MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA SEJARAH PERKEMBA

MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA
SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA

KELOMPOK I
1.

M SUGI

2.

HERDINA

3.

RIFKA AMELIA

4. ARINA AULIA
5.

SAYUDI AHMAD


6. ASEP ROHENDI
7. ARDI LAZUARDI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi,
kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia
lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama
karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan.
Hubungan manusia dengan sesuatu yang dianggap adikodrati (supernatural)
memiliki latar belakang sejarah yang sudah lama dan cukup panjang. Latar belakang
ini dapat dilihat dari berbagai pernyataan para ahli yang memiliki disiplin ilmu yang
berbeda. Begitu juga dengan para agamawan dari berbagai agama yang ada
mengemukakan bahwa berdasarkan informasi kitab suci, hubungan manusia dengan
zat yang adikodrati digambarkan sebagai hubungan antara makhluk ciptaan dengan
Sang Pencipta.
Para psikolog mencoba melihat hubungan tersebut dari sudut pandang
psikologi. Menurut mereka hubungan manusia dengan kepercayaannya ikut

dipengaruhi dan juga mempengaruhi faktor kejiwaan. Proses dan sistem hubungan ini
menurut mereka dapat dikaji secara empiris dengan menggunakan pendekatan
psikologi. Menurut agamawan selanjutnya, bahwa memang pada batas-batas tertentu,
barangkali permasalahan agama dapat dilihat sebagai fenomena yang secara empiris
dapat dipelajari dan diteliti. Tetapi di balik itu semua ada wilayah-wilayah khusus
yang sama sekali tak mungkin atau bahkan terlarang untuk dikaji secara empiris.
Perbedaan pendapat yang dilatarbelakangi perbedaan sudut pandang antara
agamawan dan para psikolog agama ini sempat menunda munculnya psikologi agama
sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Untuk membahas lebih lanjut mengenai
psikologi agama dalam hubungannya terhadap pembentukan jiwa religius dan
perkembangan mental-kognitif, maka dalam makalah berikut akan diuraikan lebih
lanjut tentang Pengertian dan Sejarah Perkembangan Psikologi Agama dan
Manfaatnya Bagi Pengembangan Pendidikan dan Dakwah Islam.

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui pengertian psikologiagama
2. Mengetahui ruang lingkup psikologi agama

3. Mengetahui sejarah psikologi agama
4. Mengetahui urgensi psikologi agama dalam pendidikan (keluarga, sekolah, dan
masyarakat)
5. Mengetahui manfaat psikologi agama
6. Mengetahui perkembangan psikologi agama di Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari perkataan yunani psyce yang artinya jiwa, dan logos
yang artinya ilmu. Jadi secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya ( ilmu jiwa ). Secara umum, psikologi diartikan ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa
manusia.
Psikologi Menurut Beberapa Ahli:
a. Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa bahwa Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia.
b. Menurut plato dan Aristoteles Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari teentang hakekat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
c. Menurut Clifford T. Morgan Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia dan hewan.
d. Menurut H. Sumardi, MSI Psikologi adalah ilmu yang meneliti dan
mempelajari sikap serta tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala
jiwa yang berada di belakangnya.
e. Menurut Ricard H. Thouless Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku
pengalaman manusia.
2. Pengertian Agama
Agama adalah masalah yang menyangkut dengan masalah yang
berhubungan dengan kehidupan batin manusia. Banyak para ahli yang berpendapat
tentang arti agama, diantaranya :
a. Menurut Harun Nassution, arti agama berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi
( relege, religare ) dan agama. Dalam bahasa semit al-Din berarti undangundang atau hukum. Dalam bahasa Arab, Agama ( Ad-din ) artinya hukum,
ikatan, dan peraturan. Dalam bahasa latin kata religi ( relege ) berarti
mengumpulkan dan membaca ;yang kemudian menjadi kata religare yang
berarti mengikat.

b. Agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipenuhi manusia. Ikatan adalah
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia yang tidak dapat ditangkap keduanya,

namun mampu mewarnai kehidupan.
c. Menurut Harun Nassution, Agama harus mempunyai 4 aspek yaitu : (1).
Kekuatan gaib (2). Keyakinan terhadap kekuatan gaib (3). Respon (4). Paham
adanya yang kudus.
d. Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada
Tuhan atau Dewa- Dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh
diabaikan ( keyakinan tentang dunia lain ). Ia mendefinisikan agama adalah
sikap /cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencangkup acuan yang
menunjukkan ingkungan lebih luas daripada dunia fiisik yang terikat ruang dan
waktu—the spatio-temporal physical world ( dunia spiritual ).
3. Pengertian Psikologi Agama
Berdasarkan pengertian psikologi dan agama di atas maka dapat
disimpulkan bahwa psikologi agama adalah meneliti dan menelaah kehidupan
beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama
itu dalam sikap dan tingkah laku, serta keadaaan hidup pada umumnya, selain itu
juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut.
Menurut Robert Thouless, Psikologi agama adalah cabang dari psikologi
yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan
mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap

perilaku bukan keagamaan. Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, selain itu psikologi
agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agma pada
seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut. Psikologi
agama merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku
mannusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang
dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing.

B. Ruang Lingkup Psikologi Agama
Berkaitan dengan ruang lingkup dari psikologi agama, maka ruang kajiannya
adalah mencakup kesadaran agama yang berarti bagian/ segi agama yang hadir dalam

pikiran, yang merupakan aspek mental dari aktivitas agama, dan pengalaman agama
berarti unsur perasaan dalam kesadaran beragama yakni perasaan yang membawa
kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah) dengan kata lain bahwa
psikologi agama mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya
terlihat dalam kelakuan dan tindakan agama orang itu dalam hidupnya.
Psikologi agama telah dimanfaatkan dalam berbagai ruang kehidupan,
misalnya dalam bidang pendidikan, perusahaan, pengobatan, penyuluhan narapidana
di LP dan pada bidang- bidang lainnya. Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi
agama memiliki ruang lingkup pembahasannya tersendiri yangg dibedakan dari

disiplin ilmu yang mempelajari maslah agama lainnya. Pernyataan Robert Thouless,
memusatkan kajiannya pada agama agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok /
masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap perilaku
keagamaan dengan menggunakan psikologi.
Menurut Zakiyah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian
psikologi agama mengenai:
1. Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam
kehidupan beragama orang biasa ( umum ). Contoh : perasaan tenang, pasrah dan
menyerah.
2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap
Tuhannya. Contohnya: kelegaan batin.
3. Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup
sesudah mati/ akhirat pada tiap-tiap orang.
4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan
yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang
turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap
ayat-ayat suci kelegaan batinnya. Semua itu tercangakup dalam kesadaran
beragama religious counsciousness dan pengalaman agama religious experience


C. Sejarah Psikologi Agama
Perhatian secara psikologis terhadap agama setua kehidupan umat manusia,
sejak kesadaran manusia tumbuh orang telah memikirkan tentang arti hidup. Perilaku
manusia yang berkaitan dengan dunia ketuhanan ternyata telah banyak menyita
perhatian para ahli dan pada abad ke-19 perhatian tersebut dilakukan secara ilmiah
lewat Psikologi Agama.

Sumber-sumber Barat mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah modern di
lapangan Psikologi Agama dimulai sejak adanya kajian para antropolog dan sosiolog
tentang agama. Terbitnya buku The Psychology of Religion karya E.D Starbuckth
tahun 1899 menjadi tanda lahirnya Psikologi Agama. Di dunia Timur (Islam) kajiankajian Psikologi Agama telah banyak dilakukan dan jauh sebelum lahirnya Psikologi
Agama di Barat. Seperti terbitnya karya Ibnu Tufail (1110-1185) Hayy Ibnu Yaqzan, al
Ghazali (1059-1111) dengan karya al Munqidz min al Dhalal dan Ihya ‘Ulum al Din
dll, namun belum dikembangkan ke dalam Psikologi Agama. Di Indonesia, Psikologi
Agama mulai dikenal sejak tahun 1970 an. Prof.Dr.A. Mukti Ali dan Prof.Dr.Zakiah
Dradjat yang dikenal sebagai pelopor pengembangan Psikologi Agama di lingkungan
IAIN, dan terbitnya beberapa buku Psikologi Agama.
Perkembangan Psikologi Agama sekarang semakin pesat yang mengarah
kepada ilmu Psikologi terapan yang banyak manfaatnya dalam berbagai lembaga
seperti lembaga pendidikan, penyuluhan, pembinaan masyarakat, perusahaan, rumah

sakit, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, dakwah, dan lain-lain.
D. Urgensi

Psikologi

Agama

dalam

Pendidikan

(keluarga,

Sekolah,

dan

Masyarakat)
Education (pendidikan) dan jiwa keagamaaan sangat terkait, karena pendidikan
tanpa agama ibaratnya bagi manusia akan pincang. Sedang jiwa keagamaan yang

tanpa melalui menegemant pendidikan yang baik, maka juga akan percuma. Dengan
kata lain, pendidikan dinilai memiliki peran penting dalam upaya menanamkan rasa
keagamaan pada seseorang.
1. Pendidikan Keluarga
Perkembangan agama menurut W.H. Clark, berjalin dengan unsur-unsur
kejiwaan sehingga sulit untuk diidentifikasikan secara jelas, karenaa masalah yang
menyangkut kejiwaan, manusia demikian rumit dan kompleksnya. Namun
demikian, melalui fungsi-fungsi jiwa yang masih sangat sederhana tersebut, agama
terjalin dan terlibat didalamnya. Melalui jalinan unsur-unsur dan tenaga kejiwaan
ini pulalah agama itu bekembang (W.H. Clark, 1964: 4).
2. Pendidikan Kelembagaan
Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi
pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian, besar

kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada berbgai faktor yang dapat
memotivasi nak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab, pendidikan agama pada
hakikatnya merupakan pendidikan nilai. Oleh karena itu, pendidikan agama lebih
dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan
tuntunan agama. Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa
keagamaan pada anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama di lingkungan

keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima
pendidikan agama dalam keluarga.
3. Pendidikan Masyarakat
Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Peran psikologi
agama dalam lembaga ini adalah memupuk jiwa keagamaan karenma masyarakat
akan memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan baik fidik maupub psikis.
Yang mana pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur hidup. Sehingga sangat
besarnya pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan sebagai
bagian dari aspek kepribadian yang terintegrasi dalam pertumbuhan psikis.
E. Manfaan Psikologi Agama
Diantara kegunaan psikologi agama yaitu sejalan dengan ruang lingkup
kajiannya telah banyak memberi sumbangan dalam memecahkan persoalan kehidupan
manusia kaitannya dengan agama yang dianutnya, perasaan keagamaan itu dapat
mempengaruhi ketentraman batinnya baik konflik itu terjadi pada diri seseorang
hingga ia menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya maupun tidak. Psikologi
agama dapat di manfaatkan dalam berbagai lapangan kehidupan seperti dalam bidang
pendidikan, psikoterapi dan dalam lapangan lain dalam kehidupan.
Di bidang industri, psikologi juga dapat dimanfaatkan. Misalnya, adanya
ceramah agama islam guna untuk menyadarkan para buruh dari perbuatan yang tak
terpuji dan merugikan perusahaan. Dalam banyak kasus, pendekatan psikologi agama,
baik langsung maupun tidak langsung dapat digunakan untuk membangkitkan
perasaan dan kesadaran beragama. Selain itu dalam pendidikan psikologi agama dapat
difungsikan pada pembinaan moral dan mental keagamaan peserta didik.
F. Perkembangan Psikologi Agama di Indonesia

Perkembangan psikologi Agama di Indonesia di tandai dengan munculnya
berbagai buku psikologi Agama yang dipelopori oleh para tokoh yang berprofesi
sebagai ilmuwan, Agamawan, Akademisi dan di bidang kedokteran. Diantara karyakarya tersebut adalah:
1. Agama dan kesehatan Badan/jiwa (1965), dikarang oleh Prof. dr. H. Aulia.
2. Ilmu jiwa Agama (1970) dan Peranan Agama dalam kesehatan mental (1970),
dikarang Prof. dr. Zakiah Daradjat.
3. Islam dan Psikomotorik (1975), mambahas masalah Islam dan kesehatan jiwa
dikarang oleh K.H. S. S. Djam’an.
4. Pengantar Ilmu Jiwa Agama (1982), membahas pengalaman dan motivasi
beragama, dikarang oleh dr. Nico Syukur Dister.
5. Pengantar Ilmu Jiwa Agama, dikarang oleh Dr, Jalaluddin dan Dr. Ramayulis.
6. Teori-teori kesehatan mental (1986), yang telah dikaji oleh Ulama-ulama muslim
Zaman klasik tentang kesehatamn mental menurut pendekatan Islam, dikarang oleh
Prof. Dr. Hasan Langgulung.
7. Psikologi Agama (1996), dikarang oleh Jalaluddin.
Sejak menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, perkembangan psikologi
Agama dinilai cukup pesat, dibanding usianya yang masih tergolong muda. Hal ini
antara lain disebabkan selain bidang kajian psikologi Agama menyangkut kehidupan
manusia secara pribadi, maupun kelompok, bidang kajiannya juga mencakup
permasalahan yang menyangkut perkembangan usia manusia. Selain itu sesuai dengan
bidang cakupanya, ternyata psikologi Agama termasuk ilmu terapan yang banyak
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan psikologi agama yang cukup pesat ini antara lain ditandai
dengan diterbitkanya berbagai karya tulis baik berupa buku maupun artikel dan jurnal
yang memuat kajian tentang bagaimana peran Agama dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian psikologi Agama kini telah memasuki berbagai bidang kehidupan
manusia, sejak dari rumah tangga, sekolah, institut keagamaan, rumah-rumah sakit,
panti asuhan, panti jompo, bahkan hingga ke lembaga kemasyarakatan. Tampaknya
para ilmuwan dan agamawan yang semula berselisih pendapat mengenai psikologi
Agama ini, kini seakan menyatu dalam kesepakatan yang tak tertulis, bahwa dalam
kehidupan modern ini, peran Agama kian penting. Dan pendekatan psikologi Agama
dapat digunakan dalam memecahkan berbagai problema kehidupan yang dihadapi
manusia sebagai makhluk yang memiliki nilai-nilai peradaban dan nilai moral.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Psikologi agama adalah meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang
dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah
laku, serta keadaaan hidup pada umumnya, selain itu juga mempelajari pertumbuhan
dan

perkembangan

jiwa

agama

pada

seseorang,

serta

faktor-faktor

yang

mempengaruhi keyakinan tersebut.
2. Ruang lingkup psikologi agama mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang
pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindakan agama orang itu dalam hidupnya.
3. Sejarah psikologi agama menyita perhatian para ahli dan pada abad ke-19 perhatian
tersebut dilakukan secara ilmiah lewat Psikologi Agama dan semakin berkembang
pesat ditandai dengan banyak terbitnya buku-buku Psikologi Agama.
4. Urgensi psikologi agama dalam pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat)
memiliki peran penting dalam upaya menanamkan rasa keagamaan pada seseorang.
5. Manfaat psikologi agama yaitu turut membantu memecahkan persoalan kehidupan
manusia kaitannya dengan agama yang dianutnya, dapat mempengaruhi ketentraman
batin seseorang hingga menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya maupun
tidak.
6. Perkembangan psikologi Agama di Indonesia di tandai dengan munculnya berbagai
buku psikologi Agama yang dipelopori oleh para tokoh yang berprofesi sebagai
ilmuwan, Agamawan, Akademisi dan di bidang kedokteran.

Daftar Pustaka
Abu Bakar, Muhammad. 1981. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Surabaya: Usaha
Nasional.
Awwad, Jaudah Muhammad. 1995. Mendidik Anak Secara Islam. Jakarta: Gema Insani
Press.
H. Jalaludin. 2007. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
H. Ramayulis. 2009. Psikologi Agama. Jakarta: Radar Jaya.
Quraish, Shihab. 1992. Membumikan al Qur`an. Bandung: Mizan.
Rahmad, Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama (sebuah pengantar). Jakarta: Mizan media
buku utama.
Rahmad, Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. (Edisi Revisi). Jakarta: Putra Utama.
Sururin, M.Ag. 2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.