Hukum Organisasi Perusahaan Pertemuan 11

  Pertemuan 11

STRUKTUR PERMODALAN PT

   MODAL DASAR

   MODAL DITEMPATKAN

   MODAL DISETOR

   yang dapat dikeluarkan perseroan, sehingga modal dasar terdiri atas seluruh nominal saham Modal ditempatkan adalah saham yang telah

  Modal Dasar adalah jumlah saham maksimum

  

diambil dan sebenarnya telah terjual kepada

para pendiri maupun pemegang saham perseroan Modal disetor adalah saham yang telah

   dibayar penuh kepada perseroan yang menjadi penyertaan atau penyetoran modal riil yang telah dilakukan oleh pendiri maupun pemegang saham

   ayat (1) dan (2) UUPT No. 40/2007). Paling sedikit 25% dari modal dasar harus

  

Modal Dasar : paling sedikit Rp 50 juta (Ps 32

   ditempatkan dan disetor penuh (Ps 33 ayat (1) UUPT. Modal ditempatkan dan disetor penuh

   dibuktikan dg bukti penyetoran yg sah & pengeluaran saham lebih lanjut utk menambah modal yg ditempatkan hrs disetor penuh. Bentuk setoran modal saham dalam bentuk

   uang dan/atau dalam bentuk lainnya (Ps. 34

Penilaian Setoran Modal

   uang, penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yg ditetapkan sesuai harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafliasi dg perseroan, dan jika mrpk benda tidak bergerak harus diumumkan dalam satu surat kabar atau lebih, dlm jangka waktu 14 hr setelah akta pendirian dittd atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tsb. (Ps. 34 ayat (2) dan ayat (3) UUPT) Dalam praktik di Pasar Modal penyetoran saham

  Apabila saham dilakukan dalam bentuk lain selain

   dilakukan dengan cara: dengan uang tunai, konversi hutang PS, kapitalisasi saham ditahan, surplus hasil aktiva tetap, inbreng saham perusahaan lain dan harta tetap. Penambahan Modal (Ps 41 – 43 UUPT)

Penambahan Modal Perseroan dilakukan berdasarkan

   persetujuan RUPS. Keputusan RUPS untuk penambahan modal dasar adalah

   sah apabila dilakukan dengan memperhatikan persyaratan kuorum dan jumlah suara setuju untuk

perubahan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan

dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar. Keputusan RUPS untuk penambahan modal ditempatkan

   dan disetor dalam batas modal dasar adalah sah apabila dilakukan dengan kuorum kehadiran lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan,

kecuali ditentukan lebih besar dalam anggaran dasar .

Penambahan modal wajib diberitahukan kepada Menteri 

   Seluruh saham yang dikeluarkan untuk penambahan modal harus terlebih dahulu ditawarkan kepada setiap pemegang saham seimbang dengan pemilikan saham untuk klasifkasi saham yang sama. Dalam hal saham yang akan dikeluarkan untuk penambahan

   modal merupakan saham yang klasifkasinya belum pernah dikeluarkan, yang berhak membeli terlebih dahulu adalah seluruh pemegang saham sesuai dengan perimbangan jumlah saham yang dimilikinya. Penawaran saham tidak berlaku dalam hal pengeluaran

   saham: a. ditujukan kepada karyawan Perseroan; b. ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; atau c. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS. Dalam hal pemegang saham tidak menggunakan hak untuk

   membeli dan membayar lunas saham yang dibeli dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal Pertanggungjawaban pribadi Pemegang Saham (Ps 3 UUPT 40/2007)

   secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki. Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku apabila:

  Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab

   1. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum

  atau tidak terpenuhi;

  2. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung

  maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;

  3. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam

  perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau

  4. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung

  maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang

SAHAM

   dalam perusahaan, yang dinyatakan dengan angka dan bilangan yang

tertulis pada tiap-tiap lembar surat

saham itu atau disebut nilai nominal saham.

  

Adalah bagian pemegang saham di

SAHAM

  Saham Perseroan dikeluarkan atas nama

   pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan

   dalam anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal persyaratan kepemilikan saham

   sebagaimana telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Hak Pemegang Saham 1. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;

  2. menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;

  3.

menjalankan hak lainnya berdasarkan

Undang-Undang PT

Satu Saham dimiliki lebih dari 1 orang?

   pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi. Dalam hal 1 (satu) saham dimiliki oleh

  

Setiap saham memberikan kepada

  

lebih dari 1 (satu) orang, hak yang

timbul dari saham tersebut digunakan dengan cara menunjuk 1 (satu) orang sebagai wakil bersama.

Klasisifikasi Saham

   klasifkasi saham atau lebih.

Setiap saham dalam klasifkasi yang

  Anggaran dasar menetapkan 1 (satu)

   sama memberikan kepada pemegangnya hak yang sama. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu)

   klasifkasi saham, anggaran dasar menetapkan salah satu di antaranya sebagai saham biasa.

   1. saham dengan hak suara atau tanpa hak suara; 2. saham dengan hak khusus untuk mencalonkan

  Klasifkasi saham yang dimaksud tersebut, antara lain:

  anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;

  3. saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik

  kembali atau ditukar dengan klasifkasi saham lain;

  

4. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya

  untuk menerima dividen lebih dahulu dari pemegang saham klasifkasi lain atas pembagian dividen secara kumulatif atau nonkumulatif;

  

5. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya

  untuk menerima lebih dahulu dari pemegang saham klasifkasi lain atas pembagian sisa kekayaan RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

RUPS

   kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang PT dan/atau anggaran dasar. Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak

  RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan

   memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan. RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak

   mengambil keputusan, kecuali semua pemegang saham hadir dan/atau diwakili dalam RUPS dan menyetujui penambahan mata acara rapat. Keputusan atas mata acara rapat yang ditambahkan

   harus disetujui dengan suara bulat.

DIREKSI

   kepentingan perseroan --- Prinsip Fiduciary Duties. Tugas ganda Direksi; melaksanakan

  

Direksi merupakan organ yang membela

   kepengurusan dan perwakilan

Tugas kepengurusan secara kolegial oleh

   masing-masing anggota direksi. Direksi perseroan yang mengerahkan dana

   masyarakat, menerbitkan surat pengakuan hutang, PT terbuka: minimal 2 org anggota Pengangkatan & Kewajiban Direksi Direksi diangkat oleh RUPS

   Yang dpt diangkat mjd anggota direksi adl org

   perseorangan yg mampu melaksanakan perbuatan hk & tdk pernah dinyatakan pailit/dihukum krn merugikan keuangan neg dl waktu 5 th sblm pengangkatan.

   1. Kewajiban yang berkaitan dg perseroan

Kewajiban Direksi :

  2. Kewajiban yg berkaitan dg RUPS

  

3. Kewajiban yang berkaitan dengan kepentingan

kreditur/masyarakat

  Hak Direksi

  

1. Hak utk mewakili perseroan di dalam dan di luar

pengadilan Hak utk memberikan kuasa tertulis kepada

  2. pihak lain.

  

3. Hak utk mengajukan usul kpd Pengadilan Negeri

agar perseroan dinyatakan pailit setelah didahului dg persetujuan RUPS.

  4. Hak utk membela diri dlm forum RUPS jika Direksi telah diberhentikan utk sementara waktu oleh RUPS/Komisaris

  5. Hak utk mendapatkan gaji dan tunjangan Berakhirnya Masa Tugas Direksi

Jangka waktu masa tugas direksi diatur dalam

   AD/Akte Pendirian. Jika diberhentikan sementara waktu sbl berakhir

   masa tugasnya oleh RUPS/Komisaris maka dlm jangka waktu 30 hrs diadakan RUPS utk memberi

kesempatan Direksi tsb membela diri. Apabila

dlm jangka waktu 30 hr tdk ada RUPS maka

pemberhentian sementara demi hukum batal.

   bertindak sbg pengurus perseoan.

  Dlm kondisi tertentu Komisaris dpt

PERTANGGUNGJAWABAN PRIBADI DIREKSI

   pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya. Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau

  

Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara

   lebih, tanggung jawab berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi.

  

Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas

kerugian apabila dapat membuktikan: a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;

  b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-

hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan

tujuan Perseroan; c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan

   dlm menjalankan perseroan serta memberi nasihat direksi Pengangkatan Komisaris oleh RUPS.

  Tugas utamanya: mengawasi kebijakan direksi

   Keanggotaan Komisaris: jika pemegang saham

  

maka hrs melaporkan kepemilikan sahamnya

baik di perseroan yang diawasi maupun saham yg dimiliki di perseroan lain. Kriteria yg dpt mjd Komisaris spt halnya direksi.

   Kewajiban & Kewenangan Dewan Komisaris

   Kewajiban Komisaris:

  1. Mengawasi Direksi

  2. Memberi nasehat kpd Direksi 3.

  Melapor pd perseroan ttg kepemilikan sahamnya beserta keluarganya

   Kewenangan Komisaris:

  1. Alasan tertentu dpt memberhentikan direksi utk

  sementara waktu

  2. Jika direksi berhalangan dpt bertindak sbg pengurus

  3. Meminta keterangan pd Direksi

  

4. Berwenang memasuki ruangan/tempat penyimpanan brg

milik perseroan.

Berakhirnya Masa Tugas Dewan Komisaris

   Akte Pendirian Komisaris dapat diberhentikan sementara

  Masa tugas Komisaris ditetapkan dlm AD/

   waktu oleh RUPS

Pertanggungjawaban Pribadi DK

   atau kelalaian Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. Tanggung jawab berlaku juga bagi anggota

  Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan

   Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan pailit Lanjutan …

   pertanggungjawaban atas kepailitan Perseroan apabila dapat membuktikan:

  Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai

  

a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau

  kelalaiannya;

  b. telah melakukan tugas pengawasan dengan

  itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik

  c.

  langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan kepailitan; dan

  d. telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk

  

Pertanggungjawaban pribadi Pemegang Saham

(Ps 3 UUPT 40/2007)

   pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki. Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku apabila:

  Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara

   1.

  persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;

  2.

  pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi; 3. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau

  4.

  pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan kekayaan Perseroan