TINJAUAII PUSTAKA DA}[ PBNGEMBAIIGA}I HIPOTESIS

JURTi,AI R,SET AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 5 No. 2, Agustus 2009
Hal. 1-10

PENGARU H PERUBAHAN UNDAI\G-I.JNDAIIG PERPAJAKAN NOMOR 17

TAH{JN

2OOO

TERIIADAP MANAJEMEN LABA

KASMAWATI ERLINDA N.G MALYONO
Alumnus Universitas Kristen Duta Wacana

AMI MURTINI
Universitas Kristen Duta Wacana
umimt@ukdw.ac.id

Abstrak


Penelitian ini bertujuan menguji penganth perabahan undang-undang perpajakan
nomor 17 tahun 2000 terhadap manajemen laba. Penelitian ini menggunakan ljl
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian
adaloh tahun 2000 dan 2001. Yariobel yang digunakan untuk mmdeteksi manajernen
laba adalah discretionary accruls. Yariabel dependen yang digunakan adalah total
accruals. Yariqbel indepmden dalam penelitian ini adalah total aWiva tetap (PPE) dan
delta revenue (pendapatan tahun t dila,rangi pendapatan tahun t-1).dilatrangi delta
qccount receivable (piutang tahun t dilatrangi piutang tahun t-l).m Berdasorkan hasil
uji Peringkat Bertanda Wilcoxon, diperoleh hasil terdapat perbedaan manajemen laba
sebelum dan sesudah perubahan undang-undang, sehingga dapat disimpulkan bahwa

perubohan undang-undang perpajakan nomor 17 tahun 2000 berpengaruh terhadap
.tnanajemen laba.

Kata

kunci:

Manajanen Laba, Total Accrual, Discretionary Accruals,
Nondiscretionary Accruals, [tndang-undang Perpajakan No. 17

tahan 2000.

PENDAIIULUAIT
Salah satu penerimaaan pemerintah yang paling besar adalah berasal dari pajat
unffi mendapat penerimaan pajak tersebut, pemerintah sering menghadapi

akan tetapi

konflik dengan wajib pajak baik orang pribadi marrpun badan. Konflik itu terjadi karena
pemerintah berkeinginan untuk memungut pajak setinggi mungkin sedangkan wajib
pajak dalam hal ini manajemeri yang melakukan pembayaran berkeinginan untuk
membayar pajak sekecil mungkin. Apabila beban pajak tersebut dirasakan terlalu tinggi

maka manajemen akan berusaha untuk mengurangi beban pajak tersebut dengan
berbagai cara, salah satunya dengan memanipulasi data laba perusahaan.

2

JRAK, Agustus 2009


Pada tahun 2000 pemerintah membuat kebijakan

di bidang perpajakan dengan

mengeluarkan undang-undang perpajakan nomor 17 tahun 2000 sebagai
penyempurnaan undang-undang perpajakkan nomor l0 tahun 1994. Dalam peraturan
tersebut termuat perubahan lapisan penghasilan kena pajak atas pajak penghasilan badan
usaha di Indonesia, dimana perubahan tersebut membawa dampak menurunnya pajak

yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Adapun tarif yang berlaku di Indonesia mulai
saat itu berdasarkan undang-undang perpajakan nomor 17 tahun 2000 adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1

Tarif Pajak Berdasarkan Undang-IJndang Perpajakan No. 17 Tahun 2000
Tarif Lama
Tarif Baru

I


ta%

0 sld 25 juta

il

ts%

25 sld 50 juta

m

30%

50

juta ke atas

I
II

m

rc%

0 s/d 50 juta

ts%

50 s/d 100 juta

3A%

100

juta ke atas

Snmber: Mardiasmo Q002)

Banyakpenelitian yang telah dilahrkan unhrk memprediksi manajemen laba
yang dilakukan perusahan sehubungan dengan perubahan peraturan pajak. Nursanto

(2002) dalam (Wulandari, dkk, 2004) meneliti apakah dengan dikeluarkannya undangundang perpajakan 2000 manajer akan berusaha menunda pengakuan laba satu periode
sebelum berlakunya penurunan tarif bmu untuk tujuan mengurangi jurnlah besarnya
pajak yang dibayar. Hasil penelitian menunjukkan tidak terbukti perusahaan berusaha
menunrnkan laba pada tahun 2000 dengan tujuan untuk mendapatkan penghematan
pajak.

Wulandari, dkk (2004) -meneliti indikasi manajemen laba menjelang undangundang perpajakan 2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakafia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan berusaha menurunkan laba

tahun 2000 dengan cara mentransfer labanya ke periode setelah rmdang-undang
perpajakan dikeluarkan dengan tujuan untuk mendapatkan penghematan pajak.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ingin melakukan pengujian
kembali untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh perubahan undang-undang
perpajakan nomor 17 tahun 2000 terhadap manajemen laba.

TINJAUAII PUSTAKA DA}[ PBNGEMBAIIGA}I HIPOTESIS
Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000
[1dang-undang perpajakan nomor 17 tahun 2000 merupakan undang-undang
yang mengatur tentang pajak penghasilan. Undang-undang nomor 17 dikeluarkan untuk
menyempurnakan undang-undang nomor 10 tahun 1994. Salah satu perubahan yang

mencolok dari undang-undang nomor 17 adalah perubahan tarif pajak penghasilan dan

Pengaruh Perubahan Undang-Undang Perpajakan... ,Kasmawati Erlinda N.G Mulyono &

UmiMurtini 3

perubahan lapisan kena pajak atas pajak penghasilan badan usaha, sebagaimana dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel2.I
Tarif Pajak Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000
TariTLarna
Tarif Baru

I

L0%

0 s/d 25 juta


I

tg%

II
m

rs%

25 s/d 50 juta

30%

II
m

L5%

50 juta ke atas


30%

0 s/d 50 juta
50 s/d 100
100

juta

juta ke atas

Sumber: Mardiasmo (2002)
Peraturan perpajakan yang baru tersebut efektif berlaku per 1 januari 2001 dan telah

disosialisasikan sejak awal tahun 2000.

Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan proses dengan sengaja untuk melaporkan tingkat
laba periodik (earning) sesuai dengan yang diinginkan (Suyatmin dan Suwamo,2OO2)
dalam (Ekawati dan Maylianawati,2006). Sedangkan menurut Schipper (1989) dalam


@kawati dan Maylianawati, 2006) manajemen laba merupakan intervensi langsung
manajemen dalam proses pelaporan keuangan dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan atau manfaat tertentu, baik bagi manajer atau perusahaan.
Bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh manajer (Scott, 1997) dalam

@kawati dan Maylianawati,2006), antara lain:
Taking a bath, dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan /tidak

o

bisa dihindari pada periode berjalan dengan cara mengakui biaya-biaya pada

J

periode yang akan datangdan kerugian periode berjalan.
Income minimization, dilalorkan saat perusahaan memperoleh profitabilitas yang
tinggi dengan tujuan agax tidak mendapat perhatian politis. Kebijakan yang diambil
bisa berupa pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan yang cepat
dan sebagainya.


o

Income mqcimization, yaitu memaksimalkan laba agax memperoleh bonus yang
lebih besar. Demikian pula dengan perusahaan yang mendekati suatu pelanggaran
konkak hutang jangka panjang, manajer perusahaan tersebut akan cenderung untuk

c

Income smoothing, merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering

memaksimalkan laba.
dilalrukan dan paltng popular. Lewat income smoothing, manajer menaikkan atau

menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga
perusahaan terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.

Scott (1997) dalam (Ekawati dan Maylianawati, 2006) mengemukakan motivasi
perusahaan, dalam hal ini manajer melakukan mauajemen laba adalah untuk:

a.
b.

Bonus Plans, laba sering dijadikan indikator penilaian prestasi manajer perusahaan,
dengan cara menetapkan tingkat laba yang harus dicapai dalam periode tertentu.
Initial Public Offering (Penawaran Saham Perdana), saat perusahaan go public,
inforrnasi keuangan yang ada dalam prospektus merupakan sumber informasi yang
penting. Infomrasi ini dapat digunakan sebagai sinyal kepada calon investor tentang

4

c.
d.

JRAK, Agustus 2009

nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer
berusaha menaikkan laba yang dilaporkan,
Stock price effects, manajer melakukan manajemen laba dalam laporan keuangan
yang bertujt an untuk mempengaruhi pasar, yaitu persepsi investor.
PolilicalMotivations
dengan cara menurunkan laba.

perlindungan dari pesaing luar negeri, dilakukan dengan caxa menurunkan
laba.

e.

menurunkan laba.

ini manajer berusaha menurunkan laba unfuk
mengurangi beban pajak yang harus dibayar.
Changes of Chief Executive fficer (CEO), dalarn kasus penggantian manajer
biasanya di akhfu tahun tugasnya, manajer akan melaporkan laba yang tinggi,
sehingga CEO yang baru akan merasa sangat berat untuk mencapai tingkat laba
Tmation Motivations, dalam hal

tersebut.

Ilubungan Pajak dengan Manajemen Laba
Salah satu insentif yang dapat memicu manajer rmtuk melakukan rekayasa laba
adalah keinginan unhrk meminimalkan pajak atau meminimalkan total nilai pajak yang
harus dibayar perusahaan. Dalam undang-undang perpajakan no. 17 tahun 2000 terdapat
penurunan tarifpajak di Indonesia.
Penurunan tarif pajak tersebut memberi peluang pada perusahaan untuk
menikmati penghernatan pajak, juga memicu manajer untuk melakukan rekayasa akrual,
jika perusahaan memandang momen perubahan peraturan tersebut sebagai kesempatan
untuk meminimalkan pajak, maka mestinya perusahaan akan menunda pengakuan laba
atau mempercepat pengakuan biaya pada tahun sebelum berlakunya undang-undan€
yang baru. Laba yang ditunda pengakuannya akan dilaporkan pada laporan keuangan
tahun berlakunya undang-undang baru. Dengan ssra ini, perusahaan akan mendapatkan
kermtungan sebesar penurunan tarif pajak kati besamya laba yang ditunda.

Penelitian Terdahulu
Di luar negeri, manajemen laba sudah menjadi perhatian para praktisi dan akademis,
dan sudah banyak pula penelitian mengenai manajemen laba, diantara penelitian yang
dilaknkan oleh Frankel dan Trezervant (1994), Guenther (1994). Penelitian Frankel dan
Trezewarfi berhasil membuktikan bahwa pajak dapat menjadi salah satu insentif manjer
melakukan manajemen labq dimana pengeluaran TRA (Iar Reform Act) tanggal I jlli
1987 akan memotivasi manajer untuk merekayasa laba akuntansi untuk memperoleh
penghematan pajak.

Di Indonesia, penelitian manajemen laba juga telah banyak dilakukan,
diantaranya oleh Setyowati (2002), Nursanto QOAD dan Wulandari, dkk (2004).
Penelitian Wulandari, dkk (2004) berhasil mernbuktikan bahwa perusahaan berusaha

Pengaruh P.erubahan Undang-Undang Perpajakan... ,KasmawatiE(inda N.G Mulyono & Umi

Murtini 5

menurunkan laba pada tahun 2000 dengan tujuan untuk mendapatkan penghematan
pajak akibat dikeluarkannya undang-undang perpajakan no.l7 tahun 2000.
Wulandari, dkk (2004) menyatakan bahwa perubahan undang-undang perpajakan

dalam hal

ini

penurunan tarif pajak akan memotivasi manajer untuk melakukan
manajemen laba. Hal ini berarti pihak manajemen perusahaan cenderung untuk
menhansfer labanya pada periode setelah undang-undang perpajakan karena pada
periode tersebut tarif pajak penghasilannya telah menurun sehingga perusahaan dapat
memperoleh penghematan paj ak.

Berdasarkan uraian
berikut:

di

atas maka hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai

H1: Perubahan undang-undang perpajakan nomor 17 tahun 2000 berpengaruh terhadap
manajemen laba.

Metoda Penelitian
Sampel Data
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dimana sampel yang
terpilih didasarkan pada kriteria berikut:

o
.
.

Perusahaanmanufaktur.
Menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selama kurun waktu
1999 sampai 2001.

Jenis dan Sumber Data
Data yang
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui
studi kepustakaan. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) danlndonesiqn Security Market Database [SI\,D).

Pengukuran Variabel
l. Total akrual (TA) adalah selisih antara laba perusahaan i pada tahun t dengan kas
dari operasi perusahaan i pada tahun t. Total akrual merupakan pendekatan yang
dapat digunakan untuk memproksi discretionary accruals yang merupakan ukuran

manajemen laba.

Total akrual terdiri dari discretionary accruals

dan

nondis cretionary accrua I s.

Untuk menghitung total akrual digunakan model dari Sook (1998) dalam
(Wulandari, dkl! 2004), yaitu: Tax = NIit - CFOit
keterangan:

Tqr : total akrual perusahaan i pada periode ke-t

NIil : laba bersih perusahaan i pada periode ke-t

2.

CFOit : aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke-t
Non-discretionary accrual (NDA) merupakan bagian dari total akrual yang dapat
dijelaskan oleh kegiatan normal perusahaan. Nilai non-discretionary accrual dapiat
dihitung dengan menggunakan model Jones yang telah dimodifikasi oleh Dechow,
Sloan dan Sweeney (1995), yaitu:

ItDAit

:

dh+ dtz(Revl- Req) +

d3

GPE)

Keterangan:

NDAit

:

non-discretionary accrual perusahaan i pada periode ke-t

6

JRAK, Agustus 2409

erusah aan i

ada periodeke-t

Revl

: perub ahan pendap atan

Recl

: perubahan piutang perusahaan i pada periodeke-t

p

p

: aktiva tetap perusahaan i pada periode ke-t
koefisien
regresi.
,
Discretionary accrual (DA) merupakan bagian dari total akrual yang tidak dapat
dijelaskan oleh kegiatan norrnal perusahaan, sehingga discretionary accrual
PPEt
ct'r,

3.

oz, dan u,3

dijadikan sebagai ukuran manajemen laba. Discretionary accrual ditentukan
dengan:

DAit=TAft-NDAit
Keterangan:

4.

DAi,
: discretionary accrual perusahaan i pada periode ke-t
TAi,: total akrual perusahaan i pada periode ke-t
NDAit
: non-discretionary accrualperusahaan i pada periode ke-t
(cash flow operation) berbicara tentang modaVarus kas yang
kas
operasi
Arus
tersedia yang akan digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan (aktivilas utama
perusahaan yang bukan urerupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan).

5.

6.

Net income (NI) adalah perubahan dalam ekuitas suatu perusahaan tertentu selama
satu periode dari tansaksi dan kejadian lainnya serta keadaan-keadaan lain dari
sumber selain pemilik.
Perubahan pendapatan setelah dikurangi dengan perubahan piutang.

Variabel ukuran perubahan pendapatan diberi simbol (Rev). Pendapatan adalah
aliran masuk atau peningkatan aktiva lain sebuah entitas atau penyelesaian
kewajibannya (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau pemluatan barang,
pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan utama atau sentral

yang masih berlangsung dari entitas tersebut. Variabel perubahan piutang diberi
simbol (Ree). Piutang adalah hak atau tuntutan terhadap pihak lain atas uang,
barang alau jasa.

7. Aktiva tetap perusahaan @fU;

aaaUn aktiva berwujud yang dimiliki untuk

digunakan dalam kegiatan uqaha perusahaan,
dari satu tahun.

dam

masa manfaat lebih

Model Statistik
Model statistik dari penelitian ini adalah:

Y=Fo+pxr+P(z+e
Berdasar keterangan tersebu! maka didapat persaflraan regresi dalam penelitian ini,
yaitu:
TA1: ri1 + rfiz (Revt - Req) + d3 (PPEt) + 4t

Model statistik di atas digunakan untuk memproksi nilai non-discretionary accrual,
dimana setelah mendapat nilai non-discretionary accrual maka nilai non-discretionary
accrual tersebut akan dipakai untuk memproksi nilai discretionary accrual masingmasing periode dimana nilai discretionary accraal menunjukkan manajemen laba yang
dilalokan perusahaan karena jika tanpa manajernen laba, nilai total akrual sama dengan

nilai non-discretionary accrual (TAit:NDAi) atau tanpa manajemen laba, maka
sarrrra dengan nol @A1:0). Nilai discretionary

besarnya nrlai discretionary accrual

Pengaruh Perubahan Undang-Undang Perpajakan... ,Kasmawati ftlinda N.G Mulyono & Umi

Murtini 7

accrual diperoleh dengan cara mengurangi total akrual dengan est;rmasi nondiscretionary accrual y ang diperoleh.

Uji Hipotesis
Untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan terdukung atau tidak maka
dilakukan uji beda discretionary accrual yang merupakan ukuran manajemen laba
untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara discretionary accrual pada
periode sebelum dan sesudah perubahan undang-undang. Apabila terdapat perbedaan
yang sigrrifikan maka diindikasikan perusahaan melakukan manajemen laba sehubungan
dengan adanya perubahan tmdang-undang perpajakan yang baru. Akan tetapi sebelum
melaknkan uj ibeda discretionary accrual makaperlu dilalokan uji normalitas. Jika data
terdistribusi dengan normal, maka pengujian hipotesis menggunakan metode statistik
paramehik yaata:uji paired sample T test sedangkanjika data tidak terdistribusi dengan
normal, maka pengujian hipotesis menggunakan metode statistik nonparametrik yaitu

uji peringkat bertanda Wilcoxon.

\-

Analisis Data
Gambaran Data
Gambaran data untuk variabel penelitian yang digunakan dalam mendeteksi ada atau
tidakny a manalemen laba dapat dilihat dari statistik deskriptif dibawah ini:
Tabel 1
Stastistik Deskriptif

l

Dis cretionary Accrual

2

000

Discretionary Accrual 200

Mean

-4.86E+10

-4.778+10

Median

8.228+09

1.37E+10

Maximum

3.748+12

1.468+12

Minimum

-5.948+12

1.978+12

Std. Deviasi

7.55E+11

3.7

I

5B+ll

di atas, dapat dilihat untuk variabel
-4.86E+lO; median 8.22E+09; nrlai
2000
memiliki
mean
discretionary accruals tahun
tertinggi 3.748+12; dan nilai terendah -5.948+12 dengan standar deviasi 7.55E+11.
Sedangkan untuk variabel discretionary accruals tahun 2001 memiliki mean 4.778+10; median -1.37E+10; nilai tertinggi 1.468+12; dan nilai terendah -1.978+12
Berdasarkan hasil statistik deskriptifpada tabel 2

3.75F+ll.
Nilai mean discretionary accruals yang negatif menunjukkan bahwa rata-rata

dengan standar deviasi

ini menunjukkan rata-rata observasi memiliki ntlai total
qccraal yang lebih kecil daripada nllai nondiscretionary accrual. Nilai discretionary
accrual diperoleh dari pengurangan antara total accrual dengan nondiscretionary

observasi bernilai negatif. Hal

accrual.

JRAK, Agustus 2009

\
Dari hasil pengujian normalitas, data untuk Discretionary Accrual 2000 darr
Discretionary Accrual tidakberdistribusi secara nornal, maka digr.rnakan uji peringkat
bertanda Wilcoxon. Hasil uji peringkat wilcoxon dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah
ini:

Tabel2
Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon

Berdasarkan tabel 2 di atas, maka dapat dilihat bahwa terdapat selisih perbedaan nilai
mean sebesar 902694029,8. Tanda negatif (-) pada mean digunakan untuk menunjukkan
arah perbedaan (menaikan atau menurunkan laba), rekayasa menaikan laba diindikasi

dengan nilai mean discretionary accruals yang positif

(+) sedangkan rekayasa
menurunkan laba diindikasi dengan nilai mean discretionary accruals yang negatif (-).
Sedangkan angka pada nilai mean digunakan untuk menunjukkan besamya perbedaan.
Berdasarkan hal tersebut makadapat dilihat bahwa tahun 2000 periode sebelum berlaku
undang-undang memiliki mean negatif yang lebih besar dibanding mean tahun 2001.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan melalarkan
manajemen laba dengan cara menunrnkan laba, dimana untuk tahun 2000 penurunan
laba yang dilakukan perusahaan lebih besar dibanding tahun 2001.
Untuk mengetahui pengaruh perubahan undang-undang perpajakan nomor 17
tahun 2000 terhadap manajemen laba, maka dapat dilihat melalui perbedaan yang
sipifikan atrtaru discretionary.accrual pada periode sebelum dan sesudah perubahan
undang-undang. untuk mengetahui apakah ada perbedaan dapat dilihat lewat Asymp.

Pada tabel 2 drdapat nilai dari Asymp. sig. (2iqiled) sebesar 0,001. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara discretionary accrual
(manajemen laba) tahun 2000 dengan tahun 2001 atau dapat disimpulkan bahwa
perubahan undang-undang perpajakan no. 17 tahun 2000 memiliki dampak bagi
perusahaan untuk melakukan manajemen laba dengan cara menurunkan laba, dimana
psmrunan laba untuk tahun 2000 lebih besar dari tahun 2001. Perbedaan tersebut
disebabkan karena pengaruh perubahan undang-undang perpajakan yang baru. Dalam
perubahan undang-undang tersebut terdapat penunrnan tarif pajak yang mulai berlaku

I Januari 2001, sehingga dengan momen tersebut perusahaan akan
berusaha menunda pengakuan laba satu periode sebelum berlakunya penurunan tarif
baru (tahun 2000), dengan demikian perusahaan akan mendapat keuntungan sebesar
pada tanggal

pemrrunan tarif pajak kali besarnya laba yang ditunda. Sedangkan untuk tahun 2001
manajemen laba dengan cara menurunkan laba mrnjadi lebih kecil jika dibandingkan
tahun 2000. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2001, undang-undang pajak yang baru
telah berlaku, sehingga perusahaan tidak memiliki alasan untuk menurunkan laba yang

Pengaruh Perubahan Undang-Undang Perpajakan... ,Kasmawati Erlinda N.G Mulyono & Umi

Murtini 9

diperoleh seperti pada tahun 2000, karena usaha tersebut tidak memberikan manfaat
dalam hal penghematan pajalq dimana jika laba tahrm 2001 ditansfer ketahun
berikubrya laba tersebut akan tetap dikenakan tarif pajak yang sama seperti tahun 2001.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian diatas maka dapat dilihat bahwa perusahaan
memanfaatkan perubahan undang-undang perpajakan nomor 17 tahun 2000 untuk
mendapat penghematan pajak yang dilalelkan lewat manajemen laba dengan cara
memrnmkan laba yang diperoleh. Hal tersebut juga didukung karena perubahan undangundang tersebut telah disosialisasikan pada awal tahun 2000 sebelum efektif berlaku
pada tanggal 1 Januari 2001 sehingga perusahaan mempunyai waktu dan kesempatan

yang cukup panjang yaitu selama satu tahun untuk melakukan tindakantindakan
manajemen laba yang dapat menurunkan laba, sehingga penghematan pajak dapat
diperoleh.

KESIMPI]LAN DAl\ SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji beda yang dilakukan terdapat perbedaan manajemen laba sebelum
dan sesudah perubahan undang-undang, dimana manajemen laba sebelum berlakunya
undang-undang lebih besar nilainya jika dibandingkan dengan manajemen laba setelah
berlakunya undang-undang. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang diajukan: perubahan undang-undang perpajakan nomor 17 tahun 2000
berpengaruh terhadap manajeinen laba terdukung.

Keterbatasan dan Saran
l. Sampel yang dijadikan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur,
, sehingga masih kurang bisa mewakili semua perusahaan yang terdaftar di BEI
(Bursa Efek Indonesia). Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas
sampel penelitian tidak hanya pada industri manufakhn saja tetapi juga pada
industri lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga hasil yang
diperoleh dapat mewakili semua perusahan yang terdaftar di BEI dan dapat
diketahui apakah tsrdapat perbedaan perilaku manajemen laba pada induski yang
lain.

Z.

Ptr:cdo 1etg?affit?ft tattilT, Tffietilirft htr ?fral"h satu frhnft rrhdrr)rr hnnltktnrya
undang-undang (tahun 2000) dan tahun setelah berlakunya undang-undang (tahun
2001). Untuk penelitian selanjuhrya sebaiknya menambah periode pengamatan
beberapa tahun sebelum dan setelah berlakunya trndang-undang sehingga dapat

dapat diperoleh bukti yang lebih akurat mengenai pengaruh perubahan UU
perpajakan nomor 17 tahun 2000 terhadap manajemen laba.

3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan satu model penelitian, yaitu

4.

menggunakan model Jones yang dimodifikasi oleh Dechow, Sloan dan Sweeney
(1995). Untuk penelitian selanjutrya disarankan menggunakan beberapa model,
misalnya model Healy, model DeAngelo. Dengan demikian dapat dibandingkan
model mana yang lebih baik dalam mendeteksi manajemen laba.
Untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian terhadap undang-undang
perpajakan nomor 36 tahun 2008 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009,

{o

JRAK, Agustus 2009

menggantikan undang-undang perpajakan nomor 17 tahun 2000, dimana undangundang yang baru tersebut memiliki tarif pajak yang lebih rendah sehingga dapat
diteliti apakah perusahaan melakukan manajemen laba yang sama seperti ketika
undang-undang perpajakan nomor 17 tahun 2000 dikeluarkan.

DAFTARPUSTAKA
Bernard, V. L dan D. J. Skinner. 1996. What's Motivated Manager's Choise of
Discretionary accraal? Journal of Accounting and Econonic.22:313 _ 325
Dechow, P.M., Sloan, R.G., dan Sweeney, A.P. 1995. Detecting Earnings Monagement.
Journal of Accounting and Economics, 17, Hal. 145-176.
Ekawati, Erni dan Maylianawati. 2006. Manajemen Laba Pada Penqwaran Saham
Perdana di Bursa Efek Jakarto: Analisis dengan Model Healy. Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, VoI. 2, No. L, Februari, hal. 1246.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Ekonometri, Third Edition McGraw-HilL
Gumanti, Tatang Ad, 2000, Earning Manajemen: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal
Akuntansi & Keuangan. Vol 2. No. 2: 104 -115
Indonesian Capital Market Directory,2}O2. Jarkartar. Stock Exchange.
Jones. J. J. 1991. Earning Management During Import Retief Investigation. Journal of
Accounting and Economics. 17: ll3 - L43
Mardiasmo. 2002. Perpajakan, Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset
Merchant, K. A. 1994. The Ethic of Managing Eorning: An Empirical Investigation.
Journal of Accounting and Public Policy. 13:79 -94
Santoso, Singgih. 1999. SP^S^S. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Setyowati, Lilis. 2002. Rekaytsa Akrual untuk meminimalkan Pajak. Jurnal riset
Akuntansi Indonesia, VoL 5, No.3, September, hal 341-36/..
Suyatnrin dan Agus Endro Suwamo. 2002. Review atas Earning Manajemen dan
implikasinya dalam St6ndar Seting. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

Vol2

Wulandari Deni, Kumalahadi, dan Januar Eko Prasetyo. 2004. Indikasi Manajemen
Laba Menpilang (Jntdang-Undang Perpajakan 2000 pada Perusahaqn
Manufafuur yang Terdafiar di Bursa Efek Jakarta. Denpasar, Bati: Simposium
Nasional Akuntansi YII. hat. 883-896.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan - Pengaruh pemberian air kelapa (cocos nucifera) pada media tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kepemimpinan 1. Definisi Kepemimpinan - Model Kepemimpinan Dalam Metamorfosis STAIN Menjadi IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 34

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Oprasional 1. Rekonstruksi - Rekonstruksi kedudukan kelembagaan penyelesaian syiqaq berdasarkan asas mempersulit perceraian - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Pendidikan Lifeskills - Manajemen pendidikan life skills dalam membina Kemandirian vokasional santri (Studi Di Pondok Pesantren Babussalam Kabupaten Kapuas) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 36

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar - Strategi pelatihan laboratorium dalam pembelajaran kalor bagi siswa Kelas VII semeter 2 MTsN 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian yang Relevan - Pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas IV-A MIS Muslimat NU Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Pengertian Supervisi - Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 39

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu - Pengaruh penambahan kapur dolomit dan EM4 pada media tanah gambut terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis (zea mays var. Saccharata sturt ) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian penerapan - Penerapan Strategi Pembelajaran Elaborasiuntuk Mengetahui Peningkatan hasil belajar siswa pada materi fisika kelas VIII semester I di MTSN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014-2015 - Di

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Sub Fokus Penelitian 1. Definisi Kepemimpinan - Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di SMA Negeri 2 Palangka Raya. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 54