Karya Tari Abhayagiri

KARYA TARI
SUMUNARING ABHAYAGIRI
SUMUNARING
Kerja Sama UNY dengan PT Taman Wisata
Candi Borobudur,
obudur, Prambanan dan Ratu Boko

Oleh:
Drs. Supriyadi
Supriya Hasto Nugroho, M.Sn.

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI
NEGERI YOGYAKARTA
2009

SUM UNARING ABHAYAGIRI

A.


PENDAHULUAN

1.

Lat ar Belakang dan Orientasi Garapan
PT Taman Wisat a Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko adalah

sebuah Badan Usaha M ilik Negara yang saat didirikan bert ujuan unt uk
melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah yang berupa candi sekaligus
sebagai upaya untuk meningkat kan aspek pariwisat a.

Peninggalan candi

dikelompokkan menjadi tiga candi besar, yait u candi Borobudur, candi
Prambanan dan candi Ratu Boko. Pengelolaan candi Borobudur t ercakup di
dalamnya candi M endut , pengelolaan candi Prambanan t ercakup candi Sew u,
dan pengelolaan candi Ratu Boko t ercakup candi Kalasan dan candi-candi kecil
yang ada di sekitar candi Rat u Boko.
Set iap


unit

pengelolaan

candi berusaha meningkat kan

kunjungan

w isat aw an baik it u wisat aw an domest ik maupun m ancanegara ke t empat t ujuan
candi yang dikelola. Salah sat u usaha yang dilakukan adalah dengan mengadakan
pert unjukan t ari dengan t ema yang berkait an erat dengan bangunan candinya.
Candi Prambanan sudah melakukannya sejak t ahun 1961, dan begit u t erkenalnya
dengan pert unjukan sendrat ari Ramayana. Pert unjukan sendrat ari Ramayana
diadakan sebagai visualisasi relief-relief yang ada di dinding candi Prambanan.
Pada aw alnya diisi oleh Yayasan Roro Jonggrang, namun sekarang diisi oleh
beberapa grup yang pent as di panggung t ert ut up Tri M urt i pada musim hujan
dan di Open Air pada musim kemarau. Sekit ar t iga t ahun t erakhir di candi
Borobudur juga diadakan pert unjukan sendrat ari M ahakarya Borobudur yang
digarap oleh senim an dari ISI Surakart a, dengan penari dari mahasiswa ISI
Surakart a dan masyarakat sekit ar candi Borobudur. Cerit a yang diangkat adalah

kisah sejarah berdirinya candi Borobudur, yang merupakan mahakarya yang
sangat hebat bahkan pernah menjadi salah sat u dari t ujuh keajaiban dunia.

Sedang di candi Ratu Boko giliran jurusan Pendidikan Seni Tari Fakult as Bahasa
dan Seni Universit as Negeri Yogyakart a mendapat kesempat an menggarap
sejarah berdirinya candi Ratu Boko dan t elah dipent askan pada bulan Juli 2009
dan

bulan

M ei

2010

dengan

judul

Sumunaring


Abhayagiri.

Sendrat ari

Sumunaring Abhayagiri dim ainkan oleh m ahasiswa Universit as Negeri Yogyakart a
dari berbagai jurusan sert a dari masyarakat sekit ar candi Ratu Boko.
Garapan sendrat ari Sumunaring Abhayagiri ini, lebih dit onjolkan pada
sosok Pancapana dari kecil hingga menjadi Rakai Panangkaran at au pemimpin di
daerah Boko. Pengembaraan Pancapana sebagai anak yang ingin mendapat kan
ilmu tent ang hakikat kehidupan yang sebenarnya adalah gambaran dalam
garapan ini. Gerak-gerak yang dihadirkan bisa bersumber dari berbagai macam
jenis, sepert i gaya Yogyakart a, gaya Surakart a, kerakyat an, bahkan tidak jarang
menggunakan bahasa gerak yang w ant ah . Sering juga gerak hasil dari gejolak
emosi pribadi penari t erut ama t okoh juga diharapkan muncul. Hal ini
dimaksudkan agar gerak yang hadir dalam set iap adegan mendukung maksud
dan suasana yang diinginkan dalam set iap adegan.
Untuk mendukung garapan sendrat ari Sum unaring Abhayagiri, t ent unya
t idak akan t erlepas dari aspek lain, sepert i st age yang m enggunakan lat ar
belakang gapura candi Ratu Boko, lighting yang berkualit as, garapan musik yang
mendukung, sert a t at a busana yang mengacu pada busana masa itu. Tent u saja

garapan ini didukung penari dan penabuh pilihan dari mahasisw a Universit as
Negeri Yogyakart a sert a penari dari masyarakat sekit ar Boko yang sebelum nya
sebagai pesert a w orkshop pada kegiat an Pengabdian M asyarakat .

2. Dasar Pemikiran
a. Konsep Garapan Tari
1)

Judul
Judul garapan sendrat ari ini adalah Sum unaring Abhayagiri, yang berart i
cahaya t erang yang memancar di at as bukit yang t ent ram dan damai.

Bukit yang masuk kaw asan desa Boko t ersebut menjadi sangat t erkenal
karena dipim pin oleh seorang pemuda yang mempunyai w at ak yang baik,
sed erahan, arif, bijaksana sert a mempunyai ilmu yang sangat t inggi
bernama Pancapana, hingga namanya begit u dikenal hingga kerajaankerajaan lain di Jawa Dw ipa.
2)

Tema : Pengembaraan
Pengembaraan Pancapana yang diaw ali ket idakpuasan akan kondisi

kerajaan

Galuh membuat nya meninggalkan kerajaan dan memilih

mengembara hingga ke Jambu Dw ipa (India) dengan t ujuan unt uk
mendapat kan ilmu t ent ang hakikat hidup dengan t erjun langsung dan
mengabdi kepada m asyarakat yang disinggahinya.
3)

Tipe Tari : Sendrat ari
Tipe t ari ini t erkait pada emosi dan kejadian dalam hubungannya dengan
manusia sehingga karakt erisasi menjadi t it ik perhat ian (Jacqueline Sm ith,
1985 : 20). Kehadiran t okoh sangat diperlukan dalam garapan ini, dengan
maksud cerit a yang divisualisasikan lebih mudah diserap dan dimengert i
oleh penonton. Tokoh-tokoh yang ada dalam garapan sendrat ari ini
adalah Pancapana, Raja Galuh, Permaisuri Galuh (Sudiwara), Raja
Kalingga, Ki W isesa dan M bah Krowak

4)


Garapan iringan
Garapan iringan untuk mendukung karaya t ari ini adalah dengan masih
menggunakan gamelan Jaw a sebagai inst rumen musiknya, art inya
penggarapannya mengacu pada konsep pat het sepert i dalam w ayang
kulit . Garapan iringan pada prinsipnya ada dua macam, yait u sifatnya
normat if dan ilust rat if . Garapan iringan yang sifat nya normatif adalah
mengacu pada pola-pola t ert ent u dan mudah untuk menent ukan ket ukan
dan hitungan, sebagai cont oh bent uk lancaran, ladrang, dan ket aw ang.
Sedangkan yang sifat nya ilustrat if adalah t idak mengacu pada pola

t ert ent u, t idak jelas pula ket ukan dan hitungan namun sangat membantu
menghadirkan suasana dalam set iap adegannya.
5) Konsep Tat a Pent as
Tat a pent as yang digunakan untuk pert unjukan sendrat ari Sumunaring
Abhayagiri adalah berbet uk panggung dengan penont on hanya berada
pada sisi depan. Tat a panggung t erdiri dari dua, yaitu panggung at as yang
sejajar dengan gapura candi Rat u Boko, panggung baw ah yang m erupakan
buat an yang posisinya berada dibaw ah panggung at as sehingga sangat
jelas lat ar belakangnya yang berupa


gapura candi Ratu Boko. Set iap

adegan banyak dilakukan di panggung bawah, sedangkan panggung at as
lebih banyak dipakai untuk ilust rasi dan adegan rit ual yang t erfo kus ke
arah gapura candi Ratu Boko.
6) Tat a Rias dan Busana
Konsep t at a rias dan busana bersum ber hasil w aw ancara dengan para
t okoh sepert i Prof. Dr. Timbul Haryono selakuk narasumber dan ahli
Arkeologi dan Bramant yo Cokronegoro narasumber dan peneliti candicandi di Indonesia dan dunia. Dari hasil w aw ancara diperoleh dat a bahw a
busana pada masa itu bisa mengacu pada busana pada masa M ajapahit
dengan ciri hiasan kepala gelung unt huk sap dua.
7) Propert i
Propert i yang digunakan dalam garapan sendratari ini adalah : pedang,
t ameng, t ombak, payung (songsong) sap tiga, kipas bulu merak, suling,
dan cambuk.
8) Tat a Lampu
Pada prinsipnya t at a lampu berguna unt uk mendukung suasana pada
set iap adegan. Lighting digunakan untuk menyinari panggung baw ah dan
unt uk menyinari gapura candi Rat u Boko, namun permainan light ing
banyak dilakukan di panggung bawah. Sebagai lat ar belakang Gapura

candi Ratu Boko disinari remang-remang, kemudiaan saat Pancapana

diangkat sebagai Dyah Rakai Panangkaran light ing yang m enyinari gapura
t ersebut sangat t erang.
9) Penari
Garapan t ari ini didukung oleh penari pilihan dari mahasiswa Universit as
Negeri Yogyakart a dan masyarakat sekit ar Boko yang kurang lebih
berjum lah 60 penari yang dibagi menjadi penari tokoh dan penari
kelompok. Untuk efisiensi, khusus penari kelom pok melakukan double
cast ing at au merangkap dengan menyesuaikan set iap adegannya dengan
pert imbangan cukup w akt u unt uk ganti busana.

b. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dipent askannya sendrat ari Sumunaring Abhayagiri adalah unt uk
memvisualisasikan sejarah berdirinya candi Rat u Boko ke dalam sebuah
pert unjukan t ari, yang akhirnya candi Rat u Boko yang let aknya di at as bukit bisa
lebih

dikenal


oleh

masyarakat

Yogyakart a,

Indonesia,

sam pai

tingkat

Int ernational. Cerit a yang berkembang di masyarakat sert a sumber cerit a yang
sering dijadikan bahan untuk penggarapan t ari berkait an dengan candi Ratu Boko
adalah legenda Bandung Bondowoso, sehingga dengan disajikannya sendrat ari
Sumunaring Abhayagiri masyarakat

bisa m engenal candi Boko dari sisi

sejarahnya. Dari aspek pariw isat a kompleks candi Rat u Boko juga dikemas dan

dijual kepada para w isat aw an t idak hanya pada siang hari tet api juga malam
hari. Penaw aran dan kemasan di kaw asan candi Ratu Boko pada malam hari
memang menarik minat para w isat aw an dalam maupun luar negeri, t erbukt i
banyaknya penonton yang hadir pada set iap pert unjukan sendrat ari Sumunaring
Abhayagiri. Suasana t enang dan mistis yang t ercipt a menjadi daya t arik
t ersendiri.
Sasaran yang hendak dicapai adalah mempererat hubungan kerjasama
ant ara PT Taman Wisat a Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko dengan
Universit as Negeri Yogyakart a di bidang seni budaya. Selain itu sasaran yang

ingin dicapai dalam pert unjukan ini adalah dengan ket erlibat an masyarakat
sekit ar Boko agar mempunyai rasa memiliki bangunan sejarah yang ada di
lingkungannya sehingga t et ap t erjaga ekssist ensinya

B. PROSES DAN M ETODE PENGGARAPAN
Dalam penggarapan sendrat ari Sumunaring Abhayagiri dilalui lew at beberapa
proses dan met ode agar t erbentuk garapan dengan hasil yang maksimal,
langkah-langkah yang diambil ant ara lain berupa :
1. Rangsang Idesional
Rangsang adalah suat u yang membangkitkan pikir at au semangat at au
mendorong untuk melakukan kegiat an (Jacqueline Smit h, 1985 : 35).
Sejarah berdirinya candi Ratu Boko menjadi ide aw al, yang akhirnya lew at
sebuah diskusi ant ara PT Taman Wisat a Candi Borobudur Pram banan dan
Ratu Boko, Studio Panangkaran pimpinan Bramant yo Cokronagoro, dan
Tim Art ist ik Universit as Negeri Yogyakart a diputuskan unt uk fokus pada
pengembaraan Pancapana. Pada tahap berikut nya koreograf er dibantu
t im art ist ik UNY akhirnya merumuskan adegan demi adegan dan t ersusun
sebagai berikut :
a) Int roduksi : Pancapana kecil t ermenung membayangkan kekalut an
dirinya akan bayangan duniawi yang selalu menghinggapi selama di
ist ana kerajaan Galuh, yaitu, godaan hart a, w anit a, dan perebut an
t aht a. Akhirnya Pancapana kecil melucut i semua at ribut ist ana yang
menempel

pada

dirinya

dan

meninggalkan

ist ana

dengan

menggunakan pakaian yang sederhana sert a seruling kesayangannya.
b) Adegan I (Pasew akan kerajaan Galuh) : Raja Galuh didampingi
permaisuri
dikejut kan

Sudiw ara
oleh

mengadakan

laporan

punggaw a

pasew akan
kerajaan

agung,

namun

yang menget ahui

Pancapana meningglkan kerajaan. Permaisuri bersedih dan keluar

meninggalkan pasew akan agung, raja Galuh akhirnya membubarkan
pasewakan
c) Adegan II (Taman Sari kerajaan Galuh) : Permaisuri Sudiw ara sangat
bersedih mendengar anak kesayangannya pergi meninggalkan ist ana,
segera sang permaisuri dihibur oleh dayang-dayang ist ana, namun
akhirnya permaisuri Sudiwara pergi meninggalkan ist ana mencari
keberadaan Pancapana
d) Adegan III (Pengembaraan Pancapana) : Penggambaran Pancapana
mengembara

sampai

ke

Sw arna

Dw ipa

dan

Jambu

Dwipa.

Pengembaraan yang memakan w akt u bert ahun-t ahun dan membuat
Pancapana semakin dew asa dan menemukan jat i dirinya set elah
mendapat ilm u kehidupan selama masa pengembaraan. Akhirnya
Pancapana kembali ke Jaw a Dw ipa ingin mengamalkan ilmu yang
dimiliki kepada set iap masyarakat yang dijumpai
e) Adegan IV (Desa Boko) : Pancapana bert em u dengan pimpinan
masyarakat Boko bernama Ki Wisesa. Di desa inilah Pancapana
mengajarkan ilmu agama, kemasyarakat an, dan pert anian, hingga
keberadaan Pancapana semakin dicint ai masyarakat Boko. Kearifan
Pancapana t erdengar hingga ke kerajaan di sekit ar desa Boko, bahkan
permaisuri Sudiw ara juga ikut mendengar dan segera dat ang ke desa
Boko. Pert emuan ibu dan anak yang selama bert ahun-t ahun berpisah
membuat suasana sangat begitu memilukan. Bujukan ibu agar
Pancapana kembali ke ist ana ditolak, akhirnya sang ibu memahami
keinginan sang anak yang begit u mulia unt uk mengabdi kepada rakyat
dan sang ibu-pun kembali ke ist ana.
f)

Adegan V (Telaga desa Boko) : Pancapana duduk dan memainkan
serulingnya. Suara seruling itu t erdengar sampai ke t elinga raja
Kalingga yang sebelumnya t erusik akan kearifan Pancapana. Dat anglah
raja Kalingga bersama prajurit unt uk menguji kekuat an Pancapana.

Semua kekuat an dan kesakt ian dikerahkan namun t idak kuasa
menahan

kesakt ian

suara

seruling

Pancapana

yang

seakan

membisikkan kat a-kat a damai yang menent ramkan hat i, raja Kalingga
akhirnya mengakui kearifan dan kebaikan budi Pancapana. Kepergian
raja Kalingga berbarengan dengan kedat angan Damarjaya abdi set ia
Pancapana dan diut us untuk pergi menemui M bah Krow ak pemimpin
perampok yang selalu meresahkan w arga masyarakat .
g) Adegan VI (M bah Krow ak dan prajurit perampok) : Adegan ini
menggambarkan prajurit perampok M bah Krow ak sedang lat ihan
perang. Namun dikejut kan dengan kedat angan Damarjaya ut usan
Pancapana yang menginginkan M bah Krow ak dat ang menemui
Pancapana. M erasa dilecehkan M bah Krowak marah dan menghajar
Damarjaya hingga t erluka. Namun Damarjaya t idak mau pergi sebelum
M bah Krow ak menyet ujui bert emu Pancapana. Akhirnya M bah Krow ak
set uju bert emu dengan Pancapana, sebagai bukti diserahkannya
Cambuk sakt inya kepda Damarjaya dan diambil kembali saat bert emu
Pancapana. Damarjaya pergi, M bah Krow ak dan para prajuritnya
berangkat menuju t empat Pancapana berada. Di t engah perjalanan
M bah Krow ak dan para prajuritnya selalu berbuat onar dengan
merampok

membakar

dan

memperkosa

hingga

meresahkan

masyarakat yang dilalui kaw anan perampok.
h)

Adegan VII (M asyarakat Boko) : Pancapana mengumpulkan t okoh dan
masyarakat Boko

unt uk menghadapi M bah Krow ak. Pancapana

memberikan pengarahan, bahwa dalam menghadapi perampok t idak
perlu dengan kekerasan, namun saat nanti perampok dat ang agar
dijamu dengan makanan yang lezat hasil dari pert anian dan perikanan
masyarakat Boko.
i)

Klim aks : M bah Krow ak dat ang ke Boko bersama prjuritnya dan dijamu
makanan

dengan

sangat

berlimpah.

M bah

Krow ak

memint a

Pancapana untuk makan dulu agar t erbukt i bahw a makanan yang
dihidangkan t idak beracun. Seelah Pancapana makan, M bah Krow ak
dan

prajuritnya

makan

dengan

sekenyang-kenyangnya.

Dasar

perampok mint a dihibur oleh w ant a-w anit a cantik. Namun yang
t erjadi, sebelum para perampok mendekat i para w anit a mendadak
perut nya merasakan sakit yang luar biasa. M bah Krow ak mint a
Pancapana menyembuhkannya, namun Pancapana just ru menghunus
pedang, membikin semua masyarakat t ercengang, karena Pancapana
t erkenal

arif

bijaksana dan

tidak menyukai

kekerasan. Sambil

menghunus pedang Pancapana berkat a kepda M bah krow ak yang
sangat ket akut an. Ket akutan inilah yang dirasakan penduduk yang
selama ini kamu rampok, kamu bunuh dan kamu perkosa, maka
rasakan pedangku ini. Namun yang t erjadi bukan leher M bah Krow ak
yang put us, t et api kalungnya yang putus.
j)

Ending : M bah Krow ak sadar akan apa yang t elah diperbuatnya dan
mint a untuk menjadi pengikut Pancapana di jalan yang benar.
Pancapana memint a kepada seluruh masyarakat t ermasuk M bah
Krow ak dan prajurit nya untuk memohon ampun kepada Tuhan at as
segala salah dan dosa dan bersyukur at as segala kenikmat an yang
selama ini diberikan kepada seluruh masyarakat Boko. Set elah itu
dipimpin oleh Ki W isesa seluruh masyarakat Boko t ermasuk M bah
Krow ak mengangkat Pancapana sebagai pemimpin dengan gelar Dyah
Rakai Panangkaran

2. Pemilihan Tema
Salah satu langkah koreografer dalam berkarya adalah memilih t ema yang
t epat . Tema garapan dapat berupa perjalanan hidup sepert i apa yang kit a
lihat, dengar dan rasakan juga yang kit a pikir, dapat pula t ema diambil dari
sebuah cerit a. Sekalipun jangkauan masalah besar, t ema t ari t imbul
sesungguhnya t idak pernah lepas dari tiga masalah besar, yait u : Tuhan,

manusia dan lingkungan (Alm a M . Haw kins , 1990 : 16). Pemilihan t ema
pengembaraan

dalam

garapan

sendrat ari

Sumunaring

Abhayagiri

dikarenakan memuat ajaran-ajaran moral, menonjolkan aspek dialog
bukan kekerasan dalam menghadapi sebuah permasalahan, berani
berbuat jujur sehingga sangat sesuai dengan kondisi kit a saat ini.
3. Rangsang Kinest et ik
Penggarapan gerak dalam sendrat ari ini mengacu pada beberapa ragam
gerak t ari gaya Yogyakart a t erut ama pada adegan Pasewakan Kerajaan
Galuh agar t ercipt a suasana agung. Gerak keprajurit an dalam t ari gaya
Surakart a m enjadi inspirasi untuk memvisualisasikan adegan prajurit
M bah Krowak yang akan berangkat m erampok. Gerak yang w ant ah namun
dist ilir agar t et ap t erlihat indah sepert i gerak mencangkul, bert ani, dan
bergot ongroyong sebagai gambaran adegan masyarakat yang sedang
bekerja bersama secara rukun dan damai.
4. Eksplorasi
Dalam t ahap ini dicoba menjajagi kembali t ema yang dipilih, kemudian
mengimajinasikan t ema t ersebut ke dalam garapan t ari. Langkah ini
sangat

pent ing art inya unt uk penyusunan gerak dan membangun

kepekaan rasa guna melayani kehendak dan keinginan dari sebuah
garapan t ari agar nant inya lebih mudah dicerna dan dirasakan oleh
penonton. Eksplorasi lain adalah mengimajinasikan t empat pent as guna
menyusun gerak at aupun pola lant ai agar cepat menyat u pada saat
penjajagan t empat pent as yang sebenarnya
5. Improvisasi
Pada bagian ini mencoba bersksperimen mengolah dan mengembangkan
gerak yang didapat dalam t ahap eksplorasi hingga t erw ujud mot if-motif
gerak yang kemudian t erangkai menjadi kalim at gerak dengan t ujuan agar
mudah t erbaca oleh penonton

6. Evaluasi
Koreograf er berusaha meninjau kembali gerak-gerak yang berkesan dari
t ahap-t ahap sebelumnya, dicoba berulang-ulang dengan harapan supaya
enak dilakukan dan ditont on. Penyeleksian dan pengevaluasian gerak
dilakukan agar gerak it u dapat dit ampilkan dengan keselarasan dari
seluruh unsur pembent uknya. Perbendaharaan gerak dievaluasi sejauh
mana relevansinya dengan t ema t arinya. M asalah yang hadir dalam
penerapan konsep garapan menjadi bahan pert imbangan evaluasi bentuk
maupun evaluasi kemampuan penari.
7. M et ode Penuangan dan Penyampaian
Pert ama-t am a perlu dicipt akan iklim koordinasi yang baik di ant ara
seluruh pendukung garapan. M asing-masing harus bert ugas dan bekerja
sesuai dengan kapasit asnya. Set elah itu menyampaikan secara jelas
kepada seluruh pendukung t ent ang ide cerit a, susunan adegan, cast ing,
sert a perkiraan gerak yang akan dilakukan dan suasana tiap adegannya.
Kemudian lat ihan yang int ens dan serius, dan memerlukan kerjasama yang
baik dalam proses kerjanya. Sering t erjadi kemandegan dalam proses
lat ihan karena t idak lengkapnya pendukung t ari yang hadir. Hal ini perlu
disesuaikan

ant ara jadw al latihan dengan

pendukung. Set elah

it u

kegiat an

penari harus semaksim al

menghafal mat eri gerak yang diberikan

masing-masing
mungkin dalam

koreografer. Penari perlu

menyampaikan sesuat u yang berhubungan dengan kejanggalan gerak.
Koreograf er juga harus t erbuka menerima krit ik dan masukan dari seluruh
pendukung asal sesuai bingkai yang t elah dit et apkan.
Proses penggarapan sendrat ari Sumunaring Abhayagiri t ot al sebanyak 20
kali lat ihan. Lat ihan aw al t erfokus pada pemberian at au penuangan gerak
kepada penari, lat ihan berikut nya unt uk t erfokus pada sinkronisasi ant ara
t ari dan karaw it an, sedangkan latihan t ahap akhir berupa evaluasi dan

pemant apan. Set elah proses t ersebut , dilakukan orient asi t empat pada
hari H-2 dan Gladi Resik pada hari H-1.

C. PEM ENTASAN
Pement asan Sumunaring Abhayagiri sudah dilakukan dua kali, yait u pada
bulan Juli 2009 dan M ei 2010. Secara umum, ant ara pement asan pert ama
dan kedua t idak banyak m engalami perubahan. Untuk pement asan yang
kedua lebih pada penyempurnaan adegan dan t at a busana. Penambahan
adegan berupa penggarapan upacara ritual, sedang dalam t at a busana
lebih menyesuaiakan pada konsep busana pada masa it u. M enurut
rencana, sendrat ari Sumunaring Abhayagiri akan dipent askan lagi pada
akhir Sept ember 2011.

D. KESIM PULAN
Proses penggarapan sebuah garapan t ari memang memerlukan proses
yang panjang. Demikian pula proses penggarapan sendrat ari Sumunaring
Abhayagiri yang hampir memakan wakt u dua bulan, it upun belum t ermasuk
pembentukan t im art ist ik hingga diskusi t ent ang cerit a yang akan digarap. Hal
ini sangat lah w ajar, mengingat pement asan ini adalah permint aan dari PT
Taman Wisat a Candi Borobudur dan Rat u Boko, sehingga akan muncul pesanpesan t ert ent u yang kadang kala berbeda dengan ide yang ada dalam benak
koreografer. Krit ik sew akt u proses lat ihan perlu untuk menambah kualit as
garapan, bahkan saran dan masukan sesudah pert unjukan masih sangat
diperlukan untuk perbaikan pert unjukan di t ahun-t ahun berikut nya, bukanlah
sendrat ari Sumunaring Abhayagiri akan menjadi karya t ari yang monum ent al
sepert i halnya sendrat ari Ramayana di kaw asan candi Prambanan?

DAFTAR PUSTAKA
Haw kins, Alm a M , M encipt a Lew at tari. Terjemahan Sum andiyo Hadi. Yogyakart a
: Institut Seni Indnesia, 1990.
M eri, La, Elemen-elemen Dasar Komposisi Tari . Terjemahan Soedarsono.
Yogyakart a : Lagaligo, 1986.
M urgiyanto, Sal, Koreografi . Jakart a : Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan,
1983.
Smith, Jacqueline, Komposisi Tari : Sebuah Pet unjuk Prakt is Bagi Guru.
Terjemahan Ben Suhart o. Yogyakart a : Ikalast i, 1985.
Soedarsono, Pengant ar Penget ahuan Tari. Yogyakart a : Akademi Seni Tari
Indonesia Yogyakart a, 1976.
Sut edjo, Tebok, Dikt at Komposisi Tari. Yogyakart a : Proyek Pengembangan
Inst it ut Kesenian, 1983.

DAFTAR NARASUM BER
Bramant yo Cokronagoro, 56 t ahun peneliti candi-candi di Indonesia dan dunia
Timbul Haryono, 65 t ahun Guru Besar Arkeologi Universit as Gadjah M ada