Tata Letak recloser mengbunakan Perncanaan

I.PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam pembangunan suatu usaha yang berpekan pada proposal menejemen yang bertujuan
untuk memajukan suatu industry bisnis dengan memaksimalkan operasional teknis prosedurnya
yang biasa membuat produksi berjalan secara efektif . Serta dalam membuat suatu kebijakan
tersebut seharusnya di rancang dengan musyawarah para dewan direksi atas persetujuan para
emegang saham industry. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan suatu peraturan-peraturan
yang bertujuan mentertibkan karyawan perusahaan dapat mematuhi aturan tersebut agar aman,
dan terjadi keefektivitasan melakukan prosedur operasional produksi. Bila ditinjau dari
perspektif horison waktu, kebijakan di bidang Manajemen

Operasi/Produksi dapat

dikelompokkan menjadi dua, yakni kebijakan manajemen operasi/produksi yang bersifat jangka
panjang dan kebijakan yang bersifat jangka

pendek.


Kebijakan

manajemen

operasi/produksi yang bersifat jangka panjang adalah kebijakan yang berkaitan dengan
Perencanaan Produk. Cakupan Perencanaan Produk meliputi perencanaan Lokasi Pabrik,
Layout

Pabrik,

Lingkungan

Kerja,

dan

Standar

Produksi.


Sementara, kebijakan manajemen Operasi/Produksi yang horison waktunya jangka pendek
adalah segala kebijakan yang menyangkut Perencanaan Produksi. Perencanaan Produksi ini
meliputi segala perencanaan yang berkaitan dengan Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung,
Komponen, Jam Mesin, dan lain-lain.
Dalam pembuatan suatu penelitian dan pengembangan Produk dibutuhkan untuk suatu
multiusaha yang bersifat kompleksitasible. Pertama-tama, perlu diketahui terlebih dahulu
mengenai pengertian Penelitian Produk dan Pengembangan Produk sehingga dapat dilihat
perbedaannya. Penelitian Produk (Product Research) mengandung pengertian proses pencarian
jenis produk apa dan produk yang bagaimana dalam rangka memenuhi selera konsumen. Ada
kebutuhan yang terpenuhi dalam hal penelitian produk, akan tetapi produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
menemukan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara, Pengembangan
Produk (Product Development) merupakan proses mengembangkan produk yang sudah ada
dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen. Dari proses Penelitian dan Pengembangan
produk, masing-masing, akan menghasilkan produk "baru". "Baru" dalam arti yang seluasluasnya, yaitu baru dalam arti produk yang ada diubah, baik itu perubahan kecil, maupun
1

perubahan total, atau baru dalam arti bahwa produk belum pernah dibuat oleh perusahaan yang
bersangkutan, atau produk belum pernah dibuat di dalam negeri, atau juga produk
pernah ada

1.2

belum

sebelumnya.

Maksud dan Tujuan
Dalam pembuatan artikel Tata Letak Perencanaan dan Pabrik ini memiliki maksud yaitu
untuk mengetahui dan memahami suatu proses manajemen dan perncanaan suatu industry
secara langsung.
Sedangkan tujuan pembuatan artikel Tata Letak Perencanaan dan Pabrik memiliki tujuan
yaitu untuk dapat membuat rintisan suatu usaha perencanaan dan pabrik berskala kecil.

2

2. TEKNIS PRODUKSI

2.1 Perencanaan Teknis Produksi
Setelah jenis atau macam produk yang akan dibuat telah ditentukan, kemudian dilakukan
perencanaan teknis. Perencanaan teknis di sini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1)

Disain Bentuk dan Ukuran
Beberapa masalah utama dalam mendisain bentuk dan ukuran produk antara lain:



Identifikasi dan Klasifikasi
Dalam arti luas Identifikasi adalah upaya menentukan ciri-ciri atau karakteristik
(pencirian) segala kegiatan dalam perusahaan, sedangkan arti sempitnya adalah
upaya menentukan ciri-ciri atau karakteristik (pencirian) bahan/produk. Klasifikasi
juga mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, klasifikasi
adalah upaya menggolong-golongkan segala fase kegiatan dalam perusahaan, sedang
arti sempit adalah upaya mengkategorikan bahan/produk.


Simplifikasi
Arti luas simplifikasi adalah penyederhanaan segala hal yang berhubungan dengan
produksi, sedang arti sempitnya adalah usaha mengurangi keragaman bahan atau
barang yang diproduksi.Simplifikasi memberikan dua sisi akibat pada produksi, yaitu

akibat positif dan akibat negatif. Akibat positifnya adalah memudahkan pembuatan
barang-barang karena terbatasnya macam barang. Proses produksi menjadi sederhana
dan kebutuhan akan bahan juga menjai lebih homogen. Penyederhanaan macam
barang juga memungkinkan untuk dilakukannya penyederhanaan cara kerja. Sedang
akibat negatif yang mungkin timbul adalah bila simplifikasi dilakukan tidak
berdasarkan suatu perjanjian, baik perjanjian antar produsen maupun perjanjian
antara produsen dan konsumen, maka dapat menyebabkan jatuhnya perusahaan yang
melakukan simplifikasi karena ditinggal oleh konsumen atau karena terjebak pada
spesialisasi barang yang sudah jenuh di pasar.

3



Diversifikasi
Diversifikasi di sini diartikan sebagai upaya memperluas macam barang yang
diproduksi. Alasan dilakuknnya diversifikasi antara lain, Keinginan memperluas
usaha, Menghilangkan atau Mengurangi persaingan atau risiko.

2)


Disain Fungsi
Disain fungsi dilakukan tidak hanya terbatas pada produk yang besar
dan komplek pembuatannya, tetapi juga pada produk-produk yang sederhana karena
betapa pun sederhana produk tersebut tetapi bila fungsi produk tersebut tidak dapat
dijalankan maka

produk tersebut

tidak

berguna.

Satu konsep penting dalam mendisain fungsi produk adalah
konsep Reliabilitas Produk yang didefinisikan sebagai probabilitas produk dapat
berfungsi dengan memuaskan selama periode waktu tertentu di bawah kondisi
pemakaian tertentu. Ini berbeda dengan pengertian kualitas. Diambilkan contoh,
misalnya dikatakan bahwa reliabilitas accu mobil selama 48 minggu adalah 97%. Ini
artinya bahwa 97 dari 100 accu mobil dapat bertahan selama 48 minggu bila
pemakaian mobil normal atau misalnya menempuh jarak 12.000 km per tahun.

Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur reliabilitas
produk adalah dengan menghitung Failure Rate, yaitu dengan mengukur jumlah
kerusakan atau kegagalan per unit per waktu. Secara matematis failure rate dihitung
dengan cara:

Misalnya, Sebuah perusahaan lampu pijar memproduksi lampu pijar
yang memiliki ketahanan 72 jam dinyalakan terus menerus tidak akan rusak.
Kemudian diambil 5.000 unit produk lampu pijar untuk diuji ketahanannya dengan
menyalakan selama 72 jam. Ternyata jumlah lampu pijar yang rusak sebanyak 1.000
unit, maka tingkat kegagalan produk (failure rate) adalah:
4

5

3.PROSES PRODUKSI

3.1 Definisi Proses Produksi
Proses Produksi merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam mewujudkan produk mentah
menjadi produk jadi dengan sarana dan prasarana yang selektif . Dengan hal ini di perlukan
langkah – langkah seperti berikut :



Disain Pembuatan Produk
Kadang-kadang apa yang telah tertuang dalam disain bentuk, ukuran dan fungsi
produk tidak dapat dilaksanakan secara lengkap dalam proses pembuatan. Karenanya
perlu dilakukan revisi-revisi sehingga memungkinkan untuk dibuat. Disain
pembuatan produk akan berhubungan erat dengan rencana perusahaan tentang
pemilihan teknologi dan luas perusahaan. Berkaitan dengan mesin-mesin atau
teknologi yang digunakan oleh perusahaan, atas dasar sifatnya, mesin-mesin atau
teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua yang masing-masing memiliki ciri-ciri
khusus.
Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat
khusus. Artinya mesin tertentu untuk memproduksi produk tertentu. Ciri-cirinya
adalah sebagai berikut:
1.

Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar

2.


Variasi produk yang dihasilkan kecil

3.

Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

4.

Aliran proses produksi dari bahan baku sampai menjadi produk jadi selalu

sama.
5.

Mesin-mesin diletakkan atau disusun berdasarkan urutan proses.

6.

Diperlukan karyawan yang memiliki ketrampilan khusus.

7.


Mesin-mesin yang digunakan biasanya semi otomat atau fullotomat.

8.

Antar kegiatan memiliki ketergantungan yang tinggi.

6

Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat
umum. Artinya sebuah mesin dapat dipergunakan untuk memproses beberapa macam
produk. Adapun ciri-ciri penggunaan mesin-mesin yang bersifat umum adalah sebagai
berikut:
1. Produk yang dihasilkan memiliki variasi yang besar
2.

Produk yang dihasilkan memiliki berbagai standar karena memperhatikan

3.


Pola pelaksanaan produksi atau urutan proses memiliki variasi yang besar

4.

Mesin-mesin disusun berdasarkan kesamaan fungsi.

5.

Ketergantungan antar kegiatan rendah.

6.

Diperlukan kecermatan dalam pengendalian proses.

7.

Perencanaan bahan baku lebih komplek.
Pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi dilaksanakan dengan
mempergunakan peralatan yang fleksibel.



Disain Teknologi dan Luas Perusahaan
Setelah disain bentuk, ukuran dan fungsi produk, kemudian disain pembuatan,
selanjutnya adalah pemilihan teknologi pembuatan. Variabel yang terkait dengan
teknologi antara lain:
1. kegiatan proses produksi
2. penyerapan bahan baku
3. penyerapan tenaga kerja
4. kualitas produk
Dalam pemilihan teknologi perlu juga memperhatikan luas perusahaan yang
direncanakan. Yang dimaksud dengan luas perusahaan di sini adalah besarnya
kapasitas terpasang dalam suatu perusahaan.

7

3.PROSES REALSKILL PABRIK

Pada sekian banyak wujud yang terjadi kali ini terdapat adanya proses realskill pabrik yang
sangat menjadi kegiatan utama pabrik.

Pola produksi didefinisikan sebagai distribusi jumlah

produksi tahunan ke dalam periode yang lebih pendek dari satu tahun, misalnya caturwulan,
triwulan, bulan, atau minggu.

Jenis Pola Produksi
Pada prinsipnya ada tiga macam pola produksi, yakni:


Pola Produksi Konstan, yaitu pola produksi dimana jumlah yang diproduksi setiap periode

yang lebih pendek dari satu tahun selalu sama


Pola Produksi Bergelombang, yaitu pola produksi dimana jumlah produksi untuk

setiap satuan waktu yang lebih pendek dari satu tahun tidak selalu sama. Biasanya mengikuti
pola penjualan.


Pola Produksi Moderat, yaitu pada prinsipnya merupakan pola produksi

bergelombang, namun diusahakan agar gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga
dapat mendekati konstan.

8

Faktor

Pertimbangan Memilih

Pola Produksi

Pola produksi yang dapat melayani permintaan, dan tambahan biaya yang timbul
sehubungan dengan penggunaan pola produksi tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan
biaya yang timbul dari penggunaan pola produksi yang lain disebut sebagai Pola Produksi
Optimal. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pola produksi yang
dapat melayani permintaan dan tambahan biayanya minimum, yaitu:
1.

Pola Penjualan. Perusahaan berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan. Oleh karena

itu, pola penjualan akan mempengaruhi pola produksi.
2.

Pola Biaya.Yakni pola dari biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan naik-turunnya

volume produksi, antara lain:
3.

Biaya Perputaran Tenaga Kerja, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan penarikan dan

atau pemberhentian tenaga kerja.
4.

Biaya Simpan, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan penyimpanan persediaan.

5.

Biaya Lembur, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan kelebihan jam kerja karyawan

(over time premium cost).
6.

Biaya Subkontrak, yakni biaya yang timbul sehubungan perusahaan melakukan pemesanan

produk yang sama ke pihak lain.
7.

Kapasitas Maksimum Perusahaan

Contoh Cara Menentukan/ Memilih Pola Produksi yang Optimal
Di dalam merencanakan pola yang tepat bagi produksi suatu perusahaan dapat dipergunakan
analisis biayatau biaya tambahan atau Incramental Cost Analysis. Masing-masing pola produksi
akan terlihat memiliki biaya tambahan yang berbeda-beda. Oleh karena itu dapat kita pilih pola
produksi yang akan menimbulkan biaya tambahan yang palingkecil.
CONTOH KASUS:
Suatu perusahaan menghadapi pola penjualan sebagai berikut:


Perusahaan akan memenuhi penjualan tersebut dengan salah satu alternatif pola

produksi berikut ini:
9

1.

Pola produksi konstan pada tingkat 500 unit per triwulan

2.

Pola yang bergelombang dengan mengikuti pola penjualan.

3.

Pola produksi moderat dengan ketentuan bahwa untuk triwulan I dan II berproduksi pada

tingkat 400 unit, dan kemudian pada triwulan III dan IV berproduksi pada tingkat 800 unit.


Informasi lain yang ada dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

1.

Kapasitas maksimum 1000 unit per triwulan

2.

Biaya simpan Rp.100,- per unit per triwulan

3.

Biaya perputaran tenaga kerja sebesar Rp.4000,- untuk setiap kenaikan produksi sebesar 200

unit. Penurunan produksi tidak menimbulkan biaya labor turn over. Sedang biaya subkontrak
sebesar Rp.2.000,- per unit
4.

Upah lembur sebesar Rp.1.000

10