rakernas Perbarindo kendari 19 okt 2015 mudrajad UGM

MENDORONG KOMITMEN INDUSTRI BPR/BPRS SEBAGAI
PILAR UMKM DI INDONESIA & MEWUJUDKAN EKONOMI
BERDIKARI
SEMINAR NASIONAL, RAKERNAS DAN EXPO UMKM PERBARINDO 2015

Kendari, 19 Oktober 2015

Prof. MUDRAJAD KUNCORO, Ph.D
Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM
E-Mail:
profmudrajadk@gmail.com

HP: 0811 – 25 – 4255

Visit my site:
http://www.mudrajad.com

1

1


FINANCIAL INCLUSION VS EXCLUSION





Financial exclusion merupakan kegagalan pasar.
Fakta di dunia ini (WEF, 2013):


50% penduduk tidak memiliki rekening di bank.
 80% orang miskin (kurang dari USD2/hari) tidak memiliki
rekening di bank.
 200 juta bisnis formal & informal TIDAK PUNYA akses keuangan.

Financial inclusion is is no longer something nice to do,
but an integral part of the global economic
development agenda.… (Hannig, 2012).

2


Kebijakan Keuangan Inklusif BI
Bank Indonesia (2010) menetapkan 5 strategi dalam upaya
melaksanakan kebijakan keuangan inklusif, yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
keuangan inklusif.
2. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat
dalam memperoleh layanan keuangan.
3. Menerbitkan kebijakan dan ketentuan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap perbankan.
4. Meningkatan awareness atau pemahaman lembaga
keuangan terhadap adanya masyarakat yang potensial
melalui fasilitasi kegiatan intermediasi.
5. Meningkatan jangkauan lembaga keuangan terhadap
masyarakat.
3

Financial inclusion di Indonesia?
Kondisi akses Perbankan saat ini 2015:


10,96
%

60%

64,25
%

6070%
4

The Fortune at The Bottom of The Pyramid

5

Sumber: Investment in America Forum (2006)
C.K. Prahalad, University of Michigan

AEC 2015: TANTANGAN & PELUANG
Pasar Tunggal dan Basis Produksi dengan 5 elemen inti

Elemen Inti

Liberalisasi

Fasilitasi

Arus Barang

Penghapusan Bea Masuk (Tariff),
dan Non-Tariff Barriers.

Integrasi standar pabean dan
penghalang teknis
perdagangan.

Arus Jasa

Akses penuh ke pasar dan
menghapus semua larangan yang
substansial pada perdagangan

jasa.

MRA (Mutual Recognition
Arrangement) ; pertukaran
tenaga profesional.

Arus Investasi

Semua Industri & Jasa tersedia
untuk Investor ASEAN

Transparansi & penghilangan
pajak berganda, ditopang
pemasaran bersama

Arus Modal

Merelaksasi aturan kontrol
investasi portofolio intra-ASEAN.


Mengharmonisasi standar
pasar modal.

Arus Tenaga
Kerja

Menghilangkan diskriminasi
tenaga kerja

Harmonisasi standar
pendidikan dan pelatihan.

Sumber: ASEAN Secretary (2008); ISEAS

12 Sektor Prioritas Integrasi AEC 2015
A. PERDAGANGAN JASA B.PERDAGANGAN BARANG
1. Healthcare

1. Agro-based Products


2. Tourism

2. Electronics

3. Logistic Services

3. Fisheries

4. Telecommunication (E-ASEAN)

4. Rubber based Products

5. Air Travel Transport

5. Textile & Apparels
6. Automotive
7. Wood based Products

7


JUMLAH TURIS MANCANEGARA KE MASING- MASING NEGARA ASEAN:
TERTINGGI MALAYSIA, DIIKUTI THAILAND, SINGAPURA, INDONESIA. WHY?
KELEMAHAN: AKSESIBILITAS, PROMOSI, POINTS OF INTERESTS.
2012
Country

Brunei
Darussalam

ExtraASEAN

Total

115,9

93,2

209,1

Cambodia


1.514,3

2.070,0

3.584,3

Indonesia

2.607,7

5.436,8

8.044,5

Lao PDR

2.712,5

617,6


3.330,1

Malaysia

18.809,7

6.223,0

25.032,7

Myanmar

151,1

907,9

1.059,0

The Philippines


375,2

3.897,6

4.272,8

5.732,7

8.758,5

14.491,2

6.462,6

15.891,3

22.353,9

1.363,8

5.483,9

6.847,7

39.845,5

49.379,8

89.225,2

Singapore
Thailand
Viet Nam

Sumber: ASEAN Tourism Statistics Database
(2014; 2013)

IntraASEAN

ASEAN

www.mudrajad.com

9



Potensi Pariwisata Pulau Komodo NTT
• Kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman) ke
NTT pada 2013 mencapai
80.810 wisatawan atau
meningkat dari tahun 2012
sebanyak 47.000 wisatawan.
Sementara jumlah kunjungan
wisatawan domestik pada
2013 mencapai 800.000
wisatawan atau naik tajam
dari 2012 sebesar 349.000
wisatawan.
• Bikin paket wisata Jakarta,
Jogja, Jatim, Bali, Pulau
Komodo?

Komodo Island – NTT

PANGSA PDRB JATIM, JATENG & DIY MENYUMBANG MASING-MASING SEBESAR 15,6%, 8,4%% &
0,9% TERHADAP PDB NASIONAL TAHUN 2012

PROVINSI
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Babel
Kep. Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I.Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali

PANGSA
1.5%
5.3%
1.7%
4.2%
0.8%
2.9%
0.4%
1.7%
0.5%
1.9%
17.8%
14.5%
8.4%
0.9%
15.6%
4.0%
1.3%

PROVINSI
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua

PANGSA
1.3%
0.8%
1.4%
4.8%
0.3%
0.8%
0.8%
2.4%
0.6%
0.1%
0.2%
0.8%
0.6%
0.2%
0.1%
0.5%
0.9%

Sumber: Diolah Dari BPS (2013)







Some Key findings on Regional Income Growth
(National University Singapore, 2015)
Masih ada 6 provinsi yang tergolong berpenghasilan rendah (warna merah), 22
provinsi berpenghasilan menengah (warna kuning & hijau), dan 3 sudah
berpenghasilan tinggi (DKI Jakarta, Kalimantan Timur and Riau).
Why some provinces grew fast and why some lagged behind?

KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH DAN PULAU DI
INDONESIA TERUS TERJADI: JAWA & SUMATRA
MENDOMINASI EKONOMI INDONESIA (81%).
Tabel Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB
Nasional (Persen)

Sumber: BPS, Berita Resmi Statistik, 5 November (2014)

Sumber: Diolah dari BPS (2014)

KETIMPANGAN YANG DIUKUR DENGAN INDEKS GINI MAKIN LEBAR
Indeks gini 0 = kemerataan sempurna; 1 = ketidakmerataan sempurna
Indeks gini Indonesia 0,413, sedang DIY 0,439
Indeks Gini Pendapatan Nasional (2013)

Ketimpangan Pendapatan DIY > Nasional

0.45

0.442
0.437
0.433

DKI JAKARTA

0.439

SULSEL

SULTERA

NAS

0.413

SULUT

0.42

PAPUA

0.422

GORONTALO

0.425

DI YOGYAKARTA

0.429

0.43

0.41

0.431

PAPUA BARAT

0.44

14

UNBALANCED GROWTH ANTAR GOLONGAN PENDAPATAN
Kelompok Megawati-Haz
Pendapatan
2002 2003 2004 2005

SBY-Kalla
2006

2007

SBY-Boediono
2008

2009

2010

2011

2012

2013

40%
terendah

20,9 20,6 20,8

18,8

19,8

19,1 19,56 21,22* 18,05* 16,85* 16,88* 16,87*

40%
menengah

36,9 37,1 37,1

36,4

38,1

36,1 35,67 37,54* 34,68* 34,73* 34,18* 34,09*

20%
tertinggi

42,2 42,3 42,1

44,8

42,2

44,8 44,77 41,24* 45,47* 48,42* 48,94* 49,04*

Indeks Gini

0,33 0,32 0,32

0,36

0,33

0,37

0,35 0,37* 0,38* 0,41* 0,41* 0,41*

Sumber: Diolah dari BPS (2014); Kuncoro (2009; 2014)

Pertu buha i do esia belu berada pada jalur ya g be ar, kare a kue asio al
dinikmati oleh 40% dari golongan pendapatan menengah dan 20% oleh golongan
pendapatan teratas. Sementara itu, 40% dari golongan pendapatan terendah mengalami
penurunan selama periode 2002-2008. Setelah tahun 2009 pembangunan yang dinikmati
40% kelompok terendah mengalami penurunan hingga menjadi 16,87% pada tahun 2013 .15

UNBALANCED GROWTH AMONG PROVINCES:
RATA-RATA LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI, 2000-2012 (2000=100)
8%
7%
6%

Persen

5%
4%
3%

2%
1%
0%
-1%
Growth

Rata-Rata

Daerah yang tumbuh di atas rata-rata nasional ialah daerah yang kaya
dengan sumberdaya alam (Sulteng, Sultra, Sumut, Jambi, Sumsel, Kalteng,
Sulut, Sulsel, Kalteng, Kalsel, Sumbar), dan berpenduduk padat (DKI
16
Jakarta, Jatim, Banten, Jawa Barat, Bali).

PETA PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH TRIWULAN II 2015
Kendati pertumbuhan ekonomi nasional 4.67%, Kaltim, Riau, Aceh mulai
tumbuh negatif. Sulawesi, Papua, Papua Barat, NTB tumbuh di atas 7%.

Sumber: Diolah dari BPS dalam BI, Laporan Nusantara Agustus 2015, 2015.

MENGAPA PERTUMBUHAN EKONOMI MELAMBAT?
Penurunan kinerja disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi global yang masih
berjalan lambat disertai masih rendahnya harga CPO (kiri) dan batubara
(kanan).

KTI masih tumbuh di atas nasional. WHY?
Sektor pertambangan dan penggalian KTI kembali mengalami akselerasi pada triwulan
II 2015 yang didukung oleh peningkatan pertumbuhan dari provinsi berbasis mineral
nikel dan tembaga: Permintaan bijih nikel untuk industri olahan nikel masih cukup kuat
seiring dengan kebutuhan produksi dari smelter baru di Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Tenggara, dan efisiensi di Sulawesi Selatan; Produsen tembaga di NTB mendorong
produksiuntuk mencapai kuota yang diperoleh untuk tahun 2015. Hal yang sama juga
dilakukan oleh produsen tembaga dan emas di Papua.

Sumber: BI, Laporan Nusantara Agustus 2015, 2015.

SEGMENTASI PASAR KEUANGAN INDONESIA






Usaha besar lebih memiliki akses ke Lembaga
Keuangan dan mudah memperoleh modal yang
lebih besar dengan bunga yang rendah daripada
sektor tradisional.
Suku bunga relatif tinggi bagi UMKM (2-4%/bulan
dari BPR, 15%/bulan dari pelepas uang/lintah
darat).
Segmentasi bank:


Bank umum (120): pemerintah, swasta domestik, asing
 BRI unit (4.248) dengan rata-rata pinjaman Rp 4,2 juta
 BPR (1.837) dengan rata-rata pinjaman Rp 3,7 juta
 KSP/USP, BMT, BKD, dll (47 ribu) dengan rata-rata
pinjaman Rp 0,2-0,8 juta
20

DATA SENSUS EKONOMI 2006
Usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99,1%) dan penyerapan tenaga kerja
(84,4%), dengan perbandingan 2 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha mikro dan 3 tenaga
kerja per unit usaha untuk usaha kecil. Sebaliknya industri besar dan menengah, yang jumlah
unit usahanya hanya 0,9%, menyerap 15,5% tenaga kerja dengan perbandingan 19 tenaga kerja
per unit usaha untuk usaha menengah, dan 108 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha besar.
Persentase Jumlah Usaha (Total: 22,7 juta)
Perbandingan Daya
Serap Tenaga
Kerja/Unit Usaha dan
Persentase Jumlah
Usaha

Tenaga Kerja/ Unit Usaha (Total: 49,7 juta orang)

Besar
0,2

0,7

15,8

83,3

Menengah

Kecil

Mikro

108

9,6%

19

5,9%

3

21,9%

2

62,5%
21

Sumber: Diolah dari BPS, Sensus Ekonomi 2006

CIRI UTAMA UMKM
1.
2.

3.
4.
5.

Tidak ada pemisahan: pemilik &
manajerial
Menggunakan tenaga kerja
sendiri (Bimantara)
Unbankable: 67% mengandalkan
modal sendiri & keluarga
Tidak berbadan hukum: 92%
Mayoritas berada di perdesaan
(74%)

22

KENDALA UTAMA UMKM BERDASARKAN SURVEI KUNCORO, ET
AL. (2010) DI 33 PROVINSI

No
1
2
3
4
5
6
7
8

Constraint
Capital
Marketing
Raw Material/Trading Goods
Fuels/Energy
Labor Skills
Transportation
Labor Wages
Others
Number of SMI

Number of SMI
34,895
33,019
23,203
1,876
1,782
1,773
985
5,315
102,848

(%)
33.9
32.1
22.6
1.8
1.7
1.7
1
5.2
100.0

Source: Calculated from BPS (2009)
23
Source: Diolah dari BPS dalam Kuncoro et. al (2010)

MENGAPA UMKM TIDAK TERTARIK PINJAM KE BANK?






Tidak tertarik pinjam uang
Kurangnya pengetahuan tentang prosedur kredit
Tidak punya agunan memadai
Prosedur perbankan dinilai berbelit
Tingginya suku bunga
No
1
2
3
4
5
6

Reason For Not Borrowing from Banks Number of SMI (%)
Not Interested
9,159 38.3
Lack of Knowledge
4,327 18.1
No Collateral
4,237 17.7
Complicated Procedures
2,978 12.4
High Interest Rate
2,848 11.9
Rejected Proposal
375
1.6
Number of SMI
23,924 100.0

Source: Calculated from BPS (2009)

Source: Diolah dari BPS dalam Kuncoro et. al (2010)

24

NAMUN PERTUMBUHAN KREDIT UMKM MULAI
MENURUN & NPL UMKM MULAI MENINGKAT..
Penyaluran kredit UMKM di Jawa (kiri) dan KTI (Kanan) tumbuh melambat dari 16,93%
(yoy) pada TW I 2015, menjadi masing-masing 7,14% dan 10% pada TW II 2015.
Perlambatan pada triwulan II 2015 ini merupakan yang terdalam dalam beberapa tahun
terakhir. Tingkat NPL kredit UMKM saat ini meningkat menjadi sebesar 4% hingga
4,56%.
www.mudrajad.com

25

Sumber: BI (2015)

THE MOST PROBLEMATIC FACTORS FOR DOING BUSINESS,
IN INDONESIA 2013-2014 (% OF RESPONDENTS)

26

Source: WEF (2013)

KENDALA DOING BUSINESS: LISTRIK, UPAH, INFRASTRUKTUR
(PELABUHAN, JALAN, BANDARA), HUMAN CAPITAL, PERIJINAN

www.mudrajad.com

27

Sumber: BI (2015)

1.635 BPR DALAM STRUKTUR INDUSTRI
PERBANKAN INDONESIA (PER OKTOBER 2014)
Bank
Perkreditan
Rakyat (1.635)

Bank umum
(132)
Bank
Pemerinta
h (4)

Konvensional
(1.504)

Bank Swasta
(128)

Bank
Pemerintah
Unit Usaha
Syariah (1)

Bank
Pembangunan
Daerah (26)

28

BPD Unit
Usaha
Syariah
(14)

Bank Umum
Swasta (90)

BPR Syariah
(131)

Bank Umum
Swasta
Sayriah (12)

Bank
Umum
Swasta Unit
Usaha
Syariah (22)

Sumber: Bank Indonesia (2010); OJK (2015)

INDIKATOR PERKEMBANGAN INDUSTRI BPR,
2013-15
2013

Indiikator
Jumlah BPR

2015

Desember

Januari

Changes

Februari

%yoy

1.634

1.643

1.643

0,55%

63.519.502.252

74.404.801.110

74.660.363.418

17,54%

12.932.844

13.468.800

13.524.999

4,58%

Penanaman Dana
(Rp. Ribu)

74.522.813.622

87.107.739.349

87.423.381.014

17,31%

Total Aset

77.278.269.030

90.064.828.853

90.414.098.127

17,00%

Sumber Dana (Rp.
Ribu)
Jumlah Nasabah
(Rekening)






Kegiatan usaha BPR terus mengalami pertumbuhan sebesar 0,55% dengan jumlah 1.643
pada Februari 2015.
Total aset dan dana BPR per Februari 2015 tumbuh masing-masing sebesar 17% dan
17,3%.
Jumlah nasabah terus bertambah. Pada Februari 2015 tumbuh sebesar 4,58%,

KINERJA BANK PERKREDITAN
RAKYAT 2013-FEB 2015
PERIODE CAR

LDR BOPO ROA

ROE

NPL

Des-13 28.48% 84.26% 77.65%

3.38% 31.71%

4.45%

Des-14 28.02% 79.40% 80.30%

2.99% 27.95%

4.76%

Feb-15 30.42% 80.06% 82.75%

2.73% 25.13%

5.51%

Sumber: Diolah dari BI
(2015)





Jika dilihat dari besaran LDR, BOPO, ROA, dan ROE bank
perkreditan rakyat masih aman dan menujukkan kinerja yang
masih di angka aman, namun terjadi penurunan kinerja
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dari semua indikator diatas, NPL untuk BPR sangat tinggi dan di
luar angka aman yaitu diatas 5%. Hal ini menyiratkan bahwa
tingkat resiko di BPR cendErung sangat tinggi.

KINERJA PERBANKAN INDONESIA, DES 2014-JAN 2015:
BPR vs Bank Umum

Sumber: Diolah dari BI (2015)

INDIKATOR

Bank Umum
Des 2014

Total Aset (Triliun rupiah)
DPK (Triliun rupiah)
Kredit (Triliun rupiah)
Gross Non Performing
Loans(%)2
Return on Assets (%)1
BOPO (%)1
LDR (%)

1) Tidak termasuk bank syariah

BPR

Jan-15

Des2014

Jan-15

5.615,15

5.616,01

89,86

90,06

4.114,42

4.106,36

58,75

59,38

3.706,50

3.667,16

68,39

68,52

1,51%

2,13%

4,76%

5,51%

2,85%

2,82%

2,99%

2,73%

76,29%
89,42%

82,15%
88,48%

80.30%
79,40%

82,75%
80,06%

2 )Tidak termasuk kredit
penerusan

Sumber: Diolah dari BI
(2015)

Kinerja BPR masih kalah jauh dengan Bank Umum dari sisi aset, DPK, Kredit,
LDR. BPR juga kinerjanya hampir sama dengan Bank Umum dalam ROA,
BOPO dan lebih baik dibandingkan dengan bank umum dalam NPL. Peran
BPR di masa mendatang masih sangat diperlukan, khususnya bagi
31
pengembangan sektor UMKM.

JUMLAH BPR, KANTOR PUSAT, CABANG, KAS:
INDONESIA, 2010-OKT 2014
INDIKATOR

2010

2011

Okt 2014

Jumlah BPR

1.706

1.669

1.635

Jumlah Kantor

3.910

4.172

4.295

- Kantor Pusat

1.706

1.669

1.635

- Kantor Cabang

1.088

1.223

1.488

- Kantor Kas

1.116

1.280

1.172

Sumber: Diolah dari BI (2011); ojk (2015)

Kinerja BPR patut diperhitungkan. Kelebihan dari BPR adalah kemampuan
jangkuan pelayanannya yang mampu menembus daerah-daerah rural. Dari
sisi kelembagaan, jumlah BPR sampai Oktober 2014 mencapai 1.635 BPR.
32

Penyebab Permasalahan yang dialami BPR
Dari hasil kajian BI, permasalahan yang ada pada BPR
terutama disebabkan oleh:
Salah kelola
Penyimpangan operasional
Salah kelola, misalnya keliru membuat analisis kredit
pada sektor usaha yang sudah jenuh yang bermuara pada
kredit macet.
Sedangkan contoh penyimpangan berupa campur tangan
pemilik BPR dalam pengelolaan bank untuk kepentingan
pemilik dan kroninya.
33
Sumber: BI (2011)

“Selling to the poor may be more profitable than selling to you
and me. This is where the future is. Opportunities are every
where. The divide is not about lack of opportunity, it is about
lack of imagination.”
C.K. Prahalad

How to create markets where
there is no money:
• Easy access to credit
• Lower costs

• Single serve packaging
• Direct distribution
34

KLASIFIKASI PROVINSI DI INDONESIA
BERDASARKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
TINGKAT KEMISKINAN

Progrowth
& high
poverty

Tingkat kemiskinan (%)
Nangroe Aceh
Darussalam,
Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa

Low growthhigh poverty

Bengkulu, Jawa
Timur,
Sulawesi
Tengah,
Tengah, DIY, NTB,
Sulawesi
NTT, Maluku, dan
Tenggara,
Papua.
Gorontalo,
Sulawesi Barat,
Klasifikasi dan Papua
Provinsi Barat.

2004-2012

Low growthPro-poor

Riau, Bangka
Belitung, Jawa
Barat, Kalimantan
Barat, Kalimantan
Selatan, dan
Kalimantan
Timur.

Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jambi,
Kepulauan Riau, DKI
Jakarta, Banten, Bali,
Kalimantan Tengah,
Sulawesi Utara, dan
Maluku Utara.

Pertumbuhan ekonomi
(%)

GRAMEEN BANK:
BANK UNTUK ORANG MISKIN & PENGEMIS






Pada tahun 1976, M. Yunus mendirikan Bank
Grameen untuk Kaum Papa di Bankladesh. Untuk
memperoleh pinjaman dari sini, mereka harus
mentaati sejumlah aturan. Grameen hanya
memberikan kredit kepada peminjam individual
yang membentuk kelompok berjumlah 5 orang.
Gagasannya adalah memberikan tekanan kelompok
agar anggotanya menjadi lebih bertanggung jawab
untuk mengembalikan pinjaman (Group Solidaritas).
Kemiskinan itu bagaikan pohon Bonsai. Ia tumbuh
kerdil karena akarnya hidup dalam wadah terbatas.
Akarnya tak cukup kuat untuk mencari makan ke
mana mana karena dibatasi.
Creating a World Without Poverty: Yunus goes
beyond microcredit to pioneer the idea of social
business––a completely new way to use the creative
vibrancy of business to tackle social problems from
poverty and pollution to inadequate health care and
lack of education.

BAGAIMANA PROSES KERJA KREDIT MIKRO?








Si peminjam mengambil dana dalam jumlah kecil
untuk memungkinkan mereka membeli sesuatu,
yang kemudian membuat mereka bisa menjadi
pekerja untuk usaha sendiri.
Pinjaman bisa dipakai untuk membeli becak,
ayam, dan peralatan atau seperangkat alat-alat
mesin sederhana. Grameen Bank juga memberi
pinjaman untuk 250.730 peminjam dan boleh
memakai dana itu untuk membeli telepon
genggam.
Hal ini membuat marak dan munculnya
fenomena gadis telepon village phone lady. Itu
menunjukkan fenomena si pemilik telepon
(umumnya wanita) meminjamkan telepon ke
warga desa lainnya untuk menghubungi atau
dihubungi anggota keluarga di kejauhan.
Si pemilik telepon mendapatkan imbalan berupa
komisi dari si pengguna. Mereka membawa jasa
telepon genggam ke banyak desa untuk pertama
kali. Langkah mereka itu mendapatkan manfaat
besar bagi warga di pedesaan. Si petani,
misalnya, bisa mengetahui harga jual tanaman
pertaniannya jika di jual di pasar lokal.

Pada tahun 1976 yunus mulai mengunjungi rumah tangga yang paling miskin di jobra. Kunjungan
tersebut melahirkan suatu inspirasi baru ketika yunus menemui salah satu perajin bangku di desa
jobra. Hasil perbincangan yunus kepada perajin tersebut membuahkan kesimpulan bahwa rata-rata
warga miskin yang memiliki profesi sebagai pengusaha kecil sangat sulit memperoleh kredit dan bahkan
terpaksa meminjam uang kepada rentenir yang tentunya akan memberikan bunga pinjaman yang tinggi
sehingga sangat memberatkan si debitur, apalagi debitur merupakan warga miskin.

TUJUH PRINSIP GRAMEEN BANK
1.

2.

3.
4.
5.

6.
7.

Grameen Bank adalah milik anggotanya (92 % saham milik
anggota);
Grameen Bank hanya akan memberikan pinjaman kepada orang
yang paling miskin dari masyarakat miskin atau yang tidak
memiliki harta untuk dijadikan agunan (termasuk para pengemis)
Sasaran Grameen Bank terutama adalah perempuan.
Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan/agunan
Para peminjam sendiri dan bukan Grameen Bank yang
menentukan jenis kegiatan usahanya yang akan dibiayai dengan
pinjaman dari GB.
Grameen Bank membantu informasi dan sarana agar peminjam
berhasil.
Para peminjam membayar tingkat bunga sesuai keperluan untuk
menjaga agar Grameen Bank tetap mandiri (tidak tergantung hibah
atau donasi)

PRINSIP PENGELOLAAN LEMBAGA
MICROFINANCE ALA KOMIDA







Demand driven/demand following/market
driven
Accessibility
Simplicity
Transparancy
Cost Recovery
Sustainability

KOMIDA (Koperasi Mitra Dhuafa) adalah
salah satu organisasi yang secara konsisten
mengusung program microfinance dengan
sistem yang hampir serupa dengan grameen
bank. Institusi ini berupaya menciptakan
kemandirian kaum perempuan miskin dengan
menjadikan mereka sebagai entrepreneur
(wirausahawan), dan telah mengembangkan
sayapnya di tiga provinsi yaitu Nanggroe Aceh
Darussalam, Jawa dan Sulawesi.

39

PENDANAAN UKM BERDASAR KELASNYA
No

1.
2.
3.
4.
5.

Jenis pendanaan

1
UMKM
Pemula
(A)

2
UMKM
feasible (B)

Bank Umum
Bank Perkreditan Rakyat
Koperasi Simpan Pinjam
V
Jasa Pegadaian
V
Lembaga
Pembiayaan
(multifinance/ leasing)
6. Lembaga Keuangan Mikro Bukan
V
Bank/ Koperasi (BMT/ LDKP/
LPD/ BKK/ LPK)
7. Modal Ventura
8. Pelepas uang, famili, perorangan
V
9. Dana Sosial Pemerintah, PKBL,
V
PNPM
10. CSR Perusahaan Swasta
V
11.
Modal pendanaan
Sendiri
V
Matriks
UKM disusun berdasarkan

3
UMKM
bankable (C)

V
V
V

V
V
V
V
V

4
UMKM
bankable
orientasi
ekspor (D)
V
V
V

V

-

-

V
V
-

V
-

-

V
V
V jenis pendanaan
V (makin kecil
kelas.
Di mana
yang diterima oleh UKM dapat berasal dari bank umum, BPR, Koperasiproporsinya)
Simpan

Pinjam. UKM yang memiliki klasifikasi tinggi memiliki sumber pendanaan dari
bank umum, BPR, maupun dari Lembaga Pembiayaan.

MODEL LINKAGE PROGRAM PLUS
Kendala: Linkage program Bank Umum (BU) kepada BPR belum dijiwai dengan keinginan
untuk sinergi secara utuh dalam rangka pemberdayaan UKM. Penerapan suku bunga
Bank Umum ke BPR masih menggunakan suku bunga konvensional.

Executing

Channeling

BU

BU

Joint

BU

BPR/LKM
41

BPR

UKM

BPR

UKM

UKM

MEMBANGUNAN DAYA SAING DI ERA AEC
Keunggulan
Kompetitif

Sumber: World Economic Forum (2014)

Keunggulan
Kompetitif

Keunggulan
Komparatif

DAYA SAING
BERBASIS
INOVASI

DAYA SAING
BERBASIS
EFISIENSI

DAYA SAING
BERBASIS
FAKTOR INPUT





Infrstruktur
Kelembagaan
Stabilitas makro
Pendidikan dasar &
kesehatan










Lembaga riset dan
pengembangan
Industri teknologi
tinggi

Pendidikan tinggi dan
training
Efisiensi pasar
Efisiensi lembaga
keuangan
Ukuran pasar domestik

TANTANGAN & PELUANG BPR

TANTANGAN

So what
gitu lo?

• Kondisi permodalan BPR yang masih rendah
dibandingkan dengan rata–rata permodalan industri
perbankan nasional.
• Pelayanan BPR yang kurang memenuhi harapan
masyarakat dan brand awareness BPR yang rendah.
• Kualitas dan kompetensi SDM yang rendah.
• Penyaluran kredit ke sektor produktif masih relatif
rendah dan cenderung menyalurkan kredit konsumsi.
• BPR belum menjadi tuan rumah di daerahnya.

• Tingkatkan permodalan BPR.
• BPR berperan serta dalam meningkatkan
interkonektivitas antara daerah maju-tertinggal,
desa-kota.
• Membiayai sektor dan komoditas unggulan
daerah.
• Fokus pembiayaan ke sektor riil dan UKM.
• Meningkatkan pangsa pasar BPR.

43

5 Aspek kunci keberhasilan BPR Sukses
PEMILIK

PERMODALAN

LOKASI DAN
WILAYAH
OPERASIONAL
STRATEGI BISNIS

Pemilik berasal dari daerah di mana bank itu akan didirikan.
Pemilik punya pemahaman memadai tentang bisnis bank.
Pemilik punya kemampuan dan komitmen dalam memasok modal.
Jumlah modal disetor pada awal pendirian harus dapat menutup
jumlah pengeluaran.
Tersedia dana untuk likuiditas BPR.
Memiliki potensi ekonomi, belum banyak bank di lokasi itu, mudah
dijangkau masyarakat kecil.

Fokus pembiayaan kepada usaha produktif skala mikro dan kecil.
Persyaratan yang sederhana, cepat dan ringkas.
Dukungan Teknologi Informasi.
Menambah kantor cabang.
MANAJEMEN DAN Memilki SDM yang memiliki integritas, profesional dan dapat
KEBIJAKAN SDM
dipercaya pemilik BPR serta masyarakat.
Memiliki SDM yang berpengetahuan dan berpemahaman yang
mendalam terhadap potensi usaha di wilayah yang menjadi garapan
BPR.
Pegawai yang akan direkrut berasal dari daerah di mana BPR itu
berada.
HUBUNGAN
Membangun relasi dan ikatan batin melalui keterlibatan BPR dalam
DENGAN
kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungan sekitar misalnya, hari44
MASYARAKAT
raya keagamaan, perayaan hari besar dan hajatan nasabah.
SETEMPAT
Sumber: BI (2011)

PENYALURAN KREDIT UMKMK & PENJAMINAN
JAMKRIDA DI JAWA TIMUR
BI

M
A
S
Y
A
R
A
K
A
T
/
U
M
K
M
K

1

DISKOP
&PKM

BI. Checking
BANK
JATIM

2

Pengikatan Per
Janjian kredit
Pencairan Kredit

DISPER
INDAG

J
DIPERTA
DISNAK
DISBUN
BKP

3

-Survey/kelengkapan
adminitrasi

A
M
K
R
I
D
A

4

P
O
K
J
A

- Meregister
- Mengawasi
Manag.
Penyaluran
- Monitoring dan
Evaluasi

5

DISHUT
PEMPROV

BPR
JATIM

45

Sumber: Mughni (2010
45

MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN: Katimin,
kabup/kota dan desa tertinggal

MUDRAJAD-Strategi pemb & keb publik

46

Sumber: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) (2012)

46

PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL

47

STRATEGI MENGHADAPI AEC

oMeningkatkan daya saing daerah
oPromosi penggunaan produksi lokal
oPeningkatan kualitas barang dan SDM
oPemberdayaan UMKM dengan kemudahan akses
pembiayaan, pasar, dan bahan baku

BELA DAN BELI PRODUK LOKAL
Contoh: AIRKU=Air KulonProgo







Bupati dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K),
mendeklarasikan Ikrar Gerakan Beli Kulon Progo
Bela Kulon Progo di Alun-alun Wates,(25/3/2013).
Didukung oleh IIBF (Indonesia Islamic Business
Forum) dan gerakan Beli Indonesia.
Produk minuman dalam kemasan, AirKu, resmi
diluncurkan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo
(18/10/2013), yang diproduksi PDAM Tirta
Binangun, BUMD milik Pemkab KP. Produk
minuman kemasan dari mata air Clereng,
Pengasih, sudah mengantongi sertifikat ISO 9001
tentang standar mutu.

Serikat Petani Kulon Progo (SERTANI) memiliki
produk dg nama merk Java Menoreh, untuk
kopi, teh, kopi jahe dan gula semut.

49

Krisis adalah cobaan. Quran Srt Al Baqarah ayat 155:
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.

…akhirnya….
Lebih Kurang Mohon Dimaafkan
Lain Kali Mohon Diundang

50
50

BACAAN YANG DIANJURKAN

51

 Pendidikan:
WHO IS MUDRAJAD KUNCORO?

 Guru besar termuda FEB UGM sejak 1 Okt
2006.
 Ph.D in Business & Regional Development:
University of Melbourne, Australia (2000)
 M.Soc.Sc. in International Finance:
University of Birmingham, UK (1993)
 SE with cum laude: FE UGM

 Awards:

 Ekonom paling berpengaruh di Indonesia
menurut Webometrics (2015)
 Penelitian & Pengabdian Award 2010 dari
Rektor UGM untuk Kategori Publikasi
Internasional Terbaik ke-3 se-UGM
 Best tract presentation & award of honour dari
Academy of Business & Retail Management
(London, Okt 2013)

52

 Buku yang ditulis: 41; ratusan artikel
ilmiah di berbagai media massa & jurnal
52
www.mudrajad.com
 Visit http://www.mudrajad.com