VEKTOR-VEKTOR di BIDANG DAN di RUANG
VEKTOR-VEKTOR di BIDANG DAN di RUANG
1.Ruang-2 Dan Ruang-3
Vektor didefinisikan sebagai besaran yang memiliki arah. Kecepatan, gaya dan pergeseran merupakan contoh
- – contoh dari vektor karena semuanya memililiki besar dan arah walaupun untuk kecepatan arahnya hanya positif dan negatif. Vektor-vektor dalam dinyatakan secara geometris sebagai segmen-segmen garis yang terarah atau panah-panah di dalam ruang-2 atau ruang-3. Jika vektor bearada di R 3 2 maka dikatakan vektor berada di bidang, sedangkan jika vektor berada di R maka dikatakan vektor berada di ruang. Arah panah menentukan arah vektor dan panjang panah menyatakan besarnya.
- X = (x 1 , x 2 , x 3 )
- 1
- Vektor a dan b dikatakan sama, jika Arah kedua vektor sama dan |a| = |b|
- Vektor a dan b dikatakan tidak sama, jika Arah kedua vektor tidak sama, meskipun |a|
- Vektor a dan b dikatakan tidak sama, jika Arah kedua vektor tidak sama dan |a|
- – 1, 5 – 4) = (2, 1) Sifat Penjumlahan Vektor
- -
2
- – 4.(-3)} i – {2.2 – 4.1} j + {2.(-3) – (-2).1} k = (-4+12) i
- – (4-4) j + (-6+2) k
- – 0j – 4k = 8i
- – 4k LATIHAN 2 1.
- 3A f.
- s 2s 1 + 2s 2 = 0 (2)
- 0 4s 1 + 8s 2 3 = 0 (3)<
- 4s Dengan jalan subtitusi: 1 + 2 2 + 3 = 0 (1)
- 4s 4s 3 + 8s 2 3 = 0<
- 4s
- – s3= 0, berarti s1 = s3 LATIHAN 4: 1.
- – vektor di V, maka S dinamakan basis bagi V. Jika kedua syarat berikut dipenuhi :
- S membangun V • S bebas linear Tunjukan bahwa himpunan matriks berikut :
- det(MK) 0 SPL memiliki solusi untuk setiap a,b,c,d Jadi, M membangun M2 x 2
- Ketika a = 0, b = 0, c = 0, d = 0, • Det(MK) 0 SPL homogen punya solusi tunggal.
- – 2r – 2s = 0 p
- – q + 2r – s
- –p + 2q – 4r + s = 0 3 p
- – 3s = 0 Tentukan basis ruang solusi dari SPL diatas
Komponen Dan Panjang Vektor
Elemen-elemen dari pada vektor biasanya disebut komponen-komponen dan sebagai notasinya biasa dipakai huruf latin kecil (misalnya komponen x , x , x , x untuk n = 4) sedangkan 1 2 3 4 untuk vektornya dipakai huruf latin besar (A, K, V); kecil tebal (a, k, v, w, x); atau huruf kecil dengan ruas garis
̅. Panjang vector disimbolkan dengan | |, contohnya |a|. Secara geometri vektor memiliki titik pangkal/awal/permulaan (initial point) dan titik ujung/akhir/terminal (terminal point). Apabila diperhatikan, maka vektor tidak lain daripada matirx yang terdiri dari satu baris dan n kolom untuk vektor baris dan terdiri dari satu kolom dan n baris untuk vektor kolom, yaitu sebagai berikut:
Untuk vektor baris X:
Untuk vektor kolom B:
Y = y2 [ ]
3 1 , x 2 , x 3 ) = (4, 5, 6) dan Y = [y 1 , y 2 ] = [1, 2] Jadi: X = (x
Gambar 1 Vektor
Visualisasi Vektor
= |b|
≠ |b|
Vektor dalam sistem koordinat kartesian 1.
Koordinat kartesian dua dimensi
a. Gambar vektor m (3,-2) dalam sumbu koordinat dengan pangkal vektor di (0,0) !!
b. Gambar vektor m (3,-2) dalam sumbu koordinat dengan pangkal vektor di (1,-2) !!
2. Koordinat kartesian tiga dimensi Gambar vektor b (-2, 5, 1) dengan pangkal a (3, 4, 7)
Panjang Vektor 1.
Panjang vektor a yang berpangkal pada (0,0) didefinisikan sebagai: Disebut sebagai vektor nol, jika |a|=0 yang berarti a1=a2=0 Contoh : Cari panjang vektor a (5,-3) ! 2 2
a
| | 5 ( 3 ) 25 9 36
6 2. 2 , y 2 , z 2 ) dan berpangkal pada (x 1 , y 1 , z 1 ) didefinisikan sebagai: Panjang vektor a (x
Contoh : Cari panjang vektor a (5,-3,1) dengan titik pangkal (1,1,1) Gambar vektor b (-2, 5, 1) dengan pangkal a (3, 4, 7)! | | ( a 5 1 ) ( 2 3 1 ) ( 2 1 1 ) 2 16 16 32 4 2 LATIHAN 1
1. Gambarkan dalam satu koordinat, vektor-vektor berikut : a. s (5,-4) dengan titik pangkal (0,0) g (2,1) dengan titik pangkal (-3,-2) b.
c. j (-3,2) dengan titik pangkal (5,-2)
d. m (3,2,1) dengan titik pangkal (1,2,1) b (3,-2,-1) dengan titik pangkal (-1,1,-3) e.
2. Cari panjang dari masing2 vektor yang ada pada soal no 1 2.
OPERASI DENGAN VEKTOR 1. Penjumlahan dan pengurangan Vektor
Metode penjumlahan dan pengurangan vektor a.
Cara Segitiga Jumlahan 2 vektor a dan b adalah suatu vektor c yang berawal dari titik pangkal vektor a menuju ujung vektor b, setelah ujung vektor a ditempelkan dengan pangkal vektor b.
b.
Cara Jajaran Genjang Untuk memperoleh hasil vektor penjumlahan dari vektor a dan b, maka vektor a dan b harus diposisikan pada 1 titik dan masing-masing vektor diproyeksikan sehingga menghasilkan 1 titik potong antar kedua vektor. Vektor hasil dihubungkan dari titik awal dan titik potong akhir.
Penjumlahan dan pengurangan dari dua buah vektor a dan b, dimana A = (a , a , a ) dan B = (b , b , b ) 1 2 3 1 2 3 maka C = a i ± b j contoh: A = (a 1 , a 2 ) = (3, 5)
1) C = A + B = (a + b , a + b ) = (3 + 1, 5 + 4) = (4, 9) 1 1 2 2 2) C = A - B = (a 1 - b 1 , a 2 - b 2 ) = (3
a. a + b = b + a komutatif
b. asosiatif ( u + v ) + w = u + ( v + w )
c. elemen netral a + 0 = 0 + a = a d. elemen invers a + (-a) = 0
Perkalian vektor dengan skalar Apabila vektor X dikalikan dengan suatu skalar, maka X.k = k.X Contoh: X = [2, 3, 1] dan k = 2 X.k = 2 [2, 3, 1]= 4, 6, 2 b.
Perkalian vektor dengan vektor Dua buah vektor bisa dikalikan apabila jumlah kolom vektor sebelah kiri sama dengan jumlah baris vektor sebelah kanan.
Contoh: X = ( 1, 2, 3) Y = ( 3, 4, 5)
1 3 4 5 X’Y = [ 2 ] ( 3, 4, 5 ) = [ 6 8 10 ], suatu matrix 3 9 12 15
3 XY’ = ( 1, 2, 3 ) [ 4 ] = 3 + 8 + 15 = 26, suatu skalar
5 c. Perkalian Vektor dengan Matrix
X = ( x 1 , x 2 , ... , x n ) 11 12 … 1 B =
[ 21 22 … 2 ] 1 2 …
X.B hanya bisa dilakukan apabila jumlah baris dari matrix itu sama dengan banyakanya jumlah komponen dari vektor tersebut (jumlah kolom).
3. Perkalian Titik dan Perkalian Silang vektor satuan
Diketahui dua vektor 1 , a 2 , a 3 dan 1 , b 2 , b 3 . Perkalian titik dua vektor ̅ = a ̅ = b tersebut didefinisikan sebagai: 1 b + a b + a b 1 2 2 3 3
̅. ̅= a
Perkalian Silang (Cross Product)
Hasil perkalian silang diantara dua vektor ̅ dan ̅ adalah sebuah vektor lain ̅. Arah dari
̅ sebagai hasil ̅ dan ̅ didefinisikan tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh ̅ dan ̅. Padaini ada ketentuan sebagai berikut : i x i = 0 i x j = k j x i = -k k j x j = 0 j x k = i k x j = -i i k x k = 0 k x i = j i x k = -j j
Contoh: Tentukan perkalian titik dan silang dari vektor berikut:
X = 2i – 2j + 4k Y = i – 3j + 2
Perkalian Titik Perkalian Silang X . Y = 2.1 + (-2)(-3) + 4.2
i j k
= 16
2
4 -
1
3
2 X.Y =
= { (-2).2
Diketahui vektor A=(3, 4, 12), B=(-4, 3, 0) dan C=(1, 2, 1) Tentukan: a.
|A| b. |B| c. A+B-C d.
|A+B-C| e.
|-3A| g.
Nilai x sehingga -3A+B+x=4x+C 2. Tentukan perkalian titik dan perkalian silang vektor berikut: a.
A = 4i + 3j − 2k dan B = 7i + 2j + 5k
Kombinasi Linear
jika 1 , a 2 , a 3 ) dapat dinyatakan dengan 1 2 3 ̅ = (a ̅ = a ̅ + a ̅ + a ̅. Dalam hal ini kita sebut bahwa vektor dapat disajikan dalam kombinasi linear dari tiga vektor .
̅ ̅, ̅ dan ̅
Secara umum, misalkan diketahui vektor 1 , 2 , 3 , ... , n dan vektor . Vektor dapat ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ disebut kombinasi linear dari vektor 1 , 2 , 3 , ... , n, jika terdapat bilangan s 1 , s 2 , s n
̅ ̅ ̅ ̅ (bilangan skalar), sehingga berlaku: 1 1 + s 2 2 + .... + s n
̅ = s ̅ ̅ ̅ Contoh: Diketahui vektor U = ( 2, -1, 3) dan V (-1, 5, -2). Jika mungkin tuliskan vektor A (4, 7, 5) sebagai kombinasi linear dari vaktor U dan V! Jawab 2 −1
4 Tulis s 1 U + s 2 V = A atau s 1 2 [ ] + s [ ] = [ ]
−1
5
7 3 −2
5 2s1 – s2 = 4 2 −1 4
Bentuk persamaan linear { − 1 + 5 2 = 7 } matriks lengkap ( −1
5 7 ) 3 1 − 2 2 = 5 3 −2 5
Dengan eliminasi Gauss 1 0 3 1 = 3 dan s 2 = 2. ( ). Kita perw.oleh jawaban dari persamaan linear s 0 1 2
0 0 0 Oleh karena itu, vektor A sebagai kombinasi dari vaktor U dan V dapat ditulis A = 3 U + 2 V .
LATIHAN 3 3 1.
. Tentukan apakah vektor Misal U = ( 2, 4, 0 ), dan V = ( 1, -1, 3) adalah vektor di R berikut merupakan kombinasi linear dari vektor-vektor U dan V! a)
A = ( 4, 2, 6 )
b) B = ( 1, 5, 6 )
c) C = ( 0, 0, 0 )
Jawaban
a) Tulis k u k v a . Akan diperiksa apakah ada k 1 2 1 , k 2 , sehingga kesamaan tersebut dipenuhi. Tulis
2
1
4
2 1 k
4 1
k 1 4 k 2 - - 1
2
4 1
2
3
6 3 k 2
6
dengan OBE, diperoleh: dengan demikian A merupakan kombinasi linear dari U dan V atau ditulis A=U + 2 V
b) tulis b v k u k 2 1
2 2 1 2 1 2 1 Baris terakhir pada matriks ini menunjukkan bahwa SPL tersebut adalah tidak konsisten (tidak mempunyaisolusi). Jadi, tidak ada nilai k 1 dan k 2 yang memenuhi
2
1
1 ~
6
3
3 3 -
1 ~
6
3
5 1 -
4
1
1
b tidak dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari u dan v c) Dengan memilih k 1 = 0 dan k 2 = 0, maka dapat ditulis c v k u k
2 1 .
artinya vektor nol merupakan kombinasi linear dari vektor apapun
2
1
2
1 ~
6
3 6 - 3 -
1
2
3
. Akan diperiksa apakah ada k 1 , k 2 , sehingga kesamaan tersebut dipenuhi. Tulis
6
5
1
3 1 -
1
4
2 2 1
k k
dapat ditulis menjadi
6
5
1
3 1 -
4
1
2 2 1
k k
dengan
1 2 1 2 1
Bebas Linear
Kumpulan vektor { 1 , 2 , 3 , ... , n } disebut kumpulan bebas linear jika persamaan: ̅ ̅ ̅ ̅ s 1 1 + s 2 2 + .... + s n = 0 ̅ ̅ ̅hanya diperoleh jika s 1 = s 2 = ... = s n = 0. Jika skalar s 1 , s 2 , ... s n salah satunya tidak 0, maka vektor tersebut bergantung linear. Contoh
a) 1 = ( 1, 0 ) dan 2 (1, 1). Buktikan bahwa vektor { 1 2 } adalah Diketahui vektor ̅ ̅ ̅ , ̅ bebas linear!
Jawab Harus memenuhi persamaan s 1 1 + s 2 2 = 0 atau s 1 2 = 0
̅ ̅ (1, 0) + s (1, 1) dengan operasi vektor dapat ditulis (s 1 + s 2 2 ) = (0, 0).
, s Karena s 2 = 0 dan juga s 1 = 0, maka kumpulan vektor { 1 2 } adalah bebas linear. ̅ , ̅
b) 1 = ( 1, 2, 4 ), 2 = ( 2, 2, 8 ) dan 3 = (1, 0, 4). Apakah vektor Diketahui vektor ̅ ̅ ̅
{ 1 2 3 } bebas linear? ̅ , ̅ , ̅
Jawab Harus memenuhi hubungan berikut: s 1 1 + s 2 2 + s 3 3 = 0
̅ ̅ ̅
1
2
1 s 1 (1, 2, 4) + s 2 3 1 2 (2, 2, 8) + s (1, 0, 4)= 0 atau s [ ] + s [ ] + s3 [ ] = [ ]
2
2
4
8
4 akan diperoleh 3 persamaan: s 1 + 2s 2 3 = 0 (1)
Nilai s 1 bergantung dengan s 3 2 1 + 2 2 + 0 = 0 (2) −
− 1 + 0 + 3 = 0 1 = 3 4s 1 + 8s 2 3 = 0 (3)
Nilai s 2 bergantung dengan s 3 8s 2 3
= -8s s 2 = -s 3 1 2 3 }
Jadi, karena tidak semua sklar nilainya = 0, maka vaktor set vaktor { ̅ , ̅ , ̅ merupakan bergantung linear. Penyelesaian dengan OBE
Jika V adalah sembarang ruang vektor dan S = { ū 1 , ū 2
2
1
1 ,
4
12
8 ,
1
1 ,
6
3
6
, … , ū n } merupakan himpunan berhingga dari vektor
Basis dan Dimensi
3 M
3 ] ̅3 = [
Matriks lengkap ( 1 2 1 0
2 2 0 0 4 8 4 0 ) dengan eliminasi gauss didapat ( 1 0 −1 0
0 1
1 0 0 )
Dengan subtitusi diperoleh s2 + s3 = 0, berarti s2= -s3 s1
tentukan apakah vektor-vektor dari R n berikut, bebas atau tidak bebas linear! ̅1 = [
1
2 −1
2 ] ̅2 = [
−2 −5
1
0 1 0 0 0 0 1 0 ) karena nilai k1 = k2 = k3 = 0 maka vektor tersebut adalah bebas linear
1
10 ] 2.
Diketahui vektor ̅ 1 = ( -1, 0, 1 ), ̅ 2 = ( -2, 1, 1 ) dan ̅ 3 = (2, 3, 1). Apakah vektor { ̅ 1 2 , ̅ 2 , ̅ 3 } bebas linear?
Jawaban 1.
( 1 −2 1 0 2 −5 0 0
−1 3 1 0 2 10 0 ) ( 1 0 5 0
0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
) karena nilai k1, k2 dan k3 tidak sama 0 maka vektor tersebut tidak bebas linear
2.
( −1 −2 2 0 1 3 0
1 1 1 0 ) ( 1 0 0 0
3 6 1
8 1 a b k k k k
1
2
3
4 3
6 1 12 4
1 2 c d
Atau 3 k k 6 k k 8 k a b
1 4 1 2 3
3 k k 1 2 12 k k 3 4 6 k 1 4 k 3 2 k c d 4 dengan menyamakan setiap unsur pada kedua matriks, diperoleh SPL :
3 1 k a 1 k
6
1 8 b 2
3 1 12 1 k c 3
k d
6
4
2 4
Determinan matriks koefisiennya (MK) = 48
Jadi, M bebas linear. Karena M bebas linear dan membangun M 2 x 2 maka M merupakan basis bagi M 2 x 2 . Ingat… Basis untuk setiap ruang vektor adalah tidak tunggal.
Contoh :
Untuk ruang vektor dari M 2 x 2 , himpunan matriks :
1
1
, , ,
1
1
1
Contoh :
Diberikan SPL homogen : 2 p + q
Jawab :
SPL dapat ditulis dalam bentuk :
2 1 2
2 1
1 2
1
1 2
4
1 3
3 dengan melakukan OBE diperoleh :
1
1 1
2
Solusi SPL tersebut adalah
p
1
q
2
a b
r
1
s
1 dimana a dan b adalah parameter
Jadi, basis ruang solusi dari SPL diatas adalah :
1
2
,
1
1
Sedang Dimensi dari basis ruang solusi dinamakan nulitas. Dengan demikian, nulitas dari SPL diatas adalah 2.