PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MOZAIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA ANAK KELOMPOK B TK SANDHY PUTRA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | . | KUMARA CENDEKIA 6860 14510 1 SM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MOZAIK
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PADA ANAK KELOMPOK B TK SANDHY PUTRA SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
1

Nurhalimah1, Yulianti2, Shaifuddin2
Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret
2
Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Email : nhalimahsweet@yahoo.co.id, yulian_pgsd@yahoo.com, m_udin53@yahoo.com.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam
kegiatan mozaik pada anak kelompok B TK sandhy putra surakarta tahun pelajaran
2013/2014 melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus
merupakan perbaikan yang didasarkan atas hasil refleksi dari hasil siklus sebelumnya.
Dalam tiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam kegitan
mozaik anak kelompok B TK Sandhy Putra Surakarta tahun pelajaran 2013/2014.

Keywords : model pembelajaran kooperatif tipe STAD, motorik halus, mozaik
ABSTRACT This study aims to improv fine motor skills mosaic activities on group B TK
Sandhy Putra Surakarta academic year 2013/2014 through a cooperative learning model
Student Team Achievement Divisions (STAD). Action research was conducted in two cycles,
and each cycle is an improvement based on the results of a reflection of the results of the
previous cycle. In each cycle includes the stages of planning, implementation, observation
and reflection. The results showed that through cooperative learning model Student Team
Achievement Divisions (STAD) to improve fine motor skills in a mosaic activity of group B TK
Sandhy Putra Surakarta academic year 2013/2014.
Keywords: cooperative learning model STAD, fine motor,mosaic
PENDAHULUAN
Anak Usia Dini (AUD) atau anak yang berada pada usia antara 0-6 tahun merupakan masa
keemasan (golden age) membutuhkan upaya-upaya untuk mencapai optimalisasi semua aspek
perkembangan yang dimiliki, (Suyadi 2010:23). Untuk mencapai optimalisasi aspek
perkembangan tersebut maka perlu memberikan rangsangan atau stimulus kepada anak
melalui pendidikan di Taman Kanak-kanak.
Pendidikan merupakan suatu proses, baik berupa pemindahan maupun penyempurnaan yang
akan melibatkan dan mengikutsertakan bermacam-macam komponen dalam rangka mencapai
tujuan yang diharapkan. Pendidikan dilakukan seumur hidup sejak usia dini sampai akhir
hayat, pentingnya pendidikan diberikan pada anak usia dini terdapat di dalam Undang-undang

Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini
pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa : Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pembelajaran pendidikan di TK bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan
sikap pengetahuan, keterampilan, daya cipta dan menyiapkan anak untuk memasuki
pendidikan dasar dengan mengembangkan nilai-nilai agama, fisik motorik, kognitif, bahasa,
dan sosial emosional.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan syaraf, otot, dan otak. Menurut Suyadi (2010:69) Motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan
benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menempel dan
sebagainya. Akan tetapi TK Sandhy Putra Surakarta, masih banyak anak yang kurang mampu
dalam kemampuan motorik halus terutama kegiatan mozaik. Mengingat hal tersebut salah
satu strategi yang digunakan yaitu memberikan model pembelajaran yang inovatif agar
kemampuan motorik halus dalam mozaik anak dapat dikembangkan secara maksimal.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa perlu melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul Peningkatan Kemapuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Mozaik Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Anak Kelompok B Tk Sandhy Putra Surakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
dalam kegiatan mozaik pada anak kelompok B TK sandhy putra surakarta tahun pelajaran
2013/2014?
Tujuan penelitian adalah Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam kegiatan
mozaik melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD) Pada Anak Kelompok B TK Sandhy Putra Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.
KAJIAN PUSTAKA
Kemampuan adalah prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang di persyaratkan sesuai
kondisi yang di harapkan Sutikno (2013:45). Gagne dalam Iskandarwassid (2008:134)
berpendapat bahwa kemampuan merupakan kesanggupan dan pengetahuan awal yang dimiliki
anak untuk memperoleh kemampuan dan pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya.
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot-otot yang terkoordinasi Hurlock (2005: 150).
Menurut Suyadi (2010:69) perkembangan motorik halus adalah meningkatnya
pengoodinasian gerak tubuh yang melibatkan otot-otot dan syaraf yang jauh lebih kecil atau

detail. Mirroh Fikriyati (2013:39) kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik
yang melibatkan koordinasi otot-otot halus/kecil. Sedangkan menurut Samsunuwiyati (2010:
99) motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti menyentuh dan
memegang.
Pengertian Mozaik Menurut Syakir dan Verayanti (2013:66) mozaik diartikan sebagai suatu
jenis karya seni karya seni dekorasi yang menerapkan teknik menempel. Shaifuddin
(2009:106) berpendapat pengertian mozaik adalah salah satu karya seni rupa dua dimensi
yang dihasilkan dengan cara menempel, sebagai karya rupa yang terbuat dari elemen-elemen
yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk gambar atau desain. Soemarjadi,

Ramanto dan Zahri (2001:158) pengertian mozaik adalah sebuah karya seni yang terbuat dari
elemen-elemen yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk gambar atau desain.
Pengertian model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang, pembelajar dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan belajar-mengajar menurut Toeti Sukamto dan udin
Winataputra dalam Anton (2006:144). Menurut Kemp dalam Rusman (2012:132) adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat efektif dan efisien. Sedangkan menurut Rusman (2012:144) model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pelajaran dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain .
Menurut Rusman (2012:204) Cooperative learning adalah teknik pengelompokkan yang
didalamnya siswa berkerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang
umumnya terdiri dari 4-5 orang. Macam-macam model pembelajaran kooperatif Menurut
Isjoni (2010:73) ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif antara lain : (1) Student
Teams Achievement Division (STAD), (2) Jigsaw, (3) Teams Games Tournamens (TGT), (4)
Group Investigation (GI), (5) Rotating Trio Exchange, (6) Group Resume.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalah sebagai berikut: (1)
Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut
partisipasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain). (2) Guru menyajikan pelajaran, (3) Guru
memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah dimengerti dapat menjelaskan pada anggota laiannya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti, (4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh
siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu, (5) Memberi evaluasi (6)
Kesimpulan Agus Suprijono (2011:133)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ratnasari (2013) dengan Upaya Meningkatkan
Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Bermain Membatik Pada Anak Kelompok B RA
AL-Islam Mangun Sari 02 Gunung Pati Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
motorik halus anak dapat meningkat dengan membatik. Persamaan kedua penelitian tersebut

sama-sama meningkatkan kemampuan motorik halus.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Sandhy Putra Surakarta Semester II Tahun Ajaran
2013/2014 yang beralamatkan di Jln. Adi Sucipto No. 58, Kecamatan Laweyan, Kota
Surakarta, Propinsi Jawa Tengah.
Dalam penelitian ini kelompok B TK Sandhy Putra Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014
dengan jumlah 9 anak, yang terdiri dari 5 laki-laki anak dan 4 perempuan anak.
Didalam melakukan penelitian ini yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data adalah
pengamatan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Didalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis interaktif Miles dan
Huberman kegiatan pokok analisa model meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri
dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan didalam ruangan kelan B dengan langkahlangkah sebagai berikut: (a) Guru membagi anak menjadi dua kelompok , yang terdiri dari 4
dan 5 anak (b) Guru memberikan nama dalam setiap kelompok yaitu kelompok 1 dan
kelompok 2 (c) Kemudian guru menjelaska langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) (d) Kemudian guru menyiapkan pola
gambar lambang negara indonesia, dan membagikan pada anak (e) Kemudian guru meminta

anak untuk menempel potongan kertas bentuk geometri pada lembar kertas tersebut secara
bersama-sama (f) Guru memberikan pertanyaan tentang pelajaran hari ini (g) Guru
memberikan evaluasi.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi.
Dari hasil observasi tersebut menunjukkan sebagian besar nilai mendapatkan nilai rendah.
Tabel 1. Pencapaian Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Mozaik
Sebelum Tindakan
No
1
2
3
Jumlah

Nilai




Fi
3

1
5
9

Persen

Keterangan

33,33%
11,11%
55,55%
100%

Tuntas
Setengah tuntas
Belum tuntas

Pencapaian ini sebelum diadakan tindakan dari 9 anak, hanya 3 anak atau 33,33% anak yang
mencapai nilai tuntas atau lingkaran penuh (● ). Dari data tersebut maka dilakukan tindakan
siklus I. Peningkatan kemampuan motorik halus dalam kegiatan mozaik pada siklus I dapat

dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Siklus I Hasil Penilaian Kemampuan Motorik Halus Dalan Kegiatan mozaik
No
Nilai
Fi
Persen
Keterangan
1

5
55,55%
Tuntas
2

2
22,22%
Setengah tuntas
3

2

22,22%
Belum tuntas
Jumlah
9
100%
Pada siklus I sudah ada peningkatan kemampuan motorik halus dalam kegiatan mozaik.
Tetapi yang mendapat nilai tuntas atau lingkaran penuh (● ) terdapat 5 anak atau 55,55%,
masih belum mencapai target pada indikator kinerja, maka penelitian dilanjutkan pada siklus
II. Peningkatan kemampuan motorik halus dalam kegiatan mozaik pada siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3. Siklus II Hasil Penilaian Kemampuan Motorik Halus Dalan Kegiatan mozaik
No
Nilai
Fi
Persen
Keterangan
1

8
88,88%

Tuntas
2

1
11,11%
Setengah tuntas
3

2
0%
Belum tuntas
Jumlah
9
100%

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada siklus II, terjadi peningkatan kemampuan
motorik halus dalam kegiatan mozaik. Anak yang mendapat nilai tuntas atau lingkaran penuh
(● ) 8 anak atau 88,88% dari 9 anak. Karena peningkatan kemampuan motorik halus dalam
kegiatan mozaik anak sudah mencapai indikator kinerja, maka siklus dihentikan.
Adapun perbandingan pada peningkatan kemampuan motorik halus dalam kegiatan mozaik
anak pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Perbandingan Nilai Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Mozaik
Siklus I Dan Siklus II
Prasiklus

3
33,33
%

Fi
Persen


1
11,11
%

siklus I




5
55,55
%

5
55,55
%


2
22,22
%

Siklus II

2
22,22
%


8
88,88
%


1
11,11
%


0
0

Frekuensi

Berdasarkan Tabel 4 perbandingan antar siklus di atas dapat disajikan pada grafik dibawah
ini:
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 1 pertemuan 2
prasiklus

siklus I

siklus II

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, maka dari perhitungan nilai anak yang
mendapat nilai tuntas (● ) meningkat. Peningkatan tersebut setelah mendapatkan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan kemampuan
motorik halus dalam kegiatan mozaik tersebut terlihat dari sebelum tindakan dan sesudah
tindakan pada siklus I dan siklus II yang pada setiap siklusnya terdiri dua kali pertemuan.
Melalui model pembelajaran koopeatif tipe STAD, maka anak akan lebih mudah dalam
menerima materi pembelajaran. Dengan belajar secara berkelompok anak-anak akan lebih
percaya diri antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran karena suasana pembelajaran
yang menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang dikemukakan oleh Suprijono (2011:133) maka dapat membantu
guru dalam mengajar dan memahami pembelajaran dengan baik kerena pembelajaran
menyenangkan tidak membosankan.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat
ditarik simpulan yaitu melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Divisions (STAD) dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam kegiatan mozaik
pada anak kelompok B TK Sandhy Putra Surakarta. Peningkatan kemampuan motorik halus
dalam kegiatan mozaik dapat dibuktikan dengan meningkatnya tingkat ketuntasan belajar
anak pada pra tindakan sebanayak 3 anak atau 33.33% , siklus I sebanyak 5 atau 66,66.% dan
siklus II sebanyak 8 anak atau 88,88.%. Dengan demikian secara klasikal, pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Divisions (STAD) pada anak kelompok B TK Sandhy Putra Surakarta telah mencapai hasil
ketuntasan belajar dengan hasil yang baik. Dengan demikian melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kempuan motorik halus dalam kegiatan mozaik
pada anak kelompok B TK Sandhy Putra Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.
Adapun saran dalam penelitian ini, bagi sekolah: Sekolah hendaknya lebih memperhatikan
dalam pengadaan pembelajaran yang dapat digunakan anak dalam belajar. Bagi guru: Guru
hendaknya menguasai model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Divisions (STAD) untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam kegiatan mozaik.
Bagi anak: Anak hendaknya mengembangkan sikap saling membantu dan bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas tentang kegitan mozaik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Ratnasari, E. (2013) Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Bermain
Membatik Pada Anak Kelompok B RA AL-Islam Mangun Sari 02 Gunung Pati
Semarang”.
Fikriyati, M. (2013). Perkembangan anak usia emas (Golden Age). Jogjakarta: Laras Media
Prima
Hurlock, E. B. (2005). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandarwasid dan Dadang, S. (2008). Strategi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muharrar, S., Verayanti, S. (2013). Kreasi Kolase, Montase, Mozaik Sederhana. Semarang:
Erlangga
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Shaifuddin, M. (2009). Pengantar Seni Rupa Anak. Salatiga: Widya Sari Press Salatiga.
Soemarjadi, Ramanto dan Zahri. (2001). Pendidikan Keterampilan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sugiyanto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru
Rayon 15 FKIP UNS Surakarta.
Suprijono, A. (2011). Cooperive Learning. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Sutikno, M.S. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistika
Suyadi. (2010). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Pt Bintang Pustaka Abadi (Bipa).

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting Gambar Pada Kelompok B TK Perintis Mongkrong Wonosegoro Tahun Pelajaran 2013/2014.

1 7 12

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Membuat Gambar dengan Teknik Mozaik Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi IV Banaran Sambungmacan Sragen Tahun Ajaran 2013 2014 | Hajarwati | KUMARA CENDEKIA 6882 14554 1 SM

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENCETAK GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK MERPATI POS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | Arliani | KUMARA CENDEKIA 6861 14512 1 SM

0 0 7

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN MEMBATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK BERINGIN, PURWOREJO TAHUN 2013 2014 | Puspitasari | KUMARA CENDEKIA 5866 12546 1 SM

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI KEGIATAN MELUKIS UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 21 TAHUN AJARAN 2013 2014 | Asmawati | KUMARA CENDEKIA 4281 9575 1 SM

0 0 8

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KOOPERATIF PADA ANAK KELOMPOK B TK ATRAKTIF WIDYA PUTRA DWP UNS KARANGANYAR TAHUN 2013 2014 | Ariyani | KUMARA CENDEKIA 4435 9854 1 SM

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA DIORAMA PADA ANAK KELOMPOK A TK MARSUDISIWI LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | . | KUMARA CENDEKIA 5855 12525 1 SM

0 0 6

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA SISWA KELOMPOK B TK MERPATI POS TAHUN AJARAN 2013 2014 | . | KUMARA CENDEKIA 5851 12517 1 SM

0 0 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE HYPNOTEACHING PADA ANAK KELOMPOK B TK SANDHY PUTRA KERTEN LAWEYAN, SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 2014 | Syamsiah | KUMARA CENDEKIA 5878 12570 1 SM

0 1 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA ANAK KELOMPOK A TK SIWI PENI XI TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | . | KUMARA CENDEKIA 6869 14528 1 SM

0 0 8