Pengaruh Stretching Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Pada Pekerja Bagian Produksi PT.X

  125

Pengaruh Stretching Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Pada

Pekerja Bagian Produksi PT.X

  • *1
  • 1 Trisna Dewita

      STIKes Ibnu Sina Batam; Jl. Tengku Umar Lubuk Baja Batam 1 Program Studi K3, STIKes Ibnu Sina, Batam E-mail:

      

    Abstrak

    Pekerjaan dengan beban otot statis dapat menyebabkan penumpukan asam laktat

    sehingga menimbulkan nyeri pada otot. stretching merupakan jenis latihan aerobik yaitu latihan

    dengan tujuan untuk melancarkan aliran darah dan membawa oksigen kejaringan otot sehingga

    asam laktat teroksidasi. Survey awal pada pekerja bagian produksi 100% mengeluhkan nyeri

    otot. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intervensi stretching terhadap kadar asam

    laktat dan dampaknya pada nyeri otot. Jenis penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan

    rancangan acak lengkap. Tiap kelompok 16 sampel, terdiri dari kelompok stretching dan

    kelompok kontrol. Intervensi dilakukan 3 kali perminggu selama 4 minggu. Pengukuran kadar

    asam laktat dan nyeri dilakukan pada hari Jum’at jam 13.00 WIB. Uji statistik yang digunakan

    untuk mengetahui perbedaan antar kelompok yaitu uji t, sedangkan perbedaan skala nyeri

    sebelum dan sesudah menggunkan uji wilcoxon. Ada pengaruh pemberian intervensi stretching

    terhadap kadar asam laktak, yaitu terjadi penurunan kadar asam laktat pada kelompok stretching

    sebesar 0,6 mmol/L. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar asam laktat

    sebesar 0,1 mmol/L. Terdapat perbedaan antara kelompok stretching dan kelompok kontrol

    terhadap penurunan kadar asam laktat dengan signifikan (P-Value <0,05). Melakukan stretching

    dapat menurunkan kadar asam laktat dan skala nyeri yang dirasakan dengan signifikan (P-Value

    <0,05).

      Kata kunciStretching, asam laktat, nyeri otot.

    1. PENDAHULUAN

      Secara garis besar pekerjaan merupakan beban bagi pekerja. Beban tersebut dapat berupa beban psikis, beban sosial dan beban fisik. Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain : nyeri, kelelahan, bahkan k ecelakaan. Dalam situasi kerja otot statis, peredaran darah di otot justru terhambat karena pembuluh darah otot terjepit oleh tekanan internal jaringan otot. Akibatnya metabolit (asam laktat) terakumulasi di sel - sel otot, maka kelelahan otot setempatpun terjadi dengan cepat. Hal ini biasanya menimbulkan 1 nyeri otot akut, dan kerja otot tidak dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. Sekitar 500.000 pekerja menderita cidera akibat penggunaan tenaga yang berlebih, 20% 2 karena mendorong dan menarik, 60% disebabkan karena aktivitas mengangkat. Aktivitas manual

      

    handling yang paling sering menyebabkan cidera adalah mengangkat (lifting) dan membawa

    3 (carryng) objek yaitu sebesar 61,3%, dan 60% dari jumlah tersebut menderita nyeri punggung.

      Di Indonesia, pada Tahun 2005 Departemen Kesehatan mencatat bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaanya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja menurut studi yang dilakukan terhadap 9.482 pekerja di 12 Kabupaten/Kota di Indonesia dimana 16% merupakan gangguan pada muskuloskeletal. Hasil penelitian dari Pusat Studi Kesehatan dan Ergonomi ITB tahun 2006-2007 diperoleh data sebanyak 40-80% pekerja 4 melaporkan keluhan pada bagian muskuloskeletal sesudah bekerja. Sedangkan pada Dinas

      Kesehatan Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 tercatat bahwa penyakit pada sistem otot dan

      Pengaruh Streching terhadap Penurunan Asam Laktat pada Pekerja Produksi di PT X.

      126

      jaringan pengikat merupakan penyakit tertinggi urutan ke-3 (tiga) yang banyak dialami oleh 5 remaja hingga dewasa yang berumur 15 tahun keatas.

      PT.X merupakan Perusahan yang memproduksi cassiavera, pekerjaan menggunakan mesin dan cara manual. Mesin yang digunakan adalah mesin pemotong untuk memotong stik,

      

    conveyor untuk mengangkut Cassiavera ke dalam mesin penghancur, mesin crushing untuk

      menghancurkan batangan Cassiavera, mesin blanding untuk mencampurkan berbagai tipe

      

    Cassiavera. Selebihnya menggunakan cara manual dalam menangani material, seperti angkat

    angkut material, menarik dan mendorong yang dikerjakan oleh pekerja bagian produksi.

      Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan dengan menggunakan Nordic

      

    Body Map (NBM) diketahui bahwa 100% dari 55 pekerja bagian produksi mengeluhkan nyeri

      pada beberapa bagian tubuh hal ini juga diungkapkan oleh bagian HRD yang menyatakan bahwa kebanyakan pekerja mengeluhkan lelah dan nyeri pada otot, beberapa mengkonsumsi obat pereda nyeri.

      Strategi utama untuk mengatasi keluhan MSDs adalah dengan tindakan pencegahan yang 6 dapat dilakukan dengan exercise, postur tubuh yang baik, dan diet. Excercise atau latihan fisik 7 yang dilakukan dapat berupa latihan peregangan, seperti gerakan pada senam ergonomik.

      Peregangan (stretching) adalah suatu bentuk latihan fisik pada sekelompok otot tendon untuk melenturkan otot, meningkatkan elastisitas, dan memperoleh kenyamanan pada otot. Peregangan juga digunakan sebagai terapi untuk mengurangi atau meringankan kram dengan hasil berupa 8 peningkatan fleksibilitas, peningkatan kontrol otot, dan rentang gerak sendi. Berdasarkan uraian diatas penulis ingin meneliti apakah dengan dilakukannya stretching dapat menurunkan kadar asam laktat pada pekerja bagian produksi di PT.X Kabupaten Kerinci

      Provinsi Jambi? 2.

    METODE PENELITIAN 2.1.

       Subjek dan Materi

      Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan rancangan acak lengkap dua arah. Desain acak lengkap adalah desain dimana perlakuan dengan faktor tunggal dicobakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen atau sebaliknya. Hal ini bisa dilakukan 11 apabila unit-unit dan lokasi eksperimen keadaannya homogen. Dalam hal ini asam laktat tiap subjek haruslah relatif sama oleh sebab itu dilakukan pretest untuk pengukuran asam laktat sebelum diberikan perlakuan, kemudian setelah perlakuan selama 4 minggu akan dilakukan kembali pengukuran kadar asam laktat (posttest).

      2.2. Pengembangan Instrumen dan Prosedure Pengumpulan Data

      Perlakuan yang dicobakan yaitu stretching dengan rancangan acak lengkap dua arah, kelompok 1 adalah kelompok kontrol tanpa perlakuan, kelompok 2 perlakuan stretching. Pengukuran asam laktat dilakukan pada hari jum’at jam 13.00 WIB kemudiah setelah empat minggu dilakukan perlakuan maka kembali dil akukan pengukuran asam laktat pada hari jum’at jam 13.00 WIB. Pengukuran kadar asam laktat menggunakan Accutrend Plus dengan cara meneteskan darah ujung jari pada strip. Pengumpulan data menggunakan lembar pertanyaan dengan wawancara dan observasi.

      2.3. Pengolahan Data dan Analisis Data

      Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan yaitu uji t, sedangkan perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah menggunkan uji wilcoxon pada program SPSS 22, kemudian hasil pengukuran asam laktat dibandingkan dengan berbagai referensi seperti buku dan hasil penelitian terdahulu. Dewita 127 3.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

      3.1. Karakteristik Responden Sebagian besar responden berumur ≥ 30 tahun yaitu sebesar 62,5%. Usia paling rendah subjek yaitu 19 tahun. Jenis pekerjaan subjek tertinggi dengan persentase 50,0% yaitu pekerja bagian operator, 25% adalah pekerja bagian penjemuran, 18,8% adalah pengawas produksi dan sisanya 2% adalah pekerja bagian logistik. Otot yang digunakan pada pekerjaan ini yaitu otot lengan, otot punggung, otot leher, dan otot pada kaki. Subjek dengan kategori perokok berat sebanyak 56,3%, perokok sedang 28,1%, perokok ringan 15,6%. Sebanyak 56,3% subjek melakukan olah raga pada waktu luang setelah bekerja.

      3.2. Penurunan kadar asam laktat berdasarkan intervensi Tabel 1 Perbandingan kadar asam laktat sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan berdasarkan kelompok subjek di PT.X Tahun 2017

      Rata-rata Kadar Asam Laktat Kelompok N

      Selisih SD SD

      Pre-test Post-test Stretching 16 2,913 0,4064 2,238 0,4334 0,675 Kontrol 16 2,944 0,4366 2,844 0,5773 0,1

      Tabel 2 Hasil Uji t test Kadar Asam Laktat sebelum dan sesudah antara kelompok Pada Subjek di PT.X Tahun 2017 Kadar Asam Stretching N Mean S.D Sig

      Laktat ya

      16 2,913 0,4064

      Pre-test Tidak 16 2,944 0,4366

      0,002 ya

      16 2,238 0,4334

      Post-test tidak 16 3,844 0,5773

      Rata-rata kadar asam laktat sebelum melakukan stretching yaitu 2,913 mmol/L (standar deviasi 0,4064) setelah melakukan stretching terjadi penurunan kadar asam laktat yaitu 2,238 mmol/L (standar deviasi 0,4334) dengan selisih sebesar 0,675 mmol/L. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar asam laktat sebesasr 0,1 mmol/L. Ada pengaruh interaksi stretching dan senam ergonomik terhadap penurunan kadar asam laktat pada subjek yang dibuktikan oleh P - Value 0,002 atau α <0,05.

      3.3. Penurunan skala nyeri Setelah Intervensi Tabel 3 Hasil Uji tentang Pengaruh Senam Ergonomik dan Stretching Terhadap Skala Nyeri

      Pada Subjek di PT.X Tahun 2017 Skala Nyeri

      Kelompok Perlakuan N

      Sig Pre-test Post-test Median Min-maks Median Min-maks

      Stretching 16 6,00 6 - 8 2,00 1 - 5 0,011 Kontrol 16 5,50 1 - 8 6,00 3 - 7 0,257

    • – Nilai median skala nyeri sebelum pelaksanaan stretching adalah 6,00 (minimal 6 maksimal 8) kemudiah setelah pelaksanaan stretching nilai median skala nyeri turun menjadi 2,00 ( minimal 1-maksimal 5). Namun terjadi peningkatan skala nyeri pada kelompok kontrol yaitu
    Pengaruh Streching terhadap Penurunan Asam Laktat pada Pekerja Produksi di PT X.

      128

      nilai median skala nyeri pre-test 5,5 (minimal 1 - maksimal 8) namun pada saat post-test nilai median skala nyeri meningkat menjadi 6 (minimal 3 maksimal 7).

      Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai signifikansi pada seluruh kelompok perlakuan dengan P-value <0,05, yang berarti bahwa terdapat perbedaan skala nyeri pada subjek antara sebelum dan sesudah perlakuan.

      3.4. Pembahasan

    3.4.1. Stretching

      Setelah melakukan stretching selama 4 (empat) minggu terjadi penurunan kadar asam laktat sebesar 0,675 mmol/L. Terdapat perbedaan antara perlakuan stretching dan tanpa perlakuan terhadap penurunan kadar asam laktat dengan P-value 0,002 yang berarti bahwa terdapat pengaruh perlakuan stretching terhadap penurunan kadar asam laktat.

      Penurunan rata-rata kadar asam laktat pada kelompok stretching sebesar 0,675 mmol/L. Stretching dapat menurunkan kadar asam laktat 0,675 mmol/L dengan pelaksanaan latihan selama 4 minggu.

      Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan kadar laktat darah pada pemulihan aktif. Hasil ini sesuai dengan teori dasar yang mengatakan bahwa aktivitas sederhana membantu sirkulasi darah, dalam hal ini mempercepat perpindahan asam laktat dari otot ke hati untuk selanjutnya diubah menjadi glukosa melalui siklus cori. Pemulihan dengan intensitas rendah setelah beraktivitas berat ataupun bekerja dengan kondisi otot statis, secara signifikan mengurangi akumulasi asam laktat dan meningkatkan pemulihan otot.

      Stretching merupakan komponen kebutuhan yang penting sekali dalam kehidupan sehari-

      hari seseorang, karena dengan stretching membantu melancarkan oksigen keseluruh tubuh 17 dengan baik. Sehingga dapat mencegah akumulasi sisa metabolisme / asam laktat.

      Mekanisme pemulihan laktat dari darah dan otot sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang 18 dilakukan setelah aktivitas maksimalnya. Penyingkiran asam laktat darah akan berlangsung lebih cepat apabila proses pemulihan dilakukan dengan istirahat aktif, yaitu melakukan aktivitas ringan atau sedang. Pemulihan laktat yang penting adalah meningkatkan aliran darah, meningkatkan cardiac output, meningkatkan transport laktat, sehingga cepat membentuk energi 19 kembali.

      Pada teorinya stretching dapat dijadikan sebagai bentuk terapi latihan yang ditujukan 7 untuk meregangkan otot yang mengalami kekakuan akibat pembebanan yang terus menerus. merupakan komponen kebutuhan yang penting sekali dalam kehidupan sehari-hari

      Stretching

      seseorang, karena dengan stretching membantu melancarkan oksigen keseluruh tubuh dengan 17 baik. Sehingga dapat dapat mencegah akumulasi sisa metabolisme / asam laktat.

      Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Entianopa, yang menyatakan terdapat perbedaan kadar asam laktat yang signifikan antara kelompok yang melakukan stretching selama 21 1 bulan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

      Penurunan kadar asam laktat yang sedikit dapat disebabkan oleh faktor umur subjek sebagian besar ≥ 30 tahun. Pada kelompok umur lebih dari 30 tahun terjadi penurunan ambilan oksigen di dalam paru dan kemampuan otot yang semakin berkurang sedangkan pekerjaan yang dilakukan memerlukan beban otot yang kontinyu, pada pelaksaan stretching memerlukan oksigen sehingga dengan ombilan oksigen yang minim maka proses perubahan kadar asam laktat menjadi 2 energi dan H O tidak sempurna dibandingkan dengan kelompok umur dibawah 30 tahun. Bertambahnya umur setelah sesorang mencapai puncak kekuatan fisik (25 tahun) akan diikuti penurunan VO 2 max. VO 2 max adalah jumlah maksimum oksigen yang seseorang 12 dapatkan selama kerja fisik sambil menghirup udara. Pada kondisi pasokan oksigen kurang ini, reoksidasi terhadap NADH yang terbentuk dari NAD+ saat glikolisis akan terganggu. Dalam keadaan ini, NADH direoksidasi melalui perangkaian dengan proses reduksi piruvat menjadi laktat melalui jalur anaerob dengan menambahkan dua atom hidrogen untuk membentuk asam 13 laktat. selain itu istirahat aktif yang dilakukan berupa stretching hanya dilakukan pada saat Dewita 129

      setelah bekerja sesi pertama saja sedangkan setelah pekerjaan sesi kedua tidak dilakukan istirahat aktif kembali.

    3.4.2. Dampaknya Terhadap Nyeri Otot

      Penurunan kadar asam laktat dalam darah pada subjek penelitian diikuti oleh penurunan skala nyeri yang signifikan yang dirasakan oleh subjek. Latihan fisik melatih otot-otot skeletal dan otot-otot jantung, sehingga meningkatkan kapasitas metabolik dan fungsional otot skeletal, metabolisme aerob, respon perifer meningkat dan beban kerja jantung menurun. Peningkatan kekuatan otot jantung akan meningkatkan cardiac output yang meningkatkan suplai oksigen kejaringan. Meningkatnya pasokan oksigen ke jaringan dalam tubuh maka sirkulasi darah menjadi lancar sehingga penimbunan asam laktat di dalam tubuh tidak terjadi dan tidak menimbulkan 10 nyeri otot. Penurunan skala nyeri pada kelompok stretching ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Entianopa yang menyatakan bahwa terdapat penurunan skala nyeri yang 21 signifikan pada pemetik teh setelah rutin melakukan stretching selama 1 bulan. Latihan fisik melatih otot-otot skeletal dan otot-otot jantung, sehingga meningkatkan kapasitas metabolik dan fungsional otot skeletal, metabolisme aerob, respon perifer meningkat dan beban kerja jantung menurun. Peningkatan kekuatan otot jantung akan meningkatkan cardiac output yang meningkatkan suplai oksigen kejaringan. Meningkatnya pasokan oksigen ke jaringan dalam tubuh maka sirkulasi darah menjadi lancar sehingga penimbunan asam laktat di dalam 10 tubuh tidak terjadi dan tidak menimbulkan nyeri otot.

    4. SIMPULAN

      Subjek yang berumur ≥30 tahun sebanyak 62,5%, subjek dengan kebiasaan merokok berat 56,3%, subjek yang melakukan olah raga diwaktu luang 56,3%, pekerjaan yang dilakukan subjek pada proses produksi bervariasi dan dengan beban kerja yang bervariasi pula. Melakukan stretching dapat menurunkan kadar asam laktat dalam darah sebesar 0,675 mmol/L secara statistik penurunan ini bermakna (P-Value 0,002). Melakukan stretching dapat menurunkan skala nyeri yang dirasakan dengan signifikan (P-Value <0,011).

      UCAPAN TERIMAKASIH Rasa syukur atas limpahan rahmat dan karunia-Nya peneliti panjatkan kepada Allah

      SWT. Dalam penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, dan sewajarnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ketua STIKes Ibnu Sina, Fitri Sari Dewi, SKM, M.KKK dan keluarga tercinta yang telah mendukung sepenuhnya

      DAFTAR PUSTAKA 1. Harianto R. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC; 2010.

      2. Nurmianto E. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: Surabaya Guna Widya; 2004.

      3. Mushthofa A, Adi A, Dewi A, Sujoso P, Prasetyowati I. Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan Muskuloskeletal Akibat Kerja ( The Relationship Between Individual Characteristics and Manual Material Handling With Musculosceletal Complaints Due To Work ). e-Jurnal Pustaka Kesehat. 2014;2(2):271 –6.

      4. Ramdan IM, Laksmono TB. Determinan Keluhan Muskuloskeletal pada Tenaga Kerja Wanita. J Kesehat Masy Nas. 2012;7:169 –72.

      Pengaruh Streching terhadap Penurunan Asam Laktat pada Pekerja Produksi di PT X.

      130

      5. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci. Kabupaten Kerinci Dalam Angka 2016. Kabupaten Kerinci; 2016.

      6. Wulandari R. Perbedaan Tingkat Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Pembuat Teralis Sebelum Dan Sesudah Pemberian Edukasi Peregangan Di Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap. Nasional. 2013;2:8.

      7. Andari FN. Pengaruh Peregangan Senam Ergonomis terhadap Skor Nyeri Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Pembuat Kaleng Alumunium. 2012;19 –26.

      8. Weerapong P. Stretching : the mechanisms and benefits for sport performance and injury prevention. Phys Ther Rev [Internet]. 2004;9(4):189 –206. Available from: https://www.researchgate.net/publication/233686755_Stretching_Mechanisms_and_Benefi ts_for_Sport_Performance_and_Injury_Prevention

      9. Wratsongko M. Pedoman Sehat Tanpa Obat, Senam Ergonomik dan Pijat Getar Saraf.

      Jakarta: PT.Elex Media Komputindo; 2006.

      10. Hall ACG and JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapore: Elsevier; 2016.

      11. Suwanda. Desain Eksperimen Untuk Penelitian Ilmiah. Bandung: Alfabeta; 2011.

      12. Tarwaka. Ergonomi Indutri: Dasar-Dasar Ergonomi dan Implementasi di Tempat Kerja. II.

      Surakarta: Harapan Press Surakarta; 2015.

      13. Welis W. Perubahan Kadar Laktat, FFA Serum, dan MDA Setelah Lari 5 KM. Ilmu Keolahragan dan Pendidik Jasm. 2012;18:97 –108.

      14. Sudiana IK. Dampak Adaptasi Lingkungan Terhadap Perubahan Fisiologis. Semin Nas FMIPA UNDIKSHA III. 2013;211 –8.

      15. Lee C-L, Chang W-D. The effects of cigarette smoking on aerobic and anaerobic capacity and heart rate variability among female university students. Int J Womens Health [Internet].

      2013;5:667 –79. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/24204174

    16. Kardjono. Modul Mata Kuliah Pembinaan Kondisi Fisik. 2008;1 –52.

      17. Martin S. Stretching. Dorling Kindersley Limited; 2005.

      18. Weltman AL. Repeated Bouts of Exercise Alter the Blood Lactate RPE Relation. Med Sci Sport Exerc. 1998;30(7):1113 –7.

      19. Widiyanto. Latihan Fisik dan Asam Laktat. MEDIKORA. 2007;III(1):61 –79.

      20. Huriah T. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Dan Kekuatan Otot Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. 2014;

      21. Entianopa. Pengaruh Stretching Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Pemetik Teh PTPN VI Unit Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Universitas Diponegoro; 2016 22.

      Bora, M. Ansyar. "Larisang.(2014)." Modul Praktek Analisa Dan Pengukuran Kerja.