan lembar soal tes akhir. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan rencana setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 45 menit. Namun pada pelaksanaannya terjadi pengurangan jam sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pada pertemuan II dan III. Dengan adanya pengurangan waktu yang terjadi di sekolah, membuat beberapa langkah pembelajaran di kelas tidak berjalan sesuai rencana pada RPP. Peneliti mengajar sebanyak 3 kali pertemuan, pada pertemuan IV siswa membuat mind map dan pada pertemuan terakhir dilaksanakan pengambilan data berupa tes akhir kemudian penyebaran kuesioner motivasi belajar. Berikut adalah perincian waktu pelaksanaan penelitian.

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

Pertemuan Hari, Tanggal Waktu Keterangan

I Jumat, 13 Mei 2016 10.30-12.00 Materi

II Selasa, 17 Mei 2016 07.00-08.00 Materi

III Jumat, 20 Mei 2016 10.30-11.30 Materi

IV Senin, 23 Mei 2016 12.15-13.45 Pembuatan Mind Map


(70)

Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran yang peneliti laksanakan menggunakan metode mind mapping pada subbab refleksi kelas XI IPA 1.

a. Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Mei 2016 pukul 10.30 – 12.00 pada jam pelajaran ke 5 – 6. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.

1) Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan ini guru menyapa sambil mengecek kehadiran siswa, kemudian menyiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru menegaskan tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari yakni tentang sifat-sifat refleksi dan menentukan bayangan refleksi dari suatu titik. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak siswa melihat dikehidupan sehari-hari dan mencari suatu hal yang merupakan aplikasi dari refleksi beberapa siswa menjawab cermin dan selfie (berfoto) dengan kamera depan.

2) Inti

Rencana pada RPP, guru memulai dengan membawa cermin sebagai media pengamatan namun pada pelaksanaannya guru mengganti dengan memulai pembelajaran inti dengan menunjukkan refleksi suatu titik, kurva dan bangun datar (segitiga) terhadap sumbu Y dengan GeoGebra. Guru meminta


(71)

agar siswa mengamati gambar pencerminan tersebut, kemudian menanyakan kepada siswa apa yang dapat diperoleh dari refleksi tersebut berkaitan dengan bentuk, ukuran dan jarak bangun dari cermin dengan jarak bayangan dari cermin tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa diminta untuk mendiskusikannya dalam kelompok yang akan dibuat dengan cara berhitung. Kelas tersebut dibagi menjadi 6 kelompok kecil. Setelah siswa berkumpul dalam kelompok, siswa dibagikan LKS 1 (Lembar Kerja Siswa 1). Siswa mendiskusikan pertanyaan guru sambil mengerjakan LKS 1 yang telah dibagikan. Beberapa siswa bertanya berkaitan dengan LKS 1 yang guru berikan karena merasa kesulitan, guru pun membantu dan mengarahkan siswa memahami soal pada LKS 1 dan menuntun siswa untuk mencari referensi dalam buku. Ada pula siswa yang kebingungan karena membandingkan soal LKS 1 dengan materi pada buku, setelah guru lihat sebenarnya bukan materi yang berbeda namun siswa yang masih belum bisa memahami dan membedakan antara cermin dan bangun yang dicerminkan. Terlihat juga beberapa respon siswa yang kegirangan karena bisa menemukan rumus dengan penemuan terbimbing tersebut, kemudian mengerjakan latihan soal dengan konsep yang ada, bukan hanya meghafal rumus saja. Secara keseluruhan dinamika kelompok berjalan dengan cukup baik, siswa mengerjakan dengan antusias, ada yang


(72)

mengerjakan tetap di tempat duduk, namun ada juga yang mengerjakannya dilantai depan papan tulis. Guru meminta siswa untuk saling membantu dalam kelompok dan berjuang untuk berpikir demi menemukan konsep refleksi dengan benar. Siswa belum terbiasa dengan penemuan terbimbing pada LKS 1 yang guru berikan sehingga siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakan LKS 1 tersebut. Pada akhirnya waktu tidak memungkinkan untuk siswa mempresentasikan hasil kerjanya. LKS 1 dikumpulkan kepada guru.

Gambar 4.1 Guru Membimbing Siswa dalam Mengerjakan LKS 3) Penutup

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran kemudian guru menyampaikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dibahas tentang bayangan refleksi dari suatu kurva. Guru pada pertemuan I tidak sempat memberikan tugas rumah dikarenakan waktu yang tidak cukup, beberapa siswa harus segera sholat jumat. Bersama-sama berdoa kemudian menyanyikan lagu


(73)

Nasional yaitu Halo-halo Bandung untuk mengakhiri pertemuan tersebut.

b. Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Mei 2016 pukul 07.00 – 08.00. Pada pertemuan II ini terjadi pengurangan waktu selama 15 menit setiap jam pelajaran karena akan diadakan gladi bersih wisuda kelas XII pada siang hari maka pihak sekolah memberi kebijakan tersebut. Dengan demikian, guru memiliki waktu sebanyak 2 x 30 menit untuk mengajar. Berikut langkah-langkah pembelajaran secara rinci.

1) Pendahuluan

Guru memulai pembelajaran dengan menyapa kemudian meminta salah satu siswa untuk memulai pembelajaran dengan berdoa. Setelah berdoa bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru mengecek kehadiran siswa kemudian memulai pembelajaran dengan menegaskan tentang materi yang akan dipelajari yaitu menentukan bayangan dari suatu kurva. Guru membahas mengenai LKS 1 yang telah siswa kerjakan sebelumnya. LKS 1 yang telah dikoreksi tersebut guru kembalikan kepada kelompok untuk diperbaiki dalam diskusi kelompok nanti. 2) Inti

Guru menunjukkan refleksi suatu kurva (segmen garis dan parabola) terhadap sumbu Y dengan GeoGebra. Siswa diminta


(1)

(2)

(3)

155

LAMPIRAN D


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Aplikasi pembelajaran biologi kelas XI pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandung berbasis android

0 4 1

Soal Matematika SMA Kelas XI IPA

0 9 4

Silabus Matematika SMA kelas XI IPS semester 1 dan 2

0 9 11

Silabus mtk kelas XI IPA semester 1 dan 2

0 8 18

C. Metode Pembelajaran - RPP Matematika Kelas XI IPA SMA Bab 1 dan 2

0 2 27

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29