HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS ( Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS

(Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

  

WURI MUNINGGAR

162120040

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDIKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN

DERMATITIS

(Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

  

SKRIPSI

  Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Progam Studi Diploma 4 Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

  

WURI MUNINGGAR

162120040

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

PERSETUJUAN SKRIPSI

  Judul : HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS (Di Desa Badas Kecamatan S umobito Kabupaten Jombang)

  Nama Mahasiswa : Wuri Muninggar NIM : 162120040

  TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING PADA TANGGAL, JUNI 2017

Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes. Siti Shofiyah, SST., M.Kes.

  Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Mengetahui,

  Ketua STIKes ICMe Ketua Program Studi Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes.

H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep., Ns., MH.

  NIK. 02.03.01 NIK. 01.06.054

  

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diajukan oleh :

  Nama Mahasiswa : Wuri Muninggar NIM : 162120040 Program Studi : D4 Kebidanan Judul : HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN

  KEJADIAN DERMATITIS (Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupate n Jombang)

  Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi D4 Kebidanan

  Komisi Dewan Penguji, Ketua Dewan Penguji : Harnanik Nawangsari, SST., M.Keb. ( ) Penguji I : Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes. ( ) Penguji II : Siti Shofiyah, SST., M.Kes. ( ) Ditetapkan di : Jombang Pada tanggal :

  

MOTTO

  “Semangat adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya kemalasan dan penundaan”

  “Jangan mengeluh. Tidak ada orang yang suka mendengar keluhan orang lain, karena masalah mereka juga sudah banyak”

  

PERSEMBAHAN

  Dari lubuk hati yang paling dalam Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tercinta : Ayahanda Dakun, Ibunda Jumiyem, adikku Mila Cahya Syarisa dan keluarga besarku sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini dengan penuh cinta kepada Ayah, Ibu, adik, beserta keluarga besarku tercinta yang telah membina dan memberikan dorongan moral, material dan spiritual serta rela mengorbankan segalanya demi masa depanku.

  Untuk sahabat dan teman-temanku terima kasih untuk kehangatan sebuah persahabatan, terima kasih atas doa, nasehat, dukungan, bantuan, dan semangat dari kalian. Teman-teman seperjuangan dari D4 Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang angkatan 2016/2017 salam sukses untuk kita semua.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Peneliti dilahirkan di Pacitan pada tanggal 04 Desember 1995 putri pertama dari Bapak Dakun dan Ibu Jumiyem.

  Tahun 2001 peneliti lulus dari TK Mawar, tahun 2007 peneliti lulus dari SD Negeri 1 Natai Kondang, tahun 2010 peneliti lulus dari SMP Negeri 1 Balai Riam, tahun 2013 peneliti lulus dari SMA Negeri 1 Balai Riam. Pada tahun 2013 peneliti masuk di STIKES Insan Cendekia Medika Jombang dan memilih program Studi D III Kebidanan. Kemudian pada tahun 2016 peneliti lulus dari STIKES Insan Cendekia Medika Jombang dan melanjutkan studi ke D4 Kebidanan STIKes ICMe Jombang.

  Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

  Jombang, Juli 2017 Wuri Muninggar

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan sumobito Kabupaten Jombang”. Terselesaikannya Skripsi ini adalah berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati tulus kepada : H. Bambang Tutuko,. SH, S.Kep., Ns, MH selaku ketua STIKes ICMe Jombang. Hidayatun Nufus, SSiT.,M.Kes selaku Kaprodi D4 Kebidanan STIKes ICMe Jombang, Harnanik Nawangsari, SST., M.Keb selaku Ketua Dewan Penguji. Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes selaku pembimbing I dan Siti Shofiyah, SST., M.Kes selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tempat serta bimbingan kepada peneliti. Bidan beserta ibu-ibu Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang atas kerjasamanya.

  Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini ada ketidaksempurnaannya, mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, namun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan, maka dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan tulisan ini.

  Jombang, Juli 2017 Wuri Muninggar

  

ABSTRAK

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS

( Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

Oleh :

  

Wuri Muninggar

Seorang bayi tentu daya tahan tubuhnya terhadap berbagai penyakit masih lemah

dibandingkan dengan orang dewasa, karena itu orang tua bayi dan para tenaga medis

harus lebih peka dengan kondisi seorang bayi terlebih terhadap bayi baru lahir. Lebih dari

80% bayi pernah mengalami masalah kulit ketika tidak terawat dengan benar. Masalah

kulit yang sering terjadi pada seorang bayi jika tidak terawat dengan benar adalah

dermatitis. Hasil studi pendahuluan pada 10 ibu beserta bayinya didapatkan hasil 4 bayi

(40%) tidak menderita dermatitis dan 6 bayi (60%) menderita dermatitis. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis

di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang Tahun 2017.

  Penelitian ini menggunakan Survei analitik dengan rancangan Survei cross Populasi penelitian adalah semua ibu dan bayinya yang berusia 0 sectional.

  • – 12 bulan,

    sejumlah 40 orang. Sampel penelitian sejumlah 36 orang, diambil secara proporsional

  

random sampling. Variabel independen adalah perawatan bayi. Variabel dependen adalah

kejadian dermatitis. Instrument penelitian menggunakan kuesioner dan observasi.

  

Pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating dan uji statistic Chi

square.

  Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki perawatan bayi

baik sejumlah 22 responden (61,1%), dan perawatan bayi tidak baik sejumlah 14

responden (38,9%). Sedangkan kejadian dermatitis sebagian besar responden tidak terjadi

dermatitis sejumlah 22 responden (61,1%) dan terjadi dermatitis sejumlah 14 responden

(38,9%). Uji statistik Chi square menunjukkan bahwa nilai signifikasi p = 0,000 < α

(0,05), sehingga H 1 diterima. Kesimpulannya ada hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

  Kata kunci : Perawatan bayi, dermatitis

  

ABSTRACT

THE CORRELATION OF BABY CARE WITH

THE INCIDENT OF DERMATITIS

(in the village of Badas sub-district of Sumobito regency of Jombang)

By :

  

Wuri Muninggar

A baby surely his body immunity againts variaous disease was still weak if it’s

compared with adult people, therefore the parents of infants and medical workers should

be sensitive with the condition of infant especially for new born baby. More than 80%

infant had ever experienced a problem of skin when it was not properly treated. The

problem of skin which often occurred on a baby if not properly maintained was

dermatitis. The result of preliminary study on 10 mothers with their babies were obtained

result of 4 babies (40%) did not suffer dermatitis and 6 babies (60%) suffered dermatitis.

The research pupose was to know the correlation of baby care with the incident of

dermatitis in the village of Badas sub-district of Sumobito regency of Jombang in 2017.

  This researh used analitical survey with design of cross sectional survey. The research population were all mothers and their infants whose aged 0

  • – 12 months, a

    number of 40 people. The research sample was a number of 36 people, which was taken

    as proporsional random sampling. The independent variable was baby care. The

    dependent variable was the incident of dermatitis. The research instrument used

    questionnaire and observation. Data processing used Editing, Coding, Scoring,

    Tabulating and the statistical test of Chi square.

  The research result showed that’s almost respondents had good baby care a

number of 22 respondents (61,1%), and not good baby care a number of 14 respondents

(38,9%). While the incident of dermatitis was mostly respondents did not occur dermatitis

a number of 22 respondents (61,1%) and occurred dermatitis a number of 14 respondents

(38,9%). The statistical test of Chi square showed that’s the significant value of p = 0,000

1 was accepted. < α (0,05), therefore H The conclusion was there’s correlation of baby care with the incident of dermatitis in the village of Badas sub-district of Sumobito regency of Jombang.

  Key words : baby care, dermatitis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL DALAM ....................................................................... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN .................................................. xvi

  BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar belakang ............................................................................... 1

  1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 4

  1.3 Tujuan penelitian ........................................................................... 4

  1.3.1 Tujuan umum ...................................................................... 4

  1.3.2 Tujuan khusus ..................................................................... 4

  1.4 Manfaat penelitian ......................................................................... 5

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Konsep perawatan Bayi ................................................................ 6

  2.2 Konsep dermatitis ......................................................................... 12

  2.3 Konsep bayi ................................................................................... 16

  2.4 Penelitian yang relevan ................................................................. 20

  BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

  3.1 Kerangka konseptual ..................................................................... 22

  3.2 Hipotesis ........................................................................................ 23

  BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1 Jenis penelitian ........................................................................ 2

  4.2 Rancangan penelitian ............................................................... 24

  4.3 Waktu dan tempat penelitian ................................................... 25

  4.4 Populasi penelitian, sampel, dan sampling .............................. 25

  4.5 Kerangka kerja ......................................................................... 28

  4.6 Identifikasi variabel ................................................................. 29

  4.7 Definisi operasional ................................................................. 29

  4.8 Pengumpulan dan Analisa Data ............................................... 31

  4.9 Etika penelitian ........................................................................ 38

  BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  5.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 40

  5.2 Pembahasan ............................................................................... 47

  BAB 6 PENUTUP

  6.1 Kesimpulan ................................................................................ 58

  6.2 Saran .......................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

  4.1 Definisi operasional Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang ..............................................................................

  30

  5.1 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Bayi di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei

  41 – 1 Juni 2017 ..............................................................

  5.2 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei

  42 – 1 Juni 2017 ..............................................................

  5.3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei

  42 – 1 Juni 2017 ..............................................................

  5.4 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei

  43 – 1 Juni 2017 ..............................................................

  5.5 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei

  43 – 1 Juni 2017 ..............................................................

  5.6 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Informasi tentang dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten jombang pada Tanggal 30 Mei

  44 – 1 Juni 2017 ....................

  5.7 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei

  • – 1 Juni 2017................................................................................................

  45

  5.8 Distribusi frekuensi Berdasarkan Perawatan Bayi di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei

  46 – 1 Juni 2017 ..............................................................

  5.9 Distribusi frekuensi Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei

  46 – 1 Juni 2017 .................................................................................

  5.10 Distribusi frekuensi Tabulasi Silang Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei

  • – 1 Juni

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

  3.1 Kerangka konseptual hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis ................................................................

  22

  4.5 Kerangka kerja Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang ................................................................

  28

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Jadwal Penelitian ...................................................................... 62 Lampiran 2 Lembar Pernyataan Perpustakaan ............................................ 63 Lampiran 3 Surat Izin Pendahuluan dan Penelitian ..................................... 64 Lampiran 4 Formulir Persetujuan Menjadi Responden ............................... 68 Lampiran 5 Pernyataan Bersedia Menjadi Responden ................................ 69 Lampiran 6 Kuesioner Karakteristik Responden ......................................... 70 Lampiran 7 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................. 72 Lampiran 8 Lembar Kuesioner .................................................................... 73 Lampiran 9 Lembar Observasi Kejadian Dermatitis ................................... 74 Lampiran 10 Tabulasi data dan SPSS ............................................................ 75 Lampiran 11 Lembar Konsultasi.................................................................... 87 Lampiran 12 Surat Pernyataan Bebas Plagiat ................................................ 91

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

  Lambang : % : Persen < : Kurang Dari > : Lebih Dari

  • : Sampai Dengan = : Sama Dengan & : Dan Singkatan : D4 : Diploma 4 Kab : Kabupaten Kec : Kecamatan M.Keb : Magister Kebidanan M.Kes : Magister Kesehatan MH : Magister Hukum PNS : Pegawai Negri Sipil SSiT : Sarjana Sain Terapan SST : Sarjana Sain Terapan STIKes ICMe : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Seorang bayi tentu daya tahan tubuhnya terhadap berbagai penyakit masih lemah dibandingkan dengan orang dewasa, karena itu orang tua bayi dan para tenaga medis harus lebih peka dengan kondisi seorang bayi terlebih terhadap bayi baru lahir (Arief, 2010). Lebih dari 80% bayi pernah mengalami masalah kulit ketika tidak terawat dengan benar.

  Perawatan bayi merupakan tindakan untuk merawat bayi dan memelihara kesehatan bayi dalam bidang preventif dan kuratif. Faktor yang harus diperhatikan dalam merawat bayi adalah kasih sayang, makanan yang sesuai, lingkungan yang higienis, tidur yang nyenyak, dan kesehatan kulit.

  Masalah kulit yang sering terjadi pada seorang bayi jika tidak terawat dengan benar adalah dermatitis. Faktor yang menyebabkan dermatitis pada bayi adalah perawatan bayi yang kurang tepat seperti tidak memelihara kesehatan kulit dan lingkungan yang higienis yang menunjang kesehatan dan mengurangi terjadinya infeksi kuman.

  Kejadian dermatitis di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Australia, dan negara industry lain memiliki prevalensi dermatitis atopik 10-20% pada bayi.

  (Syarif, 2014) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kelompok studi

  Dermatologi Anak Indonesia, dermatitis yang sering terjadi pada bayi dan anak adalah dermatitis atopik. Pada tahun 2013 dermatitis atopik pada usia satu tahun pertama sebesar 60% dari seluruh bayi yang menderita dermatitis atopik di Indonesia (Suyanto, 2015).

  Menurut peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Mellysa tahun 2014 di Desa Trawasan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dengan jumlah 63 kelahiran bayi, yang mengalami dermatitis sebanyak 38 bayi. Hasil wawancara di bidan Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada tahun 2016 jumlah bayi 70 orang dan mengalami dermatitis sebanyak 24 bayi.

  Hasil survey dan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2017 di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang jumlah bayi di Tahun 2017 adalah sebanyak 63 bayi, diambil untuk studi pendahuluan sebanyak 10 bayi. Pada 10 bayi beserta ibunya didapatkan hasil 4 bayi (40%) tidak menderita dermatitis dimana ibu ketika memandikan bayinya menggunakan sabun secukupnya dan sabun khusus untuk bayi, menggunakan pakaian bayi yang lembut, menggunakan bedak khusus untuk bayi, menggunakan pelembab untuk kulit bayi secukupnya, segera mengganti popok ketika sudah basah atau kotor, bayi mandi 2x sehari, sedangkan 6 bayi (60%) menderita dermatitis dimana ibu menggunakan sabun dewasa untuk memandikan bayinya, menggunakan sabun secara berlebihan karena menurut ibu supaya tubuh bayi menjadi benar-benar bersih, ibu tidak pernah menggunakan pelembab untuk kulit bayinya, ibu mengganti popok sekali pakai/diapers ketika sudah terlihat sangat penuh.

  Faktor yang menyebabkan dermatitis pada bayi adalah perawatan bayi yang kurang tepat, antara lain: Pemakaian sabun yang berlebihan dan terlalu keras sifatnya terhadap kulit bayi. Cara terbaik untuk mencegah kulit bayi kering adalah dengan tidak memandikan bayi terlalu sering, karena kulit yang kering tersebut dapat memicu terjadinya dermatitis pada kulit bayi. Menggunakan sabun orang dewasa dan menggunakan sabun secara berlebihan. Penggunaan bedak yang berlebihan dan terlalu keras untuk kulit bayi. Pemakaian popok sekali pakai atau diaper seperti tidak mengganti popok ketika sudah kotor karena feses atau ketika popok sudah sangat basah oleh urin bayi. Penggunaan selimut/sprei yang kasar juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan dermatitis, contohnya ketika bayi menggosokkan wajahnya ke sprei tempat tidur dan merangkak (bentuk dari gesekan) yang mengakibatkan iritasi pada lutut dan siku. Akibat yang sering timbul pada bayi yang disebabkan oleh faktor diatas antara lain seperti ruam popok, gatal- gatal pada kulit bayi, iritasi, ada bukti demam atau infeksi (seperti lepuh, kemerahan, nyeri, dan rembesan cairan), ruam menyebar atau berkembang ruam yang lain. Maka dari itu perawatan bayi yang baik dan benar perlu dilakukan oleh ibu untuk mencegah terjadinya dermatitis pada bayi (Wong, 2009).

  Sebagai tenaga kesehatan, upaya untuk mencegah kejadian dermatitis dapat dilakukan dengan meningkatan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi yang benar dengan cara ceramah ataupun konseling ketika dilakukan posyandu. Cara merawat bayi dengan benar yaitu, menghindari pakaian dan kain kasar, menggunakan pelembab (baby lotion/baby oil) untuk menjaga kelembaban kulit bayi, hindari pemakaian bedak yang berlebihan dan terlalu keras sifatnya pada kulit bayi, hindari penggunaan sabun orang dewasa dan penggunaan sabun secara berlebihan karena cenderung membuat kulit kering, hindari mandi yang terlalu sering karena mandi terlalu sering juga dapat menyebabkan kulit kering, mengganti popok sesering mungkin ketika popok basah atau kotor (Wong, 2009).

  Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang 2017.

  1.2 Rumusan Masalah

  Adakah hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang tahun 2017 ?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang Tahun 2017.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1.

  Mengidentifikasi perawatan bayi di Desa Badas Kec. Sumobito Kab.

  Jombang Tahun 2017 2. Mengidentifikasi kejadian dermatitis pada bayi di Desa Badas Kec.

  Sumobito Kab. Jombang Tahun 2017 3. Menganalisis adanya hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang Tahun 2017

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Teoritis Menambah informasi dan pengetahuan bagi ilmu kebidanan tentang dermatitis, sebagai wacana, dan referensi dalam bidang pendidikan serta sebagai dasar asuhan keperawatan pada bayi.

  1.4.2 Praktis 1.

  Bidan Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada Bidan sebagai tenaga kesehatan, sehingga mampu memberikan konseling kepada ibu tentang perawatan bayi yang baik sebagai bahan masukan dalam penurunan angka kejadian dermatitis pada bayi di masyarakat.

  2. Bagi STIKes ICMe Jombang Memberikan tambahan wacana kepustakaan serta menjadi bahan pertimbangan bagi Dosen dan Mahasiswa yang melakukan penelitian pada masalah yang sama (meneruskan penelitian) dan bahan untuk melakukan pengabdian masyarakat.

  3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bahan kajian data masukan dan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya terutama tentang Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perawatan Bayi

  2.1.1 Pengertian Perawatan bayi adalah suatu tindakan merawat dan memelihara kesehatan bayi dalam bidang preventif dan kuratif (Prihartanti, 2012).

  2.1.2 Tujuan Perawatan Bayi Menurut Prihartanti (2012), tujuan perawatan bayi adalah: 1.

  Memelihara perasaan aman dan nyaman pada bayi.

  2. Menurunkan angka kematian mortalitas dan morbiditas.

  3. Supaya bayi mendapatkan perawatan seoptimal mungkin untuk mendapatkan bayi yang sehat.

  4. Supaya bayi dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

  2.1.3 Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perawatan bayi Menurut Prihartanti (2012), faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam merawat bayi ialah:

  1. Kasih sayang yang dapat membantu pembentukan bayi kearah positif dan membuat rasa aman, nyaman dan bahagia.

  2. Makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi yang menunjang pertumbuhan otak.

  3. Lingkungan yang higienis akan menunjang kesehatan dan mengurangi terjadinya infeksi kuman.

  4. Tidur nyenyak sesuai dengan kebutuhan akan membantu produksi hormone pertumbuhan saat tidur.

  5. Kesehatan kulit agar terhindar dari penyakit kulit.

  2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan bayi 1.

  Umur Ibu Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai pengalaman dan kematangan jiwa (Wawan, 2010).

  2. Paritas Jumlah anak merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu (Notoadmodjo, 2007).

  3. Pekerjaan Ibu Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi motivasi seseorang. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2010).

4. Penghasilan

  Menurut apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka cenderung mempersempit minat mereka (Notoatmodjo, 2010).

  2.1.5 Cara merawat bayi yang benar 1.

  Menghindari pakaian dan kain kasar Kulit bayi yang lembut sangat bereaksi terhadap apapun yang bisa mengiritasinya, seperti pakaian bayi yang kasar. Itulah sebabnya pakaian yang digunakan bayi harus lembut. Bayi akan lebih nyaman jika memakai pakaian dalam dari katu (Gupte, 2004).

  Jika bayi menggunakan pakaian berbahan wol untuk baju hangatnya, pastikan bahwa kain wol tersebut berbahan lembut dan berkualitas baik. Hindari kontak langsung dengan kulit terutama di bagian leher. Sebaiknya memasang alas di leher untuk bayi karena bisa melindungi kulit dari bahan wol yang kasar (Gupte, 2004).

  Penggunaan selimut/sprei untuk bayi juga perlu diperhatikan tingkat kelembutannya. Jangan menggunakan sprei berbahan kasar karena ketika bayi menggosokkan wajahnya ke sprei tempat tidur dan merangkak dapat mengakibatkan iritasi pada kulit dan siku (Wong, 2009).

  2. Menggunakan pelembab (baby oil/baby lotion)

  Baby oil bisa digunakan untuk membersihkan kulit bayi dari

  kotoran-kotoran yang mongering atau mengeras. Misalnya, di daerah lipatan-lipatan seperti lipatan paha, atau siku tangan bagian dalam.

  Kandungan minyak yang terdapat pada baby oil mempermudah proses pengangkatan kotoran-kotoran di tubuh bayi. Baby oil juga dapat berfungsi mempertahankan kelembutan kulit, terutama di daerah beriklim dingin dan kelembaban udara rendah. Di Negara tropis seperti Indonesia yang kelembaban udaranya tinggi, penggunaan baby oil berlebihan dapat menyumbat pori-pori kulit sehingga menyebabkan biang keringat (Priyono, 2010).

  Untuk menjaga kelembutan dan kelembaban kulit tubuh bayi, bisa menggunakan baby lotion. Pemakaian baby lotion juga dapat mencegah terjadinya peradangan dikulit bayi, misalnya akibat gesekan popok dengan kulit. Namun, tetap jangan berlebihan, sebab seperti halnya baby oil, penggunaan baby lotion berlebihan bisa menimbulkan iritasi pada kulit bayi (Priyono, 2010).

  3. Hindari pemakaian bedak yang berlebihan Bedak biasanya digunakan sehabis mandi, sehingga tubuh bayi semakin segar. Bedak juga bisa berfungsi untuk menyerap keringat atau cairan yang tersisa di tubuh bayi setelah ia selesai mandi. Selain itu, bedak juga berguna sebagai pelicin terutama di daerah lipatan kulit sehingga mencegah gesekan antar kulit. Bedak yang baik untuk kulit bayi adalah yang tidak terlalu keras sifatnya dan mengandung bahan seperti talk, asbes kaolin, dan seng (zink). Ketiga bahan inilah yang membuat bedak dapat menyerap cairan.

  Penggunaan bedak sebaiknya juga tidak berlebihan. Sebab, serbuk bedak yang menempel di lipatan kulit tubuh bayi bisa berubah menjadi kotoran yang mengeras dan akhirnya membuat kulit bayi malah menjadi iritasi.

  Gunakan bedak secara perlahan-lahan dan lembut. Jangan sampai serbuk bedak keluar dari bantalan kapasnya dan beterbangan terhirup bayi. Hindari juga pemakaian bedak di daerah kemaluan bayi karena bisa menyebabkan penyumbatan pada saluran kelamin bayi (Priyono, 2010).

  4. Hindari penggunaan sabun orang dewasa dan penggunaan sabun secara berlebihan Sabun orang dewasa tidak cocok untuk kulit bayi, gunakanlah sabun khusus bayi yang tidak terlalu keras sifatnya pada kulit bayi

  Hindari sabun yang mengandung parfum untuk menghindari kemungkinan terjadinya iritasi. Meski lembut, tidak dianjurkan menggunakan sabun secara berlebihan. Penggunaan sabun secara berlebihan bisa menghilangkan lemak dikulit bayi, sehingga mengakibatkan kulit bayi menjadi kering. Setelah penggunaan sabun, bilaslah tubuh bayi sampai benar-benar bersih dan bebas dari sisa sabun, supaya kulit bayi terhindar dari iritasi dan tertutupnya pori-pori oleh sisa sabun yang dapat menyebabkan radang dan rasa gatal (Priyono, 2010).

  5. Hindari mandi yang terlalu sering Hampir semua ibu baru, merasa takut saat memandikan bayinya untuk pertama kali. Mungkin itu terjadi karena ibu belum pernah belajar memandikan bayi atau tidak tega melihat bayi yang begitu tampak kecil. Sebenarnya ibu tidak perlu takut memandikan bayi, yang terpenting saat memandikan bayi adalah ber hati-hati dan memposisikan bayi secara tepat (Priyono, 2010).

  Jadwal mandi bayi tidak sebanyak orang dewasa. Mandikan bayi dua kali sehari dengan sabun lembut khusus bayi dan air bersih.

  Kulit yang kering dan bersisik sering terjadi pada bayi yang terlalu sering mandi. Hanya itu yang ia perlukan dalam hal perawatan kulit ketika bayi dimandikan. (Warner, 2009).

  Memandikan bayi dimulai dari bagian muka. Bagian tubuh yang penting untuk dibersihkan terutama adalah daerah-daerah lipatan seperti leher, ketiak, kemaluan, daerah antara jari yang bisa menjadi tempat munculnya jamur karena lembab (Fransiska, 2013).

  Gunakan air yang hangat atau suam-suam kuku untuk memandikan bayi. Cara mengukur suhu adalah dengan menggunakan tangan ibu sendiri. Jika airnya terasa panas di tangan ibu, maka bayi juga akan merasakan panas yang sama (Susanti, 2013).

  6. Mengganti popok sesering mungkin Pada bulan pertama kelahiran bayi, penggantian popok akan sering dilakukan hingga terkadang satu jam sekali. Meskipun merepotkan, penggantian popok sesering mungkin akan berguna untuk menghindari gatal-gatal dan ruam pada kulit bayi yang masih peka. Sebaiknya, penggantian popok bayi dilakukan setiap kali habis buang air. Jika menggunakan popok sekali pakai atau diapers, basahnya diapers jangan digunakan sebagai ukuran (Priyono, 2010).

  Diapers bermutu biasanya menginformasikan cara jika tiba

  saat mengganti, misalnya perubahan warna gambar diapers. Tidak perlu membangunkan bayi yang sedang tidur untuk mengganti popoknya, kecuali jika terlalu basah dan tidak nyaman bagi bayi atau jika ia buang air besar (Priyono, 2010).

2.2 Konsep Dermatitis

  2.2.1 Definisi Dermatitis Dermatitis atau eksim merupakan kelainan kulit karena terjadi peradangan dan iritasi (Indriasari, 2009). Penyakit ini sebenarnya tidak mengancam jiwa atau menular, tetapi bisa membuat pengidapnya tidak nyaman. Peradangan bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah pada bagian tangan dan kaki. Pasalnya, tangan adalah organ tubuh yang paling sering kontak dengan zat asing, sedangkan kaki seringkali berada pada kondisi yang lembab. Pada tahap kronis, dermatitis dapat memicu infeksi bakteri (Utami, 2012).

  2.2.2 Etiologi Dermatitis Penyebab dermatitis menurut Abdullah (2007) adalah sebagai berikut:

  1. Kulit yang mengalami kekeringan berat.

  2. Aktivitas menggaruk pada pruritas secara terus-menerus yang menyebabkan iritasi.

  3. Penggunaan popok sekali pakai.

  4. Penggunaan pakaian dan kain bayi yang kasar.

  5. Penggunaan sabun yang berlebihan dan terlalu keras sifatnya.

  6. Penggunaan bedak bayi yang berlebihan dan terlalu keras sifatnya.

  2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Dermatitis 1.

  Umur Bayi Menurut perubahan kulit dapat ditentukan oleh usia seseorang. Hal ini terlihat pada bayi yang usianya relatif muda dengan kondisi kulit yang sangat rawan terhadap berbagai trauma atau masuknya kuman (Ardhiyanti, 2014).

  2.2.4 Tanda dan Gejala Tanda dan gejala utama dermatitis pada bayi menurut Wong

  (2009) adalah sebagai berikut: 1.

  Muncul eritema (kemerahan) yang menyebar pada kulit wajah terutama pipi, kulit kepala, badan, dan permukaan ekstensor ekstremitas.

  2. Muncul vesikel (bentuk menonjol berisi cairan serosa) yang menyebar pada kulit wajah terutama pipi, kulit kepala, badan, dan permukaan ekstensor ekstremitas.

  3. Muncul papula (bentuk menonjol, keras, dapat di palpasi, berwarna memar kemerahan) yang menyebar pada kulit wajah terutama pipi, kulit kepala, badan, dan permukaan ekstensor ekstremitas.

  4. Muncul krusta (serum yang mengering, darah atau eksudat purulen, agak menonjol, warna cokelat, merah, hitam) yang menyebar pada kulit wajah terutama pipi, kulit kepala, badan, dan permukaan ekstensor ekstremitas.

5. Rasa gatal pada kulit yang merupakan gejala keluhan pada setiap dermatitis.

2.2.5 Pencegahan

  Pencegahan dermatitis pada bayi menurut Abdullah (2007) adalah sebagai berikut:

1. Jaga kelembaban kulit supaya kulit tidak kering dengan cara menggunakan pelembab kulit khusus bayi yang non-perfumed.

  2. Gunakan sabun, bedak dan sampo khusus bayi yang mengandung bahan-bahan alami tanpa alkohol atau pewangi yang tidak terlalu keras sifatnya untuk kulit bayi.

  3. Pada dermatitis popok dapat dicegah dengan cara lebih sering mengganti popok ketika popok sudah terlihat basah dan kotor (Tan, 2010) 4. Gunakan selalu handuk yang lembut untuk mengeringkan kulit bayi.

5. Gunakanlah bahan pakaian yang lembut.

2.2.6 Penatalaksanaan Terapeutik

  Menurut Wong (2009) tindakan umum untuk penatalaksanaan dermatitis adalah

1. Meredakan pruritus 2.

  Menghidrasi kulit 3. Mengurangi inflamasi 4. Pemberian obat seperti antihistamin, steroid topikal, dan sedatif ringan jika diindikasikan.

  Prinsip umum terapi pengobatan dermatitis diuraikan dibawah ini: 1.

  Krim atau salep memberikan oklusi lebih besar, dan krim atau salep yang mengandung urea atau asam laktat dapat meningkatkan pengikatan air didalam kulit dan mencegah evaporasi kelembapan. (Wong, 2009).

  2. Dermatitis basah (keluarnya cairan) harus diobati dengan kompres air dingin yang tiap jam diganti beberapa kali untuk meringankan gatal (Tan, 2010). Dermatitis kering diobati dengan krim atau salep yang mengandung kortikosteroid (anti radang) seperti hydrokortison diberikan untuk mengurangi proses inflamasi/peradangan (Indriasari, 2009).

  3. Jika dermatitis terlanjur terinfeksi maka diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang terlalu berat (Indriasari, 2009).

2.3 Konsep Bayi

  2.3.1 Pengertian Bayi Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan (Prihartanti, 2012).

  2.3.2 Pertumbuhan bayi Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat di ukur (Hidayat,

  2008). Pertumbuhan menurut Hidayat (2008) memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

  1. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik seperti berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dad, dan lain-lain.

  2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

  3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.

  4. Dalam pertumbuhan terdapat cirri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada.

  Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, setiap individu akan mengalami siklus yang berbeda pad kehidupan manusia.

  Peristiwa tersebut dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan. Proses percepatan dan pertambahan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: (Hidayat, 2008).

  1. Faktor Herediter Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor- faktor lain. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

  2. Faktor lingkungan Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu, lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu, lingkungan setelah bayi lahir).

  3. Faktor Hormonal Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain hormone somatotropin, tiroid, dan glukokortikoid. Hormone somatotropin berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan system skeletal. Hormone tiroid berperan menstimulasi metabolisme tubuh. Hormone glukokartikoid berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dan testis (untuk memproduksi testosteron) dan ovarium (untuk memproduksi estrogen). Selanjutnya hormone tersebut akan menstimulasi perkembangan seks, baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya.

  Menurut Hidayat (2008) tahapan tumbuh kembang anak dapat ditentukan oleh masa atau waktu kehidupan anak sebagai berikut:

1. Masa Prenatal (konsepsi-lahir) Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan masa fetus.

  Pada masa embrio pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan secara cepat dari ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada minggu kedua, terjadi pembelahan sel dan memisahan jaringan antara endoterm dan ektoderm. Pada minggu ketiga terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa ini sampai usia 7 minggu belum tampak adanya gerakan yang berarti melainkan hanya terdapat denyut jantung janin, yaitu sudah mulai dapat berdenyut sejak usia 4 minggu. Pada usia fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke 12 sampai ke 40 terjadi peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot.

  2. Masa Postnatal Masa postnatal terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa prasekolah, masa sekolah, dan masa remaja.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP LANSIA DALAM MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA (Studi di Desa Jabon Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 12

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DENGAN DEPRESI POSTPARTUM (Studi di RSIA Muslimat Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 12

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI MADRASAH ALIYAH KALIBENING MOJOAGUNG JOMBANG - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 11

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA REMAJA MENJELANG UJIAN NASIONAL DI SMA PGRI 2 JOMBANG (Studi Di Kelas XII SMA PGRI 2 Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 1 121

HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-12 BULAN (Di BPM Ny. Farochah Kalami, SST Desa Pulo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 114

KADAR HEMOGLOBIN PADA PETANI YANG TERPAPAR PESTISIDA (Studi Di Dusun Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 8 81

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA (Di Posyandu Lansia Dusun Gedangan Desa Ngudirejo kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 142

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN TERHADAPPENERAPAN LOTUS BIRTH (Di Puskesmas Perak, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGIKUTI HYPNOBIRTHING (studi di Puskesmas Kabuh, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 139