1. artikel SDN 4 BANYUASRI
JURNAL ILMIAH
ISSN : 1829 - 877X
EDISI 23, JUNI 2016
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
MIMBAR ILMU
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNDIKSHA SINGARAJA
Penanggungjawab
Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.Kons
Wakil Penanggungjawab
Dr. I Made Tegeh, S.Pd, M.Pd
Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd, M.S
Drs. Ignatius I Wayan Suwatra, M.Pd
Pimpinan Redaksi
Prof. Dr. Nyoman Dantes
Dewan Redaksi
Prof. Dr. Ketut Dharsana, M.Pd, Kons
Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd
Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd
Dr. I Komang Sudarma, S.Pd, M.Pd
Penyunting Bahasa Indonesia
Dra. Ni Wayan Arini, M.Pd
Penyunting Bahasa Inggris
Gede Wira Bayu, S.Pd, M.Pd
Tata Usaha
Made Suastawa, S.Pd
Made Dyah Pradnya Paramita, SE
Urusan Keuangan
Luh Putu Santiari, SE
Distributor
Gusti Made Adi Suryawan, S.Pd
Gede Mangku Tirta
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................
iii
PENGARUH
PENDEKATAN
SAINTIFIK
DARI
PERTANYAAN DOSEN TERHADAP HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA
Oleh: Ni Nyoman Ganing..........................................................
1
IMPLEMENTASI MODEL RESOLUSI KONFLIK DENGAN
POLA
LESSON
STUDY
UNTUK
MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SOSIAL
Oleh: Ndara Tanggu Renda ................................................... 39
IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS BERBASIS LESSON
STUDY
UNTUK
MENINGKATKAN
KUALITAS
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 KELAS IV SD NOMOR
4 BANYUASRI
Oleh: I Gusti Ngurah Japa ..................................................... 59
PENDAMPINGAN
LESSON
STUDY
UNTUK
MENINGKATKAN
KOMPETENSI
KEGURUAN
DAN
KEMAMPUAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN
MASTER DI SD NEGERI 1 PANJI KECAMATAN SUKASADA
KABUPATEN BULELENG
Oleh: Ni Wayan Rati .............................................................. 78
PENGEMBANGAN
BUKU
AJAR
DENGAN
MENGAPLIKASIKAN
PRINSIP
DESAIN
PESAN
PEMBELAJARAN
Oleh: I Komang Sudarma ....................................................... 111
ASESMEN KINERJA DAN GAYA BERPIKIR SETTING
LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
I Wayan Wiarta ...................................................................... 135
iii
59
IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS BERBASIS LESSON
STUDY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 KELAS IV
SD NOMOR 4 BANYUASRI
Oleh
I Gusti Ngurah Japa
Jurusan PGSD FIP Undiksha
Email: ngrjapa_pgsd@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah: (1) mendeskripsikan kualitas pembelajaran
kurikulum 2013 setelah implementasi supervisi klinis berbasis lesson study, dan
(2) mengetahui kecendrungan hasil belajar siswa kelas IV SD Nomor 4
Banyuasri setelah implementasi supervisi klinis berbasis lesson study dalam
pembelajaran kurikulum 2013.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan fokus pada
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Data dikumpulkan dengan teknik
observasi dan tes. Analisis data untuk mengetahui kualitas pembelajaran
menggunakan deskriptif kualitatif. Sedangkan, analisis data untuk tujuan
mengetahui kecendrungan hasil belajar siswa menggunakan deskriptif kuantitatif
dengan rumus t dan ES. Simpulan yang diperoleh adalah: (1) kualitas
pembelajaran I mencapai 82,4% (kategori baik), kualitas pembelajaran II
mencapai 86,8%, (kategori sangat baik), dan kualitas pembelajaran III mencapai
88,1% (kategori sangat baik). (2) pada ranah pengetahuan diperoleh t = 0,8 dan
ES = 0,14 berarti pengaruh supervisi klinis berbasis LS termasuk kategori
rendah, dan bidang keterampilan diperoleh t = 16,21 dan ES = 2,76, berarti
pengaruh supervisi klinis berbasis LS termasuk kategori tinggi.
Kata-kata Kunci: Supervisi Klinis, Kurikulum 2013, Lesson Study
Abstract
The purposes of this study are (1) to describe the quality of teaching in
the 2013 curriculum after the implementation of clinical supervision based on
lesson study, and (2) to find out the trends in learning outcomes of the fourth
grade students at SD No. 4 Banyuasri after the implementation of clinical
supervision based on lesson study in learning in the 2013 curriculum.
This study was descriptive qualitative research which focuses on the
quality of teaching and student s learning outcomes. The data were collected by
the use of observation and tests. The data analysis to determine the quality of
learning and it s used descriptive qualitative, where as the data analysis for the
60
purpose of finding out the tendency of student learning outcomes with the
formula t and ES. The study concluded that (1) the quality of teaching I was
82.4% (good category), the quality of teaching II was 86.8%, (very good
category), and the quality of learning III was 88.1% (very good category, (2) the
realm of knowledge gained t = 0.8 and ES = 0.14, mean low impact category,
and field skills t = 16.21 and ES = 2. 76, means the influence of high category.
Keywords: Clinical Supervision, 2013 Curriculum , Lesson Study
PENDAHULUAN
Kurikulum
memberikan
merupakan
kontribusi
salah
signifikan
satu
unsur
untuk
yang
bisa
mewujudkan
perkembangan kualitas potensi peserta didik. Tidak dapat disangkal
lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi
sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta
didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan
(3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum
memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan (Djamarah, 1994). Selanjutnya, mata pelajaran
(subject matter) dipandang sebagai pengetahuan dan pengalaman
61
orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah disusun
secara sistematis dan logis.
Kurikulum 2013 sebagai bagian dari intervensi peningkatan
mutu pendidikan tentu tidak bisa bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, standar
kompetensi lulusan (SKL) menjadi rujukan ketika Kurikulum 2013
diterapkan, termasuk tujuan standar nasional pendidikan lainnya.
Demikian juga dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tetap menjadi bagian Kurikulum 2013. Satuan pendidikan
mempunyai kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri
yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan tersebut. Di samping
itu, kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi.
Kurikulum 2013 memiliki sejumlah perubahan dibandingkan
kurikulum sebelumnya. Terkait dengan itu, maka diperlukan
sejumlah persiapan yang harus dilakukan oleh setiap pengelola
pendidikan, mulai dari kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan. Menurut Prastowo (2014) ada 4 elemen perubahan
dalam kurikulum 2013 yaitu (1) standar kompetensi lulusan, (2)
standar proses, (3) standar isi, dan (4) standar penilaian. Dalam
implementasi kurikulum 2013 di SD pembelajarannya berbasis
tematik terintegratif dari kelas I sampai kelas VI. Menurut AlTabany (2014) melalui tema dapat menghasilkan insan Indonesia
yang produktif, kreatif, dan efektif melalui sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi.
62
Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan
rancangan pembelajaran yang dibuatnya dan diterjemahkan dalam
bentuk kegiatan pembelajaran. Pada kenyataannya, setiap awal
penerapan suatu kurikulum menjadi suatu masalah baru bagi
sebagian guru atau menjadi suatu tantangan bagi sebagian gurú
lainnya. Karena itu, setiap menjelang penerapan kurikulum baru
pemerintah selalu mengadakan sosialisasi melalui berbagai
kegiatan, seperti seminar lokakarya, dan pelatihan-pelatihan bagi
para pelaksana kurikulum tersebut.
Model pembelajaran yang digunakan pada kurikulum
2013 berbasis pendekatan scientific dengan penilaian autentik. Pada
pendekatan scientific, ada lima langkah yang perlu dilakukan,
yaitu:
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengomunikasikan. Penilaian autentik meliputi penilaian proses
dan penilaian hasil sesuai dengan Kompetensi Dasar dari
Kompetensi Inti yang terkait. Guru memegang peranan yang sangat
penting dalam mempersiapkan diri untuk merancang pembelajaran
dan
menerapkan
rancangan
pelaksanaan pembelajaran.
Implementasi
kurikulum
tersebut
dalam
2013 menuntut
suatu
guru
proses
yang
profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki
seperangkat kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan prilaku)
yang harus dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalannya (Syaefudin, 2008). Keberhasilan seorang
guru menjadikan peserta didik yang sesuai dengan tujuan
63
pendidikan nasional harus disertai dengan persiapan yang matang.
Suparno (2002) mengemukakan, sebelum mengajar seorang guru
diharapkan mempersiapkan bahan yang akan diajarkan. Tahap
persiapan awal pembelajaran, guru wajib membuat perencanaan
pembelajaran terkait análisis perangkat pembelajaran seperti
pembuatan silabus, RPP, dan LKS. Selanjutnya, melaksanakan
standar proses pembelajaran.
Kemampuan
guru
dalam
upaya
mencapai
tujuan
pendidikan tersebut sangat menentukan, terutama kemampuan gurú
dalam membuat perencanaan pembelajaran yang disesuaikan
dengan tuntutan kurikulum 2013. Perencanaan pembelajaran
dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran
meliputi
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian pembelajaran, serta skenario pembelajaran. Penyusunan
Silabus dan RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran
yang digunakan (Permendikbud RI No. 57 Tahun 2014).
Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal
15 Januari 2015 di SD No. 4 Banyuasri, salah satu sekolah yang
menjadi pilot project penerapan kurikulum 2013, ternyata masih
ada masalah yang perlu dibenahi dalam pembelajaran. Masalah
tersebut meliputi kemampuan guru dalam menyusun RPP,
melaksanakan pembelajaran, dan melakukan penilaian autentik.
Oleh karena itu, perbaikan pembelajaran dilakukan terhadap RPP,
64
perbaikan pelaksanaan pembelajaran, interaksi siswa dalam proses
pembelajaran,
serta
penerapan
penilaian
autentik
yang
komprehensif. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran adalah
melalui supervisi klinis. Supervisi klinis adalah bantuan profesional
kesejawatan oleh supervisor kepada guru yang mengalami masalah
dalam pembelajaran. Dengan demikian, guru yang bersangkutan
dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah-langkah
yang sistematis. Langkah sistematis yang dimaksud adalah dimulai
dari tahap perencanaan, pengamatan guru mengajar, analisis
perilaku, dan tindak lanjut. Istilah klinis (clinical) mengandung
maksud bahwa dalam pelaksanaan supervisi hubungan guru dan
supervisor berlangsung secara tatap muka (face to face) dan
difokuskan pada perilaku aktual guru di depan kelas. Kata klinis
juga mengandung arti berkenaan dengan penyakit. Seorang
supervisor dalam melaksanakan layanan supervisi klinis, ibarat
seorang dokter yang sedang mengobati pasiennya. Karena itu,
dalam
supervisi
klinis
diperlukan dua
keahlian. Pertama,
identifikasi masalah. Kedua, menyeleksi teknik belajar yang tepat
(Leddick & Bernard, 1980). Guru yang disupervisi dapat
berpartisipasi sebagai ko-terapis untuk melakukan penguatan.
Di
samping
pelaksanaan
supervisi
klinis,
dalam
pembelajaran di kelas perlu juga dilakukan lesson study (LS). LS
memberi kesempatan pada semua observer untuk saling tukar
pengalaman terkait dengan pembelajaran yang dilaksanakan, yang
65
meliputi langkah-langkah plan, do, dan see. Menurut Diknas
(2008),
melalui
LS
guru
secara
kolaboratif
berupaya
menerjemahkan tujuan dan standar pendidikan ke alam nyata di
dalam
kelas.
Mereka
berupaya
merancang
pembelajaran
sedemikian, sehingga siswa dapat dibantu menemukan tujuan
pembelajaran yang dituliskan untuk suatu materi pokok.
Mengacu pada masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan penelitian
ini adalah (1) mendeskripsikan kualitas
pembelajaran kurikulum 2013 setelah implementasi supervisi klinis
berbasis LS di kelas IV SD No. 4 Banyuasri, dan (2) mengetahui
kecendrungan hasil belajar siswa kelas IV SD No. 4 Banyuasri
setelah
implementasi
supervisi
pembelajaran kurikulum 2013.
klinis
berbasis
LS
dalam
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penilitian kualitatif. Rancangan
penelitiannya meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan di
lapangan, dan tahap pasca lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di
kelas IV sekolah dasar (SD) Nomor 4 Banyuasri Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng. SD ini dipakai sebagai tempat
penelitian karena sekolah ini adalah salah satu SD yang ditunjuk
sebagai pilot projek menerapkan kurikulum 2013. Fokus penelitian
ini adalah tentang kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa
kelas IV SD No. 4 Banyuasri.
66
Instrumen penelitian merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi kualitas hasil penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti ikut berpartisipasi aktif di lapangan sebagai instrumen
utama. Peneliti mencatat secara hati-hati berbagai fenomena yang
terjadi, melakukan analisis dan refleksi terhadap berbagai dokumen
yang ditemukan di lapangan, serta membuat laporan penelitian
secara lengkap. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010)
yang menyatakan bahwa peneliti sebagai instrumen memiliki
fungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat
simpulan atas temuannya.
Dalam penelitian ini, diperlukan juga beberapa instrumen
tambahan. Pertama, pedoman wawancara yang digunakan untuk
menggali informasi secara langsung dari pihak terkait seperti
kepala sekolah, guru, dan informan terkait lainnya. Kedua,
checklist dokumen yang digunakan untuk mengetahui secara utuh
dan menyeluruh dokumen-dokumen yang digunakan dalan
menyusun perencanaan pembelajaran. Ketiga, lembar observasi
pembelajaran mengacu pada LS, lembar observasi terkait untuk KI1 dan KI-2 dan tes untuk KI-3 dan KI-4.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu pencatatan dokumen, observasi pembelajaran, wawancara,
dan tes. Teknik analisis data yang dilakukan dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu:
dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama
67
peneliti masih berada di lapangan, dan setelah pengumpulan data
berakhir.
Miles
dan
Huberman
(dalam
Sugiyono,
2010)
menyatakan bahwa analisis data dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data meliputi reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi data seperti ditunjukkan pada
gambar 1.
Data
collection
Data Display
Data
collection
Data Display
Data Reduction
Data Reduction
Conclusions:
Drawing/veryfying
Conclusions:
Drawing/veryfying
Gambar 1. Komponen dalam analisis data (interactive model)
Untuk menentukan kualitas pembelajaran, data dianalisis
secara deskriptif. Skor yang diperoleh dianalisis dengan formula
sebagai berikut.
X=
x
x 100 %
SMI
68
Keterangan:
X = nilai rata-rata
x = skor tiap indikator
SMI
= skor maksimal ideal
Untuk menentukan kecenderungan hasil belajar siswa,
maka data untuk KI-1 dan KI-2 dianalisis secara deskriptif
kualitatif, sedangkan pencapaian KI-3 dan KI- 4 dianalisis
menggunakan t-test satu sampel dengan rumus.
X-µ
t = -------------------------( x)2
x2 - ----N
------------------N(N-1)
Keterangan:
t
X
(Brunning, 1977)
= nilai t yang dihitung
= rata-rata populasi
µ
= nilai yang dihipotesiskan
N
= jumlah anggota sampel
x
= hasil belajar
µ adalah nilai kreteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70,0.
Untuk mengetahui pengaruh implementasi supervisi klinis berbasis
LS atau efek size (ES) digunakan rumus sebagai berikut.
ES = t
1
n
(Bruning, 1997)
69
ES
= efek size; t = nilai hitung; n = banyak sampel
Apabila ES < 0,2 maka pengaruhnya rendah
Apabila 0,2 < ES < 0,8 maka pengaruhnya sedang
Apabila 0,8 < ES maka pengaruhnya tinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Observasi pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 kali pada
saat guru kelas IV melaksanakan pembelajaran, yaitu pada setiap
hari Selasa, tanggal: 1, 8, dan 15 September 2015. Pihak yang ikut
mengobservasi guru adalah tim peneliti dan mahasiswa PPL
sebanyak
4
orang.
Supervisi
klinis
dilakukan
terhadap
pembelajaran kurikulum 2013 berbasis LS, Jadi, pelaksanaannya
mengacu pada prinsip-prinsip LS. Kegiatan supervisi klinis
dilakukan mulai dari kegiatan plan, do, dan see. Pembelajaran
dilakukan dalam penelitian ini sebanyak tiga kali dengan deskripsi
hasil penelitian sebagai berikut.
Hasil see (refleksi) pembelajaran I adalah guru menyadari
bahwa pada awal pembelajaran merasa masih grogi dan tegang
diamati oleh orang lain. Guru juga menyatakan bahwa masih
kesulitan
mengaktifkan
semua
siswa
dalam
diskusi
dan
melaksanakan penilaian autentik selama proses pembelajaran.
Demikian juga siswa, pada awal pembelajaran mereka masih
tampak tegang. Namun setelah berlangsung sekitar 30 menit,
keadaan sudah mulai normal. Saran dari observer adalah agar guru
70
lebih mengaktifkan siswa, memberi kesempatan siswa untuk
menanggapi jawaban temannya, lebih memerhatikan siswa pada
saat diskusi kelompok sebab ada siswa yang masih bermain-main.
Siswa yang ditunjuk oleh guru dalam menjawab pertanyaan masih
terbatas pada siswa yang pandai saja. Alat peraga yang disiapkan
oleh guru hanya untuk didemonstrasikan di depan kelas, siswa
hanya memerhatikan demontrasi guru dari tempat duduknya.
Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi, guru sudah menyadari hal
tersebut dan akan berusaha memperbaiki kekurangan pada
pembelajaran berikutnya.
See (refleksi) pembelajaran II adalah guru merasa masih
sulit mengontrol siswa agar semua aktif dan menilai semua siswa
dalam waktu singkat. Saran dari observer adalah agar guru lebih
mengaktifkan siswa, lebih memerhatikan siswa pada saat diskusi
kelompok sebab masih ada siswa yang kurang aktif dan hanya
memperhatikan temannya bekerja. Siswa yang ditunjuk oleh guru
dalam menjawab pertanyaan masih tetap sebatas siswa yang pandai
saja. Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi, guru sudah menyadari
hal tersebut dan akan berusaha memperbaiki kekurangannya pada
pembelajaran berikutnya.
See (refleksi) pembelajaran III dilakukan segera setelah
pembelajaran selesai yang diikuti oleh semua observer. Saran dari
observer adalah agar guru lebih mengaktifkan siswa dan memberi
kesempatan siswa untuk menanggapi jawaban temannya. Siswa
yang ditunjuk oleh guru dalam menjawab pertanyaan masih
71
terbatas pada siswa yang pandai saja. Berdasarkan hasil refleksi
dan diskusi, guru sudah menyadari hal tersebut dan akan berusaha
memperbaiki kekurangan pada pembelajaran selanjutnya.
Mengacu pada deskripsi pembelajaran I sampai dengan III
diperoleh simpulan bahwa pelaksanaan supervisi klinis berbasis LS
di kelas IV SD No 4 Banyuasri berlangsung dengan baik sesuai
dengan rencana. Kolaborasi antara peneliti dan praktisi terjalin
dengan baik. Guru/praktisi merasa sangat senang mendapat
kesempatan saling tukar informasi dan pengetahuan berkaitan
dengan pelaksanaan kurikulum 2013, baik pada saat kegiatan plan,
do, maupun see.
Sesuai dengan prinsip LS, maka untuk menentukan kualitas
pembelajaran dilakukan observasi yang menggunakan pedoman
observasi tertutup dan terbuka. Setelah dilakukan tiga kali
observasi pembelajaran maka diperoleh hasil bahwa kualitas
pembelajaran pada pembelajaran I mencapai 82,4% (kategori baik),
pada pembelajaran II mencapai 86,8% (kategori sangat baik), dan
pada pembelajaran III mencapai 88,1% (kategori sangat baik). Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran dari pembelajaran I sampai dengan III. Di samping
itu, siswa sangat antusias, senang, sebagian besar siswa aktif, dan
sudah ada siswa berani merespon pertanyaan guru, dan ada pula
siswa mampu menyimpulkan sendiri materi pembelajarannya.
Evaluasi hasil belajar dilaksanakan dalam rangkaian ujian
tengah semester (UTS) yang dilaksanakan dari tanggal 12 17
72
Oktober 2015. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diteliti
adalah
kompetensi
pengetahuan
dan
keterampilan
karena
kompetensi ini yang bisa diukur dalam waktu singkat, sedangkan
kompetensi sikap belum bisa diukur perubahannya dalam waktu
relatif singkat dalam kurun waktu 3 minggu.
Hasil analisis data yang menggunakan rumus t dan ES dapat
dideskripsikan sebagai berikut. Hasil belajar pada kompetensi
pengetahuan, diperoleh nilai t = 0,8 dan ES = 0,14. Berdasarkan
nilai t maka diperoleh nilai ES = 0,14 dan 0,14 < 0,2, yang berarti
pengaruh penerapan supervisi klinis
berbasis LS di SD N 4
Banyuasri terhadap hasil belajar pada kompetensi pengetahuan
berada pada kategori rendah.
Hasil analisis data menggunakan rumus t dan ES pada data
hasil belajar pada kopetensi keterampilan, diperoleh nilai t = 16,21
dan ES = 2,76. Berdasarkan nilai t, diperoleh nilai ES = 2,76,
berarti 2,76
0,8. Sesuai ketentuan maka pengaruh penerapan
supervisi klinis berbasis LS di SD N 4 Banyuasri terhadap hasil
belajar pada kompetensi keterampilan berada pada kategori tinggi.
2. Pembahasan
Saling tukar pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk
supervisi klinis berbasis LS antara peneliti dan guru sangat penting
dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Guru kelas IV SD No 4 Banyuasri
sangat antusias dalam kegiatan plan, do, dan see. Kelebihan yang
dirasakan guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah siswa
73
antusias dan senang mengikuti pembelajaran. Hal ini terjadi karena
dalam pembelajaran, guru melakukan kegiatan diskusi kelompok
dan setiap kelompok melakukan percobaan dengan menggunakan
media yang memadai dan kontekstual.
Misalnya, mencoba
melakukan pengubinan dengan alat peraga dan melakukan
percobaan perubahan wujud benda dengan menggunakan alat
peraga.
Beberapa kekurangan yang dirasakan oleh guru adalah (1)
sulit mengontrol agar semua siswa aktif dalam pembelajaran, (2)
sulit mengajak siswa agar mau menyampaikan ide/pendapat dalam
pembelajaran, dan (3) melaksanakan penilaian autentik masih sulit
dan belum optimal terutama penilaian proses. Hal ini wajar terjadi
karena sesuatu yang baru tentu masih perlu waktu agar
pelaksanaannya semakin bagus. Mengontrol aktivitas siswa
sebanyak 29 orang dalam pembelajaran tentu tidak mudah
dilakukan, karena siswa masih senang bermain-main dengan
temannya. Demikian juga,
agar
siswa mau dan mampu
menyampaikan idenya tentu sulit dilakukan dalam waktu singkat
dan
perlu
waktu
membimbingnya.
Kesulitan
guru
dalam
melakukan penilaian autentik juga masih dimaklumi karena sesuatu
yang masih baru dalam menilaian proses.
Kualitas pembelajaran guru sudah berada pada kategori
sangat baik. Hal ini terjadi karena guru sudah pernah mengikuti
pelatihan kurikulum 2013. Di samping itu, pelaksanaan supervisi
klinis berbasis LS di SD No. 4 Banyuasri sudah berjalan dengan
efektif karena tujuan supervisi klinis adalah memberi bantuan
profesional
kepada guru untuk mengatasi masalahnya dengan
74
menempuh cara yang sistematis. Hal ini menunjukkan bahwa
supervisi klinis berbasis LS memiliki peran yang cukup besar
dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu,
supervisi klinis berbasis LS tidak berhenti setelah penelitian
berakhir. Namun, perlu terus dilakukan baik oleh peneliti maupun
pihak sekolah. Peran serta kepala sekolah dan pengawas sangat
penting dalam LS. Sebagai atasan langsung guru SD, peran
keduanya akan diikuti oleh guru.
Setelah dilaksanakannya supervisi klinis berbasis LS pada
pembelajaran kurikulum 2013, ternyata pengaruhnya pada hasil
belajar siswa bidang keterampilan lebih tinggi dibandingkan
dengan bidang pengetahuan. Rata-rata hasil belajar siswa pada saat
ujian tengah semester (UTS) pada bidang pengetahuan adalah 71,1
dan bidang keterampilan 84,1. Bidang pengetahuan diperoleh t =
0,8 dan ES = 0,14, berarti pengaruhnya berada pada kategori
rendah, dan bidang keterampilan t = 16,21 dan ES = 2, 76, berarti
pengaruhnya berada pada kategori tinggi.
Rendahnya pengaruh supervisi klinis berbasis LS di bidang
pengetahuan kemungkinan disebabkan oleh: (1) penyerapan materi
bidang pengetahuan
oleh siswa masih rendah karena pada
kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik, sehingga
materi yang disajikan dalam satu kali pertemuan banyak dan tidak
fokus dan mendalam, (2) guru belum menguasai semua bidang
ilmu yang diajarkan meskipun sebagai guru kelas, atau (3) soal
pada UTS sulit atau tidak sesuai dengan kompetensi, sehingga
siswa banyak yang salah. Kemampuan guru dalam menyusun tes
juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebab alat
75
pengukuran yang baik harus dianalisis validitas, reliabilitas, dan
kepraktisan penggunaannya (Prastowo, 2014). Tingginya pengaruh
supervisi klinis berbasis LS di bidang keterampilan dalam
pembelajaran dapat terjadi karena penilaiannya secara langsung
pada aspek kenerja dan produk, sehingga kesalahan siswa pada
tugas-tugas keterampilan langsung bisa diperbaiki. Hal ini terjadi
karena dalam keterampilan, penilaiannya dalam bentuk kenerja
dan produk dengan meminta siswa melakukan suatu tugas pada
situasi yang sesungguhnya (Sani dan Berlin, 2014).
Berdasarkan perbedaan hasil tersebut, dicoba mencari tahu
lebih mendalam dengan mewawancarai guru kelas IV. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa (1) siswa sulit mengingat materi
yang telah dipelajari sebelumnya, jangankan ditanya setelah satu
hari, setelah satu jam saja diberitahu kemudian ditanya, mereka
tidak bisa menjawab. UTS yang dilakukan setelah jangka waktu
lama, tentu banyak siswa yang sudah lupa dengan pelajaran yang
telah diberikan, (2) siswa di SD 4 Banyuasri kebanyakan tidak
mendapat pengawasan dan perhatian dari orang tuanya karena
orang tuanya bekerja sebagai buruh tani dan tukang. Bahkan,
beberapa siswa diasuh oleh neneknya saja karena kedua orang
tuanya bekerja di luar Singaraja, dan (3) siswa sulit konsentrasi
dalam mengikuti pelajaran, banyak siswa yang bermain main
dalam kelas.
Berdasarkan hasil analisis dan wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa rendahnya pengaruh supervisi klinis berbasis
LS terhadap pembelajaran kurikulum 2013 bidang pengetahuan
karena (1) kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik
76
sehingga materi yang dipelajari siswa banyak dan tidak fokus, (2)
siswa sulit konsentrasi dalam belajar sehingga mereka cepat lupa
tentang materi yang telah dipelajari, dan (3) perhatian orang tua
terhadap belajar siswa di rumah sangat kurang, sehinga siswa di
rumah jarang belajar dengan baik. Bidang keterampilan hasilnya
baik karena penilaian keterampilan dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran, sehingga siswa yang salah langsung mendapat
bimbingan untuk memperbaiki kesalahan siswa tersebut.
SIMPULAN
pada
Simpulan yang diperoleh adalah: (1) kualitas pembelajaran
pembelajaran
I
yaitu
82,4%
(kategori
baik),
pada
pembelajaran II yaitu 86,8% (kategori sangat baik), dan pada
pembelajaran III yaitu 88,1% (kategori sangat baik). Hal ini
menunjukkan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dari
pembelajaran I sampai dengan pembelajaran III, dan (2) rata-rata
hasil belajar siswa pada saat ujian tengah semester (UTS) pada
bidang pengetahuan adalah 71,1 dan bidang keterampilan 84,1.
Bidang pengetahuan diperoleh nilai t = 0,8 dan ES = 0,14 yang
berarti pengaruh supervisi klinis berbasis LS termasuk kategori
rendah. Sedangkan, bidang keterampilan diperoleh nilai t = 16,21
dan ES = 2, 76 yang berarti pengaruh supervisi klinis berbasis LS
termasuk kategori tinggi.
77
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar 2014. Mendesai Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta.
Prenadamedia Group.
Bruning, James. L. 1977. Computational Handbook of Statistics.
Second Edition. America: Foresman and Company
Djamarah, Syaiful Bahri.1994.Pesatasi Belajar dan Kompetensi
Guru.Surabaya: Usaha Nasional
Kurniasih, Imas.2014.Sukses Mengimplementasikan Kurikulum
2013 (Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013).
Yogyakarta: Kata Pena
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Prastowo,
Andi.2014.Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu Implementasi
Kurikulum 2013 untuk SD/MI.Jakarta:Prenamedia Group.
Sani, Ridwan Abdullah.2014 Pembelajaran Saintifik (untuk
implementasi kurikulum 2013). Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, Wina.2012. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soparno, dkk.2012.Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi.
Yogyakarta: Kasinus
Sugiyono.2013.Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta.
Syaefudin Sa ud, Udin.2010.Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Alfabeta.
ISSN : 1829 - 877X
EDISI 23, JUNI 2016
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
MIMBAR ILMU
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNDIKSHA SINGARAJA
Penanggungjawab
Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.Kons
Wakil Penanggungjawab
Dr. I Made Tegeh, S.Pd, M.Pd
Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd, M.S
Drs. Ignatius I Wayan Suwatra, M.Pd
Pimpinan Redaksi
Prof. Dr. Nyoman Dantes
Dewan Redaksi
Prof. Dr. Ketut Dharsana, M.Pd, Kons
Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd
Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd
Dr. I Komang Sudarma, S.Pd, M.Pd
Penyunting Bahasa Indonesia
Dra. Ni Wayan Arini, M.Pd
Penyunting Bahasa Inggris
Gede Wira Bayu, S.Pd, M.Pd
Tata Usaha
Made Suastawa, S.Pd
Made Dyah Pradnya Paramita, SE
Urusan Keuangan
Luh Putu Santiari, SE
Distributor
Gusti Made Adi Suryawan, S.Pd
Gede Mangku Tirta
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................
iii
PENGARUH
PENDEKATAN
SAINTIFIK
DARI
PERTANYAAN DOSEN TERHADAP HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA
Oleh: Ni Nyoman Ganing..........................................................
1
IMPLEMENTASI MODEL RESOLUSI KONFLIK DENGAN
POLA
LESSON
STUDY
UNTUK
MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SOSIAL
Oleh: Ndara Tanggu Renda ................................................... 39
IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS BERBASIS LESSON
STUDY
UNTUK
MENINGKATKAN
KUALITAS
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 KELAS IV SD NOMOR
4 BANYUASRI
Oleh: I Gusti Ngurah Japa ..................................................... 59
PENDAMPINGAN
LESSON
STUDY
UNTUK
MENINGKATKAN
KOMPETENSI
KEGURUAN
DAN
KEMAMPUAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN
MASTER DI SD NEGERI 1 PANJI KECAMATAN SUKASADA
KABUPATEN BULELENG
Oleh: Ni Wayan Rati .............................................................. 78
PENGEMBANGAN
BUKU
AJAR
DENGAN
MENGAPLIKASIKAN
PRINSIP
DESAIN
PESAN
PEMBELAJARAN
Oleh: I Komang Sudarma ....................................................... 111
ASESMEN KINERJA DAN GAYA BERPIKIR SETTING
LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
I Wayan Wiarta ...................................................................... 135
iii
59
IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS BERBASIS LESSON
STUDY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 KELAS IV
SD NOMOR 4 BANYUASRI
Oleh
I Gusti Ngurah Japa
Jurusan PGSD FIP Undiksha
Email: ngrjapa_pgsd@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah: (1) mendeskripsikan kualitas pembelajaran
kurikulum 2013 setelah implementasi supervisi klinis berbasis lesson study, dan
(2) mengetahui kecendrungan hasil belajar siswa kelas IV SD Nomor 4
Banyuasri setelah implementasi supervisi klinis berbasis lesson study dalam
pembelajaran kurikulum 2013.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan fokus pada
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Data dikumpulkan dengan teknik
observasi dan tes. Analisis data untuk mengetahui kualitas pembelajaran
menggunakan deskriptif kualitatif. Sedangkan, analisis data untuk tujuan
mengetahui kecendrungan hasil belajar siswa menggunakan deskriptif kuantitatif
dengan rumus t dan ES. Simpulan yang diperoleh adalah: (1) kualitas
pembelajaran I mencapai 82,4% (kategori baik), kualitas pembelajaran II
mencapai 86,8%, (kategori sangat baik), dan kualitas pembelajaran III mencapai
88,1% (kategori sangat baik). (2) pada ranah pengetahuan diperoleh t = 0,8 dan
ES = 0,14 berarti pengaruh supervisi klinis berbasis LS termasuk kategori
rendah, dan bidang keterampilan diperoleh t = 16,21 dan ES = 2,76, berarti
pengaruh supervisi klinis berbasis LS termasuk kategori tinggi.
Kata-kata Kunci: Supervisi Klinis, Kurikulum 2013, Lesson Study
Abstract
The purposes of this study are (1) to describe the quality of teaching in
the 2013 curriculum after the implementation of clinical supervision based on
lesson study, and (2) to find out the trends in learning outcomes of the fourth
grade students at SD No. 4 Banyuasri after the implementation of clinical
supervision based on lesson study in learning in the 2013 curriculum.
This study was descriptive qualitative research which focuses on the
quality of teaching and student s learning outcomes. The data were collected by
the use of observation and tests. The data analysis to determine the quality of
learning and it s used descriptive qualitative, where as the data analysis for the
60
purpose of finding out the tendency of student learning outcomes with the
formula t and ES. The study concluded that (1) the quality of teaching I was
82.4% (good category), the quality of teaching II was 86.8%, (very good
category), and the quality of learning III was 88.1% (very good category, (2) the
realm of knowledge gained t = 0.8 and ES = 0.14, mean low impact category,
and field skills t = 16.21 and ES = 2. 76, means the influence of high category.
Keywords: Clinical Supervision, 2013 Curriculum , Lesson Study
PENDAHULUAN
Kurikulum
memberikan
merupakan
kontribusi
salah
signifikan
satu
unsur
untuk
yang
bisa
mewujudkan
perkembangan kualitas potensi peserta didik. Tidak dapat disangkal
lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi
sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta
didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan
(3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum
memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan (Djamarah, 1994). Selanjutnya, mata pelajaran
(subject matter) dipandang sebagai pengetahuan dan pengalaman
61
orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah disusun
secara sistematis dan logis.
Kurikulum 2013 sebagai bagian dari intervensi peningkatan
mutu pendidikan tentu tidak bisa bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, standar
kompetensi lulusan (SKL) menjadi rujukan ketika Kurikulum 2013
diterapkan, termasuk tujuan standar nasional pendidikan lainnya.
Demikian juga dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tetap menjadi bagian Kurikulum 2013. Satuan pendidikan
mempunyai kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri
yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan tersebut. Di samping
itu, kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi.
Kurikulum 2013 memiliki sejumlah perubahan dibandingkan
kurikulum sebelumnya. Terkait dengan itu, maka diperlukan
sejumlah persiapan yang harus dilakukan oleh setiap pengelola
pendidikan, mulai dari kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan. Menurut Prastowo (2014) ada 4 elemen perubahan
dalam kurikulum 2013 yaitu (1) standar kompetensi lulusan, (2)
standar proses, (3) standar isi, dan (4) standar penilaian. Dalam
implementasi kurikulum 2013 di SD pembelajarannya berbasis
tematik terintegratif dari kelas I sampai kelas VI. Menurut AlTabany (2014) melalui tema dapat menghasilkan insan Indonesia
yang produktif, kreatif, dan efektif melalui sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi.
62
Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan
rancangan pembelajaran yang dibuatnya dan diterjemahkan dalam
bentuk kegiatan pembelajaran. Pada kenyataannya, setiap awal
penerapan suatu kurikulum menjadi suatu masalah baru bagi
sebagian guru atau menjadi suatu tantangan bagi sebagian gurú
lainnya. Karena itu, setiap menjelang penerapan kurikulum baru
pemerintah selalu mengadakan sosialisasi melalui berbagai
kegiatan, seperti seminar lokakarya, dan pelatihan-pelatihan bagi
para pelaksana kurikulum tersebut.
Model pembelajaran yang digunakan pada kurikulum
2013 berbasis pendekatan scientific dengan penilaian autentik. Pada
pendekatan scientific, ada lima langkah yang perlu dilakukan,
yaitu:
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengomunikasikan. Penilaian autentik meliputi penilaian proses
dan penilaian hasil sesuai dengan Kompetensi Dasar dari
Kompetensi Inti yang terkait. Guru memegang peranan yang sangat
penting dalam mempersiapkan diri untuk merancang pembelajaran
dan
menerapkan
rancangan
pelaksanaan pembelajaran.
Implementasi
kurikulum
tersebut
dalam
2013 menuntut
suatu
guru
proses
yang
profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki
seperangkat kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan prilaku)
yang harus dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalannya (Syaefudin, 2008). Keberhasilan seorang
guru menjadikan peserta didik yang sesuai dengan tujuan
63
pendidikan nasional harus disertai dengan persiapan yang matang.
Suparno (2002) mengemukakan, sebelum mengajar seorang guru
diharapkan mempersiapkan bahan yang akan diajarkan. Tahap
persiapan awal pembelajaran, guru wajib membuat perencanaan
pembelajaran terkait análisis perangkat pembelajaran seperti
pembuatan silabus, RPP, dan LKS. Selanjutnya, melaksanakan
standar proses pembelajaran.
Kemampuan
guru
dalam
upaya
mencapai
tujuan
pendidikan tersebut sangat menentukan, terutama kemampuan gurú
dalam membuat perencanaan pembelajaran yang disesuaikan
dengan tuntutan kurikulum 2013. Perencanaan pembelajaran
dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran
meliputi
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian pembelajaran, serta skenario pembelajaran. Penyusunan
Silabus dan RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran
yang digunakan (Permendikbud RI No. 57 Tahun 2014).
Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal
15 Januari 2015 di SD No. 4 Banyuasri, salah satu sekolah yang
menjadi pilot project penerapan kurikulum 2013, ternyata masih
ada masalah yang perlu dibenahi dalam pembelajaran. Masalah
tersebut meliputi kemampuan guru dalam menyusun RPP,
melaksanakan pembelajaran, dan melakukan penilaian autentik.
Oleh karena itu, perbaikan pembelajaran dilakukan terhadap RPP,
64
perbaikan pelaksanaan pembelajaran, interaksi siswa dalam proses
pembelajaran,
serta
penerapan
penilaian
autentik
yang
komprehensif. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran adalah
melalui supervisi klinis. Supervisi klinis adalah bantuan profesional
kesejawatan oleh supervisor kepada guru yang mengalami masalah
dalam pembelajaran. Dengan demikian, guru yang bersangkutan
dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah-langkah
yang sistematis. Langkah sistematis yang dimaksud adalah dimulai
dari tahap perencanaan, pengamatan guru mengajar, analisis
perilaku, dan tindak lanjut. Istilah klinis (clinical) mengandung
maksud bahwa dalam pelaksanaan supervisi hubungan guru dan
supervisor berlangsung secara tatap muka (face to face) dan
difokuskan pada perilaku aktual guru di depan kelas. Kata klinis
juga mengandung arti berkenaan dengan penyakit. Seorang
supervisor dalam melaksanakan layanan supervisi klinis, ibarat
seorang dokter yang sedang mengobati pasiennya. Karena itu,
dalam
supervisi
klinis
diperlukan dua
keahlian. Pertama,
identifikasi masalah. Kedua, menyeleksi teknik belajar yang tepat
(Leddick & Bernard, 1980). Guru yang disupervisi dapat
berpartisipasi sebagai ko-terapis untuk melakukan penguatan.
Di
samping
pelaksanaan
supervisi
klinis,
dalam
pembelajaran di kelas perlu juga dilakukan lesson study (LS). LS
memberi kesempatan pada semua observer untuk saling tukar
pengalaman terkait dengan pembelajaran yang dilaksanakan, yang
65
meliputi langkah-langkah plan, do, dan see. Menurut Diknas
(2008),
melalui
LS
guru
secara
kolaboratif
berupaya
menerjemahkan tujuan dan standar pendidikan ke alam nyata di
dalam
kelas.
Mereka
berupaya
merancang
pembelajaran
sedemikian, sehingga siswa dapat dibantu menemukan tujuan
pembelajaran yang dituliskan untuk suatu materi pokok.
Mengacu pada masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan penelitian
ini adalah (1) mendeskripsikan kualitas
pembelajaran kurikulum 2013 setelah implementasi supervisi klinis
berbasis LS di kelas IV SD No. 4 Banyuasri, dan (2) mengetahui
kecendrungan hasil belajar siswa kelas IV SD No. 4 Banyuasri
setelah
implementasi
supervisi
pembelajaran kurikulum 2013.
klinis
berbasis
LS
dalam
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penilitian kualitatif. Rancangan
penelitiannya meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan di
lapangan, dan tahap pasca lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di
kelas IV sekolah dasar (SD) Nomor 4 Banyuasri Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng. SD ini dipakai sebagai tempat
penelitian karena sekolah ini adalah salah satu SD yang ditunjuk
sebagai pilot projek menerapkan kurikulum 2013. Fokus penelitian
ini adalah tentang kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa
kelas IV SD No. 4 Banyuasri.
66
Instrumen penelitian merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi kualitas hasil penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti ikut berpartisipasi aktif di lapangan sebagai instrumen
utama. Peneliti mencatat secara hati-hati berbagai fenomena yang
terjadi, melakukan analisis dan refleksi terhadap berbagai dokumen
yang ditemukan di lapangan, serta membuat laporan penelitian
secara lengkap. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010)
yang menyatakan bahwa peneliti sebagai instrumen memiliki
fungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat
simpulan atas temuannya.
Dalam penelitian ini, diperlukan juga beberapa instrumen
tambahan. Pertama, pedoman wawancara yang digunakan untuk
menggali informasi secara langsung dari pihak terkait seperti
kepala sekolah, guru, dan informan terkait lainnya. Kedua,
checklist dokumen yang digunakan untuk mengetahui secara utuh
dan menyeluruh dokumen-dokumen yang digunakan dalan
menyusun perencanaan pembelajaran. Ketiga, lembar observasi
pembelajaran mengacu pada LS, lembar observasi terkait untuk KI1 dan KI-2 dan tes untuk KI-3 dan KI-4.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu pencatatan dokumen, observasi pembelajaran, wawancara,
dan tes. Teknik analisis data yang dilakukan dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu:
dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama
67
peneliti masih berada di lapangan, dan setelah pengumpulan data
berakhir.
Miles
dan
Huberman
(dalam
Sugiyono,
2010)
menyatakan bahwa analisis data dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data meliputi reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi data seperti ditunjukkan pada
gambar 1.
Data
collection
Data Display
Data
collection
Data Display
Data Reduction
Data Reduction
Conclusions:
Drawing/veryfying
Conclusions:
Drawing/veryfying
Gambar 1. Komponen dalam analisis data (interactive model)
Untuk menentukan kualitas pembelajaran, data dianalisis
secara deskriptif. Skor yang diperoleh dianalisis dengan formula
sebagai berikut.
X=
x
x 100 %
SMI
68
Keterangan:
X = nilai rata-rata
x = skor tiap indikator
SMI
= skor maksimal ideal
Untuk menentukan kecenderungan hasil belajar siswa,
maka data untuk KI-1 dan KI-2 dianalisis secara deskriptif
kualitatif, sedangkan pencapaian KI-3 dan KI- 4 dianalisis
menggunakan t-test satu sampel dengan rumus.
X-µ
t = -------------------------( x)2
x2 - ----N
------------------N(N-1)
Keterangan:
t
X
(Brunning, 1977)
= nilai t yang dihitung
= rata-rata populasi
µ
= nilai yang dihipotesiskan
N
= jumlah anggota sampel
x
= hasil belajar
µ adalah nilai kreteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70,0.
Untuk mengetahui pengaruh implementasi supervisi klinis berbasis
LS atau efek size (ES) digunakan rumus sebagai berikut.
ES = t
1
n
(Bruning, 1997)
69
ES
= efek size; t = nilai hitung; n = banyak sampel
Apabila ES < 0,2 maka pengaruhnya rendah
Apabila 0,2 < ES < 0,8 maka pengaruhnya sedang
Apabila 0,8 < ES maka pengaruhnya tinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Observasi pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 kali pada
saat guru kelas IV melaksanakan pembelajaran, yaitu pada setiap
hari Selasa, tanggal: 1, 8, dan 15 September 2015. Pihak yang ikut
mengobservasi guru adalah tim peneliti dan mahasiswa PPL
sebanyak
4
orang.
Supervisi
klinis
dilakukan
terhadap
pembelajaran kurikulum 2013 berbasis LS, Jadi, pelaksanaannya
mengacu pada prinsip-prinsip LS. Kegiatan supervisi klinis
dilakukan mulai dari kegiatan plan, do, dan see. Pembelajaran
dilakukan dalam penelitian ini sebanyak tiga kali dengan deskripsi
hasil penelitian sebagai berikut.
Hasil see (refleksi) pembelajaran I adalah guru menyadari
bahwa pada awal pembelajaran merasa masih grogi dan tegang
diamati oleh orang lain. Guru juga menyatakan bahwa masih
kesulitan
mengaktifkan
semua
siswa
dalam
diskusi
dan
melaksanakan penilaian autentik selama proses pembelajaran.
Demikian juga siswa, pada awal pembelajaran mereka masih
tampak tegang. Namun setelah berlangsung sekitar 30 menit,
keadaan sudah mulai normal. Saran dari observer adalah agar guru
70
lebih mengaktifkan siswa, memberi kesempatan siswa untuk
menanggapi jawaban temannya, lebih memerhatikan siswa pada
saat diskusi kelompok sebab ada siswa yang masih bermain-main.
Siswa yang ditunjuk oleh guru dalam menjawab pertanyaan masih
terbatas pada siswa yang pandai saja. Alat peraga yang disiapkan
oleh guru hanya untuk didemonstrasikan di depan kelas, siswa
hanya memerhatikan demontrasi guru dari tempat duduknya.
Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi, guru sudah menyadari hal
tersebut dan akan berusaha memperbaiki kekurangan pada
pembelajaran berikutnya.
See (refleksi) pembelajaran II adalah guru merasa masih
sulit mengontrol siswa agar semua aktif dan menilai semua siswa
dalam waktu singkat. Saran dari observer adalah agar guru lebih
mengaktifkan siswa, lebih memerhatikan siswa pada saat diskusi
kelompok sebab masih ada siswa yang kurang aktif dan hanya
memperhatikan temannya bekerja. Siswa yang ditunjuk oleh guru
dalam menjawab pertanyaan masih tetap sebatas siswa yang pandai
saja. Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi, guru sudah menyadari
hal tersebut dan akan berusaha memperbaiki kekurangannya pada
pembelajaran berikutnya.
See (refleksi) pembelajaran III dilakukan segera setelah
pembelajaran selesai yang diikuti oleh semua observer. Saran dari
observer adalah agar guru lebih mengaktifkan siswa dan memberi
kesempatan siswa untuk menanggapi jawaban temannya. Siswa
yang ditunjuk oleh guru dalam menjawab pertanyaan masih
71
terbatas pada siswa yang pandai saja. Berdasarkan hasil refleksi
dan diskusi, guru sudah menyadari hal tersebut dan akan berusaha
memperbaiki kekurangan pada pembelajaran selanjutnya.
Mengacu pada deskripsi pembelajaran I sampai dengan III
diperoleh simpulan bahwa pelaksanaan supervisi klinis berbasis LS
di kelas IV SD No 4 Banyuasri berlangsung dengan baik sesuai
dengan rencana. Kolaborasi antara peneliti dan praktisi terjalin
dengan baik. Guru/praktisi merasa sangat senang mendapat
kesempatan saling tukar informasi dan pengetahuan berkaitan
dengan pelaksanaan kurikulum 2013, baik pada saat kegiatan plan,
do, maupun see.
Sesuai dengan prinsip LS, maka untuk menentukan kualitas
pembelajaran dilakukan observasi yang menggunakan pedoman
observasi tertutup dan terbuka. Setelah dilakukan tiga kali
observasi pembelajaran maka diperoleh hasil bahwa kualitas
pembelajaran pada pembelajaran I mencapai 82,4% (kategori baik),
pada pembelajaran II mencapai 86,8% (kategori sangat baik), dan
pada pembelajaran III mencapai 88,1% (kategori sangat baik). Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran dari pembelajaran I sampai dengan III. Di samping
itu, siswa sangat antusias, senang, sebagian besar siswa aktif, dan
sudah ada siswa berani merespon pertanyaan guru, dan ada pula
siswa mampu menyimpulkan sendiri materi pembelajarannya.
Evaluasi hasil belajar dilaksanakan dalam rangkaian ujian
tengah semester (UTS) yang dilaksanakan dari tanggal 12 17
72
Oktober 2015. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diteliti
adalah
kompetensi
pengetahuan
dan
keterampilan
karena
kompetensi ini yang bisa diukur dalam waktu singkat, sedangkan
kompetensi sikap belum bisa diukur perubahannya dalam waktu
relatif singkat dalam kurun waktu 3 minggu.
Hasil analisis data yang menggunakan rumus t dan ES dapat
dideskripsikan sebagai berikut. Hasil belajar pada kompetensi
pengetahuan, diperoleh nilai t = 0,8 dan ES = 0,14. Berdasarkan
nilai t maka diperoleh nilai ES = 0,14 dan 0,14 < 0,2, yang berarti
pengaruh penerapan supervisi klinis
berbasis LS di SD N 4
Banyuasri terhadap hasil belajar pada kompetensi pengetahuan
berada pada kategori rendah.
Hasil analisis data menggunakan rumus t dan ES pada data
hasil belajar pada kopetensi keterampilan, diperoleh nilai t = 16,21
dan ES = 2,76. Berdasarkan nilai t, diperoleh nilai ES = 2,76,
berarti 2,76
0,8. Sesuai ketentuan maka pengaruh penerapan
supervisi klinis berbasis LS di SD N 4 Banyuasri terhadap hasil
belajar pada kompetensi keterampilan berada pada kategori tinggi.
2. Pembahasan
Saling tukar pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk
supervisi klinis berbasis LS antara peneliti dan guru sangat penting
dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Guru kelas IV SD No 4 Banyuasri
sangat antusias dalam kegiatan plan, do, dan see. Kelebihan yang
dirasakan guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah siswa
73
antusias dan senang mengikuti pembelajaran. Hal ini terjadi karena
dalam pembelajaran, guru melakukan kegiatan diskusi kelompok
dan setiap kelompok melakukan percobaan dengan menggunakan
media yang memadai dan kontekstual.
Misalnya, mencoba
melakukan pengubinan dengan alat peraga dan melakukan
percobaan perubahan wujud benda dengan menggunakan alat
peraga.
Beberapa kekurangan yang dirasakan oleh guru adalah (1)
sulit mengontrol agar semua siswa aktif dalam pembelajaran, (2)
sulit mengajak siswa agar mau menyampaikan ide/pendapat dalam
pembelajaran, dan (3) melaksanakan penilaian autentik masih sulit
dan belum optimal terutama penilaian proses. Hal ini wajar terjadi
karena sesuatu yang baru tentu masih perlu waktu agar
pelaksanaannya semakin bagus. Mengontrol aktivitas siswa
sebanyak 29 orang dalam pembelajaran tentu tidak mudah
dilakukan, karena siswa masih senang bermain-main dengan
temannya. Demikian juga,
agar
siswa mau dan mampu
menyampaikan idenya tentu sulit dilakukan dalam waktu singkat
dan
perlu
waktu
membimbingnya.
Kesulitan
guru
dalam
melakukan penilaian autentik juga masih dimaklumi karena sesuatu
yang masih baru dalam menilaian proses.
Kualitas pembelajaran guru sudah berada pada kategori
sangat baik. Hal ini terjadi karena guru sudah pernah mengikuti
pelatihan kurikulum 2013. Di samping itu, pelaksanaan supervisi
klinis berbasis LS di SD No. 4 Banyuasri sudah berjalan dengan
efektif karena tujuan supervisi klinis adalah memberi bantuan
profesional
kepada guru untuk mengatasi masalahnya dengan
74
menempuh cara yang sistematis. Hal ini menunjukkan bahwa
supervisi klinis berbasis LS memiliki peran yang cukup besar
dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu,
supervisi klinis berbasis LS tidak berhenti setelah penelitian
berakhir. Namun, perlu terus dilakukan baik oleh peneliti maupun
pihak sekolah. Peran serta kepala sekolah dan pengawas sangat
penting dalam LS. Sebagai atasan langsung guru SD, peran
keduanya akan diikuti oleh guru.
Setelah dilaksanakannya supervisi klinis berbasis LS pada
pembelajaran kurikulum 2013, ternyata pengaruhnya pada hasil
belajar siswa bidang keterampilan lebih tinggi dibandingkan
dengan bidang pengetahuan. Rata-rata hasil belajar siswa pada saat
ujian tengah semester (UTS) pada bidang pengetahuan adalah 71,1
dan bidang keterampilan 84,1. Bidang pengetahuan diperoleh t =
0,8 dan ES = 0,14, berarti pengaruhnya berada pada kategori
rendah, dan bidang keterampilan t = 16,21 dan ES = 2, 76, berarti
pengaruhnya berada pada kategori tinggi.
Rendahnya pengaruh supervisi klinis berbasis LS di bidang
pengetahuan kemungkinan disebabkan oleh: (1) penyerapan materi
bidang pengetahuan
oleh siswa masih rendah karena pada
kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik, sehingga
materi yang disajikan dalam satu kali pertemuan banyak dan tidak
fokus dan mendalam, (2) guru belum menguasai semua bidang
ilmu yang diajarkan meskipun sebagai guru kelas, atau (3) soal
pada UTS sulit atau tidak sesuai dengan kompetensi, sehingga
siswa banyak yang salah. Kemampuan guru dalam menyusun tes
juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebab alat
75
pengukuran yang baik harus dianalisis validitas, reliabilitas, dan
kepraktisan penggunaannya (Prastowo, 2014). Tingginya pengaruh
supervisi klinis berbasis LS di bidang keterampilan dalam
pembelajaran dapat terjadi karena penilaiannya secara langsung
pada aspek kenerja dan produk, sehingga kesalahan siswa pada
tugas-tugas keterampilan langsung bisa diperbaiki. Hal ini terjadi
karena dalam keterampilan, penilaiannya dalam bentuk kenerja
dan produk dengan meminta siswa melakukan suatu tugas pada
situasi yang sesungguhnya (Sani dan Berlin, 2014).
Berdasarkan perbedaan hasil tersebut, dicoba mencari tahu
lebih mendalam dengan mewawancarai guru kelas IV. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa (1) siswa sulit mengingat materi
yang telah dipelajari sebelumnya, jangankan ditanya setelah satu
hari, setelah satu jam saja diberitahu kemudian ditanya, mereka
tidak bisa menjawab. UTS yang dilakukan setelah jangka waktu
lama, tentu banyak siswa yang sudah lupa dengan pelajaran yang
telah diberikan, (2) siswa di SD 4 Banyuasri kebanyakan tidak
mendapat pengawasan dan perhatian dari orang tuanya karena
orang tuanya bekerja sebagai buruh tani dan tukang. Bahkan,
beberapa siswa diasuh oleh neneknya saja karena kedua orang
tuanya bekerja di luar Singaraja, dan (3) siswa sulit konsentrasi
dalam mengikuti pelajaran, banyak siswa yang bermain main
dalam kelas.
Berdasarkan hasil analisis dan wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa rendahnya pengaruh supervisi klinis berbasis
LS terhadap pembelajaran kurikulum 2013 bidang pengetahuan
karena (1) kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik
76
sehingga materi yang dipelajari siswa banyak dan tidak fokus, (2)
siswa sulit konsentrasi dalam belajar sehingga mereka cepat lupa
tentang materi yang telah dipelajari, dan (3) perhatian orang tua
terhadap belajar siswa di rumah sangat kurang, sehinga siswa di
rumah jarang belajar dengan baik. Bidang keterampilan hasilnya
baik karena penilaian keterampilan dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran, sehingga siswa yang salah langsung mendapat
bimbingan untuk memperbaiki kesalahan siswa tersebut.
SIMPULAN
pada
Simpulan yang diperoleh adalah: (1) kualitas pembelajaran
pembelajaran
I
yaitu
82,4%
(kategori
baik),
pada
pembelajaran II yaitu 86,8% (kategori sangat baik), dan pada
pembelajaran III yaitu 88,1% (kategori sangat baik). Hal ini
menunjukkan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dari
pembelajaran I sampai dengan pembelajaran III, dan (2) rata-rata
hasil belajar siswa pada saat ujian tengah semester (UTS) pada
bidang pengetahuan adalah 71,1 dan bidang keterampilan 84,1.
Bidang pengetahuan diperoleh nilai t = 0,8 dan ES = 0,14 yang
berarti pengaruh supervisi klinis berbasis LS termasuk kategori
rendah. Sedangkan, bidang keterampilan diperoleh nilai t = 16,21
dan ES = 2, 76 yang berarti pengaruh supervisi klinis berbasis LS
termasuk kategori tinggi.
77
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar 2014. Mendesai Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta.
Prenadamedia Group.
Bruning, James. L. 1977. Computational Handbook of Statistics.
Second Edition. America: Foresman and Company
Djamarah, Syaiful Bahri.1994.Pesatasi Belajar dan Kompetensi
Guru.Surabaya: Usaha Nasional
Kurniasih, Imas.2014.Sukses Mengimplementasikan Kurikulum
2013 (Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013).
Yogyakarta: Kata Pena
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Prastowo,
Andi.2014.Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu Implementasi
Kurikulum 2013 untuk SD/MI.Jakarta:Prenamedia Group.
Sani, Ridwan Abdullah.2014 Pembelajaran Saintifik (untuk
implementasi kurikulum 2013). Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, Wina.2012. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soparno, dkk.2012.Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi.
Yogyakarta: Kasinus
Sugiyono.2013.Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta.
Syaefudin Sa ud, Udin.2010.Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Alfabeta.