urgensi studi islam interdisipliner di e (1)

URGENSI STUDI ISLAM INTERDISIPLINER
di ERA DISRUPSI dan MILENNIAL
Oleh : Laili Safa’ah
Program Pascasarjana IAIN Salatiga
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Email : [email protected]
ABSTRAK
Islam adalah agama yang menjadi acuan dan pedoman hidup bagi setiap muslim di seluruh dunia,
dengan berbagai background alamiah, tradisi dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Islam pada
hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi
dari kehidupan manusia. Sumber ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek alqur’an dan hadis.
Persentuhan Islam dengan dinamika kehidupan masyarakat dalam berbagai lapisan dan dinamikanya
serta gerak progresif perubahan zaman telah membawa Islam untuk dan dipaksa terlibat dengan berbagai
isu kontemporer dinamika kehidupan, yang sangat boleh jadi, tidak terjadi dan karenanya tidak dikenal
pada masyarakat sebelumnya.
Studi Islam di era disrupsi dan millennium harus memperhatikan perkembangan dunia mutakhir ini.
Ada beberapa agenda yang perlu diselesaikan kaum Muslimin pada umumnya dan Indonesia pada
khususnya, supaya Islam mampu bersaing dengan dunia modern dan tampil sebagai alternatif bagi
dekadensi peradaban Barat. Studi Islam hendaknya dilakukan dengan jangkauan yang luas, yaitu
munculnya peradaban Islam.
Kata Kunci: Studi Islam Interdisipliner, Era Disrupsi, Era Milenial.

Pendahuluan
Al-qur’an sebagai sumber dasar dan as-sunah merupakan sumber operasionalnya. sedangkan al-ijtihad,
pada dasarnya adalah penggunaan segenap daya dan kemampuan akal dan intelektual manusia untuk
memahami, mengambil kebijaksanaan, serta menetapkan hukum terhadap masalah-masalah kehidupan
sosial budaya umat manusia yang timbul dalam lingkungan dan tempat serta zaman tertentu. Dengan ijtihad
tersebut menjadikan ajaran Islam berkembang secara terpadu dengan perkembangan budaya dan peradaban
umat Islam. Dapat pula dikatakan bahwa sistem ijtihad tersebut merupakan sumber dinamika dari ajaran
Islam.
Dengan berdasarkan ketiga sumber tersebut, yakni Al-qur’an sebagai sumber dasarnya, as-sunah/alhadist sebagai sumber operasionalnya, dan al-ijtihad sebagai sumber dinamikanya, maka ajaran Islam
mengalami pertumbuhan dan perkembangan sepanjang sejarahnya, sehingga mewujudkan dan membentuk
suatu sistem kebudayaan dan peradaban yang lengkap dan sempurna secara dinamis, yang meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia. Dalam naungan sistem dan lingkungan budaya serta peradaban Islam yang
demikian itulah maka manusia akan mendapatkan kehidupan yang demikian itulah maka manusia akan
1

mendapatkan kehidupan yang jaya, aman dan

ini.

sejahtera. Itulah kehidupan Islam yang universal


diselesaikan kaum Muslimin pada umumnya

dan

dan Indonesia pada khususnya, supaya Islam

dinamis

yang

dibawa

oleh

Nabi

Muhammada SAW.

Ada


beberapa

agenda

yang

perlu

mampu bersaing dengan dunia modern dan

Satu perkembangan menarik bagi studi

tampil

sebagai

alternatif

Islam


hendaknya

peradaban

gagasan bahwa peristiwa seperti kemunculan

dilakukan dengan jangkauan yang luas, yaitu

agama baru dapat dijelaskan sebagai suatu

munculnya peradaban Islam. Maka dari itu studi

peristiwa yang tergantung dengan peristiwa-

Islam merupakan usaha untuk mempercepat

peristiwa sebelumnya. Implikasinya adalah

kebangkitan umat Islam.

Sekarang

Studi

dekadensi

Islam ialah munculnya historirisme, suatu

penolakan atas orisinalitas mutlak terhadap

Barat.

bagi

komunisme

memang

tidak


fenomena sejarah yang dijelaskan. Implikasi

menjadi ancaman besar bagi Islam walaupun

lainnya adalah bahwa hanya kaum orientalis,

masih merupakan bahaya laten; namun ancaman

ahli bahasa arab yang mengkhususkan kajian

dari blok Barat sudah di depan mata dan sangat

teks-teks

sebagai

menakutkan karena Barat sudah tidak punya

memiliki keterampilan ilmiah untuk mengkaji


musuh lagi, yang selama ini sudi menolong bila

Islam. Sejarah Islam, agama, sains, seni, dan

kita mendapatkan ancaman dari blok Barat.

topik-topik lainnya menjadi domain yang

Contohnya ketika blok Barat tidak mau

hampir eksklusif milik orientalis daripada

membantu

sejarawan atau spesialis dalam bidang agama,

meninggalkan

sains, dan seni.


soekarno meminta bantuan kepada USSR dan

Islam,

yang

dianggap

Era kebangkitan Islam didengungkan kaum

berhasil.

kita

untuk

Irian

Dalam


memaksa

Jaya,

maka

konstalasi

Belanda
presiden
hubungan

muslimin pada abad ke-15 Hijrah, bersamaan

internasional yang pincang itu, Indonesia

dengan timbulnya kekhawatiran pihak Barat

dituntut


terhadap menyebarnya pengaruh Revolusi Islam

mengantisipasi setiap perubahan situasi dan

Iran tahun 1979 dibawah pimpinan Khomeini.

kondisi dalam peta politik dunia supaya tetap

Sejak saat itu iran menempatkan diri sebagai

eksis sebagai bangsa. Umat Islam harus

blok Islam untuk membedakan diri dengan dua

melakukan hal yang sama supaya Islam

blok yang telah ada, blok Barat dan blok Timur.

terlindung dari kontak zero-one game dengan


Memang suatu peradaban harus didukung oleh

peradaban Barat, dengan demikian nantinya

iptek dan ekonomi yang kuat.

Islam

Studi

Islam

di

era

millenium

harus

memperhatikan perkembangan dunia mutakhir

pandai-pandai

diharapkan

mampu

mensikapi

tampil

dan

sebagai

alternatif bagi dekadensi peradaban Barat bila
gerakan

Islam

berhasil

mengembangkan
2

pemikiran yang kreatif, inovatif, komprehensif,

penelitian filosofis2. Sehingga tidak ada batasan

terintegraatif, dan transformatif1.

terhadap

Studi ini bertujuan mengulas beberapa
aspek

Studi

Interdisipliner

dan

metode

dalam

penelitian studi Islam.

yang

Pendekatan Sejarah, Studi tentang agama-

perubahan

agama pada masa modern dan kontemporer

pengetahuan dan teknologi, perubahan terus

banyak mengambil manfaat dari perkembangan

terjadi secara berkelanjutan dan bahkan dengan

metodologi

kecepatan yang semakin meningkat. Sementara

humaniora. Pengaruh kedua disiplin keilmuan

itu, di negara maju terjadi perubahan yang amat

ini cukup besar bagi perkembangan studi

cepat dan bahkan telah mencapai keadaan

Agama dan khususnya Studi Islam.

diperkirakan

Islam

pendekatan

menyesuaikan

disruptif dan sudah mulai masuk ke Indonesia.

ilmu-ilmu

sosial

dan

Untuk itu, salah satu pendekatan dalam
ilmu humaniora, tepatnya ilmu sejarah telah dan

Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kepustakaan. Dengan mengkaji buku yang
berhubungan dengan studi Islam interdisipliner
dan urgensinya di era disrupsi dan milennial.
Penentuan metode di dasarkan pada tujuan
penelitian yang ingin mengetahui tentang studi
Islam Interdisipliner dan bagaimana ugenitas
Studi Islam Interdisipliner di era Disrupsi dan
era Milennial.

masih akan terus digunakan oleh para sarjana
Muslim dan Barat untuk mengkaji dimensi
historis dari Islam.
Pendekatan Sosiologis,

Kajian tentang

pengaruh stratifikasi sosial atas pengelompokan
sosial dan atas struktur pembentukan komunitas
keagamaan kini mendapat dukungan dari upayaupaya yang dilakukan oleh sejarawan dan ahli
hukum. Pendekatan sosiologis untuk mengkaji
kelompok keagamaan yang diorganisir secara
sistematis dan tipologis, sehingga melengkapi
penelitian sejarah dan psikologi.

Metodologi Islam
Jalaludin

dalam

Rahmat

mengatakan

Pendekatan

bahwa

Antropogi

dan

Etnografi,

agama dapat diteliti dengan menggunakan

dalam buku Zakiyudin Baidhawy, Eickel Man

berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang

menyatakan dalam konteks studi Islam dan

diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai

masyarakat muslim, karya-karya etnografi yang

dengan kerangka paradigmanya. Karena itu,

merupakan tipikal dari karya para antropoplogis

tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu

bertujuan untuk menunjukan bagaimana Islam

penelitian ilmu sosial, penelitian legalistik atau
2

1

Saefur Rochmat. Studi Islam di Indonesia Era
Millenium Ketiga. Millah Vol. II No.1. Agustus 2002

Taufik Abdullah dan M.Rusli Karim EE),
Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar.
EYogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta. 1990.
hlm. 92

3

telah di pribumikan3, bagaimana tradisi-tradisi

mengetahui dan memahami serta membahas

dominan dan lebih menonjol dipraktikan,

secara mendalam tentang seluk beluk atau hal-

diinstitusionalkan,

tumbuh

hal yang berhubungan dengan agama Islam,

bersama dan dikontestasikan dalam berbagai

baik yang berhubungan dengan ajaran, sejarah

kawasan

maupun praktik-praktik pelaksanaannya dalam

ditransmisikan,

sekaligus,

baik

di

lokasi-lokasi

pedesaan maupun perkotaan.

kehidupan

Pendekatan Fenomenologi, Fenomenologi

sehari-hari,

dalam

sepanjang

sejarah4.

agama adalah suatu metode kajian agama yang

Studi Islam mulai muncul pada abad ke-9

ditandai dengan upaya mencari struktur yang

di Irak, ketika ilmu-ilmu agama Islam mulai

menggarisbawahi data keagamaan yang dapat

memperoleh bentuknya dan berkembang di

diperbandingkan

dalam sekolah-sekolah hingga terbentuknya

sehingga tidak

menyalahi

pemahaman orang-orang beriman itu sendiri.

tradisi

Paralelitas antara berbagai tradisi keagamaan

pertengahan. Studi Islam bukan hanya berjalan

tidak muncul dari luar dinamika interaksi

di dalam peradaban Islam itu sendiri bahkan

historis,

juga menjadi fokus diskusi di negara-negara

namun

muncul

dari

keserupaan-

literer

di

kawasan

Arab

masa

Barat5.

keserupaan proses setruktual
Pendekatan Arkeologi, Studi Islam yang

Sebelum kemunculan Islam pada abad ke-

berkaitan dengan perkembangan Islam di

7, orang-orang Arab sudah dikenal oleh bangsa

berbagai kawasan juga berkembang. Kajian

Israel dan Yunani Kuno serta para pendiri

arkeolog ini akan memberikan jawaban atas apa

gereja. Pandangan orang-orang Eropa tentang

yang belum disentuh secara memadai oleh

Islam sepanjang masa pertengahan diambil dari

kalangan sejarawan dan antroplog.

konstruk Injili dan teologis. Mitologi, teologi
dan

Hasil dan bahasan
Istilah studi Islam atau dikenal dengan
sebutan Islamic Studies (dalam bahasa Inggris),
atau Dirasah Islamiyah (dalam bahasa Arab)
secara sederhana dikatakan sebagai sebuah
usaha untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan agama Islam. Studi Islam merupakan

3

usaha

sadar

dan

menyediakan

formulasi

utama tentang apa yang diketahui gereja

Perkembangan Studi Islam

bentuk

missionarisme

sistemis

untuk

Zakiyudin Baidhawy. Studi Islam
“Pendekatan dan Metode”. Yogyakarta: Insan
Madani. 2011.hlm 271.

mengenai Muslim sekaligus alasan-alasan bagi
perkembangan wacana resmi tentang Islam.
secara Mitologis, Islam dipandang sebagai
orang

Arab,

Sarasen,

yang

merupakan

keturunan Ibrahim melalaui Siti Hajar dan
putranya Ismail.
4

Ghazali Ahmad dede dan Gunawan heri.
STUDI ISLAM suatu pengantar dengan
pendekatan Interdisipliner. Bandung: PT
Rosdakarya. 2015.
5
op.cit. hlm 39.

4

Richard C. Martin dengan gamblang

menyerang peradaban Islam, yang membentuk

menjelaskan fase-fase perkembangan Studi

batas-batas di sebelah selatan dan timur dari

Islam, antara lain sebagai berikut6:

kerajaan kristen Barat. Pada masa ini, Peter

Fase pertama (800-1100), masa dimana

Agung membentuk komisi penerjemah dan

banyak bermunculan polemik teologis antara

penafsiran teks-teks Islam berbahasa Arab.

Muslim, Kristen dan Yahudi. Polemik teologis

Banyak

sering terjadi dalam ruang publik atau dalam

Muhammad sebagai dewa bagi kaum Muslim,

audiensi Khalifah atau pejabat resmi negara,

penyuka perempuan, penipu, orang kristen yang

yang dilakukan oleh para mutakallimun. Kaum

murtad, ahli ilmu sihir, dan seterusnya. Korpus

Yahudi dan Kristen sebagai kelompok atau ahlu

Cluny

zimmi berpartisipasi dalam ritual-ritual sosial

kesarjanaan Barat tentang Islam. Peter juga

diskur-sus dan perdebatan publik dengan kaum

memerintahkan

muslim. Ini semua membutuhkan banyak

menerjemahkan Al-qur’an, hadis, dan sirah

pengetahuan

muhammad, serta teks-teks Arab lainnya.

tentang

ajaran-ajaran

Islam,

karya

dikenal

mereka

yang

sebagai
para

memahami

permulaan
penerjemah

untuk

dengan tujuan hanya untuk menolak ajaran

Serangan-serangan

tersebut.

kenabian Muhammad, Al-qur’an dan jihad

Selama empat abad kemudian hingga awal
Perang Salib, orang-orang Eropa hidup dalam

mereka

kanon

ditujukan

pada

sebagai topik utama kesarjanaan kristen pada
masa pertengahan.

kebodohan tentang agama dan penduduk yang

Akhir abad 12 koleksi karya Ibnu Sina

hidup bersebelah dengan mereka di Spanyol.

muncul dan beredar di Eropa. Sejalan dengan

Suku-suku jerman, orang Slavia, Magyar, dan

hal tersebut para sarjana Eropa mulai melihat

gerakan-gerakan bidah seperti Manicheanisme,

dunia Muslim saat itu sebagai peradaban kaum

melihat Islam sebagai salah satu musuh yang

terpelajar dan filosof, sangat berlawanan dengan

mengancam kerajaan kristen. Sejak awal perang

pandangan negatif tentang Muhammad dan

salib hingga abad ke-11, nama Muhammad

praktik-praktik keagamaan Islam. keberhasilan

dikenal negatif di kalangan Eropa.

militer dan diplomasi Salahudin Al Ayyubi

Fase Perang Salib dan Kesarjanaan
Cluny (1100-1500). Studi Islam untuk tujuan-

(1138-1193) terkenal dalam legenda Eropa.
Fase Reformasi

(1500-1650), sejalan

tujuan misionaris mulai abad ke-12 pada masa

dengan Eropa memasuki periode perubahan

Peter Agung (1094-1156), seorang Biarawan

keagamaan, politik dan intelektual pada abad

Cluny di Prancis. Para pasukan salib dan rahib-

ke-16, pengetahuan dan studi Islam juga

rahib yang menerjemahkan Al-qur’an dan teks-

terpengaruh, pada masa ini kaum reformis

teks Islam berperan sebagai pihak-pihak yang

memandang Sarasen Turki bersama-sama gereja

6

loc.cit 40-46

5

Roma

sebagai

Bibliande

menyaksikan upaya-upaya untuk membangun

menganggap Muhammad sebagai kepala dan

sains tentang studi agama. Karakteristik studi

Islam

Kaum

Agama ini tergantung pada filologi sebagai

protestan membandingkan Roma dan Islam,

metode utama dalam memahami peradaban lain,

melihat Islam sebagai Bidah, bukan sebagai

peradan kuno utamanya. Islam dapat dan harus

agama lain yang mempunyai haknya sendiri.

dikaji sebagai agama menurut karakternya

Jadi, patut dicatat bahwa kaum reformis telah

sendiri menjadi mungkin dilakukan oleh sains

menghasilkan kesarjanaan tentang Islam yang

filologi.

sebagai

anti
tubuh

kristus.
anti

kristus.

tidak berbeda dengan sebelumnya. Pada abad

Derasnya arus informasi dan komunikasi

ke-16, edisi-edisi Al-qur’an dan teks-teks Islam

serta modernisasi dan westernisasi tentunya

lainnya yang diterbitkan di Eropa cenderung

tidak ada yang dapat membendung karena hal

mengikuti korpus Cluny pada empat abad

itu pasti terjadi. Maka disini letak urgensitasnya,

sebelumnya.

mempelajari agama Islam lebih jauh sebagai

Fase Penemuan dan Pencerahan (1650-

benteng

dan filterisasi

dalam

penerimaan

1900). Kesarjanaan Eropa yang baru dan

informasi yang bersumber dari dunia Barat

orisinal tentang Islam berkembang pada akhir

tersebut. Tentunya dalam rangka Tabayyun atau

abad ke-16 dan 17 krena beberapa alasan.

kroscek, meluruskan dan Islamisasi7.

Pertama, realitas politik baru agresi ottoman.
Faktor

lain

kesadaran

yang
Eropa

mendorong
tentang

bangkitnya
adalah

Pendekatan Interdisipliner adalah kajian

tumbuhnya pelayaran dan ekspansi perdagangan

dengan menggunakan sejumlah pendekatan

melampaui Mediterania. Ekspansi pasar dan

sudut pandang (perspektif)8. Pendekatan ini

militer merupakan awal dari kolonialisme dan

muncul sebagai bentuk dari tuntutan modernitas

imperialisme.

pakta-pakta

dan globalisasi dalam mengkaji Islam yang

dengan negara Muslim, disisi lain, alasan Eropa

saintifik dan secara serius melibatkan berbagai

mempelajari Islam tidak lain adalah untuk

tempat. Pendekatan monodisiplin menekankan

membatasi perdebatan teologis seputar Al-

pada pengajaran Islam sebagai doktrin. Kajian

qur’an, nabi, dan penaklukan Muslim awal.

Islam Normatif

Eropa

Pembahasan

Islam

Studi Islam Interdisipliner

membuat

sebagai

panjang dari tradisi keilmuan Islam klasik.

telah

Kerangka studi demikian digunakan diberbagai

memberikan pengaruh atas studi-studi agama

belahan dunia Islam, khususnya di Mesir, Arab

makhluk

tentang

beragama

manusia

tersebut merupakan bagian

secara

naluriah

dan atas studi Islam. Hampir seluruh masa
pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20

7

Op.cit hlm13
Thahir
Lukaman
S.
Interdisipliner.
Yogyakarta:
Yogyakarta. 2004. hlm. 4.
8

Studi
Islam
CV.
Oalam.

6

Saudi, Pakistan, Afganistan dan menjadi model

Wilfred Cantwell Smith menyatakan bahwa

kajian dominan di masyarakat muslim di

:”..The first observation is that of all the world

seluruh dunia. Kajian Islam secara normatif

is religious traditions the Islamic would seem to

dalam pemikiran Islam diantaranya: Ilmu Fiqh,

be the one with a built-in name. The word

Usul Fiqh, Hadist, Tafsir, dan lain sebagainya.

“Islam” occurs in the qur’an it self, and

Paradigma yang bekerja dalam kajian
normatif

muslims are insistents on using this term to

sebagaimana diungkapkan oleh

does ignate their sistem of faith. In contrast to

Muhammad Abed al-Jabiri adalah paradigma

what has happened with other religious

bayani. Paradigma bayani adlah studi dan

communities…”

pemikiran

pertama

yang

mengutamakan

berbasis
proses

pada
berfikir

teks

dan

deduktif,

ialah

maksudnya:…
bahwa

dari

pengamatan

semua

tradisi

keagamaan di dunia, tradisi Islam akan nampak

analogis, qiyas. Tumpuan utama paradigma ini

sebagai

satu-satunya

adalah memahami teks melalui kaidah bahasa,

(terpasang tetap)10.

nama

yang

built-in

yang kemudian menghadirkan kajian ushul fiqh

Nabi Muhammad SAW. telah membakukan

klasik, sebagaimana diletakkan dasar-dasarnya

ajaran agama Islam (Dienul Islam) secara

oleh Imam Syafi’i. Meskipun tetap diperlukan

sempurna, sehingga akan terjamin otentisitas

paradigma bayani yang normatif

memiliki

dan sekaligus perkembangannya sesuai dengan

kelemahan.

memiliki

tuntutan perkembangan zaman dan tempat.

pijakan

Pertama,

realitas

kurangnya

dan

Sistem pembakuan ajaran islam tersebut adalah

menimbulkan

sebagai berikut: 1) membukukan secara otentik

kesenjangan antara teori dan praktek. Kedua,

sumber dasar, pokok-pokok dan prinsip-prinsip

kurang mampu mengapresiasi perkembangan

ajaran Islam sebagai wahyu dari Allah yang

keilmuan yang berlangsung dengan cepat.

tertuang dalam Al-qur’an, 2) memberikan

Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora

penjelasan, contoh dan teladan pelaksanaan

belum lagi sains dan teknologi akan sulit

ajaran

direspon oleh paradigma tersebut. Akibatnya

kehidupan

kajian Islam akan stagnan karena tidak mau

kemudian dikenal dengan sebutan al-sunah/al-

beranjak dari posisi yang mapan berabad-abad

hadis, 3) memberikan cara atau metode untuk

yang lalu9.

mengembangkan ajaran Islam secara terpadu

antropologis

historis,
sehingga

sosiologi

Potensi Islam dalam menajawab tantangan
Zaman
9

M. Amin Abdullah Islam dalam Berbagai
Pembacaan Konsep Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Belajar 2009. Hlm 6-7.

Islam

secara

sosial

operasional,

budaya

umatnya,

dalam
yang

dalam kehidupan sosial budaya umat manusia
sepanjang

sejarah

dengan

sistem

Ijtihad.

10

Muhaimin Tadjab dan Abd Mudjib. DimensiDimensi Islam.Surabaya: Karya Abditama 1994.
hlm. 71

7

Dengan sistem

pembakuan tersebut, maka

perbedaan pemahaman oleh masyarakat sesuai

ajaran Islam akan tetap bersifat otentik,

dengan setting yang mereka hadapi. Begitu pun

sempurna dan bersifat dinamis, yakni sesuai

Islam yang dipahami oleh generasi Abad

dengan tuntutan perkembangan zaman dan

Pertengahan maupun Abad modern.

tempat11.

Atas

Dalam rangka memahami Islam, dapat
dilakukan

melalui

adalah

sangat

urgen

diperolehnya pemahaman Islam secara utuh dan
tidak distortif, dengan argumentasinya bahwa

mempelajari teks-teks suci Al-qur’an yang

realitas perbedaan di atas jika tidak tepat terhadap

merupakan output ilmiah dan literer yang

Islam

dikenal dengan Islam. Kedua, mempelajari

bidimensionalitas, yaitu dimensi normatif dan

dinamika historis yang menjadi perwujudan dan

dimensi historis. Dalam kaitan ini, memahami

ide-ide

permulaan

ide-ide Islam yang ada dalam Al-Qur’an ini,

diturukannya misi Islam tersebut, terutama masa

memahami ide-ide Islam yang ada dalam Al-

Nabi Muhammad SAW, hingga masa akhir-

Qur’an penting sekali untuk dilakukan, dengan

akhir ini.

argumentasi bahwa ide-ide dalam kitab suci

mulai

metode.

itu,

Pertama,

Islam,

dua

dasar

dari

Studi Islam Era Disrupsi dan Era Milennial
Disrupsi merupakan perubahan yang sangat
mendasar sebagaimana telah terjadi di berbagai
industri, seperti musik, surat menyurat, media
cetak, dan transportasi publik, seperti taksi, grab,
go-jek, dll12.
Berdasarkan perkembangan yang semakin
cepat akan sangat sulit untuk mengontrol
perkembangan
psikomotorik

aspek

kognitif,

anak-anak.

Islam

afektif,

dan

yang

telah

mengalami proses dialogis dengan masyarakat,
tidak

dapat

dihindarkan

dari

munculnya

keragaman aktualisasi. Keragaman itu muncul
karena persoalan ruang (space) dan waktu (time).
Perbedaan

ruang

dan

waktu,

melahirkan

sebagai

agama

yang

memiliki

tersebut merupakan fondasi normatif dari ajaran
Islam.
Al-qur’an menegaskan landasan moral bagi
gagasan dan praktik-praktik, seperti ekonomi,
politik, dan sosial dalam kehidupan manusia
Muslim. Meskipun Al-qur’an meliputi ide-ide
normatif Islam, teks-teksnya diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW tidak hanya dalam
bentuk

idenya

semata,

melainkan

juga

disampaikan secara verbal (verbeally reveald).13
Dengan keberadaan Al-Qur’an yang meliputi
ide moral normatif

dan disampaikan dengan

medium verbal, maka studi Islam menemukan
momentum urgensi dan signifikasinya untuk
selalu dilakukan dalam frame memahami Islam
dengan mastery in context dengan persoalan-

11

Ibid. hlm. 84-85
12
Mayling Oey-Gardiner dkk. ERA DISRUPSI
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi
Indonesia. Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan
Indonesia. 2017. hlm. 2

13

Fazlur Rahman Islam: EChicago: The
University of Chicago Press 1981,. hlm. 30-31

8

persoalan

yang

dihadapi

masyarakat

pada

masanya masing-masing.14
Perkembangan zaman yang cepat dibarengi

Islam dan radikalisme, secara substansial,
Islam tidak mengajarkan perilaku keras. Wa ma
arsalnaka illa rahmatan lil alamin, sangat tegas

dengan teknologi dan sains yang luar biasa,

dinyatakan

dalam

cukup menimbulkan isu-isu yang terkait dengan

berbagai faktor kekerasan telah menjadi perilaku

dinamika Islam dalam konteks relasinya dengan

umat

dunia masa kini. Seperti isu Islam Liberal, Islam

muncul labeling Islam radikal, Islam revivalis dll.

dan Pluralisme,Islam dan Radikalisme, Islam dan

Secara teologis, Islam radikal memandang bahwa

HAM, Islam dan Gender.

“umat Islam telah menyimpang dari ajaran Islam

beragama,

Al-Qur’an.
termasuk

Akan

Islam,

tetapi,

sehingga

Islam Liberal, gagasan yang dapat dijadikan

yang murni”, karena itu praktik keagamaan

tolak ukur bahwa sebuah pemikiran Islam dapat

mereka harus dikembalikan kepada tradisi dan

disebut liberal yaitu: melawan teokrasi yaitu ide-

ajaran salaf. secara sosiologis kelompok ini selalu

ide yang ingin mendirikan Negara Islam.

menyerukan pemberlakuan syariat Islam, yang

membela hak-hak perempuan, membela hak-hak

menurut

non muslim, membela kebebasan berpikir dan

menjamin keselamatan umat Islam.

kebebasan membela gagasan kemajuan. Gagasan

kelompok

Multikulturalisme,
sebuah

ini

akan

secara
konsep

mengayomi,
epistimologis

Islam liberal berusaha memadukan Islam dengan

merupakan

dimana

sebuah

situasi modernitas sebagai sesuatu yang tidak

komunitas dalam konteks kebangsaan dapat

dapat dielakan, sehingga Islam tetap mampu

mengakui keberagaman, kemajemukan budaya

menjawab perubahan sosial yang secara terus-

dan perbedaan, baik ras, suku, etnis maupun

menerus terjadi. Islam harus tetap menjadi

agama. Dengan kata lain, sebuah konsep yang

pengawal menuju realitas kesejarahan yang

memberikan pemahaman bahwa sebuah bangsa

hakiki di tengah pergolakan situasi modernitas

yang prular dan majemuk adalah bangsa yang

dan era globalisasi.15

dipenuhi oleh budaya-budaya yang beragam.

Islam Pluralisme, Wacana tentang Pluralisme

Multikulturalisme menghadapi tantangan dan

dan dialog merupakan wacana emansipatoris dan

ancaman yang sangat beragam. Jika ditingkat

liberatif. Islam tidak hanya menerima pluralism

Negara-bangsa- atau nasional, multikulturalisme

(agama), tetapi juga menganggap sebagai sentral

diperlukan untuk mengelola identitas etnik dan

dalam sistem kepercayaan Islam. Hubungan

kultural yang beragam tersebut, maka ditingkat

Islam dan pluralism terletak pada semangat

global kecenderungan sebaliknya justru sedang

humanitas dan universal Islam.

terjadi ancaman monokuluralitas. Globalisasi

14

Edi Susanto. Dimensi Studi Islam
Kontemporer. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
2016. hlm.7-9.
15
Ibid. hlm.139-140

menghasilkan kecenderungan monokuluralitas
yang terutama didorong oleh proses-proses dan
9

praktik-praktik material-rasional yang dibawa

merupakan usaha Islamisasi konsep civil society

oleh

melalui projecting back theory.16

ekonomi

penduduk.

pasar

global

Dunia

dan

selalu

imigrasi

mengalami

Peradabanlah yang harus dikedepankan untuk

perkembangan dan perubahan. Walaupun diatas

mengatur kehidupan manusia di dunia dan

permuakaan teknologi informasi tampak secara

bukannya agama karena kenyataan historis bahwa

damai mendorong terjadinya pertukaran budaya

suatu agama tidak dianut oleh semua orang

(cultural exchange).

dinunia. Hal tersebut telah ditunjukan Nabi

Secara normatif, teologis, dan historis, Islam
telah

menunjukan

dengan

piagam Madinah. Peradaban merupakan upaya

Multikulturalisme, dan mengedepankan nilai-

pemikiran kreatif manusia untuk mengatur tata

nilai

muslim

kehidupan antar umat dari berbagai bangsa dan

Indonesia terdapat kemajemukan dan keragaman.

agama. Pemikiran kreatif tersebut bila didukung

Hal ini disebabkan oleh pandangan hidup mereka

penguasaan iptek maka akan menciptakan suatu

dan ideology mereka, dan juga letak geografisnya

peradaban besar.

universal.

juga

turut

relevansinya

Muhammad SAW yang menjadi arsitek dalam

Dalam

terjadinya

Sekarang ini peradaban Baratlah yang sedang

kemajemukan dan keragaman. Islam tidak hanya

menjadi komando dalam tata pergaulan dunia

menyatukan masyarakat muslim secara khusus,

karena memenuhi persyaratan berupa kehidupan

namun juga masyarakat umum melalui nilai-nilai

lahiriah yang maju dan kemajuan itu cukup

yang dikandungnya baik ekplisit mapun implisit.

menonjol

Jadi,

masyarakat

pada

menjadi

masyarakat

dasarnya

faktor

Islam

dengan

segala

dibandingkan
lain

yang

dengan
ada

kehidupan

disekelilingnya.

aspeknya, baik historis, ideologis, normatif ,-

Perkembangan dan kemajuan peradaban umat

teologis, dan lainnya, terdapat relasi dan relevansi

umat manusia menuntut kualitas ulama’ yang

dengan gagasan Multikulturalisme.

mampu mengembangkan cara berpikir yang

Masyarakat madani merupakan salah satu
jawaban

mengahadapi

dan

yang makro, yang meliputi aspek ajaran yang

Milennial. Suatu Istilah yang diambil dari

doktriner dan yang sosial historis. Jalannya harus

perbendaharaan sejarah umat Islam, yaitu suatu

mengubah

masyarakat

nabi

membaca kitab (pendekatan doktriner) menjadi

Muhammad SAW di Madinah. Suatu masyarakat

studi dan mengadakan penelitian penelitian

religio

era

politik

Disrupsi

akademis sehingga menghasilkan wawasan Islam

bentukan

cara

berpikir,

dari

pendekatan

yang memiliki ciri-ciri seperti halnya masyarakat
sipil dalam pengertian modern, yaitu adanya
pluralism, toleransi. Demokrasi dan HAM.
Dengan demikian konsep masyarakat madani

16

Thoha Hamim. Islam dan Society
(Masyarakat Madani): Tinjauan tentang prinsip
Human Rights, Pluralism dan Religious Tolerance.
)lam Ismail SM dan Abdullah Mukti Pendidikan
Islam )emokratisasi dan Masyarakat Madani
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2000. hlm. 115.

10

melalui banyak pendekatan atau pendekatan
Interdisipliner.
Penutup
Peradaban Islam akan maju jika nilai-nilai
normatif agama dapat diselaraskan dengan
realitas kebudayaan (tradisi) dan politik. Hal
tersebut prasyarat bagi pengembangan iptek,
sebagai alat untuk mewujudkan aspek salvation
(keselamatan) di duniawi ini yang dipandang
sebagai penjamin bahwa agama tersebut di
akhirat

akan

mendapat

ridla

dari

Allah.

Majunya peradaban Indonesia memiliki makna
ganda, yaitu berarti suksesnya kebangkitan
agama dan sekaligus menjadikan agama sebagai
alternatif bagi gejala dekadensi peradaban Barat
Sekarang adalah saat yang penting untuk
menerapkan dan menguji banyak gagasan,
pendekatan dan metode serta menunjukan
bahwa Islam adalah fenomena yang sangat
dan

kaya.

Studi

Islam

adalah

tantangan bagi pikiran manusia, tantangan
sekaligus

balasan

yang

setimpal

dengan

kesulitannya. Islam dalam sejarah akan berubah
dan terus berubah
Perubahan

ini

dengan kecepatan tinggi.

mempunyai

dua

Abdullah Taufik dan M.Rusli Karim (ED), 1990.
Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar.
(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta.
Djunaedi. Tantangan dan Problematika Pendidikan
Islam di Era Globalisasi. JPI FIAI Tarbiyah Volume VIII
Tahun VI Juni 2003.
Baidhawy
Zakiyudin.
2011.
Studi
Islam
“Pendekatan dan Metode”. Yogyakarta: Insan Madani.
Ghazali Ahmad dede dan Gunawan heri. 2015.
STUDI ISLAM suatu pengantar dengan pendekatan
Interdisipliner. Bandung: PT Rosdakarya
Hamim Thoha. 2000. Islam dan Society
(Masyarakat Madani): Tinjauan tentang prinsip Human
Rights, Pluralism dan Religious Tolerance. Dlam Ismail
SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam,
Demokratisasi dan Masyarakat Madani, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lukaman S Thahir. 2004. Studi Islam
Interdisipliner. Yogyakarta: CV. Oalam. Yogyakarta.

yang sekularistik dan rasionalistik.

kompleks

Abdullah M. Amin. 2009. Islam dalam Berbagai
Pembacaan Konsep Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

dimensi

Muhaimin, Tadjab dan Abd Mudjib. 1994.
Dimensi-Dimensi Islam.Surabaya: Karya Abditama.
Martin Richard C. 2002. Pendekatan Kajian Islam
dalam Studi Islam. Surakarta: Muhammadiyah
University Press.
Mayling Oey-Gardiner dkk. 2017. ERA DISRUPSI
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia.
Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Rahman Fazlur, 1981. Islam:, (Chicago: The
University of Chicago Press.
Rochmat Saefur. Studi Islam di Indonesia Era
Millenium Ketiga. Millah Vol. II No.1. Agustus 2002.

perubahan tradisi kecil dan perubahan tradisi
agung “besar”. Ditandai sebagai ortodoksifikasi
dan modernisasi.

Susanto Edi. 2016. Dimensi Studi Islam
Kontemporer. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.

DAFTAR PUSTAKA
11