ANALISIS 8 KARAKTERISTIK PERAN PUSTAKAWAN DALAM PERSPEKTIF PEMUSTAKA (SISWA) DI PERPUSTAKAAN GRHATAMA PUSTAKA YOGYAKARTA Oleh: Avia Prima Pramudita ABSTRAK - ANALISIS 8 KARAKTERISTIK PERAN PUSTAKAWAN DALAM PERSPEKTIF PEMUSTAKA (SISWA) DI PERPUSTAKAAN GRHA

  

ANALISIS 8 KARAKTERISTIK PERAN PUSTAKAWAN DALAM

PERSPEKTIF PEMUSTAKA (SISWA) DI PERPUSTAKAAN GRHATAMA

PUSTAKA YOGYAKARTA

  Oleh: Avia Prima Pramudita

  

ABSTRAK

  Perpustakaan memiliki peran penting dalam menumbuhkan literasi informasi siswa dan pustakawan sebagai ujun tombak perpustakaan dapat berkontribusi dalam menumbuhkan generasi literate pada siswa. Pustakawan memiliki peran penting disini mengingat pustakawan sebagai instruktur dalam pengenalan mengenai literasi informasi kepada pemustaka. Penelitian ini di lakukan guna mengetahui peran apa sajakah yang akan muncul pada pustakawan di Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta ketika pustakawan akan mengembangkan kemampuan literasi informasi siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, pengambilan data melalui kuisioner dan diperkuat dengan probing (wawancara). Responden dari penelitian ini adalah 100 siswa. Metode penarikan sampel untuk populasi menggunakan purposive sampling yang mana pengambilan sampel dilakukan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.

  Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 4 karakteristik yang menonjol pada Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta yaitu Resource Agent, Literacy

  

Development Agent, Rescue Agent dan Individualized Learning Agent dan 4

  karakteristik peran yang masih belum menonjol pada Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta adalah Knowledge Construction Agent, Academic Achievement Agent,

  

Independent Reading and Personal Development Agent dan Technological Literacy

Agent

  Kata Kunci: Peran, Pustakawan, Siswa, Perpustakaan, Literasi Informasi

  

ABSTRACT

  Libraries have an important role in fostering the information literacy of students and librarians as a spearhead library can contribute in growing the generation of literate in students. Librarians have an important role here considering librarians as instructors in the introduction of information literacy to the user. This research is done to find out what role will appear to librarian at Library of Graphama Pustaka Yogyakarta when librarian will develop ability of student information literacy. This research uses quantitative descriptive approach, data collection through questionnaire and reinforced by probing (interview). Respondents from this research are 100 students. Sampling method for the population using purposive sampling where sampling is done with certain criteria set by the researcher.

  The result of this research are 4 characteristics of Graha Pustaka Library which are Resource Agent, Literacy Development Agent, Rescue Agent and Individualized Learning Agent and 4 characteristic role which still not yet prominent in Graphama Library Pustaka Yogyakarta is Knowledge Construction Agent, Academic Achievement Agent , Independent Reading and Personal Development Agent and Technological Literacy Agent.

  Keywords: Role, Librarian, Student, Library, Information Literacy

  PENDAHULUAN

  Literasi informasi merupakan suatu keterampilan yang semestinya dimiliki oleh siswa pada masa sekarang. Mengingat fenomena yang terjadi pada saat ini terkait ledakan informasi dan semakin banyaknya informasi yang diproduksi secara aktif membuat siswa setidaknya memiliki keterampilan literasi informasi. Perpustakaan sebagai lembaga serta pusat informasi memiliki peran penting dalam menumbuhkan literasi informasi pemustakanya dan pustakawan sebagai salah satu ujung tombak perpustakaan dapat berkontribusi dalam menumbuhkan generasi literate pada pemustakanya. Pustakawaan memiliki peran penting disini mengingat pustakawan sebagai instruktur dalam pengenalan mengenai literasi informasi kepada pemustaka. Karena pada dasarnya pustakawan harus melek informasi. Pustakawan bertanggung jawab dalam memberdayakan pemustaka untuk melatih kemampuan mereka menggunakan serta mendapatkan informasi secara efektif dan efisien. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mousa, Yaminfirooz (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Librarians Role In Development and Achievement of

  

Central Library Users Informations Literacy (a Case Study: Iran) yang temuan

  datanya menunjukan 52,7% pemustaka menilai bahwa pustakawan sangat berpengaruh terhadap pengembangan literasi informasi mereka sebagai pemustaka dan 44,7% mengaku bahwa mereka memperoleh kemampuan literasi informasi dari pustakawan bukan dari orang lain.

  Kemampuan literasi yang dimiliki oleh pustakawan akan sangat dibutuhkan oleh pustakawan dalam dalam mengerjakan tugas-tugasnya di perpustakaan nantinya. Selain pustakawan memahami kompetensi yang ada pada dirinya sebelum memberikan pengajaran terkait literasi informasi terhadap pemustaka, tidak lupa pustakawan sebaiknya juga memahami terkait pengetahuan, keterampilan serta sikap yang ada pada dirinya untuk menunjang keberhasilan serta kelancaran pengajaran yang nantinya akan dilakukan oleh pustakawan kepada pemustaka terkait dengan literasi informasi. Pustakawan membutuhkan pengetahuan, keterampilan serta sikap yang dapat mendukung pustakawan guna memaksimalkan perannya dalam mengembangkan kemampuan literasi pemustaka. Kulbin & Virkus (2015) mengungkapkan dalam rangka melaksanakan pelatihan bagi pemustaka terkait literasi informasi menyorot mengenai pengetahuan, keterampilan dan sikap.

  Dengan kemampuan literasi yang baik di kalangan siswa mampu menunjang kegiatan pembelajaran mereka. Untuk itu perlunya kontribusi pustakawan dalam mengembangkan kemampuan literasi informasi pemustakanya khususnya dikalangan pelajar karena mereka lah yang dirasa akan mendapatkan dampak positif secara langsung dari kemampuan literasi informasi ini. Dengan memanfaatkan kemampuan literasi yang dimiliki pustakawan dan peran serta perpustakaan dalam mendukung kegiatan ini diharapkan menjadi suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi setiap pemustaka terutama di kalangan siswa dan mahasiswa. Studi yang dilakukan oleh Ross Todd dan Carol Kuhlthau (2004) pada sekolah di Ohio mendapatkan temuan bahwa terdapat 8 karakteristik terkait peran yang dapat dipenuhi pustakawan sebagai strategi penekanan pembelajaran literasi informasi. Ross Todd dan Kuhlthau menyimpulkan bahwa perpustakaan dirasakan oleh siswa sebagai “agen dinamis dalam belajar dan prestasi siswa” sehingga mereka dapat menemukan 8 karakteristik terkait peran pustakawan tersebut yang bertindak sebagai “agen”. Ke delapan karakteristik peran tersebut antara lain Resource Agent, Literacy Development Agent, Knowledge

  

Construction Agent, Academic Achievement Agent, Independent Reading and Personal

Development Agent, Technological Literacy Agent, Rescue Agent, Individualized

  

Learning Agent. Mereka juga mengembangkan profil yang lebih rinci dari

perpustakaan yang efektif.

  Penelitian ini dilakukan guna mengetahui peran apa sajakah yang akan muncul pada pustakawan di Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta ketika pustakawan akan mengembangkan kemampuan literasi informasi siswa.

METODE PENELITIAN

  Penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis pendekatan kuantitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian deskriptif adalah tipe penelitian yang mempunyai tujuan untuk menggambarkan karakter dari suatu variabel, kelompok atau gejala sosial yang terjadi di tengah masyarakat, dengan tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2013). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuisioner sebagai sumber utama dan di dukung dengan wawancara secara langsung kepada responden. Teknik pengambilan sampel non random tidak memerikan peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, maka digunakan teknik purposive sampling dalam memilih responden berdasar kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti, kriteria tersebut yaitu pengguna perpustakaan yang sudah lebih dari 3 kali berkunjung ke Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta dan sering melakukan interaksi dengan pustakawan pada Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta dan pengguna perpustakaan adalah siswa mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Teknik pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu editing, coding dan tabulating dengan menggunakan SPSS 22.

TINJAUAN PUSTAKA

  

8 Karakteristik Peran Pustakawan Dalam Mengembangkan Literasi Informasi

Siswa

  Literasi informasi sebaiknya dimiliki oleh setiap kalangan termasuk pustakawan yang memegang peranan strategis pada suatu pustakawan. Karena literasi informasi merupakan wujud dari suatu kemampuan. Kemampuan ini terdiri dari sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ross Todd dan Carol Kuhlthau dalam penelitiannya pada sekolah di OHIO menyatakan ada 8 karakteristik yang dapat dipenuhi pustakawan sebagai strategi penekanan pembelajaran literasi informasi adalah sebagai berikut:

  a) Resource agent

  Pustakawan menyediakan sumber daya yang beragam serta uptodate untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa, pustakawan perlu melakukan instruksi dengan membimbing siswa dalam menggunakan pilihan sumber informasi mereka secara efektif.

  b) Literacy development agent

  Yaitu pustakawan melibatkan siswa dalam melakukan proses pencarian secara aktif sehingga memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi, merumuskan, dan fokus terhadap pencarian mereka. pustakawan sendiri menyediakan lingkungan yang mendukung (baik dari pribadi, fisik, maupun instruksi yang diberikan). Siswa memahami bahwa melakukan suatu penelitian dengan baik akan menghasilkan ilmu pengetahuan baru yang juga lebih baik dan keberhasilan terkait nilai akademis dalam proyek penelitian mereka selanjutnya.

  c) Knowledge construction agent

  Pustakawan mengembangkan kerangka literasi informasi untuk melibatkan siswa dalam penggunaan informasi dengan cara yang berarti, sehingga memungkinkan siswa membangun dan mengembangkan pengetahuan dengan pemahaman baru.

  d) Academic achievement agent

  Pustakawan merupakan agen dinamis pembelajaran yang membantu siswa mencapai nilai yang lebih baik, terutama pada proyek penelitian dan tugas. Pustakawan sebagai agen prestasi akademik harus menjadi seorang pendidik terpercaya.

  e) Independent reading and personal development agent

  Pustakawan mampu membentuk budaya baca (reading literacy, life-longreader) dan budaya belajar sesuai minat dan kemampuan pengguna, ini penting dilakukan untuk mendorong literasi membaca, prestasi akademik dan pembelajaran sepanjang hayat.

  f) Technological literacy agent

  Pustakawan memainkan peran penting dalam teknologi informasi dengan menyediakan software yang uptodate pada beberapa media untuk siswa. Pelajaran yang ada harus melampaui pengajaran dengan penggunaan perangkat lunak secara efektif (akses internet) termasuk kemampuan dalam memecahkan masalah.

  g) Rescue agent

  Siswa memiliki banyak krisis informasi, mereka membutuhkan sumber daya untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Membutuhkan bantuan dengan teknologi, solusi untuk mengatasi masalah dan membantu mengembangkan proyek mereka. Sebagai agen penyelamat perpustakaan harus tanggap akan permasalahan yang timbul dari kegiatan belajar mengajar.

  h) Individualized learning agent

  Sentuhan pribadi dari pustakawan banyak berperan penting terhadap siswa. Keterlibatan pustakawan dengan siswa adalah komponen penting dari sebuah perpustakaan yang efektif. Pustakawan melihat diri mereka sebagai spesialis informasi dalam kegiatan belajar mengajar memainkan peran penting dalam belajar siswa.

  Mousa, Yaminfirooz (2013) mengemukakan jika pemustaka lebih memahami apa yang diajarkan pustakawan daripada orang lain melalui lokakarya dan kursus yang diajarkan pustakawan. Peran pustakawan disini bahkan mengalahkan peran dari ahli komputer, anggota fakultas, pengajaran terhadap diri sendiri serta dari teman dan keluarga. Pustakawan relatif mencapai keberhasilan dalam perannya dalam memberikan pengajaran terkait literasi informasi terhadap pemustakanya. Oleh sebab itu Di Indonesia, kompetensi literasi pustakawan dinyatakan juga dalam beberapa standar kerja pustakawan sebagai pengejawantahan UU No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Ada banyak diskusi tentang peran perpustakaan dan literatur kepustakawanan yang menyajikan gambaran kompleks terkait bagaimana perpustakaan memberi dukungan dalam kemampuan literasi informasi pemustakanya.

HASIL PENELITIAN

  Dari hasil pengumpulan data-data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner dilapangan dan di perkuat dengan probing (wawancara) maka peneliti mendapatkan hasil bahwa tanggapan siswa pada karakteristik peran resource agent adalah baik dengan rata-rata sebesar 3,77. Pustakawan telah mampu menjalankan peran resource

  

agent dengan baik, dimana pustakawan mampu menjadi jembatan penghubung antara

  siswa dengan informasi yang ada di perpustakaan. Siswa mengungkapkan apabila siswa tidak perlu mencari informasi di tempat lain ketika informasi yang mereka butuhkan tidak selalu ada, karena mereka diajarkan oleh pustakawan bagaimana memanfaatkan serta memahami informasi yang telah tersedia di perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta.

  Tanggapan siswa juga baik pada peran literacy development agent, dengan rata rata sebesar 3,54. Pustakawan telah mampu menjalankan peran literacy development

  

agent dengan baik, dimana pustakawan menjadi agen pengembangan literasi siswa

  (literacy development agent) utamanya dalam membantu mengembangkan kemampuan literasi informasi siswa. Agar siswa dapat memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapinya (problem solving). Pada peran knowledge

  

construction agent masih mendapatkan tanggapan sedang dari siswa dengan rata-rata

  sebesar 3,19. Pustakawan nampaknya masih belum mampu menjalankan perannya secara maksimal sebagai agen konstruksi pengetahuan (knowledge construction

  

agents ) guna mengembangkan pengetahuan yang tadinya sudah dimiliki oleh siswa

menjadi suatu pengetahuan baru.

  Selanjutnya pada peran academic achievement agent juga masih mendapatkan tanggapan yang sedang dari siswa yaitu dengan rata-rata sebesar 3,06. Bahkan pada peran inilah yang mendapatkan rata-rata terendah dari peran lainnya. Pustakawan nampaknya masih belum mampu memainkan perannya sebagai agen prestasi akademik (academic achievement agent) dimana pustakawan layaknya seorang guru, pustakawan akan mendorong para siswa untuk melakukan pembelajaran dengan baik di perpustakaan yang nantinya mampu meningkatkan nilai prestasi akademik siswa di sekolah. Pada peran independent reading and personal development agent juga masih mendapatkan kategori sedang dengan rata-rata sebesar 3,32. Disini pustakawan tampaknya belum mampu memainkan perannya sebagai independent reading and

  

personal development agent yang mana diharapkan apabila pustakawan mampu

  membentuk suatu budaya baca di kalangan siswa, sehingga meningkatkan minat baca pada siswa. Melalui pribadi yang ada di pustakawan diharapkan mampu menularkan kebiasan-kebiasaan membaca pada siswa.

  Pada karakteristik peran selanjutnya yaitu technological literacy agent menunjukkan bahwa tanggapan siswa adalah sedang dengan rata-rata sebesar 3,27. Disini pustakawan juga belum mampu memainkan perannya sebagai technological

  

literacy agent dimana membuat siswa menjadi melek terhadap kehadiran teknologi dan

  nantinya tidak canggung apabila berhadapan dengan teknologi. Selanjutnya pada peran

  

rescue agent tanggapan siswa pada karakteristik ini adalah baik dengan rata-rata

  sebesar 3,49. Disini pustakawan telah memainkan perannya dengan baik sebagai agen penyelamat perpustakaan (rescue agent) yang nantinya tanggap terhadap permasalahan yang akan dihadapi siswa ketika berkunjung ke perpustakaan. Sebagai agen penyelamat perpustakaan harus tanggap akan permasalahan yang timbul dari kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, pustakawan harus tanggap dengan keadaan siswa yang berkunjung ke perpustakaan. Apakah siswa tersebut mengalami kepanikan informasi atau tidak. Pustakawan harus lebih sigap dan siap menghadapi permasalahan tersebut.

  Pada peran yang terakhir yaitu individualized learning agent juga mendapatkan tanggapan yang baik dari siswa dengan rata-rata sebesar 3,48. Yang artinya pustakawan telah mampu memainkan perannya sebagai agen spesialis informasi yang membantu kegiatan belajar siswa di perpustakaan. Pustakawan mampu melibatkan dirinya untuk ikut serta dalam membantu siswa memenuhi kebutuhan informasinya di perpustakaan. Dengan pustakawan membantu memberikan jawaban-jawaban yang memudahkan siswa dalam memenuhi kebutuhan akademisnya. Hal ini terlihat pada tanggapan siswa yang menyatakan baik pada pustakawan mampu menjawab pertanyaan siswa dengan jelas.

  PENUTUP

  Pustakawan merupakan ujung tombak dari adanya perpustakaan. Pustakawan juga merupakan orang pertama yang akan langsung berhadapan dengan dengan pemustaka di perpustakaan. Pihak perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta, diharapkan kedepannya lebih memperhatikan kompetensi setiap pustakawan yang bekerja pada Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta. Apakah, pustakawan tersebut mampu menjadi seorang resource agent yang baik, literacy development

  

agent yang baik ataupun rescue agent yang baik. Setiap pustakawan hendaknya

ditugaskan sesuai dengan kompetensi serta keahlian yang ia miliki sesuai bidangnya.

  Sehingga mampu menjalankan perannya sebagai pustakawan dengan sebaik-baiknya.

  Bagi pihak pustakawan sendiri diharapkan kedepannya untuk lebih membangun suatu komunikasi yang baik dengan siswa sehingga tercipta suatu interaksi antara siswa yang berkunjung ke perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta dengan pustakawan. Pustakawan hendaknya menghindari sifat acuh dan pasif terhadap pemustaka yang berkunjung pada perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta. Diharapkan pustakawan memiliki sikap yang lebih terbuka terhadap pemustaka, sehingga pemustaka yang datang pun tidak sungkan untuk meminta bantuan kepada pustakawan apabila pemustaka mengalami kebingungan akan kebutuhan informasinya.

DAFTAR PUSTAKA

  Aaker, David A., V. Kumar, and George S. Day. (1995). Marketing Research Canada: John Wileyand Sons, Inc. American Library Association. 2000.Information literacy Competency Standards for

  Higher Education

  Basuki, Sulistyo. 2010. Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka. Bell, S., and Shangk, J 2004. The blended librarian: a blue print or redefining the eaching and learning role of academic librarians, 372/C&RL News Diakses pada tanggal

  21 Oktober 2016 tersedia di Einsberg, Michael B. Et al. 2004.Information literacy: essential skills for the

  information age. London: Libraries Unlimited

  Henslin M. James. 2007. Sosiologi dengan pendekatan membumi jilid 1. Jakarta: Erlangga

  Horton Jr., F.W. 2007. Understanding Information Literacy: a Primer. Paris : United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization. Diakses tanggal 19 Oktober 2016 tersedia di

  Jaana Kulbin dan Serje Virkus. 2015. Knowledge, Skills and Attitudes of Librarians in Developing Library Users’s Information, ECIL 2015, CCIS 552. Pp. 549-557.

  2015 L.O’ Connor, and J. Newby, J. 2011.Entering Unfamiliar Territory: Building an

  Information Literacy Course fof Graduate Students in Interdisciplinary

  McClennen & Me mmot. 2001. “Roles in digital reference”, Information Technology and Libraries 20(3), 143-148. Diakses pada tanggal 22 oktober 2016 tersedia pada

  Megasari, S.R. 2011.

  “Information Literacy” Pustakawan: Studi Deskriptif tentang “Information Literacy” Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya Menurut Model SCONUL The Seven Pillar of Information Literacy .

  Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Nurfadhilah, Rahmi; Agustini, Ninis ;Sumiati, Tati. 2012.Hubungan Kemampuan

  Literasi Informasi Anggota Ikatan Pustakawan Pelajar dengan Prestasi Belajar di Sekolah dalam ejurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 No.1 (2012). Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Diakses

  tanggal

  20 Oktober 2016 tersedia di http:// jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/viewFile/1683/pdf_11. Opini-Koran Tempo. 2011. Minat Baca Remaja Kita. Diakses tanggal 24 Oktober

  2016, tersedia di Republika. 2012. Minat Baca Rakyat Indonesia Masih Minim. Diakses tanggal 13 Juni

  2016, tersedia di

  • Sarwono, S.W. 2002. “Teori-teori Psikologi Sosial.”PT Raja Grafindo Persada Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3SE Soekanto, Soejono. 2002. “Sosiologi Suatu Pengantar”PT Raja Grafindo Persada Sudarsono, Blasius, et al. 2009.Literasi Informasi (Information Literacy): Pengantar untuk Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI

  Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta Todd, R., Kuhlthau, C. 2004. Ohio Confirms Libraries Play Major In Student Learning . Teachet-Librarian vol.31, lss.4.

  Tyastuti, Nur. 2012.Upaya Pustakawan Rujukan Dalam Membangun Literasi

  Informasi: Suatu Pendekatan Menggunakan Life History . Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Vanday, V.G. 2006.The role of libraries and librarians in information literacy.

  Regional Conference on Promoting Information Literacy for Lifelong Learning: PLAI-STRLC Conferenceand General Assembly, Batangas di akses pada tanggal

  6 November 2016 tersedia da Wahyuli, L. 2008. Keterampilan Instruktur Materi Information Literacy (IL): Studi Kasus Program Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) Universitas Indonesia.

  Depok: Universitas Indonesia Winarsih. 2014.Kompetensi Literasi Informasi Pustakawan Badan Litbang

  Kementrian Pertanian. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia

  Wong, Gabrielle K. W. Facilitating Students’ Intellectual Growth in Information Literacy Teaching Dec 29th, 2010. RUSQ

  Wulandari, Dian. 2011.Literasi Informasi Pustakawan Dan Kaitannya Dengan Faktor

  Internal Pustakawan : Studi Deskriptif Pada Pustakawan Perguruan Tinggi Swasta Di Surabaya. Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  Universitas Airlangga Yaminfirooz, Mousa ; Siamian, Hasan; Shahrabi, Afsaneh. 2013.Librarians Role In

  Development and Achievement of Central Library Users Informations Literacy (a Case Study: Iran) on journal Mater Socio-medica ed.2013 Dec ;25(4):238-241. Diakses tanggal

  22 Oktober 2016 tersedia di http://perpusnas.go.id