KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI 2009-2010 PA.UJM-JGz-FK-UB.01

PEDOMAN AKADEMIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

2009-2010

PA.UJM-JGz-FK-UB.01 PROGRAM STUI ILMU GIZI JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PEDOMAN AKADEMIK

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

2009-2010

PA.UJM-JGz-FK-UB.01

Dikaji ulang oleh : Sekretaris Jurusan Gizi Dikendalikan oleh

: Unit Jaminan Mutu Disetujui oleh

: Ketua Jurusan Gizi

Jurusan Gizi Pedoman Akademik Disetujui Fakultas Kedokteran

Jurusan Gizi Oleh

Revisi ke 1 PA.UJM-JGz-FK-

UB.001

Ketua Jurusan

KATA PENGANTAR

Pedoman Pendidikan Tahun akademik 2008/2009 diterbitkan atas dasar Surat Keputusan Dekan Nomor: 852/ST/J10.1.17/KP/2008 tanggal 9 Oktober 2008 tentang: Buku Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, dengan tujuan untuk menyampaikan informasi Proses Belajar Mengajar di Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Pedoman ini merupakan acuan bagi mahasiswa Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Angkatan 2008/2009 untuk menjadi strategi pembelajaran, pengetahuan, mengetahui hak dan kewajibannya. Pedoman akademik ini berlaku untuk tahun Akademik 2009/2010 dan akan diperbaiki serta dikembangkan sesuai dengan pengembangan penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun-tahun berikutnya.

Akhirnya, kami harapkan Pedoman Akademik ini dapat memenuhi fungsinya sebagai acuan bagi seluruh unsur penyelenggara pendidikan Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Ketua Jurusan Gizi FKUB

Dr. dr. Endang Sri Wahjuni, MS NIP. 130 873 486

BAB I DASAR PENYELENGGARAAN

Penyelenggaraan Program Studi S1 Ilmu Gizi Kesehatan di Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi dimulai pada Tahun Akademik 2007/2008. Penerapan Kurilukum Berbasis Kompetensi tersebut berdasarkan atas:

1. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI, nomor 0475/U/2002,

Kurikulum Berbasis Kompetensi;

tentang

2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor: 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi

5. Keputusan

Kesehatan RI Nomor: 374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standart Profesi Gizi

Menteri

6. Committee Accreditation Dietitian Education (CADE), 2002 mengenai kompetensi Profesi Gizi (Registered Dietitian )

7. Hasil Muktamar Nasional 1 Asosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI), 2004 mengenai Standard Kompetensi S1 Gizi, Kurikulum Pendidikan S1 Gizi dan Kompetensi Pendidikan Profesi Gizi

8. Keputusan Rektor Universitas Brawijaya No. 263/SK/2007

Pedoman Pendidikan Universitas Brawijaya Tahun Akademik 2007/2008

tentang

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. VISI

Menjadi institusi pendidikan Ilmu Gizi Kesehatan yang terkemuka

B. MISI

Merintis pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang ilmu gizi kesehatan yagn tanggap terhadap permasalahan gizi di masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

C. TUJUAN

Untuk mencapai visi misi jurusan, maka tujuan proses kegiatan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan YME, mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas, memiliki disiplin dan etos kerja sehingga menjadi tenaga profesional yang tangguh dan mampu bersaing melewati batas nasional

2. Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi gizi kesehatan serta seni guna mendorong pengembangan budaya

3. Mempunyai kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan konsep pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah sesuai dengan substansi dan ketrampilan dalam bidang gizi kesehatan

mempunyai kemampuan mengidentifikasi, memahami,

sehingga

menjelaskan dan merumuskan cara pemecaham masalah gizi

BAB III SISTEM PENDIDIKAN

A. STANDAR KOMPETENSI GIZI

a. Area Kompetensi

Berdasarkan hasil muktamar Asosiasi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI) 2004, maka secara umum kompetensi utama lulusan S1 Gizi terbagi atas 4 penekanan/Area Kompetensi yaitu:

1. Kompetensi dasar (9 Kompetensi)

2. Kompetensi penekanan Gizi Klinik/Dietetik (13 Kompetensi)

3. Kompetensi penekanan Gizi Komunitas/ Manajemen Gizi Masyarakat (11 Kompetensi)

4. Kompetensi penekanan Gizi Institusi/ Manajemen Sistem Pelayanan Makanan (15 Kompetensi)

Pada setiap penekanan kompetensi, seorang lulusan S1 Gizi harus mampu melakukan/mengkoordinir ke-4 aspek kegiatan sebagai berikut:

1. NUTRITIONAL ASSESSMENT (Pengkajian status gizi)

2. NUTRITIONAL DIAGNOSIS (Menegakkan diagnosis gizi)

3. NUTRITIONAL INTERVENTION (Melakukan intervensi gizi)

4. NUTRITIONAL MONITORING AND EVALUATION (Melakukan monitoring dan evaluasi gizi) 4. NUTRITIONAL MONITORING AND EVALUATION (Melakukan monitoring dan evaluasi gizi)

Komponen kompetensi gizi, dirumuskan secara internal oleh Tim kurikulum S1 Gizi FKUB* dengan berlandaskan pada 46 Standar Kompetensi S1 Gizi yang telah ditetapkan sebagai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 374/Menkes/SK/III/2007 dan kompetensi Profesi Gizi (Registered Dietitian) yang ditetapkan oleh Committee Accreditation Dietitian

Education (CADE), 2002. Perumusan ini dengan cara mengelompokkan ke-46 kompetensi ke dalam 4 area kompetensi/penekanan.

1. Area Kompetensi dasar, meliputi 9 Komponen

Kompetensi, yaitu

1.1. Melakukan praktek kegizian sesuai dengan nilai- nilai dan Kode Etik Profesi Gizi

1.2. Merujuk pasien/klien kepada profesional Nutrisionis/Dietitian atau disiplin lain bila diluar kemampuan/kewenang

1.3. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan profesi.

1.4. Melakukan pengkajian diri dan berpartisipasi dalam pengembangan profesi serta pendidikan seumur hidup.

1.5. Menggunakan teknologi mutakhir untuk kegiatan komunikasi dan informasi.

1.6. Menginterpretasikan dan memadukan pengetahuan ilmiah terbaru dalam praktek kegizian.

1.7. Berpartisipasi dalam perubahan organisasi, perencanaan dan proses penetapan tujuan

1.8. Berpartisipasi dalam pendayagunaan sumber daya manusia

1.9. Merujuk klien kepada pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih sesuai dengan kesehatan umum dan gizi.

2. Kompetensi penekanan Gizi Klinik/Dietetik (13

Komponen Kompetensi)

2.1. Mengawasi rancangan menu sesuai dengan kebutuhan dan status kesehatan klien.

2.2. Mengawasi penapisan gizi untuk individu dan kelompok.

2.3. Mengawasi penilaian gizi klien dengan kondisi kesehatan umum (obesitas, hipertensi,dll).

2.4. Menilai status gizi individu dengan kondisi kesehatan kompleks (ginjal, gizi buruk, dll).

2.5. Merancang dan menerapkan rencana pelayanan gizi sesuai dengan keadaan kesehatan klien.

2.6. Mengelola pemantauan asupan makanan dan gizi klien

2.7. Memilih, menerapkan, dan mengevaluasi standar makanan enteral dan parenteral untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dianjurkan termasuk zat gizi makro.

2.8. Mengembangkan dan menerapkan rencana pemberian makanan peralihan.

2.9. Mengkoordinasikan dan memodifikasi kegiatan pelayanan gizi diantara diantara pemberi pelayanan

2.10. Melakukan komponen pelayanan gizi dalam forum diskusi tim medis untuk tindakan dan rencana rawat jalan pasien.

2.11. Mengawasi dokumentasi pengkajian dan intervensi gizi.

2.12. Memberikan pendidikan gizi dalam praktek kegizian.

2.13. Mengawasi konseling, pendidikan, dan/atau intervensi lain dalam promosi kesehatan atau pencegahan penyakit yang diperlukan dalam terapi gizi untuk keadaan penyakit umum.

3. Kompetensi penekanan Gizi Komunitas/Manajemen Gizi Masyarakat (11 Komponen Kompetensi)

Berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah dalam bidang pangan, ketahanan

pangan, pelayanan gizi dan kesehatan. Mengawasi dokumentasi pengkajian dan intervensi gizi. Mengkaji ulang dan mengembangkan materi pendidikan untuk populasi sasaran. Mengawasi pendidikan dan pelatihan gizi untuk kelompok sasaran tertentu Berpartisipasi dalam penggunaan media massa untuk promosi pangan dan gizi. Mengawasi penapisan status gizi kelompok masyarakat. Melakukan penilaian status gizi kelompok masyarakat. Melakukan pelayanan gizi pada berbagai kelompok masyarakat sesuai dengan budaya,

agama dalam daur kehidupan. Melakukan program promosi kesehatan atau program pencegahan penyakit. Berpartisipasi dalam pengembangan dan evaluasi program pangan dan gizi masyarakat. Mengawasi program pangan dan gizi masyarakat.

4. Kompetensi penekanan Gizi Institusi/Manajemen Sistem

Pelayanan Makanan (15 Komponen Kompetensi)

4.1. Mengawasi perbaikan mutu pelayanan gizi dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.

4.2. Mengembangkan dan mengukur dampak dari pelayanan dan praktek kegizian.

4.3. Berpartisipasi dalam bisnis atau pengembangan rencana operasional.

4.4. Mengawasi pengumpulan dan pengolahan data keuangan praktek kegizian.

4.5. Melakukan fungsi pemasaran.

4.6. Berpartisipasi dalam pendayagunaan sumber daya manusia

4.7. Berpartisipasi dalam pengelolaan sarana fisik termasuk pemilihan peralatan dan merancang/merancang ulang unit-unit kerja.

4.8. Mengawasi sumberdaya manusia, keuangan, fisik, materi dan pelayanan secara terpadu.

4.9. Mengawasi produksi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi, biaya dan daya terima klien.

4.10. Mengawasi pengembangan dan atau modifikasi resep/formula.

4.11. Mengawasi penerjemahan kebutuhan gizi menjadi menu makanan untuk kelompok sasaran.

4.12. Berpartisipasi dalam melakukan penilaian cita rasa (organoleptik) makanan dan produk gizi.

4.13. Mengawasi sistem pengadaan, distribusi, dan pelayanan makanan

4.14. Mengelola keamanan dan sanitasi makanan.

4.15. Berpartisipasi dalam penetapan biaya praktek pelayanan kegizian

B. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

Kurikulum Program Studi S1 Gizi Kesehatan FKUB tahun akademik 2008/2009 disusun berdasarkan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Pembelajaran tahun 1 dan 2 diberikan dengan metode perkuliahan, praktikum, kunjungan lapang, studi kasus, dll. Pada tahun ke-3 diberikan dengan metode Problem Based Learning (PBL).

Keseluruhan jumlah sks adalah 147 sks (99 sks mata kuliah wajib, 6 sks mata kuliah pilihan, 12 sks untuk

rotasi kepaniteraan, 30 sks beban untuk pembelajaran berbasis masalah (problem based learning (PBL).

Mata kuliah pilihan yang ditawarkan adalah 7 mata kuliah. Mahasiswa diwajibkan mengikuti 6 sks matakuliah pilihan dari 14 sks matakuliah pilihan yang disediakan, yang ditujukan untuk memperkaya wawasan pengetahuan keahlian sesuai dengan bidang penekanan serta pembentukan sikap dan perilaku positif.

1. Gambaran Kurikulum 2008/2009

TAHUN 4

SEMESTER 7: 14 sks SEMESTER 8: PRA- KEPANITERAAN (Pre Dietary Internship) 12 sks MK

PRE-DI PRE-DI Pilihan

Intervensi

PRE-

Komunitas DI Community Food (6sks)

(3 sks) service and Penelitian (4 sks)

production (3 sks)

TAHUN 3: PROBLEM BASED LEARNING

SEMESTER 5: PBL SEMESTER 6: 16 sks Clinic dan proposal (16 sks) PBL Clinic (14 sks)

PBL Food service

and production Proposal (2 sks)

Community

Penelitian

TAHUN 2: BASIC KNOWLEDGE

SEMESTER 3: 20sks SEMESTER 4: 19 sks

TAHUN 1: BASIC KNOWLEDGE

SEMESTER 1: 23 sks SEMESTER 2: 24 sks

Original Concept by: Tim Kurikulum S1 Gizi 2008

2. Deskripsi Isi Blok dan Tabel Acuan Pengambilan Mata Kuliah pada Tiap Semester

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada semester 1-4 dilakukan untuk memberikan pengetahuan dasar (basic knowledge) terkait ilmu-ilmu yang mendukung kompetensi gizi. Adapun metode pembelajarannya adalah kuliah, praktikum, kunjungan lapang, demonstrasi, studi kasus. Pemicu/Trigger berupa kasus-kasus yang diberikan pada beberapa mata kuliah masih berupa subject base.

Adapun pada semester 5 dan 6, metode lebih diarahkan pada student oriented learning dengan metode PBL. Dimana pada fase ini, mahasiswa diharapkan lebih aktif dan terpapar dengan masalah-masalah yang mungkin akan mereka hadapi di dunia kerja nantinya dan yang telah didesign dan disiapkan oleh Tim. Dengan adanya bekal yang cukup pada semester 1-4 dan dengan tambhan pengembangan keilmuan selama proses PBL, diharapkan mahasiswa lebih siap untuk menempuh pra- kepaniteraan di lahan pada semester 8.

Pada semester 5, mahasiswa diharapkan sudah merancang proposal penelitian, sehingga diharapkan pada semester 6 atau 7 mahasiswa sudah menyelesaikan TA/Skripsi.

Pada semester 8, mahasiswa akan secara optimal berkonsetrasi menyelesaikan kegiatan pra-kepaniteraan di lahan.

Tabel Acuan Pengambilan Mata Kuliah pada Tiap Semester

Semester I

No. Nama Matakuliah SKS W/P

1 Biochemistry Biomolecular 1 2 W 2 Anatomy physiology 1

2 W 3 Basic Nutrition

2 W 4 Ilmu Bahan Makanan 1

2 W 5 Basic Management

2 W 6 Scientific Communication-Indonesia

2 W 7 Scientific Communication: English

2 W 8 Scientific method: Philosophy

1 W SM: Nutrition Biostatistics

2 w 9 Nutrition and Food Ecology

2 W Communication and Nutrition 10 Education

2 W 11 Nutrition Profesional Ethics

TOTAL

Praktikum : Biochemistry Biomolecular 1, Anatomy Fisiology 1, IBM1, Basic Management, English , Nutrition Biostatistics, Communication and Nutrition Education

Semester II

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 Biochemistry - Biomolecular 2 3 W 2 Anatomy physiology 2

3 W 3 Nutrition in the life cycle

3 W 4 Fundamental of Diet and Cullinary 1

3 W 5 Ilmu Bahan Makanan 2

2 W Pengolahan dan Pengawetan 6 Makanan

3 W 7 Nutrition Epidemiology

2 W Scientic Method: NCP-Nutritional 8 Assessment

TOTAL

Praktikum : Biochemistry-Biomolecular 2, Anatomy Physiologi 2, Nutrition

in the life cycle, Fundamental of Diet and Cullinary 1, Ilmu Bahan Makanan 2, Pengolahan dan Pengawetan Makanan, Scientic Method: NCP-Nutritional Assessment

Semester III

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 Basic Pharmacology 1 W 2 Patofisiologi

2 W 3 Nutrition Biomolecular

3 W 4 Fundamental of Diet and Cullinary 2

3 W 5 Pengawasan Mutu Makanan

4 W 6 Food Service Management 1

2 W 7 Health Care System

1 W Scientific method: Research

8 methodology 2 W Scientific Method: NCP – Nutrition

9 Diagnosis 2 W

20 Praktikum: Fundamental of Diet and Cullinary 2, Pengawasan Mutu

TOTAL

Makanan

Semester IV

No. Nama Matakuliah 4 w/p

1 Drug and Nutrient Interaction 2 W 2 Nutrient Analysis

4 W 3 Food Service Management 2

3 W 4 Scientific Method: NCP – Intermonev

4 W clinic

5 NCP – Intermonev community 1 2 W 6 Pancasila dan Kewarganegaraan

2 W 7 Religion

JUMLAH

Praktikum: Analisa Zat Gizi, Intermonev Clinic

Semester V

No. Nama Matakuliah SKS w/p

1 PBL Klinik 14 W 2 Research 1 (Proposal)

TOTAL

Praktikum: PBL klinik

Semester VI

No. Nama Matakuliah SKS w/p 1 PBL Community

8 W 2 PBL Food Service & Production

JUMLAH 16 Praktikum: PBL Community, PBL Food Service dan Production

Semester VII

No. Nama Matakuliah

SKS

w/p Prasyarat

Scientific Method:NCP – Intermonev

NCP: Nut Diagnosis 1 community 2

Scientific Method:NCP –

Intermonev community 1 Nutrition Epidemiology

Health Care system Communiation and Nutrutin Education

Semester 7 (lanjutan) No.

Nama Matakuliah

Research 1 3 Maternal Nutrition

4 Pediatric Nutrition

Emergency in 5 Nutrition

Nutrition in food 6 industry

Qualitative research in 7 nutrition

8 Nutrition in surgery

Praktikum: Intermonev Community 2

Keterangan:

- MK pilihan yang ditawarkan pada semester 7 sebanyak 6 MK (masing-masing 2 SKS).

- Untuk memenuhi minimal 147 SKS maka mahasiswa harus mengambil minimal 3 MK pilihan (6 sks)

Semester VIII

Pra-Kepaniteraan Gizi

Pre-DI Clinic : Pra-Kepaniteraan di Rumah Sakit (hospital-based)

Pre-DI Community : Pra-Kepaniteraan di komunitas berinstitusi (institutionalized community)

Pre-DI Food Service and Production : Pra-Kepaniteraan di institusi penyelenggara makanan banyak

No.

Nama Matakuliah SKS w/p

1 Pre DI Clinic 6 W 2 Pre DI Community

3 W 3 Pre DI Food Service and Production

Kode mata kuliah baru pada kurikulum 2008 masih menunggu keputusan dari pihak fakultas mengenai kodifikasi mata kuliah tiap jurusan dalam lingkup Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Mata kuliah yang sama pada kurikulum 2004, kodifikasi mengikuti kode sebelumnya.

3. Lama Pendidikan dan Beban Studi

Lama pendidikan S1 Gizi di Universitas Brawijaya adalah empat tahun dengan beban studi 147 sks. Keluaran dari pendidikan gizi adalah Sarjana Gizi (S.GZ)

Secara internasional setelah menempuh sarjana gizi terdapat jenjang pendidikan lanjutan untuk mendapatkan Profesi Gizi (Registered Dietitian). Namun, pada skala nasional, program pendidikan profesi gizi masih sedang diperjuangkan keberadaannya, dimana Jurusan Gizi Brawijaya berpartisipasi aktif di dalamnya bekerja sama dengan instusi penyelenggara pendidikan lain dan organisasi profesi (PERSAGI).

Untuk mempersiapkan lulusan supaya dapat mengikuti program pendidikan profesi yang menurut aturan internsional adalah 900 jam, maka pendidikan S1 Gizi FKUB sudah mempersiapkan

menempuh Pra- kepaniteraan yang disebut dengan Pre-Dietary Internship yang sudah mencakup 450 jam praktek lahan.

mahasiswa

untuk

BAB IV KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kurikulum 2008 Program Studi S1 Gizi Kesehatan FK- Universitas Brawijaya disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan strategi pembelajaran yang digunakan terutama pada tahun ke 3 adalah mahasiswa belajar aktif (active learning) dan mandiri atau pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student-centered) dengan menggunakan metode Pembelajaran Berdasar Masalah (Problem-Based Learning/PBL). Adapun bentuk kegiatan pembelajarannya meliputi:

Diskusi kelompok PBL Kuliah singkat (mini lecture) sesuai kebutuhan. Praktikum (Reinforcement) Membaca buku, jurnal, menyusun ringkasan diskusi Tutorial mata ajar dalam kelompok kecil (8-10

mahasiswa), skill ’s lab, kerja lapangan Menyelesaikan skripsi (penelitian)

Pra-Kepaniteraan

Metode PBL digunakan untuk mempelajari sebagian besar mata ajar. Perkuliahan (mini lecture) diberikan apabila dibutuhkan, dan mata ajar yang tidak dapat diintegrasikan ataupun diberikan untuk memperjelas masalah yang cukup rumit yang dirasakan sulit untuk dimengerti oleh mahasiswa sehingga membutuhkan penjelasan dari pakar (nara sumber).

1. Problem-Based Learning (PBL)

McMaster medical school di Ontario merupakan institusi pendidikan kedokteran yang pertama kali mengaplikasikan kurikulum kedokteran dengan menggunakan PBL secara McMaster medical school di Ontario merupakan institusi pendidikan kedokteran yang pertama kali mengaplikasikan kurikulum kedokteran dengan menggunakan PBL secara

Metode pembelajaran PBL adalah metode yang terpusat pada mahasiswa (student-centered). Mahasiwa tidak lagi tergantung kepada pengajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Sebaliknya, mahasiswa menjadi lebih aktif dalam mengakses dan mempelajari semua sumber yang ada, baik itu melalui buku ajar, jurnal, artikel ilmiah, maupun pakar sebagai nara sumber. Metode ini menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri secara aktif (self-directed learning atau active learning ) dalam mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan pembelajaran, mencari sumber ajar, menyusun penjelasan masalah serta menganalisa penjelasan tersebut.

Keuntungan yang didapatkan dari metode PBL adalah sebagai berikut:

Memicu pembelajaran mendalam, bukan hanya superfisial

Mahasiswa mendapatkan keterampilan belajar mandiri yang akan sangat berguna baik dalam

proses pembelajaran selama pendidikan maupun setelah lulus karena ilmu pengetahuan akan terus berkembang. Mahasiswa mendapatkan pola pikir analitik dan kritis dalam menghadapi suatu masalah, yang akan sangat membantu dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi di kemudian hari. Mahasiswa

mendapatkan kemampuan berkomunikasi, karena dalam PBL mahasiswa akan mendapatkan kemampuan berkomunikasi, karena dalam PBL mahasiswa akan

1.1. Proses Problem Based Learning (PBL)

Metode ini melibatkan sekelompok kecil mahasiswa (8-10 orang/kelompok) dalam diskusi kelompok dengan dibimbing oleh seorang tutor/fasilitator dan nara sumber. Sebuah masalah (problem) diberikan pada awal diskusi kelompok tersebut untuk memicu proses pembelajaran. Masalah biasanya diberikan dalam bentuk tertulis, berisi fenomena yang membutuhkan penjelasan. Kemudian

mahasiswa akan memulai diskusi pertama. “The Seven

Jumps from Schmidt ” adalah langkah-langkah yang lazim digunakan dalam metode PBL. Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Mengklarifikasi istilah-istilah dan konsep yang tidak dimengerti bersama kelompok

2. Menentukan masalah-masalah

3. Menganalisa masalah (brainstorming). Menemukan gagasan hipotesis atau penjelasan masalah.

4. Menata usulan penjelasan masalah dari langkah 3 dalam satu susunan solusi

5. Menentukan tujuan pembelajaran

6. Mengumpulkan informasi (dengan cara belajar mandiri) dari berbagai sumber

7. Melaporkan hasil pembelajaran dalam kelompok, menyusun penjelasan dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari belajar mandiri untuk menjelaskan masalah-masalah yang ada.

Sebuah pemicu/skenario dibutuhkan 2 kali pertemuan dalam satu minggu untuk didiskusikan oleh

kelompok kecil mahasiswa yaitu diskusi kelompok 1 (DK 1) dan diskusi kelompok 2 (DK 2) Konsultasi pakar atau diskusi pleno pada akhir blok bila diperlukan oleh mahasiswa dengan kehadiran seluruh pakar yang terlibat

Pada diskusi pertemuan pertama dilaksanakan langkah 1-

5. Hasil dari diskusi yang pertama adalah tujuan pembelajaran. Sebuah masalah yang baik akan menuntun mahasiswa untuk memformulasi tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh tim Blok bersama tim Kurikulum. Mahasiswa kemudian akan mencari sumber ajar (belajar mandiri) dan kembali lagi dalam diskusi kedua untuk melaporkan dan mendiskusikan hasil pembelajaran mereka (langkah 7).

1.2. Peran Mahasiswa dalam PBL: Seluruh mahasiswa dalam kelompok PBL harus turut

berperan secara aktif dalam diskusi PBL. Dalam setiap diskusi PBL hendaknya dipilih seorang ketua dan sekretaris secara bergantian, sehingga semua anggota kelompok mendapatkan giliran berlatih memegang tanggung jawab.

1. Ketua bertugas untuk membuka diskusi PBL, memimpin

sehingga dapat berlangsung dengan baik. Ketua juga berperan dalam mengatur jalannya diskusi dengan cara melibatkan semua anggota kelompok untuk aktif dalam diskusi. Selama diskusi berlangsung, ketua kelompok harus dapat menjaga diskusi tetap terarah dan tidak melenceng dari tujuan pembelajaran. Setelah diskusi berakhir, ketua menyampaikan rangkuman hasil diskusi kepada kelompoknya.

jalannya

diskusi

2. Sekretaris bertugas mencatat semua informasi dan penjelasan yang didapatkan selama diskusi PBL kemudian menyusunnya agar teratur. Pada akhir diskusi PBL pertama, sekretaris bertugas mencatat daftar tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh kelompok diskusi tersebut.

3. Anggota kelompok bertugas untuk terlibat aktif dalam kegiatan di skusi PBL (dalam seluruh langkah „seven jumps ”). Dengan mengaktifkan prior knowledge yang telah dimiliki, seluruh anggota kelompok melakukan diskusi untuk membahas masalah apa yang ditemukan, kemungkinan penjelasan masalah tersebut, usulan solusi bagi masalah yang ditemukan, dan menetapkan tujuan pembelajaran. Semua anggota kelompok wajib membuat log book dan mencari 3. Anggota kelompok bertugas untuk terlibat aktif dalam kegiatan di skusi PBL (dalam seluruh langkah „seven jumps ”). Dengan mengaktifkan prior knowledge yang telah dimiliki, seluruh anggota kelompok melakukan diskusi untuk membahas masalah apa yang ditemukan, kemungkinan penjelasan masalah tersebut, usulan solusi bagi masalah yang ditemukan, dan menetapkan tujuan pembelajaran. Semua anggota kelompok wajib membuat log book dan mencari

1.3. Peran Fasilitator atau Tutor PBL

Tugas utama tutor adalah memfasilitasi dan mengaktifkan jalannya proses diskusi oleh karena itu disebut juga sebagai fasilitator. Tutor bertindak sebagai process expertise (tutor tidak bertugas untuk mengajar atau memberi penjelasan tentang masalah yang diberikan), dan memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh tim kurikulum dapat tercapai. Tutor tidak dapat melakukan intervensi kecuali apabila diskusi dirasakan melenceng dari tujuan pembelajaran, tetapi tidak boleh mendikte mahasiswa. Pada prinsipnya, mahasiswa harus selalu dirangsang untuk berpikir analitikal dan mengungkapkan pendapatnya untuk menjelaskan masalah yang ada. Pada akhir diskusi PBL tutor membuka forum umpan balik. Dalam forum ini, mahasiswa dapat saling memberikan masukan kepada teman maupun tutor tentang jalannya diskusi dan perilaku teman maupun tutor. Tutor akan mengakhiri diskusi PBL dengan mengevaluasi jalannya PBL, keaktifan mahasiswa, tercapainya tujuan pembelajaran, dan memberikan masukan agar mahasiswa dapat lebih aktif dan belajar dengan baik menggunakan metode PBL (content expertise adalah tugas narasumber).

1.4. Evaluasi

Evaluasi materi pembelajaran dinilai melalui ujian, proses dan sikap (selengkapnya lihat Bab V). Evaluasi mahasiswa dalam PBL dinilai dari kegiatan diskusi kelompok berdasarkan aktifitas mahasiswa dalam kelompok dan penguasaan materi. Evaluasi dilakukan oleh fasilitator dan antar teman dalam kelompoknya.

1.5. Belajar Mandiri / Tugas Mandiri

Metode PBL ini bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan kegiatan belajar mandiri secara berkelompok baik secara terstruktur dalam kelas dan tidak terstruktur di luar kelas serta belajar secara individual tanpa di dampingi oleh fasilitator. Belajar mandiri terstruktur waktunya sudah terjadwal sedangkan yang tidak terstruktur dan individual ditentukan sendiri oleh mahasiswa. Penentuan materi belajar ditentukan sendiri oleh mahasiswa, apa yang perlu mereka pelajari, di mana dan kapan memperoleh bahan belajar serta bagaimana memperolehnya (melalui internet, membaca buku ajar (text book) atau jurnal atau bertanya kepada nara sumber). Penilaian belajar mandiri dilakukan oleh fasilitator pada saat diskusi kelompok 2 (DK2).

1.6. Kuliah Singkat (Mini Lecture)

Kuliah singkat merupakan bagian problem base learning dalam tutorial Blok yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa termasuk klarifikasi mata ajar yang terdapat di dalam Blok. Topik ajar yang tidak dapat diintegrasikan juga diberikan dengan metode perkuliahan (mini lecture).

2. Reinforcement (Praktikum)

Praktikum adalah kegiatan penunjang pembelajaran yang dilaksanakan di laboratorium. Kegiatan praktikum dipilih berdasarkan kegunaannya dalam menunjang proses pembelajaran dan pendalaman teori yang diperoleh dalam tutorial. Kegiatan praktikum yang dipilih disesuaikan dengan tema blok sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan dengan terintegrasi

3. Skill’s Lab

Kegiatan skills lab dilaksanakan dengan tujuan memperoleh pemahaman keterampilan yang diperoleh saat tutorial skill‟s lab. Pada prakteknya, kegiatan tersebut akan dilakukan dengan peragaan model (demo) atau pasien dalam pengkajian pasien hingga praktek kosultasi gizi. Pada saat tutorial skill‟s Lab mahasiswa akan dibagi dalam kelompok kecil (6-8 orang/kelompok). Selama keg iatan skill‟s lab mahasiswa akan dibantu oleh instruktur yang akan mengawali kegiatan dengan memberikan penjelasan singkat tentang keterampilan yang akan dipelajari dan menunjukkan cara melakukan keterampilan tersebut. Kemudian seluruh anggota kelompok akan berlatih untuk menguasai keterampilan tersebut.

4. Simulasi Klinik

Dalam prakteknya di kemudian hari, sorang ahli gizi akan selalu berinteraksi dengan pasien, keluarga pasien maupun dengan rekan sejawat. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi adalah elemen penting yang perlu dipelajari oleh seorang mahasiswa gizi, khususnya dalam pelaksanaan Dalam prakteknya di kemudian hari, sorang ahli gizi akan selalu berinteraksi dengan pasien, keluarga pasien maupun dengan rekan sejawat. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi adalah elemen penting yang perlu dipelajari oleh seorang mahasiswa gizi, khususnya dalam pelaksanaan

5. Elektif (Pilihan Wajib) dan Skripsi

Pada akhir pendidikan akademik, mahasiswa diwajibkan mengikuti tiga mata ajar pilihan wajib (elektif) dan menuliskan karya ilmiah atau skripsi berupa laporan penelitian dan diujikan sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Gizi Kesehatan (SGz.)

6. Case-Based Teaching (CBT)

Dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan menggunakan metode PBL, mahasiswa sedini mungkin diperkenalkan pada masalah gizi sehingga akan lebih kompeten dalam menganalisa dan memecahkan masalah tersebut yang akan dihadapi di kemudian hari.

Cara yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan analisis ini antara lain dengan :

- Memberikan kasus/case yang dihadapi oleh pasien dan dilengkapi dengan data penunjang, seperti data

antropometri, data asupan makan, hasil pemeriksaan laboratorium dan sebagainya. Mahasiswa diminta untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pasien dalam kasus yang diberikan tersebut - Kontak langsung dengan pasien/ kelompok masyarakat/ klien. Kegiatan ini dilakukan saat kegiatan Perkuliahan dan pra kepaniteraan (Pre Dietary Internship). Kegiatan pada saat perkulian dapat dilakukan dalam wujud kunjungan/observasi singkat ke puskesmas/ rumah sakit/ institusi penyelenggaraan makan (contoh dalam mata kulaih Intermonev Community 2, Food Service and Management 2) , tatap muka dan wawancara dengan responden, dan sebagainya

7. Pra- Kepaniteraan Gizi

Pra-Kepaniteraan merupakan strategi pendidikan dalam Program Pendidikan Gizi untuk memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa pada 3 area penekanan yaitu di setting klinik, komunitas dan food service.

Tujuan kegiatan pendidikan ini adalah mahasiswa kompeten di ketiga area penekanan sesuai dengan level of competence yag telah ditetapkan.

Syarat untuk dapat menempuh kegiatan ini adalah mahasiswa harus terdaftar dan mengisi KRS semester 8, sudah menempuh semua mata kuliah dengan minimal IPK 2.0, tidak ada nilai E dan Nilai D maximal 10%.

Mahasiswa dibagi dalam kelompok terdiri dari 2-8 orang dengan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk setiap rotasi. Semua mahsiswa harus menempuh semua rotasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Lama waktu pelaksanaan rotasi bervariasi tergantung pada jumlah beban sks tiap rotasi. Untuk rotasi klinik 8 minggu, komunitas dan pelayanan gizi institusi masing-masing 4 minggu. Pada setiap rotasi mahasiswa akan dibimbing oleh:

1. Preceptor (CP)

adalah kepala puskesmas/dokter/ yang memiliki kemampuan mempersepsikan kompetensi dan menilai pencapaian kompetensi peserta Pre kepaniteraan Clinic dan Community

2. Community/Clinical Instructor (CI)/Pembimbing lahan

adalah seorang ahli gizi/Praktisi Gizi yang ada di lahan yang mampu memberikan suatu asuhan gizi.

3. Supervisor

adalah profesi gizi yang memiliki pemahaman materi mengenai kegiatan di rotasi community

Lahan praktik meliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Lapas, Sekolah, Catering Service.

BAB V EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

A. BASIC KNOWLEDGE (SEMESTER 1-4)

Untuk Jurusan Gizi FKUB Semester 1 s/d Semester IV (Basic Knowledge) menggunakan sistem evaluasi sebagai berikut

Evaluasi Keberhasilan.

1. Lingkungan Evaluasi Evaluasi keberhasilan proses pendidikan meliputi dua hal

yaitu:

a. Evaluasi keberhasilan proses penyelenggaraan acara pendidikan yang meliputi cara penyelenggaraan pendidikan, kesesuaian sarana dengan tujuan serta keikutan

mahasiswa dalam acara pendidikan. Evaluasi ini cenderung pada evaluasi aspek managerialnya. Hasil evaluasi ini juga cenderung untuk menjadi input bagi pengelola program untuk memperbaiki

sertaan

penyelenggaraan pendidikan berikutnya, disamping kegunaan lainnya.

Catatan-catatan tentang dosen yang diperoleh dari evaluasi ini dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya sistem imbalan. Oleh karena satuan waktu penyelenggaraan pendidikan ini per semester, maka evaluasi ini juga dilakukan untuk menilai penyelenggaraan program per semester. Jadi evaluasi dilakukan tiap akhir semester.

Jarak waktu antara semester yang satu dengan yang lain tidak panjang, karena itu proses evaluasi harus dilakukan dengan cepat. Evaluasi keberhasilan acara pendidikan meliputi: 1). Tentang program, antara lain penyimpangan dari

rencana, usaha di luar program dalam menghadapi tuntutan situasi, usaha penyesuaian acara

diprogramkan cara penyajiannya dan sebagainya. 2). Tentang kesiapan, habisnya maupun kerusakan sarana, usaha mengatasi gangguan pada sarana dan sebagainya.

yang

sudah

3). Tentang kesiapan tenaga administrasi. 4). Mahasiswa misalnya daftar hadirnya, keaktifan

dan sebagainya. Sebagai bahan evaluasi dosen pada akhir semester diperlukan data yang berkaitan dengan:

1) Jumlah beban mengajar.

2) Penilaian kualitatif terhadap pelaksanaan tugas.

3) Peningkatan kemampuan dan keterampilan.

b. Evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menjalani acara

penyelenggaraan pendidikan yaitu keberhasilan diolahnya mahasiswa dari input mentah menjadi out-put yang masak. Evaluasi ini dilakukan dengan cara mendapatkan informasi mengenai jumlah mahasiswa yang telah mencapai tujuan seperti yang dirumuskan dalam kurikulum melalui penyelenggaraan ujian, pemberian tugas dan sejenisnya. Yang termasuk dalam evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menjalani acara penyelenggaraan

adalah semua kegiatan

diperlukan untuk diperlukan untuk

Evaluasi hasil belajar setiap cabang ilmu dilakukan dengan menggunakan cara –cara sesuai dengan tujuan pendidikan cabang ilmu dan bentuk pengalaman belajar yang digunakan melengkapi dan kedalaman bahasan yang dilakukan serta integrasinya dengan cabang-cabang ilmu lain. Hal- hal yang dievaluasi:

1) Derajat penguasaan materi kuliah. Usaha ini digunakan menentukan seberapa jauh seorang mahasiswa pada akhir semester mendapat kompetensi dan menentukan pula seberapa baik “credential” yang dapat diberikan kepadanya.

2) Hal-hal yang mempengaruhi penguasaan materi kuliah. Termasuk disini adalah evaluasi yang ditujukan untuk menentukan pengaruh ketidak teraturan penyelenggaraan acara, misalnya mahasiswa atau dosen yang absen menentukan pengaruh batalnya sebagian rencana dan sebagainya.

2. Bahan Evaluasi. Evaluasi yang lengkap seharusnya mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi penilaian akhir seorang mahasiswa, atau penilaian total terhadap proses belajar mengajar. Pada akhir semester, untuk bahan evaluasi mahasiswa diperlukan data sebagai berikut: 2. Bahan Evaluasi. Evaluasi yang lengkap seharusnya mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi penilaian akhir seorang mahasiswa, atau penilaian total terhadap proses belajar mengajar. Pada akhir semester, untuk bahan evaluasi mahasiswa diperlukan data sebagai berikut:

b. Penilaian kualitatif terhadap keberhasilan yang dinyatakan dengan nilai matakuliah.

c. Suatu ukuran keberhasilan pada semester itu misalnya indeks prestasi, indeks skolastik, dan sebagainya.

d. Suatu ukuran keberhasilan kumulatif dari semester satu sampai semester yang bersangkutan, misalnya total beban sks yang diperoleh, indeks prestasi kumulatif dan sebagainya.

e. Kedudukan relatif seorang mahasiswa dalam kelasnya serta nilai rata-rata kelas. Data ini makin sering diperlukan terutama dalam membuat surat rekomendasi atau transkrip seorang mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa, pekerjaan dan keperluan sejenisnya.

3. Cara evaluasi.

a. Ujian. 1). Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian. a). Untuk menilaian apakah mahasiswa telah memahami atau menguasai bahan yang disajikan dalam suatu mata kuliah.

b). Untuk mengelompokkan mahasiswa kedalam beberapa golongan berdasarkan kemampuannya, yaitu golongan sangat baik (A), golongan baik (B), golongan cukup (C), golongan kurang (D) dan golongan jelek (E).

c). Untuk menilai apakah bahan mata kuliah yang disajikan telah sesuai serta cara penyajian telah cukup baik sehingga para mahasiswa dapat memahami matakuliah tersebut.

d). Yang pertama dan kedua tersebut terutama ditujukan kepada mahasiswa sedang yang ketiga terutama ditujukan kepada dosen.

2). Sistem Ujian. Ujian dapat dilaksanakan dalam berbagai

macam cara seperti ujian tertulis, ujian lisan, ujian dalam bentuk seminar, ujian dalam bentuk pemberian tugas, ujian dalam bentuk penulisan karangan ilmiah dan sebagainya. Ujian dapat pula dilaksanakan dengan berbagai kombinasi cara-cara tersebut.

Cara ujian yang digunakan perlu disesuaikan dengan jenis mata kuliah, tujuan kurikulum dan kondisi dosen.

Oleh karena tiap ujian mengandung unsur ketidak tepatan didalamnya, maka perlu diselenggarakan ujian lebih dari satu kali, agar diperoleh hasil/ nilai yang mendekati ketepatan.

b. Penilaian. 1). Sistem Penilaian

Untuk lebih memperhalus penilaian ditambahkan penggolongan kemampuan B+, C+, D+.

2). Pelaksanaan Penilaian. Penilaian dilaksanakan sebagai berikut :

Hasil dari nilai akhir yang terdiri dari berbagai nilai ujian dengan pembobotan tertentu dikonversikan kedalam nilai huruf. Hal ini diatur Surat Keputusan Rektor Universitas Brawijaya No.: 093/SK/1997.

3). Kegiatan penilaian kemampuan akademik: a). Kegiatan penilaian kemampuan akademik suatu mata kuliah dilakukan melalui kegiatan terstruktur, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan penilaian kegiatan praktikum.

b). Kegiatan terstruktur dalam kegiatan penilaian kemampuan akademik sesuatu mata kuliah pada suatu semester dilaksanakan sekurang- kurangnya 4 (dua) kali dalam satu semester.

c). Ujian tengah semester dan akhir semester dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam kalender akademik.

d). Penilaian melalui kegiatan terstruktur, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan ujian praktikum adalah untuk menentukan Nilai Akhir dengan pembobotan tertentu.

4. Bobot dan Nilai Akhir.

a. Bobot suatu kegiatan penilaian mata kuliah ditentukan menurut perimbangan materi kegiatan dengan materi mata kuliah secara keseluruhan dalam satu semester.

b. Nilai akhir penilaian kemampuan akademik sesuatu mata kuliah ditentukan dengan rumus.

n Bt i .Nt i + Bq i .Nq i + Bm.Nm+Ba.Na+Bp.Np NA = n Bt i + Bq i + Bm + Ba + Bp i=1

dengan : Bt I adalah bobot nilai terstruktur ke i

Bq I adalah bobot nilai quiz ke i Bm adalah bobot nilai ujian tengah semester Ba adalah bobot nilai ujian akhir semester. Bp adalah bobot nilai praktikum Nt i , Nq i , Nm, Na, Np, adalah nilai setiap kegiatan

akademik.

Nilai akhir merupakan nilai angka dan di konversikan ke Huruf Mutu,dapat digunakan acuan sebagai berikut:

Kisaran Angka Mutu Huruf Mutu Bobot

A 4 3,25 – 3,74

B+ 3,5 2,75 – 3,24

B 3 2,25 – 2,74

C+ 2,5 1,75 – 2,24

C 2 1,25 – 1,74

D+ 1,5 0,75 – 1,24

D 1 <0,75

5. Evaluasi Keberhasilan dan Program Studi S-1 Gizi.

Keberhasilan studi mahasiswa Studi Ilmu Gizi dinyatakan dengan indek prestasi (IP), yang ditulis dengan angka. Evaluasi keberhasilan studi mahasiswa dilaksanakan sekurang-kurangnya tiap akhir semester, tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, dan tahun keempat.

a. Evaluasi Keberhasilan Studi Akhir Semester Evaluasi keberhasilan studi akhir semester dilakukan pada akhir semester, meliputi mata kuliah yang diambil mahasiswa pada semester tersebut. Hasil evaluasi ini terutama digunakan untuk menentukan beban studi yang boleh diambil pada semester berikutnya dengan berpedoman pada ketentuan berikut:

IP Semester Beban studi Yang diperoleh

Dalam semester

22 - 24 sks 2,50 - 2,99

19 - 21 sks 2,00 - 2,49

16 - 18 sks 1,50 - 1,99

b. Evaluasi keberhasilan studi tahun pertama. Pada akhir tahun pertama terhitung sejak saat mahasiswa terdaftar di Universitas Brawijaya untuk pertama kalinya, keberhasilan studinya dievaluasi untuk menentukan apakah yang bersangkutan boleh melanjutkan studi atau tidak. Mahasiswa masih b. Evaluasi keberhasilan studi tahun pertama. Pada akhir tahun pertama terhitung sejak saat mahasiswa terdaftar di Universitas Brawijaya untuk pertama kalinya, keberhasilan studinya dievaluasi untuk menentukan apakah yang bersangkutan boleh melanjutkan studi atau tidak. Mahasiswa masih

studinya apabila memenuhi syarat sebagai berikut: 1). Mengumpulkan sekurang-kurangnya 24 sks.

melanjutkan

2). Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 24 sks dari mata kuliah yang terbaik nilainya (disebut IP evaluasi).

c. Evaluasi keberhasilan studi tahun kedua. Mahasiswa

masih diperbolehkan melanjutkan studinya, setelah tahun kedua apabila memenuhi syarat sebagai berikut: 1). Mengumpulkan sekurang-kurangnya 48 sks,

termasuk jumlah sks yang dikumpulkan pada tahun pertama.

2). Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 48 sks dari nilai mata kuliah yang terbaik (disebut IP evaluasi).

d. Evaluasi keberhasilan studi tahun ketiga. Mahasiswa

masih diperbolehkan melanjutkan studinya, setelah tahun ketiga apabila memenuhi syarat sebagai berikut: 1). Mengumpulkan sekurang-kurangnya 72 sks,

termasuk jumlah sks yang dikumpulkan pada tahun kedua.

2). Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 72 sks dari nilai mata kuliah yang terbaik (disebut IP evaluasi).

e. Evaluasi keberhasilan studi tahun keempat. Mahasiswa

masih diperbolehkan melanjutkan studinya, setelah tahun keempat apabila memenuhi syarat sebagai berikut: 1). Mengumpulkan sekurang-kurangnya 96 sks,

termasuk jumlah sks yang dikumpulkan pada tahun ketiga.

2). Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 96 sks dari nilai mata kuliah yang terbaik (disebut IP evaluasi).

f. Evaluasi Keberhasilan. Mahasiswa dinyatakan menyelesaikan program studi

sarjana apabila telah mencapai 148 sks untuk Ilmu Gizi, serta memenuhi syarat-syarat: 1). Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-

kurangnya 2,00. 2). Nilai D atau D+ tidak melebihi 10% dari beban kredit total. 3). Tidak ada nilai E 4). Lulus ujian Tugas Akhir dan menyerahkan hasil

revisi Tugas Akhir kepada Tim Tugas Akhir.

g. Evaluasi Keberhasilan Studi Akademik Sistem Paket. Evaluasi Keberhasilan Program Studi Ilmu Gizi Alih Program

a). Batas waktu studi dari Alih Program dari DIII Gizi (B3) dapat ditempuh dalam waktu selama- lamanya 2,5 tahun sedangkan dari D IV Gizi (B4) 2 tahun terhitung sejak terdaftar pertama a). Batas waktu studi dari Alih Program dari DIII Gizi (B3) dapat ditempuh dalam waktu selama- lamanya 2,5 tahun sedangkan dari D IV Gizi (B4) 2 tahun terhitung sejak terdaftar pertama

belum dapat menyelesaikan studi sarjananya, maka yang bersangkutan

mahasiswa

dinyatakan tidak mampu melanjutkan studinya. Masa studi tiga tahun tersebut

termasuk cuti akademik/terminal, tetapi bagi mahasiswa yang tidak mendaftar ulang tanpa seijin rektor tetap diperhitungkan sebagai masa studi.

tidak

b) Evaluasi studi keberhasilan tahun pertama Sejak mahasiswa terdaftar pada program

sarjana di Universitas Brawijaya, diadakan evaluasi apakah yang bersangkutan boleh melanjutkan studi atau tidak. Mahasiswa boleh melanjutkan

apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut

studi

(1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 22 sks untuk alih program dari D III Gizi (B3),

21 sks untuk alih program dari D IV Gizi masyarakat dan 15 sks untuk alih program dari D IV Gizi klinik.

(2) Mencapai indeks prestasi (IP) sekurang- kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari seluruh nilai kredit mata kuliah yang ditempuhnya.

B. PBL

Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran (pengetahuan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses pembelajaran, dan sikap mahasiswa selama proses pembelajaran.

Cara penilaian pengetahuan/hasil belajar mahasiswa:

a. Kegiatan

pengetahuan/hasil belajar mahasiswa dilakukan melalui ujian.

penilaian

b. Ujian dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh tim blok.

c. Penilaian ketrampilan (skills) dilakukan dengan melakukan observasi dan penilaian selama kegiatan skills lab berlangsung dan melalui OSCE (Objective Structured Clinical Examination ). OSCE dilakukan setiap akhir semester dengan materi ketrampilan yang telah dilatih selama semester tersebut. Dalam OSCE mahasiswa diminta untuk memperagakan ketrampilan yang diujikan sesuai dengan checklist yang telah disusun dan dilatih.

d. Penilaian terhadap proses pembelajaran dilakukan oleh fasilitator/tutor diskusi PBL, instruktur skills lab, maupun antar mahasiswa (peer assessment)

Nilai Lulus dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

Sistem penilaian berdasarkan acuan universitas Brawijaya dalam nilai angka mutu, huruf mutu, bobot dan sebutan.

Kisaran Angka

Huruf Mutu

Kisaran angka

Bobot mutu

Huruf mutu

A 4 3,25 – 3,74

B+

B 3 2,25 – 2,74

C+

C 2 1,25 – 1,74

D+

D 1 < 0,75

Pembobotan Penilaian

A. Tutorial No.

Penilaian Jenis Bobot

dan Penilaian

tugas/presentasi oleh fasilitator

Penilaian

10% tugas/presentasi oleh teman

(peer

assesment )

B. Skills lab

No. Penilaian Jenis Bobot

2. Proses dan Instrumentasi atau 20% sikap

persiapan alat

Sikap profesionalisme 10%

C. Case Based Teaching (CBT) :

Dinilai melalui ujian tulis, menyusun laporan dan peer assessment

Tahap Evaluasi

Evaluasi Keberhasilan studi dinyatakan dengan indeks prestasi (IP) yang ditulis dengan angka. Evaluasi yang dilakukan dengan ujian tulis dalam bentuk ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).

C. PRA KEPANITERAAN (Pre-Dietary Internship)

a. Evaluasi meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor serta disiplin, norma dan kode etik gizi yang berlaku.

b. Evaluasi dilaksanakan selama dan pada akhir masa pra - kepaniteraan

c. Evaluasi selama masa pra kepaniteraan di suatu lahan dilaksanakan oleh Clinical/Community /Food Service Instructur, Perceptor (Clinic/Community) dan Supervisor

d. Nilai akhir pra kepaniteraan merupakan fungsi dari seluruh hasil evaluasi selama menjalani masa pra kepaniteraan dan dinyatakan dalam nilai huruf:

Kisaran angka Huruf mutu Bobot

e. Nilai batas lulus minimal C

Pra Kepaniteraan Klinik

1. Penilaian meliputi penilaian kegiatan, ujian praktek, presentasi dan laporan

2. Penilaian selama praktek di lahan dilakukan oleh CI (50%), ujian praktek oleh supervisor (40%), presentasi laporan oleh preceptor (100%) dan laporan oleh supervisor (60%) dan CI (50%)

3. Bobot penilaian akhir meliputi 20% Nilai Clinical Preceptor + 40% Nilai Clinical Instructure + 30% Nilai Clinical Supervisor + 10% Absensi

Pra Kepaniteraan Community

1. Penilaian meliputi selama praktek di lahan oleh CI dan supervisor (total 50%), presentasi laporan pada akhir rotasi oleh perceptor, CI dan superivisor (total 20%) serta laporan oleh supervisor (30%)

2. Penampilan dalam presentasi akan dinilai berdasarkan penyajian dan pemahaman substansi kajian dan argumentasi hasil pengkajian studi kasus presentasinya.

3. Kehadiran juga menjadi salah satu aspek penilaian

a. Mahasiswa diwajibkan hadir sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (kehadiran wajib 100%).

b. Maximal ketidakhadiran yang dapat ditoleransi selama pelaksanaan kegiatan adalah 3 hari (termasuk perhitungan keterlambatan)atau 80% kehadiran.

c. Jika sakit atau ada gangguan lalu lintas atau mengetahui akan datang terlambat, maka harus c. Jika sakit atau ada gangguan lalu lintas atau mengetahui akan datang terlambat, maka harus

d. Apabila berhalangan hadir maka harus seijin CI dengan menyampaikan alasan yang dapat diterima oleh CI/Perceptor*

e. Kehadiran dianggap 100% bila hadir pada seluruh hari kerja tanpa keterlambatan pada rotasi yang terkait atau maximal 2x terlambat.

f. Bila kehadiran tidak memenuhi 100%, maka akan ada penyesuaian terhadap nilai kehadiran.

Pra Kepaniteraan Food Service Management

Penilaian meliputi selama praktek di lahan oleh Food service Instructor (25%) dan Supervisor (10%), Presentasi oleh Food service Instructor (10%) dan Supervisor (10%), Laporan akhir oleh supervisor (25%), dan ujian komprehensif 20% oleh supervisor.

Predikat Kelulusan