M01796

Presenter Call Paper

ISBN : 978-602-71375-7-8

Silaturahmi dan Temu Ilmiah Nasional
Asosiasi Program Studi Manajemen/Administrasi Pendidikan Indonesia (APMAPI)
UIN Sunan Ampel Surabaya 14 s.d. 16 Agustus 2015

EVALUASI PROGRAM SWAKELOLA DAK PENDIDIKAN (PERPUSTAKAAN)
SDN BANDARJO 02 KECAMATAN UNGARAN BARAT
KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2013
Sri Suwarti
SDN Bandarjo 02 Ungaran

Bambang Ismanto
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

warty_ragil@ymail.com

bam_ismanto@yahoo.com


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konteks, input, proses dan produk Program
Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013. Penelitian dilakukan dengan metode evaluasi
Context, Input, Process and Product (CIPP). Teknis pengumpulan data dengan studi
dokumentasi perencanaan, pelaksanaan dan laporan pertanggungjawaban tata kelola DAK,
wawancara mendalam dan Focus Group Discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengelolaan swakelola DAK pendidikan di SDN Bandarjo 02 adalah (1) Konteks program
DAK bagi SDN Bandarjo 02 mendukung pembangunan gedung perpustakaan. (2) Input dari
kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Kepala Sekolah, Guru, komite maupun
masyarakat, mendukung pelaksanaan
Dana Alokasi Khusus (DAK) dan disertai
juklak/juknis swakelola yang relevan dengan program. (3) Proses pengelolaan berjalan sesuai
rencana, baik pelaksanaan, pengawasan maupun pertanggungjawaban secara transparan oleh
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) yang terdiri dari unsur guru, komite dan tokoh
masyarakat. (4) Produk berupa bangunan gedung perpustakaan beserta mebeler, yang telah
dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah dan sekitarnya sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi
edukatif, informatif, administratif, dan rekreatif yang amat penting bagi pembelajaran dan
pengembangan diri peserta didik dan guru yang sangat mendukung ketercapaian tujuan
pendidikan sehingga menumbuhkan budaya baca warga sekolah untuk mencapai visi dan

misi sekolah.
Kata kunci : Evaluasi, CIPP, DAK Pendidikan, Swakelola

PENDAHULUAN
Perpustakaan sekolah memiliki fungsi edukatif, informatif, administratif, dan rekreatif
yang amat penting bagi pembelajaran dan pengembangan diri peserta didik dan guru.

1

Keempat fungsi tersebut sangat mendukung ketercapaian tujuan pendidikan. Artinya dengan
adanya perpustakaan sekolah dapat menunjang keberlangsungan dan keberhasilan
pembelajaran di tiap satuan pendidikan atau persekolahan.
Mengingat pentingnya perpustakaan di tingkat satuan pendidikan, SDN Bandarjo 02
mengajukan permohonan gedung perpustakaan sekolah kepada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Semarang melalui program Dana Alokasi Khusus (DAK)
Pendidikan untuk menunjang pembelajaran peserta didik. Selain berfungsi sebagai sarana
belajar, perpustakaan sekolah juga menjadi salah satu yang dipersyaratkan dalam penilaian
akreditasi sekolah.
Pelaksanaan proyek yang dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan
menyebar di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Pelaksanaan program DAK di lapangan di

beberapa daerah mengalami kendala. Kendala tersebut berkaitan dengan pelaksanaan
program DAK pendidikan, antara lain terjadinya praktik tindak korupsi. Adanya
penyimpangan penggunaan DAK yang tidak sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksanaan baik yang dilakukan oleh birokrat, pemborong/pelaksana proyek dalam hal ini
CV yang mengerjakan proyek, atau pun oleh kepala sekolah yang menerima program DAK.
Bahkan, kasus penyelewengan dana program DAK ini sudah sampai di tingkat pengadilan.
Dalam pelaksanaan DAK juga ditemui permasalahan lain misalnya ketika dana sudah
turun namun juknis belum ada, petunjuk pelaksanaan yang kurang jelas, adapula sebagian
yang produk atau spesifikasi bangunan kurang sesuai dengan standarisasi. Dengan demikian
kemungkinan yang terjadi akan memperlambat pelaksanaan program DAK di suatu sekolah.
Akhirnya alokasi waktu pelaksanaan program menjadi semakin sempit. Hal ini akan
menimbulkan pula kualitas bangunan dan menimbulkan peluang pelanggaran.
Dari beberapa permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuah evaluasi tentang
program DAK pendidikan (perpustakaan) yang telah diberikan oleh pemerintah kepada
sekolah terutama sekolah dasar (SD). Evaluasi ini meliputi analisis kebutuhan pengadaan
perpustakaan di sekolah daar, kesesuaian program swakelola DAK perpustakaan dengan
kebutuhan sekolah, kelayakan program untuk dilaksanakan, sumber daya pendukung dalam
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan. Kesesuaian implementasi dengan
rencana program, kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan, proses secara
keseluruhan, sehingga dapat dijadikan saran-saran perbaikan program swakelola DAK


2

perpustakaan, dan kesesuaian produk atau hasil yang berupa perpustakaan dengan tujuan
program.
Berdasarkan uraian latar belakang, penulis berusaha merumuskan masalah sebagai
berikut: Bagaimana Konteks, Input, Proses dan Produk Evaluasi Program Swakelola DAK
Pendidikan (Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat kabupaten
Semarang Tahun Anggaran 2013?. Berdasarkan masalah ini, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi Konteks, Input, Proses, Produk Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) Tahun Anggaran 2013 di SDN Bandarjo 02.
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan referensi
pengetahuan dan kompetensi yang harus dimiliki Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab
pelaksanaan Program Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan), sehingga dapat mengelola
dan mempertanggungjawabkan hasil DAK Pendidikan (Perpustakaan) dengan baik dan benar
sesuai harapan pemerintah.
Secara praktis, informasi dari hasil penelitian ini bagi Kepala Sekolah dapat
memberikan pengalaman mengembangkan kompetensi teknis merancang bangun sebuah
gedung dalam mengelola program swakelola DAK Pendidikan (perpustakaan) dan
mengembangkan kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah yakni manajerial,

kepribadian, sosial, pedagogi, akademik, dan spiritual. Bagi Guru dapat memberikan
pengalaman dalam kegiatan Swakelola DAK Pendidikan (Perpustakaan) dan guru menjadi
semakin kreatif dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, yang erat
kaitannya dengan fungsi edukatif, informatif, administratif, dan rekreatif yang dimiliki
Perpustakaan sekolah. Bagi Peserta didik dapat menambah pengetahuan, informasi, dan
sekaligus sebagai tempat rekreasi serta memperoleh peningkatan kosa kata dan nilai-nilai
pendidikan karakter.
Mengingat pentingnya perpustakaan di tingkat satuan pendidikan, SDN Bandarjo 02
mendapatkan bantuan DAK untuk pembangunan perpustakaan secara swakelola. Agar
program swakelola dapat terlaksana dengan baik sesuai juklak dan juknis, diperlukan
evaluasi program DAK pendidikan.
Dari pernyataan tersebut timbulah pertanyaan peneliti, bagaimana evaluasi program
swakelola DAK pendidikan (perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat

3

Kabupaten Semarang tahun anggaran 2013? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan
evaluasi program DAK pendidikan.
Dalam melakukan evaluasi penulis menggunakan model evaluasi CIPP yang akan
mengungkap konteks, masukan, proses dan hasil dari program swakelola DAK pendidikan

(perpustakaan) tahun anggaran 2013. Dari unsur konteks akan mengevaluasi latar belakang,
dasar hukum, program sekolah, Lingkungan sekolah, dan Kebutuhan Sekolah terhadap
Perpustakaan. Unsur input mengevaluasi sumber daya manusia (pengelola program), sarana
prasarana, anggaran, sistem dan prosedur DAK. Unsur proses mengevaluasi perencanaan,
penataan, implementasi, pengawasan, laporan DAK. Kemudian dari unsur produk
mengevaluasi fisik (gedung perpustakaan dan mebeler) dan nonfisik (kepercayaan
masyarakat, pengalaman, dan kekompakan). Semua data yang didapat dianilisis secara
kualitatif kemudian ditarik kesimpulan, dan hasil akhirnya berupa rekomendasi dari
kebijakan yang ada, sehingga sekolah dapat meningkatkan kualitas dari program yang sudah
berjalan untuk lebih baik lagi dan juga akan menjadi masukan berupa rencana untuk
meningkatkan mutu dari program yang bisa dikembangkan ke depan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan menggunakan metode kualitatif.
Peneliti memaparkan data temuan penelitian dalam bentuk kalimat-kalimat berupa
keterangan dan pernyataan-pernyataan dari responden sesuai dengan kenyataan yang ada
tentang evaluasi program swakelola DAK pendidikan (perpustakaan) SDN Bandarjo 02
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun anggaran 2013. Model evaluasi yang
digunakan adalah CIPP evalution model (Contex, Input, Proccess, Product) yang melakukan
evaluasi pada konteks, masukan, proses dan hasil.
Jenis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Untuk pengambilan data program

swakelola DAK teknik yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara dan observasi.
Sumber datanya SPJ DAK, perencanaan, RAB dan data resmi yang bersumber dari sekolah
yang berhubungan dengan DAK pendidikan (perpustakaan) 2013, Kepala Sekolah, guru,
komite sekolah dan Panitia Pembangunan Sekolah.

4

Untuk data gambaran umum lokasi penelitian, teknik yang digunakan wawancara dan
studi dokumentasi. Sumber datanya Profil Sekolah, Kepala Sekolah, Panitia Pembangunan
Sekolah, komite, guru, orang tua/wali peserta didik dan peserta didik.
Model observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi berperan serta,
yaitu peneliti melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan program swakelola DAK, diantaranya
perencanaan program swakelola DAK dan pelaksanaannya. Fokus observasi adalah semua
kegiatan yang terprogram dalam swakelola DAK pendidikan.
Analisis data dalam penelitian ini, akan dilakukan secara interaktif dan terus menerus
hingga tuntas. Peneliti melakukan reduksi data kemudian dengan penyajian data dan hasil
penelitian yang telah melalui tahapan reduksi data. Setelah itu data disajikan dalam bentuk
tabel untuk lebih singkat dan lebih mudah dimengerti. Kemudian dilanjutkan dengan
melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hubungan keempat komponen analisis
interaktif tersebut nampak pada gambar di bawah ini:


Data Collection

Data Display

Data Reduction

Conclutions:
Drawing/verifying

Gambar 1
Analisis Data Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2009:247)
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan model CIPP
(Contex, Input, Proccess, Product). Data akan dikumpulkan melalui wawamcara dengan

responden, observasi dan juga dengan mempelajari domentasi dari SDN Bandarjo 02. Setelah
data terkumpul, maka peneliti akan merangkum, memilih, mengkategorikan dan

5


memaknakan data sesuai fokus pembahasan. Kemudian akan disajikan secara deskritif dalam
bentuk teks yang bersifat naratif untuk dilakukan penarikan kesimpulan dan rekomendasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang sudah dideskripsikan secara kualitatif, kemudian dianalisis
menggunakan model CIPP guna menjawab rumusan masalah.
Evaluasi Konteks
Meliputi latar belakang, dasar hukum, lingkungan sekolah, program dan kebutuhan
sekolah. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi
dokumentasi ditemukan fakta bahwa evaluasi program swakelola DAK pendidikan SDN
Bandarjo 02 ditinjau dari konteks dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan perpustakaan yang
memadai. Kepala Sekolah, guru dan komite sekolah memiliki komitmen yang kuat untuk
memenuhi kebutuhan perpustakaan sekolah untuk menunjang tercapainya visi, misi dan
tujuan sekolah. Kepala Sekolah membentuk Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) yang terdiri
dari unsur guru, komite dan tokoh masyarakat untuk mewujudkan perpustakaan sekolah
dengan swakelola DAK pendidikan.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, ditemukan fakta bahwa SDN Bandarjo
02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang sangat membutuhkan

ruang


perpustakaan. Kebutuhan akan adanya perpustakaan sekolah bagi SDN Bandarjo 02
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang merupakan sebuah usaha untuk mencapai
salah satu standar sarana prasarana bagi sekolah. Dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA disebutkan bahwa
Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: (1) ruang kelas, (2)
ruang perpustakaan, (3) laboratorium IPA, (4) ruang pimpinan, (5) ruang guru, (6) tempat
beribadah, (7) ruang UKS, (8) jamban, (9) gudang, (10) ruang sirkulasi, dan (11) tempat
bermain/berolahraga.
Melihat kondisi tersebut, kepala sekolah SDN Bandarjo 02 mengajukan proposal
pengadaan ruang perpustakaan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Semarang melalui DAK Pendidikan tahun anggaran 2013. Tujuan program DAK
perpustakaan ini adalah untuk melengkapi sekolah agar sesuai dengan standar sarpras yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas peserta didik. Pelaksanaan program DAK
6

perpustakaan melalui sistem swakelola bertujuan agar dalam pelaksanaan kegiatan
berlangsung secara transparan yang dapat dikontrol oleh siapapun yang terlibat, serta
menghasilkan bangunan yang berkualitas sesuai juklak dan juknis. Hal-hal yang
melatarbelakangi pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di sekolah ini relevan
dengan kondisi kebutuhan sekolah saat ini.


Evaluasi Masukan/Input
Evaluasi Input meliputi sumber daya manusia (SDM), skala prioritas, anggaran, dan sistem
prosedur pelaksanaan program DAK. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan,
ditemukan fakta bahwa evaluasi program swakelola DAK SDN Bandarjo 02 ditinjau dari
masukan/input adalah sebagai berikut:
1) Kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan program swakelola DAK
perpustakaan ini ada dua unsur, yakni SDM di SDN Bandarjo 02 dan di luar sekolah.
SDM di dalam sekolah meliputi kepala sekolah, guru-guru dan komite SDN Bandarjo 02
Sedangkan SDM dari luar sekolah yang turut mendukung dan terlibat pelaksanaan
program adalah konsultan, dan pejabat pembuat komitmen. Sehingga swakelola DAK
perpustakaan berjalan lancar.
2) Skala Prioritas SDN Bandarjo 02 dari tahun 2012 adalah terpenuhinya gedung
perpustakaan, namun baru pada tahun anggaran 2013 bantuan DAK pendidikan khususnya
perpustakaan bisa didapatkan yang pembangunannya secara swakelola.
3) Anggaran dalam pembangunan gedung perpustakaan berasal dari Dana Alokasi Khusus
(DAK) Pendidikan yang pengelolaannya secara swakelola oleh sekolah, komite dan tokoh
masyarakat.
4) Sistem Prosedur program swakelola DAK pendidikan dijalankan sesuai juklak dan juknis
yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Input kegiatan swakelola mencakup sumber daya manusia, skala prioritas, anggaran, dan
sistem prosedur pelaksanaan program DAK. Berdasarkan data yang diperoleh, penerapan
program DAK dengan swakelola ini mendapat dukungan dari berbagai pihak diantaranya
warga sekolah, komite sekolah, dan dinas pendidikan setempat. Pihak sekolah memiliki
kapasitas yang tinggi sebagai penerima program, pelaksana program, dan pengguna hasil
7

program DAK perpustakaan. Skala Prioritas SDN Bandarjo 02 dari tahun 2012 adalah
terpenuhinya gedung perpustakaan, namun baru pada tahun anggaran 2013 bantuan DAK
pendidikan khususnya perpustakaan bisa didapatkan yang pembangunannya secara
swakelola.
Program swakelola DAK perpustakaan SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran
Kabupaten Semarang didukung kondisi keuangan pemerintah dalam hal ini Anggaran
Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). DAK Bidang Biaya Dasar adalah dana yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada
daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang
menjadi prioritas Nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana
satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu atau
percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.
Besaran dana DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 tercantum dalam Lampiran
Keputusan Bupati Semarang Nomor 900/0870/ 2013 tentang Penetapan Lokasi Penerima dan
Besaran DAK Tahun Anggaran 2013. Keputusan Bupati Semarang tersebut sebagai
implementasi permendikbud. Dalam lampiran keputusan tersebut tertulis atau ditetapkan
bahwa SDN Bandarjo 02 menerima bantuan pengadaan gedung perpustakaan dengan alokasi
dana sebesar RP 111.192.000,00. Dasar Hukum Dana Alokasi Khusus Bidang pendidikan
Dasar Tahun Anggaran 2013 diatur dalam Permendikbud Nomor 12 Tahun 2013 dan
peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 17809/A/LL/2013 tanggal 22 Maret 2013.

Evaluasi Proses
Evaluasi proses merupakan pelaksanaan nyata program swakelola DAK pendidikan
(perpustakaan) SDN Bandarjo 02 yang meliputi perencanaan, penataan, implementasi,
pengawasan dan pelaporan.
1) Dalam perencanaan diawali dengan pengajuan proposal bantuan sarana pendidikan berupa
gedung perpustakaan oleh kepala sekolah kepada Kepada Bupati Semarang melalui Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang.
2) Setelah SDN Bandarjo 02 menerima Keputusan Bupati tentang Penetapan Lokasi
Penerima dan Besaran Dana Alokasi Khusus bidang Pendidikan Dasar/Sekolah Dasar
Luar Biasa di Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013, kemudian dimulailah penataan
yaitu pembentukan Panitia Pembangunan Sekolah (P2S).
8

3) Yang diimplikasikan dengan penandatanganan surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan
(SP3) pembangunan ruang perpustakaan DAK tahun anggaran 2013 antara Pejabat
Pembuat Komitmen Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang dengan Panitia Pembangunan
Sekolah (PPS) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat. Dilanjutkan penandatangan
Pejabat Pembuat Komitmen dari Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang adalah Drs.
Supandi, M.Pd sebagai pihak pertama, sedangkan ketua pelaksana pembangunan sekolah
adalah Sunyoto sebagai pihak kedua. Selain kedua belah tersebut, dalam SP3 tersebut
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, yakni Dra. Dewi
Pramuningsih, M.Pd. Pembangunan ruang perpustakaan dilaksanakan selama 60 hari atau
dua bulan. Dimulai dari 17 Nopember sampai dengan 31 Desember 2013.
4) Pengawasan dari pejabat pembuat komitmen dilakukan di setiap termin. Pada saat
pekerjaan yang menggunakan dana termin pertama selesai dan sebelum pencairan dana
termin kedua, pejabat dinas pendidikian melakukan monitoring dan pengawasan. Dalam
kegiatan tersebut juga meneliti dan menandatangani laporan mingguan dan bulanan yang
dikerjakan oleh panitia.
5) Laporan dibuat, bukan hanya setelah pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan
selesai dilaksanakan. Namun mulai pembentukan Panitia Pembangunan Sekolah (P2S)
hingga bangunan bisa ditempati, yang terangkum dalam Laporan Pertanggngjawaban
(LPJ) Dana Alokasi Khusus (DAK). LPJ tersebut terdapat empat bab yang berisi dokumen
administrasi, dokumen teknis dan biaya, dokumen keuangan, dan dokumen kegiatan.
Esensi evaluasi Proses merupakan kegiatan nyata dari program swakelola pendidikan
(perpustakaan) SDN Bandarjo 02 yang meliputi perencanaan, penataan, implementasi,
pengawasan dan pelaporan. Hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi menunjukkan
fakta sebagai berikut: (1) Perencanaan program pengadaan perpustakan berdasarkan
kebutuhan sarpras dari diskripsi Evaluasi Diri Sekolah tahun 2012 (EDS). Mengingat
perpustakaan yang memiliki fungsi edukatif, informatif, administratif, dan rekreatif, untuk
menunjang keberlangsungan dan keberhasilan pembelajaran. Terlebih lagi perpustakan
adalah salah satu yang dipersyaratkan dalam penilaian akreditasi sekolah, sehngga
merupakan kebutuhan yang diprioritaskan Sekolah. Untuk melengkapinya, pihak sekolah
memprogramkan pembangunan perpustakaan tersebut dengan mengajukan proposal bantuan
ke Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang tahun 2012. (2)Setelah mendapatkan SK Bupati

9

Semarang No. 900/0870/2013, tentang Penetapan

Lokasi Penerima dan Besaran Dana

Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Dasar untuk SD/SDLB di Kabupaten Semarang
Tahun Anggaran 2013. Penataan dilakukan untuk menindaklanjuti Surat Keputusan Bupati
Semarang tersebut, dengan membuat Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (SP3)
Pembangunan Ruang Perpustakaan Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2013 antara
Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang dengan Panitia
Pembangunan Sekolah (PPS) SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat bernomor
050/005/SWK-PERPUS/DAK-2013/2013. (3)Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) terdiri
dari unsur sekolah, komite sekolah dan tokoh masyarakat, sehingga proses pelaksanaan
tersebut sesuai dengan prinsip program swakekola sebagaimana yang tercantum dalam Pasal
1 ayat 20 Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 (Perpres 54/2010) sebagaimana telah
diubah melalui Perpres 70/2012 menyebutkan bahwa Swakelola adalah Pengadaan
Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh
K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok
masyarakat. Selebihnya, peran komite sekolah dalam pelaksanaan program ini bentuk
partisipasi masyarakat terhadap sekolah sesuai dengan norma dan aturan didalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sehingga dapat menjamin akuntabilitas dan efektivitas di
dalam pelaksanaannya. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 juga mengamanatkan
keterlibatan partisipasi masyarakat yang diberi nama Panitia Pembangunan Sekolah (P2S)
sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. (4) Selama pelaksanaan pembangunan
ruang perpustakaan diawasi oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang dan
Konsultan Pelaksana. Pengawasan dan monitoring ini meliputi jenis barang yang digunakan,
prestasi pekerjaan, dan pengeluaran dana yang telah digunakan. Oleh sebab itu Panitia
Pembangunan Sekolah (P2S)

membuat laporan pekerjaan, mingguan, dan bulanan.

(5)Pengawasan dari pejabat pembuat komitmen dilakukan di setiap termin. Pada saat
pekerjaan yang menggunakan dana termin pertama selesai dan sebelum pencairan dana
termin kedua, pejabat dinas pendidikian melakukan monitoring dan pengawasan. Dalam
kegiatan tersebut juga meneliti dan menandatangani laporan mingguan dan bulanan yang
dikerjakan oleh panitia. (5)Dari studi dokumentasi dan wawancara dengan kepala sekolah,
guru, dan komite, diperoleh data bahwa proses pelaksanaan pembangunan ruang
perpustakaan berjalan dengan baik sehingga dana dapat dicairkan pada tiap termin. Proses
pelaksanaan yang menggunakan sistem swakelola ini sangat transparan. Semua pihak yang
10

terlibat dalam pelaksanaan pembanguan perpustakaan dapat saling mengawasi dan
mendukung. Kemungkinan terjadi penyimpangan sangat kecil.

Evaluasi Produk
Evaluasi produk adalah keseluruhan hasil yang dicapai oleh program. Berdasarkan
dari data yang berhasil dikumpulkan peneliti, ditemukan fakta bahwa program swakelola
DAK pendidikan dari unsur produk meliputi fisik dan non fisik.
1) Fisik berupa gedung perpustakaan yang sudah berdiri dan mebeler serta diterimanya
laporan pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung perpustakaan tersebut oleh
pejabat pembuat komitmen.
2) Non fisik dilihat dari kepercayaan masyarakat yang besar dalam mendukung terwujudnya
gedung perpustakaan, bertambahnya pengalaman dari Kepala Sekolah, Guru maupun
Komite sekolah dalam membangun gedung perpustakaan secara swakelola serta
terjalinnya tim yang kompak dalam swakelola tersebut.
Substansi evaluasi produk adalah keseluruhan hasil yang dicapai oleh program.
Berdasarkan dari data yang berhasil dikumpulkan peneliti, ditemukan fakta bahwa program
swakelola DAK pendidikan dari unsur produk meliputi fisik dan non fisik.
1) Fisik
Berupa gedung perpustakaan dan mebeler yang sesuai dengan gambar di RAB
merupakan ciri utama keberhasilan pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di
SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Kualitas bangunan dan
mebeler yang sesuai dengan juklak dan juknis yang ditentukan oleh pemerintah. Tidak
ditemukannya pelanggaran pada proses pelaksanaan pada saat tim monitoring DAK dari
Kabupaten Semarang maupun Tim Monitoring dari Irjen Propinsi, serta diterimanya laporan
pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung perpustakaan tersebut oleh pejabat
pembuat komitmen.
2) Non fisik
Keterlibatan komite dan tokoh masyarakat dalam mewujudnya gedung perpustakaan
menambah kepercayaan masyarakat yang besar kepada sekolah. Melalui program swakelola
ini pihak sekolah mendapatkan pengalaman dalam bekerja sama, memiliki pengetahuan
tentang yuridis formal program DAK, bertambah pengalaman dalam melaksanakan program

11

pemerintah dalam hal perencanaan, proses pekerjaan, dan menyusunan laporan
pertanggungjawaban keuangan dana program.
Adanya kerjasama dalam tim pelaksana dengan semua unsur yang terkait untuk
menyelesaikan sebuah program itu sangat penting,. Kerja sama antara konsultan dengan PPS
menghasilkan RAB yang logis untuk dikerjakan dalam sebuah proyek bangunan. Adanya
kerja sama antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan pihak sekolah atau Panitia
Pembangunan Sekolah (PPS) dapat berjalan dari awal sampai akhir pembangunan gedung.
Kerja sama antara Panitia Pembangunan Sekolah (PPS) dengan Toko Bangunan dapat
memperlancar pasokan bahan material bangunan dan jasa. Kerja sama antara Panitia
Pembangunan Sekolah (PPS) dengan masyarakat atau komite dapat mengatasi permasalahan
yang muncul di saat proses pembangunan sedang berjalan.
Hasil penelitian ini hampir sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Saptaningsih Sumarni yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal Daerah Kabupaten/Kota
di Provinsi D.I. Yogyakarta“. Hasil penelitian menyatakan bahwa Dana Alokasi Khusus
berpengaruh positif terhadap Alokasi Belanja Modal Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi
D.I. Yogyakarta. Proses pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 merupakan dampak positif hasil swakelola DAK pendidikan.
Dari hasil evaluasi dengan CIPP ditemukan bahwa program swakelola pendidikan
(perpustakaan) dapat berjalan dengan baik jika, latar belakang program sesuai dengan visi,
misi dan tujuan sekolah. Dalam prosesnya melibatkan stakeholder terkait dan transparan
dalam pelaksanaan maupun pelaporannya. Penanggungjawab program maupun pelaksananya
mengacu pada juklak dan juknis yang berlaku sehingga hasilnya berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan tanpa adanya masalah dengan pihak manapun yang terkait dengan
bantuan DAK pendidikan yang dilaksanakan secara swakelola.
PENUTUP
Program swakelola DAK perpustakaan SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013, telah dilaksanakan sesuai juklak dan juknis
yang berlaku dengan melibatkan unsur guru, komite dan tokoh mayarakat. Kendalanya
adalah juklak/juknis yang datangnya tidak tepat waktu sehingga menunda pelaksanaan, dan
faktor alam berupa musim penghujan yang berakibat pekerja disiagakan lembur untuk
12

mengejar target bangunan selesai tepat waktu. Dan hasil bangunan perpustakaanpun terwujud
sesuai juklak dan juknis serta dapat dimanfaatkan sesuai visi, misi dan tujuan sekolah.
Penelitian ini menggunakan model CIPP yang mengevaluasi konteks, input, proses
dan produk, sehingga penelitian ini mempunyai keistimewaan pada tehnik evaluasinya yang
dapat dijadikan referensi dan dikembangkan menjadi penelitian-penelitian berikutnya. Baik
untuk jenis penelitian kuantitatif, keualitatif, evaluatif, expos facto, ataupun studi kasus.
Misalnya hubungan antara kompetensi manajerial kepala sekolah dengan pelaksanaan
program swakelola DAK pendidikan. Hal ini akan menjadi kajian yang menarik karena
kompetensi manajerial kepala sekolah beragam. Pada masa yang akan datang juga
dimungkinkan penelitian evaluatif yang berkaitan dengan swakelola program DAK apakah
masih relevan dengan kondisi perbedaan kompetensi kepala sekolah yang ada sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Saifudin, Abdul Jabar, 2007. Evaluasi Program Pendidikan
(Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan), Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas, 2013. Dana Alokasi Khusus dalam Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,
Jakarta: Ditama Binbangkum
Depkeu, 2012. Kajian Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah “Inter-Governmental Fiscal
Review”. Jakarta
Depkeu, 2010. Rencana Pemeriksaan DAK Bidang Pendidikan (Bahan Raker AKN VI),
Jakarta
Depdagri, 2002. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen II dan IV tentang Pemenuhan
Kebutuhan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta
Depdiknas, 2003. Undang-Undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta
Depdagri, 2003. Keputusan Presiden Nomor 80 tentang Pelaksanaan Swakelola. Jakarta
Depdagri, 2004. Undang-Undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta
Depkeu, 2004. Undang-Undang Nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Jakarta
Depkeu, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tentang Dana Perimbangan
Depkeu, 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tentang Pendanaan Pendidikan.
Depkeu, 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 54 tentang Swakelola DAK Pendidikan.
Depkeu, 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tentang Swakelola DAK Pendidikan
Depkeu 2013. PMK Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum dan Alokasi DAK
Tahun Anggaran
Depkeu, 2013. PMK Nomor 32 /PMK.02 /2013 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun
Anggaran 2013.
Depdagri, 2013. Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 17809/A/LL/2013 Tentang
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar .

13

Depdiknas, 2013. Permendikbud Nomor 8 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah . Jakarta
Fatah, Nanang, 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mawardi Sulton, 2008 . Persepsi Pemangku Kepentingan Daerah Terhadap DAK, Lembaga
Penelitian SMERU
Mulyatiningsih, Endang 2011 Evaluasi Proses Suatu Program, Bumi Aksara, Jakarta.
Randy R, Wrihatnolo, 2009. Kebijakan Anggaran Pendidikan 20% (dua puluh persen) :
Antara Harapan dan Fakta, Jakarta: Depdiknas.
Semangun, H. dkk, 2012. Pedoman Tata Tulis Usulan Penelitian dan Tesis, Salatiga:
Program Pascasarjana UKSW
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: CV. Alfabeta
Sumber:http://keuda.kemendagri.go.id/artikel/detail diunduh 2 Agustus 2013
Sumber:http://m.suara merdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad, diunduh 2 Agustus
2013
Wahab, Solichin Abdul, 1991. Analisa Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi,
Jakarta, Bumi Aksara.
Wibawa, Samodra, 1994. Kebijakan Publik Proses dan Analisis, Jakarta, Intermedia
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Malang. Bayumedia Publishing
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Persada
Wirawan, 2012. EVALUASI: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, Jakarta: Rajawali
Pers

14

Dokumen yang terkait