EDUKASI PEMAKAIAN PLASTIK SEBAGAI KEMASAN MAKANAN DAN MINUMAN SERTA RISIKONYA TERHADAP KESEHATAN PADA KOMUNITAS DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG, PADANG Cimi Ilmiawati 1) , Mohamad Reza 2) , Rahmatini 3) , Erlina Rustam 3)

Logista
Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

Juni 2017, Vol 1(1): 20-28
ISSN: 2579-6283

EDUKASI PEMAKAIAN PLASTIK SEBAGAI KEMASAN MAKANAN DAN
MINUMAN SERTA RISIKONYA TERHADAP KESEHATAN PADA KOMUNITAS
DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG, PADANG
Cimi Ilmiawati1), Mohamad Reza2), Rahmatini3), Erlina Rustam3)
1)

Divisi Toksikologi Lingkungan, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas,
email: ilmiawati@fk.unand.ac.id
2)
Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas
3)
Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

ABSTRAK
Paparan terhadap zat tambahan pada plastik (plasticizers) berdampak luas terhadap

kesehatan, khususnya pada janin dan anak. Plastik digunakan secara luas sebagai kemasan
makanan dan minuman. Mengetahui bagaimana memilih dan menggunakan jenis plastik
yang tepat yang akan berkontak dengan makanan penting untuk menghindari risiko paparan
bahan kimia berbahaya pada plastik. Program pengabdian ini bertujuan untuk melakukan
diseminasi temuan ilmiah terkini mengenai dampak plasticizers terhadap kesehatan melalui
program edukasi masyarakat yang ditargetkan pada pemuka masyarakat di Kecamatan
Bungus Teluk Kabung, Padang. Edukasi disampaikan dalam bahasa lokal dan diikuti
dengan diskusi bebas dengan peserta. Dampak program dinilai menggunakan kuesioner pradan pasca-intervensi. Analisis respon pra-intervensi menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta tidak mengetahui cara menggunakan plastik yang benar sebagai kemasan makanan
dan minuman dan tidak mengetahui klasifikasi plastik. Namun, sebagian besar setuju bahwa
penggunaan plastik harus dibatasi dalam pemrosesan makanan dan usia anak rentan
terhadap bahaya plasticizers. Analisis pasca-intervensi menunjukkan terjadinya perubahan
respon peserta. Disimpulkan bahwa program edukasi ini secara efektif memodifikasi sikap
dan pengetahuan peserta mengenai risiko penggunaan plastik dalam pemrosesan dan
kemasan produk makanan dan minuman.
Kata Kunci: edukasi, kesehatan, makanan, minuman, plastik
ABSTRACT
Environmental exposure to plasticizers has a wide health impact, particularly to the fetus and
children. Plastics are widely used as food wrapping and beverage container. Knowing how to


choose and to use the right kind of plastics for contact with foods and drinks is important to
safeguard against the health-risks imposed by chemicals in plastics. Our objective was to
disseminate scientific findings on the health impact of plasticizers through a community
education program targeting key persons in the District of Bungus Teluk Kabung, Padang.
Educational material was presented in local language, followed by a free-flow discussion
with participants. We assessed the impact of the program by using pre- and postintervention questionnaire. Analysis of pre-intervention responses showed that most
participants did not know how to correctly use plastics as foods and drinks container and
had no knowledge on the classification of plastics. However, most agreed that the use of
plastics for food processing should be limited and that children are susceptible to the
harmful effects of plasticizers. Post-intervention analysis showed a shift in participants’
responses. In conclusion, our program effectively modifies participants’ knowledge on the
health risk imposed by using plastics in processing and keeping consumable products.
Keywords: education, health, food, drink, plastics
PENDAHULUAN
Pemakaian plastik sebagai kemasan
makanan dan minuman tidak dapat dihindari

dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Plastik merupakan bahan polimer sintetis


Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

Vol 1 (1): 20-28

yang murah dan mudah didapat serta sangat

terjadinya perubahan ke arah keganasan

praktis

seperti kanker payudara.

dalam

penggunaannya.

Namun

demikian, dalam proses produksi plastik


Plastik sebagai kemasan makanan dan

berbagai zat yang secara umum disebut

minuman merupakan sumber utama paparan

plasticizers ditambahkan untuk mendapatkan

BPA dan phthalate pada populasi umum.

karakter plastik yang diinginkan seperti

Sebagai negara berkembang dengan tingkat

bening, kuat, rentang toleransi suhu yang

konsumsi masyarakat yang terus meningkat,

lebar dan fleksibel. Bahan yang tergolong


masyarakat Indonesia pastilah terpapar pada

plasticizers ini diantaranya adalah berbagai

kedua senyawa ini. Selain makanan dan

senyawa

pada

minuman kemasan dari pabrik, pemakaian

pembuatan plastik jenis polyvinyl chloride

plastik sehari-hari dalam proses pengolahan

(PVC). Senyawa phthalate dapat mengalami

dan sebagai wadah makanan juga berperan


leaching atau terbebas dari plastik dan

dalam paparan BPA dan phthalate. Sebagai

menguap

itu,

contoh, maraknya plastik impor berharga

bisphenol-A (BPA), yang digunakan untuk

murah dalam bentuk perkakas dapur seperti

pembuatan plastik jenis polikarbonat juga

papan iris, sendok, piring, cangkir, panci,

telah diidentifikasi dapat terlepas dari plastik


teko, dan lain sebagainya, dengan kualitas

dan mencemari makanan dan minuman.

yang diragukan dan komposisi kimia yang

phthalate

dengan

yang

dipakai

mudah.

Selain

Dalam dekade terakhir ini, banyak


tidak bisa diverifikasi. Di samping itu,

penelitian in vitro, penelitian pada hewan,

penulis

maupun penelitian epidemiologi di Asia,

masyarakat menggunakan plastik sebagai

Eropa dan Amerika yang menunjukkkan

wadah gorengan dan cetakan makanan

bahwa

phthalate

(seperti lontong dan kue-kue) yang diolah


merupakan bahan kimia yang berpotensi

dengan suhu tinggi. Pemilihan jenis plastik

menimbulkan gangguan sistem endokrin

yang relatif aman untuk wadah makanan dan

(hormon)

BPA

atau

dan

senyawa

kebiasaan


sebagai

cara pemakaian wadah plastik yang benar

chemicals

(EDC).

akan meminimalkan paparan terhadap BPA,
phthalate, dan senyawa berbahaya lainnya.

Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa

Dampak paparan terhadap BPA dan

terjadi feminisasi pada hewan jantan yang
terpapar EDC.

adanya


juga

disebut

endocrine-disrupting

mengamati

Selain itu,

menurunnya

phthalate

bersifat

kronis

sehingga

jumlah dan kualitas sperma saat pubertas

masyarakat tidak bisa melihat keterkaitan

pada remaja di Eropa juga ditemukan

langsung antara kebiasaan menggunakan

berhubungan positif dengan paparan terhadap

plastik yang salah dan gangguan kesehatan.

EDC. EDC juga diduga berperan pada

Luasnya pemakaian plastik oleh masyarakat
21

Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

Vol 1 (1): 20-28

akan berdampak pada kualitas kesehatan

BPA untuk berinteraksi dengan proses lain

masyarakat di masa depan. Oleh karena itu,

dalam tubuh. BPA yang tidak terkonyugasi

untuk mengubah perilaku masyarakat dalam

(fraksi BPA bebas) akan dikonversi menjadi

pemilihan dan pemakaian plastik sehari-hari

metabolit lain, terutama BPA-sulfat, dan aktif

diperlukan

secara biologis [4].

wadah

edukasi

program

masyarakat
pengabdian

melalui

Penelitian in vitro menunjukkan bahwa

kepada

BPA berinteraksi dengan reseptor estrogen,

masyarakat.
BPA merupakan bahan kimia industri

memiliki aktifitas antagonis reseptor hormon

yang diproduksi dalam jumlah besar untuk

tiroid, dan target seluler lainnya, serta

digunakan dalam pembuatan polikarbonat,

berlaku sebagai antagonis reseptor androgen.

PVC dan produk plastik lainnya serta pelapis

BPA juga menghambat aktifitas aromatase,

kaleng makanan berbasis resin epoksi [1].

enzim yang mengubah testosteron menjadi

Berbagai kemasan makanan dari plastik dan

estradiol [5].

kaleng yang berada di pasaran mengandung

Penelitian pada hewan yang terpapar

BPA. Di Amerika Serikat, kadar BPA urin

BPA pada dosis rendah, yang menyerupai

dapat dideteksi pada lebih dari 90% populasi

tingkat paparan pada manusia, menunjukkan

[2].

terjadinya perubahan neural dan perilaku, lesi

Konsumsi

makanan dan minuman

kemasan merupakan rute utama paparan

prekanker

pada

kelenjar

prostat

dan

terhadap BPA [3]. BPA dapat berpindah dari

payudara,

terganggunya

kontainer berbahan polikarbonat ke dalam

prostat dan saluran kemih, dan onset pubertas

cairan atau makanan. Pada suhu yang tinggi

dini pada hewan betina [4].

perkembangan

Penelitian pada manusia menunjukkan

perpindahan BPA akan berlangsung lebih

adanya korelasi positif antara konsentrasi

banyak (4).
BPA dapat dideteksi dalam darah wanita

BPA urin dan prevalensi diabetes, penyakit

hamil, cairan amnion, jaringan plasenta, dan

jantung, dan toksisitas pada hati [6, 7].

tali pusat yang menunjukkan terjadinya

Penelitian longitudinal pada wanita Afro-

paparan pada janin. Setelah masuk ke dalam

Amerika dan Dominika juga menunjukkan

tubuh lewat saluran cerna, BPA dengan cepat

adanya korelasi antara paparan BPA sewaktu

berikatan dengan asam glukuronat menjadi

dalam kandungan dengan perkembangan

BPA-glukuronida.

perilaku pada anak [8].

Proses

ini

disebut

Senyawa phthalate yang disebut di-

glukuronidasi yang dilakukan oleh enzim di

(DEHP)

diproduksi

hati. Proses glukuronidasi membuat BPA

2ethylhexyl-phthalate

lebih larut air sehingga dapat dieliminasi

dalam jumlah tinggi dan merupakan 20%

melalui urin dan meminimalisir kemampuan

hingga 40% dari volume plastik PVC yang
22

Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

Vol 1 (1): 20-28

dihasilkan [9]. Oleh karena itu, sebagai

bayi terhadap cairan dan asam lemak

pengguna

plastik

ekstensif

terhadap

terpapar

secara

(sehingga terpapar pada phthalate dalam air

plasticizers

yang

susu ibu). Penelitian pada hewan dewasa

diproduksi dalam volume besar ini. Senyawa

menunjukkan bahwa pada paparan senyawa

phthalate tidak berikatan secara kovalen pada

phthalate secara oral toksisitas utama terjadi

matriks

pada organ hati, ginjal, tiroid, dan testis

plastik,

kita

mudah

menguap

dan

terkonsentrasi pada ruang tertutup, serta
dapat

terlepas

jika

berkontak

berupa perubahan ke arah keganasan [9].

dengan

Pada manusia, populasi yang rentan

senyawa lipofilik [10]. Dengan kata lain,

terhadap efek toksik dari senyawa phthalate

phthalate pada kemasan makanan dapat

adalah wanita hamil, bayi, dan anak.

terlepas jika makanan mengandung minyak.

Phthalate

Rute paparan senyawa phthalate yang utama

dengan efek gangguan endokrin (endocrine

adalah melalui makanan, kemudian diikuti

disrupting

oleh paparan melalui inhalasi udara dalam

endokrin dapat terjadi pada proses produksi,

ruang dan paparan lewat air minum, serta

sekresi,

kontak dengan kulit [11].

reseptor, mediasi efek, dan ekskresi hormon

diduga

sebagai

bahan

chemical/EDC).

transportasi,

kimia

Gangguan

metabolism,

ikatan

Sebagai plasticizer utama pada plastik

alami yang mengatur proses perkembangan

jenis PVC, senyawa phthalate DEHP yang

dan mempertahankan keadaan endokrin yang

masuk ke saluran cerna akan diubah oleh

setimbang dalam tubuh [12].

enzim lipase pankreas menjadi metabolit
yang

dengan kuat dan konsisten bahwa paparan

bersifat toksik. Enzim glukuronidase di hati

phthalate meningkatkan risiko alergi dan

akan mengubah MEHP menjadi senyawa

asma, berdampak negatif pada perkembangan

yang larut air sehingga dapat diekskresi

saraf anak, mengurangi maskulinitas pada

melalui urin [9].

anak laki-laki, dan gangguan hiperaktifitas

mono-ethylhexyl-phthalate

(MEHP)

Penelitian epidemiologi menunjukkan

Penelitian pada hewan menunjukkan
bahwa

senyawa

phthalate

dengan defisit atensi. Selain itu, paparan

bersifat

phthalate

juga

berhubungan

dengan

karsinogenik, menyebabkan kematian pada

menurunnya kualitas sperma, mempengaruhi

janin, malformasi, dan toksik terhadap sistem

kadar hormon reproduksi, jarak anogenitalia,

reproduksi, terutama pada usia imatur seperti

dan fungsi kelenjar tiroid [13].

janin dan neonatus. Hal ini disebabkan

Berdasarkan luasnya dampak plasticizers

senyawa phthalate dapat melintasi plasenta

terhadap kesehatan dan luasnya pemakaian

dan air susu, belum berfungsinya enzim

plastik dalam pengolahan dan kemasan

glukuronidase hati, dan tingginya kebutuhan

makanan oleh masyarakat, maka penulis
23

Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

merasa
informasi

perlu

melakukan

berupa

diseminasi

edukasi

Vol 1 (1): 20-28

kuesioner yang terdiri atas 10 pernyataan

mengenai

dan

respon

partisipan

dinilai

pengenalan dan pemilihan jenis plastik,

menggunakan skala Likert. Kuesioner

pemakaian plastik yang benar, dan risiko

diberikan sebelum penyuluhan untuk

pemakaian plastik sebagai kemasan makanan

menilai pengetahuan awal partisipan dan

dan minuman terhadap kesehatan pada

diakhir

komunitas di Kecamatan Bungus Teluk

efektifitas

Kabung, Kota Padang.

pengetahuan

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

menggunakan

1. Populasi target.

(Microsoft

Powerpoint™)

disertai

Komunitas di Kecamatan Bungus Teluk

demonstrasi

berbagai

plastik.

Kabung, Kota Padang, diundang secara

Panduan cerdas mengenai pemilihan

sukarela melalui Kantor Kecamatan

plastik yang aman untuk penggunaan

untuk hadir dalam edukasi. Target

yang berkontak dengan makanan dan

kehadiran diharapkan sekitar 30 orang.

minuman

2. Rancangan booklet panduan.

penyuluhan
edukasi

untuk
dalam

partisipan.
alat

menilai
perolehan

Penyuluhan

bantu

diberikan

jenis

visual

pada

setiap

partisipan diakhir penyuluhan.

Booklet mini panduan cerdas pemilihan

HASIL DAN PEMBAHASAN

plastik yang diterbitkan oleh Institut

Penyuluhan kesehatan masyarakat ini

Pertanian dan Kebijakan Perdagangan

dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2014 di

AS tahun 2008 (14) diterjemahkan ke

aula

dalam bahasa Indonesia oleh penulis dan

Kantor Kecamatan Bungus

Teluk

Kabung, Padang. Partisipan yang hadir

konten booklet akan diadaptasi sesuai

merupakan tokoh masyarakat di kecamatan

kondisi di Indonesia. Booklet dilaminasi

seperti lurah, ulama, bidan, dan tokoh

setiap lembarnya sehingga tahan lama

pemuda setempat. Kehadiran para tokoh

dan

menggantung

masyarakat sebagai partisipan diharapkan

booklet tersebut untuk referensi cepat,

memiliki efek gelombang (ripple effect)

misalnya di dapur.

terhadap masyarakat yang lebih luas.

partisipan

dapat

3. Metode edukasi dan evaluasi.

Terdapat

17

orang

partisipan

dan

Untuk menilai pengetahuan partisipan

semuanya

dalam memilih dan menggunakan wadah

penyuluhan.

dan

risiko

berguna untuk melihat pengetahuan awal

kesehatan terkait penggunaan plastik

partisipan mengenai penggunaan plastik dan

yang tidak tepat sebagai wadah dan

risiko kesehatan yang terkait. Distribusi

kemasan makanan, penulis merancang

respon

kemasan

plastik

serta

24

pada

mengisi
Kuesioner

kuesioner

kuesioner

pra-

pra-penyuluhan

pra-penyuluhan

Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

Vol 1 (1): 20-28

disajikan pada Tabel 1. Kolom yang diberi

perolehan

bayangan menunjukkan respon terbanyak

penggunaan plastik yang benar, jenis-jenis

untuk tiap poin pernyataan. Pada Tabel 1

plastik

dapat dilihat bahwa sebagian besar partisipan

makanan, serta risiko kesehatan terkait

tidak setuju menggunakan plastik untuk

penggunaan plastik. Sebagai catatan, hanya

makanan

15 partisipan yang mengisi kuesioner pasca-

dan

minuman

yang

panas,

pengetahuan

yang

dapat

mengenai

digunakan

untuk

penyuluhan.

walaupun sebagian besar tidak mengetahui

Perlu dijelaskan bahwa pada 10 poin

jenis-jenis plastik yang dapat digunakan
untuk makanan dan risiko kesehatan terkait

pernyataan terdapat satu

penggunaan plastik yang tidak benar. Namun

senyawa berbahaya yang dilepaskan pada

demikian, sebagian besar partisipan sangat

pembakaran plastik. Meskipun tidak terkait

setuju bahwa bahan kaca dan logam lebih

penggunaan plastik pada makanan secara

aman untuk mengolah makanan dibanding

langsung, penulis merasa perlu memasukkan

plastik dan sebagian besar setuju bahwa

poin ini karena beberapa alasan. Pertama,

pemakaian

penggunaan kemasan plastik untuk makanan

plastik

untuk

pengolahan

makanan sebaiknya dikurangi.

berdampak

Sebagian

pada

poin mengenai

meningkatnya

sampah

besar partisipan juga setuju bahwa janin dan

inorganik rumah tangga. Kedua, pengamatan

bayi rentan mengalami risiko kesehatan

di

akibat paparan plasticizers.

masyarakat membakar sampah plastik di

Evaluasi

efektifitas

lapangan

lingkungan

penyuluhan

menunjukkan

rumah.

Diharapkan

kebiasaan

dengan

dilakukan dengan memberikan kuesioner

penyuluhan ini masyarakat dapat memilih

pasca-penyuluhan dan hasilnya dapat dilihat

dan membatasi penggunaan plastik untuk

pada Tabel 2.

makanan

Dari Tabel 2 dapat dilihat

dan

secara

tidak

langsung

bahwa pasca penyuluhan terjadi perubahan

mengurangi volume sampah plastik dan

respon

pembakarannya.

partisipan

yang

menunjukkan

25

Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

26

Vol 1 (1): 20-28

Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

the Evaluation of Risks to Human
Reproduction (NTP-CERHR). 2008.
Monograph on bisphenol-A. U.S.
Department of Health and Human
Service.
5. Vandenberg
LN,
Maffini
MV,
Sonnenschein C, Rubin BS, Soto AM.
2009. Bisphenol-A and the great divide:
A Review of controversies in the field of
endocrine disruption. Endocrine Review.
30(1):75-95.
6. Lang IA, Galloway TS, Scarlett A,
Henley WE, Depledge M, Wallace RB,
Melzer D. 2008. Association of urinary
bisphenol A concentration with medical
disorders and laboratory abnormalities in
adults. Journal of the American Medical
Association. 300:1303-1310.
7. Melzer D, Rice NE, Lewis C, Henley
WE, Galloway TS. 2010. Association of
urinary bisphenol A concentration with
heart disease: Evidence from NHANES
2003/06. PLoS ONE. 5(1):e8673-e8673.
8. Perera F, Vishnevetsky J, Herbstman JB,
Calafat AM, Xiong W, Rauh V, Wang S.
2012. Prenatal bisphenol A exposure and
child behavior in an inner-city cohort.
Environmental Health Perspective.
120(8):1190-1194.
9. Shea KM, Committee on Environmental
Health. 2003. Pediatric exposure and
potential
toxicity
of
phthalate
plasticizers. Pediatrics. 111:1467-1474.
10. Staples CA, Peterson DR, Parkerton TF,
Adams WJ. 1997. The environmental
fate of phthalate esters: a literature
review. Chemosphere. 35:667-749.
11. Meek ME, Chan PKL. 1994. Bis(2ethylhexyl)phthalate: evaluation of risks
to health from environmental exposure
in Canada. Environmental Carcinogens
and Ecotoxicology Review. C12:179194.
12. Kavlock RJ, Daston GP, DeRosa C,
Fenner-Crisp P, Gray LE, et al. 1996.
Research needs for the risk assessment
of health and environmental effects of
endocrine disruptors: A report of the US
EPA-sponsored
workshop.
Environmental Health Perspective.
104:715-740.
13. Jurewicz J, Hanke W. 2011. Exposure to

KESIMPULAN
Edukasi
memodifikasi
mengenai

yang

dilakukan

pengetahuan

penggunaan

berhasil
partisipan

plastik

sebagai

kemasan makanan dan risiko kesehatan
terkait penggunaan plastik yang tidak tepat.
Diharapkan partisipan dapat meneruskan
diseminasi pengetahuan ini pada populasi
yang lebih luas dengan menggunakan buku
panduan yang diberikan sebagai rujukan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis

menyampaikan

terimakasih

kepada Bapak Imral Fauzi, selaku Camat
Bungus Teluk Kabung, beserta jajarannya,
yang telah memfasilitasi tim kami sehingga
pengabdian

dapat

berlangsung

Vol 1 (1): 20-28

dengan

lancar dan tepat sasaran. Pengabdian ini
terlaksana dengan dukungan dana DIPA FK
Universitas Andalas tahun 2014.
REFERENSI
1. Schecter A, Malik N, HAffner D, Smith
S, Harris TR, Paepke O, et al. 2010.
Bisphenol A (BPA) in U.S. Food.
Environmental Science and Technology.
44:9425-9430.
2. Calafat AM, Ye X, Wong LY, Reidy JA,
Needham LL. 2008. Exposure of the
U.S. population to bisphenol A and 4tertiary-octylphenol:
2003-2004.
Environmental Health Perspective.
116:39-44.
3. Rudel RA, Gray JM, Engel CL,
Rawsthorne TW, Dodson RE, Ackerman
JM, Rizzo J, Nudelman JL, Brody JG.
2011. Food packaging and bisphenol A
and bis(2-ethyhexyl) phthalate exposure:
Findings from a dietary intervention.
Environmental Health Perspective.
119:914-920.
4. National Toxicology Program-Center for
27

Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat

phthalates: Reproductive outcomes and
children health. International Journal of
Occupational
Medicine
and
Environmental Health. 24 (2):115-141.
14. Institute for Agriculture and Trade
Policy (IATP). 2008. Smart plastics
guide - Healthier food uses of plastics.
http://www.iatp.org/documents/smartplastics-guide Diakses tanggal 20 April
2014.

28

Vol 1 (1): 20-28