S BIO 1000330 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan

dalam

dirinya

melalui

pelatihan-pelatihan

atau

pengalaman-


pengalaman. Interaksi dalam proses belajar mengajar tentunya tidak hanya
penyampaian materi pelajaran melainkan harus menanamkan sikap dan nilai pada
diri siswa yang sedang belajar (Rustaman, 2005). Oleh karena itu, seorang
pendidik harus dapat menanamkan dan mengembangkan sistem nilai dan moral
guna meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Salah satu caranya adalah mengingatkan peserta didik untuk tidak
hanya menguasai pengetahuan semata, melainkan dibiasakan untuk menghayati
setiap bahan ajar sehingga peserta didik dapat bersyukur kepada Allah dan
memiliki karakter bangsa yang diharapkan.
Seorang pendidik perlu mewaspadai terhadap pesatnya perkembangan
teknologi yang dapat mengubah karakter peserta didik, karena perkembangan
teknologi dapat memberikan dampak positif maupun negatif pada kehidupan
manusia (Yudianto, 2005). Berdasarkan

pengelompokkan generasi yang

dikemukakan Strauss, saat ini pendidik dihadapkan pada generasi
generasi yang lahir

Z yakni


tahun 1998-kini (Nugraha, 2013). Generasi Z memiliki

karakteristik cenderung berkurang dalam komunikasi secara verbal, cenderung
bersikap egosentris dan individualis, cenderung menginginkan hasil yang serba
cepat, serba-mudah, dan tidak menghargai proses (Andrianto, dalam Nugraha
2011).
Dalam menghadapi perkembangan generasi saat ini, diperlukan sebuah
rancangan pembelajaran yang mampu merangkul generasi yang akan datang. Hal
ini bertujuan agar dapat meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan sikap
siswa ke arah yang lebih baik seperti religius, saling menghormati, mampu
bersosialisasi, kritis, disiplin, menghargai orang lain dan mampu bekerjasama
sebagaimana tujuan kurikulum pendidikan saat ini untuk menghasilkan insan

Esri Desriyani, 2014
Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Bermuatan Nilai Dalam Materi Sistem
Ekskresi Manusia Untuk Meningkatkan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2


Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi (Nuh, 2013).

Colin (1996)

menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi
peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi,
merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Oleh sebab itu dalam rangka
menyambut kurikulum 2013 dan untuk mewujudkan generasi yang memiliki sikap
positif, diperlukan pemilihan model pembelajaran yang

dapat memberikan

penguatan, membantu meningkatkan hasil belajar siswa, serta mengatasi kesulitan
siswa dalam belajar.
Sikap seseorang dibentuk oleh informasi yang diperolehnya (Krech &
Ballanchey, 1992). Informasi tersebut dapat diperoleh dari kajian penggalian
nilai-nilai yang dikandung oleh bahan ajar sains (Yudianto, 2005). Oleh karena itu
penggalian nilai-nilai sains perlu diperkenalkan kepada peserta didik melalui

pembelajaran bermuatan nilai atau bernuansa imtak. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan Sutarto (1988) pembelajaran sains-Biologi bernuansa Imtak tidak
hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga dapat terjadi perubahan sikap
siswa terhadap penghayatan masalah nilai-nilai religius, pendidikan, manfaat,
intelektual dan nilai sosio-politik yang dikandung dalam bahan ajarnya (Yudianto,
2005). Oleh karena itu, dalam pembelajaran sebaiknya ada langkah yang dapat
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati materi yang
dipelajarinya.
Berdasarkan hasil penelitian melalui learning log class yang dilakukan pada
tahun 2013 oleh Ibrahim, teridentifikasi kesulitan belajar siswa SMA dalam
materi sistem ekskresi. Kesulitan belajar tersebut adalah menyebutkan komposisi
zat yang terkandung dalam urin, menyebutkan proses pembentukan urin, dan
struktur ginjal pada manusia (Ibrahim, 2013). Dalam mengatasi permasalahan
tersebut, diperlukan suatu langkah untuk memudahkan siswa dalam memahami
konsep ekskresi.
Salah satu hal yang dapat membantu siswa memahami konsep ialah melalui
pendekatan kontruktivisme yakni membangun pengetahuan dengan cara memberi

Esri Desriyani, 2014
Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Bermuatan Nilai Dalam Materi Sistem

Ekskresi Manusia Untuk Meningkatkan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

makna melalui pengalaman nyata (Baharudin, 2007). Pembelajaran yang sejalan
dengan pendekatan kontruktivisme adalah

Project Based Learning (PjBL).

Project Based Learning memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman
belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Melalui pembelajaran PjBL
siswa terlibat dalam investigasi pemecahan masalah,

kegiatan tugas-tugas

bermakna, dan bekerja secara otonom dalam mengkontruksi pengetahuan mereka
sendiri (Thomas, 1999 dalam Wena, 2000). Dalam mewujudkan generasi yang
produktif, kreatif dan aktif bersosialisasi pembelajaran dengan model Project
Based Learning sangat dibutuhkan, dan untuk merubah sikap siswa kearah positif

atau memberikan penguatan untuk bersikap positif maka pembelajaran bermuatan
nilai sangat dibutuhkan. Dengan demikian, melalui pembelajaran bermuatan nilai
peserta didik dapat menyadari kandungan nilai pada materi yang ia pelajari untuk
dijadikan pelajaran atau pedoman hidupnya agar selamat di dunia dan akhirat.
Mengingat potensi besar yang dimiliki model Project Based Learning dan
pembelajaran bermuatan nilai dalam meningkatkan hasil belajar siswa,

dan

adanya peluang besar bagi siswa untuk menggali kandungan nilai sains saat siswa
mengerjakan proyek, maka

penulis tertarik untuk meneliti penerapan model

pembelajaran Project Based Learning bermuatan nilai dalam materi sistem
ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada salah satu sekolah SMA di
Cimahi. Diharapkan disamping dapat mengatasi kesulitan belajar siswa, dengan
penerapan model Project Based Learning bermuatan nilai, dapat merangkul
generasi yang akan datang untuk belajar secara kolaboratif dan mewujudkan
peserta didik yang selalu bersyukur melalui perumpamaan yang Allah tunjukkan.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah penerapan model
Project Based Learning (PjBL) bermuatan nilai dalam materi sistem ekskresi
manusia terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMA ?”

Esri Desriyani, 2014
Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Bermuatan Nilai Dalam Materi Sistem
Ekskresi Manusia Untuk Meningkatkan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah

penguasaan konsep siswa


setelah belajar dengan model

Project Based Learning bermuatan nilai pada materi sistem ekskresi
manusia?
2. Bagaimanakah sikap siswa

terhadap

terkandung dalam materi sistem ekskresi

pengembangan nilai sains yang
setelah belajar dengan

model

Project Based Learning bermuatan nilai?
3. Bagaimanakah hubungan penguasaan konsep dan sikap siswa melalui
pembelajaran dengan model Project Based Learning bermuatan nilai?
4. Adakah kendala yang dialami siswa selama melakukan pembelajaran dengan
model Project Based Learning bermuatan nilai ?


C. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan arah dan jalannya penelitian, maka masalah penelitian
dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian dibatasi pada penerapan Model Project Based Learning (PjBL)
yang ditambahkan kegiatan penggalian dan pengungkapan kandungan nilai
sains. Nilai sains tersebut dibatasi menjadi empat nilai sains yang terdiri dari
nilai religi, nilai pendidikan, nilai intelektual dan nilai sosio-politik
berdasarakan gagasan Albert Einstein (Yudianto, 2005)
2. Hasil belajar yang diukur adalah

penguasaan konsep dan sikap siswa

terhadap pengembangan nilai sains.
3. Sikap siswa terhadap pengembangan nilai sains dibatasi pada tatanan
kognitifnya saja yakni penerimaan siswa terhadap kandungan nilai sains pada
topik ginjal yang diukur dengan angket skala sikap model Likert sedangkan
untuk mengetahui sikap siswa pada saat belajar menggunakan format
observasi. Adapun sikap siswa yang diobservasi dibatasi menjadi delapan
sikap diantaranya sikap religius, rasa ingin tahu, mampu bekerjasama,

komunikatif, adil, disiplin, menghargai oranglain dan kreatif

Esri Desriyani, 2014
Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Bermuatan Nilai Dalam Materi Sistem
Ekskresi Manusia Untuk Meningkatkan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

4. Batasan Project dalam penelitian ini adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan siswa untuk berupaya menanggulangi dan mencegah terjadinya
salah satu masalah kesehatan ginjal melalui pembuatan produk berupa poster
yang terkait dengan materi sistem ekskresi pada topik ginjal.

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengungkap penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi setelah
mengikuti pembelajaran dengan model Project Based Learning Bermuatan
Nilai.
2. Mengungkap sikap siswa


terhadap penerimaan nilai sains dalam materi

sistem ekskresi setelah mengikuti pembelajaran dengan Project Based
Learning Bermuatan Nilai.
3. Mendeskripsikan ada tidaknya kendala yang dialami siswa selama mengikuti
proses pembelajaran Project Based Learning Bermuatan Nilai.
4. Mengungkap hubungan antara penguasaan konsep dan sikap siswa melalui
pembelajaran Project Based Learning Bermuatan Nilai.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih model
pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajarkan sistem ekskresi.
b) Model Project Based Learning bermuatan nilai dapat dijadikan sebagai
alternatif untuk mengenalkan nilai sains yang terkandung dalam bahan ajar.
2. Bagi Siswa
a) Siswa mendapatkan informasi mengenai cara belajar dengan model Project
Based Learning bermuatan nilai
b) Menjadi referensi bagi siswa untuk mengenali kandungan nilai sains pada
materi sistem ekskresi

Esri Desriyani, 2014
Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Bermuatan Nilai Dalam Materi Sistem
Ekskresi Manusia Untuk Meningkatkan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

2. Bagi Peneliti
a) Mendapatkan kesempatan langsung untuk menerapkan model Project Based
Learning bermuatan nilai dalam materi sistem ekskresi pada manusia
b) Mendapatkan kesempatan langsung untuk

mengamalkan salah satu ayat

Allah Swt.
c) Dapat berkontribusi terhadap tujuan pendidikan nasional Indonesia

F. Asumsi
Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sikap individu dipengaruhi oleh informasi yang didapatkannya (Krech, 1962
dalam Yudianto, 2005)
2. Menurut Popham 1995 dalam Djemari Mardapi (2004) ranah afektif
menentukan
kemampuan

keberhasilan

seseorang.

Orang

yang

tidak

memiliki

afektif yang baik, sulit mencapai keberhasilan studi yang

optimal.
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Model Project Based Learning bermuatan nilai berpengaruh terhadap
penguasaan konsep siswa.
2. Model Project Based Learning bermuatan nilai berpengaruh terhadap sikap
siswa pada penerimaan nilai sains.
3. Terdapat hubungan positif antara penguasaan konsep dan sikap siswa melalui
pembelajaran dengan model Project Based Learning bermuatan nilai.

Esri Desriyani, 2014
Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Bermuatan Nilai Dalam Materi Sistem
Ekskresi Manusia Untuk Meningkatkan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu