MAKALAH TEORI RELASI OBJEK Melanie Klein

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam psikologi, tentunya membahas tentang individu atau manusia. Di dalam diri
manusia terdapat satu aspek yang disebut sebagai kepribadian. Kepribadian sendiri
merupakan karakteristik seseorang yang tidak dikenai nilai. Kepribadian seseorang ini salah
satunya terbentuk karena interaksi sosial antar individu satu dengan individu lain, karena
menusia sendiri merupakan mahluk sosial. Hal ini juga berkaitan dengan hubungan batin
diantara ibu dan anaknya yang sangat kuat. Hubungan antara anak dan ibu tidak dapat
dipisahkan satu sama lain karena keduanya saling membutuhkan. Sehingga munculah teori
tentang relasi objek yang membahas tentang hubungan yang berasal dari kedekatan seorang
ibu dengan anaknya. Beberapa tokoh dunia yang meneliti dan mengembangkan teori tentang
hubungan ibu dan anak ini diantaranya; teori Melani Klein, Paranoid-Skizoid yaitu tentang
kehidupan Psikis bayi.
B. Rumusan Masalah
1. Gambaran umum mengenai teori relasi objek
2. Biografi Melanie klein
3. Pengantar teori Relasi Objek
4. Kehidupan psikis bayi
5. Posisi

6. Mekanisme pertahanan psikis
7. Internalisasi
8. Pandangan mengenai relasi objek
9. Psikoterapi
10. Penelitian terkait
11. Relasi objek dan gangguan makan
12. Teori kedekatan dan hubungan dengan orang dewasa
13. Kritik terhadap teori relasi objek

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 1

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah analisis pemahaman tingkah
laku dan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa secara terperinci tentang teori relasi
objek.

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 2

BAB II
PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Teori Relasi Objek
Klein menekankan pentingnya empat sampai enam bulan setelah kelahiran. Ia juga
menekankan bahwa dorongan-dorongan pada bayi (lapar, seks, dan lainnya) dilandasi oleh
sebuah objek, yaitu payudara, penis, vagina, dan seterusnya. Menurut Klein, hubungan anak
dengan payudara merupakan dasar dari sebuah hubungan dan berperan sebagai prototipe dari
hubungan selanjutnya, seperti ibu dan ayah. Kecenderungan awal seorang bayi untuk
menghubungkan bagian-bagian dari suatu objek membuatnya mengalami suatu kondisi tidak
realistis atau serupa dengan khayalan yang memengaruhi hubungan interpersonalnya di
kemudian hari.
Selain teori Klein, ada beberapa teori lain yang juga berpendapat mengenai pentingnya
pengalaman awal seorang anak dengan ibunya. Margaret Mahler percaya bahwa
penginderaan pembentukan identitas seorang anak bergantung pada tiga tahap hubungan
dengan ibunya. Pertama, bayi memiliki kebutuhan dasar untuk disayangi dan diasuh oleh
ibunya; kemudian, mereka mengembangkan hubungan simbiotik yang aman; dan akhirnya,
mereka keluar dari lingkaran perpektif ibunya dan membangun identitas individualis mereka.
Heinz Kohut berteori bahwa anak mengembangkan pengindraan diri selama periode awal
kehidupan bayi. Hal ini terjadi ketika orang tua dan yang lainnya memperlakukan mereka
layaknya bayi yang bisa mengenali identitas diri mereka sendiri. John Bowlby menyelidiki
kedekatan bayi dengan ibunya. Mary Ainsworth dan partnernya mengembangkan teknik

untuk mengukur tipe gaya kedekatan yang dikembangkan seorang bayi terhadap orang yang
mengasuhnya.
B. Biografi Melanie Klein
Melanie Reizes Klein lahir pada tanggal 30 Maret 1882 di Wina, Austria. Ayahnya Dr.
Moriz Reizes adalah seorang dokter yang bekerja dibidang obat-obatan, yang kemudian
bekerja sebagai asisten dokter gigi. Ibunya, Libussa Deutsch Reizes memiliki sebuah toko
tumbuhan dan reptil.

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 3

Hubungannya dengan ayah dan ibunya dirasa tidak sehat. Ia merasa diabaikan oleh
ayahnya, yang dipandangnya sebagai sosok yang dingin dan jauh. Sedangkan dengan ibunya
dirasakan sangat kaku, walaupun ia sangat mencintai dan mengidolakan ibunya.
C. Pengantar Teori Relasi Objek
Teori relasi objek merupakan bagian dari teori Freud mengenai teori insting, tetapi
penyebabnya berbeda setidaknya dalam tiga hal, yaitu:
Teori Freud
menekankan dorongan-dorongan biologis

Teori relasi objek

menekankan pentingnya pola yang
konsisten

dalam

hubungan

interpersonal
Bersifat paternal dan menekankan pada Bersifat maternal yang menekankan
kekuatan control ayah

keintiman dan pengasuhan ibu

Lebih memandang kesenangan seksual Lebih
sebagai motif utama tingkah laku manusia

memandang

hubungan


sebagai

kontak
motif

dan
utama

tingkah laku manusia

D. Kehidupan Psikis pada Bayi
Seorang bayi tidak memulai hidupnya sebagai individu yang kosong. Bayi membawa
presdiposisi untuk mengurangi pengalaman kecemasan yang dihasilkan oleh dorongan insting
hidup dan insting mati.
1. Fantasi
Seorang bayi sudah memiliki fantasia tau khayalan kehidupan yang aktif. Fantasi
ini merupakan representasi psikis dari ketaksadaran insting id; yang tidak bisa
dicampuradukkan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki oleh anak-anak dan orang
dewasa. Muncul fantasi ketidaksadaran lainnya yaitu Oedipus complex atau keinginan
anak untuk menghancurkan salah satu orang tuanya dan untuk terlibat secara seksual

dengan orang tua satunya. Fantasi ini dibentuk melalui kenyataan yang dialami dan
presdiposisi bawaan.

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 4

2. Objek
Klein sependapat dengan freud bahwa manusia memiliki dorongan bawaan atau
insting. Insting atau dorongan tersebut berupa objek. Klein yakin pada masa bayi
awal, anak sudah berkaitan dengan objek-objek eksternal, misalnya dorongan lapar
untuk mendapatkan payudara, dorongan seksual, dan lain-lain baru kemudian bayi
mulai berminat dengan wajah dan tangan ibunya. Dalam khayalan aktifnya, bayi
mengintroyeksikan atau mencapai struktur psikis pada objek-objek eksternal,
misalnya penis ayahnya, tangan, dan wajah ibunya. Mereka juga berkhayalan dengan
menginternalisasikan objek dalam suatu istilah-istilah yang berwujud dan konkret,
contonya mempercayai ibunya akan selalu didalam dirinya. Klein berpendapat bahwa
objek internal mempunyai kekuatannya sendiri.
E. Posisi
Bayi mengatur pengalaman mereka berdasarkan posisi tertentu, dalam usahanya untuk
menghadapi dikotomi baik dan buruk atau dalam menghadapi objek internal dan objek
eksternal. Ada dua posisi, yaitu:

1. Posisi Paranoid-Schizoid
Cara bayi untuk mengatur pengalamannnya yang juga mengandung perasaan
paranoid sebagai pelaksana pemisahan objek internal dan eksternal menjadi objek
yang baik dan buruk.
2. Posisi Depresif
Kekhawatiran akan kehilangan objek yang dicintainya bergabung dengan
perasaan bersalah karena menginginkan kehancuran konstitusi objek. Posisi depresif
ini menghilang saat anak berkhayalan bahwa mereka sudah membuat perbaikan dan
mengenali bahwa ibunya tidak akan menghilang selamanya, tetapi akan kembali
setiap kali ia pergi. Saat posisi depresif menghilang, anak menghapuskan pandangan
mengenai ibu baik dan ibu buruk.
F. Mekanisme Pertahanan Psikis
1. Introyeksi

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 5

Khayalan yang diperoleh bayi mengenai persepsi dan pengalaman mereka dengan
objek eksternal, yang asalnya dari payudara ibu.
2. Proyeksi
Khayalan yang dirasakan oleh seseorang dan impuls-impuls yang sebetulnya

dipindahkan pada orang lain, tidak berasal dari dalam diri sendiri.
3. Pemisahan
Memisahkan impuls-impuls yang tidak sesuai untuk mengatur aspek-aspek baik
dan buruk serta objek eksternal. Apabila pemisahan dilakukan tidak secara ekstrem
dan tidak kaku, maka bisa berdampak positif dan bermakna, baik pada bayi maupun
pada orang dewasa. Serta memungkinkan seseorang untuk melihat aspek positif dan
negatif pada kepribadiannya sendiri dan membedakan antara kepribadian yang disukai
dan tidak disukai. Sebaliknya, jika pemisahan dilakukan secara berlebihan, bisa
menyebabkan represi patologis.
4. Identifikasi Proyektif
Bayi memisahkan bagian dari diri mereka yang tidak dapat diterimanya.
G. Internalisasi
Hal ini berati bahwa orang melakukan introyeksi, yaitu memasukkan aspek eksternal
kemudian diolahnya menjadi rangka kerja yang bermakna secara psikologis.
1. Ego
Klein meyakini bahwa ego atau sifat mementingkan diri sendiri, sudah matang
pada tahap yang jauh lebih awal daripada yang diperkirakan oleh Freud.
2. Superego
Klein menyimpulkan bahwa semakin dewasa maka superego akan menghasilkan
perasaan bersalah dan inferior , tetapi analisisnya terhadap anak-anak membuatnya

percaya bahwa superego awal yang muncul pada anak-anak bukan menghasilkan
perasaan bersalah tetapi perasaan terancam. Klein menyatakan bahwa sperego
berkembang sejalan dengan perkembangan odipus complex dan akhirnya menyatu

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 6

dalam perasaan bersalah yang realiistis setelah oedipus complex berkembang
sepenuhnya
3. Oedipus Complex
Klein mengungkapkan bahwa oedipus complex terjadi bersamaan dengan tahap
oral dan anal , dan mencapai puncaknya pada tahap genital, yaitu sekitar usia tiga atau
empat tahun. Klein percaya bahwa bagian terpenting dari oedipus complex adalah
bahwa ketakutan anak akan adanya ancaman dari orang tuanya karena anak berkhayal
mengosongkan tubuh orang tuanya. Klein juga menekankan pentingnya anak menjaga
perasaan positif terhadap kedua orang tuanya selama tahun Oedipal. Ia berhipotesis
bahwa selama tahap-tahap awal, Oedipus complex menyediakan kebutuhan yang
sama , baik anak laki-laki maupun perempuan yaitu membangun sifat positif dengan
objek yang baik dan menyenangkan (payudara dan penis) dan menghindari objek
yang buruk dan menakutkan (payudara dan penis)
4. Perkembangan Oedipal pada Perempuan

Perkembangan Oedipal feminin yaitu selama bulan pertama dalam kehidupan ,
seorang anak melihat payudara ibunya sebagai objek baik atau buruk. Pada usia enam
bulan melihatnya sebagai hal yang positif, kemudian melihat ibunya secara
keseluruhan. Pada masa ini, seorang bayi berimajinasi dan berkhayal bahwa penis
ayahnya bisa memberikan beberapa hal kepada ibunya seperti bayi, maka anak
perempuan ini mengembangkan hubungan

positif

terhadap penis ayahnya dan

berkhayal ayahnya bisa memenuhi dengan bayi-bayi. Namun, anak perempuan ini
akan merasa tersaingi dengan ibunya. Ketika anak perempuan bisa melewati
perkembangan

oedipus

dengan

mulus,


maka

akan

menjadi

feminin

dan

mengembangkan hubungan positif dengan orangtuanya. Namun pada situasi yang
tidak terlalu ideal bayi perempuan memiliki paranoid bahwa ibunya akan
menyakitinya dengan cara menyakiti dan mengambil bayi-bayinya,kecemasan ini
timbul dari dalam diri anak yang merasa dilukai ibunya. Perasaan ini akan hilang
ketika dia melahirkan bayi yang sehat.
Menurut Klein, rasa iri akan penis datang dari keinginan anak perempuan untuk
diinternalisasi oleh penis ayahnya dan memperoleh bayi darinya. Khayalan ini
menjadi penyebab semua hasrat akan penis eksternal.
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 7

5. Perkembangan Oedipal pada laki-laki
Anak laki-laki memandang payudara ibunya sebagai objek baik dan buruk. Pada
bulan pertama anak laki-laki mengganti tahap oralnya dari payudara menjadi penis
ayahnya. Pada masa ini,anak menjadi feminin dimana mengadopsi sikap homoseksual
pasif terhadap ayahnya, kemudian menjadi hubungan heteroseksual dengan ibunya.
Klein percaya bahwa posisi homoseksual pasif ini merupakan faktor awal
terbentuknya hubungan heteroseksual yang sehat dengan ibunya. Sederhananya,
seseorang anak laki-laki harus memiliki perasaan yang baik terhadap penis ayahnya
terlebih dahulu , sebelum dia menilai miliknya.
Klein percaya bahwa setiap orang terlahir dengan dua dorongan kuat, insting
hidup dan insting mati. Tahap yang paling penting dalam kehidupan adalah beberapa
bulan pertama yang merupakan tahap dimana hubungan dengan ibu dan objek
signifikan lainnya menjadi model untuk hubungan interpersonal di kemudian hari.
Kemampuan orang dewasa untuk untuk mencintai atau membenci berasal dari relasi
objek yang didapatkan pada masa-masa awal kehidupannya.
H. Pandangan Mengenai Relasi Objek
Semenjak pemikiran Melanie Klan yang menggambarkan teori relasi objek dengan
sangat jelas dan kuat. Beberapa ahli turut mengembangkan teori ini. Diantaranya adalah
Margaret Mahler, Heinz Kohut, John Bowlby, dan Mary Ainsworth.
1. Margaret Mahler
Margaret Schoenberger Mahler (1897-1985) lahir di Sopron, Hongaria. Ia
mendapatkan gelar kedokteran dari University of Vienna pada tahun 1923. Setelah itu
ia pindah ke New York dan menjadi konsultan di Children’s Service of The New
York State Psychiatric Institute pada tahun 1938. Kemudian mengembangkan
observasinya di Masters Children’s Centre, New York. Pada tahun 1955 hingga 1974,
ia menjadi profesor psikiatri klinis di Albert Einstein College of Medicine.
Pada awalnya Mahler tertarik pada kelahiran psikologis individual yang terjadi
saat tiga tahun pertama kehidupan seseorang, yaitu ketika seorang anak secara
bertahap mengubah rasa aman menjadi rasa otonomi. Gagasan ini berasal dari hasil
observasi yang dilakukan oleh Mahler sendiri yang membahas tentang perilaku anak
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 8

yang terganggu dalam berinteraksi dengan ibunya. Kemudian, ia juga turut
mengobservasi bayi-bayi normal yang telah dekat dengan ibunya selama 36 bulan
pertama kehidupannya.
Menurut Mahler, psikologis individu muncul pada minggu awal pertama setelah
kelahiran bayi tersebut dan berlanjut hingga tiga tahun kemudian dan seterusnya.
Menurut Mahler, kelahiran psikologis (psychological birth) adalah seorang anak dapat
menjadi individu yang terpisah dari pengasuhnya (ibunya), sehingga akan mendorong
munculnya kepekaan akan identitas (sense of identity).
Kelahiran psikologis dan individu akan dapat dicapai, jika seorang anak dapat
melewati serangkaian proses yang terdiri dari tiga tahap perkembangan utama (mayor)
dan empat subtahap.
Tahap perkembangan mayor yang pertama adalah autisme normal (normal
autism). Tahap ini berlangsung dari lahir hingga pada usia tiga atau empat tahun.
Tahap ini digambarkan oleh Mahler dalam bentuk perbandingan antara kelahiran
psikologi dengan telur burung yang tidak menetas. Menurut pandangannya, burung
tersebut telah mampu untuk memenuhi kebutuhan nustrisinya secara autis (tanpa
adanya realitas eksternal) karena asupan makanan yang dibutuhkan telah terdapat
pada cangkang telurnya. Hal ini dapat diibaratkan sebagai bayi yang baru lahir, yang
memenuhi kebutuhan dasarnya dari asuhan ibunya yang kuat dan protektif.
Hal tersebut tidak seperti yang Klein kemukakan tentang konsep rasa takut yang
dialami oleh bayi yang baru lahir. Mahler justru menekankan pada periode tidur yang
panjang dan narsisme awal yang absolut dimana seorang bayi tidak menyadari
kehadiran orang lain. Autisme normal dipandang sebagai tahap “tanpa objek” yang
berarti waktu yang dibutuhkan si bayi untuk mencari payudara ibunya. Mahler juga
tidak setuju dengan gagasan Klein yang menyatakan bahwa bayi memasukan
payudara dan objek lain ke dalam egonya.
Bayi secara bertahap mulai menyadari bahwa mereka tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri, sehingga mereka mulai mencoba untuk mengenali pengasuh
utama mereka dan mencari simbol hubungan (bounding) dengan mereka. Hal tersebut
merupakan proses simbiosis yang normal, yang merupakan tahap perkembangan
kedua dalam teori Mahler.
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 9

Simbiosis normal (normal symbiosis) merupakan tahap mayor kedua menurut
Mahler. Tahap ini dimulai sekitar usia empat hingga lima minggu dan akan mencapai
puncaknya pada usia empat sampai lima bulan. Selama masa ini “bayi berperilaku dan
berfungsi layaknya ia dan ibunya adalah sistem omnipotent, yang berarti satu kesatuan
dalam batasan umum”. Hal ini jika dianalogikan dengan telur burung, maka pada saat
itulah cangkang telur sudah mulai retak, akan tetapi membran psikologisnya masih
dalam bentuk simbiosis yang melindungi janinnya.
Simbiosis ini ditandai dengan adanya sinyal-sinyal dari bayi ke ibunya. Bayi akan
mengirimkan sinyal kepada ibunya yang akan menunjukan bahwa dirinya sedang
lapar, sakit, senang, dan sebagainya. Selanjutnya sang ibu akan merespon sinyalsinyal tersebut dengan caranya sendiri, seperti menyusui, memegang, atau tersenyum.
Pada usia ini, bayi telah dapat mengenali wajah ibunya dan mempersepsikannya
sebagai perasaan senang atau sedih. Pada tahap ini, relasi dengan objek belum
dimulai. Ibu dan objek lainnya masih sekedar menjadi “praobjek” bagi sang bayi.
Tahap perkembangan mayor yag ketiga adalah pemisahan individuasi (separation
individuation). Tahap ini berlangsung pada usia empat atau lima bulan hingga pada
usia tiga puluh sampai tiga puluh enam bulan. Pada masa ini, anak-anak mengalami
pemisahan secara psikologis dari ibunya. Anak mulai mencapai perasaan individuasi
dan mulai menegembangkan identitas personal atau sering disebut dengan jati diri.
Pada tahap ini anak akan mengalami delusi omnipotence dan mulai berusaha
menghadapi ketakutan mereka terhadap ancaman eksternal karena ia dan ibunya tidak
lagi bersatu. Singkatnya sang anak mulai belajar untuk mandiri.
Selain tiga tahap perkembangan yang utama, Mahler juga membagi tahap-tahap
perkembangan lainnya menjadi empat subtahap yang saling tumpang tindih. Yang
pertama adalah tahap diferensiasi yang terjadi pada usia lima sampai tujuh bulan
hingga sepuluh bulan. Perkembangan pada tahap ini ditandai oleh pemisahan pada
orbit simbiotik antara bayi dan ibunya. Pada usia ini, senyuman kepada ibunya
menandakan suatu ikatan yang spesifik pada orang lain. Bayi-bayi yang sehat secara
psikologis akan memperluas keingintahuan mereka dengan dunia luar yang tidak ada
hubungannya dengan ibu mereka. Hal ini berkaitan dengan kecurigaan akan kehadiran
orang asing dan terhadap orang asing itu sendiri. Sedangkan bayi yang tidak sehat
akan merasa takut pada orang asing dan cenderung untuk menghindarinya.
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 10

Proses pemisahan para bayi dengan ibunya secara fisik dapat terlihat pada
usahanya untuk merayap dan berjalan. Pada saat ini, mereka mulai berlatih untuk
memasuki subtahap pemisahan-individuasi yang terjadi pada usia tujuh sampai
sepuluh bulan hingga sekitar usia lima belas atau enam belas bulan. Selama dalam
subtahap ini, anak-anak dengan mudah untuk mencirikan tubuhnya berdasarkan
bentuk tubuh ibunya. Mereka juga telah menentapkan suatu ikatan yang spesifik
dengan ibunya dan mulai mengembangkan satu ego yang otonomi. Anak-anak pada
tahap awal periode ini masih memiliki kecenderungan untuk tidak suka jika tidak
dapat melihat ibu mereka, sehingga mereka cenderung untuk mengikutinya sebagai
bentuk ketidaknyamanan jika ibunya pergi.
Pada usia enam belas hingga dua puluh lima bulan, anak-anak kembali merasakan
adanya kedekatan (rapprochement) dengan ibu mereka, dan memiliki keinginan untuk
kembali dekat dengan ibunya, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut Mahler,
anak-anak pada usia ini memiliki keinginan untuk saling berbagi setiap pencapaian
keterampilan dan pengalaman baru yang diperoleh dari ibunya.
Pada tahap rapprochement, anak-anak menunjukan tingkat kecemasan yang lebih
tinggi karena terpisah dengan ibunya dibanding pada tahap sebelumnya. Hal ini
dikarenakan peningkatan keterampilan kognitif yang membuat mereka lebih sadar
akan terjadinya pemisahan ini, sehingga mereka mencoba berbagai macam cara untuk
memperoleh kedekatan dengan ibunya kembali seperti yang telah mereka rasakan
dahulu. Usaha ini tidak sepenuhnya berhasil, maka seringkali anak-anak akan
bertengkar dengan ibunya secara dramatis. Situasi ini disebut sebagai krisis
rapprochement (rapprochement crisis).
Subtahap yang terakhir dari teori Mahler adalah objek kesetiaan konstan (libidinal
object constancy) yang terjadi pada anak ketika berusia tiga tahun. Selama masa ini,
sang ibu akan direpresentasikan oleh anaknya secara konstan kedalam diri mereka.
Hal ini dilakukan sebagai usaha pemakluman akan perpisahan terhadap ibunya secara
fisik. Jika usaha ini gagal, maka mereka akan tergantung sepenuhnya dan memerlukan
kehadiran ibunya secara fisik agar merasa aman.
Kunci utama dari Teori Mahler terletak pada uraiannya yang membahas tentang
kelahiran psikologis yang berdasarkan pengamatan empiris pada hubungan ibu dan
anak. Walaupun banyak dari teorinya yang berasal dari reaksi bayi pada masa
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 11

sebelum bayi dapat berbicara (praverbal), gagasannya juga dapat dengan mudah untuk
diterapkan pada orang dewasa. Menurut Mahler setiap kesalahan yang diperbuat pada
tiga tahun pertama dari kelahiran psikologisnya, akan dapat menimbulkan regresi
menuju ke tahap belum tercapainya pemisahan dari ibu dan juga pemahamannya
terhadap identitas diri.
2. Heinz Kohut
Heinz Kohut (1931-1981) lahir di Wina dari orang tua Yahudi yang
berpendidikan dan berbakat. Pada saat perang dunia yang ke dua, ia terpaksa pindah
ke Inggris dan satu tahun kemudian menghabiskan sebagian besar waktunya di
Amerika Serikat. Ia menjadi dosen yang profesional pada Department of Pscyhiatry,
Universitas Chicago. Selain itu dia juga merupakan anggota dari Chicago Institute for
Psychoanalysis dan dosen tamu kuliah psikoanalisis di University of Cincinnati.
Kohut merupakan seorang neurobiologis dan psikoanalisis. Kohut banyak
menyinggung tentang para psikoanalisis dan pada akhirnya dia menerbitkan sebuah
buku berjudul The analysis of The Self pada tahun 1971. Pada buku tersebut konsep
mengenai ego diganti dengan konsep mengenal diri sendiri.
Di dalam teorinya, Kohut lebih menekankan proses dimana diri (self)
berkembang dari suatu gambaran yang tak terdiferensiasi atau samar-samar hingga
menjadi identitas individu yang jelas dan tepat. Seperti pencetus relasi objek lainya,
dia juga memfokuskan awal hubungan ibu dan anak sebagai dasar pemahaman
perkembangan manusia di kemudian hari. Kohut mempercayai bahwa inti dari
kepribadian manusia adalah adanya hubungan antar manusia dan bukanlah merupakan
insting bawaan.
Menurut Kohut, pola pengasuhan dari orang dewasa tidak hanya digunakan oleh
bayi sebagai media untuk memuaskan kebutuhannya secara fisik saja, akan tetapi juga
untuk mencukupi kebutuhan dasar psikologisnya juga. Demi memenuhi kebutuhan
secara fisik dan psikologis sang bayi, maka orang dewasa atau objek diri (selfobjects)
akan memperlakukan bayinya seperti dirinya sendiri. Contohnya adalah, orang tua
akan bertindak hangat, dingin, dan acuh tak acuh. Tindakan tersebut dilakukan
berdasarkan pada sebagian kelakuan dari bayi mereka.

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 12

Kohut menggambarkan diri sebagai “pusat dari alam semesta secara psikologis
dari setiap individu”. Menurutnya diri (sef) memberi keutuhan dan konsistensi pada
pegalaman seseorang yang relatif stabil dari waktu ke waktu dan sebagai “pusat dari
prakarsa dan penerima suatu impresi”. Diri (self) juga merupakan fokus seorang anak
pada hubungan antarpribadi, yang merupakan awal dari terbentuknya hubungan
dengan orang tua dan objek lainnya.
Kohut percaya bahwa bayi memiliki sifat narsistik yang alami. Hal ini berpusat
pada diri sendiri dalam mencari kesejahteraan secara eksklusif bagi diri mereka
sendiri, serta adanya harapan agar dikagumi oleh orang lain sebagai diri mereka
sendiri dan atas apa yang telah mereka lakukan. Kebutuhan narsistik menurut Kohut
didasari oleh kebutuhan untuk menampilkan kemegahan diri dan kebutuhan untuk
mencapai suatu gambaran yang ideal mengenai salah satu atau kedua orang tuanya.
Keinginan ini lahir ketika bayi mulai menghubungkan objek diri “pencerminan” yang
merefleksikan pembenaran dari tingkah lakunya. Gambaran orang tua yang ideal
berlawanan dengan gambaran diri yang megah. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya gambaran bahwa ada orang lain yang sempurna juga. Akan tetapi, gambaran
tersebut sebenarnya juga memenuhi kebutuhan narsistik mereka. Hal tersebut
dikarenakan oleh mereka yang mengadopsi sikap “Anda sempurna, akan tetapi saya
juga bagian dari diri anda”.
Kedua gambaran narsistik tersebut merupakan bagian yang penting bagi
pengembangan kepribadian yang sehat. Akan tetapi, hal tersebut harus berubah seiring
dengan masa pertumbuhannya menjadi dewasa. Jika hal tersebut tidak dapat terjadi,
maka di dalam dirinya akan timbul suatu kepribadian narsistik secara patologis pada
diri mereka ketika dewasa. Gambaran akan kemegahan haruslah berubah menjadi
suatu pandangan yang realistis pada diri mereka sendiri. Gambaran orang tua yang
ideal juga haruslah tumbuh menjadi gambaran yang realistis pula. Kedua gambaran ini
tidak dapat hilang sama sekali.
Orang dewasa yang sehat tetap akan memiliki sikap-sikap yang positif terhadap
diri sendiri dan tetap akan memandang kualitas yang dimiliki oleh orang tuanya
tersebut. Orang dewasa yang narsistik berarti dirinya tidak atau belum melampui
kebutuhan yang bersifat kekanak-kanakan ini dan tetap menjadi individu yang

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 13

berpusat pada diri sendiri atau menjadi pribadi yang masih bersifat kekanak-kanakan
(childish).
Menurut Freud orang yang memiliki kecenderungan narsistik semacam itu,
merupakan calon yang lemah untuk psikoanalisis. Hal ini sangat bertolak belakang
dengan pandangan Kohut yang menganggap bahwa psikoterapi bisa berjalan secara
efektif kepada paseien-pasien semacam itu.
3. Teori Kedeketan John Bowlby
John Bowlby merupakan salah satu orang yang mengikuti pelatihan dari Melanie
Klein, khususnya pada bidang psikiatri anak. Pada tahun 1950-an, Bowlby merasa
tidak puas dengan teori relasi objek, disebabkan karena kurangnya teori motivasi dan
kurang empirismya teori relasi objek. Kemudian ia mengintegrasikan teori relasi
objek dalam satu perspektif yang evolusioner.
Teori kedekatan (attachment theory) yang dikemukakan Bowlby ini mempercayai
bahwa proses kedekatan pada masa anak-anak berdampak penting pada saat masa
dewasa. Bowbly mengamati tiga tahap kecemasan dari perpisahan (separation
anxiety). Pertama adalah tahap protes (protest), yaitu dimana anak tidak tidak mau
diasuh selain pngasuhnya sendiri. Kemudian tahap putus asa (despair), tahap dimana
bayi menunjukkan reaksi ketika bayi terpisah dengan pengasuhya, misalnya diam,
sedih, lesu dan lain-lain. Tahap yang terakhir adalah tahap melepaskan (detachment),
pada tahap ini bayi mulai bisa melepaskan orang lain secara emosional, mereka tidak
lagi merasa kecewa jika ditinggalkan oleh pengasuhnya.
Bowlby mengembangkan teori kedekatan yang dipublikasikan dalam suatu trilogi
yang berjudul Attachment and Loss. Ada dua asumsi utama pada teori Bowlby ini,
yaitu pertama adalah rasa aman yang dirasakan anak yang diperoleh dari tanggung
jawab dan hubungan pengasuhnya. Kedua adalah suatu hubungan yang mengikat
menjadi terinternalisasi dan bertindak misalnya persahabatan dan cinta. Gaya
kedekatan merupakan suatu hubungan antara dua orang, bukan sebuah karakter yang
diberikan pada bayi oleh pengasuhnya. Hubungan ini merupakan hubungan dua arah
antara bayi dan pengasuhnya yang dapat mempengaruhi perilaku satu sama lainnya.
4. Maria Ainsworth dan Teori Situasi Asing
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 14

Terpengaruh

oleh

teori

dari

Bowlby,

Ainsworth

dan

rekan-rekannya

mengembangkan suatu teknik untuk mengukur jenis gaya kedekatan yang ada antara
pengasuh dan bayinya, yang dikenal situasi asing (strange situation). Percobaan pada
teknik ini menghasilkan tiga skala gaya kedekatan, yaitu:
a. Rasa aman (secure attachment)
Bayi merasa gembira dan antusias ketika ibu mereka kembali dan mau
memulai kontak. Perasaan aman dan bergantung pada pengasuh merupakan
pondasi untuk keinginan bermain dan eksplorasi.
b. Cemas menolak (anxious-resistant)
Bayi bersifat ambivalen. Jika pengasuhnya meninggalkan mereka, mereka
akan menjadi kesal dengan cara yang tidak biasa. Namun, ketika pengasuhnya
kembali, mereka berupaya membina kontak sekaligus juga menolak kedekatan
dengan ibunya.
c. Cemas menghindar (anxious-avoidant).
Mereka sudah bisa menerima kehadiran orang asing walaupun pengasuhnya
meninggalkannya. Bayi yang tergolong dalam kedua jenis gaya kedekatan yang
diikuti perasaan tidak aman (cemas menghindar dan cemas menolak) cenderung
kurang memiliki kemampuan untuk terlibat dalam permainan dan eksplorasi
efektif.
I.

Psikoterapi
Kepeloporan klein menggunakan psikoanalisis terhadap anak-anak tidak diterima dengan

baik oleh analis-analis lain selama tahun 1920-an hingga 1930-an. Penolakan gagasan
mengenai psikoanalisis terhadap masa kanak-kanak ini terutama dilakukan oleh Anna freud,
yang menyatakan bahwa terapis tidak dapat mengembangkan transferens pada anak kecil
yang masih sangat dekat dengan orang tuanya karena mereka tidak memiliki khayalan yang
tidak sadar. Oleh karena itu, ia mengklaim bahwa anak kecil tidak bisa memperoleh
keuntungan dari terapi psikoanalisis. Sebaliknya, Klein percaya bahwa, baik anak-anak sehat
maupun yang mengalami gangguan akan memperoleh keuntungan dari penanganan
terapeutik, sementara anak yang sehat akan memperoleh keuntungan dari analisis
prophylactic. Klein bersih keras bahwa keberhasilan psikoanalisis terhadap anak-anak
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 15

ditentukan dengan adanya transferens negatif, sebuah pandangan yang tidak disetujui Anna
Freud dan psikoanalis lainnya.
Untuk memunculkan transferens negatif atau khayalan agresif, klein menyediakan
mainan kecil, crayon dll untuk anak kecil. Ia mengganti pendekatan analisis mimpi dan
asosiasi bebas dari Freud dengan terapi bermain. Klein percaya bahwa anak kecil dapat
mengekspresikan berbagai keinginan mereka yang tidak sadar dan sadar melalui terapi
bermain.
Tujuan dari terapi klein adalah mengurangi perasaan kecemasan yang depresif dan
ketakutan yang mengancam dan untuk mengurangi kekerasan objek yang terinternalisasi.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, klein mendorong pasien-pasiennya untuk mengalami
kembali emosi dan khayalan awal, namun dengan bantuan terapis. Tugas terapis adalah
menunjukkan perbedaan antara kenyataan dan khayalan serta antara tidak sadar dan yang
sadar. Pasien juga diizinkan untuk mengekspresikan transferens positif dan negatif. Situasi ini
penting agar terbentuk pemahaman pasien mengenai bagaimana khayalan tidak sadar
berhubungan dengan situasi sehari-hari. Setelah hubungan ini dibuat, pasien-pasien
merasakan berkurangnya penderitaan yang diakibatkan oleh objek yang diinternalisasinya,
berkurangnya kecemasan depresifnya, dan mampu memproyeksikan ketakutan internal yang
dialaminya pada dunia luar.
J.

Penelitian Terkait
Teori relasi objek dan kedekatan terus mendorong dilakukannya beberapa riset empiris.

Contohnya, teori relasi objek digunakan untuk menjelaskan terbentuknya gangguan makan
(eating disorders). Penelitian ini berasumsi bahwa ketidakmampuan anak untuk mengurangi
perasaan cemas dan frustasinya disebabkan pengasuhan orang tua yang tidak responsif dan
tidak konsisten. Penelitian lain yaitu dari Smolak dan Levine (1993) yang menemukan
hubungan antara bulimia dengan pemisahan yang berlebihan (overseparation atau
detachment) dari orang tua, sedangkan anoreksia berhubungan dengan tingkat tingginya
perasaan bersalah dan konflik seputar pemisahannya dengan orang tua.
K. Relasi Objek dan Gangguan Makan
Teori dan penelitian mengenai relasi objek dan gangguan makan sudah diterapkan pada
laki-laki dan perempuan. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Steven Huprich dan
rekan-rekannya (Huprich, Stepp, Graham & Johnson, 2004), yang membuktikan adanya
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 16

hubungan antara gangguan pada relasi objek dan gangguan makan pada wanita dan pria,
mahasiswa perguruan tinggi. Sering kali gangguan makan ditemukan pada wanita daripada
pria. Peneliti melakukan tiga pengukuran relasi objek dan tiga pengukuran gangguan makan
pada peserta untuk melihat apakah hubungan antara relasi objek dengan gangguan makan
bisa ditemukan pada pria, seperti ditemukannya hal ini pada wanita.
Peneliti menggunakan metode eksperimen dengan tiga pengukuran relasi objek (1)
ketergantungan hubungan interpersonal, (2) pemisahan individuasi, (3) pengukuran umum
pada relasi objek, yang mengukur pengasingan kedekatan yang kurang kuat, egosentritas, dan
ketidakcakapan sosial. Sementara, pengukuran gangguan makan digunakan untuk mengukur
(1) kecenderungan anoreksia, (2) kecenderungan bulimia, serta (3) pengindraan kontrol
seseorang

dan keyakinan diri pada pola makan kompulsif. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan adanya perbedaan jenis kelamin pada slah satu pengukuran relasi objek (skala
ketergantungan hubungan interpersonal). Pada pengukuran gangguan makan, skor pada pria
lebih rendah daripada skor pada wanita. Hal ini terlihat pada setiap skala pngukuran
gangguan makan. Dengan kata lain, gangguan makan dan kecenderungan minum-minuman
keras yang dialami pria tidak sebanyak yang dialami wanita. Para pria juga tidak bergantung
dalam hubungan interpersonal jika dibandingan dengan wanita. Meskipun demikian,
penelitian pada pria dan wanita di perguruan tinggi menunjukkan hasil yang tumpang tindih.
Penelitian ini menyatakan bahwa walaupun ada perbedaan yang signifikan mengenai
perbedaan jenis kelamin, namun pengukuran ini tidak dapat membedakan secara jelas
mengenai ketergantungan hubungan interpersonal dan gangguan makan.
L. Teori Kedekatan dan Hubungan Orang Dewasa
Menurut Larsen, kelekatan antara bayi dan pengasuh utama membutuhkan kontak fisik
dengan seorang ibu yang hangat dan responsif serta hal itu amat sangat penting untuk
perkembangan psikologis bayi.
John Bowlby, Teori kedekatan (attachment) menekankan hubungan antara orang tua dan
anak. Cindy Hazan dan Phil Shaver (1987) melakukan kajian klasik mengenai hubungan
orang dewasa. Mereka memperkirakan bahwa tipe kedekatan awal akan membedakan jenis,
durasi, dan stabilitas hubungan percintaan orang dewasa. Mereka juga memprediksi orang
dewsa tipe penghindar akan mengalami ketakutan akan kedekatan dan kekurangan
kepercayaan. Di lain pihak, orang dewasa yang ambivalen akan bersemangat dan terobsesi
dengan hubungan-hubungan mereka.
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 17

Pada kajian lain Hazan dan Shaver menyebutkan bahwa orang dewasa yang memiliki
kedekatan rasa aman memiliki kepercayaan dan kedekatan dalam hubungan percintaan
mereka, dibanding orang-orang tipe pengindar atau orang cemas-ambivalen. Peneliti juga
menemukan bahwa kehidupan percintaan oran dewasa yang memiliki kedekatan rasa aman
akan lebih bertahan lama. Selain itu, mereka juga memandang hubungan percintaan yang
lebih awet dan memiliki sedikit kecenderungan untuk bercerai dibandingkan dengan orang
tipe penghindar atau cemas ambivalen.
Steven Rholes dan rekan-rekannya melanjutkan penelitian mengenai konsep kedekatan
dan hubungan romantis orang dewasa. Peneliti meramalkan bahwa individu penghindar, tidak
mencari informasi tambahan tentang perasaan dan mimpi-mimpi terdalam pasangan mereka,
sedangkan individu yang bersemangat akan menyatakan suatu keinginan yang kuat untuk
mendapatkan lebih banyak informasi tentang pasangannya. Untuk menguji perkiraan mereka,
rholes dan rekan-rekannya melibatkan beberapa pasangan dalam sebuah laboratorium
psikologi untuk mengukur kedekatan informasi lainnya. Gaya hubungan diukur dengan suatu
kuesioner yang memuat pertanyaan tentang informasi diri sendiri, seberapa cemas atau
penghindar seseorang dalam hubungan romantis mereka. Proses pencarian informasi diukur
dengan tugas yang terkomputerisasi sehingga memungkinkan setiap partisipan secara
independen menyelesaikan beberapa pertanyaan tentang hubungan mereka. Sejalan dengan
perkiraan mereka dan teori hubungan secara umum, individu penghindar akan menunjukkan
sedikit ketertarikan dalam membaca profil pasangan mereka, sementara individu pencemas
akan berusaha mencari informas tentang pasangannya dan cita-cita mereka.
Peneliti tidak hanya menghubungkan gaya kedekatan seseorang dengan oran tua dan
pasangannya. Penelitian terbaru juga telah melihat peran gaya kedekatan diantara para
pemimpin dan pengikutnya. Para pemimpin akan berperan sebagai pengasuh dan sumber
keamanan, serupa dengan dukungan yang ditawarkan oleh para pengasuh dan pasangan
romanis. Para peneliti memperkirakan bahwa para pemimpin gaya kedekatan rasa aman
(bukan penghindar bukan pencemas) akan lebih efektif dibanding dengan pemimpin yang
tidak memiliki perasaan aman.
Untuk lebih memahami peran kedekatan dalam kepemimpinan, RRivka Davidovitz dan
rekan-rekannya (2007) mempelajari kelompok militer dan para prajurit yang sedang
bertugas.Prajurit akan menyelesaikan pengukuran tentang keefektifan tugas mereka, tingkat
kohesif unit militer mereka, dan mengukur kondisi psikologis. Hasil yang didapat dari
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 18

penelitian tersebut mendukung gagasan mengenai pentingnya gaya kedekatan pada berbagai
tipe hubungan. Penemuan terakhir mengenai sosio-emosional cukup mengejutkan para
peneliti, tetapi masuk akal dengan mempertimbangkan penemuan Rholes dan rekanrekannya. Gaya kedekatan pejabat tipe pencemas cenderung mencari informasi mengenai
perasaan prajurit mereka dan bagaimana mereka bisa berinterksi dengan lainnya.
Kedekatan (attachment) merupakan konstruk psikologi kepribadian yang secara terus
menerus menghasilkan banyak penelitian penting. Saat kajian mengenai teori kedekatan
mulai memahami perbedaan dalam hubungan anak-orang tua, penelitian terkini menyebutkan
bahwa dinamika yang sama (gaya kedekatan rasa aman, penghindar, dan pencemas) dinilai
penting untuk memahami konsep hubungan, mulai dari hubungan pasangan romantis hingga
hubungan pemimpin militer dan prajuritnya.
M. Kritik terhadap Teori Relasi Objek
Teori relasi objek lebih popular di Inggris dibanding di Amerika Serikat. British school
memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam psikoanalisis dan psikiatris di Inggris.
Pada tahun 1986, Moriss Bell dan rekan-rekannya memublikasikan Bell Object Relations
Inventory (BORI), sebuah kuesioner penelitian diri (self-report) yang mengidentifikasi empat
aspek relasi objek yaitu alienation, kedekatan, egosentrisitas, dan ketidakkompetenan sosial.
Teori relasi objek telah mendorong munculnya banyak penelitian. Dalam hal menghasilkan
penelitian teori relasi objek memiliki nilai yang rendah, namun dilihat dari aspek
kegunaannya, teori ini dinilai cukup tinggi untuk memenuhi kriteria.
Teori relasi objek memiliki permasalahan dalam hal ketidakmampuannya untuk diulang
atau diuji kebenarannya, seperti halnya teori Freud (teori psikoanalisis ortodoks).
Kebanyakan gagasan didasarkan pada apa yang terjadi dalam diri psikis seorang bayi
sehingga asumsi tersebut tidak dapat diulang untuk disangkal atau dibenarkan. Teori ini
hanya memunculkan sedikit hipotesis yang diuji. Di lain pihak, teori kedekatan dinilai tinggi
dalam hal ketidakmampuannya untuk diulangi.
Kegunaan yang paling penting dari teori relasi objek adalah kemempuannya dalam
mengorganisasi atau mengelola informasi tentang perilaku bayi. Di luar masa kanak-kanak
teori relasi objek kurang bermanfaat sebagai pengorganisasi pengetahuan.

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 19

Sebagai panduan untuk para praktisi, teori relasi objek dinilai lebih baik dibanding
sebagai pengorganisasi data atau hipotesis teruji yang dihasilkannya. Orang tua para bayi
dapat belajar banyak tentang kehangatan, penerimaan, dan pengasuhan yang baik.
Psikoterapis menemukan teori ini berguna untuk memahami dan bekerja dengan hubungan
yang jelas yang dibentuk klien dengan para terapisnya, yang mereka lihat sebagai pengganti
orang tua.
Kriteria kesederhanaan teori relasi objek dinilai rendah. Khususnya pada teori Klien yang
menggunakan frase-frase yang kompleks dan tidak perlu dalam mengespresikan teorinya.

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 20

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori relasi objek memandang kepribadian manusia sebagai produk dari hubungan awal
antara ibu dan anaknya yang berusia empat hingga enam bulan pertama yang merupakan
masa paling kritis untuk perkembangan kepribadian. Klein percaya bahwa terdapat
representasi internal psikis yaitu merupakan bagian terpenting dalam objek signifikan awal,
seperti pada payudara ibu dan penis ayah. Menurut Klein, hubungan anak dengan payudara
merupakan dasar dari sebuah hubungan dan berperan sebagai prototipe dari hubungan
selanjutnya. Perkembangan ini mencoba mencari tahu bagaimana gambaran dan pola awal
hubungan diri sendiri dengan orang lain, yang dibangun pada masa kanak-kanak yang mana
bisa mempengaruhi konsep diri kita dan hubungan sosial melalui tantangan-tantangan hidup
dimasa selanjutnya.
Teori relasi objek merupakan bagian dari teori Freud mengenai teori insting, tetapi
penyebabnya berbeda. Teori relasi objek menekankan pada pentingnya pola yang konsisten
dalam hubungan interpersonal sedangkan teori Freud menekankan dorongan-dorongan
biologis, teori relasi objek bersifat maternal yang menekankan keintiman dan pengasuhan ibu
sedangkan teori Freud bersifat paternal dan menekankan pada kekuatan kontrol ayah, dan
yang terakhir teori relasi objek lebih memandang kontak dan hubungan sebagai motif utama
tingkah laku manusia sedangkan teori Freud lebih memandang kesenangan seksual sebagai
motif utama tingkah laku manusia.
Teori relasi objek telah mendorong munculnya banyak penelitian. Teori relasi objek
memiliki permasalahan dalam hal ketidakmampuannya untuk diulang atau diuji
kebenarannya, seperti halnya teori Freud (teori psikoanalisis ortodoks). Kebanyakan gagasan
didasarkan pada apa yang terjadi dalam diri psikis seorang bayi sehingga asumsi tersebut
tidak dapat diulang untuk disangkal atau dibenarkan. Teori ini hanya memunculkan sedikit
hipotesis yang diuji. Di lain pihak, teori kedekatan dinilai tinggi dalam hal
ketidakmampuannya untuk diulangi. Kegunaan yang paling penting dari teori relasi objek
adalah kemampuannya dalam mengorganisasi atau mengelola informasi tentang perilaku
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 21

bayi. Di luar masa kanak-kanak teori relasi objek kurang bermanfaat sebagai pengorganisasi
pengetahuan.
B. Saran
1.

Untuk membentuk kepribadian baik pada anak, sebaiknya orang tua lebih
memperhatikan bagaimana hubungan kedekatan antara orang tua dan anak.

2.

Teori relasi objek sebaiknya dapat menjadi acuan bagi orang tua untuk dapat belajar
banyak tentang kehangatan, penerimaan, dan pengasuhan anak yang baik.

3.

Untuk membentuk hubungan yang lebih efektif dengan orang lain sebaiknya
menggunakan gaya kedekatan rasa aman (bukan penghindar bukan pencemas).

4.

Jika terjadi perasaan kecemasan yang depresif dan ketakutan yang mengancam serta
kekerasan objek yang terinternalisasi, sebaiknya menggunakan terapi klein untuk
mengurangi itu.

5.

Untuk mencari informasi mengenai kemampuan dalam mengorganisasi atau
mengelola informasi perilaku bayi, teori relasi objek dapat menjadi solusinya.

C. Pertanyaan
1.

Apa inti dari teori relasi objek yang dikemukakan oleh Melanie Klein?

2.

Apa perbedaan antara teori yang dikemukakan Melanie Klein dengan Sigmund
Freud?

3.

Sebutkan perbedaan perkembangan oedipal pada laki-laki dan perempuan!

4.

Mengapa tahap yang paling penting dalam kehidupan anak adalah kehidupan bulan
pertama?

5.

Beikan contoh tentang pencapaian yang mendorong munculnya sense of identity dan
prosesnya didalam kehidupan secara nyata!

6.

Berikan contoh pemuasan akan kebutuhan secara fisik dan psikologis pada bayi
menurut pandangan heinz Kohut!

7.

Menurut Mahler bayi secara bertahap mulai menyadari bahwa mereka tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga mereka mulai mencoba mencoba untuk
mengenali pengasuh utama mereka. Pertanyaannya adalah, apa yang terjadi jika
proses ini tidak dapat atau gagal berlangsung? Sertakan contoh dan apa
penyebabnya?

8.

Apakah yang dimaksud dengan proses dimana diri (self) berkembang dari suatu
gambaran yang tak terdiferensiasi atau samar-samar hingga dapat menjadi identitas
Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 22

individu yang jelas dan tepat, yang dicetuskan oleh Kohut? Jelasakan dan beri
contoh!
9.

Dibanding dengan teori psikoanalis Freud, apa kelebihan teori relasi objek Melanie
Klein?

10. Sejak kapan pertumbuhan super ego menurut teorinya Melanie Klein?

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 23

DAFTAR PUSTAKA

Fiest, Jess., Fiest, Gregory J. 2010. Teori Kepribadian. Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba
Humanika.
Friedman, Howard S., Schustack, Miriam W. 2006. Kepribadian: Teori Klasik dan Riset
Modern. Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Larsen, Randy J., Buss, david M. 2002. Personality Psychology: Domain of Knowledge
About Human Nature. New York: McGraw-Hill.

Psikologi Kepribadian | Meanie Klein (Teori Relasi Objek) 24