Bentuk Ujung Gigi Taring Pada Anjing Yang Diberi Pakan Dog Food.

Table of Contents
Articles
PDF PDF

I s o l a si d an I d e n t i f i k a si O o si st a T o x o pl as m a G o n di i p a d a F es e s Ku ci n g d en g a n M e t o d e P en g a p u n g an
Gula Sheater

Adven Three Any Joy Simamora, Nyoman Adi Suratma, Ida Ayu Pasti Apsari
PDF PDF

U j i T o ks i s i t a s E ks t r ak A k a r T u b a ( D e r ri s E l l i pt i c a ) S e c a r a T o p i k al p a d a K u l i t A n j i n g L o k a l

Febrina Cicilia Br Ginting, Sis wanto, I Made Merdana
PDF PDF

D o s i s G l u k o s a I d e al p a d a P e n g en ce r Ku n i n g T e l u r F o s f a t D a l am M em p e rt a h an ka n Ku a l i t as S e m en
K a l ku n p a d a S u h u 5 ° C

Jian Rindawidya Pambudi, Made Kota Budiasa, Wayan Bebas
PDF PDF


I d e n t i f i k a si O o ki st a I s o s p o r a S p p . p a d a F e s e s K u c i n g di D en p a s a r

Maria Mentari Ginting, Ida Ayu Pasti Apsari, I Made Dwinata
PDF PDF

P r o f i l L i p o p r o t ei n P l as m a T i k u s d al a m K o n d i si H i p e r gl i ke mi a

Tri Wahyudi, Sri Kayati Widyastuti, I Nyoman Suarsana
PDF PDF

U j i E f ek t i vi t a s E k st r a k A k ar Tu b a ( D er ri s E l l i p t i c a ) T e rh a d a p C a pl a k A n ji n g S ec a r a I n V i t r o

Ika Hartini Hutasoit, Sis wanto, I Made Merdana
K e j a d i a n Pi n c a n g p a d a S a p i B al i A ki b at T r a u m a T e r k ai t P r o s e s T r an s p o rt a s i K e P a s a r H e w a n B er i n g ki t

PDF

Mas ruroh, I Gusti Agung Gde Putra Pemayun, I Wayan Batan
PDF PDF


P e r f o r m an s R e pr o d u ks i Bu ru n g C u c ak Ra w a ( P y c n on o t u s Z e yl a n i cu s ) P a d a P e n a n g k a r an S e c a r a E x Situ

David Zulkarnain, I Wayan Bebas, I Gusti Ngurah Bagus Tri Laksana
PDF PDF

B e n t u k U j u n g G i gi T ar i n g P a d a A n j i n g Ya n g D i be r i P a k an D o g F o o d

Brigitta Cynthia Sida Pello, Sri Kayati Widyastuti, Iwan Harjono Utama
PDF PDF

K u a l i t as D a gi n g K a m bi n g y an g D i s i m p an p a d a S u h u Ru a n g D i t i n j a u d a r i U j i S u b j e k t i f d an O b j e kt i f

Uli Rehlitna Sembiring, I Ketut Suada, Kadek Karang Agustina
PDF PDF

I s o l a si d an I d e n t i f i k a si O o si st a K o k si di a d a r i T a n ah Di S e ki t a r T em p a t P e m bu a n g a n S am p a h D i K ot a
Denpasar

Andi Azhary Azmy, Ida Ayu Pasti Apsari, I Bagus Komang Ardana


Editorial Team
t i k e t

k e r e t a

t o k o

b a g u s b e r i t a

b o l a

t e r k i n i a n t o n

n b

A n e k a

K r e a s i

R e s e p


M a s a k a n

I n d o n e s i a

r e s e p

m a s a k a n m e n g h i l a n g k a n

j e r a w a t v i l l a

d i

p u n c a k

r e c e p t e n b e r i t a

h a r i a n g a m e

o n l i n e


h p

d i j u a l w i n d o w s

g a d g e t j u a l

c o n s o l e

v o u c h e r

o n l i n e

g o s i p

t e r b a r u b e r i t a

t e r b a r u w i n d o w s

g a d g e t t o k o


g a m e

c e r i t a

h o r o r

Editor-in-Chief
1.

Dr. drh. I Wa yan Batan ,

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Bali-Indonesia

Associate Editor
1.

Dr. drh. T jok. G de Oka Pe ma yun ,

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali, Indonesia


2.

Prof. Dr. drh. Nyoman Mant ik Asta wa ,

3.

Prof. Dr. drh. Iwan Harja Uta ma ,

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali-Indonesia

Progam Magister Kedokteran Hewan, Program Pascasarjana, Universitas

Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia
4.

Dr. drh. Ketut Suatha ,

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali-Indonesia


5.

Prof. Dr. drh. I Nyoman Suar sana ,

6.

Dr. drh Wa yan Suardana ,

7.

drh. Tjok Sar i Nin dh ia ,

Lab. Biokimia FKH Unud, Denpasar, Indonesia

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Editorial Board
1.


Yulia Nugraha ,

Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia

2.

Moch. Fa q ih A mrulah ,

3.

Moch. Gha iz Abr iansyah ,

4.

Saifu l Akbar ,

5.

Lidya Nofantri ,


6.

Hanif Wahyu Wib ison o ,

Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia

7.

Cyrilus Jefferson B our ,

Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia

8.

Yusuf Riska A lha mdhan i ,

9.

Alviana Rizq iah Utami ,


Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia
Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia

Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia
Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia

Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia

Fakultas Kedokteran Hewan, Unud

Indonesia Medicus Veterinus 2015 4(2) : 148-154 ISSN : 2301-7848

Bentuk Ujung Gigi Taring Pada Anjing Yang Diberi Pakan Dog Food
MORPHOLOGY OF THE DOG CANINES FED COMMERCIAL DOG FOOD
Brigitta Cynthia Sida Pello1 , Sri Kayati Widyastuti2 , Iwan Harjono Utama3
1)Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan 2) Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Hewan Kecil
3) Laboratorium Biokimia Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana Jalan PB Sudirman, Denpasar Email :
cynthia.pello@gmail.com

ABSTRAK
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Adapun fungsi dari gigi adalah memotong
makanan (incisivus/gigi seri), untuk mengiris dan menyobek makanan (caninus/gigi taring), untuk
menyobek dan membantu menggiling makanan (premolar/gigi geraham depan) serta untuk
mengunyah dan menggiling makanan (molar/gigi geraham belakang). Penelitian bertujuan untuk
mengetahui bentuk dari ujung gigi taring pada anjing yang selalu diberikan pakan berupa dog food.
Objek dalam penelitian ini adalah 30 ekor anjing ras berumur 1 tahun7 bulan sampai 3 tahun yang
dipelihara oleh masyarakat, berjenis kelamin jantan maupun betina, dan diberi pakan berupa dog
food (kering) selama 1 sampai 2 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
observasional. Sebanyak 19 pasang ujung gigi taring pada anjing yang diberi pakan dog food kering
mengalami penumpulan, sisanya ada 11 pasang ujung gigi taring yang tetap tajam. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah bahwa semakin lama pemberian pakan dog food mengakibatkan ketumpulan
pada ujung gigi taring tersebut semakin meningkat.
Kata-kata kunci : bentuk, ujung gigi taring, anjing, dog food
ABSTRACT
Teeth are hard parts found in the mouth. The function of the teeth are cut food (incisors / incisors),
to slice and tear food (canines / canines), to tear and help grind food (premolars / molars front) and
to chew and grind food (molar / molar rear). The study aims to determine the shape of the tip of the
canine teeth of dogs that are always fed by giving dog food. The objects of this study are 30 dogs
race 1 year 7 months old to 3 years and are well maintained by the public, both male and female sex,
and fed in the form of dog food (dry) for 1 to 2 years. This study used descriptive observational as
the method. A total of 19 pairs of the ends of canine teeth in dogs that are fed dry dog food
experience blunting, the rest are 11 pairs of the ends that remain sharp canine teeth. The conclusion
of this study is the longer feeding dog food torpor level at the end of the growing canine teeth.
Keywords: shape, tip canines, dog, dog food
PENDAHULUAN
Anjing merupakan salah satu hewan kesayangan. Dalam melangsungkan kehidupannya anjing perlu
makan. Proses perjalanan makanan akan memasuki rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, dan anus. Anjing memiliki empat jenis gigi, yaitu gigi incisivus, caninus, premolar,
dan molar. Fungsi dari setiap gigi bermacam-macam dalam mengunyah makanan (Iptika, 2013). Gigi
merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi pada rahang atas, rahang bawah,
lidah serta saluran-saluran penghasil air ludah Gigi incisivus berfungsi untuk memotong makanan,
gigi caninus digunakan untuk merobek makanan, gigi premolar untuk merobek dan membantu
menggiling makanan serta gigi molar untuk mengunyah dan menggiling makanan (Hale, 1998).
Penelitian genetika telah berhasil mengidentifikasi 14 ras anjing kuno, di antaranya, Chow Chow,
Sharpei, Akita, Shiba dan Basenji merupakan ras anjing yang tertua. Teori yang mengatakan anjing
berasal dari Asia mungkin bisa dipercaya karena sebagian besar dari 14 ras anjing kuno berasal dari
Cina dan Jepang (Savolainen et al., 2002). Ada banyak jenis hewan yang bisa dijadikan peliharaan,
salah satunya adalah anjing. Anjing merupakan hewan peliharaan yang selama ini menjadi teman
baik manusia, karena dapat dimanfaatkan sebagai penjaga rumah, anjing pelacak, hewan coba,

hewan kesayangan, hiburan dan hewan kurban (bagi orang Bali). Anjing adalah mamalia yang telah
mengalami domestikasi dari serigala sejak 15.000 tahun yang lalu atau mungkin sudah sejak 100.000
tahun yang lalu berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil dan tes DNA. Dalam
melangsungkan kehidupannya hewan memerlukan makanan dimana gigi merupakan alat prehensi
utama dalam mengunyah makanan. Berdasarkan penggolongan makanannya, anjing tergolong
hewan karnivora yaitu hewan pemakan daging. Fungsi dari gigi taring adalah mengiris dan menyobek
makanan terutama yang berupa daging (Itjiningsih,1991), maka dengan pemberian pakan berupa
dog food, mungkin saja dapat berpengaruh pada bentuk dari ujung gigi taring pada anjing, karena
tekstur dari dog food yang renyah, mudah dihancurkan (lembek), kering, keras dan juga ada yang
empuk. Di Denpasar dan Bukit, Jimbaran khususnya, banyak pemilik anjing yang memberikan pakan
berupa dog food, yang dimaksud di sini adalah dog food kering buatan pabrik. Inilah tujuan
penelitian yaitu melakukan pengamatan mengenai morfologi dari caninus (gigi taring) terutama
bagian ujungnya pada anjing yang diberi pakan dog food
MATERI DAN METODE
Objek dalam penelitian ini adalah 30 ekor anjing ras yang yang dipelihara oleh masyarakat, berjenis
kelamin jantan maupun betina, dan diberi pakan berupa dog food (kering) dari periode 1 sampai 2
tahun dengan umur 1 tahun 7 bulan sampai 3 tahun yang dilaksanakan di Denpasar dan Bukit,
Jimbaran Bali. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional yaitu dengan
melakukan pengamatan terhadap bentuk ujung gigi taring pada anjing ras yang diberi pakan berupa
dog food (kering) dari perioda 1 sampai 2 tahun. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis
secara deskriptif. Data yang dianalisa meliputi bentuk ujung gigi taring pada anjing yang diberi pakan
berupa dog food.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Selama penelitian ini, jumlah anjing yang diamati di daerah Denpasar ada 20 anjing dan di daerah
Bukit, Jimbaran Bali, ada 10 anjing. Anjing tersebut terdiri dari 12 anjing jantan dan 18 anjing betina
dengan lama pemberian pakan dog food dari perioda 1 sampai 2 tahun. Data tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:

Dalam pengamatan ini terlebih dahulu dilakukan anamnesa dengan mewawancarai pemilik anjing
untuk mengetahui riwayat medis dari anjing, yaitu umur, ras, dan juga memastikan bahwa sejak lahir
memang diberi pakan berupa dog food (kering). Dari hasil anamnesa, didapatkan waktu pemberian
pakan dog food selama 1 sampai 2 tahun, menunjukkan bentuk ujung gigi taring tersebut ada 63,33
% yang menumpul, dan 36,67 % yang tergolong tajam atau meruncing. Bentuk ujung gigi taring pada
30 ekor anjing yang diberikan pakan dog food (kering) di daerah Denpasar dan Bukit, Jimbaran Bali
ditinjau berdasarkan lamanya pemberian yang telah disajikan pada Gambar 6 menunjukkan bahwa
semakin lama pemberian pakan dog food maka tingkat ketumpulan pada ujung gigi taring tersebut
semakin meningkat. Semakin lama dog food diberikan pada anjing maka semakin lama pula gigi
taring pada anjing tersebut digunakan, sehingga gigi taring tersebut mengalami pengikisan yang
lambat laun menjadi tumpul, walaupun penggunaan gigi taring tersebut tidak optimal. Fungsi gigi
taring (caninus) adalah mengiris dan menyobek makanan terutama yang berupa daging (Itjiningsih,
1991), maka dari itu ujung gigi taring anjing akan tetap tajam karena digunakan sesuai dengan
fungsinya, sedangkan jika anjing memakan dog food yang berbentuk pelet padat dan memiliki
tekstur yang kering dan keras, maka ujung gigi taring akan menumpul karena digunakan tidak sesuai
dengan fungsinya. Gigi taring digunakan untuk menahan, memegang, dan membunuh, memangsa
serta untuk pertahanan. Caudal dari gigi caninus adalah gigi premolar. Gigi taring juga berukuran
panjang, besar, dan runcing yang berfungsi untuk mengoyak mangsanya. Anjing termasuk dalam
golongan hewan karnivora yaitu hewan pemakan daging, maka anjing yang diberi pakan dog food
dalam waktu lama, diperkirakan akan mempengaruhi ketajaman dari ujung gigi taringnya. Kenyataan
ini ditunjukkan dari hasil penelitian yaitu bahwa semakin lama anjing diberi pakan dog food maka
gigi taringnya semakin tumpul. Pemberian dog food yang berlebihan akan membuat anjing gemuk
dan merusak struktur kaki, tulang punggung (topline), dan lainnya. Dari pernyataan ini, umur bisa
menyebabkan perubahan bentuk ujung gigi taring pada anjing, karena semakin tua umur anjing
maka semakin banyak juga pemberian pakan yang bisa menyebabkan adanya sisa-sisa partikel pakan
dan bakteri di sepanjang plak gigi dan mengakibatkan penyakit periodontal yang bisa berimplikasi
pada berbagai kelainan lebih lanjut. Menurut penelitian Kusumawati (2014), semakin tua umur
anjing maka gigi akan berwarna lebih gelap dan lebih tebal dibandingkan anjing yang berumur lebih
muda. Oleh sebab itu keadaan mulut yang buruk, misalnya gigi yang rusak akibat terganggunya
fungsi dan aktivitas rongga mulut akan mempengaruhi status gizi serta akan mempunyai dampak
pada kualitas hidup (Ratmini et al., 2011). Dapat disimpulkan bahwa sebanyak 19 pasang ujung gigi
taring pada anjing yang diberi pakan dog food kering mengalami penumpulan, sisanya ada 11 pasang
ujung gigi taring yang tetap tajam oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai
pengaruh dog food kering dengan bentuk ujung gigi taring pada anjing agar dapat diketahui
dampaknya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada para dosen Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner,
Laboratorium Biokimia Veteriner dan kepada petani di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung
atas bantuan dan bimbingannya dalam penelitian ini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada
teman-teman FKH Udayana angkatan 2009 atas dukungannya
DAFTAR PUSTAKA
Hale, FA. 1998. Dental caries in the dog. Journal of Veterinary Dentistry, 15 : 79–83.

Iptika A. 2013. Keterkaitan Kebiasaan dan Kepercayaan Mengunyah Sirih Pinang dengan Kesehatan
Gigi. Departemen Antropologi FISIP Universitas Airlangga. Surabaya. Indonesia Medicus Veterinus
2015 4(2) : 148-154 ISSN : 2301-7848 154
Itjiningsih, W. H. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : Buku Kedokteran. Kusumawati N, Widyastuti SK,
Utama IH. 2014. Karakteristik Karang Gigi pada Anjing di Denpasar Bali. Indonesia Medicus Veterinus
2014 3(3) : 223-229. Denpasar.
Ratmini NK, Arifin. 2011. Hubungan Kesehatan Mulut dengan Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Ilmu Gizi,
Volume 2 Nomor 2, Agustus 2011:139-147. Denpasar. Savolainen, P; Zhang, Y. P; Luo, J; Lundeburg,
J; Leitner, T. 2002. Genetic evidence for an East Asian origin of domestic dogs. Science Journal
298:1610-1613.