SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

KEBIJAKAN AKUNTANSI DANA PENSIUN

PADA DANA PENSIUN PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

YOHANES SURYADI

  

NIM : 97 1334 063

NIRM: 970051120602220055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  Halaman

  HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................... iv

ABSTRAK................................................................................................. v

ABSTRACT.............................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ vii

KATA PENGANTAR............................................................................... viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xvi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xviii

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………..

  1 B. Batasan Masalah………………………………………..

  4 C. Rumusan Masalah………………………………………

  4 D. Tujuan Penelitian……………………………………….

  5 E. Manfaat Penelitian………………………………………

  5

  A. Akuntansi Dana Pensiun.…………………………….

  14

  3. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Tentang Status Dana Pensiun……………………………………

  27

  2. Konsep Pengukuran dan Pelaporan Aktiva serta Kewajiban Pensiun……………………………………..

  21

  C. Akuntansi Dana Pensiun Menurut FASB No. 26.……… 21 1. Konsep Pengukuran Biaya Pensiun…………………….

  5. Laporan Keuangan Dana Pensiun………………………. 19

  18

  4. Penilaian Investasi………………………………………

  17

  3. Penilaian Aktiva Dana Pensiun…………………………

  15

  2. Asumsi Aktuaria…………………………………..……

  b. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)……………

  7 1. Pengertian Akuntansi………………………………...

  14

  a. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)…………………

  13

  1. Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun……………………

  13

  11 B. Akuntansi Dana Pensiun Menurut PSAK No. 18........

  b. Jenis-Jenis Program Pensiun………………………

  10

  a. Pengertian Program Pensiun………………………

  10

  8 3. Program Pensiun……………………………………..

  7 2. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Dana Pensiun…….

  28 D. Kesesuaian Antara PSAK No. 18 dan FASB………….. 31 A. Jenis Penelitian……………………………………………

  33 B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………..

  33 C. Subyek dan Obyek Penelitian……………………………..

  33 D. Data Yang Diperlukan…………………………………….

  34 E. Metode Pengumpulan Data………………………………..

  34 F. Metode Analisis Data……………………………………… 34

BAB IV : DANA PENSIUN PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR A. Sejarah Pembentukan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur……………………………………….. 36 B. Maksud Dan Tujuan Pembentukan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur…………………………….

  37 C. Modal Dasar Pembentukan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur…………………………….

  38 D. Susunan Pengurus Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur………………………………………..

  38 E. Biaya Manfaat Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur………………………………….…………………. 41

  F. Penilaian Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur…………………………………………………….. 42

  G. Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan

  2. Laporan Perubahan Aktiva Bersih…………………….. 51

  3. Neraca…………………………………………….……. 52

  4. Laporan Perhitungan Hasil Usaha dan Beban………….. 52

  5. Laporan Arus Kas………………………………………. 53

  6. Catatan Atas Laporan Keuangan……………………….. 55

  H. Laporan Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur……………………………………………………… 59

  1. Data Peserta……………………………………………. 59

  2. Ikhtisar Perturan Dana Pensiun………………………… 60

  3. Asumsi Aktuaria………………………………………... 65

  4. Metode Penilaian Aktuaria……………………………… 66

  5. Kekayaan Dana Pensiun………………………………… 67

  6. Hasil Perhitungan Aktuaria……………………………… 69

  7. Nama Aktuaris dan Tanggal Laporan Aktuaria................. 71

  I. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur…………………………….

  71 1. Sasaran Hasil Investasi………………………………..

  71

  2. Batasan Maksimum Kepada Satu Pihak………………

  71

  3. Tingkat Resiko………………………………………… 71

  4. Persyaratan Tingkat Likuidasi…………………………. 72

  5. Metode Perhitungan Hasil Investasi…………………… 73

A. Analisis Data………………………………………… 75

  1. Kebijakan Biaya Manfaat Pensiun…………………

  75 2. Penilaian Aktiva Dana Pensiun……………….…….

  79 3. Laporan Keuangan Dana Pensiun…………………..

  85

  a. Laporan Aktiva bersih………………………….…

  85 b. Laporan Perubahan Aktiva Bersih……………….

  91 c. Neraca…………………………………………….

  95 d. Perhitungan Hasil Usaha………………………….

  99

  e. Laporan Arus Kas………………………………… 101

  f. Catatan Atas Laporan Keuangan…………………. 102

  4. Laporan Aktuaria Dana Pensiun……………………. 110

  a. Metode Penilaian Aktuaria……………………….. 110

  b. Asumsi Aktuaria………………………………….. 111

  c. Hasil Perhitungan Aktuaria……………………….. 112

  d. Nama Aktuaris dan Tanggal Laporan Aktuaris Terakhir…………………………………………….. 114

  5. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun.…………. 115

  a. Deposito……………………………………………. 117

  b. Saham………………………………………………. 118

  c. Obligasi…………………………………………….. 119

  d. Penempatan Langsung……………………………… 120

  1. Biaya Manfaat Pensiun………………………………... 124

  2. Penilaian Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur…………………………………………………. 125

  3. Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur……………………………………………………. 126

  4. Laporan Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur……………………………………………………. 127

  5. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur………………………………………. 129

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………… 131 B. Keterbatasan Penelitian 132 B. Saran…………………………………………………….. 133 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  Halaman

Tabel 4.1. Perbandingan Persentase Investasi Dana Pensiun

  PT. Pupuk Kalimantan Timur……………………………………

  74 Tabel 5.2. Perbandingan Jenis Investasi Dana Pensiun……………………. 117

Tabel 5.3. Kesesuaian Antara Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk

  Kalimantan Timur Dan PSAK No. 18………….………………. 122

  Halaman

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan

  Timur………………………………………………………. 40 Lampiran: 1. Laporan Aktiva Bersih Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Tanggal 31 Desember 1999 Dan 1998

  2. Laporan Perubahan Aktiva Bersih Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Tanggal 31 Desember 1999 Dan 1998

  3. Neraca Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Tanggal 31 Desember 1999 Dan 1998

  4. Laporan Hasil Usaha Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Tanggal 31 Desember 1999 Dan 1998

  5. Laporan Arus Kas Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Tanggal

  31 Desember 1999 Dan 1998

  6. Ikhtisar Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31 Desember 1998 Untuk Peserta Pensiunan

  7. Ikhtisar Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31 Desember 1998 Untuk Peserta Aktif

  8. Data Peserta Aktif Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31 Desember 1998

  9. Ikhtisar Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31 Desember 1999 Untuk Peserta Pensiunan

  10. Ikhtisar Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31 Desember 1999 Untuk Peserta Aktif

  Desember 1999

  12. Laporan Posisi Portofolio Investasi Per 31 Desember 1999

  13. Laporan Hasil Investasi Per 1 Januari Sampai Dengan 31 Desember 1999

  

YOHANES SURYADI (2004): Kebijakan Akuntansi Dana Pensiun pada Dana

Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur, Yogyakarta: Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara kebijakan akuntansi yang ditempuh oleh Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18. Oleh karena itu jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian evaluatif.

  Penelitian dilaksanakan pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang berkedudukan di Jakarta, dan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2003. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan wawancara terhadap Direktur Utama dan Kepala Bagian Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode komparasi – kualitatif.

  Dari hasil analisis penulis menyimpulkan bahwa:

  1. Kebijakan biaya manfaat pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana pengakuan beban manfaat pensiun sesuai dengan periode di mana jasa tersebut diterima dan biaya menfaat pensiun meliputi biaya jasa kini dan biaya yang diakui pada periode berjalan, penghentian program dan pengurangan peserta.

  2. Kebijakan penilaian aktiva dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana aktiva telah dinilai sesuai dengan karakteristik untuk penyusunan dalam laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, dan neraca. Dalam penyusunan neraca untuk aktiva tertentu selain nilai historis ditentukan juga nilai wajarnya dan selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai selisih penilaian investasi.

  3. Kebijakan laporan keuangan dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana laporan keuangan telah meliputi: laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, laporan arus kas, laporan hasil usaha dan beban, neraca dan catatan atas laporan keuangan.

  4. Kebijakan laporan aktuaria dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana laporan aktuaria telah mengungkapkan dasar asumsi dan metode penilaian aktuaria, nama aktuaris, hasil perhitungan aktuaria, dan tanggal laporan aktuaria terakhir.

  5. Kebijakan investasi hampir sesuai dengan PSAK No. 18, di mana pelaksanaan investasi telah mengikuti ketentuan yang digariskan dalam perundangan yang berlaku, yaitu UU No. 11 tahun 1992 tentang kebijakan portofolio investasi dana pensiun, kecuali untuk investasi dalam bentuk saham tidak sesuai dengan kebijakan tersebut, karena tidak sesuai dengan batasan maksimum investasi saham sebesar 0% - 5%.

  

Yohanes Suryadi (2004): Accounting Policy of Pension Fund at Pension Fund

Foundation of “PT. Pupuk Kalimantan Timur”, Yogyakarta: Accounting

Education Study Program, Department of Social Studies Education, Faculty of

Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

  This research was conducted to find out the balance of policy of accounting used by Pension Fund Foundation of “PT. Pupuk Kalimantan Timur” with Standard of Financial Accounting (PSAK) number 18. Therefore, evaluative research was chosen in this study.

  This research was conducted at Pension Fund Foundation of “PT. Pupuk Kalimantan Timur”, which was located in Jakarta on February 2003. The data collecting techniques used were documentary method and interviews with the President and the Chief Department of Investment of Pension Fund Foundation at “PT. Pupuk Kalimantan Timur”. The data analysis technique used was comparative – qualitative method.

  The data analysis showed that:

  1. The policy of benefit expense had been in accordance to PSAK number 18, in which the acknowledgement of the expense of benefit pension fund had been appropriate with the period of the service received, in addition the expense of benefit plans had covered current service cost, the acknowledged past service expense, and the termination and curtailment program.

  2. The policy of judgment of pension fund asset had been in accordance to PSAK number 18, in which the asset was considered appropriate with the characteristics for the arrangement of net asset statement, change net asset statement, and the arrangement of Balance Sheet. In the arrangement of balance sheet for certain asset, both historical value and fair value were calculated, in addition the difference between historical value and fair value was presented as the difference of investment evaluation.

  3. The policy of financial statement of pension fund had been in accordance to PSAK number 18, in which the financial statement had covered: the net asset statement, the change net asset statement, the cash flow statement, the expense and income statement, the balance sheet and note of financial statement.

  4. The policy of actuarial statement of pension plans had been in accordance to PSAK number 18, in which the actuarial statement had shown the basic assumption and the method of actuarial assessment, the name of assessor, the result of actuarial counting, and the latest date of actuarial statement.

  5. The policy of investment was almost in accordance to PSAK number 18, in which the implementation of investment had already based on the rule stated in Constitution Number 11 year 1992 about the policy of investment portfolio of pension fund, except the investment of stock was not appropriate yet to the

  

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Fakta menunjukan bahwa kemampuan bekerja seseorang terbatas. Setelah melalui masa-masa produktif, akhirnya karena daya fisiknya terbatas disebabkan oleh usia lanjut maka produktifitasnya akan berkurang. Problematika yang dihadapi setelah berhenti atau diberhentikan dari pekerjaan adalah hilangnya pendapatan bagi pekerja dan keluarganya. Biasanya keadaan ini sering kurang disadari oleh yang bersangkutan, sehingga lupa untuk melakukan persiapan sebelumnya, misalnya dengan cara menabung. Bisa juga penghasilan selama bekerja tidak cukup untuk disisihkan untuk tabungan hari tua.

  Bertitik tolak dari permasalahan di atas, perusahaan memandang perlunya jaminan kesejahteraan hari tua bagi pekerja dan keluarganya. Salah satu bentuk jaminan kesejahteraan hari tua adalah penyelenggaraan program pensiun. Program

  1 pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat bagi para peserta.

  Manfaat pensiun yang akan diterima oleh peserta berupa pembayaran berkala yang akan dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara ditetapkan dalam

  2

  peraturan dana pensiun. Berdasarkan lembaga yang menyelenggarakan program

1 Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 – Akuntansi Dana Pensiun, Salemba Empat, Jakarta, 1999.

  3

  yaitu:

  1. Program Pensiun Publik (Public Pension Plan) Sering disebut juga pensiun tenaga kerja, merupakan program pensiun yang diselenggarakan oleh pemerintah sebagai jaminan dasar masa depan untuk seluruh tenaga kerja. Kepesertaannya bersifat wajib secara nasional. Contoh: TASPEN, ASABRI.

  2. Program Pensiun Privat (Private Pension Plan) Disebut juga pensiun perusahaan, merupakan program pensiun yang diselenggarakan oleh perusahaan sendiri secara individual atau dengan perusahaan lain. Perusahaan membentuk badan khusus yang akan mengelola program pensiun ini.

  Dalam skripsi ini secara khusus akan membahas Program Pensiun Privat. Dari uraian di atas jelas bahwa program pensiun harus dikelola oleh suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari badan hukum pendiri. Hal ini sesuai dengan UU No. 11 tahun 1992 tentang dana pensiun khususnya pada pasal 1 butir 1 yang menyebutkan bahwa “Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola

  dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.”

  Pengelolaan dana pensiun yang terpisah dari perusahaan pendiri dimaksudkan agar manfaat pensiun yang dijanjikan pada peserta dapat dibayarkan tepat jumlah, tepat waktu dan kepada peserta yang tepat, dengan biaya dan resiko

  4 dipertanggungjawabkan.

  Pemenuhan kewajiban pembayaran manfaat pensiun menimbulkan permasalahan bagi pemberi kerja yaitu pengakuan biaya manfaat pensiun. Dengan kata lain, berapa bagian manfaat pensiun yang diakui sebagai biaya untuk periode yang sedang berjalan, sebagai akibat dari jasa yang telah diterima dari peserta.

  Selain itu penentuan jumlah yang akan dilaporkan sebagai aktiva atau kewajiban seringkali ditemukan kesulitan.

  Mengingat begitu kompleksnya masalah akuntansi yang dihadapi oleh dana pensiun, maka membangkitkan minat penulis untuk melihat lebih jauh lagi kebijakan akuntansi dana pensiun terutama di dalam pengakuan biaya manfaat pensiun, penilaian aktiva, penilaian investasi dana pensiun, asumsi dan metode aktuaria serta kebijakan dalam pengungkapan dan pelaporan mengenai laporan keuangan dana pensiun. Penulis menggunakan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang berkedudukan di Jakarta, di mana diasumsikan bahwa perusahaan tersebut merupakan pengelola program dana pensiun privat bagi karyawan dan karyawatinya. Untuk itu penulis akan mencoba membahas dalam skripsi ini dengan judul:

  Kebijakan Akuntansi Dana Pensiun

Pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.

  4

  Agar pembahasan dalam skrpsi ini dapat terfokus dan sesuai dengan latar belakang masalah, maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal berikut ini:

  1. Analisis terhadap kebijakan biaya manfaat pensiun

  2. Analisis terhadap kebijakan penilaian aktiva dana pensiun

  3. Analisis terhadap kebijakan laporan keuangan dana pensiun

  4. Analisis terhadap kebijakan laporan aktuaria dana pensiun

  5. Analisis terhadap kebijakan laporan portofolio investasi dana pensiun

C. Rumusan Masalah

  1. Masalah Umum Berdasarkan batasan masalah di atas penulis mencoba merumuskan permasalahan: Apakah kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk

  Kalimantan Timur sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)No. 18 ?

  2. Masalah Khusus

  a. Apakah kebijakaan pengakuan biaya manfaat pensiun pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?

  b. Apakah kebijakaan penilaian aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?

  c. Apakah kebijakaan laporan keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan

  Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?

  e. Apakah kebijakaan laporan portofolio investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui dan memahami sejauh mana kesesuaian antara kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18.

  Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang dianalisis dalam penelitian ini adalah 2 tahun, yaitu tahun 1998 dan 1999 beserta Laporan Aktuarianya ; sedangkan Laporan Portofolio Investasi yang dipergunakan adalah laporan per 31 Desember 1999.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi perusahaan Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga bagi Dana Pensiuan PT. Pupuk Kalimantan Timur.

  2. Bagi penulis Untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dan membandingkan dengan pelaksanaan kebijakan akuntansi dana pensiun.

  Menambah perbendaharaan wawasan tentang kebijakan akuntansi dana pensiun.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Dana Pensiun

1. Pengertian Akuntansi

  Akuntansi dikenal secara formal oleh seorang pastur dari Italia yaitu

  Luca Pacioli dalam buku yang ditulisnya: Geometri dan Aritmatika yang di dalamnya dikenalkan Double Entry Book Keeping.

  Menurut Paul Grady akuntansi diartikan sebagai “The body of

  knowledge and functions concerened with systematic originating, recording, classifying, processing, summarizing, analizing, interpreting, and supplying of dependable and significant information covering transaction an event which are, in part at least, of financial character, required for the management and

  5 operation an entity.” Dengan kata lain akuntansi diartikan sebagai perangkat prosedur pemrosesan data keuangan.

  Seiring dengan perkembangan jaman pengertian akuntansi juga mengalami perkembangan. Menurut Accounting Principles Board No. 4 akuntansi diartikan sebagai “A service activity. Its function is to provide

  quantitative information, primarily financial in a native about economic

  6 entities that is intented to be useful in making economic decision”. Dari

  definisi ini, akuntansi dilihat sebagai kegiatan yang berfungsi dalam 5 Paul Grady, Inventory of Generally Accepted Accounting Principles For Business Enterprises, Accounting Research Study No. 7”, (New York:AICPA, 1965), par. 2. usaha yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Dari beberapa pengertian akuntansi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi dapat diartikan menjadi beberapa hal tergantung dari sudut mana akuntansi itu sendiri dipandang.

2. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Dana Pensiun.

  Akuntansi sebagai aktivitas jasa berfungsi untuk mengukur sumber daya yang dimiliki perusahaan, mengukur perubahan sumber daya, klaim dan kepentingan dalam nilai mata uang yang berlaku.

  Dalam dana pensiun akuntansi diperlukan untuk memberikan informasi yang layak bagi para pemakai laporan keuangan. Karena akuntansi untuk dana pensiun berbeda dengan akuntansi untuk perusahaan umum maka digunakan akuntansi dana pensiun yaitu akuntansi yang khusus digunakan oleh suatu dana pensiun. Dana pensiun ialah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi dana pensiun memiliki pengertian sebagai aktivitas jasa atau pelayanan yang diselenggarakan badan hukum pengelola pensiun untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan mengenai program pensiun (pengakuan, pengungkapan, dan pelaporan) untuk dapat digunakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya peserta pensiun, serta digunakan untuk pengambilan keputusan. informasi yang konsisten dan dapat diandalkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai pengelolaan kekayaan yayasan dana pensiun yang dikaitkan dengan kewajiban para peserta yang harus dipenuhi pada waktunya. Pihak yang berkepentingan antara lain: manajemen perusahaan yang menyelenggarakan program pensiun, para peserta program pensiun, pihak perpajakan, pihak manajemen yayasan dana pensiun dan pihak lain.

  Menurut FASB dalam SFAS No. 35, tujuan utama laporan keuangan dana pensiun ialah “ The primary objective of a pension plan financial statement is to

  provide financial information that is useful in assessing the plans present and

  7 ability to pay benefit when due”. Tujuan dibentuknya dana pensiun ialah

  menyediakan penghasilan (pensiun karyawan) bagi karyawan yang memasuki masa pensiun, di mana pensiun merupakan pembayaran gaji yang tertunda.

  Menurut PSAK No. 18 tahun 1995, dana pensiun dibedakan menjadi :

  1. Dana Pensiun Pemberi Kerja Yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan selaku pendiri untuk menyelanggarakan Program

  Pensiun Manfaat Pasti atau Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta dan menimbulkan kewajiban bagi pemberi kerja.

  Yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan

  8 atau pekerja mandiri.

3. Program Pensiun

  a. Pengertian Program Pensiun Definisi pensiun menurut Concise Oxford Dictionary: “periodical

  (usually annual) payment made especially by government, company, or

  9 employer consideration of past service or of relinguishment of right etc.”

  Menurut ARB No. 47 : A formal arrangement for retirement benefit

  whether established unilaterally or through negotiation by with commitment, specifics or implied, have been made which can be used as

  Dari beberapa pengertian program pensiun di atas dapat disimpulkan bahwa program pensiun ialah suatu perjanjian antara pemberi kerja dengan rja akan memberikan sejumlah benefit kepada karyawan selama menjalani masa pensiun secara anuitas atas jasa- 8 jasa yang telah diberikan kepada perusahaan.

  Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 – Akuntansi Dana Pensiun, Salemba Empat, Jakarta, 1999, hal 18.2. 9 N.W. Fowler dan F.G. Fowler, The Concise Oxford Dictionary of Current English, fourth edition, (London: Oxford University Press, 1951), hal. 882. 10 Donald E. Kieiso and Jerry J. Waygandt, Intermediate Accounting, eight edition, (John Wiley and Sons, Inc., 1995), p. 1058.

  Ditinjau dari: 1) Pengelolaan Dana Pensiun:

  a) Dikelola oleh perusahaan sendiri: dalam arti dana pensiun dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti bagi kepentingan seluruh karyawan sebagai peserta dan menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja

  b) Dikelola organisasi terpisah: dalam arti dana pensiun didirikan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa yang pesertanya adalah perorangan terutama para pekerja mandiri. 2) Kontributor:

  a) Contributory: karyawan dan perusahaan bersama-sama melakukan iuran kepada pengelola program pensiun.

  b) Non Contributory: seluruh iuran ditanggung dan menjadi beban perusahaan.

  3) Kebijakan Pendanaan:

  a) Funded: perusahaan telah mengakumulasikan dana pensiun melalui suatu badan yang terpisah dari perusahaan atau pihak ketiga, misalnya perusahaan asuransi, bank dan yayasan dana pensiun, pihak ketiga pengelola dana pensiun melalui berbagai investasi seperti surat berharga , deposito, obligasi, dan lain-lain. karyawan yang bersangkutan telah pensiun. 4) Dari Sudut Kewajiban atau Kepastian Pembayarannya:

  a) Vested: bila sudah ada kepastian hak bagi pegawai untuk menerima pensiun bila sudah berhenti bekerja.

  b) Unvested: bila hak penerima pensiun tergantung pada hal-hal tertentu, misalnya: berhenti bekerja sebelum mencapai masa kerja tertentu maka tidak dapat diberikan pensiun. 5) Bisa juga diklasifikasikan sebagai:

  a) Defined Contributory Plan Program pensiun yang iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada masing-masing rekening peserta sebagai manfaat pensiun. Jumlah pensiun yang diterima oleh peserta pada saat pensiun tergantung jumlah iuran dari pemberi kerja, dari iuran pemberi kerja dan iuran peserta, atau iuran peserta dan hasil usaha.

  b) Defined Benefit Plan Program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun Iuran Pasti. Besar pembayaran manfaat pensiun yang dijanjikan kepada peserta ditentukan dengan rumus yang telah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Variabel rumus ini antara lain: masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja, oleh aktuaris.

B. Akuntansi Dana Pensiun Menurut PSAK No. 18

  Dalam alinea ke-2, PSAK No. 18 menyatakan bahwa akuntansi dan pelaporan oleh dana pensiun tidak mengatur pelaporan kepada masing-masing peserta program pensiun mengenai hak manfaat pensiun mereka masing-masing. Dalam alenia ke – 6, lebih lanjut dijelaskan bahwa lingkup pelaporan dana pensiun tidak mengatur tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk lainnya, misalnya kewajiban pemberian pesangon, pengaturan kompensasi yang ditangguhkan (deffered compensation management), tunjangan kesehatan dan kesejahteraan program bonus, dan lain-lain. Program jaminan kesejahteraan sosial yang diwajibkan pemerintah (jamsostek) juga di luar lingkup pernyataan ini.

1. Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun

  Pengakuan beban manfaat pensiun oleh pemberi kerja ialah sebagai akibat dari jasa yang telah diterima dari peserta, yang akan menjadi penerima manfaat pensiun. Konsekuensinya, biaya manfaat pensiun ini harus diakui sebagai beban pada periode di mana jasa juga diterima.

  Jumlah biaya manfaat pensiun yang diakui sebagai beban pada suatu periode tidak perlu sama dengan jumlah iuran yang dibayarkan pemberi kerja kepada dana pensiun. Dalam menentukan jumlah setiap periode, keputusan pemberi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi keuangan dan pertimbangan perpajakan.

  Iuran pemberi kerja untuk jasa suatu periode tertentu harus diakui sebagai beban pada periode tersebut. Besar iuran dinyatakan dengan peraturan perundangan dana pensiun dengan suatu rumusan tertentu. Dengan demikian beban manfaat pensiun yang diakui adalah jumlah iuran yang jatuh tempo untuk periode tertentu.

  Jika pemberi kerja memberikan tambahan iuran pada suatu periode tertentu, maka tambahan iuran tersebut harus diakui sebagai beban sesuai dengan periode jasa yang dipengaruhi. Jika tambahan iuran diberikan untuk peserta yang masih aktif bekerja untuk jasa lalu, kompensasi atas jasa pada periode berjalan dan periode yang akan datang, maka iuran diakui sebagai beban secara sistematis selama harapan sisa masa kerja rata-rata peserta. Jika tambahan iuran diberikan kepada peserta yang telah pensiun, maka tambahan iuran tersebut ditetapkan diakui sekaligus sebagai beban pada periode janji pemberian tambahan iuran ditetapkan, karena tidak ada lagi jasa yang diterima pemberi kerja dari peserta tersebut.

  b. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Beban manfaat pensiun terdiri dari:

  Adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan oleh peserta yang masih aktif bekerja selama periode berjalan.

  2) Biaya Jasa Lalu (Past Service Cost), Koreksi Aktuaria (Experience Adjustment ) dan Perubahan Asumsi Aktuaria.

  Biaya Jasa Lalu adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan peserta sampai dengan tanggal penilaian aktuarial akibat adanya: a) pembentukan program pensiun; atau b) perubahan program pensiun.

  Koreksi aktuaria adalah koreksi atas nilai manfaat pensiun akibat perbedaan antara asumsi aktuarial yang dipakai dan apa yang sebenarnya terjadi. 3) Pembubaran Program (Termination) dan Pengurangan Peserta (Curtailment).

2. Asumsi Aktuaria

  Asumsi aktuaria adalah suatu rangkaian estimasi yang dipergunakan dalam memperhitungkan Manfaat Pensiun yag berkaitan dengan perubahan- perubahan di masa yang akan datang yang mempengaruhi pembiayaan Program Pensiun Manfaat Pasti, antara lain: tingkat bunga, tingkat kematian, usia kenaikan gaji.

  Seperangkat asumsi aktuaria dipergunakan untuk mempertimbangkan ketidakpastian yang terkandung dalam memproyeksikan kecenderungan tingkat inflasi, tingkat gaji dan tingkat pengembangan dana dalam penilaian aktuaria, sehingga terdapat hubungan keekonomian yang bersifat jangka panjang antara inflasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat pengembangan dana dan tingkat diskonto, walaupun nilai absolut beberapa asumsi yang digunakan tidak mencerminkan kondisi aktual jangka pendek. Asumsi ini diproyeksikan untuk jangka panjang, yaitu sampai dengan tanggal pada saat peserta terakhir diperkirakan meninggal.

  PPMP membutuhkan bantuan bantuan aktuaris secara periodik untuk menentukan besarnya nilai kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuaria yang digunakan dan merekomendasikan tingkat iuran yang seharusnya. Tujuan pelaporan dana pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan dana pensiun, serta kinerja investasinya yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan dana pensiun yang dihubungkan dengan besarnya kewajiban membayar manfaat pensiun kepada peserta pada saat yang telah ditentukan.

  Di dalam laporan keuangan dana pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu diungkapkan mengenai penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria serta metode penilaian dan asumsi aktuaris yang terakhir.

  Kewajiban aktuaria adalah nilai sekarang pembayaran manfaat pensiun yang akan dilakukan dana ensiun kepada karyawan yang masih bekerja dan yang sudah pensiun, yang dihitung berdasarkan jasa yang telah diberikan.

  Dari pembahasan tentang asumsi aktuaria di atas, asumsi aktuaria perlu ditinjau ulang dari waktu ke waktu.

3. Penilaian Aktiva Dana Pensiun

  PSAK No. 18 menetapkan kebijakan penilaian aktiva dana pensiun sebagai berikut: a. Untuk tujuan penyusunan neraca, khusus untuk investasi selain nilai historis, ditentukan pula nilai wajarnya dan selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai selisih penilaian investasi

  b. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, investasi dana pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair

  value) . Surat-surat berharga dinilai berdasarkan harga pasar karena

  dianggap sebagai nilai yang paling tepat utuk mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama periode tersebut.

  Surat-surat berharga yang jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu berdasarkan nilai buku.

4. Penilaian Investasi

  Selain mengelola dana hasil iuran peserta dan dari pemberi kerja, dana pensiun berkewajiban pula mengembangkan dana yang terkumpul dengan melakukan investasi sesuai dengan peraturan dan arahan dari pendiri. Untuk tujuan pelaporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih investasi yang dilakukan oleh dana pensiun dinilai sebagai berikut: 1. Cash, rekening giro, deposito bank dinilai sebesar nilai nominal.

  2. Sertifikat deposito, SBBI, SBPU dan surat pengakuan utang berumur kurang dari satu tahun dinilai sebesar nilai tunai.

  3. Saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek dinilai sebesar nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan.

  4. Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek dinilai sebesar nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen.

  5. Investasi tanah dan bangunan dinilai sebesar nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen.

  6. Piutang dinilai sebesar jumlah yang dapat ditagih setelah diperhitungkan dengan penyisihan piutang tak tertagih.

  7. Aktiva operasional seperti komputer, peralatan kantor dan peralatan lain dilaporkan berdasarkan nilai buku. sebagian untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aktiva sebagai investasi atau operasional ditentukan berdasarkan mana yang lebih signifikan.

5. Laporan Keuangan Dana Pensiun

  Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan keuangan dana pensiun terdiri dari laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan; dan secara khusus, laporan mengenai kewajiban aktuaria dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran dalam laporan keuangan.

  Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan mengenai portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban dana pensiun selama satu periode sesuai dengan peraturan dana pensiun. Di dalam penyajiannya, laporan keuangan dana pensiun meliputi:

  a. laporan aktiva bersih:

  • nilai aktiva pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat,
  • dasar penilaian aktiva,
  • investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis, - kewajiban selain dari pada kewajiban aktuaria.

  b. laporan perubahan aktiva bersih:

  • biaya jasa kini yang jatuh tempo baik yang berasal dari pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta, atau peserta,
  • pendapatan lain-lain,
  • manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terhutang, dirinci untuk peserta yang pensiun, yang meninggal atau yang cacat, juga untuk pembayaran manfaat secara sekaligus,
  • beban administrasi,
  • beban investasi,
  • beban lain-lain,
  • pajak penghasilan,
  • keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau kenaikan nilai investasi, - pengalihan dana ke - dan dari - dana pensiun lain.

  c. neraca:

  • posisi keuangan dana pensiun, - nilai historis, khusus untuk investasi harus ditentukan pula nilai wajarnya.

  d. perhitungan hasil usaha:

  • pendapatan dan beban investasi,
  • beban administrasi, - pendapatan lain-lain.

  e. laporan arus kas: