View of Uji Aktivitas Larvasida Ekstrak Daun Keladi Birah (Alocasia indica Schott) Terhadap Larva Nyamuk Culex sp.

  • *email: susantimira11@yahoo.com

  Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1.

  5 p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

  

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH

(Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp.

  

Mira Susanti*, Hadi Kuncoro, Laode Rijai

Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi,

Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur

  

ABSTRAK

  Telah dilakukan penelitian yang berjudul Uji Aktivitas Larvasida Ekstrak Daun Keladi Birah (Alocasia indica Schott) Terhadap Larva Nyamuk Culex sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas larvasida terhadap larva nyamuk Culex sp. Aktivitas larvasida daun keladi birah dilihat dari kematian larva nyamuk Culex sp. dengan parameter LC

  50 dan LC 95,

  yang dihitung dengan metode Reed and Muench. Hasil uji aktivitas larvasida yang diperoleh pada nilai LC

  50 untuk ekstrak kasar metanol sebesar 0,60 %, fraksi n-heksan sebesar 0,04 %,

  fraksi etil asetat sebesar 0,22 % dan fraksi n-butanol sebesar 0,21 %. Selanjutnya, hasil uji larvasida pada nilai LC

  95 untuk ekstrak kasar metanol sebesar 1,06 %, fraksi n-heksan sebesar 0,08 %, fraksi etil asetat sebesar 0,11 % dan fraksi n-butanol sebesar 0,44 %.

  

Kata Kunci: Larvasida , Alocasia indica Schott, Culex sp., LC 50, LC 95, metode Reed and

Muench

  PENDAHULUAN

  Larvasida merupakan suatu bahan insektisida yang mampu menghambat siklus hidup atau membunuh stadium larva pada habitat aslinya atau pada potensial habitatnya. Suatu larvasida nyamuk yang efektif harus memiliki kerja yang cepat persisten pada berbagai tempat perindukan nyamuk, baik pada air yang bersih maupun pada air yang tercemar (Haeni, 2008). Selama ini pengendalian nyamuk sebagai vektor penyakit umumnya dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik. Hal ini dikarenakan pestisida sintetik dianggap efektif, praktis, manjur dan dari segi ekonomi lebih menguntungkan. Namun, hal ini perlu diwaspadai karena penggunaan pestisida sintetik secara terus menerus akan menimbulkan pencemaran lingkungan, kematian berbagai makhluk hidup lain dan menyebabkan hama pengganggu atau larva nyamuk menjadi resisten, bahkan dapat menyebabkan mutasi gen pada spesies ini. Pestisida sintetik bersifat bioaktif, mengandung bahan kimia yang sukar mengalami degradasi di alam sehingga residunya dapat mencemari lingkungan bahkan menurunkan kualitas lingkungan (Schutterer dalam Elena, 2006).

  Oleh karena itu, perlu pengembangan insektisida baru yang tidak menimbulkan bahaya dan lebih ramah lingkungan, hal ini diharapkan dapat diperoleh melalui penggunaan bioinsektisida. Bioinsektisida atau insektisida hayati adalah suatu insektisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang mengandung bahan kimia (bioaktif) yang toksik terhadap serangga mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia. Selain itu insektisida hayati juga bersifat selektif (Moehammadi, 2005). Uji Aktivitas Larvasida Ekstrak Daun Keladi Birah (Alocasia indica Schott) Terhadap Larva Nyamuk Culex sp.

  Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1.

  6 Beberapa metabolit sekunder yang dapat

  memberikan efek larvasida ialah golongan senyawa alkaloid, saponin, tanin, dan flavonoid. Sebagai contoh, Mulla dkk., 2010 menjelaskan bahwa tumbuhan keladi birah (Alocasia indica Schott) memiliki kandungan metabolit sekunder golongan flavonoid. Tetapi belum banyak penelitian tentang tumbuhan ini. Selain itu, ditinjau dari pembudidayaannya tumbuhan keladi birah (Alocasia indica Schott) ini tumbuhan yang mudah tumbuh ditempat terbuka tanpa diperlukannya perlakuan khusus atau pembudidayaan sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tumbuhan keladi birah (Alocasia indica Schott) ini terutama daunnya.

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas larvasida daun keladi birah (Alocasia indica Schott) terhadap larva nyamuk Culex sp.

  METODE PENELITIAN Bahan

  Bahan yang digunakan adalah daun tumbuhan keladi birah (Alocasia indica Schott), metanol, n-heksana, n-butanol, etil asetat, aqua destilata, dan larva nyamuk Culex sp.

  Alat

  Alat yang digunakan adalah rotary

  evaporator (Eyela), gelas ukur (Buchi),

  vial/flakon, magnetic stirer (Cimarec), water bath.

  Prosedur Penelitian

  Penelitian dilakukan di laboratorium Laboratorium Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda pada bulan Oktober hingga bulan Desember 2012. Penelitian eksperimental dengan menggunakan cara pengambilan sampel Simple Random

  Sampling terhadap larva nyamuk Culex sp.

  Daun keladi birah (Alocasia indica Schott) yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu diidentifikasi di Laboratorium Dendrologi dan Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda.

  Ekstrak daun keladi birah didapatkan dengan mengekstraksi daun keladi birah (Alocasia indica Schott) yang sebelumnya dibuat simplisia. Simplisia dimaserasi dengan pelarut metanol, setelah beberapa hari direndam maka didapatkan larutan ekstrak metanol yang kemudian dipekatkan dengan alat rotary evaporator. Larutan yang didapatkan dari pemekatan kemudian diuapkan di atas water bath. Setelah itu sebagian ekstrak yang didapatkan difraksinansi dengan metode padat-cair pada alat magnetic stirer menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan n-butanol. Konsentrasi ekstrak daun keladi birah yang digunakan pada perlakuan adalah 0,2 %, 0,4 %, 0,6 %, 0,8 %, 1 %, 1,2 % untuk ekstrak kasar metanol. Untuk fraksi n- heksan adalah 0,01 %, 0,03 %, 0,05 %, 0,07 % dan 0,09 %. Sedangkan untuk fraksi etil asetat dan n-butanol adalah 0,1 %, 0,2 %, 0,3 %, 0,4 % dan 0,5 %. Konsentrasi tersebut ditetapkan berdasarkan hasil uji pendahuluan. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini ialah larva nyamuk Culex sp. pada instar

  III-IV. Ekstrak kasar metanol dan fraksi daun keladi birah dibuat larutan stok yang telah ditentukan konsentrasinya, kemudian diencerkan dari larutan stok untuk membuat konsentrasi uji. Setelah itu larutan dalam berbagai konsentrasi Uji Aktivitas Larvasida Ekstrak Daun Keladi Birah (Alocasia indica Schott) Terhadap Larva Nyamuk Culex sp.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  sebesar 0, 60 % dan nilai LC

  konsentrasi ekstrak fraksi etil asetat terhadap kematian larva nyamuk Culex sp. disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.

  Culex sp. Adanya hubungan pengaruh

  Peningkatan konsentrasi ekstrak fraksi etil asetat menunjukkan adanya peningkatan kematian hewan uji yaitu larva nyamuk

  95 sebesar 0,08 % terhadap larva nyamuk Culex sp.

  sebesar 0,04 % dan nilai LC

  50

  daun keladi birah menunjukkan nilai LC

  Reed and Muench, ekstrak fraksi n-heksan

  Gambar 2. menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak fraksi n- heksan berbanding lurus dengan kematian larva nyamuk Culex sp. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode

  Peningkatan konsentrasi ekstrak fraksi n- heksan menunjukkan adanya peningkatan kematian larva nyamuk Culex sp. Adanya hubungan pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap kematian larva nyamuk Culex sp. disajikan dalam grafik pada Gambar 2.

  95 sebesar 1,0 % terhadap larva nyamuk Culex sp.

  Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1.

  7

  daun keladi birah menunjukkan nilai LC

  Reed and Muench, ekstrak kasar metanol

  Terlihat pada Gambar 1. menunjukkan peningkatan konsentrasi ekstrak kasar metanol daun keladi birah yang berbanding lurus dengan jumlah kematian dari larva nyamuk Culex sp. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode

  2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 P er se n ta se K em a ti a n ( % ) Konsentrasi Ekstrak (ppm)

Gambar 1. Pengaruh konsentrasi ekstrak kasar metanol terhadap kematian larva nyamuk Culex sp.

  80 100 120

  60

  40

  20

  Peningkatan konsentrasi ekstrak kasar metanol daun keladi birah menunjukkan adanya peningkatan persentase kematian larva nyamuk Culex sp. Grafik adanya hubungan peningkatan konsentrasi ekstrak daun keladi birah dengan peningkatan kematian larva nyamuk Culex sp. disajikan dalam Gambar 1.

  Total kematian diperoleh dengan menghitung larva yang mati pada setiap konsentrasi, dengan jumlah replikasi yang dilakukan yaitu lima kali. Kemudian dihitung persentase kematian larva dari rata-rata kematian pada tiap konsentrasi.

  Reed and Muench.

  dimasukkan kedalam botol vial yang telah berisikan larva nyamuk Culex sp. sebanyak 10 ekor dalam 5 replikasi. Kemudian diinkubasi selama 24 jam. Dihitung larva nyamuk Culex sp. yang mati kemudian ditabulasi dengan metode

  50

  Uji Aktivitas Larvasida Ekstrak Daun Keladi Birah (Alocasia indica Schott) Terhadap Larva Nyamuk Culex sp.

  

Gambar 2. Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak fraksi n-heksan terhadap kematian larva nyamuk Culex sp.

  

Gambar 3. Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak fraksi etil asetat terhadap kematian larva nyamuk Culex sp

.

  Gambar 3. menunjukkan bahwa Peningkatan konsentrasi ekstrak fraksi n- peningkatan konsentrasi ekstrak fraksi etil butanol menunjukkan adanya peningkatan asetat berbanding lurus dengan kematian kematian hewan uji yaitu larva nyamuk larva nyamuk Culex sp. Berdasarkan Culex sp. Adanya hubungan pengaruh perhitungan dengan menggunakan metode konsentrasi ekstrak terhadap kematian

  

Reed and Muench, ekstrak fraksi etil asetat larva nyamuk Culex sp. disajikan dalam

  daun keladi birah menunjukkan nilai LC 50 bentuk grafik pada Gambar 4. sebesar 0,22 % dan nilai LC

  95 sebesar 0,11 % terhadap larva nyamuk Culex sp.

  Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1.

  8 Uji Aktivitas Larvasida Ekstrak Daun Keladi Birah (Alocasia indica Schott) Terhadap Larva Nyamuk Culex sp.

  Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1.

  dan LC

  pada fraksi etil asetat dan n-butanol menunjukkan aktivitas larvasida yang kurang baik dibandingkan dengan fraksi n-heksan, ini dikarenakan sedikitnya senyawa yang berada pada fraksi etil asetat dan n-butanol yang mana sedikit pula memberikan aktivitas dalam membunuh larva nyamuk

  95

  nilai LC

  50

  0,04 % dan nilai LC 95 0,08 %. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa fraksi n-heksan memiliki aktivitas larvasida yang paling baik dibandingkan aktivitas larvasida ekstrak kasar metanol, fraksi etil asetat dan n-butanol. Hal ini kemungkinan dikarenakan jumlah kandungan senyawa yang non-polar lebih memiliki aktivitas larvasida yang lebih baik dibandingkan senyawa yang bersifat lebih polar yang terkandung pada daun keladi birah (Alocasia indica Schott). Ekstrak kasar metanol yang memiliki aktivitas larvasida yang lebih baik dibandingkan dengan aktivitas larvasida fraksi etil asetat dan n-butanol kemungkinan dikarenakan didalam ekstrak kasar metanol senyawa-senyawa didalam ekstrak masih bercampur antara non-polar dan polar sehingga ikatan atau campuran dari kedua sifat tersebut kurang memberikan aktivitas dalam membunuh larva nyamuk Culex sp. secara maksimal. Sedangkan ekstrak fraksi etil asetat dan n- butanol hasil dari fraksinasi yang sudah terpisah sesuai dengan sifat kelarutannya didalam masing-masing pelarutnya, sehingga senyawa-senyawa memiliki sifat berbeda akan terpisah. Namun pada pengujian nilai LC

  50 sebesar

  sifat larvasida paling baik terhadap kematian larva nyamuk Culex sp. adalah fraksi n-heksan dengan nilai LC

  95 daun keladi birah yang memiliki

  dan LC

  50

  95 . Dari data tersebut, nilai LC

  50

  9

  sebesar 0,44 % terhadap larva nyamuk Culex sp. Perbedaan aktivitas larvasida dari masing- masing ekstrak dan fraksi daun keladi birah terhadap larva nyamuk Culex sp. ditunjukkan dengan perbedaan nilai LC

  95

  sebesar 0,21 % dan nilai LC

  50

  daun keladi birah menunjukkan nilai LC

  Reed and Muench, ekstrak fraksi n-butanol

  Gambar 4. menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak fraksi n- butanol berbanding lurus dengan kematian larva nyamuk Culex sp. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode

  1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 P e r se n ta se K em a ti a n ( % ) Konsentrasi Ekstrak (ppm)

Gambar 4. Grafik pengaruh konsentrasi ekstrak fraksi n-butanol terhadap kematian larva nyamuk Culex sp.

  80 100 120

  60

  40

  20

  Culex sp. Uji Aktivitas Larvasida Ekstrak Daun Keladi Birah (Alocasia indica Schott) Terhadap Larva Nyamuk Culex sp.

DAFTAR PUSTAKA

  Eupatorium riparium terhadap mortalitas dan perkembangan larva nyamuk Aedes aegypti. Semarang.

  International Journal of Pharmtech Research.

  Evaluation of Antimicrobial Activity of Leaves Alocasia Indica Linn.

  4. Mulla Wahid, A., dkk. 2010.

  horsfieldii Benn terhadap larva nyamuk Aedes aegypti L. Jurnal Berk. Penel. Hayati.

  3. Moehammadi, N. 2005. Potensi Ekstrak Herba Ageratum conyzoides Linn dan Daun Saccopetalum

  aegypti dan Aedes albopictus Asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

  2. Haeni, I. N. 2008. Uji Laboratorium Pemberian Insect Growth Regulator Pyriproxyfen terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Larva Aedes

  Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNDIP, Semarang.

  Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 1.

  10 Namun hasil dari pengujian yang telah

  dari fraksi n-heksan daun keladi birah (Alocasia indica Schott) adalah 0,04 % dan 0,08 %.

  95

  50 dan nilai LC

  Masing-masing nilai LC

  Fraksi n-heksan daun keladi birah (Alocasia indica Schott) memiliki aktivitas larvasida yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak kasar metanol ataupun fraksi etil asetat dan fraksi n-butanol.

  KESIMPULAN

  screening larvasida berbahan dasar tumbuhan atau larvasida alami.

  dilakukan ekstrak kasar metanol dan masing-masing fraksi daun keladi birah, belum dapat dikatakan dapat digunakan sebagai larvasida alami sehingga perlu dilakukannya pengujian yang lebih lanjut. Pengujian ini dilakukan hanya sebagai

  1. Elena. 2006. Pengaruh ekstrak daun

Dokumen yang terkait

ANALISIS DISTRIBUSI SERANGGA TANAH JALAN MT HARYONO DAN TLOGOMAS MALANG The Spacial Distribution of Soil Insects in Jalan MT Haryono and Tlogomas Soils in Malang Nurul Jadid Mubarakati dan Hasan Zayadi

0 2 12

View of PENGARUH INSENTIF DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PDAM TIRTANADI MEDAN

0 1 14

View of Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa Program Studi Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Melalui Model Pembelajaran Grup Investigasi dan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Matakuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia

0 0 12

Kata Kunci : Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Harga Saham dan Struktur Modal I. PENDAHULUAN - View of ANALISIS STRUKTUR MODAL DENGAN HARGA SAHAM SEBAGAI MODERATING PADA PERUSAHAAN LQ45 DI INDONESIA

0 0 13

View of Efektifitas Pemberian Suplemen Serbuk Kunyit (Currcuma longa L.) Terhadap Jumlah Bakal Telur (Hierarki Folikel) Puyuh Jepang (Coturnix-coturnix japonica L)

0 0 13

View of UJI PEMANGKASAN DAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SALEBU

0 0 8

Kemampuan Masyarakat dan Budaya Asing Dalam Mempertahankan Budaya Lokal di Kecamatan Datuk Bandar Emi Wakhyuni, D.S.Sari, N.A Siregar, D.N Pane, Anwar Adnalin, Febrilian Lestario, Rusiadi, Rizal Ahmad, Abdi Setiawan, M.T Daulay Abstrak - View of KEMAMPUAN

0 0 7

ANALISIS FUNDAMENTAL MONETER TERHADAP PERUBAHAN KURS RUPIAH SETELAH KRISIS 2008 Dwita Sakuntala; Juli Meliza dwitasakuntalaunprimdn.ac.id Fakultas Ekonomi Universitas Prima Indonesia Abstract - View of ANALISIS FUNDAMENTAL MONETER TERHADAP PERUBAHAN KURS

0 0 13

I. PENDAHULUAN - View of VECTOR AUTOREGRESSION PADA EKSPOR KAYU LAPIS INDONESIA : PENDEKATAN GRAVITY MODEL

0 0 11

View of ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI MSYARAKAT, KOORDINASI KELEMBAGAAN, PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, KELEMBAGAAN EKONOMI TERHADAP PEMBANGUNAN DESA PAHLAWAN KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATUBARA

0 0 11