Perubahan dan perbedaan tupoksi dalam ART Gerakan Pramuka kini
Perubahan dan perbedaan tupoksi dalam ART Gerakan Pramuka kini.
Perubahan dan perbedaan tupoksi dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
kini.
Dalam berorganisasi kita harus memahami apa yang menjadi tujuan utama organisasi tersebut dibentuk.
Selain itu tugas pokok dan fungsi, menjadi suatu hal yang wajib dilakukan oleh organisasi itu guna
mencapai tujuan. Dalam Dunia Kinerja sering kita singkat dengan nama Tupoksi ( Tugas, Pokok dan
Fungsi ). Demikian pula Gerakan Pramuka, memiliki tujuan, tugas pokok dan fungsi. Disini kita akan
membahas tentang perbedaan/ perubahan Tupoksi yang tertera dalam Anggaran Rumah Tangga (ART)
Gerakan Pramuka yang terdahulu dengan yang kita gunakan saat ini, perbedaan/ perubahan tersebut
antara lain pada bab II (kedua) ART Gerakan Pramuka, yakni :
ANGGARAN RUMAH
TANGGA (ART) NOMOR:
086 TAHUN 2005
ANGGARAN RUMAH TANGGA
(ART) NOMOR: 203 TAHUN
2009
BAB II
BAB II
ASAS, TUJUAN DAN TUGAS
POKOK, SASARAN, DAN
FUNGSI
Pasal 3
ASAS, TUJUAN DAN TUGAS
POKOK DAN SASARAN
Asas (isi sama)
Pasal 4
Asas (isi sama)
Pasal 4
Tujuan dan Tugas Pokok
Tujuan
Gerakan Pramuka mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
pendidikan bagi kaum muda di
lingkungan luar sekolah yang
melengkapi
pendidikan
di
lingkungan
keluarga
dan
lingkungan
sekolah
dengan
tujuan:
Tujuan Gerakan Pramuka adalah
terwujudnya kaum muda Indonesia
yang dipersiapkan menjadi :
a. Membentuk kader bangsa
dan sekaligus kader
pembangunan yang beriman
dan bertakwa serta
berwawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pasal 3
c. Manusia yang berwatak,
berkepribadian, berakhlak mulia,
tinggi kecerdasan dan
ketrampilannnya serta sehat
jasmaninya.
d. Warga Negara yang berjiwa
Pancasila, setia dan patuh
kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta
menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna, yang
dapat membangun dirinya
b. Membentuk sikap dan
sendiri secara mandiri serta
perilaku yang positif,
bersama sama
menguasai keterampilan dan
bertanggungjawab atas
kecakapan serta memiliki
pembangunan bangsa dan
ketahanan mental, moral,
negara, memiliki kepedulian
spiritual, emosional, sosial,
terhadap sesame hidup dan
intelektual dan fisik sehingga
alam lingkungan bail tingkat
dapat menjadi manusia yang
berkepribadian Indonesia,
yang percaya kepada
kemampuan sendiri, sanggup
dan mampu membangun
dirinya sendiri serta bersamasama bertanggungjawab atas
pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara.
local, nasional, maupun
internasional.
Pasal 5
Pasal 5
Sasaran
Tugas Pokok
Sasaran kepramukaan
mempersiapkan kader
yang:
adalah Gerakan Pramuka mempunyai tugas
bangsa pokok
menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan bagi kaum
muda sebagai tunas bangsa agar
menjadi generasi yang lebih baik,
a. Memiliki kepribadian dan
bertanggungjawab,
mampu
kepemimpinan yang berjiwa
membina dan mengisi kemerdekaan
Pancasila
serta membangun dunia yang lebih
baik.
b. Berdisiplin yaitu berpikir,
bersikap dan bertingkah laku
tertib
c. Sehat dan kuat mental, moral
dan fisiknya
d. Memiliki jiwa patriot yang
berwawasan luas dan dijiwai
nilai-nilai kejuangan yang
diwariskan oleh para pejuang
bangsa.
e. Berkemampuan untuk
berkarya dengan semangat
kemandirian, semangat
kebersamaan, kepedulian,
bertanggungjawab, berpikir
kreatif, inovatif, dapat
dipercaya, berani dan mampu
menghadapi tugas-tugas
serta memiliki komitmen.
Pasal 6
Pasal 6
Fungsi
Fungsi
Gerakan
Pramuka
berfungsi
sebagai lembaga pendidikan di
luar sekolah dan di luar keluarga
serta sebagai wadah pembinaan
dan
pengembangan
sumber
daya
generasi
muda,
berlandaskan
Sistem
Among
dengan
menerapkan
Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan
yang
pelaksanaannya
disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan,
dan perkembangan bangsa serta
masyarakat Indonesia.
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai
lembaga pendidikan non formal, di
luar sekolah dan di luar keluarga
serta sebagai wadah pembinaan
dan pengembangan kaum muda,
berlandaskan
Prinsip
Dasar
Kepramukaan
yang
dilakukan
melalui
Metode
Kepramukaan,
bersendikan sistem among, yang
pelaksanaannya
disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, dan
perkembangan masyarakat, bangsa
dan negara Indonesia.
Pasal 7
Pasal 7
Kepramukaan
Sasaran
Telah tercantum pada bab
selanjutnya, yang mengatur
tentang :
Sasaran pendidikan kepramukaan
adalah mempersiapkan kaum muda
Indonesia menjadi kader bangsa
yang :
a. Berbudi pekerti luhur, disiplin,
bertanggungjawab, dan dapat
dipercaya
dalam
berpikir,
berkata,
bersikap
dan
berperilaku.
b.
Memiliki jiwa patriot dan
kepemimpinan
yang
berwawasan luas berlandaskan
nilai-nilai kejuangan.
c.
Mampu
berkarya
dan
berwirausaha dengan semangat
kemandirian,
kebersamaan,
kepedulian, kreatif dan inovatif.
d. Melestarikan budaya dan alam
Indonesia.
KEPRAMUKAAN, SIFAT DAN
UPAYA.
Perubahan dan perbedaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Kini
PERUBAHAN KEPRES TENTANG ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA
KEPRES NO. 104 TAHUN 2004
1. Anggaran Bantuan Pemerintah.
Belum ada
KEPRES NO 24 TAHUN 2009
1. Anggaran Bantuan Pemerintah.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat
memberikan bantuan pendanaan dalam
2. Metode Kepramukaan
a. Sistem berkelompok
b. kegiatan yang menantang dan meningkat
serta mengandung pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik;
c.
kegiatan di alam terbuka (diakomodasikan
pada ayat lain )
3. Anggota Gerakan Pramuka
Anggota muda : Siaga, Penggalang dan
Penegak.
Anggota dewasa:
rangka pelaksanaan kegiatan Gerakan
Pramuka.
2. Metode Kepramukaan
a. Sistem beregu
b. kegiatan di alam terbuka yang
mengandung pendidikan dan sesuai
dengan perkembangan rohani dan
jasmani peserta didik;
c. kemitraan dengan anggota dewasa
dalam setiap kegiatan
3. Anggota Gerakan Pramuka
Anggota muda : Siaga, Penggalang dan
Penegak dan Pandega
Anggota Dewasa : Pembina Pramuka,
dst
a. Anggota Dewasa Muda : Pandega
b. Anggota Dewasa : Pembina Pramuka, dst
4. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan 5. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan
Pramuka.
Pramuka.
Lembaga Pendidikan Kader Gerakan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan
Pramuka merupakan bagian integral dari
Pramuka merupakan bagian integral dari
Kwartir dan berfungsi sebagai wadah
Kwartir dan berfungsi sebagai wadah
Pembinaan Anggota Dewasa.
pendidikan dan pelatihan anggota Gerakan
Pramuka
5. Pemeriksaan Keuangan
5. Pemeriksaan Keuangan
a. Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan
Pramuka
Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan
Pramuka.
b. Personalia Badan Pemeriksa Keuangan
berjumlah minimal 3 orang
6. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Gerakan Pramuka
Belum ada
7. Musyawarah Dan Referendum
Mengatur waktu pelaksanaan dan materi
Acara Pokok
8. Pendapatan
Belum ada
Personalia Lembaga Pemeriksa Keuangan
terdiri atas 5 (lima) orang.
6. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Gerakan Pramuka
Diadakan di tingkat Nasional dan daerah.
7. Musyawarah Dan Referendum
Mengatur peraturan materi pokok saja.
8. Pendapatan.
Bantuan Pemerintah/ Pemerintah Daerah
melaui APBN/ APBD yang tidak mengikat
dan disesuaikan dengan kemampuan negara/
keuangan daerah.
Terdiri dari : 12 bab, 38 Pasal
Terdiri dari : 12 bab, 39 Pasal
by goen
Peran Gerakan Pramuka dalam Pemilu 2009
Makna Penting Pemilu Legislatif 2009
dan Peran Gerakan Pramuka dalam Pemilihan Umum
Pemilihan Umum (pemilu) legislatif 2009 yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 9
April 2009 mendatang merupakan pemilu yang ke 10 di Indonesia. Pemilu pertama
dilakukan pada tahun 1955 dilakukan dua kali. Pertama, 29 September 1955 untuk memilih
257 anggota DPR. Yang kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih 520 anggota Dewan
Konstituante. Pemilu 1955 diikuti oleh lebih 30-an partai politik (parpol) dan lebih dari seratus
daftar kumpulan dan calon perorangan.
Lalu pemilu 1971 yang berlangsung 5 Juli 1971 diikuti 10 partai peserta pemilu. Kemudian,
sejak pemilu 1977 (2 Mei 1977), pemilu 1982 (2 Mei 1982), pemilu 1987 (4 Mei 1982),
pemilu 1987 (23 April 1987), pemilu 1992 (9 Juni 1992) hingga pemilu 1997 (29 Mei 1997),
pesertanya hanya 3 yakni Golkar, PPP dan PDI.
Pelaksanaan Pemilu tahun 1999 (7 Juni 1999) yang merupakan pemilu ke 8 diikuti 48
parpol. Lalu pemilu 2004 (5 April 2004) diikuti 24 parpol dan calon perseorangan. Sama
seperti pemilu 2004, pemilu 2009 diikuti 44 parpol, termasuk 6 partai lokal di Nanggroe Aceh
Darussalam, dan calon perseorangan
Pemilihan Umum (pemilu) legislatif 2009, akan memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota
Tata Cara Pemberian Suara Pada Surat Suara
1.
Hanya menggunakan alat yang telah disediakan, berupa ballpoint, di masing-masing
bilik suara.
2.
Pemberian suara dalam bentuk tanda √ (centang).
3.
Pemberian tanda √ (centang) :
4.
a.
Pada surat suara DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota: HANYA
SATU KALI pada kolom gambar/ nama partai politik atau pada kolom nama
calon atau pada kolom nomor urut calon anggota legislatif.
b.
Pada surat suara DPD: HANYA SATU KALI pada kolom foto salah satu
calon anggota DPD;
Tidak diperbolehkan membubuhkan tulisan dan catatan lain pada surat suara,
karena akan dinyatakan tidak sah.
Penjelasan lainnya :
a. Pada saat melakukan perhitungan suara ditemukan pemberian tanda lebih dari satu kali
pada kolom nama partai dan/ atau kolom nomor calon dan/ atau kolom nama calon anggota
DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten / Kota yang sama dan dalam partai politik
yang sama, suara tersebut dinyatakan sah dan dihitung satu suara.
b. Pada saat melakukan perhitungan suara ditemukan pemberian tanda satu kali atau lebih
pada nomor urut dan/ atau kolom foto dan/ atau nama calon anggota DPD yang sama,
suara tersebut dinyatakan sah dan dihitung satu suara.
( Perppu Nomor : 1 tahun 2009 )
Makna Penting Pemilu
Sebagai kegiatan kenegaraan yang rutin ( 5 tahun sekali ), pelaksanaan pemilu memiliki
minimal 2 makna penting. Pertama, pemilu legislatif yang merupakan pemilu memilih
anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/kota tidak hanya berhenti hingga
anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/kota terpilih dilantik. Melainkan,
hasil penyelenggara lembaga Negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat akan
mewarnai kebijakan dan dinamika kehidupan pemerintahan, berbangsa dan bernegara baik
di tingkat nasional dan daerah.
Selanjutnya DPR sebagai hasil pemilihan rakyat langsung akan ikut menentukan
pencalonan dan pemilihan personil penyelenggara lembaga Negara lainnya, baik yang
ditetapkan dalam UUD maupun yang ditetapkan berdasarkan UU. Seperti anggota Komisi
Yudisial, Hakim Agung, Hakim Mahkamah Konstitusi, anggota Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), Bank Sentral, KPU, Komisi Nasional Hak Azasi Manusia, Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) hingga Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Dalam konteks lokal, hasil pemilu anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota akan
menentukan kebijakan pemerintahan dan pembangunan di daerah serta pelaksanaan
pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Kedua, pelaksanaan pemilu merupakan saat masyarakat khususnya yang menggunakan
hak pilihnya, untuk melakukan penilaian/evaluasi dan memilih individu yang akan menduduki
jabatan di DPR/DPD/DPRD.
Peran Gerakan Pramuka dalam Pemilihan Umum.
Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal sudah semestinya dapat
memberikan pencerahan dan pemahaman tentang seputar Pemilu kepada seluruh anggota
Gerakan Pramuka khususnya peserta didik., baik yang sudah memiliki hak suara maupun
yang belum memiliki hak suara.
Bagi anggota Gerakan Pramuka memahami dengan benar seluk beluk tentang Pemilu akan
menjadikan bagian dalam proses percerdasan bangsa. Memahami kedudukan dan tugastugas penyelenggara pemilu dengan peraturan yang ada merupakan pengetahuan bagi
anggota Gerakan Pramuka dalam upaya ikut serta membantu pemerintah khususnya dalam
hal sosialisasi pemilu, selain itu Gerakan Pramuka dengan Kode Kehormatan Pramuka,
menempatkan dirinya sesuai dengan Jiwa Tri Satya dan Dasadarma membantu menjaga
proses demokrasi berjalan dengan aman, tertib dan lancar.
Sehubungan Gerakan Pramuka adalah bersifat non politik, maka tidaklah layak membawa
lembaga ini kedalam kancah politik maupun yang bersifat politik praktis. Meskipun setiap
anggota Gerakan pramuka memiliki hak suara namun pada prakteknya Gerakan Pramuka
dituntut tetap netral. Tidak memposisikan Kwartir/ Gugusdepan/ satuankarya dalam dukungmendukung atau memihak pada salah satu peserta pemilu.
Selanjutnya peran apa sajakah anggota Gerakan Pramuka, secara pribadi maupun
kelembagaan dalam ikut serta mensukseskan Pemilu, antara lain sebagai berikut :
1. Mendatangi dan memberikan hak suaranya pada TPS (Tempat Pemungutan Suara)
bagi yang telah memiliki hak suara.
2. Bagi yang belum memiliki hak suara, ikut serta dalam menjaga keamanan lingkungan
maupun di rumah sendiri.
3. Secara suka dan rela membantu pembuatan TPS di lingkungan tempat tinggalnya.
4. Mengingatkan anggota keluarga untuk mendatangi TPS pada hari Pemungutan
Suara.
5. Tidak mengikuti acara kampanye dengan menggunakan seragam Pramuka, atribut
pramuka atau mengatasnamakan sebagai anggota Gerakan Pramuka/ membawa
nama lembaga Gerakan Pramuka.
6. Tetap menjaga netralitas Gerakan Pramuka.
Kita berharap proses pesta demokrasi di negeri kita ini, berjalan dengan tertib, lancar dan
aman. Semoga.
Tulis yang
Pramuka Online
We have 44 guests online
Media Top Net
Lomba Karya Tulis dan Fotografi Pramuka
Media Visual Tata Cara Baris Berbaris - Kwarnas
Simulasi Cara Membatik dan Mengenal Batik
Data Pengguna Sejak: 02 - 01 2010
Share
0
Penggunaan Selendang Dan Pita Mahir bagi Pembina
MEMAHAMI PENGGUNAAN SELENDANG
DAN PITA MAHIR
Apabila seorang Pembina Pramuka telah
menyelesaikan masa pemantapan KML, maka akan
dikukuhkan sebagai Pembina Mahir dan kepadanya
disematkan selendang mahir dan diberikan pita mahir
sesuai dengan golongan satuan yang dibinanya.
Selanjutnya Ketua Kwartir Cabang memberikan Ijasah/ sertifikat Pembina
Pramuka atas rekomendasi Ketua Lemdikacab.
Dibawah ini gambar pita mahir sesuai golongannya :
Cara memakai Selendang dan Pita Mahir.
1. Pita Mahir dipakai melingkar dibawah kerah baju dan setangan/ pita
leher.
2. Selendang mahir dikenakan melintang kanan dan kiri serta lipatan
selendang dimasukan dibawah deck/ lidah bahu. Letak selendang diatur
secara simetris, dengan setangan leher tetap tampak di atasnya. ( Lihat
gambar )
Penggunaan Selendang dan Pita Mahir :
1. Pita Mahir digunakan setiap mengikuti kegiatan Kepramukaan.
2. Selendang Mahir digunakan pada saat Upacara Kegiatan Orang
Dewasa ( Binawasa seperti Up. Pembukaan kursus dll.) dan
Pelantikan,. Termasuk ketika melantik peserta didiknya.
Arti Kiasan Selendang Mahir :
1. Lidah api
: Menunjukan bahwa Seorang Pembina mahir selalu
bersemangat dalam membina dan menjadi juru penerang bagi peserta
didiknya dan dimanapun mereka berada.
2. Jantung
: Selama Jantung masih berdetak di dada, seorang
Pembina Mahir selalu tetap mengabdikan diri dengan Ikhlas Bakti Bina
Bangsa Ber Budi Bawa Laksana.
3. Senjata/ Keris : Seorang Pembina Mahir memiliki Sumber Daya dan
cara pemikiran yang selalu tajam serta tanggap dengan lingkungannya.
4. Warna Ungu
: kehebatan, keutamaan.
Jika kakak ingin memberikan masukan atau ingin menyempurnakan tulisan di
atas silahkan untuk menambahkan. Terima kasih.
Tulis yang
Pramuka Online
We have 45 guests online
Media Top Net
Lomba Karya Tulis dan Fotografi Pramuka
Media Visual Tata Cara Baris Berbaris - Kwarnas
Simulasi Cara Membatik dan Mengenal Batik
Data Pengguna Sejak: 02 - 01 2010
Cara Membuat Laporan Kegiatan
CARA MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN
Pengertian Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal
pelaksana suatu kegiatan, yang harus disampaikan oleh
pembina kepada pihak yang memberi tugas sebagai pertanggungjawaban.
Pentingnya Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk :
a.
Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
b.
Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c.
Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d.
Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.
Macam Laporan Kegiatan
a.
Ditinjau dari cara penyampaian, terdapat :
1)
2)
b.
c.
Laporan lisan, disampaikan secara lesan, biasanya dilakukan hal-hal
yang perlu segera disampaikan laporan lisan dapat dengan tatap muka,
lewat telepon , wawancara dan sebagainya.
Laporan tertulis, disampaikan secara lengkap dalam bentuk tulisan.
Ditinjau dari bahasa yang digunakan, terdapat :
1)
Laporan yang ditulis secara populer, yang menggunakan kata-kata
sederhana, kadang-kadang diselingi dengan kalimat humor / lucu.
2)
Laporan yang ditulis secara ilmiah, sebagai hasil peneliti. Biasanya
isinya singkat tetapi padat dan sistimatis serta logis.
Ditinjau dari isinya, dapat dibedakan :
1)
Laporan kegiatan, misalnya pelaksanaan perkemahan, pelaksanaan
ujian SKU, SKK, Pramuka Garuda.
2)
Laporan perjalanan, misalnya
penjelejahan dan sebagainya.
3)
Laporan keuangan, menyangkut masalah penerimaan dan penggunaan
uang.
laporan
wisata,
pengembaraan,
Sistimatika Laporan
Hendaknya laporan lengkap, dapat menjawab semua
pertanyaan mengenai : apa ( what ), mengapa ( why ),
siapa ( Who ), dimana ( where ), kapan ( when ),
bagaimana ( how ).
Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah
memahami. Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
1.
Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
2.
a.
Latar belakang kegiatan.
b.
Dasar hukum kegiatan.
c.
Apa maksud dan tujuan kegiatan.
d.
Ruang lingkup isi laporan.
Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
a.
Jenis kegiatan.
b.
Tempat dan waktu kegiatan.
c.
Petugas kegiatan.
d.
Persiapan dan rencana kegiatan.
e.
Peserta kegiatan.
f.
g.
Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan,
urutan fakta / datanya).
Kesulitan dan hambatan.
3.
h.
Hasil kegiatan.
i.
Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu
penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangankekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Laporan diusahakan agar :
a.
Singkat dan padat.
b.
Runtut atau sistimatis.
c.
Mudah dipahami isinya.
d.
Isinya lengkap.
e.
Menarik penyajiannya.
f.
Berpegangan pada fakta, data dan persoalannya.
g.
Tepat pada waktunya.
Lain – lain.
a. Dalam laporan dapat dilampirkan : photo-photo kegiatan, tanda bukti, suratsurat keterangan dan sebagainya ( copy )
b. Untuk mempermudah penyusunan laporan sebaiknya tetap mengacu pada
proposal yang pernah diajukan.
c. Memberikan Laporan kegiatan dengan tembusan kepada satuan/ lembaga
yang terkait. ( Mabi, Kwartir, Sponsor dll )
Sumber : Materi KML Lemdikanas (dengan sedikit penyempurnaan)
Share
0
Sistem Pembinaan Bagi Anggota Dewasa.
Sistem Pembinaan Bagi Anggota Dewasa.
Sistim Pembinaan bagi anggota Dewasa terbagi menjadi 2 macam, yakni melalui :
1. Latihan.
2. Pendidikan.
Metoda Latihan bagi anggota Dewasa diterapkan dalam kegiatan pertemuan antara lain berupa : karang
pamitran, musyawarah, lokakarya, seminar, penataran, diskusi dll.
Metoda Pendidikan bagi anggota Dewasa dibedakan menjadi umum dan khusus, yakni :
1. Umum :
1.
Orientasi.
2.
Kursus Pembina Mahir Dasar dan Mahir Lanjutan
1. Khusus :
1.
KPD ( Kursus Pelatih Dasar )
2.
KPL ( Kursus Pelatih Lanjutan )
3.
Pengelola kwartir
4.
Pamong saka
5.
Apiari
6.
Koperasi
7.
Dikduk
8.
Ketrampilan
9.
Instruktur dll.
Untuk lebih jelas, silahkan lihat bagan di bawah ini :
MOU TNI AD dan Gerakan Pramuka
Kerja Sama TNI AD dan Gerakan Pramuka.
Tentara Nasional Indonesia ( TNI-AD) dan Gerakan Pramuka telah
menandatangani kerjasama dengan menerbitkan peraturan bersama bernomor : 182
/ X / 2007 dan 199 tahun 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembinaan dan
pengembangan Pendidikan Bela Negara dan Kepramukaan.
Berdasar pada latar belakang yang memiliki kepentingan bersama , dalam upaya
Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia, yang
berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur serta menjadi warga Negara yang berjiwa Pancasila,
setia dan patuh pada NKRI dan dalam rangka pembinaan ketahanan dan keamaman Negara maka perlu
diatur aplikasinya dalam bentuk pendidikan bela Negara dalam kepramukaan.
Dalam hal ini Gerakan Pramuka dan TNI-AD secara bersama sama mengembangkan pendidikan Bela
Negara dan Kepramukaan, TNI-AD berperan serta membantu secara aktif dan pengembangan gugus
depan di kesatuan-kesatuan TNI-AD.
Selain itu Pendidikan Kepramukaan dijadikan materi kemampuan sebagai Pembina Pramuka Mahir di
dalam masa pendidikan bagi Taruna Akmil TNI-AD. Sudah barang tentu mereka para Taruna selepas
pendidikan Akmil akan memiliki keahlian sebagai seorang Pembina Pramuka Mahir ( Bersertifikat KMD).
Selanjutnya TNI AD dan Gerakan Pramuka melakukan kajian tentang berbagai ketrampilan khusus matra
darat yang dapat dikembangkan bagi Gerakan Pramuka dalam pembentukan Saka Wira Kartika.
Musyawarah Ambalan/ Racana (Bag. I)
Musyawarah Ambalan/ Racana
Musyawarah Ambalan/ Racana merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dalam memberikan
dan menanamkan nilai kebersamaan, rasa memiliki, kedisiplinan dan permusyawaratan suatu ambalan/
racana. Dalam melaksanakan musyawarah ambalan banyak dilakukan berbagai macam cara dengan yang
paling sederhana.
Berikut ini merupakan salah satu contoh bentuk musyawarah ambalan/ racana yang dilaksanakan dalam
upaya memberikan nilai pendidikan suatu organisasi yang positif , sesuai dengan tujuan, harapan dan
aspirasi para anggota ambalan/ racana. Dengan demikian para anggota pramuka akan mempu mengelola
dan menyelenggarakan sistem manajemen di ambalan/ racana dengan baik.
a.
Pengertian.
Musyawarah merupakan forum tertinggi dalam menetapkan suatu kebijakan dan keputusan oleh
suatu Ambalan/ Racana. Muyawarah ambalan/ Racana dilaksanakan 1 (satu ) tahun sekali sesuai
dengan masa baktinya.
b.
Acara Musyawarah.
Dalam menyelenggarajkan musyawarah Ambalan / Racana maka perlu menetapkan agenda pokok
musyawarah tersebut antara lain :
c.
1.
Mendengarkan dan menanggapi laporan pertanggungjawaban pengurus Ambalan/ Racana
masa bakti pengurus lama.
2.
Evaluasi Program kerja yang telah dilaksanakan
3.
Menyusun Rencana/ Program kerja untuk masa bakti yang akan datang.
4.
Pemilihan Pengurus Ambalan/ Racana masa bakti yang akan datang.
Peserta Musyawarah.
Ambalan/ Racana sebelum menyelenggarakan musyawarah harus menetapkan siapa saja yang
berhak mengikuti kegiatan tersebut :
d.
1.
Pengurus Ambalan / Racana.
2.
Para Pemimpin / wakil pemimpin Sangga/ Reka / anggota
3.
Pembina Penegak/ Pandega sebagai konsultan/ Penasehat
Pelaksanaan Musyawarah.
A. Sidang Pendahuluan.
Dalam melaksanakan musyawarah. peserta sebelumnya menentukan siapakah yang akan memimpin dalam
sidang Pendahuluan. Biasanya dalam sidang ini dipimpin oleh Pradana/ Ketua Racana atau pengurus
lainnya yang ditunjuk.
Dalam sidang Pendahuluan memiliki agenda acara :
- Menetapkan tata tertib dan agenda acara.
- Memilih dan menetapkan pimpinan Sidang- sidang selanjutnya/ bisa membentuk semacam
Presidium. ( Biasanya dipilih 3 orang. Terdiri 1 orang ketua dan 2 orang anggota )
B. Persidangan.
1. Rapat Pleno. ( Pertama )
Dalam rapat ini dipimpin oleh pimpinan sidang yang telah ditetapkan/ Presidium.
Agenda acaranya :
- Mendengarkan laporan Pertanggungjawaban Pradana/ Ketua Racana /
masa baktinya.
- Melakukan Evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
- Mensyahkan laporan Pertanggungjawaban Ambalan/ Racana lama.
Pengurus ambalan selama
2. Rapat Pleno ( Kedua )
Dalam Sidang Pleno ini membahas antara lain :
1.
Pembagian Bidang – bidang/ komisi yang dibentuk untuk menyusun rencana/ program kerja.
2.
Melaksanakan Rapat – Rapat komisi / masing masing bidang
Bidang/ komisi tersebut misalnya dapat terdiri dari :
a.
Komisi Organi sasi dan keuangan.
Membicarakan struktur pengurus / Dewan yang akan dibentuk disesuikan dengan
kebutuhan. Termasuk didalamnya Dewan Kehornatan. Dalam komisi ini juga menetapkan
tata cara pemilihan Pradana dan pengurus Dewan ambalan/ Ketua Racana dan pengurus
Dewan Racana.
Menetapkan sistem administrasi dan besarnya iuran anggota dll.
b.
Komisi Kegiatan.
Yaitu menyusun rencana / program kerja yang akan datang. Bentuk kegiatan maupun
latihan rutin yang akan dilaksanakan.
c.
Komisi Adat / sandi / pusaka Ambalam – Racana.
Di komisi ini biasanya membicarakan peninjauan kembali Adat/ Sandi / Pusaka Ambalan/
Racana apakah masih relevan dan sesuai dengan perkembangan di lingkungan Ambalan/
Racana.
3. Rapat Pleno ( Ketiga )
Di sidang ini berisi agenda acara antara lain :
a. Mendengarkan dan menanggapi laporan hasil rapat komisi/ masing –masing bidang.
b. Mensyahkan hasil rapat dari masing masing bidang/ komisi.
c. Membentuk tim Perumus. Tim Perumus ini bertugas menyusun seluruh hasil keputusan dari rapatrapat komisi.
d. Mengadakan Pemilihan Pengurus Ambalan/ Racana setelah mendengarkan hasil dari rapat tim
perumus sub komisi organisasi/ keuangan.
Dalam Pemilihan Pengurus Dewan Ambalan/ Racana dapat dilakukan berbagai macam cara misalnya :
- Pemilihan secara langsung Pradana/ Ketua Racana dan dilanjutkan dengan melengkapi susunan
pengurusnya.
- Pemilihan secara langsung Pradana/ Ketua Racana dan membentuk tim formatur. Tim Formatur
adalah tim yang bertugas menyusun pengurus dengan masa tugas dan jangka waktu tertentu. Tim
Formatur ini dipimpin oleh Pradana / Ketua Racana Terpilih.
- Pemilihan seluruh pengurus dewan ambalan/ racana diserahkan kepada tim Formatur.
- Pemilihan secara langsung Pradana/ Ketua Racana dilaksanakan dalam waktu tertentu dilaksanakan
secara langsung. umum, bebas dan rahasia oleh seluruh anggota ambalan/ racana.
C. Sidang Penutup
Dalam agenda ini yang dilaksanakan antara lain :
-
Membacakan seluruh hasil dan kesimpulan selama sidang. Dan sekaligus mensyahkannya.
-
Menyerahkan hasil tim perumus kepada Pradana/ Ketua Racana terpilih untuk menyelesaikan tugas
tugasnya. mis. Tugas tim formatur dll ( apabila pemilihan dilaksanakan dalam acara saat itu )
-
Menutup sidang.
Musyawarah Ambalan/ Racana (Bag.II)
Berikut ini salah satu contoh agenda acara yang dibuat dalam rangka musyawarah Ambalan/ Racana. Agenda acara
ini juga dibicarakan dalam sidang pendahuluan.
NO AGENDA ACARA PIMPINAN
RAPAT
WAKTU
KETERANGAN
1
15 Menit
Dibuka Oleh
Kakak Pembina
Up.Pembukaan
Musyawarah
Panitia/
Petugas
2
Sidang
Pendahuluan
1.Tata Tertib
Pradana/
60 Menit
Ketua Racana
sidang
Aturan selama
bersidang,
agenda acara,
cara ambil
keputusan/ suara
jumlah komisi
dlm sidang dll.
Presidium 3
orang, terdiri 1
ketua dan 2
anggota.
Dilanjutkan
penyerahan palu
sidang
2. Pemilihan
Presidium
3
Persidangan
a. Sidang Pleno I Presidium
30 Menit
1. Mendengarkan
Laporan
Pertanggung
jawaban
Pengurus lama
Pradana/ Ketua
racana
membacakan isi
materi
pertangungjawab
an.
30 Menit
2. Tangapan
peserta
musyawarah
Peserta memberi
tanggapan/
solusi.
Pengurus lama
berikan jawaban/
argumentasi.
Apabila sdh
diketemukan
persamaan
pendapat dan
peserta sidang
menyetujui, maka
presidium dapat
mengesahkan
laporan
pertanggung
jawaban.
Presidium
10 Menit
Dilanjutkan
penyerahan
Laporan
pertajwbn.
Kepada
presidium
b. Sidang Pleno
II
Masing
masing Ketua
Komisi
Rapat Komisi
60 Menit
Presidium
membuka rapat
pleno II dan
membagi peserta
sidang menjadi
beberapa komisi.
Jumlah komisi
sesuai dengan
tata tertib sidang.
Tiap komisi
memilih ketua,
sekretaris, dan
pelapor.
Presidium
c. Sidang Pleno
III
45 Menit
Tiap komisi ber
musyawarah
sesuai bidangnya,
mis. Kom.
Organisasi dan
keuangan, Kom.
Program
kegiatan, Kom.
Adat./Sandi dst
1. Mendengarkan
laporan masingmasing komisi.
Presidium
membuka Pleno
III
Dibacakan oleh
pelapor.
Presidium
Memberikan
kesempatan kpd
pst sidang unt.
Menanggapi.
Tehnis
memberikan
tanggapan boleh
setelah semua
komisi
melaporkan atau
dibahas setelah
tiap komisi
melaporkan
2. Mengesahkan
hasil rapat
komisi.
3. Membentuk tim
perumus dan
memberikan
kesempatan tim
perumus untuk
rapat.
15 Menit
Hasil rapat komisi
disyahkan setelah
peserta sidang
menyetujui.
Tim perumus
bertugas
menyempurnaka
n hasil rapat
komisi yang sdh
dibahas. Anggota
Tim perumus
dapat terdiri
semua ketua
komisi
4. Pemilihan
Pradana/ Ketua
Racana
30 Menit
Dan memilih
ketua, sekretaris
serta pelapor.
Peserta sidang
lainnya istirahat
atau dpt
digunakan melobi
calon pengurus
Tehnis pemilihan
sesuai hasil rapat
komisi bidang
organisasi.
Bilamana ada tim
formatur maka
ditetapkan siapa
sajakah yang
menjadi anggota
tim formatur,
Jumlah tim
formatur ( Ganjil )
dan masa
baktinya.
Presidium
menutup rapat
pleno III
4
Sidang Penutup
a. Membacakan
seluruh hasil dan
kesimpulan
selama sidang.
b. Menutup
Sidang.
Presidium
15 Menit
Presidium
Menyerahkan
hasil seluruh
materi sidang
kepada Pradana/
Ketua Racana
terpilih untuk
menyelesaikan
tugas tugasnya.
Presidium
menyerahkan
kembali palu
sidang kepada
Pradana/ Ketua
Racana Terpilih.
5
Upacara Penutupan Panitia/
Petugas
15 Menit
Ditutup oleh
Kakak Pembina
Musyawarah
Agenda acara di atas merupakan contoh bentuk musyawarah yang sering dilaksanakan
dalam Ambalan/ Racana. Para Penegak dan Pandega dapat pula menyusun agenda sidang
sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan. Ukuran waktu adalah relatif, bisa lebih cepat
atau bahkan molor. Untuk itu peserta musyawarah harus disiplin menepati waktu dalam
mengikuti kegiatan tersebut.
Ada beberapa catatan dalam penyelengaraan musyawarah :
1. Bila agenda acara sidang seperti di atas maka dapat dilakukan dalam waktu 1 hari
( pagi s/d siang – sore )
2. Apabila memilih Opsi dibentuk tim Formatur dalam penyusunan Pengurus maka
setelah Musyawarah Ambalan/ Racana dapat pula dilanjutkan dengan rapat tim
Formatur dan ditetapkan hasilnya, kemudian dilanjutkan dengan acara pelantikan.
3. Agar Penyelenggaran musyawarah berjalan dengan lancar maka perlu persiapan –
persiapan sebelumnya., antara lain menyusun draf – draf apa saja yang akan dibahas.
Misalnya draf tata tertib/ agenda sidang, draf bahan sidang komisi-komisi/ bidang dll.
Bila perlu menyusun draf atau format SK pengesahan masing-masing sidang/ rapat.
4. Selamat melaksanakan Musyawarah Ambalan/ Racana.
Dialog Pelantikan T/ D ( bag.I )
DIALOG PADA PELANTIKAN T/ D
( Bag. 1 )
Dialog Kakak Pembina dengan Perantara Kanan/ Kiri
Pada pelantikan anggota Pramuka Penegak/ Pandega, sering kita menyaksikan tata cara yang dlakukan
seorang Pembina Penegak/ Pandega sebelum melaksanakan Pelantikan yakni melakukan suatu dialog atau
tanya jawab. Kali ini yang akan dibahas tentang contoh materi dialog antara Seorang Pembina dengan
Para Pendamping Calon Penegak ( Mis. Penegak Bantara ), yang disebut dengan Perantara Kanan dan
Perantara kiri.
Perantara Kanan adalah seorang Penegak yang bertugas sebagai pendamping, bertanggungjawab atas
penilaian terhadap segi kejiwaan dan kepribadian anggota Pramuka yang didampinginya.
Perantara Kiri adalah seorang Penegak yang bertugas sebagai pendamping, bertanggungjawab atas
penilaian terhadap segi kecakapan dan aktifitas anggota Pramuka yang didampinginya.
Sebelum melakukan dialog, Pembina menugaskan Perantara Kanan/ Kiri untuk menjemput Calon Penegak
untuk dihadapkan pada forum Dewan kehormatan untuk dilaksanakan pelantikan dan perintah penugasan
itu diberikan setelah Calon Penegak tersebut melaksanakan renungan jiwa.
Perantara Kanan/ Kiri sebelum memasuki ruangan/ forum boleh mengetuk pintu terlebih dahulu :
Perantara Kanan/ Kiri : Tok....tok.....tok......
Kakak Pembina : Siapa diluar ...?
Perantara Kanan/ Kiri : Kami Perantara Kanan/ Kiri akan menghadapkan seorang Pemuda Indonesia, di
depan Dewan kehormatan ( dalam Rumah Adat ) untuk dilantik sebagai anggota Penegak Bantara ..........
Kakak Pembina : Silahkan masuk ...!
Selanjutnya adalah dialog/ tanya jawab antara Kakak Pembina dengan Perantara kanan/ Kiri :
Perantara Kanan/ Kiri : Lapor...! Kami Perantara Kanan/ Kiri akan menghadapkan seorang Pemuda
Indonesia, yang bernama Sdr. .........................di depan Dewan kehormatan ( dalam Rumah Adat ) untuk
dilantik sebagai anggota Penegak Bantara .............
Kakak Pembina : Adik-adik Perantara, atas nama Saudara-saudaramu seperjuangan dan se ambalanmu,
sebelum Kakak menerima dan melantik calon penegak yang kalian hadapkan, terlebih dahulu saya
berkewajiban meminta pertanggung jawaban kepada adik- adik perantara, atas pengamatan dan
penilaianmu mengenai perkembangan calon Penegak yaitu adik ............. ( sebut nama). dari segi kejiwaan
dan kepribadian maupun segi kecakapan dan aktifitasnya sehari-hari,
berdasarkan pengetahuan dan pengalamanmu dalam pergaulan dengan calon penegak di masa lalu ?
Perantara Kanan : Saya menyatakan bahwa calon Penegak ini memiliki jiwa yang kuat dan tekad yang
baik yang senantiasa menjunjung harkat dan harga dirinya serta martabatnya sebagai manusia Indonesia,
insan Pancasila, kehomatan bangsa dan negaranya serta memiliki kemauan yang teguh dalam
mengembangkan kualitas dirinya terhadap Tuhan, Negara dan pengabdiaanya kepada masyarakat dan
lingkungannya.
Kakak Pembina : Terima kasih kepada adik perantara Kanan atas pertanggungjawabanmu. Selanjutnya
kepadamu Adik perantara kiri berdasarkan pengetahuan dan pengalamanmu dari segi Kecakapan dan
aktifitasnya ?
Perantara Kiri : Saya Menyatakan bahwa calon Penegak telah memiliki kecakapan dan kemampuan yang
senantiasa berupaya menjunjung taraf kehidupannya, memiliki aktifitas dan perilaku yang baik, berguna
bagi dirinya serta pengabdiannya bagi masyarakat dan lingkungannya.
Kakak Pembina : Terima Kasih Adik-adik Perantara Kanan dan kiri, yang telah memberikan
pertangggungjawabanmu atas calon Penegak yang adik –adik hadapkan.
Selanjutnya Pertanyaan ini kami tujukan kepada adik calon Penegak, Adik......................( sebut nama ),
Setelah mendengarkan pertanggungjawaban perantaramu, apakah adik membenarkan seluruh pernyataan
yang dikemukakan oleh kedua perantaramu dan mengakui kebenarannya untuk selalu memegang teguh
dan tetap melaksanakan dalam kehidupanmu dengan nyata di masa yang akan datang ?
Calon Penegak : Dengan ketulusan hati. Saya ..................... ( nama Penegak ) menyatakan membenarkan
seluruh pernyataan perantara kanan dan kiri.
Pembina Penegak : Terima kasih atas keberanian dan ketulusan adik calon penegak. Kakakmu tetap dan
senantiasa mempercayai segala pernyatan yang telah adik adik kemukakan. Kemudian kepadamu,
perantara kanan dan kiri untuk mundur satu langkah, agar calon penegak ini barhadapan sendiri di depan
Dewan Kehormatan dan seluruh anggota ambalan untuk dilakukan pelantikan.
( Dilanjutkan dengan tanya jawab pelantikan antara Kakak Pembina dan Calon Penegak )
Catatan : Bahwa dialog diatas adalah sebagai salah satu contoh saja. Para pembina dapat mengembangkan
kreatifitas bentuk dialog yang bisa lebih menyentuh nurani bagi calon Penegak/ Pandega, dengan tetap
menggunakan perantara kanan/ kiri dan penilaian dari segi kejiwaan/ kepribadian maupun kecakapan si
calon Penegak.
Format Pelaporan Data Gudep
Pelaporan Data Potensi di suatu Gugus Depan menjadi kewajiban yang harus dilakukan setiap tahun sekali bagi
seluruh Pangkalan/ Gugus Depan.
Data ini sangat penting kegunaannya sebagai dasar pengambilan kebijakan strategis di lingkungan Gerakan Pramuka
maupun sebagai penyediaan data base secara akurat di suatu Kwartir. Penyampaian laporan ini dilakukan pada akhir
tahun atau sekaligus pada setiap Gugus Depan melaksanakan daftar ulang di tiap bulan Nopember.
Berikut format Pelaporan Data Potensi Gugus Depan dengan ketentuan untuk :
Putra memakai model : 01/GUDEP/PP
Putri memakai model : 02/GUDEP/PP
Baik Gugus Depan Putra maupun Putri memiliki bentuk format yang sama.
Pelaporan data ini di buat rangkap 3 ( Tiga ) :
1. Kwartir Cabang.
2. Kwartir Ranting
3. Arsip
Dapat juga Dikirimkan ke Kwarda dan Kwarnas sebagai tembusan.
Beda Kep - Skep - PP Gerakan Pramuka
BEDA KEPUTUSAN - SURAT KEPUTUSAN –
PETUNJUK PENYELENGGARAAN
Sesuai dengan Petunjuk Penyelenggaraan yang mengatur tentang sistem administrasi di lingkungan Gerakan
Pramuka maka bagi para penyelenggara administrasi/ sekretariat kwartir selain perlu memahami Kep-Skep-PPJuklak-Juknis, tentunya juga mengetahui beberapa hal yang membedakannnya.
Antara lain sebagai berikut :
I. KEP / KEPUTUSAN
A.. Pengertian
1. Keputusan disingkat Kep adalah tulisan dinas yang memuat kebijaksanaan pokok (basic Policy),
bersifat umum berlaku menyeluruh atau sebagian anggota/ badan dalam lingkungan Gerakan
Pramuka dan merupakan dasar bagi tulisan dinas lainnya yang mempunyai persoalan yang sama
2. Kep juga digunakan untuk mengesahkan :
a. Organisasi dan prosedur
b. Pokok-pokok pembinaan
c. Petunjuk Penyelenggaraan ( PP )
d. Program Kerja ( Progja )
e. Anggaran Dasar ( AD )
f. Anggaran Rumah Tangga ( ART )
B. Wewenang.
Wewenang yang membuat/ mengeluarkan adalah Kwartir Nasional, Penandatanganan oleh Ketua Kwartir
Nasional.
C. Pernomoran.
1. Dilakukan dengan sistem nomor urut, yang dimulai dari tanggal 1 Januari dan ditutup pada tanggal
31 Desember tiap tahunnya.
2. Cara pemberian nomor/ pernomoran Kep secara lengkap adalah sebagai berikut :
a. Nomor urut.
b. Angka tahun.
Kep yang dikeluarkan pada tahun 2007 dengan nomor urut 10 maka penulisannya menjadi NOMOR :
10 TAHUN 2007.
II. SKEP/ SURAT KEPUTUSAN
A.. Pengertian.
Surat Keputusan disingkat Skep adalah tulisan dinas yang mengatur kebijaksanaan pelaksanaan dari kebijaksanaan
pokok, digunakan untuk
1. Menetapkan atau mengubah status personil/ materiil.
2. Mengesahkan Petunjuk Pelaksanan dan Petunjuk Tehnis.
3. Membentuk, mengubah dan membubarkan suatu panitia dalam lingkungan Kwartir Gerakan Pramuka.
4. Menyerahkan wewenang tertentu.
B. Wewenang
Dibuat dan dikeluarakan oleh :
a. Kwartir Nasional, penandatanganan oleh Ka Kwarnas.
b. Kwartir Daerah., penandatanganan oleh Ka Kwarda
c. Kwartir Cabang, penandatanganan oleh Ka Kwarcab.
d. Kwartir Ranting, penandatanganan oleh Ka Kwarran.
C. Pernomoran.
Pernomoran Skep (Surat Keputusan) sama dengan pernomoran Kep (Keputusan ).
III. PP ( Petunjuk Penyelenggaraan )
A. Pengertian.
1. Petunjuk Penyelenggaraan disingkat PP adalah tulisan dinas yang memuat/ tatacara secara umum dalam
persoalan tertentu dan bermaksud mengatur urutan penindakan suatu kegiatan.
2. Dalam rangka penyederhanaan jenis/ bentuk tulisan dinas yang bersifat mengatur maka pengesahan PP ini
dilampirkan dalam Kep. Dengan demikian PP tidak berdiri sendiri.
B. Wewenang.
Wewewang pembuatan/ pengeluaran PP oleh Kwartir Nasional.
C. Pernomoran
Pernomoran PP ini tidak berdiri sendiri, maka pernomorannya disesuaikan dengan Kep pengesahan
bersangkutan.
yang
IV. Juklak dan Juknis.
A. Pengertian.
1. Petunjuk Pelaksanaan ( Juklak ) adalah pengaturan tentang hal-hal yang wajib dilaksanakan dalam
hubungannya dengan petunjuk penyelenggaraaan ( PP ) menyangkut wewenang dan prosedur.
2. Petunjuk Teknis ( Juknis ) adalah pengaturan tentang hal-hal yang berkaitan dengan tehnis kepramukaan.
Tidak menyangkut wewenang dan prosedur.
3.
Pengesahan Juklak dan Juknis dilampirkan dalam Skep.
Wewenang
Juklak serendah-rendahnya dibuat/ dikeluarkan oleh Kwartir Cabang.Juknis serendah-rendahnya dibuat/
dikeluarkan oleh Kwartir Ranting.
C. Pernomoran.
Pernomoran Juklak dan Juknis diatur dan sesuai dengan pernomoran Skep
Lain-lain
1. Bentuk Juklak dan Juknis mengacu pada bentuk PP.
2. Pembuatan/ Pengolahan Juklak/ Juknis yang dikeluarkan Kwarda/ Kwarcab/ Kwarran harus merujuk
pada Juklak/ Juknis dari Kwarnas.
Sumber : PP Sismintir ( Sistem Administrasi Kwartir )
ormat Program Kerja di Pasukan Penggalang
Contoh Format :
PROGRAM KERJA PASUKAN PENGGALANG
TRIWULAN : I / II / III/ IV
BULAN ………..... S/D………….. TAHUN 200….
JUMLAH
NO
KEGIATAN
B U LA N
1
1
Penerimaan kenaikan golongan
Siaga Ke Golongan Penggalang
2
Latihan SKU Penggalang Ramu
Ujian SKU Penggalang Ramu
Pelantikan Penggalang Ramu
Latihan SKU Penggalang Rakit
3
Ujian SKU Penggalang rakit
2
3
PENGGA
LANG
4
KET
Kenaikan Tingkat Penggalang
Ramu ke Penggalang Rakit
Latihan SKU Penggalang Terap
4
Ujian SKU Penggalang Terap
Kenaikan Tingkat Penggalang
Rakit ke Penggalang Terap
Latihan SKK .............
5
Ujian SKK ................
6
Penyematan ..............
7
Penyiapan Penggalang Garuda
8
9
Pindah Golongan ( G ) ke ( T )
Gladian Pimpinan Regu
10
Persami
11
12
Lomba Tingkat
Bhakti Masyarakat
Kegiatan lainnya........
.................., .......200...
Pembina Gugus Depan,
(...................................)
Pembina Penggalang,
(.................................)
THB dan SHL
Setiap Pembina harus memiliki THB (Tanda Hak Bina ). THB merupakan Bentuk ID/ Kartu
Pengenal yang wajib dimiliki bagi Pembina, yang tentunya telah memenuhi syarat dan pernah
mengikuti KMD ( Kursus Mahir Pembina Tingkat Dasar ). Tiap 3 Tahun sekali THB harus
diperpanjang dan yang berhak mengeluarkan adalah Kwartir Cabang ke atas. Di bawah ini
bentuk THB yang dikeluarkan oleh salah satu Kwartir Cabang di Jawa Tengah.
di bagian belakang :
Demikian pula untuk Pembina yang menjadi Pelatih, harus memiliki surat yang disebut dengan
SHL ( Surat Hak Melatih ). Kartu ini wajib dimiliki bagi pembina yang telah memiliki sertifikat
lulus KPD maupun KPL. Masa berlakunya sama dengan THB. Demikian pula Kwartir yang
berhak mengeluarkan kartu tersebut..
untuk bagian belakang bentuk dan tulisannya sama dengan yang di atas.
Ini merupakan bentuk salah satu contoh THB dan SHL., dimungkinkan di tiap Kwartir terdapat
perbedaan.
Sudahkah Anda Memilikinya ? Salam Pramuka.
Sejarah Bendera Merah Putih
SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
1.
1.
1.
1. Penggunaan dan arti warna Merah Putih di bumi Indonesia
1. Dalam sejarah Indonesia terbukti, bahwa Bendera Merah
Putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara Jayakatwang
ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari
Singosari (1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan
bahwa Jawa kuno yang memakai tahun 1216 Caka (1254
Masehi), menceritakan tentang perang antara Jayakatwang
melawan R. Wijaya.
2. Prapanca di dalam buku karangannya Negara Kertagama
mencerirakan tentang digunakannya warna Merah Putih
dalam upacara hari kebesaran raja pada waktu pemerintahan
Hayam Wuruk yang bertahta di kerajaan Majapahit tahun
1350-1389 M.
Menurut Prapanca, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta raja-raja yang
menghadiri hari kebesaran itu bermacam-macam antara lain kereta raja puteri Lasem
dihiasi dengan gambar buah meja yang berwarna merah.
Atas dasar uraian itu, bahwa dalam kerajaan Majapahit warna merah dan putih
merupakan warna yang dimuliakan.
1.
1.
1.
1.
1. Dalam suatu kitab tembo alam Minangkabau yang disalin
pada tahun 1840 dari kitab yang lebih tua terdapat ambar
bendera alam Minangkabau, berwarna Merah Putih Hitam.
Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman kerajaan
Melayu-Minangkabau dalam abad ke 14, ketika Maharaja
Adityawarman memerintah (1340-1347).
Warna Merah = warna hulubalang (yang menjalankan perintah)
Warna Putih = warna agama (alim ulama)
Warna Hitam = warna adapt Minangkabau (penghulu adat)
1.
1.
1.
1.
1. Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan warna Gula
Kelapa. Warna Merah Putih disebut Gula Kepala tidak
berarti “Merah” lambing gula dan “Putih” lambing buah
nyiur yang telah dikupas. Di Kraton Solo terdapat pusaka
berbentuk bemdera Merah Putih peninggalan Kyai Ageng
Tarub, putra Raden Wijaya, yang menurunkan raja-raja
Jawa.
2. Dalam babat tanah Jawa yang bernama babab Mentawis
(Jilid II hal 123) disebutkan bahwa Ketika Sultan Ageng
berperang melawan negri Pati. Tentaranya bernaung di
bawah bendera Merah Putih “Gula Kelapa”. Sultan Ageng
memerintah tahun 1613-1645.
2. Juga di bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang
berwarna Merah Putih, misalnya di Aceh, Palembang, Maluku dan
sebagainya meskipun sering dicampuri gambar-gambar lain.
3. Pada umumnya warna Merah Putih merupakan lambing keberanian,
kewiraan sedangkan warna Putih merupakan lambing kesucian.
2. MERAH PUTIH DALAM ABAD XX
1.
1.
1. a. Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad
XX sebagai lambang kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada
tahun 1922 Perhimpunan Indonesia mengibarkan bendera Merah
Putih di negeri Belanda dengan kepala banteng ditengah-tengahnya.
2. Tujuan perhimpunan Indonesia Merdeka semboyan itu juga digunakan untuk nama
majalah yang diterbitkan.
3. Pada tahun 1924 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 19081923 untuk memperingati hidup perkumpulan itu selama 15 tahun di Eropa. Kulit
buku peringatan itu bergambar bendera Merah Putih kepala banteng.
1. Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia
(PNI) yang mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan
bendera Merah Putih kepala banteng.
2. Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya
bendera ,erah Putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Konggers
Indonesia Muda di Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera kebangsaan
Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.
3. SANG SAKA MERAH PUTIH DI BUMI INDONESIA MERDEKA
1.
1.
1. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta
bertempat di Pegangsaan Timur 56 (JL.Proklamasi) Jakarta, atas
nama bangsa Indonesia. Sesaat kemudian bendera kebangsaan
Merah Putih dikibarkan di gedung Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Bendera Merah Putih berkibar ntuk pertama kalinya di bumi
Indonesia Merdeka.
2. a. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945
mengadakan siding yang pertama dan menetapkan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai UndangUndang Dasar 1945 (UUD 1945).
b. Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia ialah Negara
kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula bahwa
bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Denagn demikian itu, sejak
ditetapkannya UUD 1945 , Sang Merah Putih merupakan bendera kebangsaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
1.
1.
1.
1. Dengan ditetapkannya UUD 1945 dan bendera kebangsaan Sang
Merah Putih, maka serntak seluruh rakyat Indonesia dan pemuda
Indonesia, menegakkan, mengibarkan dan mempertahankan Sang
Merah Putih di bumi Indonesia. Pertempuran-pertempuran dengan
serdadu colonial Belanda yang didukung oleh tentara sekutu
berkobar di seluruh Indonesia. Ribuan rakyat dan pemuda
Indonesia gugur sebagai pahlawan bangsa mempertahankan
kemerdekaan Sang Merah Putih. Karena pengorbanan mereka kini
Sang Merah Putih tegak berkibar dibumi Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka dan berlandaskan Pancasila.
2. a. Sang Merah Putih dikibarkan pada Hari Proklamasi tanggal 17
Agustus 45 di gedung Pegangsaan Timur 56 Jakartadisebut Bendera
Pusaka. Bendera Pusaka itu selalu dikibarkan di tiang yang
tingginya 17 m di depan Istana Merdeka Jakarta pada tiap perayaan
peringatan Hari Prokalamasi Kemerdekaan.
2. Mulai tahun 1969 Bndera Pusaka itu tidak lagi dapat dikibarkan karena sudah tua.
Sebagai gantinya dikibarkan duplikatnya yang dibuat dari sutera alam Indonesia.
3. Dalam sejarah perjuangan kemrdekaan Indonesia, Bendera Pusaka tidak pernah
jatuh ke tangan musuh, meskipun tentara colonial Belanda menduduki Ibukota
Negara Republik Indonesia.
Bikin Format Wacana Paranpara
Bagi para Pembina/ Pelatih yang telah melaksanakan/ menyelesaikan masa tugasnya, kemudian
dilanjutkan dengan acara Pelantikan / pengukuhan, yakni pemberian penghargaan atau berupa tanda
pengesahan.
Didalam susunan acara pelantikan / pengukuhan terasebut selalu disisipkan acara yaitu Pembacaan
Paranpara. Paranpara merupakan tanda/ surat pengesahan bagi yang dilantik/ dikukuhkan.
Berikut ini salah satu format paranpara dalam Pengukuhan Pembina Mahir lanjutan, dan tentu saja yang
berwenang melaksanakannya adalah Kwartir Cabang.
Contoh Format
GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR CABANG KOTA/ KAB.................
Jl. ……………………………………………….
WACANA PARANPARA
Nomor :
Dengan
Rachmat
dan
Karunia
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
pada
hari
ini
Hari…………,tanggal……………..bulan ………….tahun ………… Dewan Kehormatan Kwarti Cabang
Gerakan Pramuka Kota/ Kab. …………….menyelenggarakan sidang tebuka dalam rangka melantik dan
mengukuhkan Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan.
Memperhatikan bahwa para calon yang akan dilantik telah selesai mengikuti Kursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Lanjutan dan selanjutnya telah menyelesaikan tugas-tugas pengembangan dan membina di
Gugusdepan.
Bahwa berdasarkan laporan para pendamping Pembina Pramuka Mahir Kwartir Cabang Gerakan Pramuka
Kota/ Kab. ………….para calon menunjukan semangat yang tinggi dengan jiwa suka dan rela untuk
membina Generasi Muda lewat Gerakan Pramuka.
Untuk meningkatkan pengabdiannya dan memberikan motivasi keteladanan sebagai penyandang Pembina
Pramuka Mahir, Dewan Kehormatan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota/ Kab. ………..dalam rapat
tanggal ..............................memutuskan/menetapkan
1. Nama-nama tersebut dalam lampiran surat Wacana Paranpara nomor ....... Tahun ...........
dinyatakan lulus sebagai Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan.
2. Kepadanya diberikan hak untuk mengenakan atribut Pembina Pramuka Mahir sesuai dengan
petunjuk Penyelenggaraan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang belaku.
3. Setelah dilantik dan dikukuhkan sebagai Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan kepadanya
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengabdiannya demi kemajuan Gerakan
Pramuka di Kota / Kab………………….
4. Selanjutnya kami mohon kepada Kakak Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota/
Kab. ..................untuk berkenan melantik dan mengukuhkan para Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Lanjutan.
Semoga Tuhan memberikan Rahmad dan Hidayah-Nya.
Amin.
Kota/ Kab, tanggal......................
Dewan Kehormatan
Kwartir Cabang Kota/ Kab.........
Ketua
.......................................
SHL. :
Lampiran Paranpara
GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR CAB
Perubahan dan perbedaan tupoksi dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
kini.
Dalam berorganisasi kita harus memahami apa yang menjadi tujuan utama organisasi tersebut dibentuk.
Selain itu tugas pokok dan fungsi, menjadi suatu hal yang wajib dilakukan oleh organisasi itu guna
mencapai tujuan. Dalam Dunia Kinerja sering kita singkat dengan nama Tupoksi ( Tugas, Pokok dan
Fungsi ). Demikian pula Gerakan Pramuka, memiliki tujuan, tugas pokok dan fungsi. Disini kita akan
membahas tentang perbedaan/ perubahan Tupoksi yang tertera dalam Anggaran Rumah Tangga (ART)
Gerakan Pramuka yang terdahulu dengan yang kita gunakan saat ini, perbedaan/ perubahan tersebut
antara lain pada bab II (kedua) ART Gerakan Pramuka, yakni :
ANGGARAN RUMAH
TANGGA (ART) NOMOR:
086 TAHUN 2005
ANGGARAN RUMAH TANGGA
(ART) NOMOR: 203 TAHUN
2009
BAB II
BAB II
ASAS, TUJUAN DAN TUGAS
POKOK, SASARAN, DAN
FUNGSI
Pasal 3
ASAS, TUJUAN DAN TUGAS
POKOK DAN SASARAN
Asas (isi sama)
Pasal 4
Asas (isi sama)
Pasal 4
Tujuan dan Tugas Pokok
Tujuan
Gerakan Pramuka mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
pendidikan bagi kaum muda di
lingkungan luar sekolah yang
melengkapi
pendidikan
di
lingkungan
keluarga
dan
lingkungan
sekolah
dengan
tujuan:
Tujuan Gerakan Pramuka adalah
terwujudnya kaum muda Indonesia
yang dipersiapkan menjadi :
a. Membentuk kader bangsa
dan sekaligus kader
pembangunan yang beriman
dan bertakwa serta
berwawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pasal 3
c. Manusia yang berwatak,
berkepribadian, berakhlak mulia,
tinggi kecerdasan dan
ketrampilannnya serta sehat
jasmaninya.
d. Warga Negara yang berjiwa
Pancasila, setia dan patuh
kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta
menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna, yang
dapat membangun dirinya
b. Membentuk sikap dan
sendiri secara mandiri serta
perilaku yang positif,
bersama sama
menguasai keterampilan dan
bertanggungjawab atas
kecakapan serta memiliki
pembangunan bangsa dan
ketahanan mental, moral,
negara, memiliki kepedulian
spiritual, emosional, sosial,
terhadap sesame hidup dan
intelektual dan fisik sehingga
alam lingkungan bail tingkat
dapat menjadi manusia yang
berkepribadian Indonesia,
yang percaya kepada
kemampuan sendiri, sanggup
dan mampu membangun
dirinya sendiri serta bersamasama bertanggungjawab atas
pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara.
local, nasional, maupun
internasional.
Pasal 5
Pasal 5
Sasaran
Tugas Pokok
Sasaran kepramukaan
mempersiapkan kader
yang:
adalah Gerakan Pramuka mempunyai tugas
bangsa pokok
menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan bagi kaum
muda sebagai tunas bangsa agar
menjadi generasi yang lebih baik,
a. Memiliki kepribadian dan
bertanggungjawab,
mampu
kepemimpinan yang berjiwa
membina dan mengisi kemerdekaan
Pancasila
serta membangun dunia yang lebih
baik.
b. Berdisiplin yaitu berpikir,
bersikap dan bertingkah laku
tertib
c. Sehat dan kuat mental, moral
dan fisiknya
d. Memiliki jiwa patriot yang
berwawasan luas dan dijiwai
nilai-nilai kejuangan yang
diwariskan oleh para pejuang
bangsa.
e. Berkemampuan untuk
berkarya dengan semangat
kemandirian, semangat
kebersamaan, kepedulian,
bertanggungjawab, berpikir
kreatif, inovatif, dapat
dipercaya, berani dan mampu
menghadapi tugas-tugas
serta memiliki komitmen.
Pasal 6
Pasal 6
Fungsi
Fungsi
Gerakan
Pramuka
berfungsi
sebagai lembaga pendidikan di
luar sekolah dan di luar keluarga
serta sebagai wadah pembinaan
dan
pengembangan
sumber
daya
generasi
muda,
berlandaskan
Sistem
Among
dengan
menerapkan
Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan
yang
pelaksanaannya
disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan,
dan perkembangan bangsa serta
masyarakat Indonesia.
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai
lembaga pendidikan non formal, di
luar sekolah dan di luar keluarga
serta sebagai wadah pembinaan
dan pengembangan kaum muda,
berlandaskan
Prinsip
Dasar
Kepramukaan
yang
dilakukan
melalui
Metode
Kepramukaan,
bersendikan sistem among, yang
pelaksanaannya
disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, dan
perkembangan masyarakat, bangsa
dan negara Indonesia.
Pasal 7
Pasal 7
Kepramukaan
Sasaran
Telah tercantum pada bab
selanjutnya, yang mengatur
tentang :
Sasaran pendidikan kepramukaan
adalah mempersiapkan kaum muda
Indonesia menjadi kader bangsa
yang :
a. Berbudi pekerti luhur, disiplin,
bertanggungjawab, dan dapat
dipercaya
dalam
berpikir,
berkata,
bersikap
dan
berperilaku.
b.
Memiliki jiwa patriot dan
kepemimpinan
yang
berwawasan luas berlandaskan
nilai-nilai kejuangan.
c.
Mampu
berkarya
dan
berwirausaha dengan semangat
kemandirian,
kebersamaan,
kepedulian, kreatif dan inovatif.
d. Melestarikan budaya dan alam
Indonesia.
KEPRAMUKAAN, SIFAT DAN
UPAYA.
Perubahan dan perbedaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Kini
PERUBAHAN KEPRES TENTANG ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA
KEPRES NO. 104 TAHUN 2004
1. Anggaran Bantuan Pemerintah.
Belum ada
KEPRES NO 24 TAHUN 2009
1. Anggaran Bantuan Pemerintah.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat
memberikan bantuan pendanaan dalam
2. Metode Kepramukaan
a. Sistem berkelompok
b. kegiatan yang menantang dan meningkat
serta mengandung pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik;
c.
kegiatan di alam terbuka (diakomodasikan
pada ayat lain )
3. Anggota Gerakan Pramuka
Anggota muda : Siaga, Penggalang dan
Penegak.
Anggota dewasa:
rangka pelaksanaan kegiatan Gerakan
Pramuka.
2. Metode Kepramukaan
a. Sistem beregu
b. kegiatan di alam terbuka yang
mengandung pendidikan dan sesuai
dengan perkembangan rohani dan
jasmani peserta didik;
c. kemitraan dengan anggota dewasa
dalam setiap kegiatan
3. Anggota Gerakan Pramuka
Anggota muda : Siaga, Penggalang dan
Penegak dan Pandega
Anggota Dewasa : Pembina Pramuka,
dst
a. Anggota Dewasa Muda : Pandega
b. Anggota Dewasa : Pembina Pramuka, dst
4. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan 5. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan
Pramuka.
Pramuka.
Lembaga Pendidikan Kader Gerakan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan
Pramuka merupakan bagian integral dari
Pramuka merupakan bagian integral dari
Kwartir dan berfungsi sebagai wadah
Kwartir dan berfungsi sebagai wadah
Pembinaan Anggota Dewasa.
pendidikan dan pelatihan anggota Gerakan
Pramuka
5. Pemeriksaan Keuangan
5. Pemeriksaan Keuangan
a. Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan
Pramuka
Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan
Pramuka.
b. Personalia Badan Pemeriksa Keuangan
berjumlah minimal 3 orang
6. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Gerakan Pramuka
Belum ada
7. Musyawarah Dan Referendum
Mengatur waktu pelaksanaan dan materi
Acara Pokok
8. Pendapatan
Belum ada
Personalia Lembaga Pemeriksa Keuangan
terdiri atas 5 (lima) orang.
6. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Gerakan Pramuka
Diadakan di tingkat Nasional dan daerah.
7. Musyawarah Dan Referendum
Mengatur peraturan materi pokok saja.
8. Pendapatan.
Bantuan Pemerintah/ Pemerintah Daerah
melaui APBN/ APBD yang tidak mengikat
dan disesuaikan dengan kemampuan negara/
keuangan daerah.
Terdiri dari : 12 bab, 38 Pasal
Terdiri dari : 12 bab, 39 Pasal
by goen
Peran Gerakan Pramuka dalam Pemilu 2009
Makna Penting Pemilu Legislatif 2009
dan Peran Gerakan Pramuka dalam Pemilihan Umum
Pemilihan Umum (pemilu) legislatif 2009 yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 9
April 2009 mendatang merupakan pemilu yang ke 10 di Indonesia. Pemilu pertama
dilakukan pada tahun 1955 dilakukan dua kali. Pertama, 29 September 1955 untuk memilih
257 anggota DPR. Yang kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih 520 anggota Dewan
Konstituante. Pemilu 1955 diikuti oleh lebih 30-an partai politik (parpol) dan lebih dari seratus
daftar kumpulan dan calon perorangan.
Lalu pemilu 1971 yang berlangsung 5 Juli 1971 diikuti 10 partai peserta pemilu. Kemudian,
sejak pemilu 1977 (2 Mei 1977), pemilu 1982 (2 Mei 1982), pemilu 1987 (4 Mei 1982),
pemilu 1987 (23 April 1987), pemilu 1992 (9 Juni 1992) hingga pemilu 1997 (29 Mei 1997),
pesertanya hanya 3 yakni Golkar, PPP dan PDI.
Pelaksanaan Pemilu tahun 1999 (7 Juni 1999) yang merupakan pemilu ke 8 diikuti 48
parpol. Lalu pemilu 2004 (5 April 2004) diikuti 24 parpol dan calon perseorangan. Sama
seperti pemilu 2004, pemilu 2009 diikuti 44 parpol, termasuk 6 partai lokal di Nanggroe Aceh
Darussalam, dan calon perseorangan
Pemilihan Umum (pemilu) legislatif 2009, akan memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota
Tata Cara Pemberian Suara Pada Surat Suara
1.
Hanya menggunakan alat yang telah disediakan, berupa ballpoint, di masing-masing
bilik suara.
2.
Pemberian suara dalam bentuk tanda √ (centang).
3.
Pemberian tanda √ (centang) :
4.
a.
Pada surat suara DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota: HANYA
SATU KALI pada kolom gambar/ nama partai politik atau pada kolom nama
calon atau pada kolom nomor urut calon anggota legislatif.
b.
Pada surat suara DPD: HANYA SATU KALI pada kolom foto salah satu
calon anggota DPD;
Tidak diperbolehkan membubuhkan tulisan dan catatan lain pada surat suara,
karena akan dinyatakan tidak sah.
Penjelasan lainnya :
a. Pada saat melakukan perhitungan suara ditemukan pemberian tanda lebih dari satu kali
pada kolom nama partai dan/ atau kolom nomor calon dan/ atau kolom nama calon anggota
DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten / Kota yang sama dan dalam partai politik
yang sama, suara tersebut dinyatakan sah dan dihitung satu suara.
b. Pada saat melakukan perhitungan suara ditemukan pemberian tanda satu kali atau lebih
pada nomor urut dan/ atau kolom foto dan/ atau nama calon anggota DPD yang sama,
suara tersebut dinyatakan sah dan dihitung satu suara.
( Perppu Nomor : 1 tahun 2009 )
Makna Penting Pemilu
Sebagai kegiatan kenegaraan yang rutin ( 5 tahun sekali ), pelaksanaan pemilu memiliki
minimal 2 makna penting. Pertama, pemilu legislatif yang merupakan pemilu memilih
anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/kota tidak hanya berhenti hingga
anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/kota terpilih dilantik. Melainkan,
hasil penyelenggara lembaga Negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat akan
mewarnai kebijakan dan dinamika kehidupan pemerintahan, berbangsa dan bernegara baik
di tingkat nasional dan daerah.
Selanjutnya DPR sebagai hasil pemilihan rakyat langsung akan ikut menentukan
pencalonan dan pemilihan personil penyelenggara lembaga Negara lainnya, baik yang
ditetapkan dalam UUD maupun yang ditetapkan berdasarkan UU. Seperti anggota Komisi
Yudisial, Hakim Agung, Hakim Mahkamah Konstitusi, anggota Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), Bank Sentral, KPU, Komisi Nasional Hak Azasi Manusia, Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) hingga Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Dalam konteks lokal, hasil pemilu anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota akan
menentukan kebijakan pemerintahan dan pembangunan di daerah serta pelaksanaan
pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Kedua, pelaksanaan pemilu merupakan saat masyarakat khususnya yang menggunakan
hak pilihnya, untuk melakukan penilaian/evaluasi dan memilih individu yang akan menduduki
jabatan di DPR/DPD/DPRD.
Peran Gerakan Pramuka dalam Pemilihan Umum.
Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal sudah semestinya dapat
memberikan pencerahan dan pemahaman tentang seputar Pemilu kepada seluruh anggota
Gerakan Pramuka khususnya peserta didik., baik yang sudah memiliki hak suara maupun
yang belum memiliki hak suara.
Bagi anggota Gerakan Pramuka memahami dengan benar seluk beluk tentang Pemilu akan
menjadikan bagian dalam proses percerdasan bangsa. Memahami kedudukan dan tugastugas penyelenggara pemilu dengan peraturan yang ada merupakan pengetahuan bagi
anggota Gerakan Pramuka dalam upaya ikut serta membantu pemerintah khususnya dalam
hal sosialisasi pemilu, selain itu Gerakan Pramuka dengan Kode Kehormatan Pramuka,
menempatkan dirinya sesuai dengan Jiwa Tri Satya dan Dasadarma membantu menjaga
proses demokrasi berjalan dengan aman, tertib dan lancar.
Sehubungan Gerakan Pramuka adalah bersifat non politik, maka tidaklah layak membawa
lembaga ini kedalam kancah politik maupun yang bersifat politik praktis. Meskipun setiap
anggota Gerakan pramuka memiliki hak suara namun pada prakteknya Gerakan Pramuka
dituntut tetap netral. Tidak memposisikan Kwartir/ Gugusdepan/ satuankarya dalam dukungmendukung atau memihak pada salah satu peserta pemilu.
Selanjutnya peran apa sajakah anggota Gerakan Pramuka, secara pribadi maupun
kelembagaan dalam ikut serta mensukseskan Pemilu, antara lain sebagai berikut :
1. Mendatangi dan memberikan hak suaranya pada TPS (Tempat Pemungutan Suara)
bagi yang telah memiliki hak suara.
2. Bagi yang belum memiliki hak suara, ikut serta dalam menjaga keamanan lingkungan
maupun di rumah sendiri.
3. Secara suka dan rela membantu pembuatan TPS di lingkungan tempat tinggalnya.
4. Mengingatkan anggota keluarga untuk mendatangi TPS pada hari Pemungutan
Suara.
5. Tidak mengikuti acara kampanye dengan menggunakan seragam Pramuka, atribut
pramuka atau mengatasnamakan sebagai anggota Gerakan Pramuka/ membawa
nama lembaga Gerakan Pramuka.
6. Tetap menjaga netralitas Gerakan Pramuka.
Kita berharap proses pesta demokrasi di negeri kita ini, berjalan dengan tertib, lancar dan
aman. Semoga.
Tulis yang
Pramuka Online
We have 44 guests online
Media Top Net
Lomba Karya Tulis dan Fotografi Pramuka
Media Visual Tata Cara Baris Berbaris - Kwarnas
Simulasi Cara Membatik dan Mengenal Batik
Data Pengguna Sejak: 02 - 01 2010
Share
0
Penggunaan Selendang Dan Pita Mahir bagi Pembina
MEMAHAMI PENGGUNAAN SELENDANG
DAN PITA MAHIR
Apabila seorang Pembina Pramuka telah
menyelesaikan masa pemantapan KML, maka akan
dikukuhkan sebagai Pembina Mahir dan kepadanya
disematkan selendang mahir dan diberikan pita mahir
sesuai dengan golongan satuan yang dibinanya.
Selanjutnya Ketua Kwartir Cabang memberikan Ijasah/ sertifikat Pembina
Pramuka atas rekomendasi Ketua Lemdikacab.
Dibawah ini gambar pita mahir sesuai golongannya :
Cara memakai Selendang dan Pita Mahir.
1. Pita Mahir dipakai melingkar dibawah kerah baju dan setangan/ pita
leher.
2. Selendang mahir dikenakan melintang kanan dan kiri serta lipatan
selendang dimasukan dibawah deck/ lidah bahu. Letak selendang diatur
secara simetris, dengan setangan leher tetap tampak di atasnya. ( Lihat
gambar )
Penggunaan Selendang dan Pita Mahir :
1. Pita Mahir digunakan setiap mengikuti kegiatan Kepramukaan.
2. Selendang Mahir digunakan pada saat Upacara Kegiatan Orang
Dewasa ( Binawasa seperti Up. Pembukaan kursus dll.) dan
Pelantikan,. Termasuk ketika melantik peserta didiknya.
Arti Kiasan Selendang Mahir :
1. Lidah api
: Menunjukan bahwa Seorang Pembina mahir selalu
bersemangat dalam membina dan menjadi juru penerang bagi peserta
didiknya dan dimanapun mereka berada.
2. Jantung
: Selama Jantung masih berdetak di dada, seorang
Pembina Mahir selalu tetap mengabdikan diri dengan Ikhlas Bakti Bina
Bangsa Ber Budi Bawa Laksana.
3. Senjata/ Keris : Seorang Pembina Mahir memiliki Sumber Daya dan
cara pemikiran yang selalu tajam serta tanggap dengan lingkungannya.
4. Warna Ungu
: kehebatan, keutamaan.
Jika kakak ingin memberikan masukan atau ingin menyempurnakan tulisan di
atas silahkan untuk menambahkan. Terima kasih.
Tulis yang
Pramuka Online
We have 45 guests online
Media Top Net
Lomba Karya Tulis dan Fotografi Pramuka
Media Visual Tata Cara Baris Berbaris - Kwarnas
Simulasi Cara Membatik dan Mengenal Batik
Data Pengguna Sejak: 02 - 01 2010
Cara Membuat Laporan Kegiatan
CARA MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN
Pengertian Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal
pelaksana suatu kegiatan, yang harus disampaikan oleh
pembina kepada pihak yang memberi tugas sebagai pertanggungjawaban.
Pentingnya Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk :
a.
Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
b.
Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c.
Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d.
Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.
Macam Laporan Kegiatan
a.
Ditinjau dari cara penyampaian, terdapat :
1)
2)
b.
c.
Laporan lisan, disampaikan secara lesan, biasanya dilakukan hal-hal
yang perlu segera disampaikan laporan lisan dapat dengan tatap muka,
lewat telepon , wawancara dan sebagainya.
Laporan tertulis, disampaikan secara lengkap dalam bentuk tulisan.
Ditinjau dari bahasa yang digunakan, terdapat :
1)
Laporan yang ditulis secara populer, yang menggunakan kata-kata
sederhana, kadang-kadang diselingi dengan kalimat humor / lucu.
2)
Laporan yang ditulis secara ilmiah, sebagai hasil peneliti. Biasanya
isinya singkat tetapi padat dan sistimatis serta logis.
Ditinjau dari isinya, dapat dibedakan :
1)
Laporan kegiatan, misalnya pelaksanaan perkemahan, pelaksanaan
ujian SKU, SKK, Pramuka Garuda.
2)
Laporan perjalanan, misalnya
penjelejahan dan sebagainya.
3)
Laporan keuangan, menyangkut masalah penerimaan dan penggunaan
uang.
laporan
wisata,
pengembaraan,
Sistimatika Laporan
Hendaknya laporan lengkap, dapat menjawab semua
pertanyaan mengenai : apa ( what ), mengapa ( why ),
siapa ( Who ), dimana ( where ), kapan ( when ),
bagaimana ( how ).
Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah
memahami. Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
1.
Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
2.
a.
Latar belakang kegiatan.
b.
Dasar hukum kegiatan.
c.
Apa maksud dan tujuan kegiatan.
d.
Ruang lingkup isi laporan.
Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
a.
Jenis kegiatan.
b.
Tempat dan waktu kegiatan.
c.
Petugas kegiatan.
d.
Persiapan dan rencana kegiatan.
e.
Peserta kegiatan.
f.
g.
Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan,
urutan fakta / datanya).
Kesulitan dan hambatan.
3.
h.
Hasil kegiatan.
i.
Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu
penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangankekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Laporan diusahakan agar :
a.
Singkat dan padat.
b.
Runtut atau sistimatis.
c.
Mudah dipahami isinya.
d.
Isinya lengkap.
e.
Menarik penyajiannya.
f.
Berpegangan pada fakta, data dan persoalannya.
g.
Tepat pada waktunya.
Lain – lain.
a. Dalam laporan dapat dilampirkan : photo-photo kegiatan, tanda bukti, suratsurat keterangan dan sebagainya ( copy )
b. Untuk mempermudah penyusunan laporan sebaiknya tetap mengacu pada
proposal yang pernah diajukan.
c. Memberikan Laporan kegiatan dengan tembusan kepada satuan/ lembaga
yang terkait. ( Mabi, Kwartir, Sponsor dll )
Sumber : Materi KML Lemdikanas (dengan sedikit penyempurnaan)
Share
0
Sistem Pembinaan Bagi Anggota Dewasa.
Sistem Pembinaan Bagi Anggota Dewasa.
Sistim Pembinaan bagi anggota Dewasa terbagi menjadi 2 macam, yakni melalui :
1. Latihan.
2. Pendidikan.
Metoda Latihan bagi anggota Dewasa diterapkan dalam kegiatan pertemuan antara lain berupa : karang
pamitran, musyawarah, lokakarya, seminar, penataran, diskusi dll.
Metoda Pendidikan bagi anggota Dewasa dibedakan menjadi umum dan khusus, yakni :
1. Umum :
1.
Orientasi.
2.
Kursus Pembina Mahir Dasar dan Mahir Lanjutan
1. Khusus :
1.
KPD ( Kursus Pelatih Dasar )
2.
KPL ( Kursus Pelatih Lanjutan )
3.
Pengelola kwartir
4.
Pamong saka
5.
Apiari
6.
Koperasi
7.
Dikduk
8.
Ketrampilan
9.
Instruktur dll.
Untuk lebih jelas, silahkan lihat bagan di bawah ini :
MOU TNI AD dan Gerakan Pramuka
Kerja Sama TNI AD dan Gerakan Pramuka.
Tentara Nasional Indonesia ( TNI-AD) dan Gerakan Pramuka telah
menandatangani kerjasama dengan menerbitkan peraturan bersama bernomor : 182
/ X / 2007 dan 199 tahun 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembinaan dan
pengembangan Pendidikan Bela Negara dan Kepramukaan.
Berdasar pada latar belakang yang memiliki kepentingan bersama , dalam upaya
Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia, yang
berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur serta menjadi warga Negara yang berjiwa Pancasila,
setia dan patuh pada NKRI dan dalam rangka pembinaan ketahanan dan keamaman Negara maka perlu
diatur aplikasinya dalam bentuk pendidikan bela Negara dalam kepramukaan.
Dalam hal ini Gerakan Pramuka dan TNI-AD secara bersama sama mengembangkan pendidikan Bela
Negara dan Kepramukaan, TNI-AD berperan serta membantu secara aktif dan pengembangan gugus
depan di kesatuan-kesatuan TNI-AD.
Selain itu Pendidikan Kepramukaan dijadikan materi kemampuan sebagai Pembina Pramuka Mahir di
dalam masa pendidikan bagi Taruna Akmil TNI-AD. Sudah barang tentu mereka para Taruna selepas
pendidikan Akmil akan memiliki keahlian sebagai seorang Pembina Pramuka Mahir ( Bersertifikat KMD).
Selanjutnya TNI AD dan Gerakan Pramuka melakukan kajian tentang berbagai ketrampilan khusus matra
darat yang dapat dikembangkan bagi Gerakan Pramuka dalam pembentukan Saka Wira Kartika.
Musyawarah Ambalan/ Racana (Bag. I)
Musyawarah Ambalan/ Racana
Musyawarah Ambalan/ Racana merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dalam memberikan
dan menanamkan nilai kebersamaan, rasa memiliki, kedisiplinan dan permusyawaratan suatu ambalan/
racana. Dalam melaksanakan musyawarah ambalan banyak dilakukan berbagai macam cara dengan yang
paling sederhana.
Berikut ini merupakan salah satu contoh bentuk musyawarah ambalan/ racana yang dilaksanakan dalam
upaya memberikan nilai pendidikan suatu organisasi yang positif , sesuai dengan tujuan, harapan dan
aspirasi para anggota ambalan/ racana. Dengan demikian para anggota pramuka akan mempu mengelola
dan menyelenggarakan sistem manajemen di ambalan/ racana dengan baik.
a.
Pengertian.
Musyawarah merupakan forum tertinggi dalam menetapkan suatu kebijakan dan keputusan oleh
suatu Ambalan/ Racana. Muyawarah ambalan/ Racana dilaksanakan 1 (satu ) tahun sekali sesuai
dengan masa baktinya.
b.
Acara Musyawarah.
Dalam menyelenggarajkan musyawarah Ambalan / Racana maka perlu menetapkan agenda pokok
musyawarah tersebut antara lain :
c.
1.
Mendengarkan dan menanggapi laporan pertanggungjawaban pengurus Ambalan/ Racana
masa bakti pengurus lama.
2.
Evaluasi Program kerja yang telah dilaksanakan
3.
Menyusun Rencana/ Program kerja untuk masa bakti yang akan datang.
4.
Pemilihan Pengurus Ambalan/ Racana masa bakti yang akan datang.
Peserta Musyawarah.
Ambalan/ Racana sebelum menyelenggarakan musyawarah harus menetapkan siapa saja yang
berhak mengikuti kegiatan tersebut :
d.
1.
Pengurus Ambalan / Racana.
2.
Para Pemimpin / wakil pemimpin Sangga/ Reka / anggota
3.
Pembina Penegak/ Pandega sebagai konsultan/ Penasehat
Pelaksanaan Musyawarah.
A. Sidang Pendahuluan.
Dalam melaksanakan musyawarah. peserta sebelumnya menentukan siapakah yang akan memimpin dalam
sidang Pendahuluan. Biasanya dalam sidang ini dipimpin oleh Pradana/ Ketua Racana atau pengurus
lainnya yang ditunjuk.
Dalam sidang Pendahuluan memiliki agenda acara :
- Menetapkan tata tertib dan agenda acara.
- Memilih dan menetapkan pimpinan Sidang- sidang selanjutnya/ bisa membentuk semacam
Presidium. ( Biasanya dipilih 3 orang. Terdiri 1 orang ketua dan 2 orang anggota )
B. Persidangan.
1. Rapat Pleno. ( Pertama )
Dalam rapat ini dipimpin oleh pimpinan sidang yang telah ditetapkan/ Presidium.
Agenda acaranya :
- Mendengarkan laporan Pertanggungjawaban Pradana/ Ketua Racana /
masa baktinya.
- Melakukan Evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
- Mensyahkan laporan Pertanggungjawaban Ambalan/ Racana lama.
Pengurus ambalan selama
2. Rapat Pleno ( Kedua )
Dalam Sidang Pleno ini membahas antara lain :
1.
Pembagian Bidang – bidang/ komisi yang dibentuk untuk menyusun rencana/ program kerja.
2.
Melaksanakan Rapat – Rapat komisi / masing masing bidang
Bidang/ komisi tersebut misalnya dapat terdiri dari :
a.
Komisi Organi sasi dan keuangan.
Membicarakan struktur pengurus / Dewan yang akan dibentuk disesuikan dengan
kebutuhan. Termasuk didalamnya Dewan Kehornatan. Dalam komisi ini juga menetapkan
tata cara pemilihan Pradana dan pengurus Dewan ambalan/ Ketua Racana dan pengurus
Dewan Racana.
Menetapkan sistem administrasi dan besarnya iuran anggota dll.
b.
Komisi Kegiatan.
Yaitu menyusun rencana / program kerja yang akan datang. Bentuk kegiatan maupun
latihan rutin yang akan dilaksanakan.
c.
Komisi Adat / sandi / pusaka Ambalam – Racana.
Di komisi ini biasanya membicarakan peninjauan kembali Adat/ Sandi / Pusaka Ambalan/
Racana apakah masih relevan dan sesuai dengan perkembangan di lingkungan Ambalan/
Racana.
3. Rapat Pleno ( Ketiga )
Di sidang ini berisi agenda acara antara lain :
a. Mendengarkan dan menanggapi laporan hasil rapat komisi/ masing –masing bidang.
b. Mensyahkan hasil rapat dari masing masing bidang/ komisi.
c. Membentuk tim Perumus. Tim Perumus ini bertugas menyusun seluruh hasil keputusan dari rapatrapat komisi.
d. Mengadakan Pemilihan Pengurus Ambalan/ Racana setelah mendengarkan hasil dari rapat tim
perumus sub komisi organisasi/ keuangan.
Dalam Pemilihan Pengurus Dewan Ambalan/ Racana dapat dilakukan berbagai macam cara misalnya :
- Pemilihan secara langsung Pradana/ Ketua Racana dan dilanjutkan dengan melengkapi susunan
pengurusnya.
- Pemilihan secara langsung Pradana/ Ketua Racana dan membentuk tim formatur. Tim Formatur
adalah tim yang bertugas menyusun pengurus dengan masa tugas dan jangka waktu tertentu. Tim
Formatur ini dipimpin oleh Pradana / Ketua Racana Terpilih.
- Pemilihan seluruh pengurus dewan ambalan/ racana diserahkan kepada tim Formatur.
- Pemilihan secara langsung Pradana/ Ketua Racana dilaksanakan dalam waktu tertentu dilaksanakan
secara langsung. umum, bebas dan rahasia oleh seluruh anggota ambalan/ racana.
C. Sidang Penutup
Dalam agenda ini yang dilaksanakan antara lain :
-
Membacakan seluruh hasil dan kesimpulan selama sidang. Dan sekaligus mensyahkannya.
-
Menyerahkan hasil tim perumus kepada Pradana/ Ketua Racana terpilih untuk menyelesaikan tugas
tugasnya. mis. Tugas tim formatur dll ( apabila pemilihan dilaksanakan dalam acara saat itu )
-
Menutup sidang.
Musyawarah Ambalan/ Racana (Bag.II)
Berikut ini salah satu contoh agenda acara yang dibuat dalam rangka musyawarah Ambalan/ Racana. Agenda acara
ini juga dibicarakan dalam sidang pendahuluan.
NO AGENDA ACARA PIMPINAN
RAPAT
WAKTU
KETERANGAN
1
15 Menit
Dibuka Oleh
Kakak Pembina
Up.Pembukaan
Musyawarah
Panitia/
Petugas
2
Sidang
Pendahuluan
1.Tata Tertib
Pradana/
60 Menit
Ketua Racana
sidang
Aturan selama
bersidang,
agenda acara,
cara ambil
keputusan/ suara
jumlah komisi
dlm sidang dll.
Presidium 3
orang, terdiri 1
ketua dan 2
anggota.
Dilanjutkan
penyerahan palu
sidang
2. Pemilihan
Presidium
3
Persidangan
a. Sidang Pleno I Presidium
30 Menit
1. Mendengarkan
Laporan
Pertanggung
jawaban
Pengurus lama
Pradana/ Ketua
racana
membacakan isi
materi
pertangungjawab
an.
30 Menit
2. Tangapan
peserta
musyawarah
Peserta memberi
tanggapan/
solusi.
Pengurus lama
berikan jawaban/
argumentasi.
Apabila sdh
diketemukan
persamaan
pendapat dan
peserta sidang
menyetujui, maka
presidium dapat
mengesahkan
laporan
pertanggung
jawaban.
Presidium
10 Menit
Dilanjutkan
penyerahan
Laporan
pertajwbn.
Kepada
presidium
b. Sidang Pleno
II
Masing
masing Ketua
Komisi
Rapat Komisi
60 Menit
Presidium
membuka rapat
pleno II dan
membagi peserta
sidang menjadi
beberapa komisi.
Jumlah komisi
sesuai dengan
tata tertib sidang.
Tiap komisi
memilih ketua,
sekretaris, dan
pelapor.
Presidium
c. Sidang Pleno
III
45 Menit
Tiap komisi ber
musyawarah
sesuai bidangnya,
mis. Kom.
Organisasi dan
keuangan, Kom.
Program
kegiatan, Kom.
Adat./Sandi dst
1. Mendengarkan
laporan masingmasing komisi.
Presidium
membuka Pleno
III
Dibacakan oleh
pelapor.
Presidium
Memberikan
kesempatan kpd
pst sidang unt.
Menanggapi.
Tehnis
memberikan
tanggapan boleh
setelah semua
komisi
melaporkan atau
dibahas setelah
tiap komisi
melaporkan
2. Mengesahkan
hasil rapat
komisi.
3. Membentuk tim
perumus dan
memberikan
kesempatan tim
perumus untuk
rapat.
15 Menit
Hasil rapat komisi
disyahkan setelah
peserta sidang
menyetujui.
Tim perumus
bertugas
menyempurnaka
n hasil rapat
komisi yang sdh
dibahas. Anggota
Tim perumus
dapat terdiri
semua ketua
komisi
4. Pemilihan
Pradana/ Ketua
Racana
30 Menit
Dan memilih
ketua, sekretaris
serta pelapor.
Peserta sidang
lainnya istirahat
atau dpt
digunakan melobi
calon pengurus
Tehnis pemilihan
sesuai hasil rapat
komisi bidang
organisasi.
Bilamana ada tim
formatur maka
ditetapkan siapa
sajakah yang
menjadi anggota
tim formatur,
Jumlah tim
formatur ( Ganjil )
dan masa
baktinya.
Presidium
menutup rapat
pleno III
4
Sidang Penutup
a. Membacakan
seluruh hasil dan
kesimpulan
selama sidang.
b. Menutup
Sidang.
Presidium
15 Menit
Presidium
Menyerahkan
hasil seluruh
materi sidang
kepada Pradana/
Ketua Racana
terpilih untuk
menyelesaikan
tugas tugasnya.
Presidium
menyerahkan
kembali palu
sidang kepada
Pradana/ Ketua
Racana Terpilih.
5
Upacara Penutupan Panitia/
Petugas
15 Menit
Ditutup oleh
Kakak Pembina
Musyawarah
Agenda acara di atas merupakan contoh bentuk musyawarah yang sering dilaksanakan
dalam Ambalan/ Racana. Para Penegak dan Pandega dapat pula menyusun agenda sidang
sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan. Ukuran waktu adalah relatif, bisa lebih cepat
atau bahkan molor. Untuk itu peserta musyawarah harus disiplin menepati waktu dalam
mengikuti kegiatan tersebut.
Ada beberapa catatan dalam penyelengaraan musyawarah :
1. Bila agenda acara sidang seperti di atas maka dapat dilakukan dalam waktu 1 hari
( pagi s/d siang – sore )
2. Apabila memilih Opsi dibentuk tim Formatur dalam penyusunan Pengurus maka
setelah Musyawarah Ambalan/ Racana dapat pula dilanjutkan dengan rapat tim
Formatur dan ditetapkan hasilnya, kemudian dilanjutkan dengan acara pelantikan.
3. Agar Penyelenggaran musyawarah berjalan dengan lancar maka perlu persiapan –
persiapan sebelumnya., antara lain menyusun draf – draf apa saja yang akan dibahas.
Misalnya draf tata tertib/ agenda sidang, draf bahan sidang komisi-komisi/ bidang dll.
Bila perlu menyusun draf atau format SK pengesahan masing-masing sidang/ rapat.
4. Selamat melaksanakan Musyawarah Ambalan/ Racana.
Dialog Pelantikan T/ D ( bag.I )
DIALOG PADA PELANTIKAN T/ D
( Bag. 1 )
Dialog Kakak Pembina dengan Perantara Kanan/ Kiri
Pada pelantikan anggota Pramuka Penegak/ Pandega, sering kita menyaksikan tata cara yang dlakukan
seorang Pembina Penegak/ Pandega sebelum melaksanakan Pelantikan yakni melakukan suatu dialog atau
tanya jawab. Kali ini yang akan dibahas tentang contoh materi dialog antara Seorang Pembina dengan
Para Pendamping Calon Penegak ( Mis. Penegak Bantara ), yang disebut dengan Perantara Kanan dan
Perantara kiri.
Perantara Kanan adalah seorang Penegak yang bertugas sebagai pendamping, bertanggungjawab atas
penilaian terhadap segi kejiwaan dan kepribadian anggota Pramuka yang didampinginya.
Perantara Kiri adalah seorang Penegak yang bertugas sebagai pendamping, bertanggungjawab atas
penilaian terhadap segi kecakapan dan aktifitas anggota Pramuka yang didampinginya.
Sebelum melakukan dialog, Pembina menugaskan Perantara Kanan/ Kiri untuk menjemput Calon Penegak
untuk dihadapkan pada forum Dewan kehormatan untuk dilaksanakan pelantikan dan perintah penugasan
itu diberikan setelah Calon Penegak tersebut melaksanakan renungan jiwa.
Perantara Kanan/ Kiri sebelum memasuki ruangan/ forum boleh mengetuk pintu terlebih dahulu :
Perantara Kanan/ Kiri : Tok....tok.....tok......
Kakak Pembina : Siapa diluar ...?
Perantara Kanan/ Kiri : Kami Perantara Kanan/ Kiri akan menghadapkan seorang Pemuda Indonesia, di
depan Dewan kehormatan ( dalam Rumah Adat ) untuk dilantik sebagai anggota Penegak Bantara ..........
Kakak Pembina : Silahkan masuk ...!
Selanjutnya adalah dialog/ tanya jawab antara Kakak Pembina dengan Perantara kanan/ Kiri :
Perantara Kanan/ Kiri : Lapor...! Kami Perantara Kanan/ Kiri akan menghadapkan seorang Pemuda
Indonesia, yang bernama Sdr. .........................di depan Dewan kehormatan ( dalam Rumah Adat ) untuk
dilantik sebagai anggota Penegak Bantara .............
Kakak Pembina : Adik-adik Perantara, atas nama Saudara-saudaramu seperjuangan dan se ambalanmu,
sebelum Kakak menerima dan melantik calon penegak yang kalian hadapkan, terlebih dahulu saya
berkewajiban meminta pertanggung jawaban kepada adik- adik perantara, atas pengamatan dan
penilaianmu mengenai perkembangan calon Penegak yaitu adik ............. ( sebut nama). dari segi kejiwaan
dan kepribadian maupun segi kecakapan dan aktifitasnya sehari-hari,
berdasarkan pengetahuan dan pengalamanmu dalam pergaulan dengan calon penegak di masa lalu ?
Perantara Kanan : Saya menyatakan bahwa calon Penegak ini memiliki jiwa yang kuat dan tekad yang
baik yang senantiasa menjunjung harkat dan harga dirinya serta martabatnya sebagai manusia Indonesia,
insan Pancasila, kehomatan bangsa dan negaranya serta memiliki kemauan yang teguh dalam
mengembangkan kualitas dirinya terhadap Tuhan, Negara dan pengabdiaanya kepada masyarakat dan
lingkungannya.
Kakak Pembina : Terima kasih kepada adik perantara Kanan atas pertanggungjawabanmu. Selanjutnya
kepadamu Adik perantara kiri berdasarkan pengetahuan dan pengalamanmu dari segi Kecakapan dan
aktifitasnya ?
Perantara Kiri : Saya Menyatakan bahwa calon Penegak telah memiliki kecakapan dan kemampuan yang
senantiasa berupaya menjunjung taraf kehidupannya, memiliki aktifitas dan perilaku yang baik, berguna
bagi dirinya serta pengabdiannya bagi masyarakat dan lingkungannya.
Kakak Pembina : Terima Kasih Adik-adik Perantara Kanan dan kiri, yang telah memberikan
pertangggungjawabanmu atas calon Penegak yang adik –adik hadapkan.
Selanjutnya Pertanyaan ini kami tujukan kepada adik calon Penegak, Adik......................( sebut nama ),
Setelah mendengarkan pertanggungjawaban perantaramu, apakah adik membenarkan seluruh pernyataan
yang dikemukakan oleh kedua perantaramu dan mengakui kebenarannya untuk selalu memegang teguh
dan tetap melaksanakan dalam kehidupanmu dengan nyata di masa yang akan datang ?
Calon Penegak : Dengan ketulusan hati. Saya ..................... ( nama Penegak ) menyatakan membenarkan
seluruh pernyataan perantara kanan dan kiri.
Pembina Penegak : Terima kasih atas keberanian dan ketulusan adik calon penegak. Kakakmu tetap dan
senantiasa mempercayai segala pernyatan yang telah adik adik kemukakan. Kemudian kepadamu,
perantara kanan dan kiri untuk mundur satu langkah, agar calon penegak ini barhadapan sendiri di depan
Dewan Kehormatan dan seluruh anggota ambalan untuk dilakukan pelantikan.
( Dilanjutkan dengan tanya jawab pelantikan antara Kakak Pembina dan Calon Penegak )
Catatan : Bahwa dialog diatas adalah sebagai salah satu contoh saja. Para pembina dapat mengembangkan
kreatifitas bentuk dialog yang bisa lebih menyentuh nurani bagi calon Penegak/ Pandega, dengan tetap
menggunakan perantara kanan/ kiri dan penilaian dari segi kejiwaan/ kepribadian maupun kecakapan si
calon Penegak.
Format Pelaporan Data Gudep
Pelaporan Data Potensi di suatu Gugus Depan menjadi kewajiban yang harus dilakukan setiap tahun sekali bagi
seluruh Pangkalan/ Gugus Depan.
Data ini sangat penting kegunaannya sebagai dasar pengambilan kebijakan strategis di lingkungan Gerakan Pramuka
maupun sebagai penyediaan data base secara akurat di suatu Kwartir. Penyampaian laporan ini dilakukan pada akhir
tahun atau sekaligus pada setiap Gugus Depan melaksanakan daftar ulang di tiap bulan Nopember.
Berikut format Pelaporan Data Potensi Gugus Depan dengan ketentuan untuk :
Putra memakai model : 01/GUDEP/PP
Putri memakai model : 02/GUDEP/PP
Baik Gugus Depan Putra maupun Putri memiliki bentuk format yang sama.
Pelaporan data ini di buat rangkap 3 ( Tiga ) :
1. Kwartir Cabang.
2. Kwartir Ranting
3. Arsip
Dapat juga Dikirimkan ke Kwarda dan Kwarnas sebagai tembusan.
Beda Kep - Skep - PP Gerakan Pramuka
BEDA KEPUTUSAN - SURAT KEPUTUSAN –
PETUNJUK PENYELENGGARAAN
Sesuai dengan Petunjuk Penyelenggaraan yang mengatur tentang sistem administrasi di lingkungan Gerakan
Pramuka maka bagi para penyelenggara administrasi/ sekretariat kwartir selain perlu memahami Kep-Skep-PPJuklak-Juknis, tentunya juga mengetahui beberapa hal yang membedakannnya.
Antara lain sebagai berikut :
I. KEP / KEPUTUSAN
A.. Pengertian
1. Keputusan disingkat Kep adalah tulisan dinas yang memuat kebijaksanaan pokok (basic Policy),
bersifat umum berlaku menyeluruh atau sebagian anggota/ badan dalam lingkungan Gerakan
Pramuka dan merupakan dasar bagi tulisan dinas lainnya yang mempunyai persoalan yang sama
2. Kep juga digunakan untuk mengesahkan :
a. Organisasi dan prosedur
b. Pokok-pokok pembinaan
c. Petunjuk Penyelenggaraan ( PP )
d. Program Kerja ( Progja )
e. Anggaran Dasar ( AD )
f. Anggaran Rumah Tangga ( ART )
B. Wewenang.
Wewenang yang membuat/ mengeluarkan adalah Kwartir Nasional, Penandatanganan oleh Ketua Kwartir
Nasional.
C. Pernomoran.
1. Dilakukan dengan sistem nomor urut, yang dimulai dari tanggal 1 Januari dan ditutup pada tanggal
31 Desember tiap tahunnya.
2. Cara pemberian nomor/ pernomoran Kep secara lengkap adalah sebagai berikut :
a. Nomor urut.
b. Angka tahun.
Kep yang dikeluarkan pada tahun 2007 dengan nomor urut 10 maka penulisannya menjadi NOMOR :
10 TAHUN 2007.
II. SKEP/ SURAT KEPUTUSAN
A.. Pengertian.
Surat Keputusan disingkat Skep adalah tulisan dinas yang mengatur kebijaksanaan pelaksanaan dari kebijaksanaan
pokok, digunakan untuk
1. Menetapkan atau mengubah status personil/ materiil.
2. Mengesahkan Petunjuk Pelaksanan dan Petunjuk Tehnis.
3. Membentuk, mengubah dan membubarkan suatu panitia dalam lingkungan Kwartir Gerakan Pramuka.
4. Menyerahkan wewenang tertentu.
B. Wewenang
Dibuat dan dikeluarakan oleh :
a. Kwartir Nasional, penandatanganan oleh Ka Kwarnas.
b. Kwartir Daerah., penandatanganan oleh Ka Kwarda
c. Kwartir Cabang, penandatanganan oleh Ka Kwarcab.
d. Kwartir Ranting, penandatanganan oleh Ka Kwarran.
C. Pernomoran.
Pernomoran Skep (Surat Keputusan) sama dengan pernomoran Kep (Keputusan ).
III. PP ( Petunjuk Penyelenggaraan )
A. Pengertian.
1. Petunjuk Penyelenggaraan disingkat PP adalah tulisan dinas yang memuat/ tatacara secara umum dalam
persoalan tertentu dan bermaksud mengatur urutan penindakan suatu kegiatan.
2. Dalam rangka penyederhanaan jenis/ bentuk tulisan dinas yang bersifat mengatur maka pengesahan PP ini
dilampirkan dalam Kep. Dengan demikian PP tidak berdiri sendiri.
B. Wewenang.
Wewewang pembuatan/ pengeluaran PP oleh Kwartir Nasional.
C. Pernomoran
Pernomoran PP ini tidak berdiri sendiri, maka pernomorannya disesuaikan dengan Kep pengesahan
bersangkutan.
yang
IV. Juklak dan Juknis.
A. Pengertian.
1. Petunjuk Pelaksanaan ( Juklak ) adalah pengaturan tentang hal-hal yang wajib dilaksanakan dalam
hubungannya dengan petunjuk penyelenggaraaan ( PP ) menyangkut wewenang dan prosedur.
2. Petunjuk Teknis ( Juknis ) adalah pengaturan tentang hal-hal yang berkaitan dengan tehnis kepramukaan.
Tidak menyangkut wewenang dan prosedur.
3.
Pengesahan Juklak dan Juknis dilampirkan dalam Skep.
Wewenang
Juklak serendah-rendahnya dibuat/ dikeluarkan oleh Kwartir Cabang.Juknis serendah-rendahnya dibuat/
dikeluarkan oleh Kwartir Ranting.
C. Pernomoran.
Pernomoran Juklak dan Juknis diatur dan sesuai dengan pernomoran Skep
Lain-lain
1. Bentuk Juklak dan Juknis mengacu pada bentuk PP.
2. Pembuatan/ Pengolahan Juklak/ Juknis yang dikeluarkan Kwarda/ Kwarcab/ Kwarran harus merujuk
pada Juklak/ Juknis dari Kwarnas.
Sumber : PP Sismintir ( Sistem Administrasi Kwartir )
ormat Program Kerja di Pasukan Penggalang
Contoh Format :
PROGRAM KERJA PASUKAN PENGGALANG
TRIWULAN : I / II / III/ IV
BULAN ………..... S/D………….. TAHUN 200….
JUMLAH
NO
KEGIATAN
B U LA N
1
1
Penerimaan kenaikan golongan
Siaga Ke Golongan Penggalang
2
Latihan SKU Penggalang Ramu
Ujian SKU Penggalang Ramu
Pelantikan Penggalang Ramu
Latihan SKU Penggalang Rakit
3
Ujian SKU Penggalang rakit
2
3
PENGGA
LANG
4
KET
Kenaikan Tingkat Penggalang
Ramu ke Penggalang Rakit
Latihan SKU Penggalang Terap
4
Ujian SKU Penggalang Terap
Kenaikan Tingkat Penggalang
Rakit ke Penggalang Terap
Latihan SKK .............
5
Ujian SKK ................
6
Penyematan ..............
7
Penyiapan Penggalang Garuda
8
9
Pindah Golongan ( G ) ke ( T )
Gladian Pimpinan Regu
10
Persami
11
12
Lomba Tingkat
Bhakti Masyarakat
Kegiatan lainnya........
.................., .......200...
Pembina Gugus Depan,
(...................................)
Pembina Penggalang,
(.................................)
THB dan SHL
Setiap Pembina harus memiliki THB (Tanda Hak Bina ). THB merupakan Bentuk ID/ Kartu
Pengenal yang wajib dimiliki bagi Pembina, yang tentunya telah memenuhi syarat dan pernah
mengikuti KMD ( Kursus Mahir Pembina Tingkat Dasar ). Tiap 3 Tahun sekali THB harus
diperpanjang dan yang berhak mengeluarkan adalah Kwartir Cabang ke atas. Di bawah ini
bentuk THB yang dikeluarkan oleh salah satu Kwartir Cabang di Jawa Tengah.
di bagian belakang :
Demikian pula untuk Pembina yang menjadi Pelatih, harus memiliki surat yang disebut dengan
SHL ( Surat Hak Melatih ). Kartu ini wajib dimiliki bagi pembina yang telah memiliki sertifikat
lulus KPD maupun KPL. Masa berlakunya sama dengan THB. Demikian pula Kwartir yang
berhak mengeluarkan kartu tersebut..
untuk bagian belakang bentuk dan tulisannya sama dengan yang di atas.
Ini merupakan bentuk salah satu contoh THB dan SHL., dimungkinkan di tiap Kwartir terdapat
perbedaan.
Sudahkah Anda Memilikinya ? Salam Pramuka.
Sejarah Bendera Merah Putih
SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
1.
1.
1.
1. Penggunaan dan arti warna Merah Putih di bumi Indonesia
1. Dalam sejarah Indonesia terbukti, bahwa Bendera Merah
Putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara Jayakatwang
ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari
Singosari (1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan
bahwa Jawa kuno yang memakai tahun 1216 Caka (1254
Masehi), menceritakan tentang perang antara Jayakatwang
melawan R. Wijaya.
2. Prapanca di dalam buku karangannya Negara Kertagama
mencerirakan tentang digunakannya warna Merah Putih
dalam upacara hari kebesaran raja pada waktu pemerintahan
Hayam Wuruk yang bertahta di kerajaan Majapahit tahun
1350-1389 M.
Menurut Prapanca, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta raja-raja yang
menghadiri hari kebesaran itu bermacam-macam antara lain kereta raja puteri Lasem
dihiasi dengan gambar buah meja yang berwarna merah.
Atas dasar uraian itu, bahwa dalam kerajaan Majapahit warna merah dan putih
merupakan warna yang dimuliakan.
1.
1.
1.
1.
1. Dalam suatu kitab tembo alam Minangkabau yang disalin
pada tahun 1840 dari kitab yang lebih tua terdapat ambar
bendera alam Minangkabau, berwarna Merah Putih Hitam.
Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman kerajaan
Melayu-Minangkabau dalam abad ke 14, ketika Maharaja
Adityawarman memerintah (1340-1347).
Warna Merah = warna hulubalang (yang menjalankan perintah)
Warna Putih = warna agama (alim ulama)
Warna Hitam = warna adapt Minangkabau (penghulu adat)
1.
1.
1.
1.
1. Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan warna Gula
Kelapa. Warna Merah Putih disebut Gula Kepala tidak
berarti “Merah” lambing gula dan “Putih” lambing buah
nyiur yang telah dikupas. Di Kraton Solo terdapat pusaka
berbentuk bemdera Merah Putih peninggalan Kyai Ageng
Tarub, putra Raden Wijaya, yang menurunkan raja-raja
Jawa.
2. Dalam babat tanah Jawa yang bernama babab Mentawis
(Jilid II hal 123) disebutkan bahwa Ketika Sultan Ageng
berperang melawan negri Pati. Tentaranya bernaung di
bawah bendera Merah Putih “Gula Kelapa”. Sultan Ageng
memerintah tahun 1613-1645.
2. Juga di bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang
berwarna Merah Putih, misalnya di Aceh, Palembang, Maluku dan
sebagainya meskipun sering dicampuri gambar-gambar lain.
3. Pada umumnya warna Merah Putih merupakan lambing keberanian,
kewiraan sedangkan warna Putih merupakan lambing kesucian.
2. MERAH PUTIH DALAM ABAD XX
1.
1.
1. a. Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad
XX sebagai lambang kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada
tahun 1922 Perhimpunan Indonesia mengibarkan bendera Merah
Putih di negeri Belanda dengan kepala banteng ditengah-tengahnya.
2. Tujuan perhimpunan Indonesia Merdeka semboyan itu juga digunakan untuk nama
majalah yang diterbitkan.
3. Pada tahun 1924 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan buku peringatan 19081923 untuk memperingati hidup perkumpulan itu selama 15 tahun di Eropa. Kulit
buku peringatan itu bergambar bendera Merah Putih kepala banteng.
1. Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia
(PNI) yang mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan
bendera Merah Putih kepala banteng.
2. Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya
bendera ,erah Putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Konggers
Indonesia Muda di Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera kebangsaan
Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.
3. SANG SAKA MERAH PUTIH DI BUMI INDONESIA MERDEKA
1.
1.
1. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta
bertempat di Pegangsaan Timur 56 (JL.Proklamasi) Jakarta, atas
nama bangsa Indonesia. Sesaat kemudian bendera kebangsaan
Merah Putih dikibarkan di gedung Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Bendera Merah Putih berkibar ntuk pertama kalinya di bumi
Indonesia Merdeka.
2. a. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945
mengadakan siding yang pertama dan menetapkan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai UndangUndang Dasar 1945 (UUD 1945).
b. Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia ialah Negara
kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula bahwa
bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Denagn demikian itu, sejak
ditetapkannya UUD 1945 , Sang Merah Putih merupakan bendera kebangsaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
1.
1.
1.
1. Dengan ditetapkannya UUD 1945 dan bendera kebangsaan Sang
Merah Putih, maka serntak seluruh rakyat Indonesia dan pemuda
Indonesia, menegakkan, mengibarkan dan mempertahankan Sang
Merah Putih di bumi Indonesia. Pertempuran-pertempuran dengan
serdadu colonial Belanda yang didukung oleh tentara sekutu
berkobar di seluruh Indonesia. Ribuan rakyat dan pemuda
Indonesia gugur sebagai pahlawan bangsa mempertahankan
kemerdekaan Sang Merah Putih. Karena pengorbanan mereka kini
Sang Merah Putih tegak berkibar dibumi Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka dan berlandaskan Pancasila.
2. a. Sang Merah Putih dikibarkan pada Hari Proklamasi tanggal 17
Agustus 45 di gedung Pegangsaan Timur 56 Jakartadisebut Bendera
Pusaka. Bendera Pusaka itu selalu dikibarkan di tiang yang
tingginya 17 m di depan Istana Merdeka Jakarta pada tiap perayaan
peringatan Hari Prokalamasi Kemerdekaan.
2. Mulai tahun 1969 Bndera Pusaka itu tidak lagi dapat dikibarkan karena sudah tua.
Sebagai gantinya dikibarkan duplikatnya yang dibuat dari sutera alam Indonesia.
3. Dalam sejarah perjuangan kemrdekaan Indonesia, Bendera Pusaka tidak pernah
jatuh ke tangan musuh, meskipun tentara colonial Belanda menduduki Ibukota
Negara Republik Indonesia.
Bikin Format Wacana Paranpara
Bagi para Pembina/ Pelatih yang telah melaksanakan/ menyelesaikan masa tugasnya, kemudian
dilanjutkan dengan acara Pelantikan / pengukuhan, yakni pemberian penghargaan atau berupa tanda
pengesahan.
Didalam susunan acara pelantikan / pengukuhan terasebut selalu disisipkan acara yaitu Pembacaan
Paranpara. Paranpara merupakan tanda/ surat pengesahan bagi yang dilantik/ dikukuhkan.
Berikut ini salah satu format paranpara dalam Pengukuhan Pembina Mahir lanjutan, dan tentu saja yang
berwenang melaksanakannya adalah Kwartir Cabang.
Contoh Format
GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR CABANG KOTA/ KAB.................
Jl. ……………………………………………….
WACANA PARANPARA
Nomor :
Dengan
Rachmat
dan
Karunia
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
pada
hari
ini
Hari…………,tanggal……………..bulan ………….tahun ………… Dewan Kehormatan Kwarti Cabang
Gerakan Pramuka Kota/ Kab. …………….menyelenggarakan sidang tebuka dalam rangka melantik dan
mengukuhkan Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan.
Memperhatikan bahwa para calon yang akan dilantik telah selesai mengikuti Kursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Lanjutan dan selanjutnya telah menyelesaikan tugas-tugas pengembangan dan membina di
Gugusdepan.
Bahwa berdasarkan laporan para pendamping Pembina Pramuka Mahir Kwartir Cabang Gerakan Pramuka
Kota/ Kab. ………….para calon menunjukan semangat yang tinggi dengan jiwa suka dan rela untuk
membina Generasi Muda lewat Gerakan Pramuka.
Untuk meningkatkan pengabdiannya dan memberikan motivasi keteladanan sebagai penyandang Pembina
Pramuka Mahir, Dewan Kehormatan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota/ Kab. ………..dalam rapat
tanggal ..............................memutuskan/menetapkan
1. Nama-nama tersebut dalam lampiran surat Wacana Paranpara nomor ....... Tahun ...........
dinyatakan lulus sebagai Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan.
2. Kepadanya diberikan hak untuk mengenakan atribut Pembina Pramuka Mahir sesuai dengan
petunjuk Penyelenggaraan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang belaku.
3. Setelah dilantik dan dikukuhkan sebagai Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan kepadanya
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengabdiannya demi kemajuan Gerakan
Pramuka di Kota / Kab………………….
4. Selanjutnya kami mohon kepada Kakak Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota/
Kab. ..................untuk berkenan melantik dan mengukuhkan para Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Lanjutan.
Semoga Tuhan memberikan Rahmad dan Hidayah-Nya.
Amin.
Kota/ Kab, tanggal......................
Dewan Kehormatan
Kwartir Cabang Kota/ Kab.........
Ketua
.......................................
SHL. :
Lampiran Paranpara
GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR CAB