Pancasila Sebagai Ideologi Nasional (2)

TUGAS AKHIR
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Nama

:

ARIS MUNANDAR

NIM

:

11.11.5086

Kelompok

:

D


Program Studi

:

Strata Satu

Jurusan

:

Teknik Informatika

Nama Dosen

:

Thajudin Sudibyo,Drs.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Pancasila


STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
TAHUN 2011

ABSTARCT
Ideologi berasal dan kata Yunani Idein, yang berarti melihat, atau Idea yang berarti
raut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran, dan Logia yang berarti ajaran.Dengan
demikian Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran (Science des
ideas).Di dalam ensikiopedi populer Politik Pembangunan Pancasila, ideologi merupakan
cabang filsafat yang mendasari ilmu-ilmu seperti etika dan politik.

BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD
1945, di Undangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun 11 No. 7 bersama-sama dengan
batang tubuh UUD 1945
Dalam perjalanannya, sejarah eksisitensi pancasila sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan menipulasi politik sesuai
dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik
legitimasi ideology Negara pancasila dengan kata lain pancasila hanya sebagai symbol

formalitasnya saja namun tidak difungsikan sebagaimana fungsi yang harus dijalankan dan
tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup. Pada hal secara historisnya
pancasila sudah melalui proses yang panjang dan rumit terkait keberadaanya sebagai
ideology nasional dasar dalam kehidupan berpolitik bangsa kita.

RUMUSAN MASALAH
Apa arti ideology dalam arti praktis dan bagaimana penerapannya, bagaimana Bagaimana
dengan pancasila sebagai ideology terbuka dan Pemahaman tentang pancasila sebagai ideology
Negara ?

BAB II
PENDEKATAN HISTORIS
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai jaman kerajaan
Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya penjajah. BangsaIndonesia berjuang untuk
menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka
dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup, di
dalamnya tersimpul ciri khas, sifat karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.
Oleh para pendiri bangsa kita (the founding father) dirumuskan secara sederhana namun
mendalam yang meliputi lima prinsip (sila) dan diberi nama Pancasila.
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan hidup

yang kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat internasional.
Hal ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
Pancasila.

PEMBAHASAN
IDEOLOGI DALAM ARTI PRAKTIS
Ialah kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap
menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik yang individual maupun yang sosial.
PENERAPAN IDEOLOGI
Penerapan Ideologi dalam kehidupan kenegaraan disebut “Politik”. Karena itu sering
terjadi bahwa ideologi dimanfaatkan untuk tujuan tertentu, misalnya: merebut kekuasaan.
Ideologi dalam kehidupan kenegaraan dapat diartikan sebagai suatu konsensus
mayorjtas warga negara tenrang nilal-nilal dasar yang ingin diwujudkan dengan mendirikan
negara. Dalam hal ini sering juga disebut Philosofische Grondslag atau Weltan. Schauung
yang merupakan pikiran-pikiran terdalam, hasrat terdalam warga negaranya untuk di atasnya
didirikan suatu negara.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu dalam kehidupan
politiknya bangsa Indonesia, yaitu sebagai tata nilai yang dipergunakan sebagai acuan di
dalam kehidupan berrnasyarakat, berbangsa dan bernegara.Semua gagasan-gagasan yang
timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini di tata secara sistematis
menjadi satu kesatuan yang utuh,Sebagai ideologi, Pancasila berlaku sebagai pedoman dan
acuan dalam menjalankan aktivitas di segala bidang, dan karena itu sifatnya harus terbuka,
luwes dan fleksibel, dan tidak bersifat tertutup maupun kaku, yang akan menyebabkan
ketinggalan zaman.
Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka, hal ini dibuktikan dan
adanya sifat-sifat yang melekat pada Pancasila sendiri maupun kekuatan yang terkandung di
dalamnya, yaitu memenuhi persyaratan kualitas 3 (tiga) dimensi di atas.
Mengenai pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka, bukanlah berarti bahwa
nilai dasarnya dapat diubah atau diganti dengan nilai dasar yang lain, karena bila

dipahamkan secara demikian (sebagai pemahaman yang keliru), hal itu sama artinya dengan
meniadakan Pancasila atau meniadakan identitas/ jati diri bangsa Indonesia. Hal mana
berlawanan dengan nalar dan tidak masuk akal.
Maka di dalam pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka itu mengandung makna
bahwa nilai-nilai dasar daripada Pancasila itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika

kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman.
Pengembangan atas nilai-nilai dasar Pancasila dilaksanakan secara kreatif dan
dinamis dengan mempenhatikan tingkat kebutuhan serta penkembangan masyanakat
Indonesia sendiri.
Dengan demikian nilai-nilai dasan Pancasila perlu dioperasionalkan, yaitu dijalankan
dalam kehidupan sehani-hani. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi nilai instrumental, dan penjabaran atas nilai
instrumental ini tetap mengacu pada nilai dasarnya, dan nilai instrumental menjadi nilai
praksis.
Adapun dokumen konstitusional yang disediakan untuk menjabarkan secara kreatif
atas nilai-nilai dasar tersebut antara lain dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
yang menjadi wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan berupa peraturan
perundang-undangan, serta kebijakan-kebijakan Pemerintah lainnya.
Budaya asing yang bernilai negatif, misalnya tentang samen leven yang tidak
dilarang di dalam kehidupan budaya Barat, akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang
mendasarkan diri pada sikap budaya dan pandangan moral religius, demikian pula dengan
pandangan keagamaan yang dikenal dengan sebutan Children of God, ditolak karena tidak
sesuai dengan pandangan keagamaan yang telah dihayati oleh bangsa Indonesia sejak lama.

PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Apabila dalam bidang ilmu pengetahuan orang berbicara mengenai masalah
“pemahaman”, maka yang demikian ini mengandung makna sejumlah pengertian tertentu,
yaitu :
1. Pemahaman dengan menggunakan akal budi sebagai sarananya,
2. Pemahaman dengan menggunakan akal pikirana sebagai sarananya,
3. Pemahaman dengan menggunakan alat inderawi sebagai sarananya.
Dapat pula dikatakan bahwa pemahaman yang pertama dinamakan pemahaman
secara ilmiah-kefilsafatan (yang bertintikan pemahaman secara metafisik), pemahaman yang
kedua dinamakan pemahaman secara ilmiah-terapan.
Dengan berlandaskan susunan sistematik yang demikian ini berarti bahwa apabila
dihubungkan dengan masalah pancasila akan kita dapati skema atau bagian tentang
pancasila sebagai berikut :
1. Filsafat Pancasila
2. Ilmu Pancasila
3. Ideology Negara Pancasila

BAB III
KESIMPULAN

Pancasila sebagai ideologi Nasional adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau citacita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa

Indonesia,

serta

menjadi

tujuan

hidup

berbangsa

dan

bernegara

Indonesia.

Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4,
ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

REFERENSI
Subandi, AL Marsudi, 2001. Pancasila dan UUD 45 Dalam Paradigma Reformasi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Sutrisno, Slamet. 1986. Pancasila Sebagai Metode. Liberty. Yogyakarta.

CATATAN