164 PENGARUH METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA WAYANG KARTUN TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS II SDN PANDEAN LAMPER 01 SEMARANG
PENGARUH METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA WAYANG KARTUN TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS II SDN PANDEAN LAMPER 01 SEMARANG
1 A’isatul Munawaroh Kusyari 2 , Drs. Sutrisno, S.E., M.M., M.Pd , Diana Endah H, S.Pd., M.Pd 3
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), FIP Universitas PGRI Semarang
Jl. Sidodadi Timur No. 24 – Dr. Cipto Semarang, Telp. (024) 8316377
aiz.unyu77@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah nilai siswa dibawah KKM diperoleh dari 36 siswa sebanyak 9 siswa yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 68, sedangkan sisanya ada 27 siswa nilainya dibawah KKM. Hal ini juga dikarenakan proses pembelajaran guru belum maksimal menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi berbantu media wayang kartun terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas II SDN Pandean Lamper 01 Semarang?. Tujuan yang penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi berbantu media wayang kartun terhadap hasil belajar menyimak siswa kelas II SDN Pandean Lamper 01 Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bentuk Pre- Eksperimental Design dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN Pandean Lamper 01 Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Sampel yang diambil adalah seluruh siswa kelas II dengan menggunakan teknik Nonprobability sampling berbentuk sampling jenuh. Hasil analisis terhadap keterampilan menyimak siswa yang dihitung menggunakan Uji-t dengan jumlah= 36 siswa dengan rata-rata pretest =59,81 dan posttest = 77,35 diketahui berdasarkan perhitungan diperoleh t-hitung sebesar 7,15 sedangkan t-tabel 1,71 dengan db N-1= 36-1=35, dengan taraf signifikan 0,05 sebesar 1,71 karena t-hitung > t-tabel yaitu 7,15 > 1,71 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi berbantu media wayang kartun berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas II SDN Pandean Lamper 01 Semarang. Maka peneliti menyampaikan saran agar metode demonstrasi berbantu media wayang kartun tetap dapat diterapkan pada pembelajaran, karena metode ini dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Kata kunci : Metode demonstrasi, wayang kartun, keterampilan menyimak
ABSTRACT
Backgrounds encourage research this is the students under kkm obtained from 36 students as many as 9 students who were eligible a score of above criteria minimal ( kkm the 68 , while the rest is 27 students value under kkm.It is also because the learning teachers not maximum uses the learning creative and innovative.Problems this research is how the influence of a method of a demonstration with puppet cartoonsmedia of the results of study Indonesian Language to their students class IISDN Pandean Lamper 01 Semarang?.The purpose of this study is to find the influence of a method of a demonstration puppet cartoonsmedia of the results of students learn his class II SDN Pandean Lamper 01 Semarang.The kind of research this is research quantitative the form of pre-eksperimental design to a draft one-group pretest-posttest design.Population this research is all students class II SDN Pandean Lamper 01 Semarang years lessons 2016 / 2017. Samples to be taken is all students class II with using a technique nonprobability sampling shaped sampling saturated.The analysis of skill his students who calculated use of uji-t by the number of =
36 students with an average pretest = 59,81 and posttest = 77,35 known based on the calculation of obtained t-count of 7.15 while t-tabel 1,71 with db n-1 = 36-1 = 35, with the economic situation of significant 0.05 of 1,71 because t-count > t-tabel namely 7.15 > 1,71 so H0 were rejected and Ha accepted.So that it can be said that method demonstration with puppet cartoonsmedia influential of the results of study Indonesian Language to their students class II SDN Pandean Lamper 01 Semarang.Then the researcher convey suggestions to make a method of a
1 Mahasiswa 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II 1 Mahasiswa 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan masalah penting bagi bangsa, terutama bagi bangsa dan Negara yang sedang membangun.
Dalam
masalah
membangun, pendidikan
semakin
mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting. Fungsi Pendidikan Nasional sendiri sudah tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 mengenai pendidikan nasional memiliki fungsi dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku peserta didik. Hal ini diwujudkan sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia yang tidak dapat terlepas dari peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang dipengaruhi proses belajar dimana sangat bergantung pada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Namun pada kenyataannya, saat ini proses pembelajaran kurang mencapai tujuan dengan maksimal. Penggunaan teknik, metode, model, bahan ajar dan pemanfaatan media pembelajaran yang kurang ,maksimal menjadi salah satu faktor penyebab kurang tercapainya proses pembelajaran yang maksimal. Dalam hal ini, maka guru harus bisa menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, dalam pembelajaran di sini yakni
memposisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang aktif. Sedangkan inovatif dalam proses pembelajaran merupakan strategi pembelajaran yang mendorong aktivitas siswa, membuat kegiatan yang memunculkan hal-hal baru. Oleh karena itu, guru harus lebih kreatif untuk menciptakan hal-hal baru, guru harus lebih kreatif untuk menciptakan hal-hal baru berdasarkan data dan informasi yang ada. Melihat tantangan tersebut, disinilah tantangan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan juga kreatif dan inovatif, sehingga membuat siswa menyenangi suatu mata pelajaran yang diajarkan salah satunya pada pelajaran Bahasa Indonesia. Karena Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang penting untuk hidup kita. Pada dasarnya keterampilan berbahasa memiliki empat aspek yaitu ketrampilan menyimak,
ketrampilan
berbicara, ketrampilan membaca dan ketrampilan menulis. Tarigan (2008: 2) menyatakan setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya
dengan
ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka
ragam. Dari keempat keterampilan yang diajarkan di sekolah dasar, menyimak merupakan materi yang sangat penting karena keterampilan menyimak merupakan dasar atau awalan dari keterampilan lainnya, selain itu menyimak tidak hanya dapat dilakukan dengan perintah mendengarkan saja, tetapi menyimak harus dengan penuh kefokusan untuk memperoleh isi dari simakannya. Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti
pula
dapat
membantu meningkatkan keterampilan berbicara seseorang. Kegiatan menyimak dapat dijadikan sebagai sarana keterampilan berkomunikasi untuk mengungkapkan membantu meningkatkan keterampilan berbicara seseorang. Kegiatan menyimak dapat dijadikan sebagai sarana keterampilan berkomunikasi untuk mengungkapkan
siswa terhadap pelajaran akan lebih 2008:31).
berkesan secara mendalam, sehingga Berdasarkan observasi pada
membentuk pengertian dengan baik dan magang 3, ditemukan fakta bahwa
sempurna. Juga siswa dapat mengamati kualitas
dan memperhatikan pada apa yang dongeng kelas II SDN Pandean Lamper
pembelajaran
menyimak
diperlihatkan guru selama pelajaran
01 Semarang masih rendah. Pernyataan
berlangsung.
ini didukung dengan pencapaian hasil Dalam melakukan proses belajar belajar menyimak yang dilakukan oleh
bahasa Indonesia pada pembelajaran guru kepada siswa kelas II SDN
menyimak selain menggunakan metode Pandean Lamper 01 Semarang. Data
demonstrasi peran media dalam tersebut diperoleh dari 36 siswa hanya
pembelajaran menyimak juga sangat 25% sebanyak 9 siswa yang mendapat
penting terutama pada siswa. Minat dan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal
belajar siswa dapat (KKM) yaitu 68, sedangkan 75%
motivasi
ditumbuhkan dengan menggunakan sisanya ada 27 siswa nilainya dibawah
media pembelajaran yang menarik. KKM. Karena pada saat pembelajaran
Salah satu media pembelajaran tepat bahasa Indonesia sebagian besar siswa
yang dapat digunakan adalah wayang kesulitan memahami isi dongeng/cerita
kartun. Sudjana dan Rivai (2013: 190) saat kegiatan menyimak. Hal ini juga
menyatakan bahwa wayang kartun dikarenakan proses pembelajaran guru
terdiri atas suatu bentuk potongan kertas belum maksimal menggunakan model
yang diikatkan pada sebuah potongan atau metode pembelajaran yang kreatif
kertas yang diikatkan pada sebuah dan inovatif. Berdasarkan data diatas,
batang. Kesederhanaan dari pembuatan maka perbaikan pembelajaran perlu
permainannya menyebabkan dilakukan sebagai upaya meningkatkan
dan
wayang mudah diadaptasikan dalam keterampilan menyimak, mengingat
penggunaannya ditingkat pertama pada peranan menyimak dalam proses belajar
sekolah dasar. Wayang dapat digunakan berbahasa sangat besar, maka diperlukan
sebagai media pendidikan. Hal ini suatu metode yang efektif dalam
disebabkan banyak pesan yang dapat pembelajaran
dimasukkan dalam kegiatan ini. Salah pembelajaran merupakan hal yang
menyimak.
Metode
satu hal penting dalam pementasan penting dalam pembelajaran menyimak,
wayang adalah cerita. Pemilihan ini khususnya menyimak di sekolah dasar.
dengan alasan bahwa Dengan metode dan media pembelajaran
dilakukan
pembelajaran menyimak di SD bukan yang efektif, pembelajaran menyimak
hanya dapat menjawab pertanyaan dari akan mencapai tujuan yang diharapkan.
bahan materi akan tetapi lebih Berdasarkan uraian diatas, untuk
ditekankan pada proses dalam upaya mengatasi permasalahan maka peneliti
untuk memahami isi cerita dongeng akan melakukan penelitian dalam
yang akan didengar dan disimak, serta pembelajaran menyimak dengan metode
dilanjutkan dengan pencarian dan pembelajaran yang sesuai, media
makna dari proses pembelajaran yang menarik, dan kondisi
penemuan
pembelajaran tersebut, sehingga siswa kelas yang kondusif, sehingga siswa
dapat mengaplikasikan makna tersebut akan mampu menyimak dengan alur
dalam kehidupan pribadi dan social yang
runtut, adanya
keterkaitan
mereka.
pembelajaran bahasa Indonesia, dan Berdasarkan uraian tersebut, penggunaan kosa kata yang tepat.
maka peneliti tertarik untuk mengadakan Pembelajaran menyimak yang efektif
penelitian dengan judul “Pengaruh harus dengan metode salah satu dari
Metode Demonstrasi Berbantu Media beberapa metode yang salah satu nya
Wayang Kartun Terhadap Hasil Belajar adalah metode Demonstrasi. Roestiyah
Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas II (2012: 83) mengungkapkan dengan
SDN Pandean Lamper 01 Semarang”.
alami, sehingga kita perlu bekerja keras
KAJIAN PUSTAKA
untuk dapat menyimak secara efektif. Susanto
Kita dituntut untuk mendengarkan dan menyatakan
memperhatikan pesan-pesan verbal serta keterampilan yang diharapkan dimliki
non verbal pembicara. Kita juga dituntut oleh siswa dari sekolah dasar ini adalah
untuk memahami isi, maksud dan keterampilan berbahasa yang baik,
berbagai aspek lain yang sifatnya karena bahasa merupakan modal
seperti suasana hati, terpenting bagi manusia.
kompleks
kebiasaan, nilai, kepercayaan, motif, Keterampilan
sikap, dorongan, kebutuhan, dan merupakan sesuatu yang penting untuk
berabahasa
pendapat pembicara (Herry Hermawan dikuasai setiap orang. Karena setiap
orang akan saling berhubungan dengan Menyimak merupakan suatu orang lain dengan cara berkomunikasi.
faktor yang penting dalam kehidupan Dengan bahasa seseorang yang dapat
manusia, karena melalui kegiatan menyampaikan ide, perasaan, pikiran,
menyimak, kita dapat mengetahui dan informasi kepada orang lain baik
berbagai informasi yang diperlukan secara
dalam kehidupan sehari-hari. Menyimak Keterampilan
lisan maupun
tulisan.
juga dapat diartikan sebagai memahami kemampuan berbahasa mendengar,
berbahasa
meliputi
isi bahan yang disimak. Tarigan (2008: berbicara, membaca, dan menulis.
31) menyatakan bahwa “Menyimak Tarigan (2008: 2) menyatakan bahwa
dapat diartikan sebagai suatu proses keterampilan berbahasa (language arts,
mendengarkan lambing- language skills) dalam kurikulum
kegiatan
lambang lisan dengan penuh perhatian, disekolah biasanya mencakup empat
pemahaman, apresiasi, serta interprestasi segi yaitu:
untuk
memperoleh informasi,
1. Keterampilan menyimak menangkap isi atau pesan, serta
2. Keterampilan berbicara memahami makna komunikasi yang
3. Keterampilan membaca disampaikan oleh pembicara melalui
4. Keterampilan menulis ujaran”.Menyimak untuk belajar, yaitu Setiap keterampilan itu erat
menyimak dengan tujuan utama agar sekali hubungannya dengan ketiga
dapat memperoleh pengetahuan dari keterampilan lainnya dengan cara yang
bahan ujaran sang pembicara. beraneka ragam.dalam memperoleh
Kegiatan belajar mengajar guru keterampilan berbahasa, biasanya kita
harus memiliki strategi agar siswa dapat melalui suatu hubungan urutan yang
belajar secara efisien dan efektif, serta terakhir. Mula-mula pada pada masa
tercapainya tujuan pembelajaran yang kecil kita belajar menyimak bahasa
diharapkan. Biasanya untuk membantu kemudian berbicara, sesudah itu kita
proses belajar mengajar guru dibantu membaca dan menulis. Menyimak dan
dengan menggunakan metode dan media berbicara
pembelajaran. Abdul Majid (2013: 193) memasuki sekolah, sedangkan membaca
kita pelajari
sebelum
menyatakan bahwa metode adalah cara dan menulis dipelajari di sekolah.
digunakan untuk Keempat keterampilan tersebut pada
yang
mengimplementasikan rencana yang dasarnya merupakan satu kesatuan yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar disebut caturtunggal.
tujuan yang telah disusun tercapai secara Dari keempat keterampilan
optimal.
berbahasa tersebut, salah satunya yang
pembelajaran akan dijadikan sebagai bahan penelitian
Metode
(Hamdani, 2011: 80) adalah cara yang yaitu keterampilan menyimak, karena
digunakan guru untuk menyampaikan pada umumnya pengetahuan diperoleh
pelajaran kepada siswa. Metode melalui keterampilan menyimak. Herry
pembelajaran dapat diartikan sebagai Hermawan (2012: 30) menyatakan
cara yang dipergunakan oleh guru dalam bahwa menyimak tidak datang secara
mengadakan hubungan dengan siswa mengadakan hubungan dengan siswa
atau guru masih melihat juga kelemahan merupakan alat untuk menciptakan
dari metode demonstrasi. proses belajar mengajar.
Kelemahan metode Demonstrasi Metode
(Roestiyah N.K, 2008: 85) Kekurangan (Roestiyah, 2012: 83) juga merupakan
Demonstrasi
atau kelemahan dari metode demonstarsi cara mengajar dimana seorang instruktur
ialah: bila alatnya terlalu kecil, atau atau
yang kurang tepat, memperlihatkan sesuatu proses misalnya
tim guru
menunjukkan,
penempatan
menyebabkan demonstrasi itu tidak merebus air sampai mendidih, sehingga
dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh dalam kelas siswa dapat melihat,
siswa. Dalam hal ini guru harus mampu mengamati,
menjelaskan proses berlangsungnya meraba-raba dan merasakan proses yang
mendengar
mungkin
demonstrasi, dengan bahasa dan suara dipertunjukkan oleh guru tersebut.
yang yang dapat ditangkapa oleh siswa. Djamarah Syaiful Bahri (2010:
Juga bila waktu tersedia dengan cukup, 90)
maka demonstrasi akan berlangsung demonstrasi baik digunakan untuk
terputus-putus, atau tidak dijalankan mendapatkan gambaran yang lebih jelas
sehingga hasilnya tentang hal-hal yang berhubungan
tergesa-gesa,
memuaskan.
dengan proses mengatur sesuatu, proses Arsyad (2013: 3) menyatakan membuat sesuatu, proses bekerjanya
bahwa “media berasal bahasa latin sesuatu, proses mengerjakan atau
medius secara harifah berarti tengah menggunakannya, komponen-komponen
perantara atau pengatar. Dalam bahasa yang
arab media adalah perantara atau membandingkan suatu cara dengan cara
membentuk
sesuatu,
pengatar. Atau pengantar dari pengirim lain, dan untuk mengetahui atau melihat
atau penerima pesan”. kebenaran sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut Roestiyah N.K (2012: 84-85)
dapat disimpulkan bahwa media adalah manyatakan keuntungan atau kelebihan
perantara untuk memudahkan guru yang diperoleh dari metode demonstrasi
dalam memberikan informasi yang ialah : dengan demonstrasi siswa lebih
berkaitan dengan materi ajar yang akan dapat terpusatkan pada pelajaran yang
dipelajari.
sedang diberikan, kesalahan-kesalahan Wayang kartun merupakan yang terjadi bila pelajaran sedang
media atau alat peraga atau alat bantu diberikan, keslahan-kesalahan yang
pembelajaran yang digunakan guru terjadi bila pelajaran itu diceramahkan
dalam penyampaian materi dongeng dapat diatasi melalui pengamatan dan
yang digerakkan dengan tangan yang contoh kongkrit. Sehingga kesan yang
bergambar kartun. Wayang kartun akan diterima siswa lebih mendalam dan
sebagai alat peraga memiliki peran tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat
penting dalam pembelajaran, terutama selanjutnya memberikan motivasi yang
untuk menjelaskan rangkaian isi, bahan kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.
dalam suatu cerita ataupun materi Dalam
teori yang sudah mengandung makna (Arif Setyo S, dijelaskan
kesimpulan bahwa garis besar kelebihan Berdasarkan pengertian diatas, dari
metode demonstrasi adalah peneliti ingin membuat inovasi media membantu,
pembelajaran dengan membuat media memberikan pengalaman serta keaktifan
meningkatkan,
dan
yang memakai konsep wayang. dalam siswa dalam menerima materi pelajaran,
pembelajaran yang berperan sebagai atau dapat menerima proses belajar
dalang adalah guru, guru bertugas dengan baik. Jadi dengan metode
mengendalikan wayang bertujuan untuk demonstrasi siswa dapat ikut serta aktif
menyampaikan materi atau pesan atau siswa dapat partisipasi aktif, dan
kepada siswa untuk memperoleh
pelajaran
pengalaman
secara secara
kelas eksperimen yang digunakan. Kelebihan media wayang kartun
Metode eksperimen kuantitatif yang dalam proses pembelajaran adalah
dilakukan dengan maksud untuk melihat menarik perhatian siswa, meningkatkan
akibat suatu perlakuan, serta metode konsentrasi
yang berupa angka-angka dan analisis memotivasi
menyimak
siswa,
menggunakan statistik. bersemangat menyimak serta mengikuti
Menurut Sugiyono (2015:108), proses pembelajaran yang dilakukan dari
bentuk desain eksperimen yang dapat awal-akhir, menciptakan situasi dan
digunakan dalam penelitian bisnis, kondisi
yaitu: Pre-Experimental Design, True pembelajaran, dan memberikan inovasi
yang kondusif
dalam
Experimental Design, Factorial Design, pembelajaran, sehingga siswa tidak akan
dan Quasi Experimental Design. Namun cepat merasa jenuh dan bosan dalam
yang akan digunakan dalam penelitian pembelajaran yang sedang berlangsung.
ini adalah Pre-Experimental Design Selain kelebihan, media wayang
dengan jenis One-Group Pretest-posttest kartun memiliki beberapa kekurangan
Design.
yaitu: Pemakaian
media
wayang
terbatas, hanya bisa diterapkan pada materi atau pembelajaran bercerita atau mendongeng.
Dari penjelasan kelebihan dan
Keterangan :
kekurangan diatas dapat diambil O 1 = Nilai Pretest (sebelum diberi kesimpulan
menggunakan media wayang kartun O 2 = Nilai Posttest (setelah diberi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
tindakan)
materi Menyimak Dongeng untuk
X = metode demonstrasi berbantu meningkatkan konsentrasi siswa dalam
media wayang kartun (Perlakuan). proses pembelajaran menyimak, namun
Desain ini observasi dilakukan kelemahan pada media wayang kartun
sebanyak 2 kali yaitu sebelum diberikan ini peniliti atau guru hanya dapat
Treatment dan sesudah di berikan menggunakan pada mata pelajaran
Treatment. Observasi yang di lakukan tertentu.
sebelum eksperimen (O 1 ) disebut
pretest ,
dan
observasi sesudah
METODE PENELITIAN
eksperimen (O 2 ) disebut posttest. Penelitian ini dilaksanakan di
Perbedaan antara O 1 dan O 2 yakni O 2 - SDN Pandean Lamper 01 Semarang.
O 1 diasumsikan merupakan efek dari Waktu pelaksanaan penelitian ini pada
treatment atau perlakuan saat diberikan tanggal 27-29 April tahun pelajaran
metode demonstrasi berbantu media 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah
wayang kartun. Pada desain penelitian siswa kelas II dengan jumlah siswa 36
ini, kelas diberi pretest untuk orang.
mengetahui keadaan awal, selanjutnya Penelitian ini menggunakan dua
perlakuan dengan variabel yaitu variabel bebas (X) dan
kelas
diberi
menggunakan metode demonstrasi variabel terikat (Y), dengan variabel
media wayang kartun. bebas (X) metode demonstrasi berbantu
berbantu
Selanjutnya diberi posttest setelah diberi media wayang kartun. Sedangkan
perlakuan. Rancangan penelitian yang variabel
digunakan dapat disajikan sebagai Keterampilan menyimak dongeng siswa
terikatnya (Y)
yaitu
berikut: Tabel 3.1 Rancangan Desain kelas IV SD N Ngesrep 01 tahun ajaran
One-Group Pretest-Posttest Design 2016/2017. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Teknik pengumpulan data yang Kelom Tes
Perlakuan Tes digunakan pada penelitian ini adalah pok
metode tes dan non tes. Kelas II retest
Pembelaja Posttest
a. Tes
ran metode Tes adalah serentetan pertanyaan demonstra
atau latihan serta alat lain yang si berbantu
digunakan untuk mengukur ketrampilan, media
pengetahuan, intelegensi, kemampuan wayang
atau bakat yang dimiliki oleh individu kartun
atau kelompok menurut Arikunto (2010:266).
digunakan untuk peneiliti
Pada penilitian
mengetahui hasil belajar siswa dengan Menurut Soegeng (2015:99) populasi
membutuhkan
populasi.
menggunakan tes. Secara umum ada adalah keseluruhan
dua jenis bentuk tes yaitu 1) butir tes penelitian. Populasi juga bisa disebut
dari
sasaran
bentuk uraian (essay test) dan 2) butir sebagai arah atau tujuan generalisasi,
tes bentuk objektif (obyektive test). Pada artinya bagi apa atau siapa temuan-
tes yang dilakukan terhadap penelitian temuan itu berlaku.
ini yaitu berupa tes bentuk uraian untuk Populasi dalam penelitian ini
keterampilan menulis adalah seluruh siswa kelas II SDN
mengukur
deskripsi pada siswa SD N Ngesrep 01 Pandean Lamper 01 Semarang dengan
setelah proses pembelajaran. jumlah populasi sebanyak 36 siswa
b. Non-tes
yakni 15 siswa perempuan dan 21 siswa
1) Observasi
laki-laki. Pada penelitian ini populasi Sugiyono (2015:203) menyatakan yang digunakan adalah seluruh siswa
bahwa observasi sebagai teknik kelas II sekaligus sebagai kelas
pengumpulan data mempunyai ciri yang eksperimen.Soegeng
spesifik bila dibandingkan dengan berpendapat bahwa sampel adalah
teknik yang lain, yaitu wawancara dan bagian (anggota) dari populasi yang
kuesioner. Kalau wawancara dan diambil secara benar, karenanya dapat
kuesioner selalu berkomunikasi dengan mewakili seluruh populasi secara sah
orang, maka observasi tidak terbatas (representative). Sampel yang diambil
pada orang, tetapi juga obyek-obyek oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
alam yang lain.
sama dengan banyaknya populasi yakni Penelitian ini menggunakan teknik seluruh siswa kelas II Pandean Lamper
observasi
tak
berstruktur, yaitu
01 Semarang. observasi yang tidak dipersiapkan secara Sampling
sistematis tentang apa yang akan pengambilan sampel. Pengambilan
atau
teknik
diobservasi. Pada saat pengamatan, sampel harus dilakukan sedemikian rupa
peneliti tidak menggunakan instrumen sehingga diperoleh sampel (contoh)
yang telah baku, tetapi hanya berupa yang benar-benar dapat berfungsi
rambu-rambu pengamatan. Teknik sebagai
observasi tak struktur digunakan oleh menggambarkan
peneliti saat pengamatan pada studi sebenarnya. Teknik sampling pada
keadaan
populasi
pendahuluan dan untuk mengumpulkan dasarnya dikelompokkan menjadi dua,
data nilai ulangan harian siswa pada yaitu
keterampilan menulis deskripsi siswa nonprobability
kelas IV SD N Ngesrep 01. sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nonprobability
digunakan sebagai sampling dengan jenis sampling jenuh.
Wawancara
teknik pegumpulan data apabila peneliti Sampling jenuh adalah teknik penentuan
ingin melakukan studi pendahuluan sampel bila semua anggota populasi
untuk menemukan permasalahan yang digunakan sebagai sampel.
harus diteliti, dan juga apabila peneliti harus diteliti, dan juga apabila peneliti
oleh diri sendiri dan orang lain. repondennya
Menurut Arikunto (2010:282) teknik berdasarkan Sugiyono (2015:319).
analisis data merupakan data kuantitatif Dalam
yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan wawancara terstruktur.
penelitian
peneliti
komparatif, atau Wawancara yang dimana peneliti
korelasional,
eksperimen diolah dengan rumus-rumus menggunakan pedoman wawancara
statistik yang sudah disediakan, baik yang telah tersusun secara sistematis dan
maupun dengan lengkap untuk pengumpulan datanya.
secara
manual
menggunakan jasa komputer. Wawancara yang dilakukan secara tidak
Berdasarkan keterangan tersebut, langsung kepada responden yaitu
dapat disimpulkan bahwa teknik analisis dengan menanyakan sesuatu kepada
data adalah cara mengolah data dari guru melalui media. Peneliti akan
hasil penelitian guna memperoleh suatu melakukan wawancara yang berkaitan
simpulan. Dengan menggunakan rumus dengan menyimak dongeng.
pengujian sebagai berikut :
3) Dokumentasi
a. Tahap Analisis Data Awal Sugiyono
Analisis data awal dilakukan untuk mengatakan dokumentasi merupakan
mengetahui apakah sampel berangkat catatan peristiwa yang sudah berlalu.
dari kondisi awal yang sama. Hal ini Dokumentasi bisa berbentuk tulisan,
dapat dianalisis pada lagkah-langkah gambar, atau karya-karya monumental
analisis tahap awal yakni: dari seseorang. Dokumentasi dalam
1. Uji Normalitas Data teknik pengumpulan data adalah cara
Uji normalitas digunakan untuk pengumpulan data yang dilakukan
mengetahui apakah sampel dari kelas dengan
eksperimen itu asalnya dari populasi dokumen.
mengumpulkan
catatan
normal atau tidak. Metode dokumentasi adalah cara
berdistribusi
Hipotesis yang diuji yaitu: pengumpulan data penelitian melalui
Ho : data berdistribusi normal hasil belajar siswa yang telah diperoleh
Ha : data tidak berdistribusi normal dengan melalaui pretest dan posttest
Uji normalitas diuji menggunakan uji yang telah diujikan oleh peneliti pada
kenormalan atau uji lilliefors. Sampel semester ganjil kelas II SDN Pandean
yang akan diuji hipotesis nol dan Lamper 01 Semarang pada mata
hipotesis alternative, yaitu: pelajaran
, , ........., Pengambilan data tersebut dengan
bahasa
Indonesia.
a) Melihat
selanjutnya dijadikan bilangan baku , maksud untuk mengambil kemampuan
, , .........., , dengan menggunakan kedua kelompok sampel penelitian
rumus:
dengan kemampaun awal yang sama
atau tidak, apabila ada pengaruh hasil belajar setelah kegiatan penelitian
b) Data dari sampel tersebut diurutkan berlangsung hasil itu sebab akibat
dari skor terendah keskor tertinggi. perlakuan.
c) Dengan data distribusi normal baku
1. Teknik Analisi Data
dihitung peluang F(Zi)= P(Z Zi) Menurut Sugiyono (2015:335) teknik
d) Menghitung proporsi , , , analisis data adalah proses pengujian
.........., , yang Zi, jika proporsi ini secara sistematis data yang diperoleh
dinyatakan oleh S(Zi), maka: dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi, dengan
cara
S(Zi) =
mengorganisasikan
e) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) dan kategori, menjabarkan ke dalam unit-
data
kedalam
menentukan harga mutlaknya. unit, melakukan sintesa, menyusun ke
f) Mengambil harga terbesar diantara dalam pola, memilih mana yang penting
harga-harga mutlaknya selisih tersebut, dan yang akan dipelajari, dan membuat
harga terbesar ini dinamakan
Kriterianya : pada taraf signifikan 0,05.
g) Membandingkan
dengan
h)
Tolak hipotesis nol bahwa
h) Kriterianya : populasi berdistribusi normal jika Tolak hipotesis nol bahwa populasi
yng diperoleh dari data pengamatan berdistribusi
melebihi L dari daftar.dalam hal ini diperoleh dari data pengamatan melebihi
normal jika
yng
hipotesis nolditerima L dari daftar.dalam hal ini lainnya
lainnya
(Sudjana,2010:466-467).Kriteria hipotesis
pengujian adalah tolak H o jika ×≥ (Sudjana,2010:466-467).
nol
diterima
× ( )( ) dengan α = taraf nyata pengujian adalah tolak H o jika ×≥
Kriteria
untuk pengujian. Dalam hal lainnya, × ( )( ) dengan α = taraf nyata
H 0 diterima (Sudjana, 2010:273). untuk pengujian. Dalam hal lainnya, H 0 2. Uji Banding Pretest dan Posttest diterima (Sudjana,2010:273).
Untuk mengetahui pengaruh metode
b. Tahap Analisis Data Akhir demonstrasi berbantu media wayang
1. Uji Normalitas Data kartun terhadap hasil belajar bahasa Uji normalitas digunakan untuk
Indonesia pada siswa kelas II SDN mengetahui apakah sampel dari kelas
Pandean Lamper 01 Semarang dengan eksperimen itu asalnya dari populasi
keterampilan berdistribusi
membandingkan
menyimak hasil pretest dan posttest Hipotesis yang diuji yaitu:
digunakan uji t dengan hipotesis sebagai Ho : data berdistribusi normal
berikut:
Ha : data tidak berdistribusi = metode demonstrasi berbantu normal
media wayang kartun berpengaruh Uji normalitas diuji menggunakan uji
terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kenormalan atau uji lilliefors. Sampel
pada siswa kelas II SDN Pandean yang akan diuji hipotesis nol dan
Lamper 01 Semarang. hipotesis alternative, yaitu:
= metode demonstrasi berbantu a)
Melihat , , , ........., media wayang kartun tidak berpengaruh selanjutnya dijadikan bilangan baku
terhadap hasil belajar bahasa Indonesia ,
pada siswa kelas II SDN Pandean menggunakan rumus:
, dengan
Lamper 01 Semarang.
rumus menghitung perbandingan kemampuan menulis
Adapun
b) Data dari sampel tersebut karangan deskripsi hasil pretest dan diurutkan dari skor terendah keskor
menggunakan uji-t tertinggi.
posttest
(Arikunto,2010:349). Rumus c)
Dengan data distribusi normal perbandingan hasil menulis karangan baku dihitung peluang F(Zi)= P(Z Zi)
deskripsi pretest dan posttest : d)
Menghitung proporsi , , , Md = .........., , yang Zi, jika proporsi ini
dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S(Zi)
Keterangan: t
: Uji beda e)
: Mean dari perbedaan S(Zi)
Menghitung selisih F(Zi) –
Md
Pretest dan Posttest mutlaknya.
dan menentukan
harga
Deviasi masing- f)
Xd :
masing subjek (d-Md) diantara harga-harga mutlaknya selisih
: Jumlah kuadrat deviasi tersebut, harga terbesar ini dinamakan
: Subjek pada sampel
: Ditentukan dengan N1 g)
, pada taraf signifikan 0,05.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini ini diawali dengan Rata-rata nilai pretes test sebesar 59,08 membuat perangkat pe pembelajaran yang
sedangkan rata-rata nila nilai postest sebesar meliputi
77,04 . Selisih 18 perbe rbedaan nilai pretest pelaksanaan pembelajar jaran (RPP). Selain
dan nilai posttest. Hal al ini menunjukkan itu peneliti membuat in instrument kriteria
bahwa nilai posttest sis siswa dengan diberi penilaian keterampilan lan menyimak dan
mengguna unakan metode soal uji coba kognitif if mengenai materi
perlakuan
demonstrasi berbantu ntu media wayang menyimak dongeng deng dengan jumlah soal
kartun.lebih baik diban bandingkan dengan sebanyak 20 soal uraian ian singkat. Soal uji
nilai prestest siswa wa tanpa diberi coba tersebut diujikan n kepada 28 siswa
mengguna unakan metode kelas II di SDN 02 T 02 Tarubatang. Dari
perlakuan
demonstrasi berbantu ntu media wayang soal yang telah diu diujikan kemudian
kartun. Hasil nilai pa pada penelitian ini dianalisis untuk menget ngetahui jumlah soal
yang dijadikan seba bagai data akhir yang memenuhi kriteri eria valid, reliabel,
penelitian yaitu nilai nilai posttest yang taraf kesukaran dan n daya pembeda.
merupakan aspek kogni ognitif. Jumlah uji coba yang m memenuhi kriteria
a. Uji Persyaratan atan Analisis Data
valid, reliabel, taraf f kesukaran, daya
1. Tahap Analisi lisis Data Awal pembeda adalah 18 soa soal uraian singkat.
Analisis data awal dilakukan Untuk mempermudah pe h perhitungan maka
untuk mengetahui apakah sampel diambil 16 soal urai uraian singkat dan
berangkat dari kondisi ondisi awal yang sama. digunakan untuk soal oal pretest (sebelum
Hal ini dapat dianalis lisis pada langkah- diberi perlakuan) dan dan soal posttest
langkah analisis tahap a p awal yakni (setelah diberi perlakua uan). Penelitian ini
a) Uji Norma malitas Data dilaksanakan pada tang anggal 27-29 April
men enguji hipotesis 2016 di kelas II SDN N Pandean Lamper
Sebelum
terlebih dahulu dilakuk kukan uji prasyarat,
01 Semarang pada m materi menyimak yaitu uji normalitas. Uj . Uji normalitas data dongeng.
dilakukan dengan m menggunakan uji
Kenaikan hasil belajar Bahasa
Liliefors.
Indonesia pada ma materi menyimak
b) Uji Normalitas N s Nilai Pretest dongeng siswa tersebut but ditandai dengan
Uji normalitas tas nilai pretest nilai rata-rata posttest st lebih besar dari
digunakan untuk meng engetahui apakah pada pretest yaitu u 77,04 > 58,06
nilai pretest berdistribus tribusi normal atau Kemudian nilai prete etest dan posttest
tidak. Kriteria dalam am uji normalitas siswa kelas II disajika ikan dalam bentuk
dengan menggunakan uj n uji Lilieforsadalah diagram sebagai berikut kut:
apabila L 0 < L tabel mak aka sampel berasal dari populasi berdistri tribusi normal dan
Nilai Pretest dan Postest Nilai Pretest dan Postest
apabila L 0 >L tabel maka aka sampel berasal dari populasi yang ti tidak berdistribusi
51.08 59.08 59.08 35.06 77.04 pretest dapat dilihat pad pada tabel di bawah
85.06 85.06 93.87 93.87 normal. Perhitungan n normalitas nilai
50 ini.
0 a) Uji normalita litas awal (Nilai
Pretest )
Uji n normalitas awal digunakan unt untuk mengetahui
Pretest
Postest
apakah data a awal dari nilai pretest
sisw swa berdistribusi Perbandingan Ni n Nilai Pretest dan
normal atau u tidak. Kriteria Posttes test
dalam uji no normalitas dengan menggunakan n
uji Liliefors Berdasarkan Gambar bar 5.1 hasil nilai
adalah apabila ila L 0 < L tabel maka pretest dan posttest ta tampak perbedaan
sampel bersal sal dari populasi rata-rata pretest dan po posttest siswa kelas
berdistribusi nor normal dan apabila
II SD N Pandean Lampe mper 01 Semarang. L 0 > L tabel mak aka sampel berasal II SD N Pandean Lampe mper 01 Semarang. L 0 > L tabel mak aka sampel berasal
dapat disimpulkan sampel berasal normalitasnya dapat dilihat pada
Perhitungan
dari populasi berdistribusi normal. tabel di bawah ini:
Untuk
lebih lanjut data
Tabel 5.1
selengkapnya bisa dilihat pada
Daftar Uji Normalitas Awal (Nilai
lampiran.
Pretest)
1. Uji Data Penilaian Afektif
Nilai L 0 L tabel
Keterangan
Selain pretest dan posttest
Pretest 0,127 0,147
mengenai keterampilan menyimak, Sumber : Analisis
Berdistribusi normal
ada hubungannya dengan indikator Penelitian (2017)
Hasil
untuk mencapai aspek pengamatan Berdasarkan Tabel 5.1
sikap yang terdiri dari 5 indikator hasil perhitungan data dari nilai
yaitu
Perhatian, kesenangan,
kejujuran, dan dengan n = 20 dan taraf nyata α
pretest diperoleh L 0 = 0,127
merespon,
keterbukaan. Aspek sikap diukur = 0,05 dari daftar nilai kritis L
melalui lembar penilaian afektif. didapat L tabel = 0,147. Karena L 0 Lembar penilaian afektif diisi saat
< L tabel yaitu 0,127 < 0,147, pembelajaran berlangsung dan maka H 0 diterima sehingga dapat
berisi 5 indikator yaitu Perhatian, disimpulkan sampel berasal dari
kesenangan, merespon, kejujuran, populasi berdistribusi normal.
dan keterbukaan, setiap indikator Untuk
terdiri dari 4-7 kriteria. Lembar selengkapnya bisa dilihat pada
penilaian ini diharapkan dapat lampiran.
mencapai nilai minimal 24. Berikut
b) Uji Normalitas Akhir (Nilai nilai afektif siswa dari pertemuan Postest )
pertama sampai dengan pertemuan Uji normalitas akhir
keempat yang disajikan dalam digunakan untuk mengetahui
bentuk tabel.
apakah data akhir dari nilai postest siswa
berdistribusi
Tabel 5.3
normal atau tidak. Kriteria
Data Nilai Aspek Afektif
dalam uji normalitas dengan
Pertemuan
Nilai Nilai Rata-
menggunakan
uji Liliefors
Terendah Tertinggi Rata
adalah apabila L 0 < L tabel maka
sampel bersal dari populasi
berdistribusi normal dan apabila 85,76 Sumber : Analisis Hasil Penelitian
L 0 > L tabel maka sampel berasal
dari populasi tidak berdistribusi Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat normal. Adapun perhitungan bahwa penilaian aspek afektif di setiap normalitasnya adalah sebagai pertemuan mengalami peningkatan berikut : dilihat berdasarkan rata-rata nilai aspek
Tabel 5.2
afektif mengalami peningkatan pada
Daftar Uji Normalitas Akhir Nilai
pertemuan ke-1 hanya mencapai rata-
Postest
rata 70,07 sedangkan rata-rata pada
Nilai L 0 L tabel
Keterangan
Postest 0,144 0,147
pertemuan ke-2 meningkat menjadi Sumber : Analisis Hasil Penelitian
Berdistribusi normal
80,42 dan rata-rata pertemuan ke-3 (2017)
mencapai 85,73.
Berdasarkan Tabel 5.2 hasil perhitungan data dari nilai postest diperoleh L 0,144 dengan n = 20 0 =
PEMBAHASAN
dan taraf nyata α = 0,05 dari daftar Berdasarkan analisis data hasil nilai kritis L didapat L tabel = 0,147.
penelitian, dapat diperoleh suatu Karena L 0 < L tabel yaitu 0,144 <
kesimpulan bahwa penggunaan metode kesimpulan bahwa penggunaan metode
dilakasanakan dengan kartun diketahui dapat meningkatkan
akan
metode demonstrasi hasil belajar siswa terhadap mata
menggunakan
berbantu media wayang kartun. Sebelum pelajaran Bahasa Indonesia pada materi
menerapkan pembelajaran menggunakan menyimak
metode demonstrasi berbantu media menunjukkan
wayang kartun, peneliti terlebih dahulu pemahaman, konsentrasi dan hasil
bahwa
rendahnya
membagikan soal uraian singkat sebagai belajar siswa terhadap mata pelajaran
pretest kepada siswa untuk dikerjakan. Bahasa Indonesia pada pokok bahasan
Majid (2013: 197) menyatakan menyimak dongeng, dikarenakan pada
bahwa demonstrasi merupakan salah belajar
satu metode yang cukup efektif karena menggunakan metode yang tepat serta
membantu siswa untuk mencari jawaban adanya media pembelajaran. Perlu
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta diketahui bahwa menggunakan metode
atau data yang dilihat. Metode dan media pembelajaran itu sangat
merupakan metode penting untuk meningkatkan hasil
dmonstrasi
pelajaran dengan belajar siswa, dan komunikasi dalam
penyajian
memperagakan dan mempertunjukan proses pembelajaran akan lebih efektif
kepada siswa tentang suatu proses, dan efisien. Siswa juga akan tertarik dan
situasi atau benda tertentu, baik tidak merasa bosan dalam pembelajaran,
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. sehingga hasil belajar siswa akan
Sebagai penyaji, demonstrasi tidak maksimal.
terlepas dari penjelasan lisan oleh Dalam kegiatan belajar mengajar
peneliti. Walaupun dalam proses di sekolah dasar sebaiknya guru
demonstrasi peran siswa hanya sekadar menggunakan metode dan media
memperhatikan, akan tetapi demonstrasi pembelajaran yang tepat agar tujuan
dapat menyajikan bahan pelajaran pada pembelajaran dapat tercapai. Jika
pokok bahasan secara konkret. peneliti hanya mencoba pada mata
Metode demonstrasi ini bertujuan pelajaran Bahasa Indonesia maka guru
untuk menerangkan suatu pokok juga
bahasan yang didalamnya peneliti akan penggunaan metode pembelajaran yang
harus mampu
mengatur
menunjukan atau memperagakan pokok sesuai dengan mata pelajaran yang lain.
bahasan dari mata pelajaran Bahasa Penelitian ini dilakukan pada semester
Indonesia yaitu materi menyimak genap tanggal 27– 29 April 2017 di
dongeng. Didalam proses pembelajaran SDN Pandean Lamper 01 Semarang
menggunakan metode demonstrasi maka Tahun ajaran 2016/2017 pada siswa
peneliti juga menggunakan media kelas II dengan jumlah siswa 36 anak.
wayang kartun sebagai suatu bahan Sebelum melakukan penelitian diketahui
membantu terlaksananya bahwa adanya Permasalahan di kelas II
untuk
penerapan metode demonstrasi terhadap SDN Pandean Lamper 01 Semarang ini
pembelajaran Bahasa Indonesia pokok diketahui pada saat melaksanakan
bahasan menyimak dongeng, dengan magang 3 bahwa adanya permasalahan
metode demonstrasi yang didapat yaitu hasil belajar siswa
menggunakan
berbantu media wayang kartun, peneliti masih kurang memenuhi KKM (kriteria
menunjukan atau menggunakan media ketuntasan minimal) bahwa diketahui
wayang kartun untuk menyampaikan KKM dari pelajaran Bahasa Indonesia
dongeng atau menunjukkan tokoh khususnya materi menyimak yaitu 68,
dongeng dan kejadian di dalam dongeng sedangkan masih terdapat banyak siswa
kepada siswa kelas II karena dengan itu yang belum bisa mencapai KKM.
proses pembelajaran akan lebih jelas, Sebelum
respon serta perhatian siswa akan lebih peneliti
pelaksanaan pembelajaran yang akan Sebelum peneliti menggunakan dilakasanakan dalam 3 kali pertemuan.
metode demonstrasi berbantu media Masing-masing rencana pembelajaran
wayang kartun. Peneliti menjelaskan wayang kartun. Peneliti menjelaskan
peningkatan dari pra siklus yaitu siswa pembelajaran yang akan dilaksanakan
langkah-langkah
yang mendapatkan nilai ≥ 70 sebanyak 7 oleh siswa. Sehingga siswa akan paham
siswa atau 41% dan siswa yang apa yang harus dilakukan serta akan
mendapat nilai < 70 sebanyak 10 siswa memahami, memperhatikan bacaan yang
atau 59% dengan nilai rata-rata 67,26, akan disampaikan peneliti. Karena pada
meningkat pada siklus I pertemuan akhir pembelajaran siswa akan diberikan
pertama menjadi yaitu siswa yang soal posttest sebagai alat evaluasi
mendapat nilai ≥ 70 (KKM) sebanyak sehingga akan diketahui apakah metode
13 sis-wa atau 76% dan siswa yang demonstrasi berbantu media wayang
mendapat nilai < 70 sebanyak 4 siswa kartun efektif terhadap hasil belajar
atau 24%, dengan nilai rata-rata 73,91, Bahasa Indonesia pada pokok bahasan
pada pertemuan kedua siswa yang menyimak dongeng siswa kelas II SDN
mendapat nilai ≥ 70 (KKM) sebanyak Pandean Lamper 01 Semarang.
15 siswa atau 88% dan sis-wa yang Dalam
mendapat nilai < 70 sebanyak 2 sis-wa demonstrasi berbantu media wayang
penerapan
metode
atau 12%. Dengan demikian nilai rata- kartun pembelajaran Bahasa Indonesia
rata kelas yaitu 80,15. Peningkatan nilai pada
keterampilan menyimak dongeng pada dongeng.
pokok bahasan
menyimak
siklus II yaitu mencapai indikator memperhatikan guru dengan baik dan
kinerja yaitu 80% jumlah siswa yang tenang sehingga proses pembelajaran
mengalami ketuntasan belajar. Maka berjalan dengan efektif. Setiap siswa
dapat dikatakan bahwa penelitian menjadi siap dengan tugas yang
berhasil dan tidak perlu dilanjutkan pada diberikan, dapat mengerjakan tugas
siklus selanjutnya. dengan sungguh-sungguh, serta terjadi
Berdasarkan jurnal tersebut, interaksi yang baik antar siswa dan juga
penelitian ini memiliki persamaan dalam guru, terlihat ketika proses pembelajaran
penggunaan media wayang kartun menyimak beberapa siswa sesekali
keterampilan menyimak. mengutarakan pertanyaan tentang hal
terhadap
Perbedaan penelitian dengan jurnal atau isi dongeng yang belum dipahami.
tersebut adalah penggunaan metode Selain itu juga, peneliti mengalami
pembelajaran dan subyek penelitian. kesulitan yaitu tidak semua siswa
Pada penelitian eksperimen ini sebelum mampu mengerjakan tugas dengan
melaksanakan kegiatan pembelajaran tenang, karena masih terlihat ada 2
siswa kelas II tersebut diberikan soal siswa yang selalu melakukan aktifitas
pretest kognitif yaitu soal uraian singkat sendiri seperti halnya masuk dalam
untuk mengetahui kemampuan awal kolong bawah meja dan juga bertengkar,
siswa sebelum nantinya diberikan namun peneliti harus memiliki peran
perlakuan dengan menggunakan metode penting untuk mengatur suasana kelas,
demonstrasi berbantu media wayang agar tertib dan tengang pada saat proses
kartun. Sebelum menerapkan metode pembelajaran berlangsung.
demonstrasi berbantu media wayang Penelitian ini sama halnya dengan
terlebih dahulu penelitian milik (Meilan Tri Wuryani,
kartun,
peneliti
memberikan soal Pretest kepada siswa, Endang Sri Markamah, dan M. Ismail
dari hasil Pretest menunjukan bahwa Sriyant0) (2013:Vol.2 No.1) dalam judul
pembelajaran tanpa metode demonstrasi “Penggunaan Media Wayang Kartun
berbantu media wayang kartun sebanyak Untuk Meningkatkan Keterampilan
14 siswa yang tuntas dengan persentase Menyimak
39% dan 22 siswa yang belum tuntas menggunakan media Wayang Kartun
Dongeng”
sama-sama
presentase 61% dengan untuk
dengan
memperoleh rata-rata nilai 59,08. menyimak. Hasil penelitian menunjukan
mengukur
keterampilan
Sedangkan setelah diberi perlakuan adanya peningkatan disetiap siklusnya.
dengan 3 kali pertemuan menggunakan Hal ini ditunjukkan dari perolehan data
metode demonstrasi berbantu media nilai rata-rata kelas yang mengalami
wayang kartun pada pembelajaran
Bahasa Indonesia pada pokok bahasan demonstrasi berbantu media wayang Menyimak Dongeng yang tuntas ada 34
kartun efektif meningkatkan ketuntasan siswa dengan persentase 94% dan 2
hasil belajar Bahasa Indonesia materi siswa yang belum tuntas dengan
menyimak pada siswa kelas II SDN persentase 6% dan diperoleh rata-rata
Pandean Lamper 01 Semarang, dengan nilai 77,04. Dari hasil presentase
rincian hasil sebagai berikut: tersebut terdapat selisih 17,96 nilai pada
1. Pada hasil uji ketuntasan belajar rata-rata siswa sebelum dan sesudah
menunjukkan bahwa hasil belajar diberi
siswa kelas II SDN Pandean Lamper disimpulkan bahwa metode demonstrasi
01 Semarang yang menggunakan berbantu
metode demonstrasi berbantu media berpengaruh terhadap ketuntasan hasil
wayang kartun mencapai nilai belajar siswa dengan sesuai KKM.
KKM, yaitu 68. Setelah dilakukan pretest selanjutnya
2. Terdapat perbedaan nilai posttest adalah uji normalitas awal. Hal tersebut
mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan untuk mengetahui sampel
materi menyimak dongeng pada berdistribusi normal atau tidak.
kelas II SDN Pandean Lamper 01 Berdasarkan perhitungan pretest
Semarang sesudah menggunakan yang dilakukan diperoleh kesimpulan
metode demonstrasi berbantu media bahwa kelas II SDN Pandean Lamper 01
wayang kartun lebih baik dari nilai Semarang berdistribusi normal karena
pretest sebelum menggunakan nilai Lhitung< Ltabel, nilai Ltabel =
metode demonstrasi berbantu media 0,147 dengan α = 5%, nilai Lhitung
wayang kartun. Dapat dilihat yang diperoleh adalah 0,127. Penelitian
Persentase ketuntasan belajar siswa ini menggunakan metode demonstrasi