DIPLOMASI EKONOMI REPUBLIK RAKYAT CHINA DI ASEAN PADA MASA XI JINPING

  

DIPLOMASI EKONOMI REPUBLIK RAKYAT CHINA

DI ASEAN PADA MASA XI JINPING

[1] Imron Syaifullah

  

Abstract

This background of this research is based on the phenomenon of the growing

influence of the Republic of China in ASEAN, especially in the economic field. In the reign of

  

Xi Jinping, Republic of China is getting closer to ASEAN, a mid market developments and

business opportunities in ASEAN. Republic of China to approach the member countries of

ASEAN in implementing soft power diplomacy, including with China's economic diplomacy

in ASEAN. China Economic Diplomacy in ASEAN are the main topics that will be examined

in this study. This research used a qualitative approach and a descriptive analysis. Data

collection uses literature study, while data analysis uses qualitative data analysis which is

consisted of multiple steps, those are data collection, categorization, data display, and

verification. The conceptual framework uses in this research departs from hegemonic,

spehere of influence and economic diplomacy.

  The results of this study is that the Republic of China to implement its economic

diplomacy towards ASEAN countries through almost all sectors, such as trade, investment,

and exports and imports. Trade and investment priorities of economic diplomacy Republic of

China in ASEAN. Republic of China use lies adjacent to the ASEAN countries for the interest

in the Southeast Asian region. Implementation of economic diplomacy in ASEAN reflects the

strategic policy administration Xi Jinping to the strengthening of the economic power of the

Republic of China. [1] Keywords: Republic of China, Economic Diplomacy, ASEAN, hegemonic

   Mahasiswa S1 Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pendahuluan Republik Rakyat China (RRC), saat ini merupakan salah satu negara terbesar di dunia.

  China dulu memainkan hard power dalam membina politik luar negerinya dengan negara- negara di kawasan Asia Tenggara, China membantu pergerakan komunis dengan jenis bantuan persenjataan. Setelah perang dingin, terjadi pergeseran strategi diplomasi China, yaitu dari hard power menjadi soft power, terutama di negara-negara kawasan Asia

  1 Tenggara. Berkembangnya pengaruh China di Asia Tenggara salah satunya disebabkan oleh

diakses 25 Juli 2016 peluang yang diciptakan oleh kekakuan Amerika Serikat dalam diplomasinya. Amerika Serikat begitu lamban dalam merespon krisis ekonomi Asia tahun 1997. China akhirnya mampu mengambil pengaruh Amerika Serikat di Asia Tenggara dengan menggunakan soft

  2 power yang kebanyakan dengan diplomasi ekonomi melalui investasi.

  Dibandingkan dengan Amerika Serikat yang menerapkan banyak syarat untuk

  3

  bantuannya, China begitu longgar dalam tawar-menawar bantuan. China tidak peduli dengan urusan dalam negeri negara yang diberikan bantuan. Ini yang disebut oleh China sebagai strategi win-win relations. China bersedia mendengar keinginan negara-negara lain. Hal ini tentunya lebih disukai negara-negara Asia Tenggara yang banyak bermasalah dalam demokrasi dan HAM. Eksistensi soft power China di negara-negara kawasan Asia Tenggara

  4

  begitu nyata. Thailand yang jelas-jelas sebelumnya sekutu Amerika Serikat malah berbalik ke China. Buktinya negara pertama yang dikunjungi PM Thaksin setelah pengangkatannya

  5

  adalah China. Hubungan perdagangan China dan negara-negara di Asia Tenggara telah terjalin sejak abad ketiga sebe lum Masehi,yakni dengan adanya ―jalursutra‖ yang menghubungkan Asia Tenggara dan garis pantai tenggara China. Perdagangan ini kemudian berlanjut sampai masamodern. Setelah Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berdiri tahun 1967, hubungan antara China dan negara-negara Asia Tenggara berlanjut dan hubungan ini menempati posisi penting dalam hubungan negara-negara di AsiaPasifik.

  Hubungan China dan Asia Tenggara dalam bidang ekonomi, politik, dan strategi telah bertransformasi karena pertumbuhan ekonomi yang tak terduga, krisis finansial, dan

  6 perubahan-perubahan politik yangterjadi.

  Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, perekonomian ASEAN mengalami Pertumbuhan yang cukup mengejutkan dalam empat puluh tahun terakhir. Pendapatan perkapita negara anggota ASEAN telah meningkat sebanyak lima kali lipat dalam empat

  7

  dekade. Adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di ASEAN tidak membuat perekonomian kawasan ini terlepas dari masalah. Pada akhir tahun 1990an perekonomian kawasan ini dihantam oleh krisis finansial. Krisis financial ini tidak saja memukul ekonomi ASEAN namun juga negara-negara Asia Timur seperti Jepang, China, dan Korea walaupun dampak yang ditimbulkan dari krisis lebih buruk pada satu negara dibandingkan yang lainnya. Dari pengalaman ini kita dapat melihat bagaimana ASEAN dan China sedikit banyak berbagi nasib yang sama dalam era regionalisme dan globalisasi. Dilihat dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan China dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir memang terlihat lebih menjanjikan dibandingkan ASEAN. Reformasi ekonomi China dimulai pada tahun 1978 yang dicetuskan oleh mantan pemimpin Partai Komunis 2 China kalaitu, DengXiaoping.

  Economicand Commercial Counsellor'sOffice, Embassyof P.R.China,Bilateral Economic and Trade 3 Cooperation (Maret: 2009) Ibid. 5 di akses 25 Juli 2016 6 Ibid.

  Ho Khai Leong and Samuel C.Y. Ku,Ed.,China and Southeast Asia: Global Changes and Regional Challenges 7 . (Institute of SoutheastAsian Studies:2005),hlm. x Ibid.

  China telah bertransformasi dari sebuah Negara dengan system perekonomian tertutup menjadi sebuah Negara dengan sistem ekonomi terbuka yang berorientasi padapasar dengan pertumbuhan sektor swasta yang cepat dan telah menjadi pemain utama dalam perekonomian global. Reformasi yang dimulai sekitar tiga puluh tahun ini bermula dari system ekonomi berbasis pertanian menjadi sistem liberalisasi harga, desentralisasifiskal, meningkat dan bertumbuhnya badan usaha milik negara, sistem perbankan yang mengacu pada sistem ekonomi liberal, dan pemaparan diri China terhadap perdagangan dan investasi asing. Menurut data terakhir, penanaman modal asing (FDI

  —Foreign Direct Investment)

  8 China hampir mencapai US$108 milyar pada tahun 2008.

  Sebagai realisasi dari konsepsi baru kebijakan luar negeri China terhadap negara- negara di kawasan Asia Tenggara, China menjadikan dekade abad ke-20 sebagai dekade

  9

  pembinaan hubungan yang baik dengan ASEAN. Sepanjang periode ini, China menandatangani dokumen bilateral maupun kolektif dengan ASEAN. Lebih spesifik lagi mengenai kerjasama China dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara khususnya negara-negara anggota ASEAN. Secara tradisional, China memang selalu melahirkan kecurigaan di kawasan Asia Tenggara karena faktor sejarah politik luar negerinya di masa

  

10

  lalu dan kebangkitannya sebagai negara besar. Tetapi, dalam satu setengah dekade terakhir, China berhasil mengembangkan hubungan baru dengan Asia Tenggara. Kecurigaan negara- negara Asia Tenggara terhadap China relatif menurun atau paling tidak negara-negara di kawasan Asia Tenggara sepakat bahwa China harus dilibatkan dalam perkembangan-

  11 perkembangan regionalisme/multilateralisme di kawasan Asia Tenggara.

  Perkembangan politik di Asia Tenggara saat ini telah melahirkan tantangan, tekanan, dan sekaligus peluang-peluang baru bagi China. Dalam perubahan strategis dan ekonomi

  12 Kawasan Asia Tenggara, China menunjukan sikap lebih fleksibel. China juga semakin

  menjadi aktif dalam pengembangan regionalisme ekonomi dan keamanan. Sikap ini membuat China menjadi lebih diterima di kawasan Asia Tenggara dan mempunyai posisi lebih kuat dalam persaingannya dengan kekuatan-kekuatan regional lain di kawasan Asia Tenggara.

  Secara eksternal, kepentingan ekonomi China juga memaksa untuk menerapkan politik luar negeri yang bersahabat dengan masyarakat internasional dengan ditopang oleh diplomasi yang semakin asertif untuk melindungi kepentingan strategis dan perdagangan

  13

  internasionalnya. Saat ini lima puluh persen impor China berasal dari Timur Tengah. China

  14

  hanya mempunyai 2.1% cadangan minyak dunia. Sembilan puluh persen kebutuhan minyak China di import melalui laut dan akan terus naik karena China akan mengimpor 12.7 juta

  15 8 barel/hari pada tahun 2020. Saat ini China mengimpor 6.2 juta barel/hari. Ini berarti diakses 2 September 2016 10

diakses 25 Juli 2016

11 Ibid. 12 Ibid. 13 diakses 25 Juli 2016 14 diakses 28 Juli 2016 15 Ibid.

  Ibid. ketergantungan China terhadap perairan Asia Tenggara dan Indonesia khususnya akan terus

  16 menguat.

  Secara normatif, Tujuan dari penerapan diplomasi ekonomi Republik Rakyat China di ASEAN adalah terciptanya perdamaian internasional. Perdamaian berarti memberikan kesempatan bagi perekonomian China untuk terus tumbuh dan memastikan selalu ada tempat

  17

  bagi China untuk memasarkan barang-barang mereka. China juga ingin mengurangi pengaruh Jepang dan Taiwan dalam berbisnis di Asia Tenggara, memotong jaringan bisnis

  18 Taiwan demi menegakkan One China Policy. Tujuan akhir dari akhir dari soft power

  dengan diplomasi bisnis yang dilakukan China ini adalah tentunya, mengurangi pengaruh Amerika Serikat di Asia Tenggara hingga mereka beralih ke China.

  Namun penguatan ekonomi China dengan diplomasi ekonomi juga bisa membahayakan terutama bagi cita-cita demokratisasi, gerakan antikorupsi, pelestarian lingkungan dan good governance negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Selain mengekspor bantuannya, China juga mentransfer secara bersamaan pengaruh-pengaruh buruk

  19

  bagi pelaksanaan pemerintahan yang baik. Di Myanmar selain mendukung junta militer, China menyokong perusahaan yang melakukan deforestasi besar-besaran. China juga membangun sebuah dam besar yang mengancam jutaan penduduk Indocina yang bergantung pada aliran sungai Mekong. Di Filipina ketika banyak lembaga internasional menyuarakan banyaknya korupsi dalam proyek-proyek besar di negeri tersebut, China malah menawarkan bantuan US$ 400 juta untuk pembangunan jalur kereta api tanpa transparansi dan analisis

  20 dampak lingkungan yang matang.

  Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai diplpmasi ekonomi Republik Rakyat China Di ASEAN Pada Masa Xi Jinping. Kerjasama ASEAN dengan China dibidang ekonomi cenderung mengalami peningkatan. Jumlah volume perdagangan ASEAN dengan China meningkat sebesar tiga kali lipat sejak tahun 2003 dari US$ 59,6 milyar di tahun 2006

  21

  menjadi US$ 171,1 milyar di tahun 2007. Selama kurun waktu tersebut, setiap tahun diperoleh pertumbuhan volume perdagangan sebesar rata-rata 30 persen. Kumulasi Foreign Direct Investment (FDI) dari China ke ASEAN dari tahun 2003 hingga tahun 2007 mencapai

22 US$ 3,6 milyar. ASEAN dan China telah menyelesaikan negosiasi Agreement on Trade in

  23 Goods and Services dan mulai diimplementasikan sejak Juli 2007. Perundingan untuk

  investment Agreement telah diselesaikan pada ASEAN-China Trade Negotiation Committee

  24 16 Inter-Sesional Meeting yang diselenggarakan pada 9 November 2008. 17 ASEAN Statistical Yearbook2010, hlm. 69. 18 DavidC.Kang,China Rising: Peace Order in East Asia. (ColumbiaUniversity Press:2007), hlm. 132 19 diakses 30 Juli 2016 20 Ibid. 21 Ibid. 22 diaksese 25 Juli 2016 23 Ibid. 24 diakses 25 Juli 2016 Kekuatan ekonomi Republik Rakyat China di ASEAN dengan diplomasi eknomi semakin kuat, China melihat peluang bisnis yang besar di kawasan Asia Tenggara. China mengungkapkan rencananya untuk menyediakan dana investasi sebesar US$ 10 miliar untuk

  25

  negara-negara Asia Tenggara. Negara itu juga menawarkan kredit sebesar US$ 15 miliar kepada negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Perdana Menteri China, Wen Jiabao, tadinya akan mengumumkan dana investasi tersebut dalam pertemuan ASEAN bersama China, Jepang, dan Korea Selatan yang gagal di Pattaya, Thailand. Kegagalan KTT ASEAN di Pattaya-akibat aksi unjuk rasa anti pemerintah-telah menyebabkan tertundanya kesepakatan investasi penting antara China dengan ASEAN. Kesepakatan China dengan ASEAN itu akan bisa menciptakan kawasan perdagangan bebas yang terbesar di dunia, dengan mencakup hampir 2 miliar penduduk. ASEAN didirikan Tahun 1967 antara lain untuk membendung pengaruh dari Komunis China, namun dalam perkembangannya menjadi

  26

  forum untuk meningkatkan hubungan antara negara-negara ASEAN dengan China. Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi, mengumumkan dana baru di China dalam sebuah pertemuan dengan 10 anggota ASEAN, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei, Birma, Laos, Kamboja, dan Vietnam.

  Dana investasi sebesar US$ 10 miliar itu ditujukan untuk kerja sama dalam pembangunan prasarana dan sumber daya alam, serta informasi dan komunikasi. Selama 3 hingga 5 tahun ke depan, China akan menawarkan kredit US$ 15 miliar termasuk pinjaman

  27

  lunak tertentu senilai U$ 1,7 miliar untuk bantuan bagi proyek-proyek kerja sama. China juga merencanakan bantuan khusus sebesar US$ 39,7 juta untuk Kamboja, Laos, Birma dan US$ 5 juta untuk dana kerja sama China dan ASEAN, serta sumbangan US$ 900.000 untuk

  28 ASEAN Plus 3, yang terdiri dari ASEAN dengan China, Jepang, dan Korea Selatan. China

  akan menyediakan 300.000 ton beras untuk bantuan darurat bagi cadangan beras Asia Tenggara. Menurut Yang Jiechi ―Pemikiran bagi kerja sama China dengan ASEAN adalah kedua belah pihak sebaiknya bangkit di tengah kesuraman krisis keuangan global dan melakukan upaya untuk mengubah tantangan yang tidak pernah ada sebelumnya menjadi

  29 kesempatan untuk kerja sama pragmatis yang lebih erat dan pembangunan bersama.

  Sebagai bentuk penguatan ekonomi, China memainkan peran besar dalam beberapa tahun ini dalam perekonomian Asia Tenggara yang tergantung pada ekspor

  • – sebagai pasar bagi produk dan bahan baku maupun sumber investasi. China juga berperan aktif dalam membangun jalan serta hubungan transportasi di Laos, Myanmar, dan Kamboja yang menghubungkan China bagian Selatan dengan sumber-sumber alam di Asia Tenggara. Peneliti melihat peran diplomasi bisnis Tiongkok memang semakin besar di ASEAN. Tidak ada yang gratis di dunia ini, apalagi dalam dunia politik dan ekonomi. Dalam penelitian ini,
  • 25 peneliti melihat dibalik bantuan China tersebut, ada beberapa kepentingan, antara lain : 26 diakses 25 Juli 27 2016 28 diakses 25 Juli 2015 29 Ibid.

      Ibid.

      1. China ingin negara-negara ASEAN tergantung padanya.

      2. China ingin menguasai SDA negara-negara ASEAN untuk meningkatkan kekuatan ekonominya, seperti Indonesia, terlihat dari bantuan yang dipakai adalah untuk prasarana SDA.

      3. China ingin mengurangi pengaruh Barat di kawasan ASEAN, sebagai gantinya menguatkan pengaruhnya.

      Kawasan Asia Tenggara saat ini sedang menarik perhatian para investor dunia dengan lingkungan investasi yang terbuka, kebijakan investasi yang longgar dan sumber daya manusia yang murah. Sebagai tetangga dekat, China sedang giat memperluas peluang bisnis dengan Asia Tenggara. Perundingan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA) versi eskalasi telah resmi dimulai, untuk merangsang saling investasi antara China dengan

    30 Asia Tenggara. Pada 5 tahun ke depan, investasi langsung China di luar negeri

      

    31

    diperkirakan akan menembus US$ 500 miliar.

      Diplomasi Ekonomi China di ASEAN Melalui Sektor Perdagangan Kebijakan Umum Perdagangan China

      Masuknya China ke WTO telah mendorong peningkatan perdagangan asing China ke

      32 babak yang baru dan mendorong kerjasama perdagangan antara China dan dunia.

      Keanggotaan WTO merepresentasikan perubahan mendasar pada kebijakan ekonomi China. China telah mengubah orientasi kebijakan luar negerinya dengan mengefektifkan kerjasama dengan negara-negara dan kawasan berkembang dan salah satunya adalah dengan ASEAN.

      Salah satu bukti dari keinginan China untuk mengubah sistem ekonominya terutama setelah WTO adalah dengan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan ekonomi dan perdagangan yang

      33 menunjukkan komitmen China terhadap liberalisasi perdagangan.

      Tujuan kebijakan-kebijakan perdagangan China secara umum mencerminkan reformasi ekonomi China yang didukung oleh keanggotaan China di WTO. Tujuan pertama, untuk mempercepat pembukaan ekonomi China ke dunia. Kedua, untuk mempelajari

      34

      teknologi asing dari negara lain. Ketiga, membangun perdagangan asing. Keempat, mempromosikan pembangunan ekonomi yang aman. Kelima, untuk mengeratkan sistem perdagangan multilateral. Keenam, kebijakan perdagangan China ditujukan untuk intensifikasi perjanjian perdagangan bebas secara bilateral maupun multilateral dengan mitra

      35 30 perdagangannya. Hukum ini kemudian mendasari setiap kebijakan perdagangan asing yang 31 diakses 3 Juni 2016 32 Ibid. 33 Shi Guangsheng.,hlm.iii 34 Ibid.

      TradePolicyReview: China 2006 35 (World Trade Organizationand Bernan: 2006), hlm.24 TradePolicyReview: China 2006 (World Trade Organizationand Bernan: 2006), hlm.16. ditetapkan pemerintah China. Kebijakan ini kemudian juga menjadi landasan bagi China dalam melakukan ekspansi perdagangan dan diplomasi ekonomi baik dalam tingkat bilateral, regional,maupun multilateral.

      Diplomasi ekonomi China di ASEAN mulai jelas terlihat sejak China menyadari pentingnya merangkul ASEAN dalam kerjasama perdagangan untuk mempertahankan status

      36 China di kawasan sebagai hegemon ekonomi. Ekspansi perdagangan di Asia Tenggara

      dapat menguntungkan China baik secara politik maupun ekonomi dan ini akan meningkatkan kerjasama perdagangan dengan AsiaTenggara yang telah dimulai sejak China belum menjadi anggota WTO. Dalam rangka meningkatkan hubungan ekonomi dengan ASEAN, pejabat-pejabat China membangun hubungan politik yang lebih dekat dengan ASEAN melalui diplomasi yang efektif dan sering pula diplomasi tingkat tinggi yang memperhatikan berbagai kepentingan negara anggota ASEAN. China menjalankan diplomasi yang lincah dan aktif dalam menjalin hubungan ekonomi dengan ASEAN baik secara bilateral maupun

      37 dengan ASEAN secara institusional.

      Kerjasama yang dilakukan China dengan ASEAN pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi ketakutan ASEAN akan kekuatan ekonomi China yang sangat besar. China melakukan kebijakan-kebijakan yang spesifik kepadaASEAN untuk membantu negara- negara ASEAN menyelesaikan masalah perdagangan dan investasi dan juga membantu

    38 ASEAN menjaga stabilitas finansialnya. Para pemimpin China berusaha membangun citra

      China yang dermawan melalui proposal kerjasama ekonominya. China juga berusaha meyakinkan bahwa pihaknya siap menawarkan kerjasam a yang bersifat ―menang menang‖ sehingga ASEAN lebih tenang dan percaya bahwa China yang kuat akan membantu mendorong perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan. Kerjasama ekonomi dengan ASEAN ini diantaranya mencakup ASEAN+1 (ASEAN + China) yang kemudian diantaranya melahirkan ACFTA, ASEAN+3 (ASEAN+ Jepang, Korea Selatan dan China), Kerjasama Perdagangan Bilateral dengan beberapa anggota ASEAN termasuk di dalamnya PTA dengan anggota ASEAN, East Asia Summit (ASEAN+Australia, China, India, Jepang, KoreaSelatan,

      39 dan Selandia Baru), dan Kerjasama Daerah Aliran Sungai Mekong (China + CLMV).

      Diplomasi Ekonomi China Di ASEAN Melalui Sektor Perdagangan

      China menjalankan diplomasi ekonomi di ASEAN dengan strategi-strategi yang umumnya didasarkan pada kebijakan-kebijakan pemerintah yang kemudian berdampak pada

      40 perdagangannya dengan mitra dagang terkait, yang dalam penelitian ini adalah ASEAN.

      Strategi pertama China dapat kita analisis dalam Rencana Aksi yang disusun oleh China dan ASEAN pada tahun 2003. ACFTA merupakan salah satu hasil dari kesepakatan China dan ASEAN dalam m elaksanakan ―Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis ASEAN-China untuk 36 Perdamaian dan Kesejahteraan (Plan of Action to Implement the Joint Declaration on 37 Ibid. 38 Ibid.

      TradePolicyReview: China 2008 39 (World Trade Organizationand Bernan: 2008), hlm.24. 40 Ibid.

      DavidC.Kang, China Rising: Peace, Power, and Order in East Asia. (Columbia University Press: 2007), hlm. 132

      41

      ). Deklarasi ini merupakan

      ASEAN-China Strategic Partnership for Peace and Prosperity

      rencana besar kedua pihak untuk lebih mendalami dan mengeratkan hubungan ASEAN- China yang saling menguntungkan dalam jangka waktu lima tahun yakni tahun 2005-2010. Deklarasi ini dibagi menjadi enam kategori kerjasama yang terdiri dari enam bidang dan salah satunya adalah bidang ekonomi. Kerjasama ekonomi terbagi lagi kedalam bidang pertanian, informasi, teknologi komunikasi, sumber daya manusia, investasi, Daerah Pertumbuhan China-Brunei- Indonesia-Malaysia-Filipina (BIMP-EAGA), dan kerjasamaUsahaKecil dan Menengah.

      Tren defisit perdagangan ASEAN terhadap China menyebabkan meningkatnya

      42

      dependensi perdagangan ASEAN terhadap produk China. Semakin tergantung ASEAN kepada China maka akan semakin sulit juga bagi ASEAN untuk mempertahankan independensinya dan semakin besar pula kemungkinan China mengontrol atau menyetir kebijakan perdagangan ASEAN agar sesuai dengan kepentingan nasionalnya. Pada kasus Indonesia contohnya neraca perdaganganIndonesia-China defisit di pihak Indonesia. Pada tahun2008, perdagangan keduanya mencapai US$31,5 milyar atau merepresentasikan pertumbuhan sebesar 25.7%. China mengekspor barang sebesar US$ 17,19 milyar, sedangkan Indonesia mengekspor barang sebesar US$14,33 milyar ke China. Nilai ekspor Indonesia ke China nilainya US$49,2 milyar sementara impor dari China nilainya adalah US$

      43

      52 milyar. Produk China yang menguasai pasar membuat nilai impor naik 45.9% dan berkontribusi 15% dari total impor Indonesia.

      Jika Defisisit perdgangan Indonesia terhadap ASEAN berlanjut tanpa ada perubahan berarti, akan semakin besar kemungkinan perdagangan Indonesia akan semakin bergantung dengan China. China menyadari bahwa interdependensi ekonomi tidak berarti persamaan antara negara yang saling tergantung melainkan lebih mengarah pada hubungan asimetris yang tercipta dari pola tersebut. Dalam kasus ASEAN dan China, hubungan asimetris dapat tercipta ketika China menjadi lebih dominan dibandingkan ASEAN. Diplomasi eknomi China di ASEAN mungkin bertujuan untuk menciptakan hubungan dagang yang bersifat menang sama menang, namun faktanya, ACFTA mulai terlihat lebih memihat China.

      41 42 Pambudidan Chandra,hlm.60. 43 TradePolicyReview: China 2008,Op. Cit.,hlm. 88 ASEAN Statistical Yearbook2010, hlm. 69.

      Diplomasi ekonomi China di ASEAN dalam sekror Perdagangan

      

    Kebijakan Tujuan Implementasi Hasil

    • Program EHP
    • Meredam ketakutan ASEAN atas membanjirnya produk pertanian China di ASEAN.
    • Membebaskan tarif produk pertanian ASEAN yang masuk ke China (2004-2018)
    • Lebih dari 1100 produk pertanian China – ASEAN telah dikenai tarif 0-5 %.
    • Hambatan non- tarif masih berlaku bagi produk ASEAN yang masuk ke China.
    • Memenuhi kebutuhan domestik China yang besar.
    • Memperoleh pengakuan politik ASEAN mengenai status ekonomi China sebagai ekonomi pasar
    • Mengadakan percepatan penghapusan tarif (ACTE) dengan Thailand.
    • Mengantisipasi menurunnya kontribusi sektor pertanian China yang digantikan oleh sektor manufaktur.
    • Mengadakan PTA dengan Laos, Kamboja, dan Myanmar.
    • Subsidi sektor pertanian China Untuk bersaing dengan ASEAN.

      Menigkatkan daya saing produk China di ASEAN.

    • Membidik pasar ASEAN yang memiliki daya beli rendah.
    • Rata-rata negara ASEAN mengalami neraca perdagangan yang negatif dengan China dalam perdagangan barang.
    • Produk China mengisi setiap lini pasar ASEAN
    • Mempertinggi tingkat dependensi ASEAN terhadp China.
    • Mengontrol atau menyetir kebijakan ASEAN agar sesuai dengan
    • Meningkatnya ketergantungan ASEAN terhadap produk
    kebijakan China. perdagangan China.

      Meningkatkan Menigkatkan Perjanjian- ACFTA

    • kerjasama tingkat konsumsi perjanjian diresmika perdagangan domestik China kerjasama n tahun barang dengan dengan ragam bilateral dan 2010 dan ASEAN. produk ASEAN, multilateral di masih terutama yang bawah ACFTA berlangsun memiliki

      g hingga keunggulan sekarang komparatif terhadap China.

      44 Sumber : China-ASEAN FTA Rate (Chi na’s Tariff Book2009).

      Diplomasi Ekonomi Ekonomi China di ASEAN Melalui Investasi Diplomasi Ekonomi China di ASEAN melalui Investasi Asing

      Sejak ACFTA diajukan oleh China, China menjadi salah satu negara utama sumber FDI yang masuk ke ASEAN setelah Jepang, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2009 investasi yang datang dari China ke ASEAN meningkat sebanyak 40 kali lipat sejak

      45

      tahun 2002. Meski demikian, nilai investasi China di ASEAN tidak cukup signifikan jumlahnya jika dibandingkan dengan investasi ASEAN di China. Walaupun bukan sumber FDI terpenting di China, beberapa negara anggota ASEAN seperti Singapura dan Vietnam adalah beberapa dari beberapa investo rterpentingbagi beberapa propinsi di China.Pemerintah China telah mengatur kebijakan investasi yang mengatur tingkat dan jenis penanaman modal asing sejak Kebijakan Pintu Terbuka. Pada awal reformasi ekonomi tahun 1978, perdagangan asing China hanya menyumbang 10% terhadap PDB dan kalaitu China belum

      46 44 melakukan penanaman modal diluar negeri dan tidak menerima investasi asing. Pada tahun China-ASEAN FTA Rate (Chi na’s Tariff Book2009). Diaksesdari: 45

      Trade Policy Review: China 2008 46 ,Op. Cit.,hlm. 88 Calla Wiemer and Heping Cao,Ed.Asian Economic Cooperationin the New Millennium : Ch ina’s Economic Presence. (World Scientific Publishing Co.Pte. Ltd.: 2004), hlm. 367.

      1993 peran perdagangan terhadap PDB negara meningkat menjadi 38%. Kala itu terdapat 60 juta dolar modal asing tertanam dilebih dari 70.000 perusahaan di China dan China segera

      47 menjadi negara dengan FDI terbesar diantara negara berkembang lainnya.

      SetelahChinamenjadi anggota WTO beberapa regulasi diperkenalkan untuk meliberalisasi FDI dan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih mudah diprediksi yang didasarkan kepada hukum danperaturan. Keanggotaan China di WTO diharapkan dapat menghasilkan yang positif bagi hubungan perdagangan dan investasi antara China dan

      spill-overeffect ASEAN.

      Salah satu indikasi berkembangnya diplomasi ekonomil China di ASEAN adalah dengan menjadikan dirinya penanam maupun penarik FDI di dan dari ASEAN serta

      48 bagaimana China memanfaatkan ACFTA untuk melancarkan kepentingannya di kawasan.

      Aktor utama dalam misi ini adalah negara dan pihak swasta. Pihak swasta dari China berperan sebagai sumber FDI yang datang ke ASEAN dan pihak swasta ASEAN berperan sebagai penanam modal di China. Negara memiliki kapasitas sebagai pendukung, regulator dan pengambil keputusan-keputusan penting terkait dengan kebijakan yang menyangkut

    49 FDI. Di dalam negeri, pemerintah mengatur segala bentuk FDI yang masuk dan keluar serta

      memastikan kondisi dan lingkungan bisnis yang mendukung dan mampu menarik FDI dengan negara mitra dagang, yang dalam kasus ini adalah ASEAN. Pihak swasta penanam modal yang datang dari China maupun ASEAN mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah China berupa bantuan finansial ataupun yang datang dalam bentuk jaminan

      50

      lingkungan bisnis yang mendukung dan memadai. Diplomasi China terhadap ASEAN dalam sektor investasi memiliki beberapa tujuan dasar. Pertama, ACFTA diharapkan dapat meningkatkan investasi China di ASEAN yang sebenarnya juga memiliki beberapa keuntungan komparatif bagi China seperti sumber daya alam, energi serta upah buruh yang bahkan lebih rendah dibandingkan dengan upah buruh di beberapa propinsi di China. Kedua, sektor swasta China akan diuntungkan dengan adanya kerjasama ACFTA di bidang investasi yang memberikan kebijakan preferensial khusus sehingga mendorong mereka berinvestasi di ASEAN. Ketiga,China ingin menarik lebih banyak lagi investasi yang datang dari ASEAN. Keempat, ACFTA sebagai sebuah kerjasama perdagangan bebas diharapkan dapat menarik lebih banyak lagi investasi ke China dari mitra dagang asing diluar ASEAN.

      Strategi dan Tujuan China dalam Investasi ke ASEAN

      51 China saat ini telah menjadi salah satu negara penerima investasi terbesar di dunia.

      Strategi pemerintah China adalah dengan menarik sebanyak-banyaknya investasi masuk (IDI

      — inward direct investment) ke China untuk membangun perekonomian. Tetapi, IDI bukan satu-satunya strategi yang diterapkan China. Selain IDI, China juga aktif berperan 47 sebagai investor yang menanamkan modal di negara-negara lain yang umumnya adalah 48 Ibid.

      Economicand Commercial Counsellor'sOffice, Embassyof P.R.China,Bilateral Economic and Trade 49 Cooperation (Maret: 2009) 50 Ibid. 51 Ibid.

      ASEANStatistical Yearbook 2010,Op. Cit., hlm. 110.

      52

      negara-negara maju seperti Amerika dan UniEropa. Salah satu target investasi keluar (ODI

      —Outward Direct Investment) China di negara berkembang adalah negara-negara di

    53 Asia Tenggara. Total investasi Chinadi ASEAN adalah 2.3% dari total FDI yang masuk ke

      ASEAN. Jika dibandingkan dengan FDI yang masuk dari Jepang sebesar 14.5%, dari Uni Eropa sebesar 24.2%, dan dari Amerika Serikat sebesar 8.5%, maka China adalah sumber

    54 FDI terbesar keempat diASEAN. Angka ini memang tidak cukup signifikan jika dilihat dari

      jumlah satu tahun saja (US$1,5 milyar pada tahun 2009), tetapi akan terlihat cukup menjanjikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terutama saat China mengalami defisit investasi terhadap ASEAN pada tahun 2002 sebesar US$ -71.9 juta. Pada tahun 2010, sejak ACFTA dimulai, ODI China di ASEAN mencapai US$ 2,57 milyar.

      China menanamkan investasi terkait dengan pencarian energi di Asia Tenggara dengan cara mengerahkan SOE-SOE China yang bergerak dalam pencarian minyak seperti

      

    China Petroleum and Chemical Company (SINOPEC), China National Petroleum Company

      55

      (CNPC), dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC). Walaupun Asia Tenggara tidak memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, namun pasokan minyak dari Indonesia, Malaysia, Brunei, Vietnam, dan Filipina cukup penting sehingga negara ini tidak lepas dari diplomasi China untuk eksplorasi minyak di negara-negara tersebut. Peran signifikan pemerintah dapat dilihat dari bantuan pemerintah dalam usaha lobi-lobi politik kebeberapa negara dan dukungan modal yang sangat besar, baik berupa pinjaman ataupun pemberian modal ke tiga perusahaan minyak milik negara. Pada tanggal 14 Maret 2005 China mengajak Filipina dan Vietnam untuk menandatangani kesepakatan untuk melakukan survei untuk mencari cadangan minyak di Laut China Selatan. Dalam bidang infrastruktur China merupakan investor terbesar di Kamboja dan China juga memberikan bantuan berupa kerjasama bilateral yang berupa bantuan skala besar untuk konstruks iinfrastruktur di Vietnam, Myanmar, danLaos. Di Kamboja, perusahaan negara China juga berinvestasi besar- besaran pada sektor infrastruktur dan kebutuhandasar, contohnya adalah China Road and

      

    Bridge Corporation dan China International Waterand Electric Company. Di Vietnam,

      terdapat setidaknya 50 perusahaan China yang berinvestasi di sektor pembangkit listrik, pertambangan, besi dan baja, sepeda motor, bahan kimia, dan bahkan persenjataan. Beberapa SOE China yang berinvestasi di Vietnam adalah China Metallugircal Construction

      

    Corporation , China Ironand Steel, dan China State Construction Engineerir and Harbin

    Power .

      China melihat bahwa penanaman modal untuk membangun infrastruktur di negara- negara ASEAN, terutama yang berbatasan langsung dengan China, akan menguntungkan dalam jangka panjang karena infrastruktur yang baik akan meningkatkan perdagangan. Selain 52 itu, China juga berniat untuk membangun infrastruktur jalan dengan rute transportasi yang

      Stephen S. Roach,The NextAsia: Opportunities and Challenges forA New Globalization.(John 53 Wiley & Sons, Inc.:2009),hlm.173 China ’sDirect Investment to ASEAN CountriesReaches$2,57b‖,diakses dari 54 padatanggal 21 Agustus 2016 JunTsunekawa, TheRiseofChina: ResponsesfromSoutheastAsiaandJapan. (TheNational Institutefor 55 DefenseStudiesJapan:2009),hlm.98.

      TradePolicyReview: China 2008 ,Op. Cit.,hlm.24 menghubungkan Yunnan dan Asia Tenggara.Alasan China mendorong investasi ke ASEAN lebih karena alasan ekonomi, yakni alasan efisiensi biaya produksi. Beberapa negara anggota ASEAN menetapkan upah buruh yang bahkan lebih rendah dari China. Negara-negara CLMV menetapkan upah buruh yang lebih rendah dibandingkan China, terutama di propinsi-propinsi China yang paling maju seperti Beijing dan Shanghai. Jika China berinvestasi di negara tetangga yang jaraknya relatif dekatdan berupah lebih rendah, maka China akan dapat memotong biaya produksi dan meningkatkan efisiensi kerja. Jarak yang relatif dekat juga menjad inilai tambah AsiaTenggara karena akan memudahkan pergerakan barang dan jasa. Perbandingan ubah buruh China dengan negara-negara ASEAN

      Negara Upah Minimum Upah Maksimum China 270 RMB/bulan di Jiangxi 750 RMB/bulan di Shanghai (41.49 USD). (115.26 USD).

      Indonesia 340 IDR/bulan di Jawa 884.628 IDR/bulan di Jakarta Timur (39.44 USD). (102.6 USD)

      Laos 93.600 LAK/bulan (11.63 93.600 LAK/bulan (11.63 USD) USD)

      Vietnam 450 VND/bulan (21.6 USD) 870.000 VND/bulan di Hanoi (41.76 USD)

      Kamboja

      45 USD/bulan

      45 USD/bulan

    56 Sumber : http://www.ilo.org/

      Kesimpulan

      China saat ini telah menjadi salah satu kekuatan perekonomian terkuat didunia, Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dan stabil. Dan disisi lain peran pemerintah dalam pengambilan kebijakan sangat berperan penting dalam perkembangan ekonomi di China. Populasi penduduk China yang hampir menyebar di seluruh dunia juga merupakan salah satu faktor mereka dalam menguasai beberapa pasar di negara-negara lain didunia terutama di Asia. Sejak awal abad 21 sampai saat ini terlihat dengan jelas adanya efek yang positif dan nyata dari diplomasi ekonomi yang dilakukan China di negara-negara Asia Tenggara. China tidak setengah-setengah dalam pencapaian kepentingan nasionalnya dan menggunakan segala cara untuk menciptakan kesejahteraan bagi 1,3 milyar penduduknya. Sejak reformasi ekonomi yang dimulai Deng Xiaoping pada tahun 1978, China mulai menyadari pentingnya penggunaan jalur-jalur diplomasi untuk mengubah kemiskinan menjadi kemakmuran. China juga mulai melihat besarnya peran komunitas internasional dalam pembangunan ekonomi China. Dengan menggunakan diplomasi, China memperbaiki persepsi masyarakat internasional tentang negaranya dan mulai membangun kembali citranya sebagai negara berkembang yang mengalami kebangkitan dengan damai, dapat 56 dipercaya, dan terbuka terhadap perubahan.

       pageClass= org.ilo .legislation. work.web.ReferencePage&LinkId=18357, tangga 25 Agustus 2016

      Salah satu diplomasi terpenting yang mendorong kebangkitan China adalah diplomasi ekonomi. Diplomasi ini dimulai dengan China membuka pasarnya yang besar bagi investor yang datang. China berhasil menumbuhkan kepercayaan masyarakat internasional mengenai keuntungan berbisnis dengan China dengan menyediakan lingkungan bisnis yang prospektif, kondusif, dan visioner. Tidak hanya berhasil memenangkan kepercayaan negara-negara maju, China juga berhasil menarik negara-negara berkembang untuk berinvestasi dan melakukan berbagai kerjasama perdagangan. Dalam rangka menyukseskan pembangunan citra China yang ramah, China pun menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan yang lebih erat dan bersahabat dengan negara-negara tetangganya di Asia, yakni dengan Jepang, Korea, dan Asia Tenggara.China menyadari ketakutan ASEAN, terutama Negara anggotanya yang masuk kategori negara berkembang, dalam menghadapi persaingan dengan China. Jika ASEAN ketakutan, maka hubungan ekonominya dengan China tidak akan berjalan dengan lancar. Untuk mengatasi kecemasan ASEAN atas kebangkitan China, China pun melancarkan diplomasi ekonominya di ASEAN. Diplomasi ekonomil China di ASEAN dilakukan dengan mengajukan proposal kerjasama perdagangan bebas pada tahun 2000, menarik dan mendorong investasi dari dan ke ASEAN, dan melalui kebijakan pemerintah China terhadap perusahaan negara dan swastanya untuk berekspansi ke ASEAN. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa peran pemerintah China dalam menetapkan kebijakan diplomasi ekonomi China di ASEAN telah menjadi faktor penting dalam peningkatan kerjasama ekonomi dan perdagangan China dan ASEAN.

      

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku dan Jurnal

      Bell, Michael W, China at the Threshold of Amarket Economy, Washington DC: IMF, 1993. ChenWen,ASEAN-ChinaTradeRelations:Origins,ProgressandProspectIn ASEAN-

      China Economic Relations , Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2007.

      EllenL, Frost,

    Promise or Threat: China’s Commercial Diplomacy in Asia, 2007.

    Inayati,RatnaShofi, ASEAN-ChinaFTA:AkselerasiMenujuEastAsia Community (EAC)?, Jakarta: LIPI, 2006.

      Joshua Eisenman,

      China and the Developing World: Beijing’s Strategy for the Twenty-First Century

      , New York: M.E. Sharpe Inc, 2007. Kang,DavidC, ChinaRising:Peace,Power,andOrderinEastAsia, New York: Columbia University Press, 2007.

      Shenkar,Oded, Chinese Century: The RisingChineseEconomyandIts Impact on

      the Global Economy, the Balance of Power, and Your Job , New Jersey: Pearson Education, Inc, 2005.

      Stuart-Fox,Martin, AShortHistoryofChinaand SoutheastAsia:Tribute, Trade, and

      Influence , Australia: Allen & Unwin, 2003.

      Susilo, Taufik Adi, China Connection, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2008. Wong,John, Politik Perdagangan China di AsiaTenggara, Jakarta:Penerbit BumiAksara, 1987.

      Internet AntaraNews, RI, China setup working group to overcome ACFTA`s impact.

      overcome- acftas-impact di akses 25 Maret 2016, Surakarta. Antara News, Sinarmas Investasi Rp 10 Trilyun di China. china di akses 25 Maret 2016, Surakarta. ASEAN Official Website, Plan of Action to Implement the Joint Declaration on ASEANChina Strategic Partnership for Peace and Prosperity. diakses 27 Maret 2016, Surakarta. ASEAN Official Website, Agreement onTrade in Goods of the Framework

      Agreement on Comprehensive Economic Co-operation between the Association of Southeast Asian Nations and the People’s Republic of China. diakses 27 Maret 2016, Surakarta ASEAN Official Website, ASEAN-China Investment Agreement: Fact Sheet. Diakses 30 Maret 2016, Surakarta.

      ASEAN Official Website, ASEAN-China Free Trade Area: NotaZero- Sum

    Game diakses 30 Maret 2016, Surakarta.

    ASEAN Official Websitediakses 30 Maret 2016, Surakarta. ASEAN Official Website ASEAN-ChinaFreeTrade:JointPressStatements

      2007 diakses 30 Maret 2016 Chia Siow Yue (2004). ASEAN-China FreeTrade Area.

      diakses 20 Juli 2016, Surakart