tentang penulis LKIS
TENTANG PENULIS
MUHAMMAD HABIBI SIREGAR, lahir di Medan, 25 Juli 1975. Anak ke-9 dari 10
bersaudara dari pasangan Dr. Muhammad Arsad Siregar dan Dra. Halimatussa’diyah
Harahap. Menamatkan pendidikan Strata 1 (S1) di Fakultas Syari‘ah Institut Agama Islam
Negeri Sumatera Utara pada 2000, kemudian melanjutkan ke jenjang magister di lembaga
yang sama, lulus pada 2003. Setelah menamatkan pendidikan S2-nya, penulis terlibat di
banyak kegiatan akademik dan kemasyarakatan yang kemudian mengantarkannya
menjadi pengajar di beberapa perguruan tinggi swasta di Medan. Tahun 2007 penulis
diterima sebagai dosen di IAIN-SU. Tahun 2010 penulis diangkat menjadi sekretaris Lembaga
Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Sumatera Utara.
Setelah mengenyam pendidikan S3 di SPs UIN Jakarta, penulis berhubungan dengan
banyak komunitas akademik sehingga pada 15-16 Juni 2012 penulis diundang menjadi salah
satu narasumber di Asia Research Institute di National University of Singapore (NUS) dengan
tema “Militia, Religion, and the Legitimation of Violence in South East Asia.” Penulis
bersyukur karena selama di NUS penulis—yang mewakili UIN Jakarta—turut bergabung
dengan beberapa profesor dari 15 universitas terkemuka dunia, di antaranya adalah Lee
Wilson dari Cambrigde University, Joshua Barker dari Toronto University, dll. Kemudian
pada November 2012 penulis mendapat Grand Research ke Qum University dalam bentuk
Short Course dari Sadrah Institut Jakarta. Pada Desember 2012 penulis lulus ARFI dari
KEMENAG RI ke Jerman selama hampir dua bulan. Di Jerman penulis menggunakan
kesempatan ini untuk melakukan rihlah akademik terutama ke tempat-tempat riset berkelas
dunia, seperti Max Planc Institut. Penulis juga mengunjungi beberapa perpustakaan di
universitas-universitas ternama seperti di Berlin, Frankfurt, Goetingen, Osnaburck. Pada
2012 penulis melakukan cultural-study ke beberapa negara Barat yang memiliki tradisi
akademik yang kuat, seperti Prancis, Belgia, dan Belanda.
Pada Oktober 2013, penulis mendapat kesempatan untuk menghadiri seminar tentang
400 Jahr di Leiden University tentang Qur’anic Studies, yang pesertanya terdiri dari profesorprofesor ahli keislaman Barat (orientalis). Di bulan yang sama penulis mendapat kehormatan
untuk memaparkan penelitian penulis tentang hadits di hadapan beberapa profesor Islamic
Studies di LUCIS (Leiden University Center of Islamic Studies) yang
diorganizer oleh Prof. Leon Bushkent. Lalu pada 16 November 2013 penulis mendapat
kesempatan untuk menyajikan makalah di Asia Africa Institute University of Hamburg,
Jerman, atas undangan Prof. Jan Van Putten. Penulis menyajikan makalah yang
berjudul “Quasi Equality Angkola Batak Female, between Islam and Tradition.” Pada 2013
penulis kembali mendapat kesempatan mengunjungi Islamic University di Rotterdam dan
berjumpa dengan rektor, dosen-dosen, dan mahasiswa di sana untuk bekerja sama dalam
bidang penelitian.
Tahun 2014, penulis menyelesaikan pendidikan S3 di SPs UIN Jakarta, dengan judul
disertasi: Otoritas Hierarki al-Kutub as-Sittah dalam Perkembangan Fiqh, lulus dengan
predikat cum laude.
MUHAMMAD HABIBI SIREGAR, lahir di Medan, 25 Juli 1975. Anak ke-9 dari 10
bersaudara dari pasangan Dr. Muhammad Arsad Siregar dan Dra. Halimatussa’diyah
Harahap. Menamatkan pendidikan Strata 1 (S1) di Fakultas Syari‘ah Institut Agama Islam
Negeri Sumatera Utara pada 2000, kemudian melanjutkan ke jenjang magister di lembaga
yang sama, lulus pada 2003. Setelah menamatkan pendidikan S2-nya, penulis terlibat di
banyak kegiatan akademik dan kemasyarakatan yang kemudian mengantarkannya
menjadi pengajar di beberapa perguruan tinggi swasta di Medan. Tahun 2007 penulis
diterima sebagai dosen di IAIN-SU. Tahun 2010 penulis diangkat menjadi sekretaris Lembaga
Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Sumatera Utara.
Setelah mengenyam pendidikan S3 di SPs UIN Jakarta, penulis berhubungan dengan
banyak komunitas akademik sehingga pada 15-16 Juni 2012 penulis diundang menjadi salah
satu narasumber di Asia Research Institute di National University of Singapore (NUS) dengan
tema “Militia, Religion, and the Legitimation of Violence in South East Asia.” Penulis
bersyukur karena selama di NUS penulis—yang mewakili UIN Jakarta—turut bergabung
dengan beberapa profesor dari 15 universitas terkemuka dunia, di antaranya adalah Lee
Wilson dari Cambrigde University, Joshua Barker dari Toronto University, dll. Kemudian
pada November 2012 penulis mendapat Grand Research ke Qum University dalam bentuk
Short Course dari Sadrah Institut Jakarta. Pada Desember 2012 penulis lulus ARFI dari
KEMENAG RI ke Jerman selama hampir dua bulan. Di Jerman penulis menggunakan
kesempatan ini untuk melakukan rihlah akademik terutama ke tempat-tempat riset berkelas
dunia, seperti Max Planc Institut. Penulis juga mengunjungi beberapa perpustakaan di
universitas-universitas ternama seperti di Berlin, Frankfurt, Goetingen, Osnaburck. Pada
2012 penulis melakukan cultural-study ke beberapa negara Barat yang memiliki tradisi
akademik yang kuat, seperti Prancis, Belgia, dan Belanda.
Pada Oktober 2013, penulis mendapat kesempatan untuk menghadiri seminar tentang
400 Jahr di Leiden University tentang Qur’anic Studies, yang pesertanya terdiri dari profesorprofesor ahli keislaman Barat (orientalis). Di bulan yang sama penulis mendapat kehormatan
untuk memaparkan penelitian penulis tentang hadits di hadapan beberapa profesor Islamic
Studies di LUCIS (Leiden University Center of Islamic Studies) yang
diorganizer oleh Prof. Leon Bushkent. Lalu pada 16 November 2013 penulis mendapat
kesempatan untuk menyajikan makalah di Asia Africa Institute University of Hamburg,
Jerman, atas undangan Prof. Jan Van Putten. Penulis menyajikan makalah yang
berjudul “Quasi Equality Angkola Batak Female, between Islam and Tradition.” Pada 2013
penulis kembali mendapat kesempatan mengunjungi Islamic University di Rotterdam dan
berjumpa dengan rektor, dosen-dosen, dan mahasiswa di sana untuk bekerja sama dalam
bidang penelitian.
Tahun 2014, penulis menyelesaikan pendidikan S3 di SPs UIN Jakarta, dengan judul
disertasi: Otoritas Hierarki al-Kutub as-Sittah dalam Perkembangan Fiqh, lulus dengan
predikat cum laude.