Peraturan Menteri Keuangan No 1 PMK.06 2013
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
SAUNANfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
PER A TU R A N M EN TER I K EU A N G A N R EPU B LIK IN D O N ESIA
NOMOR
1 /P M K .0 6 /2 0 1 3
TEN TA N G
PEN Y U SU TA N B A R A N G M ILIK N EG A R A B ER U PA A SET TETA P
PA D A EN TITA S PEM ER IN TA H PU SA T
D EN G A N R A H M A T TU H A N Y A N G M A H A ESA
M EN TER I K EU A N G A N R EPU B LIK IN D O N ESIA ,
M enim bang
M engingat
a.
bahw a
sesuai
ketentuan
Pasal
38 Peraturan
Pem erintah
N om or 6 Tahun
2006
tentang
Pengelolaan
B arang
M ilik
N egarajD aerah
sebagaim ana
telah diubah dengan Peraturan
Pem erintah
N om or 38 Tahun 2008, penetapan
nilai B arang
M ilik N egara dalam rangka penyusunan
neraca
pem erintah
pusat
dilakukan
dengan
berpedom an
pada
Standar
A kuntansi
Pem erintahan;
b.
bahw a berdasarkan
Standar
A kuntansi
Pem erintahan,
A set
Tetap disajikan
berdasarkan
biaya perolehan
aset tersebut
dikurangi akum ulasi
penyusutan;
c.
bahw a
agar penyusutan
B arang
M ilik N egara berupa
A set
Tetap dapat dilaksanakan
secara efisien, efektif, optim al, dan
terintegrasi,
perlu adanya pengaturan
sebagai suatu pedom an
bagi entitas Pem erintah
Pusat dalam m elakukan
penyusutan
tersebut;
d.
bahw a
berdasarkan
pertim bangan
sebagaim ana
dim aksud
dalam
huruf
a, huruf
b dan huruf
c, perlu
m enetapkan
Peraturan
M enteri
K euangan
tentang
Penyusutan
B arang
M ilik N egara B erupa
A set Tetap Pad a Entitas
Pem erintah
Pusat;
1.
U ndang-U ndang
N om or 17 Tahun
2003 tentang
K euangan
N egara (Lem baran
N egara R epublik
Indonesia
Tahun
2003
N om or 47, Tam bahan
Lem baran
N egara R epublik Indonesia
N om or 4286);
2.
U ndang-U ndang
N om or
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan
N egara
(Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia Tahun 2004 N om or 5, Tam bahan
Lem baran N egara
R epublik Indonesia N om or 4355);
3.
Peraturan
Pem erintah
N om or
6
Tahun
2006
tentang
Pengelolaan
B arang M ilik N egarajD aerah
(Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia
Tahun
2006
N om or
20, Tam bahan
Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia
N om or
4609)
sebagaim ana
teIah
diubah
dengan
Peraturan
Pem erintah
N om or 38 Tahun 2008 (Lem baran N egara R epublik Indonesia
Tahun
2008
N om or
78,
Tam bahan
Lem baran
N egara
R epublik Indonesia N om or 4855);
IVI
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
- 2 4.
Peraturan Pem erintah N om or 71 Tahun 2010 tentang Standar
A kuntansi
Pem erintahan
(Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia
Tahun
2010 N om or 123, Tam bahan
Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om or 5165);
5.
Peraturan
Presiden
N om or
24
Tahun
2010
tentang
K edudukan,
Tugas, D an Fungsi K em enterian
N egara Serta
Susunan
O rganisasi,
Tugas,
D an
Fungsi
Eselon
I
K em enterian N egara sebagaim ana
telah beberapa kali diubah
terakhir
dengan Peraturan
Presiden N om or 92 Tahun 2011
(Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia
Tahun
2011
N om or 142);
6.
Peraturan
M enteri
K euangan
N om or
171/PM K 06/2007
tentang
Sistem
A kuntansi
D an
Pelaporan
K euangan
Pem erintah
Pusat
sebagaim ana
telah
diubah
dengan
Peraturan M enteri K euangan N om or 233/PM K 05/2011;
7.
K eputusan
M enteri
K euangan
N om or
53/K M K 06/2012
tentang Penerapan
Penyusutan
B arang M ilik N egara B erupa
A set Tetap Pada Pem erintah Pusat;
M EM U TU SK A N :
M enetapkan RQPONMLKJIHGFEDCBA
PER A TU R A N M EN TER I K EU A N G A N TEN TA N G PEN Y U SU TA N
B A R A N G M ILIK N EG A R A B ER U PA A SET TETA P PA D A EN TITA S
PEM ER IN TA H PU SA T.
BAB I
K ETEN TU A N U M U M
B agian K esatu
Pengertian
Pasal 1
D alam Peraturan
M enteri ini yang dim aksud
dengan:
1.
B arang
M ilik N egara,
yang
selanjutnya
disingkat
BM N,
adalah sem ua barang yang dibeli dan diperoleh atas beban
A nggaran Pendapatan
dan B elanja N egara atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
2.
B arang M ilik N egara B erupa A set Tetap, yang selanjutnya
disebut A set Tetap, adalah aset berw ujud yang m em punyai
M asa
M anfaat
lebih
dari
12 (dua
belas)
bulan
untuk
digunakan,
atau
dim aksudkan
untuk
digunakan,
dalam
kegiatan
pem erintah
atau
dim anfaatkan
oleh m asyarakat
um um .
3.
Penyusutan
selanjutnya
B arang M ilik N egara berupa A set Tetap, yang
disebut
Penyusutan
A set
Tetap,
adalah
penyesuaian
dan m anfaat
nilai sehubungan
dari suatu aset.
dengan
penurunan
kapasitas
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
_
-3 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
4.
M asa M anfaat adalah periode suatu
A set Tetap yang
diharapkan
digunakan
untuk
aktivitas
pem erintahan
dan Zatau pelayanan publik atau jum lah produksi atau unit
serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas
pem erintahan dan ' atau pelayanan publik.
5.
Pengelola B arang adalah pejabat yang berw enang dan
bertanggung jaw ab m enetapkan kebijakan dan pedom an
serta m elakukan pengelolaan B arang M ilik Negara.
6.
Pengguna B arang adalah pejabat
penggunaan B arang M ilik N egara.
7.
K uasa Pengguna B arang adalah kepala satuan kerja atau
pejabat
yang ditunjuk
oleh Pengguna
B arang
untuk
m enggunakan barang yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik -baiknya.
8.
Laporan K euangan adalah
bentuk
pertanggungjaw aban
Pem erintah atas pelaksanaan
A nggaran Pendapatan dan
B elanja N egara berupa Laporan R ealisasi A nggaran, N eraca,
Laporan A rus K as, dan C atatan atas Laporan K euangan.
9.
Laporan B arang M ilik N egara, yang selanjutnya disingkat
LB M N , adalah laporan yang disusun oleh Pengelola B arang
yang m enyajikan posisi B arang M ilik N egara pada aw al dan
akhir suatu periode serta m utasi B arang M ilik N egara yang
terjadi selam a periode tersebut.
pem egang
kew enangan
B agian K edua
R uang Lingkup
Pasal2
(1 )
Peraturan M enteri ini m engatur Penyusutan A set Tetap, yang
berada dalam penguasaan Pengelola B arang dan Pengguna
B arang, term asuk yang sedang dim anfaatkan dalam rangka
pengelolaan B M N .
(2)
A set Tetap yang berada dalam penguasaan Pengelola B arang
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1 ) m erupakan A set Tetap
yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan
tugas dan fungsi K ernenteriarr/Lernbaga yang diserahkan
kepada Pengelola B arang (A set Idle).
B agian K etiga
Tujuan
Pasa13
Penyusutan A set Tetap dilakukan untuk:
a.
m enyajikan nilai A set Tetap secara w ajar sesuai dengan
m anfaat ekonom i aset dalam laporan keuangan pem erintah
pusat;
M E N T E R IK E U A N G A N
• , __
~ E ~ U B L IK
IN D O N E S IA
-4 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
b.
m engetahui potensi B M N dengan m em perkirakan sisa M asa
M anfaat suatu B M N yang m asih dapat diharapkan dapat
diperoleh dalam beberapa tahun ke depan;
c.
m em berikan bentuk pendekatan yang lebih sistem atis dan
logis dalam m enganggarkan
belanja pem eliharaan
atau
belanja m odal untuk m engganti atau m enam bah A set Tetap
yang sudah dim iliki.
B A B II
O B JEK PEN Y U SU TA N
Pasal4
(1)
Penyusutan dilakukan terhadap A set Tetap berupa:
a.
gedung dan bangunan;
b.
peralatan dan m esin;
c.
jalan, irigasi, dan jaringan; dan
d.
A set Tetap lainnya berupa A set Tetap renovasi dan alat
m usik m odern.
(2) A set Tetap yang direklasifikasikan sebagai A set Lainnya
dalam neraca berupa A set K em itraan D engan Pihak K etiga
dan A set Idle disusutkan sebagaim ana layaknya A set Tetap.
(3) Penyusutan tidak dilakukan terhadap:
a.
A set Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan .dokum en
sum ber yang sah dan telah diusulkan kepada Pengelola
B arang untuk dilakukan penghapusannya; dan
b.
A set Tetap dalam kondisi rusak berat d a r r / atau usang
yang telah diusulkan kepada Pengelola B arang untuk
dilakukan penghapusan.
Pasal5
A set Tetap R enovasi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf d m erupakan renovasi atas A set Tetap bukan m ilik
suatu satuan kerja atau satuan kerja pem erintah daerah yang
m em enuhi persyaratan kapitalisasi A set Tetap.
Pasal6
(1) A set Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokum en
sum ber yang sah dan telah diusulkan kepada Pengelola
B arang untuk
dilakukan
penghapusannya
sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a:
a.
direklasifikasi ke dalam D aftar B arang H ilang;
b.
tidak
dicantum kan
Pengguna, Laporan
N eraca; dan
c.
diungkapkan dalam C atatan atas
C atatan atas Laporan K euangan.
dalam
Laporan
B arang
K uasa
B arang
Pengguna,
LB M N , dan
Laporan B arang dan
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
-5 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(2)
D alam hal keputusan
penghapusan
m engenai A set
yang hilang telah diterbitkan
oleh Pengguna B arang,
aset tersebut dihapus dari D aftar B arang H ilang.
T etap
m aka
Pasal 7
A set T etap dalam kondisi rusak berat darr/ atau usang yang telah
diusulkan
kepada
Pengelola
B arang
untuk
dihapuskan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf b:
a.
direklasifikasi
ke dalam D aftar B arang R usak B erat;
b.
tidak dicantum kan
dalam L aporan B arang K uasa Pengguna,
L aporan B arang Pengguna, L B M N , dan N eraca; dan
c.
diungkapkan
dalam
C atatan
atas
C atatan atas L aporan K euangan.
L aporan
B arang
dan
Pasal8
(1)
(2)
D alam
hal
A set
T etap
yang
se belum nya
telah
diusulkan
Pengelola
B arang
di kem udian
terhadap A set T etap tersebut:
a.
direklasifikasikan
A set T etap; dan
b.
disusutkan
T erhadap
dari
sebagaim ana
D aftar
dinyatakan
hilang
dan
penghapusannya
kepada
hari
ditem ukan,
m aka
B arang
H ilang
ke
akun
layaknya A set T etap.
A set T etap sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1):
a.
dalam hal m em iliki bukti kepem ilikan, m aka atas
T etap tersebut
perlu dilakukan
penilaian
setelah
T etap bersangkutan
ditem ukan kem bali;
A set
A set
b.
dalam hal tidak m em iliki bukti kepem ilikan, m aka nilai
akum ulasi
penyusutan
atas
A set
T etap
tersebut
disajikan
sebesar
nilai akum ulasi
penyusutan
saat
sebelum dilakukan reklasifikasi ke D aftar B arang H ilang
dan akum ulasi penyusutan
selam a periode dim ana A set
T etap bersangkutan
dicatat pada D aftar B arang H ilang.
B A B III
N IL A IY A N G D A PA T D ISU SU T K A N
Pasal9
(1)
N ilai yang dapat disusutkan
pertam a kali m erupakan
nilai
buku per 31 D esem ber 2012 untuk A set T etap yang diperoleh
sam pai dengan 31 D esem ber 2012.
(2)
N ilai buku sebagaim ana dim aksud pada
nilai yang tercatat dalam pem bukuan.
(3)
U ntuk A set T etap yang diperoleh setelah 31 D esem ber 2012,
nilai yang dapat disusutkan m erupakan nilai perolehan.
ayat (1) m erupakan
M ENTERI
R E P U B L IK
KEUANGAN
IN D O N E S IA
-6 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(4)
D alam hal nilai perolehan
ayat (3) tidak diketahui,
m erupakan nilai estim asi.
sebagaim ana dim aksud
digunakan
nilai w ajar
pada
yang
Pasal 10
(1)
D alam hal terjadi perubahan nilai A set Tetap sebagai akibat
penam bahan atau pengurangan kualitas d a r r / atau nilai A set
Tetap, m aka
penam bahan
atau
pengurangan
tersebut
diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan.
(2)
Penam bahan atau pengurangan kualitas d a r r / atau nilai A set
Tetap sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1) m eliputi
penam bahan
dan pengurangan
yang m em enuhi kriteria
sebagaim ana diatur dalam Standar A kuntansi Pem erintahan.
Pasal 11
(1)
D alam hal terjadi perubahan nilai A set Tetap sebagai akibat
koreksi nilai A set Tetap yang disebabkan oleh kesalahan
dalam pencantum an nilai yang diketahui di kem udian hari,
m aka dilakukan penyesuaian
terhadap
Penyusutan A set
Tetap tersebut.
(2)
Penyesuaian sebagaim ana
penyesuaian atas:
dim aksud
a.
nilai yang dapat disusutkan; dan
b.
nilai akum ulasi penyusutan.
pada ayat (1) m eliputi
Pasal 12
(1)
Penentuan nilai yang dapat disusutkan
dilakukan
setiap unit A set Tetap tanpa ada nilai residu.
untuk
(2)
N ilai residu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m erupakan
nilai buku suatu A set Tetap pada akhir M asa M anfaat.
(3)
N ilai yang dapat disusutkan
didasarkan pada nilai buku
sem esteran dan tahunan, kecuali untuk penyusutan pertam a
kali, didasarkan pada nilai buku akhir tahun pem bukuan
sebelum diberlakukannya penyusutan.
BABIV
M A SAM A N FA A T
Pasal 13
(1)
Penentuan
M asa M anfaat A set Tetap dilakukan
m em perhatikan faktor-faktor prakiraan:
a.
daya pakai; dan
b.
tingkat keausan fisik d a r r / atau keusangan,
dari A set Tetap yang bersangkutan.
dengan
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
- '7 -- fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(2)
Penetapan
M asa M anfaat A set Tetap pada aw al penerapan
penyusutan
dilakukan
sekurang-kurangnya
untuk
setiap
kelom pokA set
Tetap, sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang m engatur m engenai kodefikasi B M N .
(3)
M asa M anfaat A set Tetap tidak dapat dilakukan
(4)
D ikecualikan
dari ketentuan
ayat
(3), perubahan
M asa
dilakukan dalam hal :
perubahan
perubahan.
sebagaim ana
dim aksud
M anfaat
A set
Tetap
karakteristik
fisik / penggunaan
pada
dapat
a.
terjadi
Tetap;
b.
terjadi perbaikan
A set Tetap yang
M anfaat at au kapasitas m anfaat; atau
c.
terdapat kekeliruan dalam penetapan M asa M anfaat A set
Tetap yang baru diketahui di kem udian hari.
m enam bah
A set
M asa
Pasal 14
(1)
M asa M anfaat A set Tetap ditentukan
untuk setiap unit A set
Tetap se bagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 ayat (1).
(2)
Penentuan
M asa M anfaat A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1) dilakukan
dengan
berpedom an
pada M asa
M anfaat A set Tetap yang disajikan dalam Tabel M asa M anfaat
A set Tetap yang ditetapkan oleh D irektur Jenderal K ekayaan
N egara atas nam a M enteri K euangan.
Pasal 15
(1)
(2)
Perbaikan
terhadap
A set Tetap
yang
m enam bah
M asa
M anfaat
atau
kapasitas
m anfaat
sebagaim ana
dim aksud
dalam Pasal 13 ayat (4) huruf b m engubah
M asa M anfaat
A set Tetap yang bersangkutan.
Perbaikan
sebagaim ana
a.
renovaSl;
b.
restorasi;
c.
overhaul.
dim aksud
pada ayat (1) m eliputi:
atau
(3)
R enovasi sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat (2) huruf
a
m erupakan
kegiatan
penam bahan,
perbaikan,
dan Zatau
penggantian
bagian
A set
Tetap
dengan
m aksud
m eningkatkan
M asa M anfaat, kualitas dan Zatau kapasitas.
(4)
R estorasi
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat (2) huruf
b
m erupakan kegiatan perbaikan A set Tetap yang rusak dengan
tetap m em pertahankan
arsitekturnya.
(5)
Overhaul
sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (2) huruf c
m erupakan
kegiatan
penam bahan,
perbaikan,
darr/ atau
penggantian
bagian
peralatan
m esin
dengan
m aksud
m eningkatkan M asa M anfaat, kualitas dan / atau kapasita~
"t!
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
-8 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(6)
Perubahan
M asa
M anfaat
A set
Tetap
akibat
adanya
perbaikan
sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1) dilakukan
dengan berpedom an
pada M asa M anfaat A set Tetap A kibat
Perbaikan
yang disajikan
dalam Tabel M asa M anfaat A set
Tetap
A kibat
Perbaikan,
yang
ditetapkan
oleh D irektur
Jenderal K ekayaan N egara atas nam a M enteri K euangan.
Pasal 16
(1)
M asa M anfaat A set Tetap dapat diusulkan
untuk diubah oleh
Pengguna
B arang
dengan
m em pertim bangkan
kesesuaian
sisa M asa M anfaat A set Tetap dengan kondisi A set Tetap.
(2)
U sulan
perubahan
dalam
rangka
kesesuaian
sisa
M asa
M anfaat A set Tetap dengan kondisi A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1) dilakukan
dalam
hal
terjadi
sebab-sebab
yang secara norm al dapat diperkirakan
m enjadi
penyebab sisa M asa M anfaat A set Tetap tidak sesuai dengan
kondisi A set Tetap.
(3)
Perubahan M asa M anfaat A set Tetap ditetapkan oleh D irektur
Jenderal
K ekayaan
N egara atas nam a
M enteri K euangan,
setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan instansi terkait.
Pasal 17
Tabel M asa M anfaat A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
dalam
Pasal 14 ayat (2) dan Pasal 15 ayat (6) ditetapkan
paling lam bat
3 (tiga) bulan sejak Peraturan M enteri ini diundangkan.
BABV
M ETO D E PEN Y U SU TA N
Pasal 18
(1)
Penyusutan
A set Tetap
m etode garis lurus.
dilakukan
dengan
m enggunakan
(2)
M etode garis lurus
sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1)
dilakukan
dengan
m engalokasikan
nilai
yang
dapat
disusutkan
dari A set Tetap secara m erata
setiap sem ester
selam a M asa M anfaat.
(3)
Perhitungan
m etode garis lurus sebagaim ana
dim aksud pada
ayat
(1)
dilakukan
dengan
m enggunakan
form ula
sebagaim ana
tercantum
dalam Lam piran
yang m erupakan
bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan M enteri ini.
BAB VI
PEN G H ITU N G A N D A N PEN C A TA TA N
Pasal 19
(1)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
dilakukan pada tingkat K uasa Pengguna B arang.
A set
Tetap
M E N T E R IK E U A N G A N
-
R E P U B L IK
-~-
--
IN D O N E S IA
fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
- 9 -
(2)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
A set
Tetap
dilakukan
oleh unit pem bantu
penatausahaan,
dalam hal
dibentuk unit pem bantu penatausahaan
di lingkungan K uasa
Pengguna B arang.
(3)
H asil penghitungan
dan pencatatan
Penyusutan
A set Tetap
yang
dilakukan
oleh
unit
pem bantu
penatausahaan
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (2) dihim pun
oleh K uasa
Pengguna B arang.
(4)
H asil penghitungan
dan pencatatan
Penyusutan
A set Tetap
yang dilakukan
oleh K uasa Pengguna B arang sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat (1) dan
hasil
penghim punan
yang
dilakukan
oleh
K uasa
Pengguna
B arang
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (3) dihim pun oleh Pengguna B arang.
Pasal20
(1)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
dilakukan untuk setiap A set Tetap.
A set
Tetap
(2)
D ikecualikan
dari ketentuan
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1),
penghitungan
dan
pencatatan
A set
Tetap
diperlakukan
sebagai 1 (satu) unit A set Tetap sepanjang aset
tersebut hanya dapat dipergunakan
bersam aan
dengan A set
Tetap lain.
(3)
Penghitungan
dan pencatatan
terhadap
A set Tetap yang
sebelum nya
diperlakukan
sebagai
satu
unit
A set Tetap
sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), dalam hal akan dicatat
secara
sendiri-sendiri,
nilai
buku
beserta
akum ulasi
penyusutannya
dialokasikan
secara
proporsional
berdasarkan
nilai m asing-rnasing A set Tetap, untuk dijadikan
nilai yang dapat disusutkan
selam a sisa M asa M anfaat.
Pasal21
(1)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
A set
Tetap
dilakukan
setiap akhir sem ester
tanpa
m em perhitungkan
adanya
nilai
residu
sebagaim ana
dim aksud
dalam
Pasal 12 ayat (1).
(2)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
A set
Tetap
dilakukan
dalam
satuan
m ata
uang
R upiah
dengan
pem bulatan hingga satuan R upiah terkecil.
(3)
Penghitungan
Penyusutan
A set
Tetap
diperolehnya
A set Tetap sam pai dengan
M anfaat A set Tetap.
(4)
Pencatatan
Penyusutan
A set Tetap dalam N eraca dilakukan
sejak diperolehnya
A set Tetap sam pai dengan A set Tetap
terse but dihapuskan.
dilakukan
berakhirnya
sejak
M asa
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
- - - ---
fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
- 10 -
B A B V II
PEN Y A JIA ND A N PEN G U N G K A PA N
Pasa122
(1 )
Penyusutan A set Tetap setiap sem ester disajikan sebagai
akum ulasi
penyusutan
di
N eraca
periode
berjalan
berdasarkan Standar A kuntansi Pem erintahan B erbasis K as
M enuju A krual.
(2)
Penyusutan A set Tetap diakum ulasikan
(3)
A kum ulasi sebagaim ana dim aksud
dalam akun A kum ulasi Penyusutan.
(4)
A kum ulasi Penyusutan sebagaim ana dim aksud pada ayat (3)
m erupakan pengurang pos A set Tetap dan pengurang nilai
pos D iinvestasikan D alam A set Tetap di N eraca.
setiap sem ester.
pada
ayat (2) disajikan
Pasa123
Inform asi m engenai Penyusutan A set Tetap diungkapkan dalam
C atatan
atas
Laporan B arang
dan
C atatan
atas
Laporan
K euangan yang sekurang-kurangnya m em uat:
a.
nilai penyusutan;
b.
m etode penyusutan
c.
M asa M anfaat atau tarif penyusutan
yang digunakan; dan
d.
nilai tercatat bruto dan akum ulasi
dan akhir periode.
penyusutan
yang digunakan;
pada
aw al
Pasa124
(1 )
A set Tetap yang seluruh nilainya te1ah disusutkan dan secara
teknis m asih dapat dim anfaatkan tetap disajikan di neraca
dengan
m enunjukkan
nilai
perolehan
dan
akum ulasi
penyusutannya.
(2)
A set Tetap sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1 ) dicatat
dalam ke1om pok A set Tetap dan diungkapkan dalam C atatan
atas Laporan B arang dan C atatan atas Laporan K euangan.
Pasa125
(1 )
Tata cara
penyajian,
penghitungan
dan
pengungkapan
Penyusutan A set Tetap dilakukan dengan berpedom an pada
M odul Penyusutan A set Tetap.
(2 )
M odul Penyusutan A set Tetap sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 1 ) ditetapkan oleh D irektur Jenderal K ekayaan N egara
atas nam a M enteri K euangan.
M E N T E R IK E U A N G A N
REPUBUK
IN D O N E S IA
---- - - ---- - 11 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
B A B V III
K ETEN TU A N LA IN -LA IN
Pasa126
(1)
A set Tetap yang seluruh nilainya
m erta dilakukan penghapusan.
telah disusutkan
tidak serta
(2)
Penghapusan
terhadap
A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1) m engikuti
ketentuan
peraturan
perundangundangan
di bidang pengelolaan B M N .
Pasa127
Penyusutan
A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
tidak berpengaruh
pada nilai underlying asset
Syariah N egara.
dalam Pasal 4
Surat B erharga
B A B IX
K ETEN TU A N PER A LIH A N
Pasa128
Pada saat Peraturan
a.
b.
M enteri ini diberlakukan:
A set
Tetap
yang
diperoleh
sebelum
diberlakukannya
Penyusutan
A set Tetap, dikenakan
koreksi Penyusutan
A set
Tetap;
K oreksi Penyusutan
A set Tetap sebagaim ana
dim aksud pada
huruf a:
1.
diperhitungkan
sebagai penam bah
nilai akun A kum ulasi
Penyusutan
dan pengurang nilai ekuitas pada neraca;
2.
diperhitungkan
diberlakukannya
3.
dikecualikan
untuk A set Tetap yang
pada
akhir
sem ester
sebelum
Penyusutan
A set Tetap.
sebagai transaksi
penyusutan;
koreksi
pada
periode
sudah dihapuskan
diberlakukannya
BABX
K ETEN TU A N PEN U TU P
Pasa129
Penyusutan
B arang M ilik N egara berupa A set Tetap pada Entitas
Pem erintah
Pusat sebagaim ana
diatur dalam Peraturan
M enteri
ini dilaksanakan
m ulai Tahun A nggaran 2013.
Pasa130
Peraturan
M enteri ini m ulai berlaku
pad a tanggal diundangkan.
M E N T E R IK E U A N G A N
A E P U B U I(
IN D O N E S IA
fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
- 12 -
A gar setiap orang m engetah uinya, m em erin tahkan
Peraturan
M enteri ini dengan penem patannya
Negara R epu blik Indonesia.
D itetapkan
pada
pengundangan
dalam B erita
di Jakarta
tangga12
Januari
2013
M EN TERI K EU A N G A N REPU BLIK
IN D O N ESIA ,
ttd.
A G U S D .W . M A RTO W A RD O JO
D iundangkan
pada
di Jakarta
tanggal2
Januari
2013
M EN TERI H U K U M D A N H A K A SA SI M A N U SIA
REPU BLIK
IN D O N ESIA ,
ttd.
A M IR SY A M SU D IN
BERITA N EG A RA REPU BLIK
Salinan
sesuai
dengan
K EPA LA B
GI
N IP~
R[::."
,~ ~ ~ :1 f.'
I·'I{:;;'
'
aslinya
UM
;k l4 } 1 G A N
K EP
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
SAUNANfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
PER A TU R A N M EN TER I K EU A N G A N R EPU B LIK IN D O N ESIA
NOMOR
1 /P M K .0 6 /2 0 1 3
TEN TA N G
PEN Y U SU TA N B A R A N G M ILIK N EG A R A B ER U PA A SET TETA P
PA D A EN TITA S PEM ER IN TA H PU SA T
D EN G A N R A H M A T TU H A N Y A N G M A H A ESA
M EN TER I K EU A N G A N R EPU B LIK IN D O N ESIA ,
M enim bang
M engingat
a.
bahw a
sesuai
ketentuan
Pasal
38 Peraturan
Pem erintah
N om or 6 Tahun
2006
tentang
Pengelolaan
B arang
M ilik
N egarajD aerah
sebagaim ana
telah diubah dengan Peraturan
Pem erintah
N om or 38 Tahun 2008, penetapan
nilai B arang
M ilik N egara dalam rangka penyusunan
neraca
pem erintah
pusat
dilakukan
dengan
berpedom an
pada
Standar
A kuntansi
Pem erintahan;
b.
bahw a berdasarkan
Standar
A kuntansi
Pem erintahan,
A set
Tetap disajikan
berdasarkan
biaya perolehan
aset tersebut
dikurangi akum ulasi
penyusutan;
c.
bahw a
agar penyusutan
B arang
M ilik N egara berupa
A set
Tetap dapat dilaksanakan
secara efisien, efektif, optim al, dan
terintegrasi,
perlu adanya pengaturan
sebagai suatu pedom an
bagi entitas Pem erintah
Pusat dalam m elakukan
penyusutan
tersebut;
d.
bahw a
berdasarkan
pertim bangan
sebagaim ana
dim aksud
dalam
huruf
a, huruf
b dan huruf
c, perlu
m enetapkan
Peraturan
M enteri
K euangan
tentang
Penyusutan
B arang
M ilik N egara B erupa
A set Tetap Pad a Entitas
Pem erintah
Pusat;
1.
U ndang-U ndang
N om or 17 Tahun
2003 tentang
K euangan
N egara (Lem baran
N egara R epublik
Indonesia
Tahun
2003
N om or 47, Tam bahan
Lem baran
N egara R epublik Indonesia
N om or 4286);
2.
U ndang-U ndang
N om or
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan
N egara
(Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia Tahun 2004 N om or 5, Tam bahan
Lem baran N egara
R epublik Indonesia N om or 4355);
3.
Peraturan
Pem erintah
N om or
6
Tahun
2006
tentang
Pengelolaan
B arang M ilik N egarajD aerah
(Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia
Tahun
2006
N om or
20, Tam bahan
Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia
N om or
4609)
sebagaim ana
teIah
diubah
dengan
Peraturan
Pem erintah
N om or 38 Tahun 2008 (Lem baran N egara R epublik Indonesia
Tahun
2008
N om or
78,
Tam bahan
Lem baran
N egara
R epublik Indonesia N om or 4855);
IVI
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
- 2 4.
Peraturan Pem erintah N om or 71 Tahun 2010 tentang Standar
A kuntansi
Pem erintahan
(Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia
Tahun
2010 N om or 123, Tam bahan
Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om or 5165);
5.
Peraturan
Presiden
N om or
24
Tahun
2010
tentang
K edudukan,
Tugas, D an Fungsi K em enterian
N egara Serta
Susunan
O rganisasi,
Tugas,
D an
Fungsi
Eselon
I
K em enterian N egara sebagaim ana
telah beberapa kali diubah
terakhir
dengan Peraturan
Presiden N om or 92 Tahun 2011
(Lem baran
N egara
R epublik
Indonesia
Tahun
2011
N om or 142);
6.
Peraturan
M enteri
K euangan
N om or
171/PM K 06/2007
tentang
Sistem
A kuntansi
D an
Pelaporan
K euangan
Pem erintah
Pusat
sebagaim ana
telah
diubah
dengan
Peraturan M enteri K euangan N om or 233/PM K 05/2011;
7.
K eputusan
M enteri
K euangan
N om or
53/K M K 06/2012
tentang Penerapan
Penyusutan
B arang M ilik N egara B erupa
A set Tetap Pada Pem erintah Pusat;
M EM U TU SK A N :
M enetapkan RQPONMLKJIHGFEDCBA
PER A TU R A N M EN TER I K EU A N G A N TEN TA N G PEN Y U SU TA N
B A R A N G M ILIK N EG A R A B ER U PA A SET TETA P PA D A EN TITA S
PEM ER IN TA H PU SA T.
BAB I
K ETEN TU A N U M U M
B agian K esatu
Pengertian
Pasal 1
D alam Peraturan
M enteri ini yang dim aksud
dengan:
1.
B arang
M ilik N egara,
yang
selanjutnya
disingkat
BM N,
adalah sem ua barang yang dibeli dan diperoleh atas beban
A nggaran Pendapatan
dan B elanja N egara atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
2.
B arang M ilik N egara B erupa A set Tetap, yang selanjutnya
disebut A set Tetap, adalah aset berw ujud yang m em punyai
M asa
M anfaat
lebih
dari
12 (dua
belas)
bulan
untuk
digunakan,
atau
dim aksudkan
untuk
digunakan,
dalam
kegiatan
pem erintah
atau
dim anfaatkan
oleh m asyarakat
um um .
3.
Penyusutan
selanjutnya
B arang M ilik N egara berupa A set Tetap, yang
disebut
Penyusutan
A set
Tetap,
adalah
penyesuaian
dan m anfaat
nilai sehubungan
dari suatu aset.
dengan
penurunan
kapasitas
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
_
-3 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
4.
M asa M anfaat adalah periode suatu
A set Tetap yang
diharapkan
digunakan
untuk
aktivitas
pem erintahan
dan Zatau pelayanan publik atau jum lah produksi atau unit
serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas
pem erintahan dan ' atau pelayanan publik.
5.
Pengelola B arang adalah pejabat yang berw enang dan
bertanggung jaw ab m enetapkan kebijakan dan pedom an
serta m elakukan pengelolaan B arang M ilik Negara.
6.
Pengguna B arang adalah pejabat
penggunaan B arang M ilik N egara.
7.
K uasa Pengguna B arang adalah kepala satuan kerja atau
pejabat
yang ditunjuk
oleh Pengguna
B arang
untuk
m enggunakan barang yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik -baiknya.
8.
Laporan K euangan adalah
bentuk
pertanggungjaw aban
Pem erintah atas pelaksanaan
A nggaran Pendapatan dan
B elanja N egara berupa Laporan R ealisasi A nggaran, N eraca,
Laporan A rus K as, dan C atatan atas Laporan K euangan.
9.
Laporan B arang M ilik N egara, yang selanjutnya disingkat
LB M N , adalah laporan yang disusun oleh Pengelola B arang
yang m enyajikan posisi B arang M ilik N egara pada aw al dan
akhir suatu periode serta m utasi B arang M ilik N egara yang
terjadi selam a periode tersebut.
pem egang
kew enangan
B agian K edua
R uang Lingkup
Pasal2
(1 )
Peraturan M enteri ini m engatur Penyusutan A set Tetap, yang
berada dalam penguasaan Pengelola B arang dan Pengguna
B arang, term asuk yang sedang dim anfaatkan dalam rangka
pengelolaan B M N .
(2)
A set Tetap yang berada dalam penguasaan Pengelola B arang
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1 ) m erupakan A set Tetap
yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan
tugas dan fungsi K ernenteriarr/Lernbaga yang diserahkan
kepada Pengelola B arang (A set Idle).
B agian K etiga
Tujuan
Pasa13
Penyusutan A set Tetap dilakukan untuk:
a.
m enyajikan nilai A set Tetap secara w ajar sesuai dengan
m anfaat ekonom i aset dalam laporan keuangan pem erintah
pusat;
M E N T E R IK E U A N G A N
• , __
~ E ~ U B L IK
IN D O N E S IA
-4 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
b.
m engetahui potensi B M N dengan m em perkirakan sisa M asa
M anfaat suatu B M N yang m asih dapat diharapkan dapat
diperoleh dalam beberapa tahun ke depan;
c.
m em berikan bentuk pendekatan yang lebih sistem atis dan
logis dalam m enganggarkan
belanja pem eliharaan
atau
belanja m odal untuk m engganti atau m enam bah A set Tetap
yang sudah dim iliki.
B A B II
O B JEK PEN Y U SU TA N
Pasal4
(1)
Penyusutan dilakukan terhadap A set Tetap berupa:
a.
gedung dan bangunan;
b.
peralatan dan m esin;
c.
jalan, irigasi, dan jaringan; dan
d.
A set Tetap lainnya berupa A set Tetap renovasi dan alat
m usik m odern.
(2) A set Tetap yang direklasifikasikan sebagai A set Lainnya
dalam neraca berupa A set K em itraan D engan Pihak K etiga
dan A set Idle disusutkan sebagaim ana layaknya A set Tetap.
(3) Penyusutan tidak dilakukan terhadap:
a.
A set Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan .dokum en
sum ber yang sah dan telah diusulkan kepada Pengelola
B arang untuk dilakukan penghapusannya; dan
b.
A set Tetap dalam kondisi rusak berat d a r r / atau usang
yang telah diusulkan kepada Pengelola B arang untuk
dilakukan penghapusan.
Pasal5
A set Tetap R enovasi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf d m erupakan renovasi atas A set Tetap bukan m ilik
suatu satuan kerja atau satuan kerja pem erintah daerah yang
m em enuhi persyaratan kapitalisasi A set Tetap.
Pasal6
(1) A set Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokum en
sum ber yang sah dan telah diusulkan kepada Pengelola
B arang untuk
dilakukan
penghapusannya
sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a:
a.
direklasifikasi ke dalam D aftar B arang H ilang;
b.
tidak
dicantum kan
Pengguna, Laporan
N eraca; dan
c.
diungkapkan dalam C atatan atas
C atatan atas Laporan K euangan.
dalam
Laporan
B arang
K uasa
B arang
Pengguna,
LB M N , dan
Laporan B arang dan
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
-5 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(2)
D alam hal keputusan
penghapusan
m engenai A set
yang hilang telah diterbitkan
oleh Pengguna B arang,
aset tersebut dihapus dari D aftar B arang H ilang.
T etap
m aka
Pasal 7
A set T etap dalam kondisi rusak berat darr/ atau usang yang telah
diusulkan
kepada
Pengelola
B arang
untuk
dihapuskan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf b:
a.
direklasifikasi
ke dalam D aftar B arang R usak B erat;
b.
tidak dicantum kan
dalam L aporan B arang K uasa Pengguna,
L aporan B arang Pengguna, L B M N , dan N eraca; dan
c.
diungkapkan
dalam
C atatan
atas
C atatan atas L aporan K euangan.
L aporan
B arang
dan
Pasal8
(1)
(2)
D alam
hal
A set
T etap
yang
se belum nya
telah
diusulkan
Pengelola
B arang
di kem udian
terhadap A set T etap tersebut:
a.
direklasifikasikan
A set T etap; dan
b.
disusutkan
T erhadap
dari
sebagaim ana
D aftar
dinyatakan
hilang
dan
penghapusannya
kepada
hari
ditem ukan,
m aka
B arang
H ilang
ke
akun
layaknya A set T etap.
A set T etap sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1):
a.
dalam hal m em iliki bukti kepem ilikan, m aka atas
T etap tersebut
perlu dilakukan
penilaian
setelah
T etap bersangkutan
ditem ukan kem bali;
A set
A set
b.
dalam hal tidak m em iliki bukti kepem ilikan, m aka nilai
akum ulasi
penyusutan
atas
A set
T etap
tersebut
disajikan
sebesar
nilai akum ulasi
penyusutan
saat
sebelum dilakukan reklasifikasi ke D aftar B arang H ilang
dan akum ulasi penyusutan
selam a periode dim ana A set
T etap bersangkutan
dicatat pada D aftar B arang H ilang.
B A B III
N IL A IY A N G D A PA T D ISU SU T K A N
Pasal9
(1)
N ilai yang dapat disusutkan
pertam a kali m erupakan
nilai
buku per 31 D esem ber 2012 untuk A set T etap yang diperoleh
sam pai dengan 31 D esem ber 2012.
(2)
N ilai buku sebagaim ana dim aksud pada
nilai yang tercatat dalam pem bukuan.
(3)
U ntuk A set T etap yang diperoleh setelah 31 D esem ber 2012,
nilai yang dapat disusutkan m erupakan nilai perolehan.
ayat (1) m erupakan
M ENTERI
R E P U B L IK
KEUANGAN
IN D O N E S IA
-6 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(4)
D alam hal nilai perolehan
ayat (3) tidak diketahui,
m erupakan nilai estim asi.
sebagaim ana dim aksud
digunakan
nilai w ajar
pada
yang
Pasal 10
(1)
D alam hal terjadi perubahan nilai A set Tetap sebagai akibat
penam bahan atau pengurangan kualitas d a r r / atau nilai A set
Tetap, m aka
penam bahan
atau
pengurangan
tersebut
diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan.
(2)
Penam bahan atau pengurangan kualitas d a r r / atau nilai A set
Tetap sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1) m eliputi
penam bahan
dan pengurangan
yang m em enuhi kriteria
sebagaim ana diatur dalam Standar A kuntansi Pem erintahan.
Pasal 11
(1)
D alam hal terjadi perubahan nilai A set Tetap sebagai akibat
koreksi nilai A set Tetap yang disebabkan oleh kesalahan
dalam pencantum an nilai yang diketahui di kem udian hari,
m aka dilakukan penyesuaian
terhadap
Penyusutan A set
Tetap tersebut.
(2)
Penyesuaian sebagaim ana
penyesuaian atas:
dim aksud
a.
nilai yang dapat disusutkan; dan
b.
nilai akum ulasi penyusutan.
pada ayat (1) m eliputi
Pasal 12
(1)
Penentuan nilai yang dapat disusutkan
dilakukan
setiap unit A set Tetap tanpa ada nilai residu.
untuk
(2)
N ilai residu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m erupakan
nilai buku suatu A set Tetap pada akhir M asa M anfaat.
(3)
N ilai yang dapat disusutkan
didasarkan pada nilai buku
sem esteran dan tahunan, kecuali untuk penyusutan pertam a
kali, didasarkan pada nilai buku akhir tahun pem bukuan
sebelum diberlakukannya penyusutan.
BABIV
M A SAM A N FA A T
Pasal 13
(1)
Penentuan
M asa M anfaat A set Tetap dilakukan
m em perhatikan faktor-faktor prakiraan:
a.
daya pakai; dan
b.
tingkat keausan fisik d a r r / atau keusangan,
dari A set Tetap yang bersangkutan.
dengan
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
- '7 -- fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(2)
Penetapan
M asa M anfaat A set Tetap pada aw al penerapan
penyusutan
dilakukan
sekurang-kurangnya
untuk
setiap
kelom pokA set
Tetap, sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang m engatur m engenai kodefikasi B M N .
(3)
M asa M anfaat A set Tetap tidak dapat dilakukan
(4)
D ikecualikan
dari ketentuan
ayat
(3), perubahan
M asa
dilakukan dalam hal :
perubahan
perubahan.
sebagaim ana
dim aksud
M anfaat
A set
Tetap
karakteristik
fisik / penggunaan
pada
dapat
a.
terjadi
Tetap;
b.
terjadi perbaikan
A set Tetap yang
M anfaat at au kapasitas m anfaat; atau
c.
terdapat kekeliruan dalam penetapan M asa M anfaat A set
Tetap yang baru diketahui di kem udian hari.
m enam bah
A set
M asa
Pasal 14
(1)
M asa M anfaat A set Tetap ditentukan
untuk setiap unit A set
Tetap se bagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 ayat (1).
(2)
Penentuan
M asa M anfaat A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1) dilakukan
dengan
berpedom an
pada M asa
M anfaat A set Tetap yang disajikan dalam Tabel M asa M anfaat
A set Tetap yang ditetapkan oleh D irektur Jenderal K ekayaan
N egara atas nam a M enteri K euangan.
Pasal 15
(1)
(2)
Perbaikan
terhadap
A set Tetap
yang
m enam bah
M asa
M anfaat
atau
kapasitas
m anfaat
sebagaim ana
dim aksud
dalam Pasal 13 ayat (4) huruf b m engubah
M asa M anfaat
A set Tetap yang bersangkutan.
Perbaikan
sebagaim ana
a.
renovaSl;
b.
restorasi;
c.
overhaul.
dim aksud
pada ayat (1) m eliputi:
atau
(3)
R enovasi sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat (2) huruf
a
m erupakan
kegiatan
penam bahan,
perbaikan,
dan Zatau
penggantian
bagian
A set
Tetap
dengan
m aksud
m eningkatkan
M asa M anfaat, kualitas dan Zatau kapasitas.
(4)
R estorasi
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat (2) huruf
b
m erupakan kegiatan perbaikan A set Tetap yang rusak dengan
tetap m em pertahankan
arsitekturnya.
(5)
Overhaul
sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (2) huruf c
m erupakan
kegiatan
penam bahan,
perbaikan,
darr/ atau
penggantian
bagian
peralatan
m esin
dengan
m aksud
m eningkatkan M asa M anfaat, kualitas dan / atau kapasita~
"t!
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
-8 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(6)
Perubahan
M asa
M anfaat
A set
Tetap
akibat
adanya
perbaikan
sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1) dilakukan
dengan berpedom an
pada M asa M anfaat A set Tetap A kibat
Perbaikan
yang disajikan
dalam Tabel M asa M anfaat A set
Tetap
A kibat
Perbaikan,
yang
ditetapkan
oleh D irektur
Jenderal K ekayaan N egara atas nam a M enteri K euangan.
Pasal 16
(1)
M asa M anfaat A set Tetap dapat diusulkan
untuk diubah oleh
Pengguna
B arang
dengan
m em pertim bangkan
kesesuaian
sisa M asa M anfaat A set Tetap dengan kondisi A set Tetap.
(2)
U sulan
perubahan
dalam
rangka
kesesuaian
sisa
M asa
M anfaat A set Tetap dengan kondisi A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1) dilakukan
dalam
hal
terjadi
sebab-sebab
yang secara norm al dapat diperkirakan
m enjadi
penyebab sisa M asa M anfaat A set Tetap tidak sesuai dengan
kondisi A set Tetap.
(3)
Perubahan M asa M anfaat A set Tetap ditetapkan oleh D irektur
Jenderal
K ekayaan
N egara atas nam a
M enteri K euangan,
setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan instansi terkait.
Pasal 17
Tabel M asa M anfaat A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
dalam
Pasal 14 ayat (2) dan Pasal 15 ayat (6) ditetapkan
paling lam bat
3 (tiga) bulan sejak Peraturan M enteri ini diundangkan.
BABV
M ETO D E PEN Y U SU TA N
Pasal 18
(1)
Penyusutan
A set Tetap
m etode garis lurus.
dilakukan
dengan
m enggunakan
(2)
M etode garis lurus
sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1)
dilakukan
dengan
m engalokasikan
nilai
yang
dapat
disusutkan
dari A set Tetap secara m erata
setiap sem ester
selam a M asa M anfaat.
(3)
Perhitungan
m etode garis lurus sebagaim ana
dim aksud pada
ayat
(1)
dilakukan
dengan
m enggunakan
form ula
sebagaim ana
tercantum
dalam Lam piran
yang m erupakan
bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan M enteri ini.
BAB VI
PEN G H ITU N G A N D A N PEN C A TA TA N
Pasal 19
(1)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
dilakukan pada tingkat K uasa Pengguna B arang.
A set
Tetap
M E N T E R IK E U A N G A N
-
R E P U B L IK
-~-
--
IN D O N E S IA
fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
- 9 -
(2)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
A set
Tetap
dilakukan
oleh unit pem bantu
penatausahaan,
dalam hal
dibentuk unit pem bantu penatausahaan
di lingkungan K uasa
Pengguna B arang.
(3)
H asil penghitungan
dan pencatatan
Penyusutan
A set Tetap
yang
dilakukan
oleh
unit
pem bantu
penatausahaan
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (2) dihim pun
oleh K uasa
Pengguna B arang.
(4)
H asil penghitungan
dan pencatatan
Penyusutan
A set Tetap
yang dilakukan
oleh K uasa Pengguna B arang sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat (1) dan
hasil
penghim punan
yang
dilakukan
oleh
K uasa
Pengguna
B arang
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (3) dihim pun oleh Pengguna B arang.
Pasal20
(1)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
dilakukan untuk setiap A set Tetap.
A set
Tetap
(2)
D ikecualikan
dari ketentuan
sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat
(1),
penghitungan
dan
pencatatan
A set
Tetap
diperlakukan
sebagai 1 (satu) unit A set Tetap sepanjang aset
tersebut hanya dapat dipergunakan
bersam aan
dengan A set
Tetap lain.
(3)
Penghitungan
dan pencatatan
terhadap
A set Tetap yang
sebelum nya
diperlakukan
sebagai
satu
unit
A set Tetap
sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), dalam hal akan dicatat
secara
sendiri-sendiri,
nilai
buku
beserta
akum ulasi
penyusutannya
dialokasikan
secara
proporsional
berdasarkan
nilai m asing-rnasing A set Tetap, untuk dijadikan
nilai yang dapat disusutkan
selam a sisa M asa M anfaat.
Pasal21
(1)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
A set
Tetap
dilakukan
setiap akhir sem ester
tanpa
m em perhitungkan
adanya
nilai
residu
sebagaim ana
dim aksud
dalam
Pasal 12 ayat (1).
(2)
Penghitungan
dan
pencatatan
Penyusutan
A set
Tetap
dilakukan
dalam
satuan
m ata
uang
R upiah
dengan
pem bulatan hingga satuan R upiah terkecil.
(3)
Penghitungan
Penyusutan
A set
Tetap
diperolehnya
A set Tetap sam pai dengan
M anfaat A set Tetap.
(4)
Pencatatan
Penyusutan
A set Tetap dalam N eraca dilakukan
sejak diperolehnya
A set Tetap sam pai dengan A set Tetap
terse but dihapuskan.
dilakukan
berakhirnya
sejak
M asa
M E N T E R IK E U A N G A N
R E P U B L IK
IN D O N E S IA
- - - ---
fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
- 10 -
B A B V II
PEN Y A JIA ND A N PEN G U N G K A PA N
Pasa122
(1 )
Penyusutan A set Tetap setiap sem ester disajikan sebagai
akum ulasi
penyusutan
di
N eraca
periode
berjalan
berdasarkan Standar A kuntansi Pem erintahan B erbasis K as
M enuju A krual.
(2)
Penyusutan A set Tetap diakum ulasikan
(3)
A kum ulasi sebagaim ana dim aksud
dalam akun A kum ulasi Penyusutan.
(4)
A kum ulasi Penyusutan sebagaim ana dim aksud pada ayat (3)
m erupakan pengurang pos A set Tetap dan pengurang nilai
pos D iinvestasikan D alam A set Tetap di N eraca.
setiap sem ester.
pada
ayat (2) disajikan
Pasa123
Inform asi m engenai Penyusutan A set Tetap diungkapkan dalam
C atatan
atas
Laporan B arang
dan
C atatan
atas
Laporan
K euangan yang sekurang-kurangnya m em uat:
a.
nilai penyusutan;
b.
m etode penyusutan
c.
M asa M anfaat atau tarif penyusutan
yang digunakan; dan
d.
nilai tercatat bruto dan akum ulasi
dan akhir periode.
penyusutan
yang digunakan;
pada
aw al
Pasa124
(1 )
A set Tetap yang seluruh nilainya te1ah disusutkan dan secara
teknis m asih dapat dim anfaatkan tetap disajikan di neraca
dengan
m enunjukkan
nilai
perolehan
dan
akum ulasi
penyusutannya.
(2)
A set Tetap sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1 ) dicatat
dalam ke1om pok A set Tetap dan diungkapkan dalam C atatan
atas Laporan B arang dan C atatan atas Laporan K euangan.
Pasa125
(1 )
Tata cara
penyajian,
penghitungan
dan
pengungkapan
Penyusutan A set Tetap dilakukan dengan berpedom an pada
M odul Penyusutan A set Tetap.
(2 )
M odul Penyusutan A set Tetap sebagaim ana dim aksud pada
ayat ( 1 ) ditetapkan oleh D irektur Jenderal K ekayaan N egara
atas nam a M enteri K euangan.
M E N T E R IK E U A N G A N
REPUBUK
IN D O N E S IA
---- - - ---- - 11 -fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
B A B V III
K ETEN TU A N LA IN -LA IN
Pasa126
(1)
A set Tetap yang seluruh nilainya
m erta dilakukan penghapusan.
telah disusutkan
tidak serta
(2)
Penghapusan
terhadap
A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1) m engikuti
ketentuan
peraturan
perundangundangan
di bidang pengelolaan B M N .
Pasa127
Penyusutan
A set Tetap sebagaim ana
dim aksud
tidak berpengaruh
pada nilai underlying asset
Syariah N egara.
dalam Pasal 4
Surat B erharga
B A B IX
K ETEN TU A N PER A LIH A N
Pasa128
Pada saat Peraturan
a.
b.
M enteri ini diberlakukan:
A set
Tetap
yang
diperoleh
sebelum
diberlakukannya
Penyusutan
A set Tetap, dikenakan
koreksi Penyusutan
A set
Tetap;
K oreksi Penyusutan
A set Tetap sebagaim ana
dim aksud pada
huruf a:
1.
diperhitungkan
sebagai penam bah
nilai akun A kum ulasi
Penyusutan
dan pengurang nilai ekuitas pada neraca;
2.
diperhitungkan
diberlakukannya
3.
dikecualikan
untuk A set Tetap yang
pada
akhir
sem ester
sebelum
Penyusutan
A set Tetap.
sebagai transaksi
penyusutan;
koreksi
pada
periode
sudah dihapuskan
diberlakukannya
BABX
K ETEN TU A N PEN U TU P
Pasa129
Penyusutan
B arang M ilik N egara berupa A set Tetap pada Entitas
Pem erintah
Pusat sebagaim ana
diatur dalam Peraturan
M enteri
ini dilaksanakan
m ulai Tahun A nggaran 2013.
Pasa130
Peraturan
M enteri ini m ulai berlaku
pad a tanggal diundangkan.
M E N T E R IK E U A N G A N
A E P U B U I(
IN D O N E S IA
fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
- 12 -
A gar setiap orang m engetah uinya, m em erin tahkan
Peraturan
M enteri ini dengan penem patannya
Negara R epu blik Indonesia.
D itetapkan
pada
pengundangan
dalam B erita
di Jakarta
tangga12
Januari
2013
M EN TERI K EU A N G A N REPU BLIK
IN D O N ESIA ,
ttd.
A G U S D .W . M A RTO W A RD O JO
D iundangkan
pada
di Jakarta
tanggal2
Januari
2013
M EN TERI H U K U M D A N H A K A SA SI M A N U SIA
REPU BLIK
IN D O N ESIA ,
ttd.
A M IR SY A M SU D IN
BERITA N EG A RA REPU BLIK
Salinan
sesuai
dengan
K EPA LA B
GI
N IP~
R[::."
,~ ~ ~ :1 f.'
I·'I{:;;'
'
aslinya
UM
;k l4 } 1 G A N
K EP