PP 150 2000 kerusakan tanah

Pe r a t ur a n Pe m e r int a h N o. 1 5 0 Ta hun 2 0 0 0
Te nt a ng : Pe nge nda lia n Ke r usa k a n Ta na h Unt uk
Pr oduk si Biom a ssa
Oleh
Nom or

:
:

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
150 TAHUN 2000 ( 150/ 2000)

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A

Menim bang

:

bahwa t anah sebagai salah sat u sum ber daya alam , wilayah hidup, m edia
lingkungan, dan fakt or produksi biom assa yang m endukung kehidupan
m anusia sert a m akhluk hidup lainnya harus dij aga dan dipelihara kelest arian

fungsinya;
bahwa m eningkat nya kegiat an produksi biom assa yang m em anfaat kan t anah
m aupun sum ber daya alam lainnya yang t ak t erkendali dapat m engakibat kan
kerusakan t anah unt uk produksi biom assa, sehingga m enurunkan m ut u sert a
fungsi t anah yang pada akhirnyadapat m engancam kelangsungan kehidupan
m anusia dan m akhluk hidup lainnya;
bahwa berdasarkan pert im bangan sebagaim ana dim aksud dalam huruf a dan
b sert a unt uk m elaksanakan ket ent uan pasal 14 ayat ( 3) Undang- Undang
Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu
m enet apkan Perat uran Pem erint ah t ent ang Pengendalian Kerusakan Tanah
unt uk Produksi Biom assa;

Mengingat

:

Pasal 5 ayat ( 2) , Pasal 28, dan Pasal 33 ayat ( 3) Undang- Undang Dasar 1945
sebagaim ana t elah diubah dengan Perubahan Kedua Undang- Undang Dasar
1945;
Undang- undang Nom or 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sum ber Daya Alam

Hayat i dan Ekosist em nya ( Lem baran Negara Tahun 1990 Nom or 49
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3419) ;
Undang- undang Nom or 12 Tahun 1992 t ent ang Sist em Budidaya Tanam an
( Lem baran Negara Nom or 3478)
Undang- undang Nom or 24 Tahun 1994 t ent ang Penat aan Ruang ( Lem baran
Negara Tahun 1992 NOm or 115; Tam bahan Lem baram Negara Nom or
3501) ;

Undang- undang Nom or 5 Tahun 1994 t ent ang Pengesahan Unit ed Nat ions
Convent ion on Biologocal Disert y ( Konvensi Perserikat an Bangsa- Bangsa
m engenai Keanekaragam an Hayat i) ( Lem baran Negara Tahun 1997 Nom or
98; Negara Nom or 41; Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3556) ;
Undang- undang Nom or 23 Tahun1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan
Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1997 Nom or 98; Tam bahan Lem baran
Negara Nom or 3699) ;
Undang- undang Nom or 22 Tahun 1999 t ent ang Pem erint ahan Daerah
( Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or 60; Tam bahan Lem baran Negara
Nom or 3839) ;
Undang- undang Nom or 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan ( Lem baran
Negara Tahun 1999 Nom or 167; Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3888) ;

Perat uran Pem erint ah Nom or 27 Tahun 1999 t ent ang Analisis Mengenai
Dam pak Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or 59;
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3838) ;
Perat uran Pem erint ahan Nom or 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan
Pem erint ah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Ot onom ( Lem baran
Negara Tahun 2000 Nom or 54; Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3952) ;

MEMUTUSKAN :
Menet apkan :
PERATURAN PEMERI NTAH TENTANG PENGENDALI AN KERUSAKAN TANAH
UNTUK PRODUKSI BI OMASSA

BAB 1
KETENTUAN UMUM
Dalam Perat uran Pem erint ah ini yang dim aksud dengan Tanah adalah salah
sat u kom ponen lahan berupa lapisan t erat as kerak bum i yang t erdiri dari
bahan m ineral dan bahan organik sert a m em punyai sifat fisik, kim ia, biologi,
dan m em punyai kem am puan m enunj ang kehidupan m anusia dan m ahluk
hidup lainnya;
Lahan adalah suat u wilayah darat an yang ciri- cirinya m erangkum sem ua

t anda pengenal biosfer, at m osfer, t anah, geologi, t im bulan ( relief) , hidrologi,
populasi t um buhan, dan hewan sert a hasil kegiat an m anusia m asa lalu dan
m asa kini yang bersifat m ant ap at au m endaur;
kerusakan t anah unt uk produksi biom assa adalah berubahnya sifat dasar
t anah yang m elam paui krit eria baku karusakan t anah;
Biom assa adalah t um buhan at au bagian- bagiannya yait u bunga, bij i, buah,
daun, rant ing, bat ang dan akar, t erm asuk t anam an yang dihasilkan oleh
kegiat an pert anian, perkebunan dan hut an t anam an;

Produksi biom assa adalah bent uk- bent uk pem anfaat an sum ber daya t anah
unt uk m enghasilkan biom assa;
Pengendalian kerusakan t anah adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan kerusakan t anah sert a pem ulihan kondisi t anah;
Kondisi t anah adalah sifat dasar t anah di t em pat dan wakt u t ert ent u yang
m enent ukan m ut u t anah;
Sifat dasar t anah adalah sifat dasar fisika, kim ia dan biologi t anah;
St at us kerusakan t anah adalah kondisi t anah di t em pat dan wakt u t ert ent u
yang di nilai berdasarkan krit eria baku kerusakan t anah unt uk produksi
biom assa;
Krit eria baku kerusakan t anah unt uk produksi biom assa adalah ukuran bat as

perubahan sifat dasar t anah yang dapat dit enggang, berkait an dengan
kegiat an produksi biom assa;
Pencegahan kerusakan t anah unt uk produksi biom assa adalah upaya unt uk
m em pert ahankan kondisi t anah m elalui cara- cara yang t idak m em beri
peluang berlangsungnya proses kerusakan t anah;
Penaggulangan kerusakan t anah adalah upaya unt uk m enghent ikan m eluas
dan m eningkat nya kerusakan t anah;
Pem ulihan kondisi t anah adalah upaya unt uk m engem balikan kondisi t anah
ke t ingkat an yang t idak rusak;
Orang adalah orang perseorangan dan/ at au kelom pok orang dan/ badan
hukum ;
I nst ansi yang bert anggung j awab adalah inst ansi yang bert anggung j awab
di bidang pengendalian dam pak lingkungan;
I nst ansi yang bert anggung j awab di daerah adalah inst ansi yang
bert anggung j awab di bidang pengendalian dam pak lingkungan at au
pengelolaan lingkungan hidup daerah;
I nst ansi t eknis adalah inst ansi yang m em bidangi kegiat an di bidang produksi
biom assa;
Ment eri adalah Ment eri yang dit ugasi unt uk m engelola lingkungan hidup;
Ment eri lain adalah Ment eri yang m em bidangi kegiat an di bidang produksi

biom assa;
Gubernur adalah Kepala Daerah Propinsi;
Bupat i/ Walikot a adalah Kepala Daerah Kabupat en/ Kot a.

BAB I I
RUANG LI NGKUP DAN TUJUAN

Pasal 2
Ruang lingkup Perat uran Pem erint ah ini m eliput i :
Penet apan krit eria baku kerusakan t anah unt uk produksi biom assa t idak
t erm asuk biom assa dari kegiat an budi daya perikanan; dan

Tat a laksana pencegahan dan penanggulangan kerusakan t anah sert a
pem ulihan kondisi t anah.

Pasal 3
Perat uran Pem erint ah ini bert uj uan unt uk m engendalikan kerusakan t anah
unt uk produksi biom assa.

BAB I I I

KRI TERI A BAKU KERUSAKAN TANAH
Bagian Pert am a
Um um

Pasal 4
Krit eria baku kerusakan t anah unt uk produksi biom assa m eliput i :
Krit eria baku kerusakan t anah nasional; dan
Krit eria baku kerusakan t anah daerah.

Bagian Kedua
Krit eria Baku Kerusakan Tanah Nasional
Pasal 5
( 1)

( 2)
( 3)

Krit eria baku kerusakan t anah nasional unt uk kegiat an pert anian,
perkebunan dan hut an t anam an m eliput i :
a. Krit eria baku kerusakan t anah akibat erosi air:

b. Krit eria baku kerusakan t anah di lahan kering:
c. Krit eria baku kerusakan t anah di lahan basah.
Krit eria sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dapat dit inj au kem bali
sekurang- kurangnya 5 ( lim a) t ahun sekali.
Krit eria sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) t ercant um dalam
lam piran Perat uran Pem erint ah ini.

Bagian Ket iga
Krit eria Baku Kerusakan Tanah Daerah
Pasal 6
( 1)

( 2)

Krit eria baku karusakan t anah daerah dit et apkan oleh
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a.
Penet apan Krit eria baku kerusakan t anah sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) Berdasarkan krit eria baku kerusakan t anah nasional
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 ayat ( 1)


( 3)

Krit eria baku kerusakan t anah daerah sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 2) dit et apkan dengan ket ent uan sam a at au lebih ket at dari
krit eria baku kerusakan t anah nasional

( 4)

Gubernur/ Bupat i/ Walikot a dapat m enam bah param et er krit eria baku
kerusakan t anah di daerah sesuai dengan kondisi t anah di daerahnya.

( 5)

Dalam m enet apkan t am bahan param et er, Gubernur/ Bupat i/ Walikot a
waj ib m elakukan koordinasi dengan Ment eri

( 6)

Apabila krit eria baku kerusakan t anah di daerah belum dit et apkan,
m aka berlaku krit eria baku kerusakan t anah nasional.


Bagian Keem pat
Tat a Cara Pengukuran Kerusakan Tanah
Pasal 7

Tat acara pengukuran krit eria baku kerusakan t anah nasional dan daerah
dit et apkan oleh kepala inst ansi yang bert anggung j awab.

BAB I V
PENETAPAN KONDI SI DAN STATUS KERUSAKAN TANAH

Pasal 8
( 1)

Kondisi t anah unt uk penet apan st at us kerusakan t anah dit et apkan
berdasarkan hasil :
a.
analisis, int ervasi, dan/ at au ident ifikasi t erhadap sifat dasar
t anah; dan
b.

int ervasi kondisi iklim , t opografi, pot ensi sum ber kerusakan dan
penggunaan t anah.

( 2)

Penet apan kondisi t anah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
dilakukan t erhadap areal t anah yang berpot ensi m engalam i kerusakan
t anah.

( 3)

Bupat i/ Walikot a m enet apkan kondisi t anah di daerah sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1)

( 4)

Kondisi t anah unt uk daerah kabupat en dipet akan dengan t ingkat
ket elit ian m inim al 1 : 100.000 dan unt uk daerah kot a 1 : 50.000.

Pasal 9
( 1)

Analisis sifat dasar t anah sebagaim ana dim aksud dalam pasal 8 ayat
( 1) huruf a dilakukan oleh laborat orium t anah yang m em enuhi syarat
di daerah .

( 2)

Gubernur/ Bupat i/ Walikot a m enunj uk laborat orium t anah sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) .

( 3)

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai persyarat an penunj ukan laborat orium
t anah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) diat ur oleh kepala
I nst ansi yang bert anggung j awab

Pasal 10
Bupat i/ Walikot a m elakukan evaluasi unt uk m enet apkan st at us kerusakan
t anah sesuai dengan param et er yang dilam paui nilai am bang krit isnya
berdasarkan hasil invent arisasi, ident ifikasi, analisis dan pem et aan
sebagaim ana dim aksud dalam pasal 8 ayat ( 1) .

BAB V
TATA LAKSANA PENGENDALI AN
Bagian Pert am a
Pencegahan Kerusakan Tanah
Pasal 11
Set iap penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an yang dapat
m enim bulkan kerusakan t anah produksi biom assa waj ib m elakukan upaya
pencegahan kerusakan t anah.

Bagian Kedua
Penanggulangan Kerusakan Tanah
Pasal 12
( 1)

Set iap penaggung j awab usaha dan/ at au kegiat an yang
m engakibat kan kerusakan t anah unt uk produksi biom assa waj ib
m elakukan penaggulangan kerusakan t anah.

( 2)

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai t at a cara penanggulangan kerusakan
t anah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dit et apkan oleh inst ansi
t eknis yang bersangkut an.

Bagian Ket iga
Pem ulihan Kondisi Tanah
Pasal 13
( 1)

Set iap penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an yang
m engakibat kan kerusakan t anah unt uk produksi biom assa waj ib
m elakukan pem ulihan kondisi t anah.

( 2)

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai t at a cara pem ulihan kondisi t anah
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dit et apkan oleh inst ansi t enis
yang bersangkut an.
Bagian Keem pat
Pengawasan
Pasal 14

( 1)

Bupat i/ Walikot a m elakukan pengawasan at as pengendalian kerusakan
t anah di daerahnya.

( 2)

Gubernur m elakukan pengawasan at as pengendalian kerusakan t anah
yang berdam pak at au yang diperkirakan dapat berdam pak lint as
Kabupat en dan Kot a.

( 3)

Ment eri dan/ at au Kepala I nst ansi yang bert anggung j awab m elakukan
pengawasan at as pelaksanaan pengendalian kerusakan t anah yang
berdam pak at au yang diperkirakan dapat berdam pak lint as propinsi.

Pasal 15
Pengawasan pengendalian kerusakan t anah sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 14 dilakukan t erhadap:

pelaksanaan persyarat an dan kewaj iban yang t ercant um di dalam izin unt uk
usaha dan/ at au kegiat an:
pem enuhan krit eria baku kerusakan t anah bagi usaha dan/ at au kegiat an
yang t idak m em erlukan izin .

Pasal 16
Pelaksanaan pengawasan at as pengendalian kerusakan t anah sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15 dilakukan :
secara periodik unt uk m encegah kerusakan t anah;
secara int ensif unt uk m enanggulangi kerusakan t anah dan m em ulihkan
kondisi t anah.

Bagian Kelim a
Pelaporan
Pasal 17
( 1)

Set iap orang yang m enduga at au m enget ahui t erj adinya kerusakan
t anah, waj ib m elaporkan kepada pej abat daerah set em pat .

( 2)

Pej abat daerah set em pat yang m enerim a laporan sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) waj ib m encat at :
ident it as pelapor;
t anggal pelaporan;
wakt u dan t am pat kej adian;
sum ber yang m enj adi penyebab t erj adinya kerusakan t anah;
dam pak kerusakan t anah yang t erj adi.

( 3)

Pej abat daerah set em pat t erdekat yang m enerim a laporan
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dalam j angka wakt u selam batlam bat nya 7 ( t uj uh) hari kerj a t erhit ung sej ak t anggal dit erim anya
laporan, waj ib m eneruskanya kepada Guberhur/ Bupat i/ Walikot a yang
bersangkut an.

( 4)

Gubernur/ Bupat i/ Walikot a set elah m enerim a laporan sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 3) dalam j angka wakt u selam bat - lam bat nya 15
( lim a belas) hari kerj a sej ak dit erim anya laporan, waj ib m elakukan
verifikasi t ent ang kebenaran t erj adinya kerusakan t anah.
Bagian Keenam
Hasil Pengawasan dan Laporan
Pasal 18

( 1)

Apabila hasil pengawasan dan verifikasi sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, m em bukt ikan t elah t erj adi
kerusakan t anah m aka Gubernur/ Bupat i/ Walikot a waj ib
m em erint ahkan penangung j awab usaha dan/ at au kegiat an unt uk
m enghent ikan pelanggaran yang dilakukan dan m elakukan t indakan
penanggulangan kerusakan t anah sert a pem ulihan kondisi t anah.

( 2)

Dalam hal penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an t idak
m elakukan t indakan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) ,
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a dapat m elaksanakan at au m enugaskan
pihak ket iga unt uk m elaksanakan penanggulangan kerusakan t anah
dan pem ul; ihan kondisi t anah at as beban biaya penanggung j awab
usaha dan/ at au kegiat an yang bersangkut an.

Pasal 19
Penanggung j awab usaha dan/ at au kegiat an yang waj ib at au pihak ket iga
yang dit unj uk unt uk m elakukan penanggulangan dan pem ulihan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18 ayat ( 1) at au ayat ( 2) waj ib
m enyam paikan laporan penanggulangan kerusakan t anah dan pem ulihan
kondisi t anah kepada Gubernur/ Bupat i/ Walikot a yang bersangkut an.

BAB VI
PENI NGKATAN KESADARAN MASYARAKAT

Pasal 20
( 1)

Gubernur/ Bupat i/ Walikot a/ Kepala I nst ansi yang bert anggung
j awab/ Pim pinan inst ansi t eknis/ Ment eri berkewaj iban m eningkat kan
kesadaran m asyarakat t erm asuk aparat ur akan hak dan t anggung
j awab sert a kem am puannya unt uk m encecgah t im bulnya usaha
dan/ at au kegiat an yang m erusak kondisi t anah.

( 2)

Peningkat an kesadaran m asyarakat sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) dapat dilakukan dengan m engem bangkan dan
m em pert ahankan nilai- nilai dan kelem bagaaan adat sert a kebiasaankebiasaan m asyarakat t radisional yang m endukung perlindungan
t anah.

BAB VI I
KETERBUKAAN I NFORMASI DAN
PERANAN MASYARAKAT

Pasal 21
( 1)

Gubernur/ Bupat i/ Walikot a waj ib m em berikan inform asi kepada
m asyarakat t ent ang;
Kondisi t anah;
St at us kerusakan t anah;
Rencana, pelaksanaan, dan hasil pengendalian kerusakan t anah; dan
Kegiat an- kegiat an yang berpot ensi m enim bulkan kerusakan t anah.

( 2)

Pem berian inform asi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan
m elalui m edia cet ak, m edia elekt ronik, at au papan pangum um an.

Pasal 22
Set iap orang m em punyai hak yang sam a unt uk m endapat kan inform asi
t ent ang;
Kondisi t anah;
Rt at us kerusakan t anah;
Kegiat an- kegiat an yang berpot ensi m enim bulkan kerusakan t anah;
Rencana,pelaksanaan dan hasil pengendalian kerusakan t anah.

BAB VI I I
PEMBI AYAAN

Pasal 23
Biaya unt uk m elakukan kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam :
Pasal 6 ayat ( 1) dan ayat ( 4) , Pasal 8 ayat ( 3) . Pasal 9 ayat ( 2) , Pasal 10,
Pasal 14 ayat ( 1) dan ayat ( 2) , Pasal 15, Pasal 17 ayat ( 4) , Pasal 20, dan
Pasal 21 dibebankan pada anggaran pendapat an dan belanj a daerah
dan/ at au sum ber dana lain sesuai dengan perat uran perundang- undangan
yang berlaku.
Pasal 5 ayat ( 2) , Pasal 7, Pasal 12 ayat ( 2) , Pasal 13 ayat ( 2) , Pasal 14 ayat
( 3) , Pasal 15, dan Pasal 20 dibebankan pada anggaran pendapat an dan
belanj a negara dan/ at au sum ber dana lain sesuai dengan perat uran
perundang- undangan yang berlaku.

BAB I X
KETENTUAN PI DANA

Pasal 24
Barangsiapa m elakukan perbuat an yang m elanggar krit eria baku kerusakan
t anah sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 dan/ at au Pasal 6 diancam
dengan pidana sebagaim ana diat ur dalam Undang- undang Nom or 23 Tahun
1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25
Perat uran Pem erint ah ini berlaku pada t angggal diundangkan. Agar set iap
orang m enget ahui, m em erint ahkan pengundangan Perat uran Pem erint ah ini
dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik I ndonesia.

Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 23 Desem ber 2000
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,
ttd
ABDURRAHMAN WAHI D

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 23 Desem ber 2000
SEKRETARI S NEGARA REPUBLI K I NDONESI A
ttd
DJOHAN EFFENDI

PENJELASAN ATAS :

PERATURAN PEMERI NTAH REPUBLI K
NOMOR 150 TAHUN 2000

TENTANG

PENGENDALI AN
KERUSAKAN
PRODUKSI BI OMASSA

:

I NDONESI A

TANAH

UNTUK

UMUM
Tanah sebagai salah sat u kom ponen lahan, bagian dari ruang darat an dan
lingkungan hidup dalam wilayah kedaulat an Republik I ndonesia, m erupakan
karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada Bangsa I ndonesia. Tanah m em iliki
banyak fungsi dalam kehidupan. Di sam ping sebagai ruang hidup, t anah
m em iliki fungsi produksi, yait u ant ara lain sebagai penghasil biom assa,
sepert i bahan m akanan, serat , kayu, dan bahan obat- obat an. Selain it u,
t anah j uga berperan dalam m enj aga kelest arian sum ber daya air dan
kelest arian lingkungan hidup secara um um .
Karena it u, bangsa I ndonesia berkewaj iban unt uk m em pert ahankan dan
m eningkat kan fungsi t anah, dengan t uj uan m elest arikan dan m eningkat kan
kem am puan produksi dan pelest ariannya. Hal ini berart i bahwa pem anfaat an
t anah harus dilakukan dengan bij aksana dengan m em perhit ungkan
kepent ingan generasi sekarang dan yang akan dat ang. Agar t anah dapat
berm anfaat secara berkelanj ut an dengan t ingkat m ut u yang diinginkan,
m aka kegiat an pengendalian perusakan t anah m enj adi sangat pent ing.
I ndonesia adalah negara agraris dengan sebagian besar penduduknya
bergant ung pada sekt or pert anian. Oleh karena it u adanya krit eria baku
kerusakan t anah unt uk produksi biom assa ( pert anian, perkebunan, dan
hut an t anam an) sangat diperlukan. Hut an t anam an m erupakan hasil budi
daya, bukan hut an alam i. Oleh karena it u ist ilah yang dipakai dalam
Perat uran Pem erint ah ini adalah hut an t anam an. Penekanan pada produksi
biom assa j uga didasarkan
pada pert im bangan bahwa kegiat an produksi
biom assa sangat m ut lak m em persyarat kan m ut u t anah sebagai m edia
pert um buhan dan perkem bangan t um buhan.
Pem anfaat an t anah t idak dapat dipisahkan dari kegiat an yang dilakukan oleh
orang pada ham paran lahan yang dit em pat inya dan lingkungan hidup.
Dengan dem ikian, pem anfaat an t ersebut berkait an dengan pem anfaat an
ruang kawasan dan pengelolaan lingkungan hidup yang pokok- pokok
pengat urannya dit et apkan sebagaim ana t ercant um dalam Undang- undang
Nom or 24 Tahun 1992 t ent ang Penat aan Ruan dan Undang- undang Nom or
23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kerusakan t anah unt uk produksi biom assa dapat t erj adi karena t indakan
orang, baik di areal produksi biom assa m aupun karena adanya kegiat an lain

di luar areal produksi biom assa yang dapat berdam pak t erhadap t erj adinya
kerusakan t anah unt uk produksi biom assa. Bagi pengendalian kerusakan
t anah di luar areal produksi biom assa diat ur dalam perat uran perundangundangan lain. Selain dari pada it u, kerusakan t anah dapat pula t erj adi
akibat proses alam . Ruang lingkup Perat uran Pem erint ah ini hanya m engat ur
kerusakan akibat t indakan m anusia. Meskipun dem ikian, kerusakan yang
t erj adi karena proses alam t idak berart i t idak dit anggulangi.
Nam un,
t anggung j awab penanggulangannya m erupakan kewaj iban Pem erint ah.

PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas

Pasal 2
Cukup j elas

Pasal 3
Pengendalian kerusakan t anah dilakukan dalam rangka konservasi
sehingga sum ber daya t anah dapat didayagunakan sesuai dengan at au
t idak m elebihi daya dukungnya.

Pasal 4
Cukup j elas

Pasal 5
Ayat ( 1)
Penet apan krit eria baku kerusakan t anah nasional t ersebut didasarkan
pada sifat - sifat dasar t anah yang m enent ukan m ut u dan fungsi t anah
sebagai fakt or produksi biom assa
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Cukup j elas

Pasal 6
Ayat ( 1)
Cukup j elas

Ayat ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Penet apan krit eria baku kerusakan t anah di daerah yang lebih ket at
dit erapkan apabila kondisi t anah di daerah t ersebut lebih rent an
t erhadap kerusakan dibandingkan kondisi rat a- rat a nasional.
Ayat ( 4)
Cukup j elas
Ayat ( 5)
Cukup j elas
Ayat ( 6)
Cukup j elas

Pasal 7
Cukup j elas

Pasal 8
Ayat ( 1)
Kegiat an invent arisasi, ident ifikasi dan analisis t erhadap fakt or- fakt or
yang m em pengaruhi kondisi t anah dilakukan dengan m engum pulkan
dat a dan inform asi t erkait yang t elah ada ( dat a sekunder) dan/ at au
m elakukan pengam at an dan pengukuran sej um lah param et er
langsung di lapangan, j ika dat a sekunder belum m encukupi at au
diperlukan dat a yang lebih m ut akhir dari lapangan karena diduga t elah
t erj adi perubahan yang m endasar.
Pengam at an dilakukan unt uk
sem ua param et er sifat dasar t anah, pot ensi sum ber kerusakan,
kondisi iklim dan t opografi, sert a penggunaan t anah.
Sifat dasar t anah m encakup sifat fisik, sifat kim ia dan sifat biologi
t anah. Sifat fisik t anah ant ara lain m eliput i kedalam an t anah, t ekst ur,
pori, kandungan air. Sifat kim ia t anah ant ara lain m eliput i pH,
kandungan garam . Sifat biologi t anah t erut am a berkait an dengan
j um lah j asad renik ( m ikroba) yang t erkandung di dalam t anah.
Kondisi iklim dan geografi yang perlu dit elit i m eliput i ant ara lain curah
huj an, int ensit as penyinaran m at ahari, ket inggian ( elevasi) , dan
m orfologi.
Pot ensi sum ber kerusakan t anah berkait an dengan usaha dan/ at au
kegiat an penggunaan t anah unt uk pert anian, perkebunan dan hut an
t anam an, t erm asuk kegiat an lainnya yang berada di luar areal

produksi biom assa ant ara lain kegiat an pert am bangan, perm ukim an
dan indust ri.
Penggunaan t anah adalah wuj ud t ut upan perm ukaan bum i baik yang
m erupakan hasil bent ukan alam i ( m isalnya hut an, alang- alang dan
sem ak) , m aupun hasil bent ukan buat an sebagai cerm inan budaya
( m isalnya perm ukim an, kebun, dan t am an) .
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Pet a kondisi t anah daerah kabupat en/ kot a dapat digunakan unt uk
m enyusun pet a propinsi dengan cara m enggabungkan pet a kondisi
t anah daerah kabupat en/ kot a. Pet a kondisi t anah daerah Propinsi
digam barkan dengan skala m inim al 1 : 250.000 agar bisa
diint egrasikan dengan pet a t em at ik lain unt uk m erum uskan arahan
kebij akan pem bangunan daerah.

Pasal 9
Cukup j elas

Pasal 10
Yang dim aksud dengan evaluasi adalah m em bandingkan ant ara
kondisi t anah dengan krit eria baku kerusakan t anah unt uk produksi
biom assa sehingga dapat diket ahui rusak t idaknya t anah. Tanah
dikat akan rusak apabila salah sat u param et er krit eria baku kerusakan
t anah t erlam paui.

Pasal 11
Pencegahan kerusakan t anah unt uk
dilakukan dengan cara ant ara lain:
a.

b.

produksi

biom assa

dapat

Set iap
usaha
dan/ at au
kegiat an
waj ib
m enyesuaikan
kegiat annya dengan perunt ukan lahan sesuai dengan rencana
t at a ruang wilayah Kabupat en/ Kot a;
Set iap usaha dan/ at au kegiat an yang diperkirakan m enim bulkan
dam pak besar dan pent ing t erhadap t anah unt uk produksi
biom assa waj ib m em iliki analisis m engenai dam pak lingkungan

( AMDAL) , unt uk m em peroleh izin m elakukan usaha dan/ at au
kegiat an;
c.

Set iap usaha dan/ at au kegiat an yang diperkirakan t idak
m enim bulkan dam pak besar dan pent ing t erhadap t anah unt uk
produksi biom assa waj ib m elakukan upaya pengelolaan
lingkungan ( UKL) dan upaya pem ant auan lingkungan ( UPL) ,
unt uk m em peroleh izin m elakukan usaha dan/ at au kegiat an.

d.

Yang dim aksud dengan usaha dan/ at au kegiat an m eliput i usaha
dan/ at au kegiat an yang m em erlukan izin dan yang t idak
m em erlukan izin.

e.

Usaha dan/ at au kegiat an yang m em erlukan izin ant ara lain
kegiat an yang waj ib m em iliki AMDAL dan m elakukan UKL dan
UPL.

f.

Cont oh izin yang dim aksud ant ara lain izin usaha pert anian
unt uk usaha di bidang pert anian, izin usaha perkebunan unt uk
usaha di bidang perkebunan, izin usaha kehut anan unt uk usaha
di bidang hut an t anam an.

g.

Usaha dan/ at au kegiat an yang t idak m em erlukan izin ant ara lain
kegiat an pert anian unt uk m em enuhi kebut uhan hidup seharihari ( subsist en) .

Pasal 12
Ayat ( 1)
Penanggulangan kerusakan t anah dapat dilakukan dengan cara ant ara
lain:
a. m em perbaiki pengolahan dalam proses produksi; dan/ at au
b. m engurangi produksi.
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 13
Ayat ( 1)
Pem ulihan kondisi t anah dilakukan dengan cara ant ara lain:
a.
penanam an dengan t um buhan yang cocok dengan kondisi t anah
dan lingkungan sekit arnya;

b.

m elakukan t indakan am eliorasi dengan m enggunakan bahanbahan sepert i pupuk, bahan organik dan kapur; dan/ at au

c.

m elakukan t indakan konservasi t anah sepert i pem buat an t eras
at au bangunan sipil t eknis lain, penanam an t anam an penut up.

Ayat ( 2)
Yang dim aksud dengan inst ansi t eknis yang bersangkut an adalah :
a.
inst ansi yang bert anggung j awab di bidang pert anian dan
perkebunan
unt uk
kegiat an
di
bidang pert anian
dan
perkebunan; at au
b.

inst ansi yang bert anggung j awab di bidang kehut anan unt uk
kegiat an hut an t anam an.

Pasal 14
Cukup j elas

Pasal 15
Cukup j elas

Pasal 16
Yang dim aksud dengan pengawasan secara periodik m isalnya
pengawasan yang dilakukan set iap 3 ( t iga) bulan sekali. Sedangkan
pengawasan int ensif dilakukan dengan frekuensi yang lebih sering
dari pada pengawasan periodik.

Pasal 17
Ayat ( 1)
Yang dim aksud pej abat daerah set em pat ant ara lain Kepala Desa,
Lurah, Cam at .
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Cukup j elas

Pasal 18
Ayat ( 1)
Tindakan penghent ian pelanggaran t ersebut dim aksudkan unt uk
m enghent ikan kerusakan dan m em ulihkan kerusakan t anah yang
t erj adi, sehingga kerugian dapat dicegah sekecil m ungkin.
Ayat ( 2)
Yang dim aksud dengan pihak ket iga adalah orang yang dinilai m em iliki
kem am puan unt uk m elakukan penanggulangan dan pem ulihan
kerusakan t anah.

Pasal 19
Cukup j elas

Pasal 20
Ayat ( 1)
Peningkat an kesadaran m asyarakat t ersebut dapat dilakukan ant ara
lain m elalui :
a.
peningkat an pem aham an t erhadap perat uran perundangundangan yang berkait an dengan bidang konservasi t anah;
b.

bim bingan t eknis;

c.

pendidikan dan pelat ihan;

d.

pem berian insent if bagi orang yang dianggap berj asa dalam
bidang konservasi t anah unt uk m endorong part isipasi akt if
m asyarakat dan dunia usaha dalam pengendalian kerusakan
t anah.

Ayat ( 2)
Yang dim aksud dengan
m endukung perlindungan
pert anian t idak dit anam i
t anam an, t um pang sari dan

kebiasaan- kebiasaan m asyarakat yang
t anah ant ara lain m em biarkan lahan
dalam kurun wakt u t ert ent u, pergiliran
pem buat an t errasering

Pasal 21
Cukup j elas

Pasal 22
Hak at as inform asi t ent ang kondisi t anah, st at us kerusakan t anah
unt uk produksi biom assa , rencana dan pelaksanaan sert a hasil
pengendalian kerusakan t anah unt uk produksi biom assa, dan

kegiat an- kegiat an yang berpot ensi m erusak t anah m erupakan suat u
konsekuensi logis dari hak berperan dalam pengendalian kerusakan
t anah unt uk produksi biom assa yang berlandaskan pada asas
ket erbukaan. Hak at as inform asi t ersebut akan m eningkat kan nilai dan
efekt ivit as peran dalam pengendalian kerusakan t anah unt uk produksi
biom assa, disam ping akan m em buka peluang bagi m asyarakat unt uk
m engakt ualisasikan haknya at as lingkungan hidup yang baik dan
sehat . I nform asi
t ersebut dapat berupa dat a, ket erangan, at au
inform asi lain yang berkenaan dengan pengendalian kerusakan t anah
unt uk produksi biom assa yang m enurut sifat dan t uj uannya m em ang
t erbuka unt uk diket ahui m asyarakat .
Hak m asyarakat unt uk m endapat kan inform asi m erupakan pendorong
bagi m asyarakat unt uk berperan akt if dalam pengendalian kerusakan
t anah.
Peran m asyarakat m eliput i ant ara lain m enyam paikan saran dan
pendapat t ent ang kebij akan pengendalian kerusakan t anah sert a
berpart isipasi akt if dalam pengendalian kerusakan t anah.

Pasal 23
Cukup j elas

Pasal 24
Cukup j elas

Pasal 25
Cukup j elas

LAM PI RAN
PERATURAN PEM ERI N TAH N O. 1 5 0 TAH UN 2 0 0 0
TAN GGAL 2 3 D ESEM BER 2 0 0 0

KRI TERI A BAKU KERUSAKAN TAN AH UN TUK PROD UKSI BI OM ASSA

A. KRI TERI A BAKU KERUSAKAN TANAH DI LAHAN KERI NG AKI BAT EROSI
AI R

B. KRI TERI A BAKU KERUSAKAN TANAH DI LAHAN KERI NG

C. KRI TERI A BAKU KERUSAKAN TANAH DI LAHAN BASAH

Cat at an :
- Unt uk lahan basah yang t idak bergam but dan kedalam an pirit >
100 cm , ket ent uan kedalam an air t anah dan nilai redoks t idak
berlaku.
- Ket ent uan- ket ent uan subsidensi gam but dan kedalam an lapisan
berpirit t idak berlaku j ika lahan belum t erusik/ m asih dalam kondisi
asli/ alam i/ hut an alam .

Presiden Republik I ndonesia,
Tt d.
ABDURRAHMAN WAHI D

______________________________________