MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BARU DALAM MENANGANI MASALAH PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DAN PENYESUAIAN DIRI

Laporan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas
Tahun Anggaran 1999/2000

UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BARU
DALAM MENANGANI MASALAH PENGAJARAN BAHASA
INGGRIS DAN PENYESUAIAN DIRI D I SLTP NEGERI 13
KODYA PADANG

Dra. Yenni Rozimela,
-M.Ed.
Ketua Tim Peneliti

Penelitian ini dibiayai oleh:
Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Tahun Anggaran I99912000
Surat Perjanjian Kerja NO. 5691b108991SPK-PartlPGSM
Tanggal 20 Agustus 1999

JURUSAN BAHASA INGGRIS

FBSS UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2000

LAPORAN PENELITIAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BARU
DALAM MENANGANI MASALAH PENGAJARAN
BAHASA INGGRIS DAN PENYESUAIAN DIRI
DI SLTP NEGERI 13 KODYA PADANG

TIM PENELITI

Ketua
Anggota

:
:

Dra. Yenni Rozimela, M.Ed
1. Drs. Jufrizal, M.Hum]
2. Masniati, S.Pd


ABSTRACT

Title

: An Attempt to help Junior Enghsh Teacher to Overcome the Teaching

Problems and Self- Adaptation at the SLTP Negeri 13 Padang
Researchers: Dra. Yenni Rozimela, M.Ed
Drs. Jufi-izal, M.Hum.
Masniati, S.Pd.

This research is aimed at helping the newly-appointed (junior) teacher in solving
hislher problems in teaching and adaptating to the school and her environment. The study
was conducted at a Junior High Sdchool in Padang (SLTP Negeri 13 Kodya Padang). As
only one new teacher there, total sampling technique was applied.
This classroom action research was done in two cycles, each cycle consists of

four main steps, planning, action, observation, and reflection. In the planning stage of the
first cycle, researchers decided to apply two treatments in order to reach the aim. The first

one was varying the techniques of teaching that would enable the teacher to attract the
students' attention. The second treatment was giving quiz as post -test at every meeting.
By these ways it was hoped that the teacher could attract the students' attention, make the
students more serious. Then, the teacher could solve her problems related to teaching and
adaptation. Then in the action stage the teacher taught in accoradnce with the planning.
The researchers observed and recorded the process of teaching. Finally, the reflection was
done between the resaerchers and the teacher.
The second cycle pursued the same procedure. In addtion to that, using teaching
media was applied as an additional treatment. The decision was based on the result of the
discussion between the researchers, the teacher and the other English teachers at the
school at the end of the h t cycle. It was believed that using media would produce a
better result.
The instruments used were observation and interview. The observation was done
the two researchers whom made notes during the observation. The teacher herself also
made her notes after teaching. Besides that, the researchers also interviewed the teacher,
the other teachers at the school and the students. AU of the data were analyzed and
described in order to draw conclusion.

The results show that the treatments applied in the fmt cycle could improve the
teacher's teaching and adaptation. In fact, the number of students who liked to make

noise decreased. They also seemed to be more enthuastic, active, and interested in
studying English. However, in term of adapting to her environment, the teacher was
suggested to discuss and consult the senior teachers more often. And the results of the
second cycle show that the teachers became more skillful in using various techniques of
teaching. Then, quiz and media made the students became more seious and the process of
teaching and learning became more enjoyable.
Based on the results, it was suggested to any 'new' English teacher

continue

applying the action and try to do another study with other teachen. The school, the
principle and other staff, should support the application of action research. If it is
possible, every teaching st& is insisted to do her/his own action research in herthis
classroom.

KATA PENGANTAR

Kegiatan penelitian merupakan bagian dari darma perguruan tinggi, di samping
pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan penelitian ini harus
dilaksanakan oleh Universitas Negeri Padang yang dikerjakan oleh staf akademikanya

ataupun tenaga fungsional lain dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, melalui
peningkatan mutu staf akademik, baik sebagai dosen maupun peneliti.
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam ha1
ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk
melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajamya, baik yang
secara langsung dibiayai oleh dana universitas maupun dana dari sumber lain yang
relevan, bekerja sama dengan instansi terkait. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga
akademik peneliti dan hasil penelitiannya dilakukan sesuai dengan tingkatan serta
kewenangan akademik peneliti.
Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab
berbagai permasalahan pendidikan, baik yang bersifat interaksi berbagai faktor yang
mempengaruhi praktisi pendidikan, penguasaan materi bidang studi, pengelolaan
lembaga pendidikan, ataupun proses pengajaran dalam kelas yang salah satunya muncul
dalam kajian ini. Hasil penelitian seperti ini jelas menambah wawasan dan pemaharnan
kita tentang proses pendidikan. Walaupun hasil penelitian ini mungkin masih
menunjukkan beberapa kelemahan, namun kami yakin informasinya dapat dipakai
sebagai bagian upaya penting dan kompleks dari peningkatan mutu pendidikan pada
umumnya. Kami mengharapkan di masa yang akan datang semakin banyak penelitian
yang hasilnya dapat langsung diterapkan dalam peningkatan dan pengembangan teori dan
praktek kependidikan.

Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pereviu usul dan laporan penelitian
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang, yang dilakukan secara "blind reviewing'.
Kemudian diseminarkan yang melibatkan dosen fakultas Universitas Negeri Padang
untuk tujuan diseminasikan. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pada umumnya, dan peningkatan mutu staf akademik Universitas
Negeri Padang.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu terlaksananya penelitian ini, terutama kepada pimpinan lembaga
terkait yang menjadi objek penelitian, responden yang menjadi sampel penelitian, dan tim
pereviu Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang. Pada kesempatan ini kami juga
ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kepala
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional Sumatera Barat, Kepala-kepala
sekolah dan guru-guru SLTPISMU atas kerja sama yang diberikan dan keikutsertaan
. mereka sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. Secara khusus kami menyampaikan
terima kasih kepada Pemimpin Proyek Pengembangan Guru Sekoiah Menengah (PGSM),
yang telah berkenan memberikan bantuan pendanaan bagi penelitian ini. Ucapan terima
kasih juga kami sampaikan kepada tim supervisi nasional yang telah banyak memberi
saran dan bantuan, sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan rarnbu-rambu yang
telah ditetapkan. Kami yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang terjalin selama ini,


penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan dan semoga
kerjasama yang baik ini akan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. .
Terirna kasih

DAFTAR IS1
Page

ABSTRACT
K4TA PENCANTAR
DAFTAR IS1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B . Identifikasi Masalah

C. Rumusan Masalah Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian

BAB I1 KkTIAN PUSTAKA

A. Pengelolaan Kelas

B. Teknik Pengajaran bahasa yang Variatif
C. Kuiz Sebagai "Post-Testn

D. Media Pengajaran
E. Diskusi masalah dan Tindak Lanjut PBM
F. Hipotesis T i n d a h

BAB III METODE PENELDUN
A. Rancangan Penelitian

B. Subject Penelitian
C. Tempat clan Waktu Penelitian

D. Alat Pengumpul Data

E. Prosedur Keja Penelitian dan Tindakan
BAB IV HASIL PENELJTIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pendahuluan


B. Pelaksanaan dan Hasil SikIus Pertama

C. Pelakasanaan dan Has3 Siklus 11
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Sirnpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Universitas Negeri Padang (UNP) yang sebelumnya adalah Institut keguruan
dan ilmu kependidikan (IKIP) Padang mengemban tugas ganda yakni mendidik calon
guru (tenaga kependidikan) yang handal dan lulusan profesianal nonkeguruan (bagi
rnahasiswa yang mengikuti program nonkependidikan ). Secara teoritis pernyataan ini
begitu mudah dinyatakan, namun secara praktis semua ini merupakan tugas berat.

Tugas untuk menghasilkan guru bidang studi yang handal (clan juga tenaga profesional
dibidang bukan gur adalah tugas yang penuh tantangan sejalan dengan tantangan
zaman yang terus berubah. Perubahan dunia dan arus informasi yang begitu cepat
mengharwkan Universitas Negeri Padang berpacu dengan perubahan

dan

perkembangan yang terjadi. Pimpinan dan seluruh s ~ t a sakademika betul-betul
diharapkan untuk bekerja keras agar tidak ketinggalan atau dianggap kctinggalan.
Telah lama alumni UNP (dulunya IKIP Padang) dipercaya oleh masyarakat
sebagai guru di sekolah dasar (dasar maupun lanjutan) serta dapat pula berkiprah
dibidang bukan guru seperti bekerja di bank dan perusahaan-perusahaan. Kebutuhan
masyarakat yang terus meningkat dan perkembangan ilrnu dan tekhnologi yang begitu
cepat mengharuskan Universitas Negeri Padang memacu diri baik secara akademis
maupun nonakademis. Apapun alasannya rnahasiswa harus dibekali dengan teori yang

mantap dan kemampuan praktis serta ketrampilan terapan yang berdayaguna. Untuk
mencapai ini, sebagai "orang tua" para guru, UNP mestinya tidak hanya membina dart
memperhatikan mahasiswa saat mereka sedang menjadi "anak" (mahasiswa) saja,
melainkan setelah tamat dan saat telah menjadi guru. Dengan kata lain, Lembaga

Kependidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK ) UNP Padang mesti membina
mahasiswa mulai dari saat mereka sebagai calon guru sarnpai setelah mereka menjadi
guru.

U N P boleh berbesar hati bahwa ia telah melahirkan guru berbagai bidang studi
yang telah menyebar di seluruh Nusantara. Para guru telah mendidik dan mengayomi
anak-anak dan generasi muda Indonesia agar menjadi ilmuwan clan kaum intelektual.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua guru tamatan UNP
dan LPTK lain (seperti Sekolah Tinggi Keguruan dan h u Pendidikan (STKIF') dan
Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan (FKIP) berhasil menjadi guru yang handal. Di

sarnping mereka lemah dalam penguasaan ilmu pengetahuan yang semestinya mereka
ketahui, mereka juga kelabakan menghadapi kenyataan di sekolah. Siswa-siswa yang
mereka hadapi tidak semuanya "pelajar" ideal sehingga teori peserta didik yang mereka
dapat sewaktu kuliah kadang-kadang tidak dapat diterapkan dengan mudah. Wibawa,
penguasaan ilmytekhnik mengajar, dan kepribadian guru benar-benar menentukan
keberhasilan prosses belajar mengajar (PBM) di kelas.
Masalah b a n g berhasilnya guru dalam menjalankan tugas sebagai pendidik
sebenarnya disebabkan oleh banyak fator. Dan antar satu faktor dengan satu faktor

lainnya saling berkaitan karena PBM itu adalah proses yang berkelanjutan. Dilihat dari
guru yang manghadapi kesulitan, kekurangberhasilan mereka dalam menunaikan

tugasnya dapat saja menimpa berbagai kelompok guru perempuan, guru tua, guru
mudaham, dan kelompok guru lainnya. Masing-rnasing guru yang menghadapi
masalah tersebut dipengaruhi pula

oleh beberapa faktor lain seperti latarbelakang

lingkungan, dan keadaan tertentu sehingga berbagai ragam masalah PBM di satu
sekolah bisa saja berbeda dari sekolah lain. Ini memberikan petunjuk kepada ahli dan
pemerhati pendidikan untuk giat mengkaji dan mencari jalan keluar dari masalah PBM
di berbagai sekolah.

Di antara kelompok guru yang sexing manghadapi kesulitan PBM adalah "guru
baru". Guru baru yang dirnaksud di sini adalah guru bidang studi yang baru bertugas O5 tahun. Ada kecenderungan guru baru mereka sering bermasalah dalam penggelolaan
dan penguasaan kelas. Mereka sering "dipexmainkan" siswa karena dianggap belum
berpengaruh dan tidak "apa-apa" jika diperolok-olokkan. Banyak siswa di kebanyakan
sekolah kurang patuh pada guru baru kecuali kepada guru-guru tertentu. Terdapat
indikasi bahwa guru baru sering mengelola dan menguasai kelas sehingga PBM tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Siswa Sekolah Menengah Umum ( S T dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang memang sedang pada masa remaja turut
memperburuk suasana PBM yang dipegang guru baru.

Di samping bennasalah dalam pengajaran (PBM secara urnurn), guru baru juga
sering kurang dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Sebagai orang yang baru

keluar dari kampus, mereka agak canggung menghadapi suasana dan keadaan sekolah
dimana mereka ditempatkan. Sering guru baru ditempatkan di sekolah yang belum
mereka kenal atau kurang diketahui sebelurnnya. Dalam kaitannya dengan ini guru baru
mungkin saja bcrmasalah dalam menyesuaik,m diri, baik dengan bidang tugas maupun
dengan lingkungan sekolah serta populasi sekolahnya.
Berdasarkan indikasi-indikasi tersebut di atas peneliti telah melakukan observasi
awal dan tukar pikiran dengan pimpinan dan pihak sekolah lanjutan di Kodya Padang
yang menjadi sekolah mitra UNP Padang. Dari pengarnatan awal ke Sekolah Lanjutan
T e a t Pertama (SLTP) Negcri 13 Padang diperoleh informasi dari guru baru bid'mg
studi bahasa Inggris bahwa memang dia sering mengalami masalah pengajaran dan
penyesuaian diri seperti yang disebutkan di atas.
Suasana dan keadaan PBM bahasa Inggris di SLTPN 13 Padang tentu saja
tidak persis sama dengan suasana clan keadaan PBM bahasa In&

di sekolah-sekolah

lain. Di samping lokasi dan fasilitas sekolah yang berbeda, faktor siswa, guru,dan
komponen sekolah lainnya tentu saja tidak sama. Dengan kata lain, masalah yang
dihadapi guru baru di SLTPN Padang 13 tentu harus diatasi sesuai dengan keadaan dan
suasana sekolah yang benangkutan. Karena itu, salah satu cara untuk mengatasi
masalah ini adalal~ dengan melakukan upaya-upaya tertentu sesuai dengan yang
dibutuhkan di sekolah tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan
alasan ini peneliti melaksanakan PTK di sekolah ini.

B. Identifikasi Masalah

I

Berdasarkan paparan di atas, PTK yang dilaksanakan ini berkenaan dengan

I
I

masalah yang dihadapi guru baru di sekolah tempat dia bertugas. Salah satu sekolah
yang telah dipantau oleh tim peneliti sehubungan dengan guru baru dan masalah yang

I

1

I

I

dihadapinya adalah guru di SLTP Negeri 13 Padang. Dari pantauan awal hi, diketahui
ada satu guru baru bidang studi bahasa In&

di sekolah tersebut. Dari pantauan dan

wawancara awal dengan pihak sekolah ini diketahui bahwa guru bahasa Inggris di
I

sekolah ini menghadapi masalah cialam pengajaran bahasa Inggris di kelas dan
penyesuaian diri. Dengan demikian PTK ini dibatasi untuk meneliti masalah guru baru

I

bahasa In@

di SLTPN 13 Padang sehubungan dengan masalah pengajaran dan

penyesuaian diri.

C. Rumusan Masalah Penelitian
I
I

Berdasarkan uraian di atas, masalah PTK ini &pat h u s k a n sebagai berikut:
1. Guru baru yang mengajar bahasa In@

di SLTPN 13 Padang

seharusnya mampu mengajarkan bahasa Inggris di kelas dengan baik
I

sehingga PBM be+dan dengan lancar karena mereka telah dibekali

I
I

dengan pengetahuan baik teori maupun praktik pengajaran bahasa Inggris
selama kuliah. Tetapi kenyataannya guru baru tersebut masih belum
mampu mengajar dengan baik sehingga PBM di kelas sering terganggu.

I

I

I

I
I

2. Guru baru yang mengajar bahasa Inggris di SLTPN 13 Padang

seharusnya marnpu mengelola dan menguasai kelas dengan baik karena
mereka telah dibekali dengan matakuliah yang berhubungan dengan
belajar dan pembelajaran (kependidikan). Tetapi kenyataannya mereka
mash kesulitan mengelola dan menguasai kelas sehingga PBM sering
terganggu.

Guru baru yang mengajar bahasa Inggis di SLTPN 13 Padang
seharusnya marnpu menyesuaikan diri karma mereka juga telah belajar
tentang

psikologi

pendidikan

dm

menghti

praktik

lapangan

kependidikan di sekolah latihan. Narnun kenyataannya dia mash
bermasalah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah
tempatnya bertugas.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terutarna sekali bertujuan untuk menanggulangi
dan mencari jalan keluar dari masatah-masalah praktis yang berkaitan dengan
pengajaran bahasa lnggris dan penyesuaian diri yang dihadapi oleh guru baru bidang
studi bahasa In@

di SLTPN 13 Padang. PTK ini juga bertujuan untuk menernukan

dan merumuskan bentuk-bentuk perbaikan yang mungkin dilaksanakan agar PBM yang
dilakukan guru baru berjalan dengan baik. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
melihat apakah bentuk-bentuk tindakan yang akan diberikan cukup tepat guna d m

memberikan pengaruh positif bagi PBM bahasa Inggrk dan guru baru dalam
menunaikan tugasnya.

E. Kegunaan Penelitian
Data dan i n f o m i serta temuan PTK ini akan dapat dijadikan masukan bagi
Universitas Negeri Padang Unit Program Pengalaman Lapangan (UPPL) dan Jurusan
Baliasa Pendidikan Inggris) untuk menyusun dan melaksanakan program pengajaran
dan praktik lapangan seiring dengan perkembangan ilrnu pengetahuan dan dinarnika
masyarakat. Penelitian ini juga bermanfaat untuk perbaikan kinerja guru bary
khuswnya guru Bahasa Inggris, dalam melaksanakan tugas. Selanjutnya berbagai
pihak (terutama sekali ahli dan pemerhati pendidikan) dapat memanfaatkan infiomasi
dan temuan penclitian ini untuk perbaikan dan peningkatan pcndidikan nasional.

BAB I1

KAJIAN PUSTAKA

Untuk menjawab dan mengatasi masalah yang dihadapi guru baru di sekolah
lanjutan (dalarn hal ini SMUN 3 dan SLTPN 13 Padang) perlu dirumuskan dan
dicarikan bentuk tindakan yang dapat dimanfaatkan oleh guru baru. Untuk tujuan ini,
disarnping memperhatikan hal-hal praktis di lapangan perlu juga dilihat teori-teori yang
terkait dengan masalah PTK ini. Pada bagian ini akan dikemukakan secara ringkas
teori-teori tenebut.

A. Pengelolaan Kelas
Mengajar adalah ilmu dan seni (mat Corder, 1973). Begitu seseorang telah
memutuskan untuk menjadi guru, dia harus berperan sebagai pengatur dan pengelola
kelompok orang dari berbagai latar belakang. Guru tidak hanya berperan sebagai
tukang bicara dan mengajarkan sesuatu tanpa diperhatik'm orang. Dia harus
bertanggung jawab membuat pelajar menjadi pelajar. Mengajar dan membelajarkan
orang lain adalah tugas guru yang penuh tantangan dan memberikan arti sebagai
manajer. Guru kelas musti berbuat sedemikian rupa agar kelas yang dihadapinya
terkelola dengan baik sehingga PBM berjalan dengan runtun dan menarik. Guru harus
marnpu memantau dan mengenal "medan kelas" mereka-reka dan menyimpulkan ciri

dan kebiasaan siswa serta menghubungkannya dengan bentuk pengajaran yang akan
dilaksanakan @hatjuga Brown, 1994:Joyce dkk, 1992).
Dalam kaitannya dengan guru sebagai pengelola kelas guru h a m melibatkan semua
pribadi yang ada dalam suatu ruangan untuk belajar. Siswa yang datang kedalam kelas

tidak hanya berbeda latar belakang kehidupan tetapi juga berbeda tujuan dan motivasi.
Kelas adalah kelompok masyarakat kecil dengan tingkat keragaman yang tinggi. Dalarn

ha1 ini rnasyarakat kelas memerlukan pembinaan dan pengarahan; gurulah yang
beperan untuk mengaturnya @hat Joyce, 1992).
Sehubungan dengan ini para ahli pendidikan dan pengajaran telah sepakat
bahwa salah satu keberhasilan PBM ditentukan oleh pengelolaan kelas yang baik.
Pencapaian hasil yang maksimal dan penguasaan materi aygn merata oleh siswa sangat
tergantung dengan suasana dan keadaan kelns. Tidak salah jika dikatakan bahwa
keterampilan mengelola kelas mesti dimiliki oleh (cdon) guru. Dengan mengelola kelas
sesuai dengan semestinya wibawa dan h g s i guru dimata siswa akan tinggi dan dia
akan menjadi surnber inspirasi dalam PBM.

B. Teknik Pengajaran Bahasa yang Variatif
Ketertarikan siswa terhadap pelajaran sangat banyak dipengaruhi oleh
kepintaran seorang guru memvariasikan teknik pengajaran. Dengan teknik yang
bexvariasi guru dapat mengatasi kebosanan dan kejenuhan yang dialami siswa. Willing
dalam Nunan (1991:168) mengungkapkan bahwa mengakomodasi gaya dan strategi

siswa yang berbeda-beda, tentu saja dengan teknik yagn bervariasi akan meningkatkan
rasa puas dan ketercapaian hasil belajar yang baik. Hasil

penelitian Willing

menunjukan bahwa siswa yang suka dengan hal-hal yang nyata, suka berrnain, suka
bernayanyi, suka mendengar, suka mencatat dan sebagainya. Bahkan ada siswa yang
senang dengan penjelasan yang abstrak dan logika filsafat sehingga dia lebih banyak
diam dan mencatat saja. Dari kenyataan ini, bila guru ingin berhasil dalam
melaksanakan tugasnya dia harus mampu mengakomodinir cara dan strategi belajar
siswa tersebut dan harus berusaha mencari dan meramu teknik pengajaran dikelas
selingga semua siswa dapat dibelajarkan.
Nunan (1991 :78) menyebutkan bahwa sejalan dengan perkembangan metode
pengajaran bahasa komunikatif, guru tidak cukup hanya memberikan latihan-latihan
bahasa untuk meningkatkan ketepatan bahasa saja, tetapi juga mclatih keterampilan dan
kegiatan komunikatif lain seperti main peran, permainan, nyanyi dan sebagainya.
Bersamaan dengan pendapat diatas, Long dan Richard (1984:15) menjelaskan bahwn
salah satu ha1 yang harus dipertimbangkan adalah metode yang penuh dengan variasi
dan teknik mengajar untuk menciptakan belajar yang efektif. Hasil pengamatan yang
dilakukan oleh Eltis dan Low dalarn Nunan (1988:89) juga memperlihatkan bahwa
siswa menyukai kegiatan belajar yang bervariasi. Ini berarti bahwa guru perlu
mengslnakan teknik mengajar yang beragam sehingga tercipta PBM yang baik.
Banyak ahli telah menyebutkan clan mengwulkan berbagai teknik mengajar
yang diduga m e n d bagi siswa sekolah menengah (lanjutan). Diantaranya adalah

bermain peran (role play), permainan, nyanyi, debat, diskusi, tanya jawab, tekateki(quiz) clan sebagainya (Golebiowska:4, 1989; Lodousee:67, 1987; Amato, 1988:
147). Main peran, misalnya., adalah cara yang efektif untuk membuat siswa berbicara.
Dengan bermain peran guru dapat melatihkan keterampilan-keterampilan berbicara
dalam berbagai situasi dan keterampilan-keterampilan

sosial yang terintegrasi.

Kemudian pmainan dapat digunakan untuk mengembangkan dan mengukuhkan
konsep yang ada pada siswa dan sebagai selingan untuk memecahkan kefakurnan.

Lebih jauh, permainan dapat digunakan untuk memperkenalkan ide atau konsep baru.
Banyak

sekali

bentuk

permainan

bahasa

yang

telah

diperkenalkan

dan

diirnplementasikan @at Baw, 1994:37; Lee1995: 35, dan Uberman, 1998:20).
Para ahli metode dan teknik pengajaran secara bersama clan perorangan juga
memberikan saran dan petunjuk bagaimana menerapkan berbagai teknik pengajaran
yang menarik tersebut. Disamping itu mereka juga menyebutkan keuntungan dan
kelebihan serta kapan dan dimana teknik itu sebaiknya digunakan. Dalam ha1 ini
kemampuan guru(terutarna sekali guru baru) untuk memperhatikan keadaan dan
suasana sekolah tempatnya mengajar dalam memilih teknik yang cukup tepat untuk
dibutuhkan salah memilih dan salah teknik akan mengakibatkan PBM secara umum
dapat diganggu. Untuk itu guru barn amat dituntut agar bisa memvariasikan metode
dan teknik mengajar dikelas yang pada gilirannya dia akan dihormati dan disegani guru
dalam arti positif.

C. Quiz Sebagai Post-Test
Salah satu faktor penting

dalam proses belajar mengajar adalah evaluasi.

Evaluasi dilakukan biasanya untuk mengetahui pengetahuan, keterarnpilan atau perilaku
pelajarlsiswa. Ada berbagai jenis dan bentuk tes yang tentunya mempunyai tujuan yang
berbeda-beda.
Sehubungan dengan pemberian tes dalam PBM,

Weir (1993:167)

mengungkapkan bahwa guru perlu memberikan tes karena beberapa alasan penting.
Melalui tes guru dapat mengetahui kemajuan siswa, memonitor ketercapaian tujuan
pembelajaran, menentukan modifikasi prosedur dan aktivitas belajar, dan membantu
siswa mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka. Yang lebih menarik lagi, tes akan
dapat memotivasi siswa dalarn belajar, apalagi kalau tes diberikan pada setiap akhir unit
pclajaran. Hal ini juga dikemukan ole11 Oller (1987:42) dirnana salah satu tujuan tes
adalah untuk memotivasi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Jika tes dapat dilakukan pada akhir setiap unit, berarti tes menjadi bahagian dari
proses belajar mengajar. Dalam hal ini Houston dan kawan- kawan (1988:250)
berpendapat bahwa tes akan lebih bermanfaat bila dilakukan selama dalam proses
karena dengan demikian guru akan sangat terbantu dalam memodifikasi strategi
mengajarnya. Disamping itu, Skehan dalarn Weir (1990:168) menyebutkan bahwa tes
formatif dalarn PBM perlu dilakukan lebih sexing karena tes seperti itu akan membantu
baik guru maupun siswa dalam memodifikasi prilaku mereka dalam PBM. Xu dan
Ness (1999:16) juga sependapat dengan Houston clan Weir. Mereka menambahkan

bahwa tes yang dilakukan selarna proses atau "ongoing evaluation" dapat membuat
guru dan siswa terlibat aktif dalam PBM.

Salah satu jenis tes yang biasanya diterapkan dalarn PBM adalah post-test yang
salah satu bentuknya dikenal dengan kuiz. Kedengarannya istilah kuiz terdengar agak
lebih santai atau tidak menakutkan, terutama bagi siswa. Jika dikaitkan dengan tujuan
pemberian test yang dijelaskan oleh para ahli di atas, post-test atau kuiz tidak hanya
untuk mengetahui penguasaan siswa tetapi juga untuk memotivasi mereka agar belajar
lebih baik. Agar kuiz akan memotivasi mereka untuk memperhatikan pelajaran dengan
lebih sungguh-sungguh guru harus memberi tahu di awal pelajaran. Bentuk kuiz tentu
harus diesuaikan dengan tujuan, topik atau tema clan rnateri pelajaran.
Nunan,1988:123) menyatakan bahwa yang paling penting adalah kesuaiaan antara
bentuk tes dengan tugas yang dirancang. Artinya, jika tugas yuang dirancang adalah
untuk melatihkan pengucapan beberapa kata tertentu(kata baru)

, maka bentuk kuiz

tentu haruslah berbentuk lisan.

D. Media Pengajamn
Orang bijak berkata bahwa sebuah gambar bisa mengungkapkan seribu kata.
Implikasinya gambar sebagai salah satu media dapat mengkomunikasikan banyak ha1
atau dapat membantu komunikasi. Oleh seba itu ia sering digunakan dalm pengajaran.
El-Araby (1974:l) dengan xingkas menyatakan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat membantu guru membuat proses dan hasil belajar lebih baik. Media
dapat membantu guru menghemat tenaga, menghindarkan tugas-tugas rutin yang

membosankan, dart media dapat membuat kelas lebih hidup, menarik, dan
menyenangkan. Disamping itq menurut Littlewood (1983: ) penggunaan media
mendukung prinsip pengajaran yang komunikatif karena dengan media guru terbantu
dalam membawa siswa ke suasana yang alamiah.
Banyak sekali media yang &pat digunakan dalam pengajaran bahasa baik jenis
media pandang, dengar atau pandang dengar. Menurut Nielsen (1984:30), Rivers dan
Ternperley, misalnya, telah menguraikan lebih dua puluh macam cara gambar dapat
digunakan sebagai media.Nielsen sendiri juga menggunakan gambar untuk latihan
"drill". Basanta (1997:45) menguraikan dengan menarik cara menggunakan poster

sebagai media untuk belajar kosakata clan sekaligus tatabahasa. Menurutnya,
penggunaan poster film membuat PBM lebih menarik karena siswa pada umumnya
suka dengan film dan kebanyakan mereka senang membaca tentang suatu film sebelurn
mereka menontonnya. Contoh lain penggunaan media &lam belajar kosakata diberikan
oleh Gnoinska (1998:12). Dalam hal ini dia menyarankan penggunaan kertas berwarna
karena wama merangsang kreati£itas dan menarik perhatian.
Contoh di atas hanya berkenaan dengan gambar. Sementara itq banyak lagi
jenis media lain yang bisa didapatkan dengan mudah oleh guru dan menarik misalnya
objek sebenamya atau realia (tiruan objek). Jika guru ,misalnya, akan mengajarkan
penggunaan bahasa dengan tema "media massa", guru bisa membawa koran, majalah
atau tabloid dari nunah. Kemudian jika guru akan mengajarkan tema yang
berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan, guru bisa mernbawa bunga atau sayuran dari

rumah. Yang penting, penggunaan media dapat memudahkan penyampaian pengajaran

dan membuat siswa belajar lebih menyenangkan.

E. Diskusi Masalah dan Tindak Lanjut PBM
Disamping masalah mengajar, masalah lain yang sering dihadapi guru baru
adalah lama dan sulitnya mereka menyesuaikan diri. Pada dasarnya masalah ini adalah
rnasalah psikologi dan social yang hampir setiap orang pernah menghadapinya. Label
"baru" yang menempel pada guru yang baru bertugas mempengaruhi keberterimaan
ditengah-tengah siswa dan sekolah. Dalam ha1 ini masalah waktu dan pendekatan
kemanusian turut menentukan. Inisiatif dan kemauan guru baru untuk aktif
menempatkan diri dalam lingkungan baru merupakan tindakan positif agar bisa diterima
dalam suatu komunitas. Inilah suatu bukti bahwa manusia adalah makhluk sosial

sekaligus i n d ~ d (lihat
u
White dan Dilingl~am,1973).

Guru sebagai sosok pribadi mempunyai perbedaan suasana karena mereka baru
saja keluar dari tempat belajar. Sebagai orang baru dia tidak mungkin langsung
mengetahui dan berkiprah didalam lingkungan tempatnya bertugas. Inilah yang
menyebabkan sebagian guru baru sulit menyesuaikan diri yang kadang-kadang
disebabkam oleh lingkungan itu sendiri dan dirinya. Diantara tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini untuk menjunjung tugasnya sebagai guru yaitu
dengan mengadakan diskusi masalah dan tindakan lanjut PBM.Dengan cara hi, semua
guru dalam satu bidang studi atau satu bidang studi lainnya duduk bersama dan

mendiskusikan

masalah belajar yang dihadapi dan memuskan bentuk-bentuk

pengajaran selanjutnya. Sebuah PTK yang dilakukan oleh Zul Amri dan kawan-kawan
(1998) menunjukan bahwa diskusi masalah dan tindak lanjut PBM yang dilakukan

secara rutin dan berkala membexikan hasil positif bagi hubungan guru dan murid
sehingga PBM berjalan lancar. Hal ini akan mengharmoniskan hubungan antara sesama
guru sehingga ekbekuan komunikasi &pat diatasi.

F. Hipotesis Tindakan
Sehubungan dengnn masalah pokok penelitian dan menghubungkannya
dengan tindakan yang direncanakan serta memperhatikan terkait hipotesis tindakan
dapat dimmuskan sebagai berikut :
1. Dengan memvariasikan teknik pengajaran guru baru dapat menarik

perhatian siswa, memotivasi mereka, dan memadaakan waktu sebaikbaiknya sehingga hubungan guru baru dengan siswa dapat terjalin.
Keadaan ini memungkinkan munculrrya wibawa dan h g s i guru dalarn
kelas sehingga suasana belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan
baik.
2. Dengan memberikan kuiz sebagai post-test setiap akhir jam pelajaran
siswa merasa tertantang dan merasa perlu memperhatikan guru selama
belajar. Hal ini akan memungkinkan pengelolaan kelas lebih baik dan
keributan yang tidak perlu bisa diredarn.

3. Dengan mengadakan diskusi masalah dan tindak lanjut PBM antara guru

baru dan guru lama akan terjadi sosialisasi yang baik. Dengan dernikian
secara berangsur dan berkelanjutan guru baru dapat menyesuaikan diri
dengan sekolah tempatnya bertugas.

BAB I11

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penclitian yang akan dilaksanaka ini adalah PTK yang berbasis sekolah, yaitu di

SLTPN 13 Padang. Jenis PTK yang dipilih yaitu tindakan partisipan yang dalam ha1 ini

tim peneliti (dosen UNP Padang dan guru Bahasa In-

baru di sekolah) terlibat dan

berada langsung dari awal sampai akhir dalam objek dan tempat penelitian (Madya,
1994:27). Tim peneliti juga bckerja sarna dengan guru lain serta pihak sekolah dalam
merumuskan dan menentukan bentuk tindakan yang dilaksanakan. Dengan dernikian

ni termasuk juga penelitian tindakan kolaboratif-partisipatif. (Muhadjir, 1997
PTK i
:17). PTK ini mernilih model siklus seperti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mac
Tcggart (Suyanto, 1997).

B. SUaJEK PENELITIAN
Subject (orang yang dijadikan sasaran pcrlakuan) penelitian ini adalah guru
baru bahasa Inggris yang mengajar di SLTP negeri 13 Kodya Padang. Guru baru yang
di maksud disini adalah guru baru yang bertugas 0-5 tahun. Disekolah ini hanya ada
dua orang guru bahasa Inggris yang dapat disebut guru baru. Dengan dernikian, subject
PTK ini berjumlah 1 (satu) orang. Kepada guru inilah PTK ini diarahkan.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini diaksanakan di SLTP Negeri 13 Kodya Padang yang terletak tidak jauh

dari pusat kota (lebih kurang 8 krn dari kota). Sekolah ini termasuk sekolah yang cukup
baik dan merupakan salah satu sekolah mitra UNP (dulu IKIP). Terdapat 77 orang

guru yang mengajar berbagai bidang studi di sekolah ini. Enam orang diantaranya
adalah guru bahasa Inggris yang secara rata-rata bisa dikatakan senior. Salah satu guru
bahasa Inggris tersebut dapat dikategorikan sebagai guru baru karena masa tugasnya
barn 2 tahun. Guru baru ini dipercayakan mengajar pada tujuh kelas siswa kelas 3.
Waktu yang dihabiskan untuk melaksanakan penelitian ini mulai dari perencanaan
sampai pada penulisan laporan mencakup satu tahun (Agustus 1999 sampai Agustus
2000). Sementara penelitian di lapangan (pengambilan data) dilakukan dalam waktu 6
bulan (dua cawu), satu siklus dalam satu cawu. Observasi lapangan ini dilaksanakan
mengikuti jadwal mengajar guru yang sudah ditetapkan. Dengan kata lam., tidak
dilakukan modifikasi apapun, baik kelas yang diajar maupun jadwal mengajar.

D. Alnt Pengumpul Data
Data

penelitian ini dikurnpulkan melalui catatan observasi peneliti, catatan

diskusi dan refleksi diri guru. Yang diobservasi adalah tindakan yang dilakukan guru
dan kaitannya dengan kegiatan siswa di kelas. Peneliti (dua orang dosen) masingmasing membuat catatan yang memuat dua ha1 pokok'yaitu apa yang terjadi bang
dapat dilihat dan didengar oleh peneliti) dan pendapat peneliti tentang data tersebut.

Guru juga diminta membuat catatan pribadinya tentang apa yang bisa diingatnya

tentang pelaksanaan pengajaran di kelas dan pendapatnya tentang pelaksanaan
pengajaran tersebut.
Jika ada waktu luang setelah satu kali pertemuan, peneliti dan guru melakukan
dishusio singkat guna melihat apakah ada perbaikan yang perlu dilakukan untuk
pertemuan berikutnya untuk tema yang sama pada kelas yang berbeda. Jika guru
mengajar bersambung d'lri satu ke kelas lain, diskusi singkat dilakukan setelah itu.
Diskusi yang lebih rinci clan komprehensif diakukan satu kali semingy pada hari
Sabtu.
Dalam diskusi, peneliti selalu memancing guru untuk mengemukakan
pendapatnya terlebih dahulu. Kemudian peneliti menyampaikan data dalam catatruznya
dan ditcn~qkandengan pcndapatnya. Kemudian peneliti clan guru melillat hal-ha1 apa
yang perlu diparbaiki untuk pertemuan atau tema berikutnya. Disamping itu, catatan
hasil seminar dengan guru-guru bahasa Inggris dan pimpinan SLTPN 13 Padang yang
dilaksanakan setelah b e r a k h y a siklus I dan hasil seminar lokal dengan guru-guru
SMU dan SLTP juga dijadikan sebagai data pelengkap.
Kemudian wawancara dengan beberapa siswa dan guru Bahasa Inggris yang
lain juga merupakan alat pengumpul data. Hasil wawancara tersebut lebih utama
mengungkapkan penyesuaian guru dcng'an lingkungannya. Sementara wawncara
dengan siswa juga mengungkap perasaan dan pendapat siswa terhadap teknik mengajar

guru dan media pengajaran yang digunakan guru. Data dikumpulkan sepanjang siklus

PTK dilaksanakan terutarna pada tahap pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi.

E.Produser Kerja Penelitian dan Tindakan
PTK ini akan terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus berlangsung
selama lebih h a n g tiga bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada c a w I dan c a w I1

tahun ajaran 199912000. Tiap siklus meliputi empat komponen tahapan, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan evaluasi (refrehi).
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru merencanakan tindakan yang akan
dilakukan. Perencanaan ini selalu mengacu pada tema yang akan diajarkan pada catur
wulan I ( c a m I) I dan 11. Meskipun perencanaan secara keseluruhan dibuat pada awal
c a w (awal pelaksanaan PTK), perencanaan perrninggu tetap dilakukan dengan
mempertimbangkan perobahan-perobahan kecil yang mungkin dilakukan untuk
perbaikan. Selanjutnya, pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru dengan berpedoman
pada perencanaan yang sudah disepakati. Dalam pelaksanaan guru juga dirninta
membuat catatan sendiri agar guru dapat melakukan refleksi diri. Sementara itu peneliti
melakukan observasi dan membuat catatan-catatan yang akan menjadi bahan diskusi
pada saat refleksifevaluasi. Terakhir refleksi dilaksanakan bersarna oleh peneliti dan

guru. Pada saat tersebut peneliti clan guru mengkaji catatan yang telah dibuat dan
mendiskusikannya untuk perbaikan pada tindakan berikutnya.

Bentuk tindakan yang

dilaksanakan pada siklus satu meliputi tiga bentuk

kegiatan yakni memvariasikan teknik dan materi ajar, mengadakan kuiz sebagai posttest tahap akhir jam pelajaran (sckitar 15 menit) dan mengadakan diskusi dan tindak
lanjut BPM. Tim peneliti bcrsama guru mcngkaji tema-tema yang hams disajikan pada
cawu I dan mendiskusikan variasi teknik yang munglun bisa dipakai dan menarik bagi
siswa bcserta materi yang perlu dicari atau dipilih dari buku paket yang sudah terscdia..
Diantara teknik yang dipakai yaitu permainan, main peran dan quiz dan post-test.
Pada siklus kedua terjadi satu penarnbahan. Hal ini didasarkan pada hasil
diskusi dengan guru (mitra) d,m guru-guru baliasa Inggris lain di seko1,ah tersebut.
Penambahan tindakan adalah penggunaan media. Seperti pada siklus pertarna, tirn
peneliti dan guru kembali mendiskusikan terna-tema pengajaran untuk cawu I1 beserta
teknik-teknik mengajar dan media yang cocok.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pendahuluan
Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan mutu pendidikan dan
pengajaran merupakan upaya luhur dan mulia. terangkatnya mutu pengajaran dan
pembelajaran di Indonesia akan memberikan sumbangan istimewa kepada perbaikan
pola hidup dan berpikir seluruh warga negara. pernerintah dan seluruh r&at Indonesia
bertanggungjawab dan memikul kerja berat untuk selalu berjuang mencerdaskan
seluruh bangsa. Karena itu berbagai upaya yang mengarah pada upaya perbaikan dan
peningkatan mutu p e n d i d i i merupakan langkah terpuji. Apapun alasannya para
pernerhati dan pelaksana pendidikan d m pengajaran harus selalu berbuat dan berpikir
untuk menjadikan rakyat Indonesia berilrnupengetahuan dan berteknologi tinggi.
Tugas berat

untuk meningkatkan dan memperbaiki pengajaran dan

pembelajaran di Nusantara ini merupakan tugas dan kerjasama berbagai pihak.
Kerjasama antar lembaga, jenjang dan tingkat dunia pendidikan mutlak hams dijalin.
Diantara bentuk kerjasama untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja para
akademis ini yaitu dengan melakukan penelitian. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Drjendikti) melalui Proyek Pengembangan Sekolah Menengah (PGSM) telah
memberikan kesempatan kepada lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
untuk bekerjasama dengan sekolah menengah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). PTK (Classroom Action Research) dipercayai sebagai salah satu kiat dan upaya
untuk mengatasi masalah-masalah praktis di kelas.
Universitas Negeri Padang yang di dalamnya ada LPTK turut aktif dalam
melaksanakan PTK yang berbasis sekolah. Untuk tahun 199912000 proyek PGSM
mengangkat tema masalah adaptasi guru baru. Melalui Jurusan Bahasa Inggris,
Fakultas Bahasa Sastra dan Seni (FBSS), UNP telah melaksanakan PTK di Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertarna Negeri 13 Padang (salah satu sekolah rnitra UNP).
Penelitian ini dilaksanakan oleh Jurusan Bahasa Inggris yang diwakili ole11 dua orang
dosen bekerjasama dengan seorang guru rnitra (guru baru) SLTP Negeri 13 Padang.
Dismping kerjasama antara tim peneliti (dosen dan guru), pimpinan sekolah dan
pimpinan jurusan juga terlibat dalam bentuk diskusi dan dukungan moril dalarn
pelaksanaaan PTK ini.
Seperti disinggung ddam bab sebelumnya, PTK dilaks'anakan dalam dua siklus
dalam waktu 6 bulan (masing-masing siklus 3 bulan yang dirnulai pada bulan Agustus
dan berakhir bulan Oktober 1999 untuk siklus pertarna dan bulan November 1999
snmpai dengan Januari 2000 untuk siklus kedua. Pokok kajian PTK ini adalah upaya
meningkatkan kemarnpuan guru baru dalam mengatasi masalah pengajaran bahasa
Inggris dan penyesuaian diri di SLTP Negeri 13 Kodya Padang. Penelitian yang
menjadikan guru baru bidang studi bahasa

Inggris sebagai sasaran tindakan ini

dirnaksudkan untuk membina dan mengarahkan serta memperbaiki kinerja gum
tersebut dalam melaksanakan tugas kependidikannya. Tim peneliti berusaha merakit

kerjasama teoritis dan praktis guna membantu guru baru dalam meningkatkan
kernampuannya dalam mengajar dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kerjasama tim peneliti dan kerjasama antar lembaga (UNP dan SLTPN 13
Padang) diatur sedemikian rupa sehingga perurnusan bentuk tindakan dan
pelaksanaannya dijalankan bersama dengan tetap memperhatikan kealarnihan proses
belajar mengajar di kelas. Dosen (peneliti) lebih berperan dalam hal teori, diskusi,
arahan dan bimbingan serta beberapa kali ikut terjun memberikan penerapan praktis di
kelas. Namun dalam pelaksanaan tindakan secara praktis dan pelaksanaan PBM secara
menyeluruh di kelas dilakukan oleh guru baru (partner) yang juga t m a s u k sebagai
anggota tirn peneliti. Informasi, data atau pokok-pokok gagasan selama PTK dicatat,
didiskusikan, dilaksanakan dan diamati secara seksama oleh tim peneliti. Dalam dua
siklus penelitian ini tim peneliti telah memperoleh bentuk-bentuk perbaikan pengajaran
dan kiat bersosialisasi gum baru bahasa Inggris di SLTPN 13 Padang. gambaran dan
pembahasan lebih lanjut tentang pelaksanaan dan hail PTK ini diuraikan pada
bahagian berikut.

B. Pelaksanaan dan Hasil Siklus Pertama
Seperti telah disebutkan pada bahagian terdahuly PTK ini telah dilaksanakan
dalam dua siklus dan masing-masing siklus berlangsung dalam waktu tiga bulan.
Sebelum dan sesudah masing-masing siklus telah dilakukan cbkusi dan pertemuanpertemuan terjadwal antara tim peneliti, pimpinan sekolah, guru-guru lain dan tanya

jawab secara informal dengan siswa. Beberapa hari setelah pelaksanaan siklus pertama
diadakan pertemuan pertemuan dan seminar kecil dengan guru-guru bahasa Inggris
yang lain di SLTPN 13 serta Kepala Sekolah. Kegiatan ini dirnaksudkan untuk
memberikan informasi tentang pelaksanaan PTK siklus I kepada sekolah dan untuk
mendapatkan input untuk m e m u s k a n bentuk-bentuk tindakan untuk siklus II.
Komponen-komponen kegiatan yang d i l ' l k a n h pada siklus I terdiri dari empat
bahagian: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Masing-masing hasil dari
setiap tahapan tersebut akan diwaikan di bawah ini.

1. Perencanaan

Kegiatan PTK siklus I telah dirnulai dengan perencaan (planning) yang meliputi
beberapa kegiatim. Pertama, tim peneliti berkesempatan melakuklm tinjauan awal ke
sckolah tempat P'ZX dilaksanak'm (SLTPN 13 Padang). Tim peneliti (dosen dan guru)
dan pimpinan sekolah duduk bersama membicarakan pelaksanaan PBM yang
berkenaan dengan guru baru bahasa Inggris. Selain itu kepada guru bahasa In@

baru

terscbut juga ditanya dan diarahkan dalam diskusi awal ini untuk secara serta merta dan
terbuka memaparkan kendala yang dihadapi selama bertugas di sekolah tersebut.
Paparan kendala dan kesulitan yang dihadapi tidak hanya menyangkut PBM tetapi juga
sosialisasi, penyesuaian dirj, dan pemahaman lingkungan sekolah. Dalam kesempatan
duduk bersama inilah tim peneliti dan pimpinan sekolah (Kepala Serkolah dan salah
seorang Wakil Kepala Sekolah) mendapat gagman, pokok-pokok pikiran, dan ruang-

ruang masalah yang semuanya mengarah pada perurnusan bentuk tindakan yang secara

umurn dikemas dalarn satu kegiatan PTK yaitu perencanaan. Beberapa catatan dan
informasi tertulis dari pokok-pokok diskusi dirangkum bersarna oleh tim peneliti.
Pencatatan dilaksanakan dengan kertas lepas sambil menghayati isi tukar pkkan yang
berjalan.
Dari kegiatan ini, tim peneliti telah memperoleh gambaran awal bahwa guru
bahasa Inggris baru di sekolah ini secara akademis-teoritis mempunyai kemampuan
yang cukup baik dalam memahami bahan ajar. Sebagai seorang guru baru tamatan

LPTK (KIP Padang) tahun 1997 program S1 dapat disimpulkan bahawa dia
mempunyai ilmu bahasa Inggris yang memadai untuk mengajarkan mata pelajaran
tersebut. Kemampuan gum baru ini juga didukung oleh keterangan sejurnlah siswa saat
tim peneliti (dosen) berkesempatan bertanyajawab dengan beberapa orang siswa saat

jam istirahat. Bahkan ada sebahagian siswa yang mengatakan bahwa guru baru bahasa

InW ini sebagai guru idola mereka walaupun ha1 ini belum berupa simpulan ilrniah
(perlu diiaji lebih lanjut).
Agaknya sudah menjadi gejala alamiah bahwa setiap pekerjaan yang baru
dilakukan tidaklah cukup hanya berbekal kemampuan akademis dan teoritis saja.
Walaupun guru baru mengakui bahwa dia mempunyai bakat jadi guru,namun secara
praktis, sosial dan budaya dia nampak masih

belum rnantap; masih memerlukan

polesan dan dukungan moril. Untuk pelaksanaan

PBM secara praktis di kelas

(memvan'asikan pengajaran clan pembelajaran) kerjasama dengan guru baru bahasa

Inggris ini sering juga gamang dan cepat hilang arah. Ter-nyata dia mash memerlukan

suntik'ul-suntikan ilmiall yang bersifat praktis dan kiat-kiat bersosialisasi agar menjadi
seorang guru yang mandiri, mumpuni dan disenangi baik oleh siswanya maupun oleh
teman-temannya.
Berdasarkan observasi dan bincang-bincang awal ini peneliti berkesirnpulan
bahwa guru baru bahasa Inggris di SLTPN 13 Padang ini belum begitu maksimal
mengelola PBM di kelas (terutama secara praktis). Disamping itu, sosialisasi diri
dengan guru bahasa Inggrk lain di sekolah tersebut belum berjalan seperti yang
diharapkan karena belum adanya pertemuan dan ramah tarnah yang mengarah pada
perbaikan PBM. Guru baru ini belum begitu terbuka untuk mendiskusikan masalahmasalah ( dalarn dan luar kelas) dengan seasama guru bahasa Inggris dan guru lain
kccuali h,mya pada guru-guru tertcntu. Akibatnya guru baru belurn mampu berkiprah
secara utull sebagai anggota komunitas pendidik dan pengajar di sekolah tersebut.
Dalam rapat musyawarah majelis guru, dia juga merasa h a n g perlu memberikan
pendapat karena beranggapan masih "junior". Label guru baru yang melekat pada
dirinya kadang-kadang menyebabkan sebahagian siswa kurang segan dan h a n g peduli
padanya.
Dengan memperhatikan pokok-pokok masalah di atas, tim peneliti sampai pada
tahap perencanaan siklw I. Melalui tukar pikiran dan pemahaman &an hal-ha1 tersebut
di atas maka untuk siklus I ini b u s k a n tiga bentuk tindakan. Ketiga bentuk tindakan
tersebut adalah untuk membantu guru baru bahasa Inggris dalam menangani masalah

PBM dan penyesuaian diri adatah; 1) memvariasikan teknik dan bahan ajar, 2)
mengadakan kuiz sebagai post-test pada setiap akhir jam pelajaran, dan 3) diskusi dan

tindak lanjut masalah PBM.
Bentuk tindakan pertarna diarahkan agar guru tidak hanya mernggunakan
variasi teknik mengajar dengan menyesuaikannya dengan tema pelajaran. Diharapkan
juga pada setiap pertemuan terdapat teknik yang sifatnya menyenangkan (fun) seperti
permainan, main peran, menyusun gambar atau kata-kata (jigsaw) dan lain-lain. Guru
juga didorong untuk memvariasikan bahan ajar dengan bahan-bahan lain seperti cerita
pendek, artikel dari koran dan buku lain. Diharapkan cara ini akan dapat memancing
perhatian siswa terhadap pelajaran dan menambah sernangat mereka untuk belajar
dengan serius. Dengan meningkatnya perhatian siswa terhadap pelajaran, diharapkan

guru akan mendapat tempat di hati mereka. Selanjutnya wibawa clan kemampuan guru
dalarn mengelola kelas dengan sendirinya akan menjadi lebih baik.
Siswa SLTP pada wnunya masih suka bermain dalam arti yang positif, suka
tantangan dan gemar bekerja bersama-sama. Pemberian kuiz sebagai post-test pada
setiap akhir jam pelajaran dimaksudkan agar siswa berlomba untuk menebak dalam
bahasa Ingayis. Mereka kan mempunyai kesan tersendiri terhadap kata, kalimat, atau
ungkapan bahasa Ingayis tertentu yang muncul dalam quiz tersebut. Kuiz kadangkadang dilakukan secara oral dan kadang-kadang secara tertulis.
Kemudian diskusi dilakukan setiap selesai kegiatan di kelas. Untuk tahap awal
diskusi masalah dan tindak lanjut PBM ini dilakukan oleh guru baru bersama tik

peneliti dan beberapa orang guru bahasa Inggris. Guru baru yang kepadanya tindakan
dikenakaddiarahkan secara jujur

dan terbuka mengungkapkan masalah yang

dihadapinya. Tim peneliti dan guru-guru bahasa Inggris y'mg lain secara aktif
memberikan sumbangan berupa saran dan arahan serta pendapat teoritis dan praktis
untuk mengatasi masalah yang barn saja dihadapi guru baru. Sekurang-kurangnya
kegatan ini dilakukan dua kali dalam serninggu. Selanjutnya, pimpinan sekolah juga
ikut memberikan sumbang saran dalam diskusi masalah PBM dan masalah penyesuaian
diri dengan lingkungan.

2. Tindakan

Masih dalam pelaksanaan siklus I, sebagai lanjutan dari kegatan perencannan
diatas, maka dilakukanlah pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan (dirumuskan)
tersebut. Seperti yang dikemukakan diatas, bentuk tindakan yang akan lakukan adalah:
a. Guru baru harus dan berusalia memvariasikan tekhnik dan bahan ajar dalam
pelaksanaan PBM di kelaa,
b. Mcngadakan Kuiz (teka-teki dan tebnk kah) scbagai post-test pada akhir jam

pelajaran;
c. Guru baru, tirn peneliti dan guru lama duduk bersama untuk mendiskusikan
masalah PBM dan menemukan jalan keluar dan tindak lanjutnya.
Dal'am pelaksanaan bentuk tindakan pertama, guru telah berusaha membuat
ragam teknik penynjian materi ajar. Binsanya guru yang b e r s a n g h t . ~lebih terpnku

pada menjelaskan dan membacakan buku paket (buku pegangan), kemudian menyuruh
siswa menjawab pertanyaan atau mengsisi titik-titik pada buku paket yang ada pada
masing-masing siswa. Seterusnya guru memerintahkan siswa untuk membuat latihan
pada buku latihan secara tertulis. Menurut pengamatan tim peneliti teknik seperti inilah
yang mendominasi PBM sehari-hari. Teknik yang kaku dan kurang variasi ini walaupun
ada hasilnya terutama untuk mencapai target kurikulum, tetapi belum begitu tepat untuk
membuat para siswa tertarik dan mau belajar. Bahkan sebagian siswa ada yang telah
membuat terlebih dahulu latihan di rumah atau meniru pelajaran kawannya yang telah
siap karena karen