senada cinta (1) senada cinta (1) senada cinta (1)

Malam ini seperti malam sebelum hari
ini, sepi mulai menghampiri ku, rindu
kini mulai menyelimuti,

“Kau .... bisa berhenti berbicara
seperti itu” ucap gadis ayu itu dengan
air mata yang mulai berllinang.

Kini ku sendiri lagi, sendiri . mereka
semua sudah pergi menjauh dari
ku ...........

Lelaki itu hanya terdiam membisu
melihat wanita itu mulai menjadi
dengan tangisannya. Ingin dy bela
gadis itu dengan kehangatan
tangannya, tapi kaku mulai merajai
sekujur tubuhnya. Tak kuasa menahan
sakit yang dy derita selama hidupnya.
Kanker ganas yang menyerang
otaknya kini sudah menyebar

keseluruh tubuhnya. Menjadikan
dirinya seperti didalam tahanan. Obat
yang selama ini dia minum hanya
penahan rasa sakit dikala kambuh
mulai dirasa. Bahkan dokter pun
sudah berserah diri dengan takdir
yang akan menghampirinya. Tinggal
lah rasa sakit dan mulai tak
berfungsinya organ tubuh.

“Kau tau apa yang paling ku ingat dari
mu ?” tanya laki – laki beralis tebal
dalam kesunyian yang tentram
“ apa” jawab si gadis yang berada di
sampingnya.
“senyum mu, tau kau ? itu lah yang
paling ku ingat “ ucapnya di hela
angin bertiup.
Dikala waktu mencengkram, dikala
hidup hanya sejari kelingking. Semua

terasa seperti angin yang berlalu.
Waktu sudah berkata dan tak ada
yang bisa mencegahnya.
“...... lalu kau tau!? Apa yang
membuat ku bisa menahan rasa sakit
ini?” tanya nya kembali.
“obat mu?” jawabnya gadis berparas
ayu dan sayup.
“ hah kau ini, aku bisa cepat mati
karena memikirkan harga obat ini
dikala habis...” ucap laki – laki itu tak
meneruskan bincangannya. Seakan
ketakutan selama ini, akan datang
menghampirinya lagi dan lagi. Kini
Wajahnya mulai memucat tubuhnya
mengigil, lidahnya seakan keluh untuk
mengatakan bahwa sakit itu datang
kembali.

Sepoi angin tetap bertiup,

kekakuannya kini sudah sedikit
menghilang. Dilihatnya gadis itu sudah
mengusap air mata yang mengalir
dipipi ronanya.
“Tak apa... sudah lah jangan kau terus
menangisi takdir ku, kau tak lihat diri
ku masih bersama mu kini.”ucapnya
menenangkan gadis itu. Disambut
dengan senyum manis si gadis ayu itu.
“ heuh Feli tau kah kau senyum mu
obat yang paling mujarab bagi ku
hahahhhhahaa” ucap laki – laki itu
kepada si gadis yang bernama FELI
“syukurlah............” ucap Feli
“ Hery” panggil gadis itu.
“ya” dibalasnya dengan kelembutan
seorang lelaki kepada seorang wanita.

Kelembutan yang mungkin satu
diantara kelembutan terakhir yang dy

berikan kepada si gadis itu. Gadis
yang sangat dy cintai tapi tak sanggup
untuk dy miliki. Gadis yang sejak dulu
mewarnai hidupnya dengan senyuman
dan keceriaan si gadis.
“Mau kau berjanji” ucap si gadis,
sontak buat Hery bersedih, dy takut
takan bisa menepati janjinya.
“Janji apa?” ucap Hery
“ Janji kalau kau tak akan lupa dengan
ku walau dimana pun kau berada,
disaat apa pun dan sampai kapan pun,
kau tau aku tak bisa hidup tanpa mu,
selama ini ku hidup dengan mu, aku
tak mungkin bisa meupakan mu her.”
ucap Fely sambil mendongakkan
wajahnya ke atas dan memejamkan
matanya.
Hery tak langsung menjawab, Dilirik
gadis yang dicintainya itu. Perlahan

dan mendalam. Ditatapinya wajah
gadis itu. Lama menatapi dengan
harapan dihatinya,
“ Tak akan lupa”ucap nya Sambil
memancungkan jari kelingkingnya
yang mulai melemah. Fely pun
langsung membuka matanya dan
menatap lelaki itu dengan jari
kelingkingnya yang sudah ia
pajangkan di depan wajahnya.
“Kau juga harus berjanji” ucap Hery
sambil menyilangkan jari
kelingkingnya dengan jari kelingking
milik Fely. Dan menatapnya.
“ Kau harus berjanji untuk ku tak akan
pernah menangis seperti tadi agar aku
tak khawatirkan mu, Kau harus selalu

tersenyum apa pun yang terjadi, kau
harus semangat jalani hidup dan....”

Hery menghentikan ucapannya saat
jari Fely menyentuh bibirnya. Dengan
senyuman yang menyatakan
kesediaannya dalam berjanji.
“syukurlah,,, “ ucap Hery yang
langsung melepaskan jari kelingking
yang tadi tersilang dengan jari Fely.
Tak sanggup lagi rasanya melihat dan
mnyimpan wajah Fely di saat
terakhirnya kini.
“Ayo kita pulang” Ucap Fely yang
sudah berdiri. Hery hanya tersenyum,
pertanda mengiyakan ajakan Fely.
Angin sepoi itu kini mulai menghilang,
berubah menjadi angin yang menusuk
rongga dada, matahari pun sudah
menyembunyikan kehangatannya.
Ombak pun mulai berdesir kencang ,
pertanda malam mulai tiba
Selasa 3 Mei 2010

“ Pagi” ucap Hery menyambut Fely
yang baru selesai mandi
“ ya pagi, kau sudah siapkan sarapan?
Tumben sekali, maaf ya pasti kau
sudah lapar ya gara – gara aku
bangunnya telat”Ucap Fely yang
langsung menghampiri Her yang
sudah di meja makan
“oh tidak, hari ini aku sengaja bangun
pagi, duduklah dan nikmati sarapan
mu” ucap Hery yang sedang melahap
menu breakfastnya sup wortel.
“heeemmmmmm sepertinya enak,
kau yang buat?” ucap Fely disambut
senyum Hery .

“oh iya sebentar!”ucap Hery

Dalam doanya........


“kau mau kemana?” tanya Fely

“ tuhan aku tau kau punya sejuta cara
buat ku bahagia, kau punya semilyar
kejutan buat aku tersenyum dan ku
tau kau bisa lakukan apa pun yang
kau mau, tapi tuhan bisa saja kau
kabulkan doa ku, doa seorang gadis
muda yang sedang merayakan
kelahirannya. Doa seorang gadis yang
sedang jatuh cinta. Doa yang mungkin
ini adalah doa terbesar dan paling
diharapkan ya tuhan. Aku berdoa
untuk teman ku semasa hidup ku,
teman seperjuangan ku disaat orang
tua ku pergi untuk selam – lamanya,
teman yang selalu ada suka dan duka,
dan perasan teman itu kini menjadi
perasaan cinta ya tuhan. Tuhan aku
memang bukan hamba mu yang

sempurna, bukan hamba mu yang
seperti semut – semut yang selalu
ikuti aturan. Tapiaku tetaplah hamba
mu yang butuhkan pertolongan mu.
Tolong lah teman ku ya tuhan tolong
hilangkan rasa sakit yang dy rasakan
tuhan, hilangkan penyakit yang ada
didalam tubuhnya, biarkan dia rasakan
kebebasan dalam hidupnya dengan
tak terjerat penyakit yang mengrogoti
dirinya. Hilangkan ya tuhan hilangkan
rasa sakit itu. Hanya itu ya tuhan doa
ku untuk teman ku. Amin”

“ sebentar, aku ambil sesuatu kau
habisi saja dulu sarapan mu” ucap
hery yang langsung meninggalkan
Fely
“iyeh kau ini her” gumamnya sambil
melanjutkan sarapan yang dibuat Hery

tak berapa lama terdengar suara
langkah dan gemuruh didepan pintu
rumah. Memanggil Fely dengan nada
mamaksa.
“ Fellyyyyyyyyy keluar lah” ucap suara
lelaki yang diketahui suara Hery. Fely
pun berlalu keluar rumah melihat apa
yang sebenarnya terjadi, dan saat
membuka pintu, terkejutlah dy dengan
hal yang terjadi diluar sana. Teman –
temannya sudah berkumpul didepan
rumah, dan mengucapkan “ surprice”
secara berbarengan, ditambah lagi
Hery membawa cake brithday
ditangannya dengan hiasan
strawberry dan krim yang melumat.
Dan tak lupa lilin sebagai
pelengkapnya.
“ Happy brithday Fely” ucap teman2
nya

“wahhh kalian Hery aku gak nyangka,
kalian ingat ultah aku? Aku aja lupa
hari ini aku ultah!”ucapnya
“oke sekarang tiup lilinnya dan jangan
lupa make a wish ya!”ucap Hery
Fely pun langsung memejamkan
matanya, memejamkan dengan
harapan yang paling ia inginkan
selama ini, keinginan yang terakhirnya

Sejenak Fely lalu membuka matanya,
dihadapannya terpampang wajah
Hery, wajah Hery yang bersinar tak
pucat seperti biasanya, wajahnya
segar seperti bukan orang penyakitan.
“have you finish Fely” ucap Hery
“ ya” ucap Fely dengan senyuman.

“tiuplah lilin – lilin itu agar doa mu
dijaba” ucap Hery. Fely tersenyum lalu
meniup lilin – lilin itu.
“surprice ” ucap Hery yang
membawakan kotak biru dengan
hiasan pita merah seperti warna
kesukaan Fely.
“apa ini Her” ucap Fely
“buka, buka, buka” sorak teman –
teman meramaikan suasana.
Dibukanya kotak tersebut, terselip
kartu ucapan yang sangat cantik dan
tentu kado utamanya lebih indah,
liontin bertuliskan Hefel yang artinya
Hery Fely dan dibaliknya terpajang
foto mereka berdua sedang tersenyum
bahagia, foto disaat penyakit itu
belum datang. Foto yang menjadi
memory disaat kini.
“cantik Her makasih ya” ucap Fely
bahagia yang langsung memeluk Hery
erat2 .
“ iya” jawab Hery yang terlihat sedikit
diam saat ini
“ yeeeeeeehhhhhhhhh” sorak teman –
teman yang langsung mengangkat
Fely ke tengah halaman sambil
menikmati ombak pagi yang begitu
indah. Tak ingin rasanya saaat indah
ini berlalu begitu saja.
Fely sangat senang dengan kejutan
teman – teman dan Hery berikan.
Walau hanya sederhana ini tapi ia
merasa bahagia. Hery hanya melihat
dari pagar rumahnya dengan
senyuman khas Hery.
“Kau bahagia Fel?syukur lah aku juga
bahagia, apalagi saat senyum itu , aku

tak bisa lupakan itu Fel kau tau itu?
Apa kau tau juga Fel saat ini aku
merasa lelah sekali aku ngantuk sekali
seluruh tubuh ku kaku Fel tapi sakit itu
tak ku rasakan lagi, mungkinkah tuhan
mencabut sakit itu? Hah. Kau tau ?
ingin rasanya aku kembali tertidur dan
terpulas, dan saat terbangun kau ada
dihadapan ku dengan senyum indah
mu, tapi aku tak ingin lewatkan
kebahagian saat ini Fel, kau jarang
sekali tersenyum lepas seperti itu, aku
ingat dulu saat kau menangisi
kepergian orang tua mu yang telah
disemayamkan, kau sendirian sambil
memegangi boneka mu, lalu ibuku
menghampiri mu dan mengajak mu
bersama kami, dan saat kau melihat
ku kau tersenyum lalu memeluk ku.
Hahah kau tau saat itu aku malu
sekali. Pipi ku merah seperti anak
gadis. Lalu kau dan ibuku
menertawakan ku, kau tertawa lepas
saat itu. Huuuft itu sudah berlalu ya
Fel, 10 tahun sudah Fel, kini umur mu
sudah 22thn. maaf ya aku tak bisa
menjaga mu seperti dulu. Fel aku lelah
sekali aku ingin tertidur tertidur dan
bermimpi indah tentang mu...... Fel
aku menyayangi mu”
Fely masih menikmati kesenangan
bersama teman – temannya di dekat
pantai depan rumahnya.
Hery mulai tak merasakan apapun,
wajahnya mulai memucat, bibir nya
mulai membiru, matanya mulai
berkunang – kunang, seketika
tubuhnya jontai.
“Heryyyyyyyyyyyyy” teriak Fely yang
melihat Hery terjatuh didepan
rumahnya. Berlarinya ia menghampiri

Hery yang sudah tak sadarkan diri
dengan kaku nya.
“Her bangun Her bangun” Ucap Fely
berkali – kali dengan isak tangis
sambil memeluk erat Hery,
“Herrrrryyyyyyyyyyyyy”
Tiupan itu telah menghampirinya,
membawa pagi cerah itu menjadi
kelabu, desiran ombak itu ternyata
membawa berita duka mendalam.
Kesunyian di saat setelah kebahagiaan
datang.
Laut pun seperti
mengheningkan cipta, lamabaian daun
kelapa yang menambah suasana haru
pagi ini, tapi Hery tetap tersenyum
dengan ke khasannya.
Waktu adalah poros yang terus
berputar, bahkan walau aku matikan
jam di dinding tetap saja waktu itu tak
akan mati.
Payung – payung sudah dilebarka,
pasukan pun siap mengantarkan.
Bahkan awan pun seperti ikut
terhanyut dengan merintikan air.
Tanah – tanah itu sudah terpendam
menutup gerbang antara kita, kau tau
aku tak menangis, aku telah berjanji
Her dan aku akan tepati. Kau juga ya
berjanji takan lupakan ku.
Jangan pernah Her jangan pernah
lupakan aku..... walau sedetik pun.....
“Her “
“ ya”
“ kau tau apa yang ku rasakan?”

“hemmm?”
“ i’m falling in love, you know ? it’s
you....... Hery .....”