urgensi studi islam interdisipliner di e (1)
URGENSI STUDI ISLAM INTERDISIPLINER
di ERA DISRUPSI dan MILENNIAL
Oleh : Laili Safa’ah
Program Pascasarjana IAIN Salatiga
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Email : [email protected]
ABSTRAK
Islam adalah agama yang menjadi acuan dan pedoman hidup bagi setiap muslim di seluruh dunia,
dengan berbagai background alamiah, tradisi dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Islam pada
hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi
dari kehidupan manusia. Sumber ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek alqur’an dan hadis.
Persentuhan Islam dengan dinamika kehidupan masyarakat dalam berbagai lapisan dan dinamikanya
serta gerak progresif perubahan zaman telah membawa Islam untuk dan dipaksa terlibat dengan berbagai
isu kontemporer dinamika kehidupan, yang sangat boleh jadi, tidak terjadi dan karenanya tidak dikenal
pada masyarakat sebelumnya.
Studi Islam di era disrupsi dan millennium harus memperhatikan perkembangan dunia mutakhir ini.
Ada beberapa agenda yang perlu diselesaikan kaum Muslimin pada umumnya dan Indonesia pada
khususnya, supaya Islam mampu bersaing dengan dunia modern dan tampil sebagai alternatif bagi
dekadensi peradaban Barat. Studi Islam hendaknya dilakukan dengan jangkauan yang luas, yaitu
munculnya peradaban Islam.
Kata Kunci: Studi Islam Interdisipliner, Era Disrupsi, Era Milenial.
Pendahuluan
Al-qur’an sebagai sumber dasar dan as-sunah merupakan sumber operasionalnya. sedangkan al-ijtihad,
pada dasarnya adalah penggunaan segenap daya dan kemampuan akal dan intelektual manusia untuk
memahami, mengambil kebijaksanaan, serta menetapkan hukum terhadap masalah-masalah kehidupan
sosial budaya umat manusia yang timbul dalam lingkungan dan tempat serta zaman tertentu. Dengan ijtihad
tersebut menjadikan ajaran Islam berkembang secara terpadu dengan perkembangan budaya dan peradaban
umat Islam. Dapat pula dikatakan bahwa sistem ijtihad tersebut merupakan sumber dinamika dari ajaran
Islam.
Dengan berdasarkan ketiga sumber tersebut, yakni Al-qur’an sebagai sumber dasarnya, as-sunah/alhadist sebagai sumber operasionalnya, dan al-ijtihad sebagai sumber dinamikanya, maka ajaran Islam
mengalami pertumbuhan dan perkembangan sepanjang sejarahnya, sehingga mewujudkan dan membentuk
suatu sistem kebudayaan dan peradaban yang lengkap dan sempurna secara dinamis, yang meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia. Dalam naungan sistem dan lingkungan budaya serta peradaban Islam yang
demikian itulah maka manusia akan mendapatkan kehidupan yang demikian itulah maka manusia akan
1
mendapatkan kehidupan yang jaya, aman dan
ini.
sejahtera. Itulah kehidupan Islam yang universal
diselesaikan kaum Muslimin pada umumnya
dan
dan Indonesia pada khususnya, supaya Islam
dinamis
yang
dibawa
oleh
Nabi
Muhammada SAW.
Ada
beberapa
agenda
yang
perlu
mampu bersaing dengan dunia modern dan
Satu perkembangan menarik bagi studi
tampil
sebagai
alternatif
Islam
hendaknya
peradaban
gagasan bahwa peristiwa seperti kemunculan
dilakukan dengan jangkauan yang luas, yaitu
agama baru dapat dijelaskan sebagai suatu
munculnya peradaban Islam. Maka dari itu studi
peristiwa yang tergantung dengan peristiwa-
Islam merupakan usaha untuk mempercepat
peristiwa sebelumnya. Implikasinya adalah
kebangkitan umat Islam.
Sekarang
Studi
dekadensi
Islam ialah munculnya historirisme, suatu
penolakan atas orisinalitas mutlak terhadap
Barat.
bagi
komunisme
memang
tidak
fenomena sejarah yang dijelaskan. Implikasi
menjadi ancaman besar bagi Islam walaupun
lainnya adalah bahwa hanya kaum orientalis,
masih merupakan bahaya laten; namun ancaman
ahli bahasa arab yang mengkhususkan kajian
dari blok Barat sudah di depan mata dan sangat
teks-teks
sebagai
menakutkan karena Barat sudah tidak punya
memiliki keterampilan ilmiah untuk mengkaji
musuh lagi, yang selama ini sudi menolong bila
Islam. Sejarah Islam, agama, sains, seni, dan
kita mendapatkan ancaman dari blok Barat.
topik-topik lainnya menjadi domain yang
Contohnya ketika blok Barat tidak mau
hampir eksklusif milik orientalis daripada
membantu
sejarawan atau spesialis dalam bidang agama,
meninggalkan
sains, dan seni.
soekarno meminta bantuan kepada USSR dan
Islam,
yang
dianggap
Era kebangkitan Islam didengungkan kaum
berhasil.
kita
untuk
Irian
Dalam
memaksa
Jaya,
maka
konstalasi
Belanda
presiden
hubungan
muslimin pada abad ke-15 Hijrah, bersamaan
internasional yang pincang itu, Indonesia
dengan timbulnya kekhawatiran pihak Barat
dituntut
terhadap menyebarnya pengaruh Revolusi Islam
mengantisipasi setiap perubahan situasi dan
Iran tahun 1979 dibawah pimpinan Khomeini.
kondisi dalam peta politik dunia supaya tetap
Sejak saat itu iran menempatkan diri sebagai
eksis sebagai bangsa. Umat Islam harus
blok Islam untuk membedakan diri dengan dua
melakukan hal yang sama supaya Islam
blok yang telah ada, blok Barat dan blok Timur.
terlindung dari kontak zero-one game dengan
Memang suatu peradaban harus didukung oleh
peradaban Barat, dengan demikian nantinya
iptek dan ekonomi yang kuat.
Islam
Studi
Islam
di
era
millenium
harus
memperhatikan perkembangan dunia mutakhir
pandai-pandai
diharapkan
mampu
mensikapi
tampil
dan
sebagai
alternatif bagi dekadensi peradaban Barat bila
gerakan
Islam
berhasil
mengembangkan
2
pemikiran yang kreatif, inovatif, komprehensif,
penelitian filosofis2. Sehingga tidak ada batasan
terintegraatif, dan transformatif1.
terhadap
Studi ini bertujuan mengulas beberapa
aspek
Studi
Interdisipliner
dan
metode
dalam
penelitian studi Islam.
yang
Pendekatan Sejarah, Studi tentang agama-
perubahan
agama pada masa modern dan kontemporer
pengetahuan dan teknologi, perubahan terus
banyak mengambil manfaat dari perkembangan
terjadi secara berkelanjutan dan bahkan dengan
metodologi
kecepatan yang semakin meningkat. Sementara
humaniora. Pengaruh kedua disiplin keilmuan
itu, di negara maju terjadi perubahan yang amat
ini cukup besar bagi perkembangan studi
cepat dan bahkan telah mencapai keadaan
Agama dan khususnya Studi Islam.
diperkirakan
Islam
pendekatan
menyesuaikan
disruptif dan sudah mulai masuk ke Indonesia.
ilmu-ilmu
sosial
dan
Untuk itu, salah satu pendekatan dalam
ilmu humaniora, tepatnya ilmu sejarah telah dan
Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kepustakaan. Dengan mengkaji buku yang
berhubungan dengan studi Islam interdisipliner
dan urgensinya di era disrupsi dan milennial.
Penentuan metode di dasarkan pada tujuan
penelitian yang ingin mengetahui tentang studi
Islam Interdisipliner dan bagaimana ugenitas
Studi Islam Interdisipliner di era Disrupsi dan
era Milennial.
masih akan terus digunakan oleh para sarjana
Muslim dan Barat untuk mengkaji dimensi
historis dari Islam.
Pendekatan Sosiologis,
Kajian tentang
pengaruh stratifikasi sosial atas pengelompokan
sosial dan atas struktur pembentukan komunitas
keagamaan kini mendapat dukungan dari upayaupaya yang dilakukan oleh sejarawan dan ahli
hukum. Pendekatan sosiologis untuk mengkaji
kelompok keagamaan yang diorganisir secara
sistematis dan tipologis, sehingga melengkapi
penelitian sejarah dan psikologi.
Metodologi Islam
Jalaludin
dalam
Rahmat
mengatakan
Pendekatan
bahwa
Antropogi
dan
Etnografi,
agama dapat diteliti dengan menggunakan
dalam buku Zakiyudin Baidhawy, Eickel Man
berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang
menyatakan dalam konteks studi Islam dan
diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai
masyarakat muslim, karya-karya etnografi yang
dengan kerangka paradigmanya. Karena itu,
merupakan tipikal dari karya para antropoplogis
tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu
bertujuan untuk menunjukan bagaimana Islam
penelitian ilmu sosial, penelitian legalistik atau
2
1
Saefur Rochmat. Studi Islam di Indonesia Era
Millenium Ketiga. Millah Vol. II No.1. Agustus 2002
Taufik Abdullah dan M.Rusli Karim EE),
Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar.
EYogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta. 1990.
hlm. 92
3
telah di pribumikan3, bagaimana tradisi-tradisi
mengetahui dan memahami serta membahas
dominan dan lebih menonjol dipraktikan,
secara mendalam tentang seluk beluk atau hal-
diinstitusionalkan,
tumbuh
hal yang berhubungan dengan agama Islam,
bersama dan dikontestasikan dalam berbagai
baik yang berhubungan dengan ajaran, sejarah
kawasan
maupun praktik-praktik pelaksanaannya dalam
ditransmisikan,
sekaligus,
baik
di
lokasi-lokasi
pedesaan maupun perkotaan.
kehidupan
Pendekatan Fenomenologi, Fenomenologi
sehari-hari,
dalam
sepanjang
sejarah4.
agama adalah suatu metode kajian agama yang
Studi Islam mulai muncul pada abad ke-9
ditandai dengan upaya mencari struktur yang
di Irak, ketika ilmu-ilmu agama Islam mulai
menggarisbawahi data keagamaan yang dapat
memperoleh bentuknya dan berkembang di
diperbandingkan
dalam sekolah-sekolah hingga terbentuknya
sehingga tidak
menyalahi
pemahaman orang-orang beriman itu sendiri.
tradisi
Paralelitas antara berbagai tradisi keagamaan
pertengahan. Studi Islam bukan hanya berjalan
tidak muncul dari luar dinamika interaksi
di dalam peradaban Islam itu sendiri bahkan
historis,
juga menjadi fokus diskusi di negara-negara
namun
muncul
dari
keserupaan-
literer
di
kawasan
Arab
masa
Barat5.
keserupaan proses setruktual
Pendekatan Arkeologi, Studi Islam yang
Sebelum kemunculan Islam pada abad ke-
berkaitan dengan perkembangan Islam di
7, orang-orang Arab sudah dikenal oleh bangsa
berbagai kawasan juga berkembang. Kajian
Israel dan Yunani Kuno serta para pendiri
arkeolog ini akan memberikan jawaban atas apa
gereja. Pandangan orang-orang Eropa tentang
yang belum disentuh secara memadai oleh
Islam sepanjang masa pertengahan diambil dari
kalangan sejarawan dan antroplog.
konstruk Injili dan teologis. Mitologi, teologi
dan
Hasil dan bahasan
Istilah studi Islam atau dikenal dengan
sebutan Islamic Studies (dalam bahasa Inggris),
atau Dirasah Islamiyah (dalam bahasa Arab)
secara sederhana dikatakan sebagai sebuah
usaha untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan agama Islam. Studi Islam merupakan
3
usaha
sadar
dan
menyediakan
formulasi
utama tentang apa yang diketahui gereja
Perkembangan Studi Islam
bentuk
missionarisme
sistemis
untuk
Zakiyudin Baidhawy. Studi Islam
“Pendekatan dan Metode”. Yogyakarta: Insan
Madani. 2011.hlm 271.
mengenai Muslim sekaligus alasan-alasan bagi
perkembangan wacana resmi tentang Islam.
secara Mitologis, Islam dipandang sebagai
orang
Arab,
Sarasen,
yang
merupakan
keturunan Ibrahim melalaui Siti Hajar dan
putranya Ismail.
4
Ghazali Ahmad dede dan Gunawan heri.
STUDI ISLAM suatu pengantar dengan
pendekatan Interdisipliner. Bandung: PT
Rosdakarya. 2015.
5
op.cit. hlm 39.
4
Richard C. Martin dengan gamblang
menyerang peradaban Islam, yang membentuk
menjelaskan fase-fase perkembangan Studi
batas-batas di sebelah selatan dan timur dari
Islam, antara lain sebagai berikut6:
kerajaan kristen Barat. Pada masa ini, Peter
Fase pertama (800-1100), masa dimana
Agung membentuk komisi penerjemah dan
banyak bermunculan polemik teologis antara
penafsiran teks-teks Islam berbahasa Arab.
Muslim, Kristen dan Yahudi. Polemik teologis
Banyak
sering terjadi dalam ruang publik atau dalam
Muhammad sebagai dewa bagi kaum Muslim,
audiensi Khalifah atau pejabat resmi negara,
penyuka perempuan, penipu, orang kristen yang
yang dilakukan oleh para mutakallimun. Kaum
murtad, ahli ilmu sihir, dan seterusnya. Korpus
Yahudi dan Kristen sebagai kelompok atau ahlu
Cluny
zimmi berpartisipasi dalam ritual-ritual sosial
kesarjanaan Barat tentang Islam. Peter juga
diskur-sus dan perdebatan publik dengan kaum
memerintahkan
muslim. Ini semua membutuhkan banyak
menerjemahkan Al-qur’an, hadis, dan sirah
pengetahuan
muhammad, serta teks-teks Arab lainnya.
tentang
ajaran-ajaran
Islam,
karya
dikenal
mereka
yang
sebagai
para
memahami
permulaan
penerjemah
untuk
dengan tujuan hanya untuk menolak ajaran
Serangan-serangan
tersebut.
kenabian Muhammad, Al-qur’an dan jihad
Selama empat abad kemudian hingga awal
Perang Salib, orang-orang Eropa hidup dalam
mereka
kanon
ditujukan
pada
sebagai topik utama kesarjanaan kristen pada
masa pertengahan.
kebodohan tentang agama dan penduduk yang
Akhir abad 12 koleksi karya Ibnu Sina
hidup bersebelah dengan mereka di Spanyol.
muncul dan beredar di Eropa. Sejalan dengan
Suku-suku jerman, orang Slavia, Magyar, dan
hal tersebut para sarjana Eropa mulai melihat
gerakan-gerakan bidah seperti Manicheanisme,
dunia Muslim saat itu sebagai peradaban kaum
melihat Islam sebagai salah satu musuh yang
terpelajar dan filosof, sangat berlawanan dengan
mengancam kerajaan kristen. Sejak awal perang
pandangan negatif tentang Muhammad dan
salib hingga abad ke-11, nama Muhammad
praktik-praktik keagamaan Islam. keberhasilan
dikenal negatif di kalangan Eropa.
militer dan diplomasi Salahudin Al Ayyubi
Fase Perang Salib dan Kesarjanaan
Cluny (1100-1500). Studi Islam untuk tujuan-
(1138-1193) terkenal dalam legenda Eropa.
Fase Reformasi
(1500-1650), sejalan
tujuan misionaris mulai abad ke-12 pada masa
dengan Eropa memasuki periode perubahan
Peter Agung (1094-1156), seorang Biarawan
keagamaan, politik dan intelektual pada abad
Cluny di Prancis. Para pasukan salib dan rahib-
ke-16, pengetahuan dan studi Islam juga
rahib yang menerjemahkan Al-qur’an dan teks-
terpengaruh, pada masa ini kaum reformis
teks Islam berperan sebagai pihak-pihak yang
memandang Sarasen Turki bersama-sama gereja
6
loc.cit 40-46
5
Roma
sebagai
Bibliande
menyaksikan upaya-upaya untuk membangun
menganggap Muhammad sebagai kepala dan
sains tentang studi agama. Karakteristik studi
Islam
Kaum
Agama ini tergantung pada filologi sebagai
protestan membandingkan Roma dan Islam,
metode utama dalam memahami peradaban lain,
melihat Islam sebagai Bidah, bukan sebagai
peradan kuno utamanya. Islam dapat dan harus
agama lain yang mempunyai haknya sendiri.
dikaji sebagai agama menurut karakternya
Jadi, patut dicatat bahwa kaum reformis telah
sendiri menjadi mungkin dilakukan oleh sains
menghasilkan kesarjanaan tentang Islam yang
filologi.
sebagai
anti
tubuh
kristus.
anti
kristus.
tidak berbeda dengan sebelumnya. Pada abad
Derasnya arus informasi dan komunikasi
ke-16, edisi-edisi Al-qur’an dan teks-teks Islam
serta modernisasi dan westernisasi tentunya
lainnya yang diterbitkan di Eropa cenderung
tidak ada yang dapat membendung karena hal
mengikuti korpus Cluny pada empat abad
itu pasti terjadi. Maka disini letak urgensitasnya,
sebelumnya.
mempelajari agama Islam lebih jauh sebagai
Fase Penemuan dan Pencerahan (1650-
benteng
dan filterisasi
dalam
penerimaan
1900). Kesarjanaan Eropa yang baru dan
informasi yang bersumber dari dunia Barat
orisinal tentang Islam berkembang pada akhir
tersebut. Tentunya dalam rangka Tabayyun atau
abad ke-16 dan 17 krena beberapa alasan.
kroscek, meluruskan dan Islamisasi7.
Pertama, realitas politik baru agresi ottoman.
Faktor
lain
kesadaran
yang
Eropa
mendorong
tentang
bangkitnya
adalah
Pendekatan Interdisipliner adalah kajian
tumbuhnya pelayaran dan ekspansi perdagangan
dengan menggunakan sejumlah pendekatan
melampaui Mediterania. Ekspansi pasar dan
sudut pandang (perspektif)8. Pendekatan ini
militer merupakan awal dari kolonialisme dan
muncul sebagai bentuk dari tuntutan modernitas
imperialisme.
pakta-pakta
dan globalisasi dalam mengkaji Islam yang
dengan negara Muslim, disisi lain, alasan Eropa
saintifik dan secara serius melibatkan berbagai
mempelajari Islam tidak lain adalah untuk
tempat. Pendekatan monodisiplin menekankan
membatasi perdebatan teologis seputar Al-
pada pengajaran Islam sebagai doktrin. Kajian
qur’an, nabi, dan penaklukan Muslim awal.
Islam Normatif
Eropa
Pembahasan
Islam
Studi Islam Interdisipliner
membuat
sebagai
panjang dari tradisi keilmuan Islam klasik.
telah
Kerangka studi demikian digunakan diberbagai
memberikan pengaruh atas studi-studi agama
belahan dunia Islam, khususnya di Mesir, Arab
makhluk
tentang
beragama
manusia
tersebut merupakan bagian
secara
naluriah
dan atas studi Islam. Hampir seluruh masa
pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20
7
Op.cit hlm13
Thahir
Lukaman
S.
Interdisipliner.
Yogyakarta:
Yogyakarta. 2004. hlm. 4.
8
Studi
Islam
CV.
Oalam.
6
Saudi, Pakistan, Afganistan dan menjadi model
Wilfred Cantwell Smith menyatakan bahwa
kajian dominan di masyarakat muslim di
:”..The first observation is that of all the world
seluruh dunia. Kajian Islam secara normatif
is religious traditions the Islamic would seem to
dalam pemikiran Islam diantaranya: Ilmu Fiqh,
be the one with a built-in name. The word
Usul Fiqh, Hadist, Tafsir, dan lain sebagainya.
“Islam” occurs in the qur’an it self, and
Paradigma yang bekerja dalam kajian
normatif
muslims are insistents on using this term to
sebagaimana diungkapkan oleh
does ignate their sistem of faith. In contrast to
Muhammad Abed al-Jabiri adalah paradigma
what has happened with other religious
bayani. Paradigma bayani adlah studi dan
communities…”
pemikiran
pertama
yang
mengutamakan
berbasis
proses
pada
berfikir
teks
dan
deduktif,
ialah
maksudnya:…
bahwa
dari
pengamatan
semua
tradisi
keagamaan di dunia, tradisi Islam akan nampak
analogis, qiyas. Tumpuan utama paradigma ini
sebagai
satu-satunya
adalah memahami teks melalui kaidah bahasa,
(terpasang tetap)10.
nama
yang
built-in
yang kemudian menghadirkan kajian ushul fiqh
Nabi Muhammad SAW. telah membakukan
klasik, sebagaimana diletakkan dasar-dasarnya
ajaran agama Islam (Dienul Islam) secara
oleh Imam Syafi’i. Meskipun tetap diperlukan
sempurna, sehingga akan terjamin otentisitas
paradigma bayani yang normatif
memiliki
dan sekaligus perkembangannya sesuai dengan
kelemahan.
memiliki
tuntutan perkembangan zaman dan tempat.
pijakan
Pertama,
realitas
kurangnya
dan
Sistem pembakuan ajaran islam tersebut adalah
menimbulkan
sebagai berikut: 1) membukukan secara otentik
kesenjangan antara teori dan praktek. Kedua,
sumber dasar, pokok-pokok dan prinsip-prinsip
kurang mampu mengapresiasi perkembangan
ajaran Islam sebagai wahyu dari Allah yang
keilmuan yang berlangsung dengan cepat.
tertuang dalam Al-qur’an, 2) memberikan
Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora
penjelasan, contoh dan teladan pelaksanaan
belum lagi sains dan teknologi akan sulit
ajaran
direspon oleh paradigma tersebut. Akibatnya
kehidupan
kajian Islam akan stagnan karena tidak mau
kemudian dikenal dengan sebutan al-sunah/al-
beranjak dari posisi yang mapan berabad-abad
hadis, 3) memberikan cara atau metode untuk
yang lalu9.
mengembangkan ajaran Islam secara terpadu
antropologis
historis,
sehingga
sosiologi
Potensi Islam dalam menajawab tantangan
Zaman
9
M. Amin Abdullah Islam dalam Berbagai
Pembacaan Konsep Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Belajar 2009. Hlm 6-7.
Islam
secara
sosial
operasional,
budaya
umatnya,
dalam
yang
dalam kehidupan sosial budaya umat manusia
sepanjang
sejarah
dengan
sistem
Ijtihad.
10
Muhaimin Tadjab dan Abd Mudjib. DimensiDimensi Islam.Surabaya: Karya Abditama 1994.
hlm. 71
7
Dengan sistem
pembakuan tersebut, maka
perbedaan pemahaman oleh masyarakat sesuai
ajaran Islam akan tetap bersifat otentik,
dengan setting yang mereka hadapi. Begitu pun
sempurna dan bersifat dinamis, yakni sesuai
Islam yang dipahami oleh generasi Abad
dengan tuntutan perkembangan zaman dan
Pertengahan maupun Abad modern.
tempat11.
Atas
Dalam rangka memahami Islam, dapat
dilakukan
melalui
adalah
sangat
urgen
diperolehnya pemahaman Islam secara utuh dan
tidak distortif, dengan argumentasinya bahwa
mempelajari teks-teks suci Al-qur’an yang
realitas perbedaan di atas jika tidak tepat terhadap
merupakan output ilmiah dan literer yang
Islam
dikenal dengan Islam. Kedua, mempelajari
bidimensionalitas, yaitu dimensi normatif dan
dinamika historis yang menjadi perwujudan dan
dimensi historis. Dalam kaitan ini, memahami
ide-ide
permulaan
ide-ide Islam yang ada dalam Al-Qur’an ini,
diturukannya misi Islam tersebut, terutama masa
memahami ide-ide Islam yang ada dalam Al-
Nabi Muhammad SAW, hingga masa akhir-
Qur’an penting sekali untuk dilakukan, dengan
akhir ini.
argumentasi bahwa ide-ide dalam kitab suci
mulai
metode.
itu,
Pertama,
Islam,
dua
dasar
dari
Studi Islam Era Disrupsi dan Era Milennial
Disrupsi merupakan perubahan yang sangat
mendasar sebagaimana telah terjadi di berbagai
industri, seperti musik, surat menyurat, media
cetak, dan transportasi publik, seperti taksi, grab,
go-jek, dll12.
Berdasarkan perkembangan yang semakin
cepat akan sangat sulit untuk mengontrol
perkembangan
psikomotorik
aspek
kognitif,
anak-anak.
Islam
afektif,
dan
yang
telah
mengalami proses dialogis dengan masyarakat,
tidak
dapat
dihindarkan
dari
munculnya
keragaman aktualisasi. Keragaman itu muncul
karena persoalan ruang (space) dan waktu (time).
Perbedaan
ruang
dan
waktu,
melahirkan
sebagai
agama
yang
memiliki
tersebut merupakan fondasi normatif dari ajaran
Islam.
Al-qur’an menegaskan landasan moral bagi
gagasan dan praktik-praktik, seperti ekonomi,
politik, dan sosial dalam kehidupan manusia
Muslim. Meskipun Al-qur’an meliputi ide-ide
normatif Islam, teks-teksnya diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW tidak hanya dalam
bentuk
idenya
semata,
melainkan
juga
disampaikan secara verbal (verbeally reveald).13
Dengan keberadaan Al-Qur’an yang meliputi
ide moral normatif
dan disampaikan dengan
medium verbal, maka studi Islam menemukan
momentum urgensi dan signifikasinya untuk
selalu dilakukan dalam frame memahami Islam
dengan mastery in context dengan persoalan-
11
Ibid. hlm. 84-85
12
Mayling Oey-Gardiner dkk. ERA DISRUPSI
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi
Indonesia. Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan
Indonesia. 2017. hlm. 2
13
Fazlur Rahman Islam: EChicago: The
University of Chicago Press 1981,. hlm. 30-31
8
persoalan
yang
dihadapi
masyarakat
pada
masanya masing-masing.14
Perkembangan zaman yang cepat dibarengi
Islam dan radikalisme, secara substansial,
Islam tidak mengajarkan perilaku keras. Wa ma
arsalnaka illa rahmatan lil alamin, sangat tegas
dengan teknologi dan sains yang luar biasa,
dinyatakan
dalam
cukup menimbulkan isu-isu yang terkait dengan
berbagai faktor kekerasan telah menjadi perilaku
dinamika Islam dalam konteks relasinya dengan
umat
dunia masa kini. Seperti isu Islam Liberal, Islam
muncul labeling Islam radikal, Islam revivalis dll.
dan Pluralisme,Islam dan Radikalisme, Islam dan
Secara teologis, Islam radikal memandang bahwa
HAM, Islam dan Gender.
“umat Islam telah menyimpang dari ajaran Islam
beragama,
Al-Qur’an.
termasuk
Akan
Islam,
tetapi,
sehingga
Islam Liberal, gagasan yang dapat dijadikan
yang murni”, karena itu praktik keagamaan
tolak ukur bahwa sebuah pemikiran Islam dapat
mereka harus dikembalikan kepada tradisi dan
disebut liberal yaitu: melawan teokrasi yaitu ide-
ajaran salaf. secara sosiologis kelompok ini selalu
ide yang ingin mendirikan Negara Islam.
menyerukan pemberlakuan syariat Islam, yang
membela hak-hak perempuan, membela hak-hak
menurut
non muslim, membela kebebasan berpikir dan
menjamin keselamatan umat Islam.
kebebasan membela gagasan kemajuan. Gagasan
kelompok
Multikulturalisme,
sebuah
ini
akan
secara
konsep
mengayomi,
epistimologis
Islam liberal berusaha memadukan Islam dengan
merupakan
dimana
sebuah
situasi modernitas sebagai sesuatu yang tidak
komunitas dalam konteks kebangsaan dapat
dapat dielakan, sehingga Islam tetap mampu
mengakui keberagaman, kemajemukan budaya
menjawab perubahan sosial yang secara terus-
dan perbedaan, baik ras, suku, etnis maupun
menerus terjadi. Islam harus tetap menjadi
agama. Dengan kata lain, sebuah konsep yang
pengawal menuju realitas kesejarahan yang
memberikan pemahaman bahwa sebuah bangsa
hakiki di tengah pergolakan situasi modernitas
yang prular dan majemuk adalah bangsa yang
dan era globalisasi.15
dipenuhi oleh budaya-budaya yang beragam.
Islam Pluralisme, Wacana tentang Pluralisme
Multikulturalisme menghadapi tantangan dan
dan dialog merupakan wacana emansipatoris dan
ancaman yang sangat beragam. Jika ditingkat
liberatif. Islam tidak hanya menerima pluralism
Negara-bangsa- atau nasional, multikulturalisme
(agama), tetapi juga menganggap sebagai sentral
diperlukan untuk mengelola identitas etnik dan
dalam sistem kepercayaan Islam. Hubungan
kultural yang beragam tersebut, maka ditingkat
Islam dan pluralism terletak pada semangat
global kecenderungan sebaliknya justru sedang
humanitas dan universal Islam.
terjadi ancaman monokuluralitas. Globalisasi
14
Edi Susanto. Dimensi Studi Islam
Kontemporer. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
2016. hlm.7-9.
15
Ibid. hlm.139-140
menghasilkan kecenderungan monokuluralitas
yang terutama didorong oleh proses-proses dan
9
praktik-praktik material-rasional yang dibawa
merupakan usaha Islamisasi konsep civil society
oleh
melalui projecting back theory.16
ekonomi
penduduk.
pasar
global
Dunia
dan
selalu
imigrasi
mengalami
Peradabanlah yang harus dikedepankan untuk
perkembangan dan perubahan. Walaupun diatas
mengatur kehidupan manusia di dunia dan
permuakaan teknologi informasi tampak secara
bukannya agama karena kenyataan historis bahwa
damai mendorong terjadinya pertukaran budaya
suatu agama tidak dianut oleh semua orang
(cultural exchange).
dinunia. Hal tersebut telah ditunjukan Nabi
Secara normatif, teologis, dan historis, Islam
telah
menunjukan
dengan
piagam Madinah. Peradaban merupakan upaya
Multikulturalisme, dan mengedepankan nilai-
pemikiran kreatif manusia untuk mengatur tata
nilai
muslim
kehidupan antar umat dari berbagai bangsa dan
Indonesia terdapat kemajemukan dan keragaman.
agama. Pemikiran kreatif tersebut bila didukung
Hal ini disebabkan oleh pandangan hidup mereka
penguasaan iptek maka akan menciptakan suatu
dan ideology mereka, dan juga letak geografisnya
peradaban besar.
universal.
juga
turut
relevansinya
Muhammad SAW yang menjadi arsitek dalam
Dalam
terjadinya
Sekarang ini peradaban Baratlah yang sedang
kemajemukan dan keragaman. Islam tidak hanya
menjadi komando dalam tata pergaulan dunia
menyatukan masyarakat muslim secara khusus,
karena memenuhi persyaratan berupa kehidupan
namun juga masyarakat umum melalui nilai-nilai
lahiriah yang maju dan kemajuan itu cukup
yang dikandungnya baik ekplisit mapun implisit.
menonjol
Jadi,
masyarakat
pada
menjadi
masyarakat
dasarnya
faktor
Islam
dengan
segala
dibandingkan
lain
yang
dengan
ada
kehidupan
disekelilingnya.
aspeknya, baik historis, ideologis, normatif ,-
Perkembangan dan kemajuan peradaban umat
teologis, dan lainnya, terdapat relasi dan relevansi
umat manusia menuntut kualitas ulama’ yang
dengan gagasan Multikulturalisme.
mampu mengembangkan cara berpikir yang
Masyarakat madani merupakan salah satu
jawaban
mengahadapi
dan
yang makro, yang meliputi aspek ajaran yang
Milennial. Suatu Istilah yang diambil dari
doktriner dan yang sosial historis. Jalannya harus
perbendaharaan sejarah umat Islam, yaitu suatu
mengubah
masyarakat
nabi
membaca kitab (pendekatan doktriner) menjadi
Muhammad SAW di Madinah. Suatu masyarakat
studi dan mengadakan penelitian penelitian
religio
era
politik
Disrupsi
akademis sehingga menghasilkan wawasan Islam
bentukan
cara
berpikir,
dari
pendekatan
yang memiliki ciri-ciri seperti halnya masyarakat
sipil dalam pengertian modern, yaitu adanya
pluralism, toleransi. Demokrasi dan HAM.
Dengan demikian konsep masyarakat madani
16
Thoha Hamim. Islam dan Society
(Masyarakat Madani): Tinjauan tentang prinsip
Human Rights, Pluralism dan Religious Tolerance.
)lam Ismail SM dan Abdullah Mukti Pendidikan
Islam )emokratisasi dan Masyarakat Madani
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2000. hlm. 115.
10
melalui banyak pendekatan atau pendekatan
Interdisipliner.
Penutup
Peradaban Islam akan maju jika nilai-nilai
normatif agama dapat diselaraskan dengan
realitas kebudayaan (tradisi) dan politik. Hal
tersebut prasyarat bagi pengembangan iptek,
sebagai alat untuk mewujudkan aspek salvation
(keselamatan) di duniawi ini yang dipandang
sebagai penjamin bahwa agama tersebut di
akhirat
akan
mendapat
ridla
dari
Allah.
Majunya peradaban Indonesia memiliki makna
ganda, yaitu berarti suksesnya kebangkitan
agama dan sekaligus menjadikan agama sebagai
alternatif bagi gejala dekadensi peradaban Barat
Sekarang adalah saat yang penting untuk
menerapkan dan menguji banyak gagasan,
pendekatan dan metode serta menunjukan
bahwa Islam adalah fenomena yang sangat
dan
kaya.
Studi
Islam
adalah
tantangan bagi pikiran manusia, tantangan
sekaligus
balasan
yang
setimpal
dengan
kesulitannya. Islam dalam sejarah akan berubah
dan terus berubah
Perubahan
ini
dengan kecepatan tinggi.
mempunyai
dua
Abdullah Taufik dan M.Rusli Karim (ED), 1990.
Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar.
(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta.
Djunaedi. Tantangan dan Problematika Pendidikan
Islam di Era Globalisasi. JPI FIAI Tarbiyah Volume VIII
Tahun VI Juni 2003.
Baidhawy
Zakiyudin.
2011.
Studi
Islam
“Pendekatan dan Metode”. Yogyakarta: Insan Madani.
Ghazali Ahmad dede dan Gunawan heri. 2015.
STUDI ISLAM suatu pengantar dengan pendekatan
Interdisipliner. Bandung: PT Rosdakarya
Hamim Thoha. 2000. Islam dan Society
(Masyarakat Madani): Tinjauan tentang prinsip Human
Rights, Pluralism dan Religious Tolerance. Dlam Ismail
SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam,
Demokratisasi dan Masyarakat Madani, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lukaman S Thahir. 2004. Studi Islam
Interdisipliner. Yogyakarta: CV. Oalam. Yogyakarta.
yang sekularistik dan rasionalistik.
kompleks
Abdullah M. Amin. 2009. Islam dalam Berbagai
Pembacaan Konsep Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
dimensi
Muhaimin, Tadjab dan Abd Mudjib. 1994.
Dimensi-Dimensi Islam.Surabaya: Karya Abditama.
Martin Richard C. 2002. Pendekatan Kajian Islam
dalam Studi Islam. Surakarta: Muhammadiyah
University Press.
Mayling Oey-Gardiner dkk. 2017. ERA DISRUPSI
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia.
Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Rahman Fazlur, 1981. Islam:, (Chicago: The
University of Chicago Press.
Rochmat Saefur. Studi Islam di Indonesia Era
Millenium Ketiga. Millah Vol. II No.1. Agustus 2002.
perubahan tradisi kecil dan perubahan tradisi
agung “besar”. Ditandai sebagai ortodoksifikasi
dan modernisasi.
Susanto Edi. 2016. Dimensi Studi Islam
Kontemporer. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
DAFTAR PUSTAKA
11
di ERA DISRUPSI dan MILENNIAL
Oleh : Laili Safa’ah
Program Pascasarjana IAIN Salatiga
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Email : [email protected]
ABSTRAK
Islam adalah agama yang menjadi acuan dan pedoman hidup bagi setiap muslim di seluruh dunia,
dengan berbagai background alamiah, tradisi dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Islam pada
hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi
dari kehidupan manusia. Sumber ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek alqur’an dan hadis.
Persentuhan Islam dengan dinamika kehidupan masyarakat dalam berbagai lapisan dan dinamikanya
serta gerak progresif perubahan zaman telah membawa Islam untuk dan dipaksa terlibat dengan berbagai
isu kontemporer dinamika kehidupan, yang sangat boleh jadi, tidak terjadi dan karenanya tidak dikenal
pada masyarakat sebelumnya.
Studi Islam di era disrupsi dan millennium harus memperhatikan perkembangan dunia mutakhir ini.
Ada beberapa agenda yang perlu diselesaikan kaum Muslimin pada umumnya dan Indonesia pada
khususnya, supaya Islam mampu bersaing dengan dunia modern dan tampil sebagai alternatif bagi
dekadensi peradaban Barat. Studi Islam hendaknya dilakukan dengan jangkauan yang luas, yaitu
munculnya peradaban Islam.
Kata Kunci: Studi Islam Interdisipliner, Era Disrupsi, Era Milenial.
Pendahuluan
Al-qur’an sebagai sumber dasar dan as-sunah merupakan sumber operasionalnya. sedangkan al-ijtihad,
pada dasarnya adalah penggunaan segenap daya dan kemampuan akal dan intelektual manusia untuk
memahami, mengambil kebijaksanaan, serta menetapkan hukum terhadap masalah-masalah kehidupan
sosial budaya umat manusia yang timbul dalam lingkungan dan tempat serta zaman tertentu. Dengan ijtihad
tersebut menjadikan ajaran Islam berkembang secara terpadu dengan perkembangan budaya dan peradaban
umat Islam. Dapat pula dikatakan bahwa sistem ijtihad tersebut merupakan sumber dinamika dari ajaran
Islam.
Dengan berdasarkan ketiga sumber tersebut, yakni Al-qur’an sebagai sumber dasarnya, as-sunah/alhadist sebagai sumber operasionalnya, dan al-ijtihad sebagai sumber dinamikanya, maka ajaran Islam
mengalami pertumbuhan dan perkembangan sepanjang sejarahnya, sehingga mewujudkan dan membentuk
suatu sistem kebudayaan dan peradaban yang lengkap dan sempurna secara dinamis, yang meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia. Dalam naungan sistem dan lingkungan budaya serta peradaban Islam yang
demikian itulah maka manusia akan mendapatkan kehidupan yang demikian itulah maka manusia akan
1
mendapatkan kehidupan yang jaya, aman dan
ini.
sejahtera. Itulah kehidupan Islam yang universal
diselesaikan kaum Muslimin pada umumnya
dan
dan Indonesia pada khususnya, supaya Islam
dinamis
yang
dibawa
oleh
Nabi
Muhammada SAW.
Ada
beberapa
agenda
yang
perlu
mampu bersaing dengan dunia modern dan
Satu perkembangan menarik bagi studi
tampil
sebagai
alternatif
Islam
hendaknya
peradaban
gagasan bahwa peristiwa seperti kemunculan
dilakukan dengan jangkauan yang luas, yaitu
agama baru dapat dijelaskan sebagai suatu
munculnya peradaban Islam. Maka dari itu studi
peristiwa yang tergantung dengan peristiwa-
Islam merupakan usaha untuk mempercepat
peristiwa sebelumnya. Implikasinya adalah
kebangkitan umat Islam.
Sekarang
Studi
dekadensi
Islam ialah munculnya historirisme, suatu
penolakan atas orisinalitas mutlak terhadap
Barat.
bagi
komunisme
memang
tidak
fenomena sejarah yang dijelaskan. Implikasi
menjadi ancaman besar bagi Islam walaupun
lainnya adalah bahwa hanya kaum orientalis,
masih merupakan bahaya laten; namun ancaman
ahli bahasa arab yang mengkhususkan kajian
dari blok Barat sudah di depan mata dan sangat
teks-teks
sebagai
menakutkan karena Barat sudah tidak punya
memiliki keterampilan ilmiah untuk mengkaji
musuh lagi, yang selama ini sudi menolong bila
Islam. Sejarah Islam, agama, sains, seni, dan
kita mendapatkan ancaman dari blok Barat.
topik-topik lainnya menjadi domain yang
Contohnya ketika blok Barat tidak mau
hampir eksklusif milik orientalis daripada
membantu
sejarawan atau spesialis dalam bidang agama,
meninggalkan
sains, dan seni.
soekarno meminta bantuan kepada USSR dan
Islam,
yang
dianggap
Era kebangkitan Islam didengungkan kaum
berhasil.
kita
untuk
Irian
Dalam
memaksa
Jaya,
maka
konstalasi
Belanda
presiden
hubungan
muslimin pada abad ke-15 Hijrah, bersamaan
internasional yang pincang itu, Indonesia
dengan timbulnya kekhawatiran pihak Barat
dituntut
terhadap menyebarnya pengaruh Revolusi Islam
mengantisipasi setiap perubahan situasi dan
Iran tahun 1979 dibawah pimpinan Khomeini.
kondisi dalam peta politik dunia supaya tetap
Sejak saat itu iran menempatkan diri sebagai
eksis sebagai bangsa. Umat Islam harus
blok Islam untuk membedakan diri dengan dua
melakukan hal yang sama supaya Islam
blok yang telah ada, blok Barat dan blok Timur.
terlindung dari kontak zero-one game dengan
Memang suatu peradaban harus didukung oleh
peradaban Barat, dengan demikian nantinya
iptek dan ekonomi yang kuat.
Islam
Studi
Islam
di
era
millenium
harus
memperhatikan perkembangan dunia mutakhir
pandai-pandai
diharapkan
mampu
mensikapi
tampil
dan
sebagai
alternatif bagi dekadensi peradaban Barat bila
gerakan
Islam
berhasil
mengembangkan
2
pemikiran yang kreatif, inovatif, komprehensif,
penelitian filosofis2. Sehingga tidak ada batasan
terintegraatif, dan transformatif1.
terhadap
Studi ini bertujuan mengulas beberapa
aspek
Studi
Interdisipliner
dan
metode
dalam
penelitian studi Islam.
yang
Pendekatan Sejarah, Studi tentang agama-
perubahan
agama pada masa modern dan kontemporer
pengetahuan dan teknologi, perubahan terus
banyak mengambil manfaat dari perkembangan
terjadi secara berkelanjutan dan bahkan dengan
metodologi
kecepatan yang semakin meningkat. Sementara
humaniora. Pengaruh kedua disiplin keilmuan
itu, di negara maju terjadi perubahan yang amat
ini cukup besar bagi perkembangan studi
cepat dan bahkan telah mencapai keadaan
Agama dan khususnya Studi Islam.
diperkirakan
Islam
pendekatan
menyesuaikan
disruptif dan sudah mulai masuk ke Indonesia.
ilmu-ilmu
sosial
dan
Untuk itu, salah satu pendekatan dalam
ilmu humaniora, tepatnya ilmu sejarah telah dan
Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kepustakaan. Dengan mengkaji buku yang
berhubungan dengan studi Islam interdisipliner
dan urgensinya di era disrupsi dan milennial.
Penentuan metode di dasarkan pada tujuan
penelitian yang ingin mengetahui tentang studi
Islam Interdisipliner dan bagaimana ugenitas
Studi Islam Interdisipliner di era Disrupsi dan
era Milennial.
masih akan terus digunakan oleh para sarjana
Muslim dan Barat untuk mengkaji dimensi
historis dari Islam.
Pendekatan Sosiologis,
Kajian tentang
pengaruh stratifikasi sosial atas pengelompokan
sosial dan atas struktur pembentukan komunitas
keagamaan kini mendapat dukungan dari upayaupaya yang dilakukan oleh sejarawan dan ahli
hukum. Pendekatan sosiologis untuk mengkaji
kelompok keagamaan yang diorganisir secara
sistematis dan tipologis, sehingga melengkapi
penelitian sejarah dan psikologi.
Metodologi Islam
Jalaludin
dalam
Rahmat
mengatakan
Pendekatan
bahwa
Antropogi
dan
Etnografi,
agama dapat diteliti dengan menggunakan
dalam buku Zakiyudin Baidhawy, Eickel Man
berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang
menyatakan dalam konteks studi Islam dan
diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai
masyarakat muslim, karya-karya etnografi yang
dengan kerangka paradigmanya. Karena itu,
merupakan tipikal dari karya para antropoplogis
tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu
bertujuan untuk menunjukan bagaimana Islam
penelitian ilmu sosial, penelitian legalistik atau
2
1
Saefur Rochmat. Studi Islam di Indonesia Era
Millenium Ketiga. Millah Vol. II No.1. Agustus 2002
Taufik Abdullah dan M.Rusli Karim EE),
Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar.
EYogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta. 1990.
hlm. 92
3
telah di pribumikan3, bagaimana tradisi-tradisi
mengetahui dan memahami serta membahas
dominan dan lebih menonjol dipraktikan,
secara mendalam tentang seluk beluk atau hal-
diinstitusionalkan,
tumbuh
hal yang berhubungan dengan agama Islam,
bersama dan dikontestasikan dalam berbagai
baik yang berhubungan dengan ajaran, sejarah
kawasan
maupun praktik-praktik pelaksanaannya dalam
ditransmisikan,
sekaligus,
baik
di
lokasi-lokasi
pedesaan maupun perkotaan.
kehidupan
Pendekatan Fenomenologi, Fenomenologi
sehari-hari,
dalam
sepanjang
sejarah4.
agama adalah suatu metode kajian agama yang
Studi Islam mulai muncul pada abad ke-9
ditandai dengan upaya mencari struktur yang
di Irak, ketika ilmu-ilmu agama Islam mulai
menggarisbawahi data keagamaan yang dapat
memperoleh bentuknya dan berkembang di
diperbandingkan
dalam sekolah-sekolah hingga terbentuknya
sehingga tidak
menyalahi
pemahaman orang-orang beriman itu sendiri.
tradisi
Paralelitas antara berbagai tradisi keagamaan
pertengahan. Studi Islam bukan hanya berjalan
tidak muncul dari luar dinamika interaksi
di dalam peradaban Islam itu sendiri bahkan
historis,
juga menjadi fokus diskusi di negara-negara
namun
muncul
dari
keserupaan-
literer
di
kawasan
Arab
masa
Barat5.
keserupaan proses setruktual
Pendekatan Arkeologi, Studi Islam yang
Sebelum kemunculan Islam pada abad ke-
berkaitan dengan perkembangan Islam di
7, orang-orang Arab sudah dikenal oleh bangsa
berbagai kawasan juga berkembang. Kajian
Israel dan Yunani Kuno serta para pendiri
arkeolog ini akan memberikan jawaban atas apa
gereja. Pandangan orang-orang Eropa tentang
yang belum disentuh secara memadai oleh
Islam sepanjang masa pertengahan diambil dari
kalangan sejarawan dan antroplog.
konstruk Injili dan teologis. Mitologi, teologi
dan
Hasil dan bahasan
Istilah studi Islam atau dikenal dengan
sebutan Islamic Studies (dalam bahasa Inggris),
atau Dirasah Islamiyah (dalam bahasa Arab)
secara sederhana dikatakan sebagai sebuah
usaha untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan agama Islam. Studi Islam merupakan
3
usaha
sadar
dan
menyediakan
formulasi
utama tentang apa yang diketahui gereja
Perkembangan Studi Islam
bentuk
missionarisme
sistemis
untuk
Zakiyudin Baidhawy. Studi Islam
“Pendekatan dan Metode”. Yogyakarta: Insan
Madani. 2011.hlm 271.
mengenai Muslim sekaligus alasan-alasan bagi
perkembangan wacana resmi tentang Islam.
secara Mitologis, Islam dipandang sebagai
orang
Arab,
Sarasen,
yang
merupakan
keturunan Ibrahim melalaui Siti Hajar dan
putranya Ismail.
4
Ghazali Ahmad dede dan Gunawan heri.
STUDI ISLAM suatu pengantar dengan
pendekatan Interdisipliner. Bandung: PT
Rosdakarya. 2015.
5
op.cit. hlm 39.
4
Richard C. Martin dengan gamblang
menyerang peradaban Islam, yang membentuk
menjelaskan fase-fase perkembangan Studi
batas-batas di sebelah selatan dan timur dari
Islam, antara lain sebagai berikut6:
kerajaan kristen Barat. Pada masa ini, Peter
Fase pertama (800-1100), masa dimana
Agung membentuk komisi penerjemah dan
banyak bermunculan polemik teologis antara
penafsiran teks-teks Islam berbahasa Arab.
Muslim, Kristen dan Yahudi. Polemik teologis
Banyak
sering terjadi dalam ruang publik atau dalam
Muhammad sebagai dewa bagi kaum Muslim,
audiensi Khalifah atau pejabat resmi negara,
penyuka perempuan, penipu, orang kristen yang
yang dilakukan oleh para mutakallimun. Kaum
murtad, ahli ilmu sihir, dan seterusnya. Korpus
Yahudi dan Kristen sebagai kelompok atau ahlu
Cluny
zimmi berpartisipasi dalam ritual-ritual sosial
kesarjanaan Barat tentang Islam. Peter juga
diskur-sus dan perdebatan publik dengan kaum
memerintahkan
muslim. Ini semua membutuhkan banyak
menerjemahkan Al-qur’an, hadis, dan sirah
pengetahuan
muhammad, serta teks-teks Arab lainnya.
tentang
ajaran-ajaran
Islam,
karya
dikenal
mereka
yang
sebagai
para
memahami
permulaan
penerjemah
untuk
dengan tujuan hanya untuk menolak ajaran
Serangan-serangan
tersebut.
kenabian Muhammad, Al-qur’an dan jihad
Selama empat abad kemudian hingga awal
Perang Salib, orang-orang Eropa hidup dalam
mereka
kanon
ditujukan
pada
sebagai topik utama kesarjanaan kristen pada
masa pertengahan.
kebodohan tentang agama dan penduduk yang
Akhir abad 12 koleksi karya Ibnu Sina
hidup bersebelah dengan mereka di Spanyol.
muncul dan beredar di Eropa. Sejalan dengan
Suku-suku jerman, orang Slavia, Magyar, dan
hal tersebut para sarjana Eropa mulai melihat
gerakan-gerakan bidah seperti Manicheanisme,
dunia Muslim saat itu sebagai peradaban kaum
melihat Islam sebagai salah satu musuh yang
terpelajar dan filosof, sangat berlawanan dengan
mengancam kerajaan kristen. Sejak awal perang
pandangan negatif tentang Muhammad dan
salib hingga abad ke-11, nama Muhammad
praktik-praktik keagamaan Islam. keberhasilan
dikenal negatif di kalangan Eropa.
militer dan diplomasi Salahudin Al Ayyubi
Fase Perang Salib dan Kesarjanaan
Cluny (1100-1500). Studi Islam untuk tujuan-
(1138-1193) terkenal dalam legenda Eropa.
Fase Reformasi
(1500-1650), sejalan
tujuan misionaris mulai abad ke-12 pada masa
dengan Eropa memasuki periode perubahan
Peter Agung (1094-1156), seorang Biarawan
keagamaan, politik dan intelektual pada abad
Cluny di Prancis. Para pasukan salib dan rahib-
ke-16, pengetahuan dan studi Islam juga
rahib yang menerjemahkan Al-qur’an dan teks-
terpengaruh, pada masa ini kaum reformis
teks Islam berperan sebagai pihak-pihak yang
memandang Sarasen Turki bersama-sama gereja
6
loc.cit 40-46
5
Roma
sebagai
Bibliande
menyaksikan upaya-upaya untuk membangun
menganggap Muhammad sebagai kepala dan
sains tentang studi agama. Karakteristik studi
Islam
Kaum
Agama ini tergantung pada filologi sebagai
protestan membandingkan Roma dan Islam,
metode utama dalam memahami peradaban lain,
melihat Islam sebagai Bidah, bukan sebagai
peradan kuno utamanya. Islam dapat dan harus
agama lain yang mempunyai haknya sendiri.
dikaji sebagai agama menurut karakternya
Jadi, patut dicatat bahwa kaum reformis telah
sendiri menjadi mungkin dilakukan oleh sains
menghasilkan kesarjanaan tentang Islam yang
filologi.
sebagai
anti
tubuh
kristus.
anti
kristus.
tidak berbeda dengan sebelumnya. Pada abad
Derasnya arus informasi dan komunikasi
ke-16, edisi-edisi Al-qur’an dan teks-teks Islam
serta modernisasi dan westernisasi tentunya
lainnya yang diterbitkan di Eropa cenderung
tidak ada yang dapat membendung karena hal
mengikuti korpus Cluny pada empat abad
itu pasti terjadi. Maka disini letak urgensitasnya,
sebelumnya.
mempelajari agama Islam lebih jauh sebagai
Fase Penemuan dan Pencerahan (1650-
benteng
dan filterisasi
dalam
penerimaan
1900). Kesarjanaan Eropa yang baru dan
informasi yang bersumber dari dunia Barat
orisinal tentang Islam berkembang pada akhir
tersebut. Tentunya dalam rangka Tabayyun atau
abad ke-16 dan 17 krena beberapa alasan.
kroscek, meluruskan dan Islamisasi7.
Pertama, realitas politik baru agresi ottoman.
Faktor
lain
kesadaran
yang
Eropa
mendorong
tentang
bangkitnya
adalah
Pendekatan Interdisipliner adalah kajian
tumbuhnya pelayaran dan ekspansi perdagangan
dengan menggunakan sejumlah pendekatan
melampaui Mediterania. Ekspansi pasar dan
sudut pandang (perspektif)8. Pendekatan ini
militer merupakan awal dari kolonialisme dan
muncul sebagai bentuk dari tuntutan modernitas
imperialisme.
pakta-pakta
dan globalisasi dalam mengkaji Islam yang
dengan negara Muslim, disisi lain, alasan Eropa
saintifik dan secara serius melibatkan berbagai
mempelajari Islam tidak lain adalah untuk
tempat. Pendekatan monodisiplin menekankan
membatasi perdebatan teologis seputar Al-
pada pengajaran Islam sebagai doktrin. Kajian
qur’an, nabi, dan penaklukan Muslim awal.
Islam Normatif
Eropa
Pembahasan
Islam
Studi Islam Interdisipliner
membuat
sebagai
panjang dari tradisi keilmuan Islam klasik.
telah
Kerangka studi demikian digunakan diberbagai
memberikan pengaruh atas studi-studi agama
belahan dunia Islam, khususnya di Mesir, Arab
makhluk
tentang
beragama
manusia
tersebut merupakan bagian
secara
naluriah
dan atas studi Islam. Hampir seluruh masa
pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20
7
Op.cit hlm13
Thahir
Lukaman
S.
Interdisipliner.
Yogyakarta:
Yogyakarta. 2004. hlm. 4.
8
Studi
Islam
CV.
Oalam.
6
Saudi, Pakistan, Afganistan dan menjadi model
Wilfred Cantwell Smith menyatakan bahwa
kajian dominan di masyarakat muslim di
:”..The first observation is that of all the world
seluruh dunia. Kajian Islam secara normatif
is religious traditions the Islamic would seem to
dalam pemikiran Islam diantaranya: Ilmu Fiqh,
be the one with a built-in name. The word
Usul Fiqh, Hadist, Tafsir, dan lain sebagainya.
“Islam” occurs in the qur’an it self, and
Paradigma yang bekerja dalam kajian
normatif
muslims are insistents on using this term to
sebagaimana diungkapkan oleh
does ignate their sistem of faith. In contrast to
Muhammad Abed al-Jabiri adalah paradigma
what has happened with other religious
bayani. Paradigma bayani adlah studi dan
communities…”
pemikiran
pertama
yang
mengutamakan
berbasis
proses
pada
berfikir
teks
dan
deduktif,
ialah
maksudnya:…
bahwa
dari
pengamatan
semua
tradisi
keagamaan di dunia, tradisi Islam akan nampak
analogis, qiyas. Tumpuan utama paradigma ini
sebagai
satu-satunya
adalah memahami teks melalui kaidah bahasa,
(terpasang tetap)10.
nama
yang
built-in
yang kemudian menghadirkan kajian ushul fiqh
Nabi Muhammad SAW. telah membakukan
klasik, sebagaimana diletakkan dasar-dasarnya
ajaran agama Islam (Dienul Islam) secara
oleh Imam Syafi’i. Meskipun tetap diperlukan
sempurna, sehingga akan terjamin otentisitas
paradigma bayani yang normatif
memiliki
dan sekaligus perkembangannya sesuai dengan
kelemahan.
memiliki
tuntutan perkembangan zaman dan tempat.
pijakan
Pertama,
realitas
kurangnya
dan
Sistem pembakuan ajaran islam tersebut adalah
menimbulkan
sebagai berikut: 1) membukukan secara otentik
kesenjangan antara teori dan praktek. Kedua,
sumber dasar, pokok-pokok dan prinsip-prinsip
kurang mampu mengapresiasi perkembangan
ajaran Islam sebagai wahyu dari Allah yang
keilmuan yang berlangsung dengan cepat.
tertuang dalam Al-qur’an, 2) memberikan
Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora
penjelasan, contoh dan teladan pelaksanaan
belum lagi sains dan teknologi akan sulit
ajaran
direspon oleh paradigma tersebut. Akibatnya
kehidupan
kajian Islam akan stagnan karena tidak mau
kemudian dikenal dengan sebutan al-sunah/al-
beranjak dari posisi yang mapan berabad-abad
hadis, 3) memberikan cara atau metode untuk
yang lalu9.
mengembangkan ajaran Islam secara terpadu
antropologis
historis,
sehingga
sosiologi
Potensi Islam dalam menajawab tantangan
Zaman
9
M. Amin Abdullah Islam dalam Berbagai
Pembacaan Konsep Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Belajar 2009. Hlm 6-7.
Islam
secara
sosial
operasional,
budaya
umatnya,
dalam
yang
dalam kehidupan sosial budaya umat manusia
sepanjang
sejarah
dengan
sistem
Ijtihad.
10
Muhaimin Tadjab dan Abd Mudjib. DimensiDimensi Islam.Surabaya: Karya Abditama 1994.
hlm. 71
7
Dengan sistem
pembakuan tersebut, maka
perbedaan pemahaman oleh masyarakat sesuai
ajaran Islam akan tetap bersifat otentik,
dengan setting yang mereka hadapi. Begitu pun
sempurna dan bersifat dinamis, yakni sesuai
Islam yang dipahami oleh generasi Abad
dengan tuntutan perkembangan zaman dan
Pertengahan maupun Abad modern.
tempat11.
Atas
Dalam rangka memahami Islam, dapat
dilakukan
melalui
adalah
sangat
urgen
diperolehnya pemahaman Islam secara utuh dan
tidak distortif, dengan argumentasinya bahwa
mempelajari teks-teks suci Al-qur’an yang
realitas perbedaan di atas jika tidak tepat terhadap
merupakan output ilmiah dan literer yang
Islam
dikenal dengan Islam. Kedua, mempelajari
bidimensionalitas, yaitu dimensi normatif dan
dinamika historis yang menjadi perwujudan dan
dimensi historis. Dalam kaitan ini, memahami
ide-ide
permulaan
ide-ide Islam yang ada dalam Al-Qur’an ini,
diturukannya misi Islam tersebut, terutama masa
memahami ide-ide Islam yang ada dalam Al-
Nabi Muhammad SAW, hingga masa akhir-
Qur’an penting sekali untuk dilakukan, dengan
akhir ini.
argumentasi bahwa ide-ide dalam kitab suci
mulai
metode.
itu,
Pertama,
Islam,
dua
dasar
dari
Studi Islam Era Disrupsi dan Era Milennial
Disrupsi merupakan perubahan yang sangat
mendasar sebagaimana telah terjadi di berbagai
industri, seperti musik, surat menyurat, media
cetak, dan transportasi publik, seperti taksi, grab,
go-jek, dll12.
Berdasarkan perkembangan yang semakin
cepat akan sangat sulit untuk mengontrol
perkembangan
psikomotorik
aspek
kognitif,
anak-anak.
Islam
afektif,
dan
yang
telah
mengalami proses dialogis dengan masyarakat,
tidak
dapat
dihindarkan
dari
munculnya
keragaman aktualisasi. Keragaman itu muncul
karena persoalan ruang (space) dan waktu (time).
Perbedaan
ruang
dan
waktu,
melahirkan
sebagai
agama
yang
memiliki
tersebut merupakan fondasi normatif dari ajaran
Islam.
Al-qur’an menegaskan landasan moral bagi
gagasan dan praktik-praktik, seperti ekonomi,
politik, dan sosial dalam kehidupan manusia
Muslim. Meskipun Al-qur’an meliputi ide-ide
normatif Islam, teks-teksnya diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW tidak hanya dalam
bentuk
idenya
semata,
melainkan
juga
disampaikan secara verbal (verbeally reveald).13
Dengan keberadaan Al-Qur’an yang meliputi
ide moral normatif
dan disampaikan dengan
medium verbal, maka studi Islam menemukan
momentum urgensi dan signifikasinya untuk
selalu dilakukan dalam frame memahami Islam
dengan mastery in context dengan persoalan-
11
Ibid. hlm. 84-85
12
Mayling Oey-Gardiner dkk. ERA DISRUPSI
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi
Indonesia. Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan
Indonesia. 2017. hlm. 2
13
Fazlur Rahman Islam: EChicago: The
University of Chicago Press 1981,. hlm. 30-31
8
persoalan
yang
dihadapi
masyarakat
pada
masanya masing-masing.14
Perkembangan zaman yang cepat dibarengi
Islam dan radikalisme, secara substansial,
Islam tidak mengajarkan perilaku keras. Wa ma
arsalnaka illa rahmatan lil alamin, sangat tegas
dengan teknologi dan sains yang luar biasa,
dinyatakan
dalam
cukup menimbulkan isu-isu yang terkait dengan
berbagai faktor kekerasan telah menjadi perilaku
dinamika Islam dalam konteks relasinya dengan
umat
dunia masa kini. Seperti isu Islam Liberal, Islam
muncul labeling Islam radikal, Islam revivalis dll.
dan Pluralisme,Islam dan Radikalisme, Islam dan
Secara teologis, Islam radikal memandang bahwa
HAM, Islam dan Gender.
“umat Islam telah menyimpang dari ajaran Islam
beragama,
Al-Qur’an.
termasuk
Akan
Islam,
tetapi,
sehingga
Islam Liberal, gagasan yang dapat dijadikan
yang murni”, karena itu praktik keagamaan
tolak ukur bahwa sebuah pemikiran Islam dapat
mereka harus dikembalikan kepada tradisi dan
disebut liberal yaitu: melawan teokrasi yaitu ide-
ajaran salaf. secara sosiologis kelompok ini selalu
ide yang ingin mendirikan Negara Islam.
menyerukan pemberlakuan syariat Islam, yang
membela hak-hak perempuan, membela hak-hak
menurut
non muslim, membela kebebasan berpikir dan
menjamin keselamatan umat Islam.
kebebasan membela gagasan kemajuan. Gagasan
kelompok
Multikulturalisme,
sebuah
ini
akan
secara
konsep
mengayomi,
epistimologis
Islam liberal berusaha memadukan Islam dengan
merupakan
dimana
sebuah
situasi modernitas sebagai sesuatu yang tidak
komunitas dalam konteks kebangsaan dapat
dapat dielakan, sehingga Islam tetap mampu
mengakui keberagaman, kemajemukan budaya
menjawab perubahan sosial yang secara terus-
dan perbedaan, baik ras, suku, etnis maupun
menerus terjadi. Islam harus tetap menjadi
agama. Dengan kata lain, sebuah konsep yang
pengawal menuju realitas kesejarahan yang
memberikan pemahaman bahwa sebuah bangsa
hakiki di tengah pergolakan situasi modernitas
yang prular dan majemuk adalah bangsa yang
dan era globalisasi.15
dipenuhi oleh budaya-budaya yang beragam.
Islam Pluralisme, Wacana tentang Pluralisme
Multikulturalisme menghadapi tantangan dan
dan dialog merupakan wacana emansipatoris dan
ancaman yang sangat beragam. Jika ditingkat
liberatif. Islam tidak hanya menerima pluralism
Negara-bangsa- atau nasional, multikulturalisme
(agama), tetapi juga menganggap sebagai sentral
diperlukan untuk mengelola identitas etnik dan
dalam sistem kepercayaan Islam. Hubungan
kultural yang beragam tersebut, maka ditingkat
Islam dan pluralism terletak pada semangat
global kecenderungan sebaliknya justru sedang
humanitas dan universal Islam.
terjadi ancaman monokuluralitas. Globalisasi
14
Edi Susanto. Dimensi Studi Islam
Kontemporer. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
2016. hlm.7-9.
15
Ibid. hlm.139-140
menghasilkan kecenderungan monokuluralitas
yang terutama didorong oleh proses-proses dan
9
praktik-praktik material-rasional yang dibawa
merupakan usaha Islamisasi konsep civil society
oleh
melalui projecting back theory.16
ekonomi
penduduk.
pasar
global
Dunia
dan
selalu
imigrasi
mengalami
Peradabanlah yang harus dikedepankan untuk
perkembangan dan perubahan. Walaupun diatas
mengatur kehidupan manusia di dunia dan
permuakaan teknologi informasi tampak secara
bukannya agama karena kenyataan historis bahwa
damai mendorong terjadinya pertukaran budaya
suatu agama tidak dianut oleh semua orang
(cultural exchange).
dinunia. Hal tersebut telah ditunjukan Nabi
Secara normatif, teologis, dan historis, Islam
telah
menunjukan
dengan
piagam Madinah. Peradaban merupakan upaya
Multikulturalisme, dan mengedepankan nilai-
pemikiran kreatif manusia untuk mengatur tata
nilai
muslim
kehidupan antar umat dari berbagai bangsa dan
Indonesia terdapat kemajemukan dan keragaman.
agama. Pemikiran kreatif tersebut bila didukung
Hal ini disebabkan oleh pandangan hidup mereka
penguasaan iptek maka akan menciptakan suatu
dan ideology mereka, dan juga letak geografisnya
peradaban besar.
universal.
juga
turut
relevansinya
Muhammad SAW yang menjadi arsitek dalam
Dalam
terjadinya
Sekarang ini peradaban Baratlah yang sedang
kemajemukan dan keragaman. Islam tidak hanya
menjadi komando dalam tata pergaulan dunia
menyatukan masyarakat muslim secara khusus,
karena memenuhi persyaratan berupa kehidupan
namun juga masyarakat umum melalui nilai-nilai
lahiriah yang maju dan kemajuan itu cukup
yang dikandungnya baik ekplisit mapun implisit.
menonjol
Jadi,
masyarakat
pada
menjadi
masyarakat
dasarnya
faktor
Islam
dengan
segala
dibandingkan
lain
yang
dengan
ada
kehidupan
disekelilingnya.
aspeknya, baik historis, ideologis, normatif ,-
Perkembangan dan kemajuan peradaban umat
teologis, dan lainnya, terdapat relasi dan relevansi
umat manusia menuntut kualitas ulama’ yang
dengan gagasan Multikulturalisme.
mampu mengembangkan cara berpikir yang
Masyarakat madani merupakan salah satu
jawaban
mengahadapi
dan
yang makro, yang meliputi aspek ajaran yang
Milennial. Suatu Istilah yang diambil dari
doktriner dan yang sosial historis. Jalannya harus
perbendaharaan sejarah umat Islam, yaitu suatu
mengubah
masyarakat
nabi
membaca kitab (pendekatan doktriner) menjadi
Muhammad SAW di Madinah. Suatu masyarakat
studi dan mengadakan penelitian penelitian
religio
era
politik
Disrupsi
akademis sehingga menghasilkan wawasan Islam
bentukan
cara
berpikir,
dari
pendekatan
yang memiliki ciri-ciri seperti halnya masyarakat
sipil dalam pengertian modern, yaitu adanya
pluralism, toleransi. Demokrasi dan HAM.
Dengan demikian konsep masyarakat madani
16
Thoha Hamim. Islam dan Society
(Masyarakat Madani): Tinjauan tentang prinsip
Human Rights, Pluralism dan Religious Tolerance.
)lam Ismail SM dan Abdullah Mukti Pendidikan
Islam )emokratisasi dan Masyarakat Madani
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2000. hlm. 115.
10
melalui banyak pendekatan atau pendekatan
Interdisipliner.
Penutup
Peradaban Islam akan maju jika nilai-nilai
normatif agama dapat diselaraskan dengan
realitas kebudayaan (tradisi) dan politik. Hal
tersebut prasyarat bagi pengembangan iptek,
sebagai alat untuk mewujudkan aspek salvation
(keselamatan) di duniawi ini yang dipandang
sebagai penjamin bahwa agama tersebut di
akhirat
akan
mendapat
ridla
dari
Allah.
Majunya peradaban Indonesia memiliki makna
ganda, yaitu berarti suksesnya kebangkitan
agama dan sekaligus menjadikan agama sebagai
alternatif bagi gejala dekadensi peradaban Barat
Sekarang adalah saat yang penting untuk
menerapkan dan menguji banyak gagasan,
pendekatan dan metode serta menunjukan
bahwa Islam adalah fenomena yang sangat
dan
kaya.
Studi
Islam
adalah
tantangan bagi pikiran manusia, tantangan
sekaligus
balasan
yang
setimpal
dengan
kesulitannya. Islam dalam sejarah akan berubah
dan terus berubah
Perubahan
ini
dengan kecepatan tinggi.
mempunyai
dua
Abdullah Taufik dan M.Rusli Karim (ED), 1990.
Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar.
(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta.
Djunaedi. Tantangan dan Problematika Pendidikan
Islam di Era Globalisasi. JPI FIAI Tarbiyah Volume VIII
Tahun VI Juni 2003.
Baidhawy
Zakiyudin.
2011.
Studi
Islam
“Pendekatan dan Metode”. Yogyakarta: Insan Madani.
Ghazali Ahmad dede dan Gunawan heri. 2015.
STUDI ISLAM suatu pengantar dengan pendekatan
Interdisipliner. Bandung: PT Rosdakarya
Hamim Thoha. 2000. Islam dan Society
(Masyarakat Madani): Tinjauan tentang prinsip Human
Rights, Pluralism dan Religious Tolerance. Dlam Ismail
SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam,
Demokratisasi dan Masyarakat Madani, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lukaman S Thahir. 2004. Studi Islam
Interdisipliner. Yogyakarta: CV. Oalam. Yogyakarta.
yang sekularistik dan rasionalistik.
kompleks
Abdullah M. Amin. 2009. Islam dalam Berbagai
Pembacaan Konsep Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
dimensi
Muhaimin, Tadjab dan Abd Mudjib. 1994.
Dimensi-Dimensi Islam.Surabaya: Karya Abditama.
Martin Richard C. 2002. Pendekatan Kajian Islam
dalam Studi Islam. Surakarta: Muhammadiyah
University Press.
Mayling Oey-Gardiner dkk. 2017. ERA DISRUPSI
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia.
Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Rahman Fazlur, 1981. Islam:, (Chicago: The
University of Chicago Press.
Rochmat Saefur. Studi Islam di Indonesia Era
Millenium Ketiga. Millah Vol. II No.1. Agustus 2002.
perubahan tradisi kecil dan perubahan tradisi
agung “besar”. Ditandai sebagai ortodoksifikasi
dan modernisasi.
Susanto Edi. 2016. Dimensi Studi Islam
Kontemporer. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
DAFTAR PUSTAKA
11