MAKNA TABU-TABU PADA KAUM PEREMPUAN SUNDA (Studi Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka) - Raden Intan Repository

  

MAKNA TABU-TABU PADA KAUM PEREMPUAN SUNDA

(Studi Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas

dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S.Ag)

  

Oleh

ASYEH HASBULLAH

NPM. 1231020011

  

Program Studi: Studi Agama-Agama

FAKULTAS USHULUDDIN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1439 H /2017 M

  

MAKNA TABU-TABU PADA KAUM PEREMPUAN SUNDA

(Studi Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka)

  Dr. Idrus Ruslan, M.Ag

  Pembimbing I : Dr. Kiki Muhamad Hakiki, MA

  Pembimbing II :

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas

dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S.Ag)

  

Oleh

ASYEH HASBULLAH

NPM. 1231020011

  

Program Studi: Studi Agama-Agama

FAKULTAS USHULUDDIN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1439 H /2017 M

  

ABSTRAK

  Oleh Asyeh Hasbullah

  Skripsi ini mengkaji tentang berbagai jenis tabu perempuan Sunda khususnya desa Kodasari. Bagaimana perempuan Sunda mempercayai dan mempraktekkan tabu-tabu yang berkembang dan masih ditradisikan dari generasi ke generasi juga menjadi salah satu fokus penelitian ini, disamping juga akan menganalisa pesan, makna dan fungsi tabu bagi perempuan Sunda.

  Tabu atau pantangan merupakan suatu hal yang hampir selalu ada dalam setiap budaya masyarakat dimanapun, terutama budaya masyarakat primitif. Berbagai penelitian, terutama yang dilakukan oleh orang-orang Barat, menunjukan betapa tabu-tabu (pantangan-pantangan) hampir selalu muncul dalam berbagai aktifitas sosial keagamaan masyarakat. Dalam melakukan aktifitas social mereka, orang-orang primitif khususnya selalu memperhatikan apakah ada tabu berkaitan dengan aktifitas mereka untuk menghindari hal-hal yang mungkin dilarang dalam tabu yang ada dalam budaya mereka. Tabu ini dianggap bisa menjadi atau mengandung pesan-pesan moral bagi masyarakat yang meyakininya sehingga seringkali seseorang yang ingin melakukan sesuatu terpaksa membatalkannya ketika hal itu dianggap bertentangan atau dilarang dalam tabu yang mereka yakini.

  Penelitian ini mencoba menjawab beberapa topik permasalahan berikut ini: Apa sajakah macam-macam tabu bagi perempuan dalam masyarakat sunda di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka?; Apa makna dan fungsi tabu bagi kaum perempuan sunda di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka?

  Penelitian ini adalah penelitian ethografi yang bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan pendekatan antropologis dan fenomenologis. Etnografi, Menurut James P. Spradley, merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama etnografi ini adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli, sebagaimana dikemukakan oleh Bronislaw Malinowski, bahwa tujuan etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapat pandangannya mengenai dunianya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kajian pustaka, observasi, dan wawancara.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; Pertama, Pada masyarakat sunda dalam hal ini didaerah Kodasari Majalengka ada banyak sekali jenis tabu yang jika dikelompokkan menjadi; a). Tabu Untuk Gadis/Perawan, b). Tabu Untuk Perempuan Yang Sedang Mentruasi, c). Tabu Untuk Perempuan Yang Mau Menikah, d). Tabu Untuk Perempuan Hamil, e). Tabu Untuk Perempuan Yang Melahirkan, f). Tabu Untuk Perempuan Umum. Kedua, Beragam tabu yang ada pada masyarakat Kodasari, khususnya yang berkaitan dengan tabu perempuan Kodasari, jika dianalisis maknanya baik secara tekstual maupun kontekstual memiliki fungsi dan makna sebagai bentuk penjagaan moral dan prilaku, pemeliharaan identitas diri dan identitas sosial, memperkuat hubungan emosional, bentuk perlindungan sampai simbol kasih sayang dan cinta.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

  Mengenai transliterasi Arab-Latin ini digunakan sebagai pedoman Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 tahun 1987 dan Nomor 0543b/Tahun 1987, sebagai berikut:

  Huruf Arab Nama Huruf Keterangan Huruf Latin/transliterasi

  Alif Tidakdilambangkan Ba B Ta T

  Tsa Ts Jim J

  Ha H Kha Kh

  Dal D Dzal Dz

  Ra R Zai Z Sin S

  Syin Sy Shad Sh Dlad Dh

  Tha Th Zha Zh

  Komaterbalik

  Ain „

  Gain G Fa F

  Qaf Q Kaf K

  Lam L Mim M

  Nun N Ha H

  Wau W Ya Y

  Hamzah Apostrop ‟ Catatan:

  Vokal Tunggal

  TandaatauHarkat Nama Huruf Latin Nama Fat h ah A A Kasrah

  I I Dhammah U U

  Contoh = ka taba

  = dzuki ra

  VokalRangkap

  TandaatauHarkat Nama GabunganHuruf Nama

  • Fathahdaniya Ai Adan i
    • Kasrahdaniya Y Y Fathahdanwaw Au Adan u

  Contoh = k ai fa

  = islam y = h au la

  Maddah(VokalPanjang)

  Harkatdanhuru Nama Hurufdantand Nama f a

  • / Fathahdanalifatauy adangaris a (alifmagshurah) di atas
  • Kasrahdaniya Idangaris i di atas

  Dhammahdanwaw udangari u s di atas

  = qiila = qaala Contoh

  = yaquulu = rama

  Ta Marbuthah

  Thalhah Raudhah al-athfal

  Syaddah

  Ra bb ana Al - bi rr u Nu ima

  „„

  Kata Sandang

  Al- syamsu Al-qalamu

  Hamzah

  Ya‟khudzuna (hamzah di tengah) Al- na‟u (hamzah di akhir)

  Inna (hamzah di awaltanpaapostrop)

  1 SINGKATAN-SINGKATAN YANG DIGUNAKAN cet. Cetakan r.a. Radhiyallahu’anu/’anha Saw Shallallahu ‘alayh wa sallam Swt Subhânahu wa ta’ala

H. Tahun Hijriah M. Tahun Masehi. t.pn Tanpa penerbit w. Wafat t.tp. Tanpa tempat t.t. Tanpa tahun

  2

  1 M. Sidi Ritaudin, Muhammad Iqbal, Sudarman,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, (Bandar Lampung: IAIN Raden Intan Lampung, 2014) 2 Nasrudin Baidan,Wawasan Baru Ilmu Tafsir(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2011), h. xv

  

MOTO

  Melestarikan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik

  

PERSEMBAHAN

  Dengar penuh rasa syukur atas kekuasaan Allah SWT. Dengan semua pertolongan-Nya sehingga tercipta karya tulis ini. Maka peneliti mempersembahkan tulisan ini kepada:

  1. Kedua Orang Tua, Ibu Suhaeriyah dan Bapak Abdul Majid yang peneliti cintai dan banggakan, yang tiada hentinya dalam berdoa dan tiada lelah dalam berusaha untuk mendidik dan membesarkan peneliti dengan kesabaran dan selalu memotivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan study sampai sekarang ini. Semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan yang lebih baik dari dunia sampai akhirat.

  2. Keluarga besar, kaka dan adik-adiku tercinta Uub Qoribullah, Naji Jalaludin dan Muhammad Iqbal Husni Mubarok yang menantikan kesuksesanku.

  3. Rekan seperjuangan Jurusan Studi Agama-Agama angkatan 2012 dan rekan- rekan dari Jurusan AF, PPI dan TH angkatan 2012, terimakasih telah mengukir tawa setiap jumpa dalam kebersamaan selama ini.

  4. Kepala Desa Kodasari Bapak Sugianto yang telah memberikan izinnya kepada peneliti untuk melakukan penelitian di desa yang beliau pimpin.

  5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebut satu persatu.

  6. Almamater dan temen-temen seperjuangan mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung serta adik-adikku tercinta di Fakultas Ushulluddin, yang harus tetap semangat.

  

RIWAYAT HIDUP

  Peneliti dilahirkan, di Desa Kodasari 26-12-1992 Kecamatan Ligung , Kabupaten Majalengka dari pasangan Ibu Suhaeriyah dan Bapak Abdul Majid dari 4 bersaudara. Jenjang pendidikan pertama peneliti adalah Sekolah Dasar Negeri 1 Kodasari Ligung Majalengka tamat pada tahun 2005, kemudian peneliti melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negri Babakan Ciwaringin Cirebon, tamat pada tahun 2008, setelah itu peneliti melanjutkan studi ke Madrasah Aliyah Negri Babakan Ciwaringin Cirebon tamat pada tahun 2011, Pada tahun 2012, setelah itu peneliti di terima di Jurusan Perbandingan Agama yang sekarang berganti nama Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung melalui jalur mandiri Penerimaan Mahasiswa sampai saat ini.

  Bandar Lampung, Februari 2017 Penulis,

ASYEH HASBULLAH

  NPM.1231020011

KATA PENGANTAR

  Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkah kekuatan lahir dan batin kepada diri peneliti, sehingga setelah melalui proses yang cukup panjang, pada akhirnya sekripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan oleh Allah SWT kepada jungjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita jadikan contoh dan suri teladan dalam kehidupan sehari-hari.

  Skri psi yang berjudul “Makna Tabu-Tabu Pada Kaum Perempuan Sunda (Studi di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka)” yang dimaksud untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung dan merupakan sumbangan pemikiran serta dapat bermanfaat bagi pembaca dan almamater.

  Peneliti menyadari bahwa sekripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti sangat berterimakasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.

  Secara khusus, peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Mukri, M.A. selaku Rektor IAIN Raden Intan

  Lampung yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk menimba ilmu pengetahuan di kampus tercinta ini.

  2. Bapak Dr.H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuludddin IAN Raden Intan Lampung.

  3. Bapak Dr. Idrus Ruslan, M.Ag, selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Kiki MuhamadHakiki, MA., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan secara ikhlas dalam penyelesaian skripsi ini.

  4. Para Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan Ilmu Pengetahuannya kepada peneliti selama belajar di Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung, khususnya Jurusan Studi Agama- Agama.

  5. Kepala staf karyawan perpustakaan IAIN Raden Intan Lampung yang turut memberikan data-data berupa literature sebagai pelengkap dalam penulisan.

  6. Bapak Kepala Desa Kodasari beserta aparatnya, tokoh Agama dan tokoh Masyarakat serta masyarakat yang ada di Desa Kodasari yang telah memberikan bantuan dan keterangan serta hal-hal yang terkait dengan skripsi ini.

  7. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ushuluddin khususnya Jurusan Studi Agama-Agama.

  Akhirnya kepada Allah SWT. Peneliti berdo‟a semoga bantuan baik dari Bapak/Ibu dan rekan-rekan semua menjadi amal baik yang nantinya akan mendapat ganjaran pahala yang setimpal dari Allah SWT. Dan semoga karya ini bermanfaat bagi pembanca dan bagi peneliti khusunya. Aaamiiin…

  Bandar Lampung, Februari 2017 Penulis,

ASYEH HASBULLAH

  NPM.1231020011

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv PEDOMAN TRANSLITASI ......................................................................... v

PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................................. viii

MOTO ............................................................................................................. ix PERSEMBAHAN ........................................................................................... x RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ xi

KATA PENGANTAR .................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ................................................................ 1 B. Alasan Memilih Judul ....................................................... 2 C. Latar Belakang Penelitian ................................................ 3 D. Rumusan Masalah ............................................................. 9 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 9 F. Tinjauan Pustaka ............................................................... 10 G. Metode Penelitian .............................................................. 11

BAB II PENGERTIAN, MACAM-MACAM, MAKNA DAN FUNGSI

TABU A. Istilah Sunda ...................................................................... 19 B. Pengertian Tabu ................................................................. 24 C. Macam-macam Tabu ......................................................... 27 D. Makna dan Fungsi Tabu .................................................... 35 BAB III DESA KODASARI SEBAGAI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Desa Kodasari ....................................................... 43

  a. Desa Nunuk Sebagai Induk Desa Kodasari .................. 43

  b. Migrasi Penduduk Desa Kodasari ................................ 47

  B. Kodasari Sebagai Desa Mandiri ........................................ 49

  a. Kondisi Geografi Desa Kodasari ................................ 49

  b. Kondisi Demografi Desa Kodasari ............................ 50

  c. Kuwu Kodasari Dari Masa Ke Masa .......................... 51

BAB IV MAKNA TABU-TABU PADA KAUM PEREPUAN SUNDA A. Macam-macam Tabu Bagi Kaum Perempuan Sunda Di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

  …………………………………………………54

B. Makna Dan Fungsi Tabu Bagi Kaum Perempuan

  Sunda Di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka

  …………………………………….60

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 67 B. Saran .................................................................................. 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Table Halaman

  1. Uraian Penggunaan Lahan Desa Kodasari 49

  2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Kodasari 50

  3. Keadaan Penduduk Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan 51

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Surat tugas seminar

  2. Surat keputusan

  3. Surat izin reseacch dari Dekan

  4. Surat izin research dari Kesebangpol

  5. Surat izin dari Desa

  6. Data responden dan informan

  7. Surat konsultasi pembimbing

  8. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan interpretasi maupun makna

  yang terkandung di dalam judul proposal ini, maka peneliti akan menegaskan beberapa kata dan istilah yang dipergunakan dalam skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “MAKNA TABU-TABU PADA KAUM PEREMPUAN

  

SUNDA (Studi di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten

Majalengka)”

  Makna adalah pengertian dasar yang di berikan atau yang ada dalam suatu

  3

  hal. Makna didalam pelaksanaan penelitian ini adalah menjelaskan pengertian yang terkandung dalam tabu-tabu pada perempuan sunda.

  Sedangkan Tabu atau pantangan adalah suatu pelarangan sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan, atau orang yang dianggap tidak diinginkan oleh

  4

  suatu kelompok, budaya, atau masyarakat. Dengan demikian, bahasa tabu-tabu berarti larangan “melakukan tindakan” menyebut secara langsung bahasa tentang sesuatu. Bila ada tindakan penyebutan bahasa tentang sesuatu ini, maka akan berlaku sesuatu kurang menyenangkan terhadap apa yang mengucapkannya.

3 Peter Salim dan Yeny Salim, kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakatra: Modern

  English Press 1991), h. 916 4 Pengertia tabu-tabu padfa kaum perempuan sunda (on-line) tersedia di:

http://akhmadandikfirdaus.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-dan-teori-tabu_9812.html (07 maret

2016)

  5 Perempuan adalah jenis kelamin yang dibedakan dari laki-laki.

  Perempuan merupakan makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang karena perasaannya yang halus. Secara umum sifat perempuan yaitu keindahan, kelembutan serta rendah hati dan memelihara. Demikianlah gambaran perempuan yang sering terdengar di sekitar kita. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan pada tingkah lakunya, dan timbul juga perbedaan dalam hal kemampuan, selektif terhadap kegiatan‑kegiatan intensional

  6 yangbertujuan dan terarah dengan kodrat perempuan.

  Dalam penjelasan istilah-istilah diatas, yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah peneliti akan mengkaji tentang konsep tabu tentang pantangan- pantangan pada kaum perempuan dalam masyarakat Sunda, dan meneliti makna tabu dalam masyarakat Sunda dipandang dari kebudayaan di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

B. Alasan Memilih Judul

  Adapun alasan peneliti memilih judul Makna Tabu-Tabu Pada Kaum Perempuan Sunda Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka adalah sebagai berikut:

  1. Tabu merupakan salah satu bentuk kepercayaan masyarakat terhadap hal- hal yang mistik. Biasanya diwujudkan dengan bentuk larangan-larangan atau pantangan yang harus ditaati oleh masyarakat, jika dilihat dari 5 kacamata modern, tabu tersebut sepertinya menjadi hal yang mustahil dan 6 Peter Salim dan Yeny Salim, Op. Cit., h. 1713 Pengertian Perempuan (on-line) tersedia di:,

  (25 februari 2016) tidak masuk akal. Namun dalam faktanya tabu tersebut tetap berkembang dan diyakini sebagian masyarakat. Melihat hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengkaji lebih dalam mengenai hal tabu dalam masyarakat Sunda khususnya pantangan pada kaum perempuan Sunda di Desa Kodasri Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

  2. Peneliti memandang bahwa persoalan tabu dalam adat sunda ini khususnya pada perempuan sebagian besar meyakini adanya tabu. Dalam masyarakat Sunda di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka menganggap tradisi tabu ini sebagai aturan dalam melakukan segala sesuatu khususnya pada perempuan. Peneliti tertarik karena hal ini pernah dialami oleh masyarakat Sunda yang percaya akan hal tabu yang sudah turun-temurun menjadi adat kebiasan yang masih berkembang dimasyarakat. Sanksi hal tabu tersebut jika di langgar maka akan mengalami hal buruk yang datang dari ruh-ruh jahat.

  3. Peneliti merasa mampu untuk memperoleh data mengenai masalah tersebut, karena lokasi penelitian ini merupakan tempat tinggal peneliti sendiri. Sehingga akan memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

C. Latar Belakang Penelitian

  Kita tentu sudah sering mendengar kata masyarakat, baik dari orang lain maupun mendengar lewat media elektronik. Bahkan mungkin anda sendiri pernah dan mungkin sering menggunakan kata masyarakat. Berdasarkan ilmu etimologi yang mempelajari asal usul kata, istilah masyarakat ini merupakan istilah serapan dari bahasa Arab dan berasal dari kata musyarak yang berarti ikut berpartisipasi. Dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut dengan society. Yang berarti sekumpulan orang yang membentuk sebuah sistem dan terjadi komunikasi di dalamnya.

  Oleh karena itu bisa ditarik garis lurus bahwa pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial, saling berhubungan lalu membentuk kelompok lebih besar serta memiliki kesamaan budaya, identitas dan tinggal dalam satu wilayah. Masyarakat adalah kumpulan orang yang di dalamnya hidup bersama dalam waktu yang cukup lama.

  7 Jadi bukan hanya kumpulan atau kerumunan orang dalam waktu sesaat.

  Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu yang telah cukup lama, dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada tujuan yang sama. Dalam masyarakat tersebut manusia selalu memperoleh kecakapan, pengetahuan-pengetahuan baru. Memang kebudayaan tersebut bersifat komulatif.

  Dapat diibaratkan manusia adalah sumber kebudayaan. Manusia adalah sumber kebudayaan karena hubungan antara kebudayaan sangat erat sekali, jadi kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi

  8 masyarakat itu hanya dapat dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.

  Dengan melihat uraian di atas, ternyata manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat lagi dipisahkan dalam artinya yang utuh. Karena ketiga unsur inilah kehidupan makhluk sosial berlangsung. Masyarakat tidak dapat dipisahkan oleh manusia karena hanya 7 Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta:Kencana Prenada Media

  Group, 2012), h.84 8 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), h. 52

  manusia saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak.

  Sebaliknya manusia tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam berindak dan berfikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dari sebab itulah kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan dengan individu dengan masyarakat dan akhirnya dimana manusia hidup bermasyarakat disanalah ada kebudayaan.

  Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berfikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.

  Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakan-tindakan sosial. Kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, dan teknologi, semua itu

  9 berdasarkan pola-pola budaya.

  Masyarakat sunda (jawa barat) terkenal dengan bermacam-macam kebudayaannya, dilihat dari segi bahasa, perilaku masyarakat Sunda, adat istiadat, seni, dan masih banyak lagi keanekaragaman budaya masyarakat Sunda.

  Masyarakat Sunda terkenal dengan perilaku masyarakatnya yang ramah dan sopan. Masyarakat Sunda sangat mengutamakan perilaku yang sopan, ramah, serta selalu menggunakan tutur bahasa yang halus, dan ramah. Masyarakat Sunda menjujnjung tinggi asas kekeluargaan, terlihat dari segi bermasyarakat yang damai, suka bergotong royong.

  Sunda (jawa barat) memiliki alam yang subur, sehingga masyarakat Sunda banyak yang memiliki mata pencaharian sebagai petani. Kebudayaan Sunda 9 Deddy Mulyana dan Jalaludin Rahmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: Remaja

  Rosdakarya, 2006), h. 18 termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan terhadap budaya tulis.

  "Kegemilangan" kebudayaan Sunda di masa lalu, khususnya semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannya kemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan kebudayaan Sunda.

  Kebudayaan Sunda yang ideal pun kemudian sering dikaitkan sebagai kebudayaan raja-raja Sunda atau tokoh yang diidentikkan dengan raja Sunda.

  Dalam kaitan ini, jadilah sosok Prabu Siliwangi dijadikan sebagai tokoh panutan dan kebanggaan urang Sunda karena dimitoskan sebagai raja Sunda yang berhasil, sekaligus mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya Adat istiadat yang diwariskan leluhurnya pada masyarakat Sunda masih dipelihara dan dihormati. Dalam daur hidup manusia dikenal upacara

  • – upaara yang bersifat ritual adat seperti : upacara adat masa kehamilan sering disebut 7 bulanan atau Babarit, masa kelahiran, masa anak
  • – anak, perkawinan, kematian,

  10 dll.

  Setiap masyarakat memiliki serangkaian nilai dan norma. Apa yang disebut nilai adalah preferensi masyarakat atas yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang dapat diinginkan dan yang tidak dapat diinginkan. Sebagai bagian dari budaya, nilai mempengaruhi perilaku, emosi, dan pemikiran. 10 Masyarakat Sunda dan kebudayaannya

  (on-line) tersedia di:

( 22 Desember 2016) Nilai penting norma pun beragam. Norma yang terpenting adalah apa yang

  11 disebut sebagai “tabu”.

  Tabu atau pantangan merupakan suatu hal yang hampir selalu ada dalam setiap budaya masyarakat primitif. Berbagai penelitian, terutama yang di lakukan oleh orang-orang Barat, menunjukan betapa tabu-tabu (pantangan-pantangan)

  12 hampir selalu muncul dalam berbagai aktifitas sosial keagamaan masyarakat.

  Pamali alias pantangan-pantangan memang tak terlepas dari kebiasaan dan

  adat pada masyarakat Sunda. Apalagi, pantangan-pantangan dan pamali tersebut kebanyakan sudah dipercaya secara turun temurun sejak dulu kala. Tanpa ada hukum dan aturan yang baku mengenai hal tersebut, pamali dan pantangan terus dipegang teguh dan dipercayai oleh penduduk dari suku Sunda. Menarik memang, bahkan pamali sekecil apapun akan membuat orang Sunda merasa segan untuk

  13 melanggar.

  Pantangan atau tabu merupakan sesuatu yang diwariskan dari leluhur melalui orang tua, terus ke generasi-generasi yang akan datang.Orang yang menganut suatu pantangan, biasanya percaya bahwa bila pantangan itu dilanggar akan memberikan akibat kerugian yang dianggap sebagai suatu hukuman. Pada

11 Janu Murdianto, Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat, (Jakarta: Grafindo Media Pustaka, 2007), h. 20.

  12 Ayatullah Humaini dan Sulastri, Taboo-taboo Pada Perempuan Banten, (Kementrian Agama R.I, 2011), h. 1 13 Pengertian pamali pada kaum perempuan sunda (on-line) tersedia di: (25 oktober 2015) kenyataan hukuman ini tidak selalu terjadi bahkan sering tidak terjadi sama

  14 sekali.

  Begitu juga dalam masyarakat Sunda Desa Kodasari memiliki tabu-tabu, Hasil dari pra survey yang peneliti peroleh bahwa Tabu pada perempuan masyarakat Sunda khususnya di desa Kodasari tersebut dijalani karena alasan

  15

  takut dengan hal gaib. Jadi, tabu pada perempuan masyarakat sunda di desa tersebut masih ada, karna hal tersebut telah mengikuti ucapan nenek moyang turun-temurun, yang mana apabila dilanggar akan berdampak buruk.

  Tabu seputar perempuan tersebut telah beredar di masyarakat hingga sekarang. Tabu perempuan ini meliputi beberapa aspek dari tindak-tanduk ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian si perempuan. Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh masyarakat di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka. Beberapa tabu bahkan dipercaya sebagai amanat atau pesan dari nenek moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan.

  Jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, maupun dari segi aqidah, banyak tabu yang tidak rasional. Walaupun maksud dari nenek moyang mereka adalah baik, tetapi tidak semua dari nasehat dan pantangan perempuan yang diberikan itu benar secara medis maupun ilmiah. Berdasarkan hanya kepercayaan dari pada kenyataan.

  14 Afiyah Sri Harnany, Pengaruh Tabu Makanan, Tingkat Kecukupan Gizi, Konsumsi

Tablet Besi Dan Teh Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Kota Pekalongan, Tesis Pada

Program pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2006, h. 37. 15 Muhyiddin, salah seorang tokoh warga di desa Kodasari Kec. Ligung Kab. Majalengka, Wawancara Melalui Telpon, 21 November 2015.

  Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan masyarakat Sunda mengenai tabu pada kaum perempuan tersebut cenderung tidak rasional.

  Dari sinilah peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. Sesuai dengan perkembangan zaman seharusnya masyarakat secara umum, apalagi generasi sekarang telah banyak yang meninggalkan tradisi lama dan beralih ke tradisi yang lebih modern. Tetapi secara nyata masyarakat Sunda di desa Kodasari masih tetap konsisten dengan tradisi lamanya, yang menurut masyarakat modern itu sangat tidak masuk akal.

D. Rumusan Masalah

  Dari penjelasan di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

  1. Apa sajakah macam-macam tabu bagi perempuan dalam masyarakat Sunda di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka?

  2. Apa makna dan fungsi tabu bagi kaum perempuan Sunda di Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap langkah dan usaha dalam bentuk apapun mempunyai suatu tujuan, begitu pula dalam hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa permasalahan diatas yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui macam-macam tabu pada kaun perempuan Sunda pada masyarakat Desa Kodaari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui makna dan fungsi tabu-tabu pada kaum perempuan

  Sunda terhadap masyarakat Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

  Adapun beberapa kegunaan dari penelitian ini diantaranya ialah sebagai berikut:

  1. Menambah masukan dalam ilmu pengembangan wacana berfikir bagi peneliti, sebagai saran penerapan ilmu yang bersifat teori yang selama ini sudah dipelajari.

  2. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan subangsih pemikiran terhadap masyarakat yang diteliti, sehingga menambah khasanah keilmuan.

  3. Terjawabnya persoalan yang berkenaan mengenai makna tabu-tabu pada kaum perempuan Sunda pada masyarakat Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

F. Tinjauan Pustaka

  Sejauh pengetahuan peneliti, terdapat beberapa karya ilmiah yang memiliki tema serupa tentang Tabu-tabu yaitu:

1. Pemaknaan Pamali Dalam Masyarakat Sunda Di Desa Cibingbin,

  Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan, yang ditulis oleh Nurfaizah, dari Universitas Pendidikan Indonesia. Fokus kajian tersebut membandingkan representasi terhadap ujaran-ujaran pamali dalam masyarakat Sunda Desa Cibingbin-Kabupaten Kuningan menurut teori

  Pierce.

  2. Pengaruh Tabu Makanan, Tingkat Kecukupan Gizi, Konsumsi Tablet Besi, dan Teh Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Kota Pekalongan yang di tulis oleh Afiyah Sri Harnany Program pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2006. Fokus kajian tentang pengaruh tabu makanan terhadap ibu hamil

3. Makna tabu dalam kebudayaan jawa (Study Tentang Pantangan Pada

  Wanita Hamil Di Desa Argorejo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus) di tulis oleh Indri Lestanti, Jurusan Aqidah filsafat IAIN Raden intan Lampung. Fokus kajian terhadap tabu-tabu ibu hamil.

  Adapun penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada makna dan fungsi tabu-tabu bagi kaum perempuan Sunda bagi masyarakat Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

G. Metode Penelitian

  Setiap penelitian bertujuan untuk mengetahui dan ingin memahami terhadap suatu permasalahan, Oleh karena itu agar permasalahan tersebut dapat diteliti dan dikembangkan, maka perlu bagi seorang peneliti menggunakan metode yang tepat dalam melaksanakan penelitiannya, hal ini dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal sebagaimana yang diharapkan sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

  Ada beberapa hal yang perlu di jelaskan berkaitan dengan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, agar tidak menimbulkan kerancuan yaiu:

1. Jenis dan sifat penelitian

  a. Jenis penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) karena data yang dianggap utama adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dilapangan, sedangkan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini hanya merupakan pelengkap dari data yang sudah ada. Dalam hal ini peneliti menjadikan Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka sebagai objek penelitian, karena disana masih ada tabu-tabu bagi kaum perempuan yang masih dipertahankan.

  b. Sifat penelitian

  Sifat penelitian ini adalah deskriptif karena dalam penelitian deskriptif seorang peneliti hanya melukiskan keadaan subyek atau peristiwa tanpa untuk melakukan dan mengambil kesimpulan yang berlaku umum.

  Menurut Koentjaraningrat, penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan: “Menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk melakukan frekuensi adanya hubungan tertentu

  16

  antara suatu gejala dalam masyarakat.”

16 Koentjoningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1991), h.

  29

  Berdasarkan pengertian diatas maka penelitian deskriptif berarti melukiskan/menggambarkan tentang macam-macam, makna dan fungsi dari tabu- tabu pada masyarakat Desa Kodasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.

2. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder

  a. Data Primer

  Sumber data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

  17

  bersangkutan yang melakukannya. Data primer disebut juga data utama dalam suatu penelitian, digunakan sebagai data pokok yang diperoleh melalui hasil pengamatan langsung tehadap obyek yang diteliti. Dalam hal ini data di peroleh dengan mengadakan interview kepada kaum perempuan sebagai responden serta yang lainnya sebagai informan, dan data yang diperoleh melalui observasi.

  b. Data Sekunder

  Data sekunder adalah data yang sudah jadi atau dipublikasikan untuk umum oleh instansi atau lembaga yang mengumpulkan, mengolah dan

  18 menyajikan. Data sekunder disebut juga data tersedia.

  Dalam konteks ini, data sekunder dipergunakan untuk saling melengkapi, karena data yang ada di lapangan tidak akan sempurna apabila tidak ditunjang dengan data kepustakaan. Dengan mempergunakan kedua sumber data tersebut 17 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia

  Indonesia, 2002), h. 81 18 Ibid. h. 81

  maka data yang terhimpun dapat memberikan validitas dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

3. Metode Pengumpulan Data

  a. Observasi

  Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan

  19

  dalam penelitian kualitatif. Metode ini digunakan dengan cara pengumpulan bahan keterangan, yaitu dengan menggunakan pengamatan dan pencatatan secara

  20

  sistematis. Dalam hal ini peneliti mengamati dan mencatat terkait makna tabu- tabu pada kaum perempuan Sunda yang dilakukan oleh masyarakat Kodasari.

  Peneliti melakukan observasi non partisipan, karena disamping pengamatan dan pencatatan, juga dapat berkecimpung dalam masyarakat itu secara langsung, tetapi tidak ikut melaksanakan bersama mereka sehingga mudah untuk mengikuti dan memahami gejala yang ada.

  b. Interview

  Metode ini digunakan untuk mengetahui tentang pendapat dan keyakinan dari responden maupun informen. Sedangkan yang dimaksud dengan metode interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dikerjakan secara sistematis, dua orang atau lebih berdasarkan kepada tujuan penelitian. Pada umumnya dua orang lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu masing-masing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi

  21 secara wajar dan lancar. 19 20 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), h. 186 21 Koentjaraningrat, Op.Cit., h. 108 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseacrch, (Yogyakarta: YP. Fak.Psykologi UGM, 1984), Jilid II. h. 193

  Selanjutnya metode interview dapat digunakan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dengan metode lain. Dalam metode interview ada tiga bagian yaitu: 1) Inteview terpimpin.

  2) Interview tak terpimpin. 3) Interview bebas terpimpin

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan interview bebas terpimpin, karena untuk menghindari pembicaraan yang akan menyimpang dari permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, melakukan wawancara dengan beberapa perempuan yang ada di Desa Kodasari.

c. Dokumentasi

  Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan data dengan cara berdasarkan catatan dan mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, photo, notulen rapat, dan leger

  22 agenda.

  Dalam hal ini peneliti menggunakan metode dokomuntasi untuk memastikan sistem operasional. Dari data yang didapat kemudian diteliti isinya, diklasifikasikan menurut pola tertentu sebagai kriteria atau analisa untuk dapat dikuantifikasi dengan menghitung frekuensi atau intensitas fakta tertentu.

  Dokumentasi disini, terkait dengan dokumen yang diperoleh dari penelitian untuk memastikan ataupun menguatkan fakta tertentu, baik berupa gambar, maupun buku dan yang lainnya. 22 Koentjaraningrat, Op.Cit., h. 145

4. Metode pendekatan

  a. Pendekatan antropologis

  Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Antropologi. Dari aspek ini, bisa mengetahui mana yang menjadi doktrin, aturan atau ajaran agama, dan mana pula yang menjadi budaya sebagai buah penyikapan

  

23

  manusia terhadap agama atau doktrin itu. Pendekatan yang digunakan oleh para ahli antropologi dalam meneliti wacana keagamaan adalah pendekatan

  24 kebudayaan. Yaitu, melihat agama sebagai inti kebudayaan .

  Dengan pendekatan antropologi ini peneliti akan mencoba menggali semua kepercayaan masyarakat Sunda tentang hal tabu pada kaum perempuan supaya lebih terbuka untuk dikaji secara kritis dan dibawa kearah yang lebih baik.

  b. Pendekatan fenomenologis

  Fenomenologi berasal dari kata

  “Phaenein” yang berarti memperlihatkan

  dan

  “Pheineimenon” yang berarti sesuatu yang muncul terlihat, sehingga dapat

  diartikan “back to the things themselves” atau kembali pada benda itu sendiri. Menurut Harun Hadiwiyono, kata fenomena berarti “penampakan” seperti pilek,

  25 demam dan meriang yang menunjukkan fenomena penyakit.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi karena disesuaikan dengan bentuk penelitian yakni penelitian kualitatif. Dalam pendekatan

  23 Adeng Muchtar Ghazali, Antropologi Agama; Upaya Untuk Memahami Keragaman Kepercayaan, Keyakinan Dan Agama, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 2 24 Sayuti Ali, Metode Penelitian Agama (Pendekatan Teori Dan Praktek), (Jakarta: Raja

  Grafindo Persada, 2002), h. 73 25 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), h. 48 fenomenologi ini kita bisa melihat apa yang terjadi dimasyarakat yang akan diteliti.

  Dengan demikian pendekatan yang dilakukan peneliti pada kajian ini ialah melihat dan memahami makna Tabu-tabu pada kaum perempuan Sunda Desa Kodasari kemudian menyimpulkan dan mengungkapkan secara objektif.

5. Analisa Data

  Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, kemudian dilakukan klarifikasi, sebab tidak semua data dapat diterima kesemuannya, kemudian data tersebut disusun secara sistematis dan dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap analisa data. Ini merupakan tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap inilah data diolag dan dianalisa sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang diajukan dalam penelitian.

  Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif, yaitu dengan cara memperhatikan fakta-fakta di lapangan, kemudian dibandingkan dengan uraian-uraian yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan. Dan dari analisa ini akhirnya akan ditarik suatu kesimpulan dengan menggunakan metode induktif, yaitu mengambil kesimpulan dari uraian yang bersifat khusus,

  26 kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.

  6. Teknik Penarikan Kesimpulan

26 Sutrisno Hadi, Op.Cit., h. 42

  Kegiatan berikutnya yang penting adalah menarik kesimpulan. M. Iqbal Hasan menyarankan setelah melakukan analisis dan interpestasi, selanjutnya

  27

  peneliti membuat kesimpulan yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Dari hasil tersebut ditarik kesimpulan dengan metode deduktif yaitu dengan menganalisis suatu objek yang dijadikan sebuah penelitian yang masih bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Dari analisis dan kesimpulan tersebut maka akan terjawab pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini.

BAB II PENGERTIAN, MACAM-MACAM, MAKNA DAN FUNGSI TABU

27 M.Iqbal Hasan, pokok-pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta:Ghalia

  Indonesia), h. 30

Dokumen yang terkait

INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT BERAGAMA (Studi Pada Komunitas Wisma Yasa Manunggal di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 1 154

GAME ONLINE DAN RELIGIUSITAS REMAJA (Studi di Desa Tanjung Iman Kecamatan Blambangan Pagar Kabupaten Lampung Utara) - Raden Intan Repository

0 1 94

MAKNA KESEJAHTERAAN BAGI MASYARAKAT PEMULUNG (Studi Pada TPA Bakung Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 176

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA DESA PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN (Studi di Desa Binjai Ngagung Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 86

TINJAUAN FIQH SIYASAH TERHADAP KETERWAKILAN PEREMPUAN PADA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (Studi di Desa Sumber Jaya Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur) - Raden Intan Repository

0 1 101

PELAKSANAAN OTONOMI DESA MENURUT FIQIH SIYASAH (Studi di Desa Negeri Campang Jaya Kecamatan Sungkai Tengah Kabupaten Lampung Utara) - Raden Intan Repository

0 2 104

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - MAKNA GELAR ADAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi di Pekon Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat) - Raden Intan Repository

0 2 11

BAB II HAKIKAT GELAR ADAT LAMPUNG SAIBATIN - MAKNA GELAR ADAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi di Pekon Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat) - Raden Intan Repository

0 2 16

BAB IV MAKNA GELAR ADAT LAMPUNG SAIBATIN - MAKNA GELAR ADAT LAMPUNG SAIBATIN (Studi di Pekon Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat) - Raden Intan Repository

0 0 8

PENGARUH UPACARA NGABEN MASSAL PADA MASYARAKAT HINDU BALI TERHADAP INTEGRASI SOSIAL (Studi Kasus di Desa Sidorejo Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur) Skripsi - Raden Intan Repository

0 5 146