S MAT 1100459 Chapter3

BAB III
PERMASALAHAN TRANSPORTASI FUZZYMENGGUNAKAN
METODE THORANI

3.1 MetodePerangkinganThorani
Padatahun 2012, Thorani, et al.dalamjurnalnya yang berjudul “Ordering
Generalized

Trapezoidal

Numbers “

memperkenalkansuatu

metodeperangkinganuntukmengurutkanbilanganfuzzytrapesium.

Padaprinsipnya,

Thoranimembagitrapesiumtersebutmenjaditigabuahbidang.Bidangpertamaberupas
egitiga,
bidangkeduaberupapersegipanjangdanbidangketigaberupasegitiga.Selanjutnyadila

kukanpenghitunganterhadaptitikberat(centroid)untuksetiapbidang.
Titikberat(centroid) sebuah segitiga merupakan titik perpotongan antara ketiga
garis berat. Sedangkan garis berat sebuah segitiga adalah garis yang ditarik dari
suatu titik sudut sehingga membagi sisi di depannya menjadi dua bagian yang
sama panjang. Setelah titik berat setiap bidang diperoleh, langkah selanjutnya
adalah

menentukan

yang

incenter

merepresentasikantitikberatsecarakeseluruhandaribidangtrapesium.
Denganmenggunakannilaiincenter ,yaitu dengan mengalikan koordinat incenter
tersebut,

selanjutnya

dapatmenentukan


nilaihimpunanbilanganfuzzytrapesiumdalambentukhimpunantegasnya,
sehinggadapatdilakukanperangkinganterhadapbeberapabilanganfuzzytrapesium.
Diantarabeberapametodeperangkinganuntukmengurutkanbilanganfuzzytrapesi
um,
metodeperangkinganThoranimemilikibeberapakeunggulandiantaranyabentuknya
yang sederhana, dan dapatmerangkingbeberapa bilanganfuzzytrapesiumdalam
bentukbilangantegas(Thorani, et al.2012, hlm. 555). Thorani memberikan contoh
empat

buah

bilangan

1

= (0.1 , 0.2, 0.3 ; 1),

4


= (0.6 , 0.7, 0.8 ; 1)kemudian

2

= (0.2 , 0.5, 0.8 ; 1),
merangking

yaitu

fuzzy
3

= (0.3 , 0.4, 0.9 ; 1)

bilangan

fuzzy

44
Tika Kartikasari, 2015

APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan

tersebut

45

menggunakan beberapa metode perangkingan seperti metode perangkingan
Yager, metode perangkingan Fortemps dan Roubens, metode perangkingan Liou
dan Wang,metode perangkingan Chen dan metode perangkingan Thorani. Hasil
pengurutan keempat bilangan fuzzy menggunakan beberapa metode perangkingan
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Perbandingan Beberapa Metode Perangkingan



Metode
Yager

Fortemps
dan
Roubens
=1





Urutan
Rangking
4 > 2 =
> 1
4 > 2 =
> 1



0,20


0,50

0,50

0,70

0,20

0,50

0,50

0,70

0,25

0,65

0,65


0,75

4

>
= 0,5

Liou
dan Wang

0,20

0,50

0,50

0,70

4


>
=0

0,15

0,35

0,35

0,65

4

>
=1

-0,20

0,00


0,00

-0,20

2

=
= 0,5

Chen

-0,20

0,00

0,00

-0,20

2


=
=0

-0,20

0,00

0,00

-0,20

2

=
0,0720

Thorani

0,1948


0,1683

0,2552

4

>

>

3

3

2

=

3

2

=

3

2

=

3

3

>

1

3

>

1

3

>

1

2

>

3

1

>
1

>
1

=
4

=
4

=
4

>
1

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa metode perangkingan Yager,
metode perangkingan Fortemps dan Roubens, dan metode perangkingan Liou dan
Wang tidak dapat mengurutkan bilangan fuzzy

2

dan

3.

Begitupun dengan

metode perangkingan Chen, akan tetapi metode perangkingan Thorani berhasil
mengurutkan bilangan fuzzy
Thorani,

et

al.(2012,

1, 2, 3, 4.

hlm.

561-562)

memberikan

prosedur

memperolehrumusperangkingan Thorani, yaitu sebagai berikut :
Langkah 1

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk

46

Perhatikan Gambar 3.1, pada langkah pertama ini yang dilakukan yaitu
membagitrapesiummenjaditigabuah

bidangyang

terdiri

dari

sebuahbidangpersegipanjang (BPQC) danduabuahbidangsegitiga (APB dan
CQD).

P(b,w)

w

Q(c,w)
))

C(c,0)

B(b,0)

A(a,0)

D(d,0)

domain

Gambar 3.1 KurvaBilanganFuzzyTrapesium

Langkah 2
Pada langkah kedua ini akan menentukantitikberatsetiapbidang.Misalkan �

merupakan titik berat untuk bidang ke i

dimana

dan

= 1, 2, 3 , dinotasikan sebagai berikut:

� =( , )

(3.1)

diperoleh dengan menggunakan konsep integral sebagai berikut:


=
=



1
2

2

(3.2)


( ) 2

(3.3)

− ( )

Selanjutnya akan menentukan titik berat dari setiap bidang dengan
menggunakan persamaan (3.2) dan persamaan (3.3).
a)

Titikberatbidang APB.
Misalkan titikberatbidang APB adalah�1 . Selanjutnya akan menentukan nilai
�1 = ( 1 ,

Misalkan

1 ).
1

adalah garis yang menghubungkan titik

dan misalkan pula ( 1 ,

1)

=

, 0 dan
− 1
=
2 − 1

2, 2


2−

, 0 dan

= ( , ), maka:

1
1

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

,

47

diperoleh
Diketahui

( 1− )
.


=

1

−0

=
−0

( − )
=


= 0merupakan garis yang menghubungkan titik

1

, 0 . Selanjutnya dengan mensubstitusikan

1

dan

persamaan (3.2) dan persamaan (3.3), akan diperoleh:

1

1−

1

=
(

=

1

2

(
1

3

3

=

1
2
1

=

3

1
2

=

(

1


2



2

6

(2

2

−0





1)

− )
1

3





1

2)

+(

(

2

3

+2

2

1
2

( +

2 1

2

2

1

=

2

1−



1−



2

1
1
1

2



2

−3

−2 )

− 0

−0

1



1

)]

)

1



) + (−

( + ) + (− )
2



1 )]

2

1 (2 + )( − )
3

1

2

1

)

=

=



3

1



+

+2

1

(



2

+

( − )

1

3

1
3
− 3
3
2
1 2
− 2
2

2

3

=

1



1

)+ (

1

(

1



=

1

1



2



1

1

2

( − )
1

=

3

(

−0


1−

−3
1 2
3

1
2

=

2

2

2

)

)







2

2 +
3

1
1

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

, 0 dan
1

pada

48

2



2

=



2( − )

=

(

1

(

1

2

2

(

1

2( − )

=

3

(

3

1

( − )
6
1

=

2

2





2( − ) 3
1

=



2

3

)

1

1

2

+

1

]

2

2
1

=

1

2

+

1

− )



1

2( − ) 3
1
( 2
2

1

−2

1

3

1

− )

1
3
(

2( − ) 3 1
1
2 −
2 1

=

1



1

2

2



2

+

−3

2) +

1 )]

(

1


2

( − )3

1

3

3



2

2

2

+3



)

2



3

3

+

2

)

( + ) + (− )

( − )2

( − )2

= Berdasarkan penurunan rumus tersebut di atas, diketahui bahwa titik
3

berat bidang APB adalah pada titik �1 =

+2

,

3

b) Titikberatbidang BPQC.

3

.█

Misalkan titikberatbidang BPQCadalah�2 . Selanjutnya akan menentukan
�2 = ( 2 ,

2 ).

Misalkan

diketahui

mensubstitusikan

2
2

=

dan

dan

= 0,

2

selanjutnya

pada persamaan (3.2) dan persamaan

2

(3.3), akan diperoleh:

2

2

=
1

=

−0

2

2

−0





2

2

2

2

=

2
1

=2

2
2



dengan

=

2

2

]

2]

( + )

( − )

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

1
( + )
2
1
+
=
2

=
2

1
2

=

2

2

1

=2
1

=2
2

=

2

2

− 0

− 0)

]

1

2

2

=

2

2

2

2

2

2]





Berdasarkan penurunan rumus tersebut di atas, diketahui bahwa titik berat

c)

bidang BPQC adalah pada titik �2 =

+
2

Titikberatbidang CQD.

,

2

.█

Misalkan titikberatbidang CQDadalah�3 . Selanjutnya akan menentukan
nilai �3 = ( 3 ,
Misalkan

3

3 ).

adalah garis yang menghubungkan titik

( , 0) dan misalkan pula ( 1 ,

1)

=

,

dan

2, 2

diperoleh

3

=

dan

= ( , 0), maka:

− 1
=
2 − 1

=
0−

=

,

− 1
2− 1


( − )
− =−

( − )
(− + )
+
=


(− + + − )
( − )
=



( − 3)
.


Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

Diketahui

= 0merupakan garis yang menghubungkan titik

3

( , 0). Selanjutnya dengan mensubstitusikan

dan

dan

3

persamaan (3.2) dan persamaan (3.3), maka akan diperoleh:

3

− 3

3

=


− 3

3

=
1

=

3

(

2

1
2

=

3
2

1

(



3

1

3



3
1



2

=

(

2



=

(3

1

=

3

=

=

3

+(

2

2

1



2

−2

2

−2

3

3



1

2



3

2

3

3

)]

2 )]

2

2



3

)

)
1

) + (−
3

(− − ) +
2

1

3

3

1 3
3

1



(− − ) +

(− −



3



) + (−
3

2

(





3

−2

+2 )



−2

2

2



2

)

)

)

2

1 (2 + )( − )
3
( − )
2 +
3

1
3

1

)+ (

1

+3

2





2
3

2



(

2

1

2

( − )

2

+

+

1



2

1

1
3

=

+

2

=

(

3



3



=

3

3

2)

2
6

3

3

1
1

2

2



2

−0

2

( − )
1

3



2

=



−0

2

− 3 2


− 3
−0


0

2

2

3

=
3

2

− 2


( −

( −

3)
3)

2

3
3

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

( , 0)
3

pada

51

=

(

2( − )

(

=

3

1
3

2( − ) 3

(

=

=

2



3

3

3

3
1

2

2

=

=

3

=

2( − ) 3
1

( − )

6
1



2

1

2



1

2

+



3

2
3

2

3

)

3

3

3
3

2

+

2

+

3 )]

2 )]



3
2

−3



2

2

( − )3

1 3

3
1 2





+3

2

2

+

2

2



(− − ) +

2



6
1
2

( − )2

( − )2
2

3





1

=





3

1

−2



3

1
2( − )

2

− −
=

2

+2

3

3

Berdasarkan penurunan rumus tersebut di atas, diketahui bahwa titik berat
bidang BPQC adalah pada titik �3 =

2 +
3

,

3



.

Berdasarkan langkah 2 diperoleh Gambar 3.2, dengan �1 merupakan

titikberatbidang APB, �2 merupakan titikberatbidangBPQC, dan �3 merupakan

titikberatbidangCQD.

w

P(b,w)

Q(c,w)
))
�2

.
�1 .

. �3

domain
D(d,0)
C(c,0)
A(a,0)
B(b,0)
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

�3

Langkah 3

Gambar 3.2 KurvaBilanganFuzzyTrapesium (Centroid � , � , � )

Berdasarkan langkah 2, telah diketahui titik berat dari masing-masing bidang
yaitu �1 , �2 , dan�3 . Pada langkah ini yang dilakukan yaitu menarik garis yang

menghubungkanketigatitikberattersebutsehinggaterbentuksebuahsegitiga�1 �2 �3 .

Dengan kata lain, �1 , �2 , �3 non-collinear danmembentuksuatu segitiga.
P(b,w)

w

Q(c,w)
))
�2
�3

�1

domain

C(c,0)
B(b,0) Fuzzy
D(d,0)
GambarA(a,0)
3.3 KurvaBilangan
Trapesium

Langkah 4
Pada

langkah

4

ini

yang

dilakukan

yaitu

akan

menentukan

titikberatdarisegitiga�1 �2 �3 . Misalkan G adalah titikberatdarisegitiga�1 �2 �3 . G

disebutjuga sebagai incenter atautitikpusatlingkarandalamsegitiga�1 �2 �3 .
Dengan

( 0,

0 )dari

0

0

=
=

mengunakan

rumus

untuk

memperoleh

pusat massa yaitu





=

=1

(3.4)

=1

=

=1

(3.5)

=1

akan dicari titik berat dari segitiga �1 �2 �3 .
Sebelumnya
2 +
3
3

,

3

koordinat-koordinat

telah

.Sehingga,

diketahui

1

=

+2
3

,

2

=

�1 =
+
2

,

+2
3
3

=

,

2 +
3

3

,

, �2 =
1

=

3

+
2

,

2

.

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

,
=

2
2

dan�3 =
dan

3

=

53

�2


�1

�3

Gambar 3.4 Segitiga� � �

Kemudian, dengan menggunakan rumus jarak euclid dapat diperoleh

,

,

yang merupakanpanjanggaris�2 �3 , �1 �3 , �1 �2 seperti terlihat pada Gambar 3.4.
2 +
3

=

=
=

+

3



2

2

(4 + 2 − 3 − 3 )2 + (2 − 3 )2
6
( − 3 + 2 )2 +
6
2 +
3

=

2 +

=

=

=

2

+
2



+

2


3

(3.6)
2

+2
3



2

+

−2

3

2



3
(3.7)

2

+2
3

2

+

2



2

3

(3 + 3 − 2 − 4 )2 + (3 − 2 )2
6

=
Dengan

3 −2 −
6

2

+

mensubstitusi

2

(3.8)
= 1,2,3 ,

= 1,2,3 ,

,

dan

kedalam

persamaan (3.4) dan (3.5) diperolehincenter atau titik berat dari segitiga �1 �2 �3
sebagai berikut:

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

�=�

0, 0
+2
3

=

+

+

2

+

2 +

+

3

+

+

3

,

+

2

+

3

(3.9)

+

dengan
=
=

( − 3 + 2 )2 +
6

3

2 +

−2

2

sebagai

1

2

sebagai

2

(3 − 2 − )2 + 2
sebagai 3
=
6
Berdasarkan langkah-langkah diatas diperoleh definisi 3.1 yang merupakan
definisi perangkingan Thorani.
Definisi 3.1
=

Fungsirangkingdaribilanganfuzzy trapesium umum

, , , ;

yang

memetakan semua bilangan fuzzy ke himpunan bilangan real adalah:
=

0. 0

+2
3

=

+
2

+

+

2 +
3

.

+ +

3

+

2

+

3

(3.10)

+ +

Arti geometris dari perangkingan Thorani pada persamaan (3.10) dapat
digambarkan sebagai berikut:
P(b,w)

w

Q(c,w)
))
�2

0

A(a,0)

�3

�1

B(b,0)

0

C(c,0)

domain
D(d,0)

Gambar 3.5Rangking Thorani Secara Geometris

Perangkingan menggunakan metode Thorani merupakan perkalian antara
0

dengan

0,

yang tak lain merupakan luas daerah persegi panjang yang diarsir

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

seperti terlihat pada Gambar 3.5, dengan (

0

,

0)

merupakan koordinat dari

incenter segitiga �1 �2 �3 .

PadaperangkinganbilanganfuzzydenganmenggunakanmetodeThorani,langkah

yang

dilakukanadalahmenentukan

centroidatautitikberatdaritigabagianbidangtrapesium.Selanjutnya

(titikpusatlingkarandalamsegitiga)

incenter

menentukan

segitiga

yang

terbentukdengancaramenghubungkantitik-titikcentroid.
Denganmenggunakanincenter sebagaititikberatuntukbilanganfuzzytrapesium,
perangkingandenganmetodeThoranimampumerangkingberbagaibilanganfuzzy,
danmampu mengurutkanbilanganfuzzy (Thorani, et al.2012, hlm. 570).
Thoranitidakmemberikanperumusansecarakhususterkaitbilanganfuzzysegitiga,
tetapiThoranimemperolehbilanganfuzzysegitigadenganmereduksibilanganfuzzytrap
esiumketikanilai
segitiga

=

=

, ,

pada bilangan fuzzy =
;

, , , ;

. Bilangan fuzzy

dinyatakan dalambentukkurvasebagaiberikut :
P(b,w)

w

A(a,0)

B(b,0)

D(d,0)

Gambar 3.6KurvaBilanganFuzzySegitiga

Incenter untukbilanganfuzzysegitigadirumuskansebagai:

dengan

� ( 0,

=

0)

+2
3

=

+

+

2 +
3

+ +

(2 −2 )2 +
6

2

=

,

( − )2
3

3

+

2

+

3

(3.11)

+ +

=

(2 −2 )2 +
6

Definisi 3.2

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

56

Fungsi ranking dari bilangan fuzzysegitiga =

, , ;

yang memetakan

semua bilangan fuzzysegitigake himpunan bilangan real adalah
( )=

0. 0

+2
3

=

+

2 +
3

+

3

.

+ +

+

+

2

3

(3.12)

+ +

Metode perangkingan Thorani pada persamaan (3.10) dan (3.12) memenuhi
sifat linieritas. Konsep sifat linieritas pada bilangan fuzzy pada dasarnya sama
dengan konsep linieritas pada fungsi, seperti halnya kelinieran sebuah fungsi
terhadap perkalian dengan skalar juga berlaku pada bilangan fuzzy. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada Proposisi 3.1.
Proposisi 3.1
Fungsi rangking merupakan fungsi linear dari bilangan fuzzy trapesium
=

, , , ;

2, 2 , 2 ,

2;

.
2

Misalkan,

1

=

1, 1 , 1,

1;

dan

1

yang merupakan bilangan fuzzy trapesium, dan

2

1,

=
2

berupa skalar maka berlaku :
1 1⨁ 2 2

(i).

=

1 1⨁ 2 2

(ii).
(iii).



1
1

1
1

+
+

(

2
2

(

2 ),
2 ),

jika

jika

=− ( )

⨁ −

=0

definisi

3.1,

1
1

=



2

=1

2

Pembuktian Preposisi 3.1 dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 89-101.
Selain

terdapat

beberapadefinisilainnya

yang

dapatdigunakanuntukmelakukanperangkinganterhadapduabuahbilanganfuzzy
(Thorani,et al.2012, hlm.563):
Definisi 3.3
Mode ( ) dari bilangan fuzzy trapesium umum

=

, , , ;

didefinisikan dalam perumusan sebagai berikut:
=

1
2

+
0

=

2

+

Definisi 3.4

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3.13)

57

Spread ( ) atau sebaran dari bilangan fuzzy trapesium umum

, , , ;

didefinisikan dalam perumusan sebagai berikut:


=
0

Definisi 3.5

=

=

( − )

(3.14)

Left spread ( ) atau sebaran kiri dari bilangan fuzzy trapesium umum =

, , , ;

didefinisikan dalam perumusan sebagai berikut:


=
0

Definisi 3.6



=

(3.15)

Right spread ( ) atau sebaran kanan dari bilangan fuzzy trapesium umum =

, , , ;

didefinisikan dalam perumusan sebagai berikut:


=
0



=

(3.16)

Dengan menggunakan definisi-definisi yang telah disebutkan diatas, apabila
diberikanduabuahbilanganfuzzytrapesiumumum,
misalkan =

1,

1,

1,

1;

1

dan

=

2,

diurutkandengan terlebih dahulu mengkonversi

2,

2,

dan

2;

2

,

dan

dapat

menjadi bentuk crisp

melalui serangkaian langkah-langkah yang dikenal sebagai algoritma urutan
sebagai berikut (Thorani,et al.2012, hlm.564):
 Langkah 1 :

Menentukan nilai ( ) dan ( )
Kasus (i)

: Apabila ( ) > ( ),maka

Kasus (ii) : Apabila ( ) <
Kasus (iii) : Apabila
 Langkah 2 :

( ),maka

>
<

= ( )maka perbandingan tidak mungkin,

maka harus berlanjut pada langkah 2.

Menentukan nilai m ( ) dan m ( )
Kasus (i)

: Apabila ( ) >

( ),maka

>

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

Kasus (ii) : Apabila

( )<

Kasus (iii) : Apabila

=

 Langkah 3 :

( ),maka

<

( ),maka perbandingan tidak

mungkin, maka berlanjut pada langkah 3.

Menentukan nilai ( ) dan ( )
: Apabila ( ) > ( ), maka

>

Kasus (ii) : Apabila ( ) < ( ), maka

<

Kasus (i)

Kasus (iii) : Apabila ( ) = ( ),maka perbandingan tidak mungkin,
maka berlanjut pada langkah 4.

 Langkah 4 :

Menentukan nilai

( ) dan

( )

: Apabila ( ) >

( ), maka

>

Kasus (ii) : Apabila ( ) <

( ),maka

<

Kasus (i)

( )=

Kasus (iii) : Apabila
 Langkah 5 :

mungkin, berlanjut pada langkah 5.

Melakukan uji nilai
Kasus (i)

( ),maka perbandingan tidak

1

dan
>

: Apabila

1

Kasus (ii) : Apabila

1

<

Kasus (iii) : Apabila

1

=

2

maka

>

2,

maka

<

2,

maka



2,

3.2 Prosedur Penyelesaian Masalah Transportasi Fuzzy
Padatahun 2013, Thoranidan Shankar dalamjurnalnya yang berjudul “Fuzzy
Transportation Linear Programming Models based on L–R Fuzzy Numbers“

memperkenalkanmetodeuntukmencarisolusi

optimal

daripermasalahantransportasifuzzy. Metode tersebut kemudian dikenal sebagai
Metode Thorani.Metode Thorani dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan program linier. Permasalahantransportasi merupakan bagian dari
permasalahan

program

linier,

yangmemilikipolapengirimandarisejumlahsumberkesejumlahtujuan.Thoranimerep
Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

resentasikanbiayapendistribusian,
nilaipenawarandannilaipermintaansebagaibilanganfuzzytrapesium.Thoranimempu
nyaifungsi perangkingan tersendiri yang dapat digunakan untuk mengubah
bilangan fuzzytrapesium menjadi bentuk crisp, yaitu menggunakan metode
perangkingan Thorani. Selanjutnya, untuk mencari solusi optimal dari
permasalahantransportasifuzzy,

Thorani

menggunakanmetode

yang

biasadigunakanuntukmenyelesaikan permasalahantransportasiklasik.
MisalkanpermasalahantransportasifuzzysepertidisajikandalamTabel
2.13,berikutadalahprosedurdarimetodeThoranidenganmenggunakanmetodeperang
kinganThoraniuntukmenyelesaikanpermasalahantransportasifuzzy

(Thorani,

et

al.,2012; Thoranidan Shankar, 2013) :

1. Periksakeseimbangan model transportasi fuzzy.
Keseimbangan model dapat diketahui dengancara menghitung total
penawaranfuzzy
( , , , )

dan total permintaanfuzzy

=1

= ( ′, ′, ′, ′),

dan

. Misalkan

=1

banyaknyasumberdan

=

mewakili

banyaknya tujuan.
Kasus (i)
Jika

=

=1

=1

, maka permasalahan transportasi fuzzysudahseimbang,

lanjutkankelangkahkedua.
Kasus (ii)
Jika

,

=1

,

=1

maka

permasalahan

transportasifuzzybelumseimbang.Konversi model tersebutsehinggamenjadi
model

transportasifuzzyseimbang.Langkah

yang

perludilakukanuntuk

menjadikan model transportasifuzzyyang seimbangsebagaiberikut:


i. Jika



, −





, −

tambahkan sebuah sumber dummy
,



− ,



− ,









+1



, dan



− ′, maka

dengan penawaran fuzzy

.Asumsikanbahwabiayadistribusi

komoditidarisumberdummy



+1 ke

setiaptujuansebagaibilanganfuzzytrapesium nol.

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

per





unit

60



ii. Jika



, −









− ′,

maka

Asumsikanbahwabiayadistribusi

per

unit

, −

tambahkan sebuah tujuan dummy
′, − ′, − ′, − ′ .





, dan





dengan permintaanfuzzy

+1

komoditidarisetiap

sumberketujuandummy

+1 sebagaibilanganfuzzytrapesium

iii. Jikatidakmemenuhi

(i)

makatambahkansumberdummy


� {0, ( ′ −

+


{0, −



0,





dan



0,





}+








+



tidak

ada

)−







+



0,





0,













0,

+





sumberdummy
Asumsikan





+1 .







,





},









0,

















+







,

per

unit





{0, −
0,

pada

+







,



0, −

+


}+







)padasumberdummy

0, −

)ditujuandummy

biayadistribusi



(ii)

+1 .





+



0, −



0,

permintaan


0,





0,

,

Permintaanfuzzysebesar(










atau

+1 dantujuandummy

(

Penawaranfuzzysebesar

nol.



+1

tujuandummy

,






+1



0,

0,
+



0, −

0, −





+1 .





+





dan tidak ada penawaran di

komoditidarisumberdummyke

setiaptujuan (termasuk tujuan dummy), dandari setiapsumber (termasuk
sumber dummy)ketujuandummysebagaibilanganfuzzytrapesium nol.

2. Gunakan

algoritma

urutanpada

metode

perangkingan

Thorani

untuk

mengkonversi permasalahan transportasi fuzzy pada langkah pertama.
Permasalahan transportasi fuzzy pada langkah pertama dapat ditulis sebagai:
Minimumkan

=

=1

=1

(

)

Denganpembatas:

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

= ( )
=1

= ( )
=1

Gunakanrumus

0, ∀ = 1,2, … ,

perangkingan

untukmenghitung (

),

dan

Thorani

( )

= 1,2, … ,

3.8

Sehingga

permasalahan

pada
.

dan

persamaan

transportasicrisppadalangkahpertamamenjadi:
Minimumkan
+ (

(

11 ) 11

22 ) 22

+

+ (

+ (

12 ) 12

+ (

2

2)

2

)

+

+

+ (

+

2

1

+ (

+ (

)

11

+ (

1)

21 ) 21

1

)

Denganpembatas :
11

+

12

+ …+

1

= ( 1)

21

+

22

+ …+

2

= (

2)

1

+

2

+ …+

11

+

21

+ …+

1

= ( 1)

12

+

22

+ …+

2

= ( 2)

1

+

2

+ …+

0, ∀ = 1,2, … ,

= (

)

= (

)

dan

= 1,2, … ,

Apabila terdapat bilangan fuzzy yang memiliki rangking atau nilai crisp
yang sama, maka berdasarkan algoritma urutan, bilangan fuzzy tersebut tidak
dapat dibandingkan sehingga harus dilakukan tahap selanjutnya pada algoritma
urutan yaitu menghitung modedari bilangan fuzzy yang memiliki nilai crisp
yang sama. Pada langkah kedua inilah algoritma urutan digunakan.
3. Selesaikanpermasalahantransportasicrisp
diperolehpadalangkahkeduauntukmemperolehsolusioptimal {

yang
}.

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

4. Hitung total biayafuzzy minimum denganmensubstitusikansolusi optimal yang
diperolehdarilangkahketigakefungsitujuan =

=1

.

=1

Prosedur yang diuraikan di atas merupakan prosedur untuk mencari solusi
optimal dari permasalahan transportasi fuzzy (Thoranidan Shankar, 2013) dengan
menggunakan metode Thorani. Perangkingan Thorani digunakan pada langkah
kedua yaitu dengan menerapkan algoritma urutan untuk mengkonversi setiap
bilanganfuzzy

ke

dalam

bentuk

bilangan

crisp,

sehingga

diperoleh

permasalahantransportasidalam bentuk crisp. Secara umum, apabiladalam
penyelesaian

permasalahan

transportasi

fuzzyakan

digunakan

metode

perangkingan yang lain, maka prosedur yang dilakukan tetap sama mengikuti
prosedur dalam mencari solusi optimal dengan metode Thorani, hanya saja,
prosedur pada langkah kedua tidak lagi menggunakan algoritma urutan tetapi
menggunakan persamaan perangkingan yang diinginkan.Dengan kata lain,
penyesuaian hanya dilakukan pada rumus perangkingannya saja.

Tika Kartikasari, 2015
APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI FUZZ
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu