146 METODE FORWARD CHAINING UNTUK PENERAPAN SISTEM PAKAR PEMBERIAN IMUNISASI BAYI UMUR 0 –24 BULAN DI PUSKESMAS BANYUPUTIH FORWARD CHAINING METHOD ON IMMUNIZATION EXPERT SYSTEM IMPLEMENTATION FOR 0-24 MONTHS INFANT IN BANYUPUTIH COMMUNITY HEALTH CENTER

  

METODE FORWARD CHAINING UNTUK PENERAPAN SISTEM PAKAR

PEMBERIAN IMUNISASI BAYI UMUR 0

  • –24 BULAN DI PUSKESMAS

  

BANYUPUTIH

FORWARD CHAINING METHOD ON IMMUNIZATION EXPERT SYSTEM

  

IMPLEMENTATION FOR 0-24 MONTHS INFANT IN BANYUPUTIH COMMUNITY

HEALTH CENTER

1) 2) 1)

Shofi Wardatul Jannah ZID , Muhasshanah

Manajemen Informatika, Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo

2)

email: shofie.mitri@gmail.com

Manajemen Informatika, Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo

email: muhasshanah@ibrahimy.ac.id

  

ABSTRAK

Imunisasi merupakan dasar kesehatan masyarakat, karena dengan adanya imunisasi berarti

masyarakat telah melakukan upaya pencegahan terhadap penularan penyakit berbahaya. Imunisasi

termasuk upaya perlindungan paling efektif dan relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan

pengobatan seseorang yang telah jatuh sakit. Imunisasi telah teruji manfaat dan keamanannya secara

klinis dan ilmiah. Namun masih banyak orang tua dan kelompok yang menganggap remeh terhadap

imunisasi, padahal di setiap tahunnya ada sekitar 2,4 juta anak yang berusia di bawah 5 tahun

meninggal akibat penyakit - penyakit yang sebenarnya secara medis dapat dilindungi dengan

pemberian imunisasi pada waktu yang ditentukan. Karenanya, dibangun sistem pakar yang diharapkan

bisa membantu orang tua dalam memberi imunisasi yang tepat sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan sebagai pengganti pakar.

Sistem pakar pemberian imunisasi ini menggunakan bahasa pemrograman HTML dan PHP untuk

pembuatannya, karena sistem pakar ini merupakan program yang berbasis web. Metode Forward

Chaining merupakan metode yang akan digunakan dalam membangun sistem pakar pemberian

imunisasi, yaitu dengan pencarian dan pelacakan ke depan. Pengguna akan diberikan beberapa

pertanyaan dan menjawabnya dengan iya atau tidak. Kemudian jika pertanyaan - pertanyaan tersebut

sudah terjawab, maka pengguna akan mendapatkan hasil konsultasi berupa nota untuk imunisasi ke

puskesmas.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem pakar pemberian imunisasi merupakan

program ini dapat membantu pakar dalam memberi pengetahuan kepada ibu bayi tentang pemberian

imunisasi yang tepat serta dapat mempermudah ibu dalam mengetahui reaksi tubuh bayi sesudah

imunisasi.

  Kata Kunci : sistem pakar, pemberian, imunisasi, bayi, forward chaining

ABSTRACT

  

Immunization is the basic of public society health, because with the immunzation means the society

has made efforts to prevent the transmission of dangerous diseases. Immunization is the most effective

protection and cheaper than the treatment of someone who fell ill. Test immunizations are useful and

scientifically tested for safety. But still there are many parents and groups who underestimate

immunization, whereas in every year there are about 2.4 million children under 5 years old die from

diseases actually it can be prevented by immunization. Therefore, expert system is needed as an

application program aimed at providers of advice and aids problem solving in the field of immunization.

The extending of baby immunzation expert system uses HTML and PHP programming language for its

manufacture, because this expert system is a web-based program. The method used in this expert

system is the Forward Chaining method, are searching which method and tracking forward. The user

will be faced with a few questions and answer it with yes or no. Afterwards if the questions answered,

the user would get the results of consultation in the form of a memorandum for immunization to the

Central of Public Health.

From the above explanation, it can be concluded that the expert system of immunization is a program

with the Forward Chaining method using php and mysql can help experts in extending knowledge to

  

the baby's mother about the proper immunization truly and it can be easien for baby’s mother in knowing

the baby’s body reaction after the immunization.

  Keywords: expert system, the extending, immunization, baby, forward chaining

PENDAHULUAN

  

Dalam bidang kesehatan dikenal terdapat 3 point penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat,

yaitu preventif atau pencegahan, kuratif atau pengobatan, dan rehabilitatif atau pemulihan. Dalam 20

tahun terakhir, upaya pencegahan telah membuahkan hasil yang dapat mengurangi kebutuhan

pengobatan dan pemulihan. Dengan upaya pencegahan penularan dan transmisi penyakit infeksi yang

berbahaya akan mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi pada anak, khususnya untuk

kelompok usia anak kurang dari 5 tahun. Dengan penggunaan air bersih sehari-hari, pemenuhan gizi

yang seimbang dan air susu ibu eksklusif, membantu mengurangi pencemaran udara di dalam rumah,

penerapan keluarga berencana, dan vaksinasi (atau yang disebut imunisasi) adalah yang paling utama

[1] untuk dilakukan upaya proses pencegahan.

Imunisasi merupakan dasar kesehatan masyarakat, karena dengan adanya imunisasi berarti

masyarakat telah melakukan upaya pencegahan terhadap penularan penyakit berbahaya. Imunisasi

adalah upaya perlindungan paling efektif dan relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan

pengobatan seseorang yang telah jatuh sakit. Imunisasi telah teruji kemanfataan dan keamanannya

secara ilmiah. Namun masih banyak orang tua dan kelompok yang menganggap remeh terhadap

imunisasi, padahal di setiap tahunnya ada sekitar 2,4 juta anak yang berusia di bawah 5 tahun

meninggal dikarenakan penyakit - penyakit yang sebenarnya secara medis dapat dilindungi dengan

pemberian imunisasi sesuai waktu yang ditentukan.

Hasil survei dari Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI) diketahui bahwa permasalahan

yang terjadi sebab bayi tidak diimunisasi antara lain yaitu yang terjadi pada tahun 2005 - 2006 di daerah

Sukabumi yang telah diserang wabah Polio. Wabah ini menjangkit pada bayi dan balita yang tidak

diimunisasi Polio. Dalam jangka waktu beberapa bulan, wabah Polio menyebar sangat cepat ke

Madura, Banten dan Lampung yang mengakibatkan 305 anak lumpuh permanen. Kemudian kasus

selanjutnya adalah wabah Campak yang menyebar pada tahun 2010 - 2011 di Jawa Tengah dan Jawa

Barat yang membawa dampak 5.818 anak harus dilakukan perawatan intensif di rumah sakit dan 16

anak di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Dan juga yang terjadi pada tahun 2009 - 2011 adalah

wabah Difteri yang menyebar dari Jawa Timur ke Kalimantan Timur, Selatan, Tengah, Barat dan DKI

Jakarta yang menyebabkan 816 anak dilarikan ke rumah sakit dan 54 anak di antara mereka

[2] meninggal.

Dari contoh kasus tersebut kebanyakan bayi tidak diimunisasi karena kelalaian orang tua yang

menganggap bahwa imunisasi itu bukanlah hal yang penting dan juga karena orang tua bayi yang

masih percaya bahwa imunisasi itu menyebabkan anak sakit. Bila bayi tidak diimunsasi sejak dini, maka

sesuatu yang harusnya dapat dicegah dari sekarang kemungkinan besar akan muncul di kemudian hari

ketika bayi tersebut dewasa. Seperti halnya yang terjadi pada seorang remaja yang berumur 20

tahunan di desa Enoman yang terkena penyakit Difteri, setelah dilihat riwayatnya ketika bayi ternyata

tidak lengkap diberikan imunisasi. Ada juga kasus Campak yang terjadi di satu sekolah PAUD di

kecamatan Jangkar yang padahal siswanya sudah diimunisasi, namun tetap saja terserang karena di

sekitarnya banyak yang tidak diimunisasi jadi siswa yang sudah imunisasi dirinya tidak kuat.

Dengan adanya penjelasan tersebut, maka kiranya perlu sistem pakar untuk penyedia nasehat dan

sarana bantu mengurangi masalah imunisasi. Dengan adanya sistem pakar diharapkan bisa membantu

orang tua dalam memberi imunisasi yang tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebagai

pengganti pakar.

  

LANDASAN TEORI

Sistem Pakar

  Sistem pakar adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligent yang didesain untuk dapat menyerupai keahlian seorang pakar untuk memberikan solusi terhadap suatu

  [3]

  permasalahan. Dengan bantuan sistem pakar seseorang yang bukan ahli pakar dengan mudah dapat menyelesaikan permasalahannya tanpa harus mendatangi ahli pakar.

  Imunisasi

  Imunisasi bayi merupakan proses memberikan vaksin terhadap bayi yang berumur 0 sampai 24 bulan, karena bayi yang berumur di bawah 5 tahun rentan terjangkit atau tertular penyakit. Dalam upaya kesehatan masyarakat, Indonesia telah menyelenggarakan Program Imunisasi

  [4]

  sejak tahun 1956, dan dianggap paling cost effective. Ada banyak macam vaksin yang diberikan untuk bayi yang berumur 0 sampai 24 bulan diantaranya adalah Hepatitis B, Polio, BCG (Bacille Calmette Guerin), DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus), serta penyakit Campak.

  Bayi

  Bayi adalah tahapan pertama dalam kehidupan seseorang setelah lahir dari rahim seorang perempuan yang sangat sensitif, lembut, dan peka. Istilah bayi pada umumnya digunakan untuk anak yang berumur di bawah 12 bulan, namun ada juga pendapat bahwa istilah bayi diberikan pada anak yang berumur di bawah 2 tahun. Kemudian ketika bayi sudah bisa

  [5] berjalan barulah disebut balita.

  Umur 0 - 24 Bulan

  Umur 0 - 24 bulan adalah proses perkembangan motorik bayi di mana bayi melakukan gerakan –gerakan tubuh yang menggemaskan. Namun di sisi lain bayi berumur 0 - 24 bulan rentan terjangkit atau tertular penyakit berbahaya, oleh karena itu dibutuhkan imunisasi

  [6] sebagai upaya pencegahan dari menularnya penyakit berbahaya.

  Puskesmas

  Puskesmas merupakan akronim dari Pusat Kesehatan Masyarakat yakni salah satu unit pelayanan kesehatan dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan dalam bidang kesehatan yang ditempatkan di wilayah tertentu. Puskesmas mempunyai peran sebagai pusat pembangunan kesehatan, pembinaan peran

  [7] serta masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

  Puskesmas Banyuputih Puskesmas Banyuputih adalah salah satu puskesmas yang berada di Kabupaten Situbondo.

  Puskesmas ini terletak di Jl. KH Syamsuri No.3 Rt 03/II desa Sumberwaru, Kec. Banyuputih

  [8] dengan type (jenis) puskesmas Non Perawatan.

  Metode Forward Chaining

  Metode Forward Chaining merupakan pencarian data yang dimulai dengan informasi yang diketahui, kemudian mencocokkan informasi - informasi tersebut dengan bagian IF dari rules

  IF-THEN. Ketika ada informasi yang dinyatakan cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Ketika sebuah rule dieksekusi, maka sebuah informasi baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali ditemukan pencocokan, dimulai dari rule teratas. Contoh metode forward chaining yaitu: menentukan warna binatang yang bernama Twinkle. Data awal yang dimiliki adalah Twinkle terbang dan bernyanyi. Misalkan ada 4 aturan:  If x melompat dan memakan serangga, maka x adalah kodok  If x terbang dan bernyanyi, maka x adalah burung hantu  If x adalah kodok, maka x berwarna hijau  If x burung hantu, maka x berwarna cokelat

   Yang dicari pertama adalah aturan nomor 2, karena anteseden-nya cocok dengan data bahwa (If Twinkle terbang dan bernyanyi)

   Konsekuen (Then Twinkle adalah burung hantu) ditambahkan ke data yang dimiliki If Twinkle adalah burung hantu, maka Twinkle berwarna cokelat (tujuan)

  

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Desain Proses

  Tabel 1 di bawah ini menjelaskan tentang data-data indikasi dalam pemberian imunisasi.

  

Tabel 1. Data Indikasi

Kode Nama Indikasi Indikasi

  K001 Umur 0-7 Hari K002 Umur 1 Bulan K003 Umur 2 Bulan K004 Dalam Kondisi Sehat K005 Berat Bayi lebih dari 2 kg K006 Interval dengan imunisasi sebelumnya minimal 4 minggu

  Kemudian tabel 2 adalah data imunisasi yang dibutuhkan oleh sistem ketika proses konsultasi telah dilakukan sebagai data untuk mendapat keputusan akhir dari hasil konsultasi yang diproses oleh sistem pakar.

  

Tabel 2. Data Imunisasi

Kode Nama Imunisasi Imunisasi

  I001 Imunisasi Hepatitis B I002 Imunisasi BCG dan Polio 1 I003 Imunisasi DPT 1 dan Polio 2 I004 Imunisasi Campak I005 Tidak dapat diimunisasi, sebab anak sakit I006 Tidak dapat diimunisasi, sebab berat badan kurang 2 kg I007 Tidak dapat diimunisasi, sebab interval kurang

  Pohon Keputusan Pohon keputusan adalah gambaran untuk pengambilan keputusan dari sebuah masalah.

  Setiap node dalam pohon keputusan menunjukkan indikasi yang diakhiri dengan node berbeda yang menunjukkan bahwa imunisasi sudah ditemukan. Pada gambar 1 di bawah ini adalah pohon keputusan Sistem Pakar Pemberian Imunisasi :

  

Gambar 1. Pohon Keputusan

Context Diagram

Context Diagram pada sistem ini yaitu gambaran umum dari proses interaksi antara admin

  dan pasien. Adapun Context Diagram sistem pakar pemberian imunisasi digambarkan seperti gambar 2 di bawah ini:

  

Gambar 2. Context Diagram Sistem Pakar

Conceptual Data Model

Conceptual Data Model (CDM) berfungsi untuk menggambarkan tabel-tabel dalam Sistem

  Pakar Pemberian Imunisasi yang berelasi dan tidak. Dalam Sistem Pakar Pemberian Imunisasi terdapat dua tabel yang berelasi yaitu tabel konsultasi dan tabel relasi imun. Adapun CDM Sistem Pakar Pemberian Imunisasi digambarkan seperti gambar 6 di bawah ini:

  Gambar 3. Conceptual Data Model

  Physical Data Model

Physical Data Model dalam Sistem Pakar Pemberian Imunisasi dapat digambarkan seperti

  gambar 4 di bawah ini:

  Gambar 4. Physical Data Model

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Cara Kerja Sistem

  Ketika akan menjalankan sebuah aplikasi, pastikan web browser telah terinstal pada komputer yang akan digunakan. Adapun penjelasan tentang cara kerja pada Sistem Pakar Pemberian Imunisasi yaitu sebagai beikut:

  a. Halaman Index Halaman Index merupakan halaman awal ketika memasuki sistem. Halaman index ini merupakan tampilan awal untuk semua user yang akan masuk ke sistem. Setiap user diminta untuk login terlebih dahulu agar bisa mengakses sistem dengan memasukkan

  username, password, dan level. Level inilah yang menentukan bahwa user tersebut

  masuk ke sistem sebagai level admin atau pasien seperti pada gambar 5 berikut :

  Gambar 5. Halaman Index

  b. Halaman Admin Halaman Admin merupakan tampilan ketika user login ke sistem sebagai level admin.

  Tampilan halaman admin ditunjukkan pada gambar 6 berikut :

  

Gambar 6. Halaman Admin

  Pada halaman ini admin mempunyai hak akses mengelola semua data yang terkait dengan sistem pakar pemberian imunisasi.

  

Gambar 7. Form Imunisasi

  Gambar 8 di atas merupakan gambar form pendataan imunisasi. Data imunisasi ini juga nantinya dibutuhkan ketika proses konsultasi. Form imunisasi memiliki 4 textbox yang terdiri dari kode imunisasi yang akan terisi otomatis sesuai dengan data yang ada di

  database. Lalu textbox

  imunisasi diisi “Anak Anda berhak diberi Imunisasi Hepatitis B”, efek samping diisi “Nyeri pada bekas suntikan, Pembengkakan, Demam ringan”, dan catatan diisi “Sebelum diberikan imunisasi Hepatitis B, Pastikan anak Anda sudah diberikan Vitamin K1, Jika anak Anda sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis B, maka jadwal imunisasi selanjutnya 3 dosis sesuai jadwal imun pemerintah (DPT-Hb- Hib)”. Form pasien digunakan untuk menginputkan data pasien ketika ada pasien yang mendaftar. Penginputan data pasien dilakukan oleh admin, hal ini dilakukan karena agar pasien yang dapat mengakses sistem pakar pemberian imunisasi hanya untuk daerah Banyuputih. Untuk tanggal pendaftaran akan terisi otomatis sesuai dengan tanggal ketika admin akan menginputkan data. Nam a Pasien diisi dengan nama lengkap bayi “Davin Maulana”, begitupun dengan textbox tempat lahir “Situbondo”, tanggal lahir “14-04-2016”, jenis kelamin “Laki-Laki”, nama ibu “Supiyatik”, alamat “Banyuputih, Situbondo”, username “davin” dan password “davin”. Adapun tampilan dari data pasien yang sudah tersimpan yaitu seperti pada gambar 8 di bawah ini:

  

Gambar 8. Data Pasien c. Halaman Pasien Halaman pasien merupakan tampilan halaman ketika pasien berhasil melakukan login, misalnya login dengan nama pasien Davin. Ketika pasien berhasil mengakses maka pasien dapat melihat data profilnya yang terdiri dari nama bayi “Davin Maulana”, tanggal lahir “13-07-2016”, jenis kelamin “Laki-Laki”, nama ibu “Yatik” dan alamat “Situbondo”. Dan dapat mengganti password sesuai dengan keinginan, melakukan konsultasi dengan ditampilkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab sesuai dengan kondisi bayi yang sebenarnya, serta pasien dapat melihat hasil konsultasinya. Adapun halaman pasien yaitu seperti pada gambar 9 di bawah ini:

  Gambar 9. Halaman Pasien

  d. Halaman Konsultasi Halaman Konsultasi merupakan salah satu tampilan di halaman pasien. pada halaman inilah pasien dapat melakukan proses konsultasi dengan cara menjawab pertanyaan yang ada dengan jawaban iya atau tidak seperti gambar 10 di bawah ini:

  Gambar 10. Halaman Konsultasi

  e. Hasil konsultasi Hasil konsultasi merupakan laporan hasil dari proses konsultasi yang telah dilakukan oleh pasien. Hasil konsultasi ini dapat dicetak dan kemudian dijadikan nota untuk imunisasi ke Puskesmas Banyuputih. Hasil konsultasi ini berisi data pasien, jadwal imunisasi serta pemberitahuan efek samping dari vaksin tersebut. Cara untuk mencetak hasil konsultasi yaitu dengan mengklik menu hasil konsultasi. Setelah menu hasil konsultasi diklik maka akan tampil seperti pada gambar 11 di bawah ini:

  Gambar 11. Hasil Konsultasi

  Untuk mencetak hasil konsultasi caranya yaitu dengan mengeklik gambar printer pada data hasil konsultasi yang dipilih. Fungsi gambar kaca pembesar yaitu untuk melihat hasil konsultasi secara detail tanpa harus dicetak. Laporan hasil konsultasi pasien merupakan nota ketika pasien akan melakukan imunisasi ke Puskesmas Banyuputih. Adapun tampilan dari laporan hasil konsultasi pasien yaitu seperti pada gambar 12 di bawah ini:

  Gambar 12. Laporan Hasil Konsultasi Pasien

  f. Laporan Konsultasi Laporan konsultasi merupakan hasil rekap data konsultasi pasien untuk admin. Laporan ini berisi tanggal pasien ketika konsultasi, biodata pasien serta jadwal imunisasi yang harus dilakukan. Adapun tampilan laporan konsultasi yaitu seperti gambar 13 di bawah ini:

  Gambar 13. Laporan Hasil Konsultasi Hasil Pengujian merupakan hasil dari pengujian sistem ketika penyusunan sistem sudah terpenuhi. Pengujian sistem sendiri berfungsi untuk mengetahui sistem dapat digunakan atau tidak. Berdasarkan dari pengujian yang telah dilakukan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pakar pemberian imunisasi ini dapat berjalan dan mengeluarkan informasi sesuai dengan yang diharapkan. Namun sebelumnya terdapat beberapa kendala yang ditemukan ketika proses pengujian, di antaranya yaitu: a. Terdapat error pada hasil konsultasi, yang mana program tidak dapat menampilkan hasil konsultasi sesuai dengan data yang dipilih.

  b. Terdapat error pada proses konsultasi pasien, yang mana program tidak dapat menampilkan sesuai dengan rule yang dibangun.

  Dari kedua error yang terjadi, telah dilakukan perbaikan sehingga sistem dapat berjalan dengan baik. Kemudian setelah pengujian sistem dilakukan maka selanjutnya dilakukan pengujian perbandingan antara hasil konsultasi sistem dengan konsultasi pakar. Dari 15

  

sample yang diujicobakan antara sistem dengan pakar, maka dapat disimpulkan bahwa

  tingkat kebenaran dari sistem pakar pemberian imunisasi dengan sistem pakar mencapai 100% dan dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:

  Tabel 3. Perbandingan Sistem Dengan Pakar

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan dari hasil pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Sistem Pakar Pemberian Imunisasi ini dapat dibuat menggunakan PHP dan MySQL. Setelah dilakukan testing, program ini dapat membantu pakar dalam memberi pengetahuan kepada ibu bayi tentang pemberian imunisasi yang tepat sesuai dengan jadwal dan indikasi, dan dapat mempermudah ibu bayi dalam mengetahui reaksi tubuh bayi sesudah imunisasi. Dari penelitian ini, juga dapat diambil kesimpulan bahwa sistem mampu membantu pakar dalam memberi pengetahuan kepada ibu bayi tentang pemberian imunisasi yang tepat sesuai dengan jadwal dan indikasi, serta dapat membantu ibu bayi dalam mengetahui reaksi tubuh/imun anak ketika selesai diimunisasi.

  Saran-Saran

  Berdasarkan terhadap hasil evaluasi dari proses dan hasil sistem ini, maka akan diberikan saran untuk mengembangkan sistem agar hasil yang didapat lebih baik. Adapun sarannya yaitu agar diberikan fitur tambahan seperti tips – tips yang berkaitan dengan penanganan bayi ketika selesai imunisasi.

  [1] Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Kelima. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014. [2]

  Klinik Bayi Online, “Kontroversi dan Permasalahan Imunisasi dalam Masyarakat”, diakses dari www.klinikbayi.com, 10 Desember 2016 pukul 10.11.

  [3] T. Sutojo, dkk, Pengenalan Kecerdasan Buatan (Yogyakarta: Andi, 2011), hlm. 13. [4] Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Modul Pelatihan Safety Injection (Imunisasi) Bagi Petugas Puskesmas. Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, 2016.

  [5]

AnneAhira.com, “Definisi Bayi dalam Psikologi”, diakses dari www.anneahira.com, pada tanggal 20 Februari 2017 pukul 13.20

  [6] Maianan Anak Smart, “Mengamati Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-24 Bulan”, diakses dari www.mainananaksmart.com, pada tanggal 20 Februari 2017 pukul 13.20.

[7] Muchlisin Riadi, “Pengertian, Fungsi & Kegiatan Pokok Puskesmas”, diakses dari

www.kajianpustaka.com, pada tanggal 20 Februari 2017 pukul 13.25. [8] Sunda Al- Jabar, “Daftar Puskesmas di Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur”, diakses dari www.asgar.or.id, pada tanggal 06 April 2017 pukul 20.45.