Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 151 Kota Pekanbaru

  

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 151 Kota Pekanbaru

1 Oleh: 2 3

  , ,

  

Abstract

Th is research it’s classroom action research with the purpose for the

score study sains class five at SDN 151 Kota Pekanbaru. The time this research

was from October 2012. The subject of this research is class five at SDN 151 Kota

Pekanbaru they are 35 students in one class. The student’s ability is law 67,00. It

is caused by the weakness of teacher in managing class, explaning the materia’l

and using old method. The formulation or the problem in this research is can

using cooperative type STAD im prove the fifth year student’s sains ability at SDN

151 Kota Pekanbaru.This research in consist of two cycle, while research

instruments including learning sets of equipments(silabus, lesson plans, students

workdsheets and answer worksheets), observation worksheets for students and

teacher activities, the result of studying in this research improves where basic

average score is 67,00 but in daily test I becomes 75,57. The improvement from

basic average score to daily test I is 8,57 points(12,79%). In daily test Ito daily

test II improves 6 points(7,93%).The analysis result of teacher activity while

learning in cycle I in first meeting is 56,25% and in second meeting becomes

66,66%. In cycle in second meeting becomes 93,75%. For students learning, the

chcle I in the first meeting is 53,57% and in second meeting becomes 67,85% for

chcle II in first meeting 67,85%. For cycle II in second meeting becomes 92,85%.

The conclusion is using cooperative model in STAD type can improve student of

SDN 151 Kota Pekanbaru 2012-2013.

  Keywods :Cooperatife Learning STAD, Learning Output PENDAHULUAN

  Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah pembelajaran serta ilmu pengetahuan mengenai makhluk hidup dan kehidupan,serta ciri-ciri makhluk hidup, perbedaan antara hewan dan tumbuhan-tumbuhan, serta ciri-ciri manusia yang berdasarkan usia, mempelajari organisasi kehidupan dan keanekaragaman makhluk hidup (Syamsuri, dalam Nurhidayati, 2009:1)

  Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri 151 kota 1 Pekanbaru menemukan yaitu rendahnya hasil belajar IPA. Hal ini dapat dilihat Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, 0805120737, e-mail 2 lici.adha@yahoo.co.id

  Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah 3 Dasar, e-mail mahmud-131079@yahoo.co.id Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, dari kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa hasil kriteria ketuntasan minimal (KKM) siswa tidak tercapai.Hasil belajar siswa-siwa rata-rata 67,00 sedangkan KKM disekolah telah ditetapkan 70.

  Berdasarkan dari latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut. “Apakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 151 kota Pekanbaru?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 151 kota Pekanbaru melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Adapun Manfaat dari penelitian adalah :

  Bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa dan dapat meningkatkan keterampilan belajar kelompok siswa dengan baik. Bagi guru, diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

  

Achievement Division) dapat dijadikan alternatif yang dapat meningkatkan mutu

  pendidikan sekolah. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas keberhasilan sekolah terutama dalam pembelajaran IPA. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan penelitian tentang penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

  Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai guru dan mungkin kita pernah menggunakannya atau mengalaminya sebagai contoh saat bekerja dalam laboratorium. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok- kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru (Slavin, 1995: Eggen & Kauchak).

  Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Slavin (dalam Nur Asma, 2006: 51)

  Langkah-langkah pembelajaran STAD 1. Membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen

  (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain) 2. Guru menyajikan materi pelajaran 3.

  Guru memberi tugas kepada kelompokuntuk dikerjakan oleh anggota- anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti 4.

  Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu

5. Memberikan evaluasi 6.

  kesimpulan 7. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya. (Agus Suprijono, 2011:133)

  Slameto (2010: 2) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap. Belajar merupakan kegiatan setiap orang, bagian dari proses hidup yang berlangsung baik secara formal maupun nonformal, dan dari belajar diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dibidang pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan tingkah laku. Dengan kata lain secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Belajar hanya akan terjadi apabila seseorang mengubah atau berkeinginan mengubah pikirannya, West dan Pines 1985 (dalam Daud 2009: 11)

  Daryanto (dalam Hamalik, 2010) mengatakan hasil belajar berhubungan dengan tujuan pembelajaran dan belajar, hasil belajar dapat dilihat pada nilai yang diberikan guru yang telah dilakukan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang di miliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Gagne dalam Suprijono (2009:5) Hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

  METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di SDN 151 kota Pekanbaru, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Novenber 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 151 kota Pekanbaru sebanyak 35 orang yangterdiri 14 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Desain Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus 2 kali pertemuan.

  Tekhnik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan soal ulangan harian dan lembaran observasi. Soal ulangan harian diberikan setelah mengikuti proses pembelajaran tiap siklus. Lembaran observasi ini digunakan untuk mengobservasikan atau mengamati serta memantau siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Lembaran observasi terdiri dari:

  Aktifitas yang dilakukan guru dalam kegiatan proses pembelajaran diamati oleh seorang observer. Observer mengamati aktifitas yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan mengisi kolom komponen yang diamati. Aktifitas yang diamati oleh observer dalam mengobservasi guru sesuai dengan langkah-langkah kooperatif tipe STAD.

  Dalam lembar ini observer mengamati aktifitas yang dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar. Observer mengisi kolom hasil pengamatan dengan memperhatikan kegiatan yang dilakukan dengan langkah-langkah Kooperatif Tipe STAD.

  Tekhnik Analisis Data a.

   Hasil Belajar

  Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : S = x 100 Keterangan : S = Nilai yang diharapkan R = Jumlah Skor N = Skor Maksimum

  Tabel 1 Hasil Belajar Siswa

  % interval Kategori

  86 Sangat Baik

  • – 100

  76 Baik

  • – 85

  60 Cukup

  • – 75

  55 Kurang

  • – 59

  Kurang Sekali ≤ 54

  Sumber : (Purwanto, 2006 : 112) b.

   Ketuntasan individu

  Ketuntasan individu tercapai apabila seorang siswa telah mencapai hasil belajar lebih atau sama dengan 70

  c.

   Ketuntasan Klasikal

  KK = Keterangan :

  KK = Ketuntasan klasikal JT = Jumlah siswa yang tuntas JS = Jumlah siswa keseluruhan

  Apabila suatu kelas mencapai 75% dari jumlah siswa yang tuntas dengan nilai 70 maka kelas itu sudah dapat dikatakan tuntas.

  Aktifitas Guru

  Aktifitas guru dapat di ukur dari lembar observasi guru dan data diolah dengan rumus :

  AG = X 100 %

  Keterangan : AG = Aktifitas Guru JS = Jumlah Skor KP = Kriteria Penilaian SM = Skor Mkasimum Adapun criteria persentase tersebut adalah sebagai berikut :

  Tabel 2. Interval dan Kategori aktifitas Guru NO Interval Kategori 1 81 -100 Amat Baik

  2

  61 Baik

  • – 80

  3

  51 Cukup

  • – 60

  4 Kurang

  • – 50 Sumber: Purwanto ( dalam Syahrilfuddin dkk, 2011 : 8 )

  Aktifitas Siswa

  Setelah data terkumpul maka dicari presentase aktifitas siswa dengan menggunakan rumus :

  AS = X 100 %

  Keterangan : AS = Aktifitas Siswa JS = Jumlah skor KP = Kriteria Penilaian SM = Skor Maksimum

  Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa dengan memberikan nilai atas observasi tersebut sesuai dengan kriteria. Adapun criteria persentase tersebut adalah sebagai berikut :

  Tabel 3 Interval dan kategori aktifitas siswa NO Interval Kategori 1 81 -100 Baik Sekali

  2

  61 Baik

  • – 80

  3

  51 Cukup

  • – 60

  4 Kurang

  • – 50 Sumber: Purwanto ( dalam Syahrilfuddin dkk, 2011: 8 )

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Perencanaan Tindakan

  Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas V SDN 151 kota Pekanbaru tahun pelajaran 2012/2013 pada semester I dengan jumlah siswa 35 orang, yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Setiap kegiatan pembelajaran didukung oleh lembaran ( LKS ), evaluasi dan pada setiap akhir siklus I dan II diadakan ulangan harian ( UH ), yang hasilnya digunakan sebagai untuk melakukan siklus berikutnya.

  Tindakan Siklus I Perencanaa Tindakan Siklus I

  Pada siklus I materi yang disajikan dalam pembelajaran adalah hewan menyesuaikan diri untuk memperoleh makanan. Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ). Lembar kerja siswa (LKS), Lembar soal evaluasi dan lembar aktifitas guru dan siswa.

  Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan pertama

  Pertemuan pertama dilaksanakan hari selasa tanggal 23 Oktober 2012 selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit ) pada jam 4 dan 5, dengan materi hewan menyesuaikan diri untuk memperoleh makanan. Jumlah siswa yang hadir adalah 35 orang.

  Memasuki tahap pelaksanakan tindakan, sebelum memulai pelajaran guru bersama siswa berdoa kemudian guru mengabsen siswa yang hadir pada pertemuan ini, siswa yang hadir sebanyak 35 siswa, kemudian guru melakukan appersepsi dengan cara menghubungkan pelajaran dahulu dengan pelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu tentang cara hewan menyesuaikan diri untuk memperoleh makanan. Coba anak-anak sebutkan hewan apa saja yang ada disekitarmu kemudian bagaimana cara hewan tersebut memperoleh makanan? Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran danmemotivasi siswa serta menyampaikan langkah-langkah pembelajaran.

  Memasuki tahap inti, guru menjelaskan meteri pelajaran tentang hewan menyesuaikan diri untuk memperoleh makanan. Kemudian guru membagi siswa menjadi kelompok kecil dimana setiap kelompok beranggotakan 5 orang. 35 siswa dibentuk menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok dibentuk secara heterogen baik dari jenis kelamin maupun intelektual. Kemudian guru memberikan tugas /LKS dengan materi hewan menyesuaian diri untuk memperoleh makanan.Siswa diminta berdiskusi untuk menyelesaikan tugas/LKS secara berkelompok. Guru mengawasi kerja setiap kelompok dan memberikan bimbingan apabila terdapat kelompok yang kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan. Setelah siswa mengerjakan tugas kelompok perwakilan setiap kelompok membacakan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya. Selanjutnya guru memberikan nilai untuk kelompok diskusi dengan hasil kerja kelompoknya. Setelah itu guru memberikan soal evaluasi. Langkah selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa setiap, jawaban yang benar guru memberikan penghargaan berupa pujian dan tepuk tangan bersama siswa lainnya. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaiakan permasalahan mengenai materi belajar. Selanjutnya guru memberikan penilaian berkenaan dengan kegiatan belajar yang dilaksanakan.

  Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama di akhiri dengan menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari secara bersama-sama, sebelum menyelesaikan pertemuan pertama ini guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada yang belum dimengerti, kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa agar mempelajari materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya yaitu tentang hewan melindungi diri dari musuhnya. Tak lupa guru menutup pelajaran dengan berdoa.

  Pertemuan Kedua

  Pada pertemuan ke dua ini, dilaksanakan pada hari kamis, jam pelajaran ke 4-5 dengan materi hewan melindungi diri dari musuhnya. Pada tahap ini guru mempersiapkan tahap ini guru mempersiapkan instrument penelitian yang terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrument pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP pertemuan II, buku sumber,lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, serta soal tes hasil belajar siswa).

  Memasuki tahap pelaksanaan, sebelum memulai pelajaran guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu dan guru mengabsen siswa. Siswa yang hadir sebanyak 33 siswa, 2 siswa lagi yang bernama Friska dan Putri tidak dapat hadir karena sakit. Kemudian guru memberikan appersepsi dengan cara menghubungkan pelajaran sebelumnya dengan pelajaran yang akan dipelajari yaitu hewan menyesuaikan diri untuk memperoleh makanan pada pertemuan gurumenyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar belajar lebih giat lagi.

  Memasuki tahap inti guru menjelaskan materi pelajaran tentang hewan melindungi diri dari musuhnya. Kemudian guru membagi siswa menjadi kelompok kecil dimana setiap kelompok beranggotakan 5 orang. 33 siswa dibentuk menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok dibentuk secara heterogen baik dari jenis kelamin, suku, ras maupun kemampuan intelektual. Kemudian guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok siswa. Sebelum siswa mengerjakan LKS guru menyampaikan langkah-langkah sesuai dengan model pembelajaran. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada yang kurang jelas. Siswa diminta berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara berkelompok. Guru mengawasi kerja setiap kelompok dan memberikan bimbingan kepada setiap kelompok apabila terdapat kelompok yang kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan.

  Setelah masing-masing kelompok sudah siap berdiskusi guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Kemudian guru akan memberikan nilai sesuai dengan hasil kerja kelompoknya, selanjutnya guru memberikan evaluasi kepada siswa yang akan dijawab secara individu. Setiap jawaban yang benar akan diberikan penghargaan. Sebelum menutup pelajaran, guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran yang telah mereka pelajari hari ini. Tidak lupa guru menutup pelajaran dengan berdoa.

  Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ketiga ini guru hanya melaksanakan ulangan harian (UH I).

  pelaksanaan UH I ini diberikan instrumen soal objektif sebanyak 20 soal dengan bobot masing-masing soal jika dijawab benar adalah 5. Berdasarkan hasil ulangan harian yang diperoleh dari siswa, dapat dilihat hasil belajar dan ketuntasan siswa pada siklus pertama, setelah itu diadakan refleksi untuk pertemuan selanjutnya.

  Refleksi Siklus I

  Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, maka perlu diadakan perbaikan pada beberapa hal, yaitu:

  1. Merencanakan pembelajaran dan membuat LKS dengan tepat dan jelas.

  2. Guru harus bisa membagi waktu pelajaran dengan baik.

  3. Memberikan bimbingan kepada siswa dengan sabar karena siswa belum terbiasa belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, supaya hasil belajar siswa meningkat pada siklus II.

  4. Guru harus lebih memperhatikan siswa dalam berdiskusi, karena masih banyak siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi serta masih banyak siswa yang bermain-main dalam berdiskusi.

5. Masih banyak siswa yang mengerjakan tugas dengan menyontek hasil kerja kelompok lain dan mengerjakan tugasnya dengan sembarangan.

  Pertemuan Keempat

  Pertemuan pertama pada siklus II ini berpedoman pada rencana juga mempergunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, mempergunakan tes hasil belajar siswa.

  Sebelum memulai pelajaran seperti biasanya guru dan siswa berdoa bersama. Kemudian guru mengabsen siswa yang hadir 34 siswa, selanjutnya guru memberikan appersepsi dengan cara memberikan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah melakukan appersepsi, gurumenyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

  Sebelum siswa melakukan diskusi guru meminta siswa membentuk kelompok terlebih dahulu seperti pertemuan sebelumnya. Setelah semua siswa membentuk kelompok, guru membagikan tugas/LKS dengan materi tumbuhan menyesuaikan diri untuk kelangsungan hidupnya kepada masing-masing kelompok yang dikerjakan secara berkelompok. Guru mengingatkan agar siswa saling bekerjsama dalam menyelesaikan tugas tersebut. Selama siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, guru mengamati siswa dalam kerja kelompok siswa. Guru memberi bimbingan dalam menyelesaikan tugas dengan sabar apabila terdapat kelompok yang mengalami kesulitan. Pada pertemuan ini sudah banyak siswa yang bertanya karena siswa sudah lebih percaya diri. Guru memberi bimbingan kepada kelompok tersebut dan meminta siswa tetap tenang.

  Setelah siswa selesai berdiskusi guru meminta perwakilan setiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan kelonmpok lain menanggapi. Selanjutnya guru memberikan nilai kelompok. Sebagai langkah pemantapan ilmu yang dipelajari hari itu, guru memberikan soal evaluasi yang harus dijawab secara individu tentang materi pelajaran hari ini. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada penjelasan atau materi pelajaran yang masih kurang dimengerti. Tak lupa guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang menyelesaikan tugas dengan baik yang diberikan guru.

  Sebagai kegiatan akhir, guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari hari ini. Guru menegaskan kepada siswa agar dirumah mempelajari materi selanjutnya tentang tumbuhan melindungi diri dari musuhnya. Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan berdoa.

  Pertemuan Kelima

  Pertemuan kelima ini merupakan pertemuan terakhir pada siklus II sebelum melaksanakan evaluasi dan ulangan harian siklsu II. Pada pertemuan ini guru berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pertemuan keempat dan buku sumber. Selain itu juga mempergunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Serta soal tes belajar siswa.

  Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa berdoa bersama. Kemudian guru memberikan appersepsi dengan memberikan pertanyaan singkat tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan materi pelajaran yang berjudul tumbuhan melindungi diri dari musuhnya. Setelah itu guru meminta siswa membentuk kelompok seperti pertemuan biasanya. Setelah semua siswa membentuk kelompok,guru membagikan tugas/LKS pada masing-masing kelompok yang akan dikerjakan secara berkelompok. Sebelum guru memberikan LKS, tidak lupa menyampaikan kepada siswa tentang kepuasannya atas kerja sama siswa pada pertemuan sebelumnya dan guru berharap pada pertemuan ini harus mempertahankan kerja sama kelompok dalam mengerjakan tugas, karena setiap siswa dalam kelompok akan ikut menentukan nilai kelompoknya. Setelah guru meberikan LKS pada siswa, kemudian guru mengamati kerja kelompok siswa serta memberikan bimbingan dalam mengerjakan tugas apabila terdapat kelompok yang kesulitan. Setelah waktu habis setiap kelompok telah selesai mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai dengan wkatu yang ditentukan. Guru meminta perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Sebagai langkah pemantapan ilmu yang dipelajari hari ini, guru memberikan soal evaluasi yang harus dijawab secara individu tentang materi pelajaran hari ini. Pada pertemuan ini, guru melihat hanya sedikit siswa yang mengalami kesulitan. Setelah selesai guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja secara individu. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada penjelasan atau materi pelajaran yang masih kurang dimengerti. Tidak lupa guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang menyelesaikan tugas dengan baik.

  Sebagai kegiatan akhir, guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari hari ini. Guru mengingatkan siswa agar belajar lebih giat dirumah karena pertemuan selanjutnya akan diadakan ujian UH

  II untuk mengambil nilai. Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan berdoa dan bersama siswa.

  Pertemuan keenam

  Pada pertemuan keenam ini guru hanya melaksanakan ulangan harian (UH

  II). Pelaksanaan UH II ini juga diberikan instrumen soal objektif sebanyak 20 soal dengan bobot masing-masing soal jika dijawab benar adalah 5. Pada pertemuan ini siswa hadir semua.

  Refleksi Siklus II

  Berdasarkan hasil pengamatan siklus II, aktivitas guru dan siswa sudah baik dibandingkan pertemuan siklus I, begitu juga dengan hasil ulangan siswa meningkat pada setiap pertemuan. Ini terlihat dari keaktifan siswa dalam pembelajaran sudah tanpak dan guru sudah bisa mempergunakan waktu dengan baik. Dengan membiasakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan serta memberikan bimbingan kepada siswa dengan sabar akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Analisis Hasil Tindakan Hasil Belajar Siswa

  Berdasarkan hasil ulangan siswa setelah penerapan metode kooperatif tipe STAD pada pertemuan pertama, kedua, dan (Siklus I dan Siklus II) maka hasil belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

  Tabel 4 Hasil Belajar Pertemuan Jumlah Siswa Rata-rata hasil belajar

  Skor Dasar 35 67,00 Siklus I 35 75,57 Peningkatan hasil belajar dari skor dasar ke UH I sebesar 8,57 poin (12,79%), dimana nilai rata-rata hasil belajar siswa pada skor dasar sebesar 67,00 dan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 75,57. Peningkatan hasil belajar pada siklus II dibandingkan dengan hasil belajar siklus I sebesar 6 poin(7,93%), dimana nilai rata-rata hasil belajar pada UH II sebesar 81,57.

  Peningkatan hasil belajar dari skor dasar ke UH II sebesar 14,57 poin (21,74%).

  Perbandingan peningkatan ketuntasan belajar IPA dari skor dasar hanya 17 siswa (48,57%) yang tuntas dan 18 siswa (51,42%) yang tidak tuntas. Setelah penerapan model kooperatif tipe STAD pada siklus I secara individu 23 siswa ( 65,71% ) yang tuntas dan 12 siswa ( 34,28% ) yang tidak tuntas. Jika diperhatikan pada siklus I masih ada 12 siswa ( 34,28% ) yang tidak tuntas, tidak tuntasnya 12 siswa ini disebabkan masih belum mengerti dengan penerapan model kooperatif tipe STAD. Siswa dikatakan tuntas secara individual jika siswa mendapat nilai minimum 70 dari seluruh siswa yang sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah. Sedangkan secara klasikal siswa dikatakan tuntas apabila 75% siswa mendapatkan nilai minimum 70 dari seluruh siswa. Jadi secara klasikal siklus I tidak tuntas.

  Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 30 siswa ( 85,71% ) yang tuntas sedangkan 5 siswa ( 14,28% ) tidak tuntas. Maka secara klasikal siklus II dapat dikatakan tuntas.

  Aktifitas Guru Siklus I dan II

  Lembar observasi aktivitas guru dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan oleh observer menggunakan lembar observer. Aktivitas yang diamati melalui kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. Peningkatan aktivitas guru selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada table di bawah ini:

  Tabel 5 Rata-rata Persentase Peningkatan Aktivitas Gurupada Siklus I dan II Siklus Pertemuan Persentase Kategori aktivitas

  I 1 56,25% Cukup 2 66,66% Baik

  II 1 85,41% Baik 2 93,75% Baik Sekali Dapat dilihat pada aktivitas guru, pada pertemuan 1 dengan jumlah skor nilai 27, persentase 56,25%, dengan kategori cukup. Hal ini disebabkan karena guru belum bisa mengkoordinir siswa dan jalannya proses pembelajaran. Guru juga belum bisa mengatur waktu dengan baik. Sedangkan pada pertemuan 2 siklus I aktivitas guru dengan jumlah 32, persentase 66,66% dengan kategori baik. Dan dapat diketahui pada pertemuan kedua aktivitas guru meningkat karena guru sudah mulai bisa mengkoordinir jalannya interaksi belajar sesuai dengan yang diharapkan.Pada siklus II pertemuan pertama 1 aktivitas guru baik yaitu dengan skor 41 dengan persentase 85,41%, dan pada pertemuan 2 aktivitas guru baik sekali dengan skor 45 dengan persentase 93,75%. Data aktivitas siswa diambil saat pembelajaran sedang berlangsung. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dilaksanakan dari pertemuan pertama siklus I sampai dengan pertemuan terakhir siklus II mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

  Tabel 6 Rata-rata Persentase Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan II

  Siklus Pertemuan Persentase Kategori aktivitas I 1 53,57% Cukup 2 67,85% Baik

  II 1 82,14% Baik 2 92,85% Amat Baik Aktivitas siswa semakin meningkat mulai dari pertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan pertama siklus I aktivitas siswa dengan rata-rata siswa adalah 53,57 % dengan kategori cukup. Hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran sedang berlangsung siswa masih bermain-main dan mengganggu teman-teman kelompok yang lain. Pada pertemuan kedua dengan rata-rata 67,85 % dengan kategori baik. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan guru.Dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Pada pertemuan pertama pada siklus II dengan rata-rata 82,14 % dengan kategori baik sekali, sedangkan pada pertemuan kedua siklus II dengan rata-rata 92,85 % dengan kategori baik sekali.

HASIL PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil analisis data siklus I dan Siklus II maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan beberapa hal :

  Hasil belajar Siswa

  Hasil belajar siswa dikatakan tuntas apabila setiap siswa mencapai KKM dengan nilai 70 maka siswa dikatakan tuntas. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai skor dasar, UH I dan UH II didapat data pada ulangan akhir siklus I terdapat 23 siswa yang nilainya meningkat dibandingkan dengan skor dasar siswa dan pada ulangan akhir siklus II terdapat 30 siswa yang nilainya meningkat dari siklus I. Dilihat dari peningkatan hasil belajar dari skor dasar ke UH I dan UH II mengalami peningkatan dimana dari rata-rata skor dasar sebesar 67,00 dikategorikan cukup, terjadi peningkatan sebesar 8,57 poin (12,79%) ke UH I, peningkatan ini karena diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada saat proses pembelajaran. Dan rata-rata dari UH I sebasar 75,57 dikategorikan baik sedangkan rata-rata dari UH II sebesar 81,57 terjadi peningkatan sebesar 6 pion (7,93%) , peningkatan ini terjadi karena adanya refleksi setiap pertemuan dan siswa mulai terbiasa belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga total rata-rata peningkatan menjadi 14,57poin. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

  Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Pada Skor Dasar,

  5

  7

  6.5

  6

  5.5

  7

  6

  9 Peningkatan Skor Dasar - UH I peningkatan UH I - UH II

  8

  7

  6

  4

  Siklus I, Siklus II

  3

  2

  1

  6

  8.57

  Aktivitas guru pada setiap pertemuan mengalami peningkatan.Untuk melihat peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II dengan materi penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya di kelas V SDN 151 kota Pekanbaru dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

   Pembahasan Aktivitas Guru

  Dapat dilihat pada setiap ulangan harian akhir siklus mengalami peningkatan mulai dari skor dasar ke UH I, kemudian dari UH I ke UH II juga mengalami peningkatan, dari skor dasar ke UH I mengalami peningkatan sebesar 6 poin dan UH I ke UH II mengalami peningkatan sebesar 7 poin.

  Gambar 2 Perbandingan Individu dan Ketuntasan Klasikal Berdasarkan Skor Dasar, Siklus I dan Siklus II

  Untuk melihat peningkatan ketuntasan belajar pada skor dasar, siklus I dan siklus II di kelas V SDN 151 kota Pekanbaru tahun palajaran 2012/2013 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

  Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

  7.5 Peningkatan ketuntasan skor dasar ke UH I peningkatan ketuntasan UH I ke UH II

  12

  10.41

  10

  8.34

  8

  6

  4

  2 Peningkatan Peningkatan Aktivitas Guru Akktivitas Guru pada siklus I pada siklus II

  Gambar 3 Peningkatan Aktivitas Guru SDN 151 Kota Pekanbaru Dengan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

  Perkembangan aktivitas guru mulai dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama aktivitas guru sebesar 56,25% dan pertemuan kedua 66,66% siklus I aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 10,41 pion, sedangkan pada pertemuan pertama85,41% dan kedua 93,75% pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 8,34 poin.

  Pembahasan Aktivitas Siswa

  Pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan disetiap pertemuan. Peningkatan aktivitas siswa pertemuan pertama (53,57%) dengan kategori cukup dan pertemuan kedua (67,85%) pada siklus I sebasar 14,28 poin, sedangkan pertemuan pertama, (82,14%) dan pertemuan kedua (92,85%) pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 10,71 poin.

  Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I dan II dengan materi penyesuaian diri hewan dan tumbuhan di kelas V SDN 151 kota Pekanbarudapat dilihat pada grafik di bawah ini :

  15

  14.28

  10.71

  10

  5 Peningkatan Peningkatan Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pada Siklus II

  Gambar 4 Peningkatan Aktivitas Siswa SDN 151 Kota Pekanbaru Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

  Berdasarkan kajian dan analisis data yang telah disajikan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa SDN 151 Kota Pekanbaru.

1. Peningkatan hasil belajar siswa dari skor dasar ke UH I sebesar 8,57 pion

  (12,79%) dan peningkatan hasil belajar dari UH I ke UH II sebesar 6 poin (7,93%) 2. Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari skor dasar ke UH I sebesar 6 poin dan peningkatan UH I ke UH II sebesar 7 poin

  3. Aktivitas guru meningkat dalam pembelajaran pada siklus I sebesar 10,40 poin dan pada siklus II sebesar 8,34 poin

  4. Aktivitas siswa meningkat dalam pembelajaran pada siklus I sebesar 14,28 poin dan pada siklus II sebesar 10,71 poin

5.2. Saran

  Berdasarkan simpulan dan hasil pembahasan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran antara lain :

  1. Bagi guru, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat di jadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran IPA di SDN 151 kota Pekanbaru.

  2. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas keberhasilan pengajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikanterutama pada pembelajaran IPA.

3. Bagi peneliti, model pembelajaran Kooperatif tipe STAD ini bisa dijadikan dasar untuk peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

  Anita lie. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo Aqib, Zainal dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK.

  Bandung: Yrama Widya Arikunto, S. dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta :

  Bumi Aksara Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Departemen

   Pendidikan Nasional Direktorat Jendera Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan

  Budi Ningsi, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung : CV. Yrama Widya Daud, Damanhuri. 2009. Model Pembelajaran Sain Di Sekolah Dasar. Pekanbaru

  : Cendikia Insani Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Harianto. 2004. Sain. Jakarta: Erlangga Herlina. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk

  Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 017 Baturijal Hulu

  Pekanbaru : Tidak Diterbitkan Kecamatan Peranap. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Bustaka Belajar Mulyasa . 2010. Penelitian tindakan kelas.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya PPPTK. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta.

  Purwanto, Ngalim. 2008. Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

  Samatoa, Usman. 2010.Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kerja

  Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo Persada Slavin. 1995. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.

  Slameto. 2003. Belajar dan Fakro-fakto yang Mempengaruhi. Jakarta. Rieneka Cipta

  Sudjana, N. 2009 . Penilaian Hasil Proses Balajar mengajar . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

  Supriono Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar Sulistyorini, Sri. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif IPA Sekolah Dasar.

  Yogyakarta: Tiara Wacana Samatoa, Usman. 2006 .Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar . Jakarta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif.Jakarta

  Perencana Media Group