pesta modul sha Pel 1

Nama Kursus : Sepuluh Hukum Allah Untuk Kehidupan Manusia (SHA)
Nama Pelajaran : Sepuluh Perintah yang Diberikan
Kode Pelajaran : SHA-P01
Pelajaran 01 - SEPULUH PERINTAH YANG DIBERIKAN
Daftar Isi
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Pendahuluan
Gunung Sinai (Keluaran 19:1-9)
Allah Memberikan Hukum Kepada Umat-Nya (Keluaran 19:10-13)
Diberikan untuk Manusia yang Berdosa (Keluaran 20:1-26)
Dua Bagian Hukum (Keluaran 31:18; 32:15-16)
Diberikan untuk Memberikan Kesejahteraan Bagi Umat-Nya

DOA
A. Pendahuluan

Sepuluh Hukum dalam Kitab Suci memang tidak ada bandingnya. Suatu pengajaran
hukum yang sedemikian anggun, komprehensif dan sekaligus memberi kebebasan pada
orang yang melakukannya.
1. Latar Belakang
Sepuluh Hukum diawali dengan firman Allah: "Hai Israel, Akulah Tuhan
Allahmu, yang membawamu keluar dari tanah Mesir, tempatmu diperbudak
selama ratusan tahun. Sekarang, dengarlah hukum-hukum yang Kuberikan
padamu", pembukaan yang sangat jelas bagi umat, yang Dia bebaskan dari
belenggu dan kutukan dosa. Selama 430 tahun, Tuhan seperti tak mengingat akan
janji-Nya pada Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan tidak mengulurkan tanganNya menolong mereka. Sesungguhnya tidak! Saat Tuhan bungkam, pasti ada
makna yang dalam, karena Tuhan yang kekal dan yang hidup itu tidak
meninggalkan umat-Nya terus-menerus berada di dalam kesulitan. Yusuf pernah
menjadi Perdana Menteri di Mesir, Kerajaan terbesar di masa itu, tetapi ketika
pemimpin baru yang tak mengenal dia bangkit, mereka tak membiarkan bangsa
Israel.
Bangsa asing itu semakin berkembang. Mereka khawatir Israel akan mendominasi
dan menjadi ancaman bagi mereka. Itulah fakta, saat jumlah penduduk dan
perekonomian pendatang mulai mendominasi di kalangan masyarakat, penduduk
asli mulai merasa iri, takut, dan muncullah penganiayaan, penindasan,
diskriminasi, dan merampas hak asasinya. Perlakuan yang buruk terhadap

pendatang memang sering dilakukan oleh keturunan Adam. Jadi, perlu ada hukum
yang menjamin hak asasi masyarakat pendatang. Itu sebabnya, Sepuluh Hukum
Tuhan diberikan setelah orang Israel diperbudak selama 430 tahun oleh Firaun

yang menganggap dirinya mendapat mandat dewa yang tertinggi, sehingga ia
merasa memiliki hak mutlak atas hidup atau matinya orang lain. Sudah ada sekitar
3.300 tahun, sejak Allah memberikan Sepuluh Perintah kepada umat Israel hingga
sampai sekarang ini. Hal ini menarik untuk diingat bahwa peristiwa itu terjadi di
atas Gunung Sinai, yang terletak di negara Saudi Arabia saat ini.
Sebelum Sepuluh Perintah diberikan, umat Israel telah diperbudak di Mesir
selama lebih dari empat ratus tahun. Tetapi, kemudian Allah melepaskan umat
pilihan-Nya dan menuntun mereka keluar dari perbudakan di Mesir menuju tanah
yang sudah dijanjikan kepada mereka. Tanah ini disebut Tanah Perjanjian, yaitu
tanah di mana Anak Manusia akan dilahirkan 1.300 tahun kemudian. Selama 40
tahun, bangsa Yahudi harus mengembara di padang belantara menunggu Allah
mengizinkan mereka memasuki Tanah Perjanjian. Mengapa? Karena Allah
mempunyai banyak pelajaran yang akan diberikan kepada umat Israel sebelum
Dia mengijinkan mereka memiliki tanah tersebut. Pelajaran-pelajaran itu berupa
Sepuluh Perintah yang merupakan bagian luar biasa dari rencana Allah bagi umat
yang dikasihi-Nya. Isi dari Perintah-perintah ini ialah tentang peraturan untuk

kehidupan manusia, dengan satu tujuan agar seluruh bangsa Israel dan setiap
orang dalam bangsa tersebut mendapat kebahagiaan.
Allah menginginkan yang terbaik untuk umat pilihan-Nya. Allah tahu bahwa
mereka tidak dapat hidup bahagia jika mereka tidak memunyai aturan-aturan yang
menuntun mereka. Tidak akan ada kebahagiaan tanpa adanya hukum-hukum.
Keadaan tanpa hukum ini disebut Allah sebagai dosa. Tujuan Allah adalah bukan
untuk membebani mereka dengan hukum-hukum dan aturan yang berat, namun
justru Allah menghendaki umat-Nya bahagia dan makmur oleh karena hukum
tersebut.
2. Mengapa Perlu Hukum?
Orang Kristen yang ada di tahap ini mengetahui dengan jelas, mengapa
mempelajari firman, membaca Kitab Suci, bukan berlomba membanggakan diri,
melainkan rindu untuk mengerti intinya, sifatnya, kualitasnya, perbedaannya,
keunikannya, fungsinya, karena Alkitab adalah sumber yang amat berbeda dengan
buku-buku lain. Kita sudah membahas tentang Sepuluh Hukum Allah yang
diberikan setelah orang Israel menjadi budak lebih dari empat abad di Mesir.
Umumnya, seseorang yang ditindas atau tertindas ingin menuntut "keadilan" di
hatinya. Tetapi, apa itu keadilan? Bagi orang Kristen, keadilan adalah sifat Allah,
dasar keadilan adalah Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, Allah pernah membiarkan
umat-Nya dianiaya di Mesir selama 400 tahun baru kemudian menurunkan

Sepuluh Hukum. Dalam Perjanjian Baru, Allah juga pernah membiarkan umatNya dianiaya oleh Roma dan kerajaan-kerajaan lain selama 400 tahun, baru
kemudian mengirim Yohanes Pembaptis. Semua ini adalah cara Tuhan bekerja.
Terkadang Dia membiarkan mereka mengira "tak ada Tuhan", karena keberadaan
Tuhan yang menyebabkan orang beriman, mengakui keberadaan-Nya, mengalami
penyertaan-Nya, bukan karena orang percaya Dia ada maka Dia menjadi ada.

3. Tujuan dan Motivasi Hukum
Sepuluh Hukum adalah prinsip yang Tuhan tetapkan bagi manusia yang Dia cipta
seturut peta teladan-Nya. Tuhan memberikan Sepuluh Hukum agar umat-Nya
mengerti hukum dan hidupnya menjadi takut akan Tuhan. Tuhan memberikan
hukum untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan. Maka di dalam Sepuluh
Hukum, relasi vertikal dengan Allah harus mendahului relasi horisontal dengan
sesama manusia, karena relasi vertikal merupakan dasar dari relasi horisontal.
Pemikiran seperti ini tidak ada di dalam hukum dunia mana pun. Di sini kita ingin
melihat lebih teliti sifat, tujuan, dan motivasi Allah memberikan Sepuluh Hukum.
Sepuluh Hukum sangat penting, karena dia memancarkan keunikan dari etika
Kristen: bukan etika tujuan atau etika relasi atau etika tindakan, melainkan etika
motivasi. Itu sebabnya Alkitab mengajar dan mendidik dalam kebenaran karena
dari sana terpancarlah seluruh hidup. Kalau kita tidak mengontrol, tidak
mengoreksi hati kita, tindakan kita akan sesat. Apa motivasi Allah memberikan

Taurat? Kasih. Paulus berkata, kesimpulan Taurat adalah kasih. Jadi, karena Aku
mengasihi engkau, maka Aku memberikan perintah-perintah-Ku dan juga
batasan-batasan-Ku. Dalam PB diperjelas dengan, "Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
(Matius 22:37-39) Saat seorang ibu melarang anaknya, jangan lakukan ini, jangan
lakukan itu, tanpa memberikan penjelasan, maka anaknya berpikir bahwa ibunya
sedang mengekang kebebasannya. Dia tidak mengerti bahwa ibunya melarang
dia, karena ibunya mengasihi dia. Orang Kristen taat pada Tuhan, bukan karena
dia sudah berada di ambang kematian, melainkan karena dia ingin hidupnya
sesuai dengan kehendak Tuhan. Mengapa kita menghormati orang tua? Karena
kasih. Mengapa di Sepuluh Hukum tertulis: jangan membunuh, jangan berzinah?
Karena mengasihi sesama, maka menghormatinya, memikirkan kebaikannya.
Cintailah sesama dengan motivasi kasih yang suci. Jangan pernah ada pikiran
jahat dalam pikiran kita terhadap orang lain. Kalau orang tidak menyukaimu,
bersalah padamu, doakan dia dan bukan membalasnya dengan perlakuan yang
sama. Jangan engkau terjerat tipuan Iblis. Saya harus melakukan apapun yang
diperkenan Allah, dan saya harus bertanggung jawab atas apapun yang saya
lakukan di hadapan Allah. Kita tidak bisa berkata bahwa kita sedang hidup di

dalam zaman anugerah, sehingga kita boleh berbuat apa saja sekehendak hati kita.
Kita harus meneladani Kristus yang berkata: "Anak Manusia datang bukan untuk
meniadakan Hukum Taurat, melainkan untuk menggenapi-Nya." Memang, kita
tidak mungkin bisa secara sempurna menggenapkan Hukum Taurat; untuk itulah
Kristus mengganti kita menggenapkan semua tuntutan hukum Taurat, dan pada
saat yang sama Roh Kudus memimpin kita masuk ke dalam seluruh kebenaran,
menjalankan perintah Tuhan dan menjadi orang yang diperkenan oleh-Nya.
Kiranya mempelajari Sepuluh Hukum ini menjadikan kita semakin takut akan
Tuhan, semakin mengasihi Dia, dan mengasihi sesama kita, menjalankan moral
yang dibatasi oleh kebenaran Allah.

B. Gunung Sinai (Keluaran 19:1-9)
Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang
gurun Sinai pada hari itu juga. Dalam Keluaran 19:1 menunjukkan bahwa mereka tiba di
padang belantara di kaki gunung Sinai yang saat itu berupa padang pasir. Musa, yang
dipimpin oleh Allah sampai ke tempat itu, sendirian mendaki gunung. Di sanalah Allah
berbicara kepadanya. Allah mengingatkan Musa bagaimana Dia membebaskan umat
Israel dari perbudakan di Mesir. "Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh
mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi
harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya

seluruh bumi" (Keluaran 19:5).
Dalam ayat di atas, Allah membuat suatu ketetapan yang juga dikenal dengan sebuah
janji. Allah berjanji bahwa Dia akan membuat orang-orang Yahudi menjadi umat-Nya
yang khusus dan akan memberkati mereka dengan berbagai cara yang luar biasa. Allah
sudah membuat rencana untuk mengutus Anak-Nya sendiri ke dalam dunia. Melalui
bangsa Yahudi Yesus Kristus datang ke dunia kurang lebih 1.300 tahun kemudian.
Semua janji Tuhan mengandung syarat. Allah selalu mengatakan, "Aku akan melakukan
ini jika kamu melakukan itu." Allah menghendaki orang-orang Yahudi menaati Dia dan
memegang perintah-perintah-Nya. Allah menghendaki Israel menjadi bangsa yang kudus
dan Dia juga menghendaki Indonesia menjadi suatu bangsa yang kudus.
Alkitab mengatakan bahwa Musa kemudian turun dari gunung dan mengatakan kepada
bangsa Israel segala sesuatu yang sudah dikatakan Allah. Orang-orang Israel setuju
terhadap rencana Allah, dan mereka mengatakan, "Segala yang difirmankan Tuhan akan
kami lakukan." ayat 8.
C. Allah memberikan hukum kepada umat-Nya (Keluaran 19:10-13)
Ada banyak alasan mengapa Allah memberikan Sepuluh Perintah kepada umat Israel dan
kepada kita. Marilah kita lihat daftar beberapa alasan tersebut:
1.
2.
3.

4.

Supaya mereka tahu sifat Allah yang sebenarnya.
Supaya mereka memiliki beberapa pedoman hidup.
Supaya mereka bisa membuat pola kehidupan mereka menurut teladan Allah.
Supaya mereka bisa menyadari bahwa Allah dan hukum-hukum-Nya adalah
kekal.
5. Supaya mereka bisa mengetahui bahwa Allah mengasihi mereka.
Sepuluh Perintah Allah banyak menjelaskan kepada kita tentang sifat Allah dan
mengajarkan kepada kita bahwa Allah adalah kudus, murni dan baik dan juga bahwa
Allah adalah kasih. Sepuluh Perintah Allah banyak mengajarkan kepada kita tentang
Allah itu sendiri. Allah menuliskannya karena Dia mengasihi kita. Perintah-perintah
tersebut menghendaki agar kita baik sama seperti Dia baik; murni sebagaimana Dia
murni dan kudus sebagaimana Dia kudus. Sepuluh Perintah tersebut mengajarkan bahwa
Allah adalah roh dan kita harus menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.

Perhatikan bahwa aturan-aturan tersebut adalah untuk orang-orang yang mau
menguduskan diri mereka yang berarti mau memurnikan diri mereka. Selama tiga hari
mereka harus siap mendengarkan Allah berbicara pada mereka. Orang-orang tidak akan
menjejakkan kaki di gunung itu atau bahkan menyentuh batas gunung itu. Allah

memperingatkan mereka bahwa jika mereka tidak taat dan mencoba untuk mendaki
gunung untuk melihat Dia, mereka akan mati.
Pada suatu pagi terjadi guntur, kilat dan awan yang gelap di atas gunung tersebut, serta
ada suara terompet yang keras, dan semua orang menjadi sangat takut.
Musa memimpin orang-orang keluar kemah untuk bertemu dengan Allah. Mereka berdiri
di kaki gunung. Muncul api dan asap di puncak gunung dan bumi bergetar dengan keras.
Suara terompet terdengar makin keras. Kemudian Musa berbicara mewakili umat Israel.
Allah menjawab dengan suara yang keluar dari awan-awan sehingga semua orang dapat
mendengar-Nya. Kemudian Tuhan turun ke atas gunung Sinai. Dia memanggil Musa
untuk mendaki gunung. Lalu Musa naik untuk bertemu dengan Allah.
Orang-orang sangat ingin bertemu dengan Allah, namun Dia mengutus Musa turun untuk
memperingatkan orang-orang bahwa mereka akan mati jika berusaha untuk masuk dalam
hadirat-Nya. Bahkan para imam pun tidak diperbolehkan naik. Allah hanya mengundang
Musa dan Harun untuk naik dan berbicara dengan-Nya.
D. Diberikan untuk manusia yang berdosa (Keluaran 20:1-26)
Allah adalah kudus dan manusia berdosa. Manusia yang sudah berdosa tidak bisa
memandang Allah yang kudus dan hidup. Baru setelah 1.300 tahun kemudian, Yesus
akan mati di atas kayu salib untuk dosa-dosa kita. Hal ini memungkinkan bagi orang
berdosa untuk datang ke hadirat Tuhan yang kudus dan hidup.
Allah berbicara pada hari itu dan memberikan Sepuluh Perintah/Hukum yang akan kita

pelajari dengan saksama dalam pelajaran-pelajaran berikutnya. Orang-orang yang
berdosa sangat takut ketika mereka mendengar bunyi guntur, melihat kilat yang
menyambar-nyambar, mendengar suara terompet yang keras dan melihat gunung itu
mengeluarkan asap. Mereka meminta Musa untuk berbicara pada Tuhan karena mereka
takut akan mati jika mendengar suara Tuhan. Musa mengatakan pada mereka bahwa
mereka tidak perlu takut kepada Allah jika mereka belajar untuk menghormati dan
menaati Allah serta menghindari dosa.
Allah bahkan bersembunyi dari Musa dalam kegelapan yang sangat gelap. Allah yang
kudus ingin manusia yang berdosa mengetahui bahwa Dia sudah berbicara kepada Musa.
Allah tidak ingin manusia yang berdosa melupakan siapa yang memberi perintah-perintah
tersebut. Manusia tidak membuat hukum-hukum atau perintah-perintah ini, tetapi Allah
sendiri yang membuatnya. Kesepuluh hukum ini adalah untuk bangsa Yahudi dan juga
untuk semua orang.
E. 2 bagian hukum (Keluaran 31:18; 32:15-16)

Pertama kali Allah mengucapkan sepuluh perintah tersebut. Kemudian Dia menuliskan
perintah-perintah itu di kedua sisi dari dua loh batu. Allah mengatakan bahwa perintah
tersebut adalah "... ditulisi oleh jari Allah" (Keluaran 31:18). Alkitab juga berkata bahwa
"Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada lohloh itu." (Keluaran 32:16). Selama berabad-abad, Perintah-perintah tersebut disimpan
dalam Tabut Perjanjian, suatu tempat khusus untuk menyimpan Hukum-hukum Allah.

Tabut Perjanjian itu kemudian diletakkan dalam ruangan Maha Kudus di dalam Kemah
Suci atau setelah Bait Allah dibangun pada zaman raja Salomo dalam ruangan Maha
Kudus di dalam Bait Allah. Sepuluh Perintah tersebut adalah dasar dari hukum-hukum
dalam kehidupan bangsa Yahudi. Empat hukum yang pertama berhubungan dengan sikap
manusia terhadap Tuhan. Enam hukum yang terakhir membicarakan tentang sikap
manusia terhadap sesamanya. Menghormati Allah dan sesama adalah dasar dari Sepuluh
Perintah Allah.
F. Diberikan untuk memberikan kesejahteraan bagi umat-Nya
Allah memberikan Kesepuluh Perintah untuk kebahagiaan seluruh manusia. Sepuluh
Perintah tersebut bukan bersifat sementara melainkan akan tetap untuk selama-lamanya
karena Allah adalah kekal. Perintah-perintah tersebut mencerminkan sifat Allah.
Kesepuluh perintah tersebut bersifat menyeluruh karena diperuntukkan bagi semua
manusia di mana-mana. Hukum-hukum itu adalah untuk setiap insan di berbagai negara
dan suku. Hukum-hukum itu juga ditetapkan untuk pria dan wanita dari setiap generasi
turun temurun. Hukum-hukum tersebut adalah untuk kita dan anak cucu kita. Dan yang
perlu kita ingat ialah bahwa Sepuluh Perintah untuk kehidupan manusia tersebut tidak
dapat diubah, sama seperti maksud dan kehendak Allah yang memberikan hukum
tersebut tidak dapat diubah.

Akhir Pelajaran (SHA-P01)

DOA
"Bapa, terima kasih atas pengertian yang Engkau berikan kepadaku untuk memahami bahwa
seluruh hukum-Mu kudus. Engkau memberikan perintah-perintah-Mu untuk kebahagiaan hidup
seluruh umat manusia. Berikan aku hikmat dan kemampuan agar dapat melakukan setiap
perintah-Mu. Terima kasih Bapa. Amin."