MAKALAH WORKSHOP EBT PEMBANGKIT LISTRIK (1)

MAKALAH WORKSHOP EBT
“PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTPB)”

Disusun oleh :
Ikke Dianita Sari
NRP 3210151002
2 D4 SPE

D4 SISTEM PEMBANGKIT ENERGI
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2016

1

PLTP
1. PENDAHULUAN
Energi merupakan sumber kehidupan, jika energi habis maka kehidupan akan musnah.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia maka kebutuhan akan energi pun
semakin meningkat. Kebutuhan energi yang tidak diiringi dengan peningkatan produksi energi
akan menyebabkan Indonesia mengalami krisis energi. Saat ini sumber energi utama yang

digunakan berasal dari bahan bakar fosil (bensin, minyak tanah, solar, dll). Pembentukan
bahan bakar fosil membutuhkan waktu hingga ratusan juta tahun sehingga dibandingkan
dengan jangka waktu hidup manusia Indonesia yang hanya 70th maka bahan bakar ini
merupakan sumber energi yang tak terbarukan (non renewable resources).
Dalam kurun waktu ± 10 th mendatang Indonesia diperkirakan akan mengalami
penurunan produksi bahan bakar fosil dan lambat laun akan habis jika tidak ditemukan
lapangan-lapangan minyak yang baru, sehingga akan terjadi krisis energi jika tidak segera
dikembangkan sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Saat ini akibat
ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil menyebabkan beban yang berat bagi
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) karena pemerintah harus menggunakan
dana cadangan APBN untuk membeli minyak dari luar negeri akibat naiknya harga minyak
mentah di pasaran dunia pada tahun 2011 yang hampir mencapai 100 $ per barrel.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan energi di masa mendatang pemerintah Indonesia
mengembangkan sumber-sumber energi alternatif diluar bahan bakar fosil. Salah satu energi
alternatif yang telah dikembangkan di Indonesia adalah energi panasbumi.
2. PRINSIP KERJA
Sebagian besar pembangkit listrik menggunakan uap. Uap dipakai untuk memutar
turbin yang kemudian mengaktifkan generator untuk menghasilkan

listrik. Banyak


pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil untuk mendidihkan air guna
menghasilkan uap. Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya saja pada PLTU, uap dibuat di
permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi.
Pembangkit yang digunakan untuk merubah panas bumi menjadi tenaga listrik secara umum
mempunyai komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan berbasis panas
bumi, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger,
2

chiller, pompa, dan sebagainya. Ada tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas
bumi yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle.
Jadi, cara kerja PLTP adalah sebagai berikut:
1.

Uap di-supply dari sumur produksi melalui sistem transmisi uap yang kemudian masuk
ke dalam Steam Receiving Header sebagai media pengumpul uap. Steam Receiving
Header dilengkapi dengan Rupture Disc yang berfungsi sebagai pengaman terakhir unit
.Bila terjadi tekanan berlebih (over pressure) di dalam Steam Receiving maka uap akan
dibuang melalui Vent Structure.Vent Structure berfungsi untuk warming-up di pipe line

ketika akan start unit dan sebagai katup pengaman yang akan membuang tekanan bila
sudden trip terjadi.

2.

Dari Steam Receiving Header uap kemudian dialirkan ke Separator (Cyclone Type)
yang berfungsi untuk memisahkan uap (pure steam) dari benda-benda asing seperti
partikel berat (Sodium, Potasium, Calsium, Silika, Boron, Amonia, Fluor dll).

3.

Kemudian uap masuk ke Demister yang berfungsi untuk memisahkan moisture yang
terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih yang akan masuk ke dalam Turbin.

4.

Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari Energi Kalor yang
terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang diterima oleh sudu-sudu Turbin.
Turbin yang dikopel dengan generator akan menyebabkan generatkut berputar saat turbin
berputar sehingga terjadi konversi dari Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik.


5.

Generator berputar menghasilkan Energi Listrik (Electricity)

6.

Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin dikondensasikan di dalam Condensor dengan
sistem Jet Spray (Direct Contact Condensor).

7.

NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap oleh First
Ejector kemudian masuk ke Intercondensor sebagai media pendingin dan penangkap
NCG. Setelah dari Intercondensor, NCG dihisap lagi oleh Second Ejector masuk ke dalam
Aftercondensor sebagai media pendingin dan kemudian dibuang ke atmosfir melalui
Cooling Tower.

8.


Dari Condensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling Water Pump masuk
ke Cooling Tower. Selanjutnya air hasil pendinginan dari Cooling Tower uap kering
disirkulasikan kembali ke dalam Condensor sebagai media pendingin.

3

9.

Primary Cooling System disamping sebagai pendingin Secondary Cooling System juga
mengisi air pendingin ke Intercondensor dan Aftercondensor.

10.

Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk kepentingan
Reinjection Pump.

11.

River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin Cooling Tower.


3. KLASIFIKASI
3.1 Dry Steam Power Plants PLTP sistem dry steam mengambil sumber uap panas
dari bawah permukaan. Sistem ini dipakai jika fluida yang dikeluarkan melalui sumur
produksi berupa fasa uap. Uap tersebut yang langsung dimanfaatkan untuk memutar turbin
4

dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan
memutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Sisa panas yang datang dari production
well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well.
3.2 Flash Steam Power Plants Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam
(hot spring) di atas suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam
Power Plants. Fluida panas tersebut dialir-kan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih
rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan flash inilah
yang menggerakkan turbin untuk meng-aktifkan generator yang kemudian menghasilkan
listrik. Sisa panas yang tidak terpakai masuk kembali ke reservoir melalui injection well.
3.3 Binary Cycle Power Plants (BCPP) Pada BCPP air panas atau uap panas yang
berasal dari sumur produksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi
digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan fluida kerja pada heat exchanger.
Fluida kerja kemudian menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang
dihasilkan diheat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya

menggerakkan genera-tor untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan
di heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Sisa panas yang tidak
terpakai masuk kembali ke reservoir melalui injection well. Binary Cycle Power Plants ini
sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.
4. BAGIAN DAN FUNGSI
Peralatan utama PLTP terdiri dari kepala sumur dan valve, separator, silincer,
kondensor, gas extraction dijelaskan pada penjelasan dibawah ini.
4.1 Kepala Sumur dan Valve
Seperti halnya sumur-sumur minyak dan gas, di sumur panas bumi juga dipasang
beberapa Valve (katup) untuk mengatur aliran fluida. Valve-valve tsb ada yang dipasang di
atas atau di dalam sebuah lubang yang dibeton (Concrete cellar).
Disamping itu biasanya dilengkapi juga oleh Bleed Valve, yaitu valve untuk
menyemburkan ke udara dengan laju aliran sangat kecil (bleeding), saat sumur tidak
diproduktifkan. Fluida perlu dikeluarkan dengan laju alir sangat kecil agar sumur tetap panas
5

dan gas tidak terjebak di dalam sumur, dan juga untuk menghindari terjadinya thermal shock
atau perubahan panas secara tiba-tiba yang disebabkan karena pemanasan atau pendinginan
mendadak dapat dihindarkan.
Disamping itu ada juga yang dilengkapi dengan Ball Floatt Valve yang merupakan

Valve pengaman dari kemungkinan terbawanya air ke dalam aliran pipa uap. Bila ada air yang
terbawa, bola akan naik dan menghentikanaliran. Kenaikkan tekanan akan menyebabkan
Bursting Disc pecah dan mengalihkan aliran ke Silincer.
4.2 Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan uap dari air yang bercampur dalam aliran dua
fasa. Separator yang mempunyai effisiensi yang tinggi adalah jenis Cyclone, dimana aliran
uap yang masuk dari arah samping dan berputar menimbulkan gaya sentrifugal. Air akan
terlempar ke dinding, sedangkan uap akan mengisi bagian tengah pipa, dan mengalir
keatas. Uap yang keluar dari separator jenis ini mempuyai tingkat kekeringan (dryness) yang
sangat tinggi, lebih dari 99%. Effisiensi dari jenis ini akan berkurang bila kecepatan masuk
lebih dari 50 m/detik.
4.3 Silincer
Silincer

merupakan

silinder

yang


didalamnya

diberi

suatu

pelapis

untuk

mengendapkan suara dan bagian atasnya terbuka. Fluida dari sumur yang akan disemburkan
untuk dibuang, akan menimbulkan kebisingan yang luar biasa hingga dapat memekakkan
telinga dan bahkan bila tanpa perlindungan telinga, dapat menyebabkan rusaknya
pendengaran. Maka diperlukan Silencer untuk mengurangi kebisingan dan biasanya juga
mengontrol aliran fluida yang akan dibuang.
Apabila fluida dari sumur berupa uap kering, silincer yang digunakan biasanya berupa
lubang yang diisi dengan batuan yang mempunyai ukuran dan bentuk beragam.
4.4 Turbin Uap
Turbin uap adalah suatu mesin penggerak, yang menggunakan energi dari fluida kerja
(uap) untuk menggerakkan / memutar sudu-sudu turbin. Sudu – sudu turbin ini memutar

poros, poros karena dikopling dengan generator, maka akan menggerakkan generator yang
akan menghasilkan listrik.
Pada dasarnya dikenal 2 jenis turbin :

6

 Turbin dengan tekanan keluaran sama dengan tekanan udara luar (Atmospheric
Exhaust / Back Pressure Turbine) atau disebut juga turbin tanpa condenser. Pada
jenis ini uap keluar dari turbin langsung dibuang ke udara.
 Turbin dengan condenser (Condensing unit Turbine). Pada jenis ini uap keluar dari
turbin dikondensasikan lagi menjadi air di condenser.
4.5 Kondensor
Fungsi kondensor adalah untuk mengkondensasikan uap menjadi air dengan cara
membuat kondisi vakum di dalam bejana (kondensor). Proses terjadinya vakum dengan cara
thermodinamika bukan cara mekanik.Fluida yang keluar dari turbin masuk ke condenser
sebagian besar adalah uap bercampur dengan air dingin, di kondensor akan mencapai
kesetimbangan massa dan energi.
Pada volume yang sama, air akan mempunyai massa ratusan kali lipat dibandingkan
dengan uap. Sehingga jika uap dalam massa tertentu mengisi seluruh ruangan dalam
kondensor, kemudian disemprotkan air maka uap akan menyusut volumenya, karena sebagian

atau seluruhnya berubah menjadi air (tergantung jumlah air yang disemprotkan) yang
memiliki volume jauh lebih kecil. Akibat penyusutan volume uap dalam kondensor inilah
akan mengakibatkan kondisi ruangan dalam kondensro menjadi vakum.
4.6 Gas Extraction
Untuk menjaga agar kondisi di dalam kondensor tetap vacuum, maka Non
Condensable Gas (NCG) harus dikeluarkan dari kondensor, dengan cara dihisap oleh Ejector .
5. TINJAUAN ASPEK
5.1 Ekonomi
Biaya Pembangkitan Tenaga Listrik

Biaya pembangkitan total tanpa biaya eksternal

merupakan penjumlahan dari biaya modal, biaya bahan bakar, biaya operasional dan
perawatan, serta biaya lingkungan.
5.1.1 Biaya modal (capital cost),
Biaya modal pertahun adalah biaya investasi pembangunan pembangkit tenaga
listrik yang dipengaruhi oleh faktor suku bunga dengan faktor penyusutan
5.1.2 Biaya bahan bakar (fuel cost),

7

Biaya operasi ini merupakan biaya yang hanya dikeluarkan apabila pusat
pembangkit dioperasikan untuk membangkitkan tenaga listrik. Biaya operasi ini
merupakan biaya pembelian uap panas bumi dan minyak pelumas
5.1.3 Biaya operasional dan pemeliharaan
Biaya ini harus tetap dikeluarkan meskipun peralatan-peralatan di pusat
pembangkit tidak sedang beroperasi. Biaya O & M ini merupakan biaya untuk
perawatan pusat pembangkit, dan juga biaya tenaga kerja yang mengoperasikan dan
merawat pusat pembangkit.
5.1.4 Biaya Lingkungan
Yang dimaksud biaya lingkungan dalam pembangunan PLTP adalah biaya
pemeliharaan lingkungan. Seperti alat pengurangan emisi, pengolahan limbah oli,
menjaga kuantitas dan kualitas air tanah.
5.2 Lingkungan
Masyarakat dunia sudah semakin sadar dengan isu lingkungan. Kebijakan energi juga
harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh mengenai perkembangan isu lingkungan.
Prakiraan dampak penting dalam pembangunan PLTP Bedugul ini, Upaya pemantauan
lingkungan untuk kegiatan Pembangunan PLTP ini prakiraan dampak yang terjadi akan
ditinjau dalam 4 (empat) tahapan:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Konstruksi
3. Tahap Operasional
4. Tahap Pasca Operasi
Pada tahap perencanaan Pembangunan PLTP ini dikhawatirkan menimbulkan dampak
keresahan sosial dan juga persepsi positif dan negatif pada masyarakat setempat akibat dari
pembangunan PLTP Bedugul, upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan
pada masyarakat setempat mengenai rencana kegiatan dan manfaat proyek terhadap
lingkungan lokal.

Pada tahap konstruksi ada beberapa masalah lingkungan yang perlu

dijadikan pertimbangan, diantaranya adalah


Pembangunan Kantor/ Bengkel dan Base camp, komponen lingkungan yang
terkena dampak antara lain Tanah, Air, Udara akibat dari limbah cair (oli)
8

karena mencemari kualitas air dan udara, Upaya yang dilakukan membuat
khusus untuk penampungan oli, membuat alat untuk pemisahan oli dan air dan
menjual oli bekas kepada pembeli yang telah memiliki ijin.


Pembuatan Sumur juga berakibat buruk tehadap Udara dan Tanah selain
menimbulkan kebisingan juga degradasi sempadan sungai upaya yang
dilakukan menguragi kegiatan yang sifatnya berbenturan keras dengan
sempadan sungai.

Pada tahap operasi PLTP Bedugul juga menimbulkan beberapa dampak terhadap
lingkungan diantaranya adalah:


Main Transformer dan Switchyard Berakibat kebisingan dan getaran, upaya
yang dilakukan menetapkan batas maksimum kebisingan kebisingan dan
Penggunaan alat Earplug atau Earmuff alat ini dapat mereduksi kebisingan
khususnya tenaga kerja yang kontak langsung.



Water Supply dan Treatment, mempengaruhi kualitas dan kuantitas air di dalam
tanah. Upaya yang perlu dilakukan adalah menjaga kuantitas air tanah dengan
menginjekkan kemlai air yang sudah terkondensasi ke dalam tanah.



Selama beroperasi PLTP menghasilkan gas buang yang mengandung karbon
(CO2), yang merupkan salah satu penyebab global warming. Akan tetapi
jumlah gas karbon yang dihasilkan jauh lebih rendah dari pada pembangkit
thermal lainnya.

Pada tahap operasi ini pula PLTP Bedugul mempunyai dampak lingkungan yang
sekarang menjadi pusat perhatian dunia, yaitu mengenai pemanasan global (global warming)
yang diakibatkan dari gas

CO2. Panas bumi termasuk energi terbarukan yang bersih

lingkungan, akan tetapi PLTP juga masih menghasilkan CO2. Apabila dibandingkan dengan
pembangkit listrik dengan tenaga fossil, maka PLTP mempunyai produksi CO2 yang lebih
kecil daripada pembangkit yang lainnya.

Perlindungan terhadap kondisi lingkungan sangat

diperlukan, hal ini dikarenakan lingkungan merupakan tempat sumber energi. Apabila
lingkungannya rusak, maka sumber energi akan tercemar dan kontinuitas sumber energi tidak
akan berlangsung. Dengan ratifikasi “kyoto protocol” menunjukkan komitmen negara maju
tekait global warming untuk insentif atau carbon credit terhadap pembangunan (clean
9

development mecahnism) berdasarkan seberapa besar pengurangan CO2 dibandingkan dengan
base line yang telah ditetapkan.

Penjualan carbon melalui mekanisme CDM (Clean

Development Mechanism) bertujuan untuk mengurangi efek rumah kaca yang menyebankan
pemanasan global di seluruh dunia. Selain itu sistem penjualan carbon dapat merangsang
pengembangan energi terbarukan panas bumi. Dalam skala nasional pengurangan emisi CO2
pada tahun 2007 sebesar 5,8 juta ton CO2
6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
6.1 Kelebihan


Indigeneous; dapat dimanfaatkan secara langsung pada tempat terdapatnya sumber
panasbumi maupun dengan melalui proses terlebih dahulu.



Renewable; dapat diperbarui dengan menjaga cadangan air yang masuk kedalam
sistem panasbumi sehingga proses penguapan air oleh sumber panas tetap berlangsung.
Sumber panasbumi jika tidak secepatnya dimanfaatkan dapat mengalami penurunan
suhu secara drastis bahkan dapat hilang karena waktu dan terlewatkan begitu saja.



Suistanable; dapat dimanfaatkan secara terus menerus secara berkelanjutan karena
dapat diperbarui dalam jangka waktu yang relatif singkat.



Ekonomis
o Konstruksi pembangkit yang bersumber dari energi panasbumi membutuhkan
daerah yang lebih sempit.
o Biaya pemakaian energi panasbumi lebih murah dibanding bahan bakar fosil.



Ramah lingkungan
o Teknik reinjeksi air limbah ke dalam perut bumi akan membawa manfaat ganda
yaitu selain untuk menghindari adanya pencemaran air juga untuk mengisi
kembali air kondensat (pendingin) ke dalam reservoir sehingga pemanasan air
tetap dapat berlangsung terus menerus.
o Dibandingkan dengan gas buangan bahan bakar fosil yang menyebabkan
kenaikan suhu global dan kerusakan ozone, gas buangan dari energi panasbumi
lebih aman karena sebagian besar gas buangannya berupa CO2 (96%) yang

10

dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan bagi proses pembuatan minuman
kaleng seperti soft drink, pembuatan dry ice dan sebagainya.
6.2 Kekurangan


Uap panas bumi yang keluar dari sumur terdiri atas uap air, air panas, dan beberapa
jenis pengotor. Cara Penanggulangan dampak ini antara lain : pada alat pemisah dan
pembersih, pengotoran - pengotoran (belerang) dipisahkan



Belerang yang telah dipisahkan akan menjadi masalah jika dibuang sembarangan
misalnya jika dibuang di sungai maka akan terjadi pencemaran air dimana air di
pedesaan merupakan sumber kehidupan di pedesaan sehingga limbah ini harus diolah
dan dimanfaatkan



Meningkatnya kebisingan dan getaran, hal ini dapat diatasi dengan menaruh turbin
dalam ruangan tertutup serta penanaman pohon pada lsekitar lokasi pembangkit



Rawan terjadi kecelakaan kerja, hal ini dapat ditanggulangi dengan menerapkan
standar K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) yang ketat seperti pembatasan ruang
akses bagi yang tidak berwenang, peraturan yang ketat tentang standar pakaian kerja
seperti : helm, pakaian proyek (kop roll) sepatu kulit yang tebal, kacamata kerja,
masker, dan penutup telinga jika karyawan bekerja sekitar turbin.

7. PENELITIAN
7.1 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan suhu, tekanan, dan laju aliran uap dalam
memaksimalkan proses kerja kondensor dengan kontrol logika fuzzy
7.2 Prosedur
1. Langkah pertama dalam melakukan penelitian menggunakan logika fuzzy adalah
membuat fuzzy interface system (FIS). FIS yang dipakai dalam penilitian ini adalah
FIS mamdani. FIS mamdani dipakai karena yang paling mudah dimengerti dan paling
sesuai dengan naluri manusia. dalam FIS editor, masukan dibagi dalam 3 variable yaitu
tekanan, suhu dan laju aliran sedangkan sebagai keluarannya yaitu volume total pada
kondensor.
11

2. Langkah selanjutnya adalah menentukan fungsi keanggotaan variable, dimana fungsi
variable keanggotaan masukan (tekanan, suhu, dan laju aliran uap) dan keluaran
(volume total pada kondensor) dibagi menjadi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,
dan sangat tinggi.
3. Setelah menentukan fungsi keanggotaan, langkah selanjutnya adalah membuat dan
menyusun aturan logika fuzzy. Aturan fuzzy yang ditentukan dibuat berdasarkan
karakter dari masukan dan keluaran. Aturan-aturan fuzzy ini dibuat dengan
menggunakan rule editor.
4.

Setelah menyusun aturan fuzzy, selanjutnya memasukkan variavle masukan ke dalam
proses defuzzyfikasi pada rule viewer. Proses defuzzyfikasi terjadi ketika semua aturan
telah selesai dilakukan. Pada rule viewer ini kita bisa menguji hasil dari aturan-aturan
yang telah dibuat untuk pemodelan dengan cara memasukkan nilai-nilai variable
masukan. Setelah semua langkah diatas telah selesai dilakukan, maka pemodelan suhu,
laju aliran, dan tekanan menggunakan logika fuzzy dapat dilakukan degan
memvariasikan nilai masukan.

7.3 Alat dan Bahan
1. Komputer
2. Software Fuzzy Logic Matlab Toolbox
7.4 Kesimpulan
Penelitian ini telah membuat model kontrol suhu, tekanan, dan laju aliran uap pada
kondensor logika fuzzy, serta memiliki kemampuan pengontrolan mendekati stabil yang
ditunjuk dengan nilai root mean square error (RMSE) sebesar 0,7847.

12

DAFTAR PUSTAKA
Setyaningsih, Wahyu. 2011. POTENSI LAPANGAN PANASBUMI GEDONGSONGO
SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DAN PENUNJANG PEREKONOMIAN
DAERAH. Semarang.
Indra, Bayu Permana. 2008. STUDI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK IPP PLT PANAS BUMI

BEDUGUL 10 MW KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

BALI PADA PROYEK PERCEPATAN 10.000 MW PADA TAHUN 2018. Surabaya.
Tama, Raditya Galih. 2009. STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK
PANAS BUMI (PLTP) DI JAILOLO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI
MALUKU UTARA. Surabaya
http://rakhman.net/peralatan-utama-pltp/
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=291581&val=1043&title=PEMODELAN%20KONTROL%20SUHU,%20TEKANAN,
%20DAN%20LAJU%20ALIRAN%20UAP%20PADA%20KONDENSOR%20DENGAN
%20MENGGUNAKAN%20KONTROL%20LOGIKA%20FUZZY

13