1.11 Proseding Gaya Berat dan AMT Maritaing

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIC (AMT)
DAERAH PANAS BUMI MARITAING, KABUPATEN ALOR,
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Yadi Supriyadi, Iqbal Takodama, Nizar Muhammad Nurdin
Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Daerah Maritaing berada di Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Keberadaan panas bumi di daerah ini ditandai dengan kemunculan mata air
panas di sungai Kura dengan temperatur sekitar 58-81 0C. Survei gaya berat dan AMT
dilakukan dengan tujuan untuk memperolah informasi bawah permukaan yang berkaitan
dengan sistem panas bumi berdasarkan kontras densitas dan tahanan jenis serta untuk
memperoleh data keprospekan panas bumi.
Hasil survei gaya berat menunjukkan zona anomali tinggi sebagai indikasi kawah
membuka ke arah timur laut dan dipotong oleh struktur geologi berarah baratdaya-timurlaut
berada di sekitar mata air panas Kura. Di area yang sama survei AMT menunjukkan zona
tahanan jenis rendah ( 46 mGal berada di utara penyelidikan yang
merupakan respon dari batuan lava.
Tren nilai anomali regional memi
liki tren tinggi di daerah utara dan merendah
ke arah selatan. Tren ini mempunyai
kelurusan berarah baratlaut-tenggara yang

sesuai dengan struktur utama di daerah
Maritaing yang berarah baratlaut-tenggara.
Rentang nilai anomali residual
berkisar antara -15 - 17 mGal dengan pola
kontur yang relatif kompleks. Anomali
residual didominasi nilai densitas menengah
( -4 - 2 mGal ) yang diperkirakan merupakan
respon dari batuan vulkanik berumur miosen
– pliosen sedangkan anomali tinggi (>3 mgal
) membentuk klosur yang terdapat di
beberapa tempat utara, tengah dan selatan.
Nilai anomali tinggi yang berada di daerah
utara diperkirakan respon dari batuan Lava
Koya-koya dan dibagian selatan diperkirakan
respon dari lava Andesit Warokena berumur
Miosen. Di bagian tengah di daerah
manifestasi mata air panas Maritaing,
terdapat klosur anomali tinggi >6,5 mGal
yang memanjang dan membuka kearah timur
laut. Nilai tinggi ini diperkirakan respon dari

Satuan Lava Dasit Karitemang yang berumur
Pliosen yang menyusun Bukit Karitemang

yang berbentuk struktur kawah, tempat
terdapatnya kelompok manifestasi panas
bumi di Maritaing. Nilai anomali rendah 2.75 gr/cm3) hanya berada di daerah
manifestasi air panas Kura, sedangkan
densitas rendah ( < 2.25 gr/cm3) berada
sepanjang lintasan mulai dari elevasi -1000
meter. Struktur kawah ditunjukkan pada
bagian tengah lintasan dengan nilai densitas
tinggi yang muncul pada bagian atas dan
diperkirakan sebagai lava Karitemang, serta
densitas yang lebih rendah dibawahnya
(gambar 6).
Audiomagnetotellurik (AMT)
Pengukuran
data
AMT
ini

menggunakan alat GDP-32 dari Zonge
dengan jumlah titik pengukuran sebanyak 61
titik. Sebaran titik-titik ini membentuk 7 (tujuh)
buah lintasan yang berarah baratdayatimurlaut tegak lurus dengan struktur utama
yang berarah baratlaut-tenggara dengan
jarak antar titik bervariatif 700 – 1000 meter
tergantung akses dan kondisi medan
pengukuran. Data yang diukur adalah data
band 1 pada rentang frekuensi 256-8192 Hz,
band 2 pada rentang frekuensi 3-192 Hz dan
band 3 pada rentang frekuensi 0.09-8 Hz
dengan kualitas data baik. Kualitas data ini
dipengaruhi oleh beberap faktor diantaranya
kondisi medan pengukuran dan litologi
batuan penyusunnya.
Peta sebaran tahanan jenis diperoleh
dari sayatan model tahanan jenis 2D dengan

kedalaman 250 m, 500 m, 750 m dan 1000 m
(gambar 8). Pada kedalaman 250 dan 500 m

sebaran tahanan jenis didominasi oleh nilai
tahanan jenis sedang (20-80 Ohm.m). Zona
tahanan jenis rendah berada di daerah timur
penyelidikan dan di sekitar mata air panas
Kura. Di sebelah timur merupakan respon
dari batuan Konglomerat, sedangkan di
sekitar mata air panas diduga berhubungan
dengan aktivitas hidrotermal. Zona rendah di
sekitar manifestasi cenderung meninggi
mulai dari kedalaman 750 m. Zona transisi
dari rendah ke sedang ini diduga merupakan
batas atas reservoir dari sistem panas bumi
Maritaing. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
top reservoir dari sistem panas bumi
Maritaing berada pada kedalaman 750 meter.
Pemodelan tahanan jenis AMT 2D
menggunakan algoritma Linear Conjugate
Gradient dalam perangkat lunak WinGlink
dengan kombinasai data mode TE dan mode
TM dengan paramater tau 1, error floor dan

date error 5 untuk rho dan 10 untuk phase.
Pemodelan ini dilakukan pada ketujuh buah
lintasan. Lintasan A berada di bagian utara
area penyelidikan sampai dengan lintasan G
di bagian selatan daerah penyelidikan.
Lintasan yang berhubungan dengan
sistem panas bumi adalah lintasan C
(gambar 9) yang memotong titik AMTM-15
sampai dengan AMTM-21 dan mata air
panas Kura. Pada bagian barat daya, nilai
sedang yang diinterpretasikan sebagai lava
atau piroklastik berada di permukaan hingga
kedalaman 500 meter. Dibawahnya terdapat
zona tahanan jenis rendah yang diduga
merupakan respon dari batuan sedimen. Di
bagian timurlaut, didominasi oleh nilai
tahanan jenis sedang yang diduga
merupakan respon dari batuan lava. Di area
tengah lintasan, tempat kemunculan mata air
panas Kura, ditemukan batuan ubahan

dengan ketebalan yang relatif sebesar 100 m
(Dede Iim dkk, PSDG 2015). Pada
penampang zona ubahan ini ditunjukkan oleh
nilai tahanan jenis rendah yang berada di
permukaan dan mempunyai ketebalan
sekitar 300 m yang berada di bawah mata air
panas Kura.
Sedangkan di bawahnya
mempunya nilai tahanan jenis yang lebih
tinggi. Area ini berada pada zona depresi dan
selaras dengan sesar yang mengontrol
kemunculan mata air panas Kura. Nilai
tahanan
jenis
rendah
tersebut
diinterpretasikan sebagai lapisan penudung

sedangkan nilai yang lebih tinggi di
bawahnya diinterpretasikan sebagai zona

reservoir.
DISKUSI
Zona
prospek
panas
bumi
berdasarkan data gaya berat berada di
sekitar mata air panas. Zona dengan nilai
densitas tinggi berada di daerah mata air
panas membentuk kawah yang diperkirakan
berasosiasi dengan lava Karitemang yang
mengapit
densitas
rendah
yang
diasosiasikan sebagai respon dari batuan
piroklastik. Semakin dalam zona tinggi ini
semakin merendah, yang bisa dianggap
sebagai batuan yang mempunyai rekahanrekahan. Pada daerah yang sama, zona
tahanan jenis rendah dengan nilai < 10

Ohm.m berada di permukaan sampai
kedalaman 300 m. Zona rendah ini
diinterpetasikan sebagai batuan alterasi hasil
dari aktivitas hidrotermal yang tersingkap di
permukaan. Zona ini diidentifkasi sebagai
lapisan cap rock dari sistem panas bumi
Maritaing dan dibatasi oleh struktur geologi
berupa kawah Karitemang. Dibawahnya
terdapat zona transisi nilai tahanan jenis
rendah ke sedang. Zona nilai tahanan jenis
sedang mulai muncul pada kedalaman 750
meter yang diinterpretasikan sebagai zona
reservoir dari sistem panas bumi Maritaing.
Sebaran area prospek panas bumi
dalam sistem panas bumi Maritaing
berdasarkan hasil survei gaya berat dan AMT
ditambah survei geologi dan geokimia pada
penyelidikan sebelumnya berada di dalam
struktur Kawah Karitemang. Penarikan area


prospek berdasar pada nilai gaya berat
rendah yang berada di sekitar Kawah
Karitemang, zona tahanan jenis rendah < 10
Ohm.m, sebaran manifestasi panas bumi,
batuan alterasi dengan batas terluar struktur
Kawah Karitemang, anomali Hg dan CO2
tinggi, dan zona upflow dari sistem panas
buminya. Dari kompilasi beberapa data
geosains tersebut maka didapat luas prospek
panas bumi sekitar 4 km2 (gambar 10).
KESIMPULAN
Sistem
panas
bumi
maritaing
diperkirakan terletak di sekitar Kawah
Karitemang. Lapisan penudung diduga
merupakan lapisan lempung hasil alterasi
dari batuan vulkanik Tersier dengan
ketebalan sekitar 300 meter berdasarkan nilai

tahanan jenis rendah < 10 Ohm.m. Lapisan
reservoir diduga merupakan batuan gunung
api seperti lava dan breksi yang mengalami
proses tektonik berulang-ulang sehingga
mempunyai sistem rekahan yang intensif.
Lapisan ini diindikasikan dengan nilai anomali
gaya berat rendah serta nilai tahanan jenis
sedang 20 - 50 Ohm.m. Puncak reservoir
diperkirakan berada pada kedalaman 750 m.
Zona prospek panas bumi berada di dalam
Kawah Karitemang dengan luas sekitar 4
km2.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih tim penulis
hantarkan kepada para staff Pusat Sumber
Daya Geologi bidang panas bumi yang telah
berperan serta dalam penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A. General Geology Of

Indonesia And Adjacent Archipelagoes. Government Printing Office. The Hague.
Netherlands.
Blakely, R.J., 1995, Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications, Cambridge
University Press.
Geothermal Departement, Basic Concept of Magnetotellurik Survey in Geothermal Fields.,
West Japan Engineerring Consultants, Inc.
Kasbani, dkk, 2000 Laporan Penyelidikan Geologi Panas Bumi daerah Bukapiting, Kabupaten
Alor, Nusa Tenggara Timur.
Muchsin, C, (1974): Inventarisasai Potensi Panas Bumi P. Flores, Nusa Tenggara Timur.
Direktorat Vulkanologi. Bandung.
Noya,Y, dkk., 1994. Peta Geologi Lembar Pulau Alor dan Pulau Wetar, NTT, Skala 1: 250.000.
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi. Bandung.
Ranganayaki, R.P., 1984, An Interpretive Analysis of Magnetotelluric Data, Geophysics, Vol.
49, pp. 1730-1748

Santoso, M. S dkk, 1976, Inventarisasi Kenampakan Gejala Panas Bumi di Daerah P. Alor dan
P. Pantar, Nusa Tenggara Timur. Direktorat Vulkanologi. Bandung.
Simpson, F., dan Bahr, K., 2005, Practical Magnetotellurics, Cambrigde University Press.
Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.
Tim Survei Pendahulan. 2004. Survei Pendahuluan Geologi dan Geokimia Panas Bumi
Kabupaten Alor,Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat Sumber Daya Geologi
Tim Survei Terpadu Geologi dan Geokimia. 2015. Survei Terpadu Geologi dan Geokimia
Panas Pumi Daerah Maritaing Kabupaten Alor,Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat
Sumber Daya Geologi

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Survei

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Maritaing, Nusa Tenggara Timur (Survei Terpadu, 2015)

Gambar 3. Peta Sebaran Titik Ukur Gaya Berat

Gambar 4. Peta Sebaran Titik Audiomagnetotellurik

Gambar 5. Peta Anomali Gaya Berat

Gambar 6. Model 3D Data Gaya Berat

Gambar 7. Contoh Kurva Hasil Pengukuran Audiomagnetotellurik

Gambar 8. Peta Sebaran Tahanan Jenis Beberapa Kedalaman

Baratdaya

Timurlaut

Cap Rock ??

Reservoir ??

Gambar 4. Model Penampang Tahanan Jenis Lintasan C

Gambar 5. Kompilasi Geosains Daerah Maritaing