BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbandingan Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas Dengan Jarak Interkantal Dan Lebar Interalar Pada Mahasiswa Indonesia Fkg Usu Angkatan 2011-2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bagian terpenting dan tersulit dalam pemilihan anasir gigitiruan adalah saat penentuan ukuran gigi anterior rahang atas yang sesuai bagi pasien. Kebanyakan pasien yang meminta perawatan prostodontik datang dengan alasan estetis karena menginginkan gigitiruannya terlihat alami dan menyerupai gigi asli yang dimiliki sebelumnya, terutama pada pasien yang baru saja menggunakan gigitiruan pertama sekali. Alasan ini yang menjadikan dokter gigi hendaknya
1-5 memiliki kemampuan dan pengetahuan artistik dalam pemilihan anasir gigi tiruan.
Pengelolaan estetis dalam prostodontik dilihat dari pertimbangan duplikasi warna dan bentuk gigitiruan sesuai dengan gigi asli dengan mempertimbangkan aspek sosial dan psikologi pasien sehingga akhirnya pasien dapat menghasilkan senyuman yang indah gigitiruan harus diciptakan dan disesuaikan dengan wajah pasien agar tercapai keadaan yang estetis karena hal ini sangat menentukan dalam tahap penyusunan gigitiruan serta reaksi pasien terhadap gigitiruan tersebut. Berdasarkan keadaan ini maka gigi anterior merupakan gigi yang harus dipertimbangkan dan dipilih pertama sekali untuk menghasilkan kepuasan pasien. Pasien yang memiliki gigitiruan menyerupai gigi asli sebelumnya akan memberikan efek psikologis yang baik dan
2,3,5,6 sangat mempengaruhi keberhasilan perawatan.
Prinsip penting dalam faktor estetis proporsi gigi adalah panjang dan lebar gigi. Namun lebar gigi dianggap lebih penting dari panjangnya karena aksis
7
horizontal lebih sering diperhatikan. Dokter gigi perlu untuk memiliki keahlian dan pengetahuan dalam pemilihan anasir gigitiruan anterior rahang atas, khususnya apabila di saat tidak tersedianya petunjuk sebelum pencabutan (pre-extraction record). Berbagai petunjuk telah disarankan dan dilaporkan hasilnya dalam memperkirakan
5,8-13
lebar intercommisural, jarak interkantal dan lebar interalar. Jarak interkantal adalah jarak yang diukur dari sudut medial mata dari fisura palpebral bilateral mata.
1,8,12,14-16
El-Sheikh dkk (2010) melaporkan jarak interkantal dapat digunakan untuk memperkirakan enam gigi anterior rahang atas dengan cara membagi jarak interkantal
15
dengan 0,9. Sementara itu, lebar interalar adalah lebar yang diukur dari dua titik
1,14,16-20
pada lateral sudut alanasi. Dharap A dkk (2013) melaporkan lebar interalar dapat digunakan untuk memperkirakan enam gigi anterior rahang atas yaitu dengan cara mengalikan lebar interalar dengan 1,08 untuk populasi di Arab, 0,91 untuk populasi di Brazil, 1,03 untuk populasi di Amerika Utara dan 1,56 untuk populasi di
17 Saudi.
Faktor yang mempengaruhi ukuran gigi adalah ras dan jenis kelamin. Ralph Linton (1936) melaporkan terdapat tiga ras yang umum dikenal di dunia yaitu ras
21 Kaukasoid, Mongoloid dan Negroid. Ketiga ras ini memiliki ciri khas satu dengan
yang lainnya baik dari segi fisik diantaranya seperti wajah, bentuk tubuh, warna kulit dan lainnya. Indonesia yang tergolong dalam ras Mongoloid memiliki beberapa suku Sasak, Nias, Kubu dan Toraja serta suku Deutro-Melayu yang terdiri dari orang Minangkabau, Jawa, Aceh, Bali, Lampung, Sumatera Pesisir, Bugis/Makassar,
2,12,22
Manado Pesisir, Sunda Kecil Timur dan Melayu. Ahsan, Saad, Saqib dan
22,23
Waleed (2010) melaporkan ras berpengaruh terhadap lebar gigi. Ubelaker (1989) melaporkan ukuran gigi ras Mongoloid adalah yang terbesar dibandingkan ras
24 Kaukasoid dan Negroid. Qu Hoong (2008) melaporkan terdapat perbedaan ukuran
25
gigi di antara berbagai ras maupun suku. Mundiyah (1982) juga melaporkan ia berhasil menemukan lebar mesiodistal gigi suku Batak dan suku Melayu berbeda- beda ukurannya secara signifikan. Selain ukuran gigi, Buditalism (2004) berhasil melaporkan bahwa ada perbedaan di antara bagian lainnya dari fasial diantara kelompok masyarakat Batak (mewakili Proto-Melayu) dan masyarakat Jawa (mewakili Deutro-Melayu). Fisher (1964) melaporkan terdapat dua hal yang menyebabkan keragaman pola geografik manusia Indonesia yaitu pertama, karena disebabkan karena terpisah-pisahnya wilayah yang mempengaruhi penyebaran rasial
22
dan difusi kebudayaan. Berdasarkan jenis kelamin, perbedaan ukuran gigi wanita
3
dilaporkan memiliki ukuran lebih kecil dibanding pria. Dharap dkk (2013) melaporkan terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan rerata lebar enam gigi anterior yang diukur dari puncak interkaninus rahang atas yaitu 39,66 mm pada pria
17
dan 36,38 pada wanita. Bonakdarchian M (2010) juga melaporkan hasil penilaian statistik deskriptif pada rerata lebar enam gigi anterior yang diukur dari puncak interkaninus rahang atas secara keseluruhan adalah 34,15 mm. Hasil laporan ini lebih
20,26 kecil dari hasil yang didapat oleh Gomes dkk (2009) yaitu 37,44 mm.
El-Sheikh dkk (2010) pada penelitiannya melaporkan jarak interkantal dengan puncak interkaninus rahang atas lebih besar pada pria dibanding wanita, namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata jarak interkantal ketika dibandingkan menurut jenis kelamin (p=0,103), dan menyatakan perbedaan yang muncul pada
15
penelitiannya kemungkinan disebabkan oleh ras. Namun Al-Wazzan (2001) melaporkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada jarak interkantal
12
populasi Arab melaporkan bahwa ada hubungan yang lemah antara lebar interalar dengan puncak interkaninus rahang atas (r= 0,466, P<0,001) berdasarkan jenis
17
kelamin. Berdasarkan laporan berbagai penelitian di atas, hal ini mengindikasikan perlu untuk mengevaluasi gigi anterior pada beberapa populasi atau kelompok ras
2 tertentu, khususnya di Indonesia.
1.2 Permasalahan
Hal tersulit dalam pemilihan anasir gigitiruan adalah pada saat penentuan lebar gigi geligi anterior dan tahap ini menjadi salah satu faktor yang menentukan
1-3
keberhasilan perawatan gigitiruan terutama dalam hal estetis pasien. Ukuran, bentuk, tekstur, bahan dan warna gigitiruan harus disesuaikan dengan keadaan wajah pasien. Terdapat beberapa metode yang dapat dipakai untuk memperkirakan ukuran lebar gigi anterior rahang atas namun pada kenyataannya para peneliti menyimpulkan
12 yang dapat digunakan untuk menentukan lebar enam gigi anterior rahang atas yaitu jarak interkantal dan lebar interalar. Adapun hubungan antara dimensi anatomi wajah dan ukuran gigi geligi anterior dipengaruhi oleh ras. Indonesia yang tergolong dalam ras Mongoloid memiliki banyak variasi suku diantaranya suku Deutro-Melayu dan
2,12 Proto-Melayu.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai bagaimana perbandingan ukuran lebar enam gigi anterior rahang atas dengan jarak interkantal dan lebar interalar pada suku di Indonesia yang diwakili oleh Deutro-Melayu dan Proto-Melayu pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan lebar enam gigi anterior yang diukur melalui jarak puncak interkaninus rahang atas dengan jarak interkantal pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin jarak puncak interkaninus rahang atas dengan lebar interalar pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin
3. Apakah ada perbedaan perbandingan lebar enam gigi anterior yang diukur melalui jarak puncak interkaninus rahang atas dengan jarak interkantal pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin
4. Apakah ada perbedaan perbandingan lebar enam gigi anterior yang diukur melalui jarak puncak interkaninus rahang atas dengan lebar interalar pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin
5. Apakah ada korelasi antara perbandingan lebar enam gigi anterior yang diukur melalui jarak puncak interkaninus rahang atas dengan jarak interkantal dan lebar interalar pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbandingan lebar enam gigi anterior yang diukur melalui jarak puncak interkaninus rahang atas dengan jarak interkantal pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin
2. Untuk mengetahui perbandingan lebar enam gigi anterior yang diukur melalui jarak puncak interkaninus rahang atas dengan lebar interalar pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin
3. Untuk mengetahui perbedaan perbandingan lebar enam gigi anterior yang diukur melalui jarak puncak interkaninus rahang atas dengan jarak interkantal pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin
4. Untuk mengetahui perbedaan perbandingan lebar enam gigi anterior yang diukur melalui jarak puncak interkaninus rahang atas dengan lebar interalar pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis
5. Untuk mengetahui korelasi antara perbandingan lebar enam gigi anterior yang diukur melalui jarak puncak interkaninus dengan jarak interkantal dan lebar interalar pada mahasiswa Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 berdasarkan suku dan jenis kelamin
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Prostodonsia, khususnya dalam pemilihan dan penyusunan gigitiruan anterior rahang atas sehingga menghasilkan estetis yang maksimal di akhir perawatan dan digunakan sebagai referensi penelitian lebih lanjut
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Sebagai pedoman untuk menghindari kesalahan dalam menentukan lebar enam gigi anterior rahang atas pada laki-laki dan perempuan suku Deutro-Melayu dan Proto-Melayu
2. Sebagai bahan pemahaman bagi dokter gigi dalam memprediksikan lebar enam gigi anterior rahang atas dengan meggunakan pengukuran wajah terutama pada saat tidak adanya pre-extraction record