km. no. 36 tahun 2010

\

M ENTERI PERHUSUNGAN
R E P U B U K IN D O N E S IA

PETUNJUK
JABATAN
0 1 L IN G K U N G A N

PELAKSANAAN

F U N G S IO N A L
K E M E N T E R IA N

S T A T IS T IS I
PERHUBUNGAN

bahw a dalam rangka keseragam an dalam pelaksanaan
jabatan fungsional statistisi yang prosesnya dim ulai dari
penetapan angka kredit, pengangkatan, pelaksanaan
tugas, penilaian, kenaikan pangkat, pem bebasan

sem entara dan pem berhentian dari jabatan, perlu
ditetapkan P etunjuk P elaksanaan Jabatan Fungsional
S tatistisi di lingkungan K em enterian P erhubungan
dengan P eraturan M enteri P erhubungan.

1.

U ndang-U ndang N om or 8 Tahun 1974 tentang
P okok-pokok K epegaw aian (Lem baran
N egara
R epublik Indonesia Tahun
1974 N om or 55,
Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia
N om or 3041) sebagaim ana telah diubah dengan
U ndang-U ndang N om or 43 Tahun 1999 (Lem baran
N egara R epublik Indonesia Tahun 1999 N om or 169,
Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia
N om or 3890);

2.


P eraturan P em erintah N om or 7 Tahun 1977 tentang
G aji P egaw ai N egeri S ipil sebagaim ana telah diubah
terakhir dengan P eraturan P em erintah N om or 10
Tahun 2008 (Lem baran N egara R epublik Indonesia
Tahun 2008 N om or 23);

3.

Peraturan Pem erintah N om or 16 T ahun 1994
tentang Jabatan Fungsional Pegaw ai N egeri Sipil
(Lem baran N egara R epublik Indonesia Tahun 1994
N om or 22, Tam bahan Lem baran N egara R epublik
Indonesia N om or 3547);

4.

Peraturan Pem erintah N om or 99 Tahun 2000
tentang Kenaikan Pangkat Pegaw ai N egeri Sipil
sebagaim ana telah diubah dengan Peraturan

Pem erintah N om or 12 Tahun 2002 (Lem baran
N egara R epublik Indonesia Tahun 2002 N om or 32,
Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia
N om or 4193);

5.

Peraturan Pem erintah N om or 101 Tahun 2000
tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegaw ai
N egeri Sipil (Lem baran N egara R epublik Indonesia
Tahun 2000 N om or 198, Tam bahan Lem baran
N egara R epublik Indonesia N om or 4019);

6.

Peraturan Pem erintah N om or 9 Tahun 2003 tentang
W ew enang
Pengangkatan, Pem indahan dan
Pem berhentian Pegaw ai N egeri Sipil (Lem baran
N egara R epublik Indonesia Tahun 2003 N om or 15,

Tam bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia
N om or 4263);

7.

Keputusan Presiden N om or 87 T ahun 1999 tentang
R um pun Jabatan Fungsional Pegaw ai N egeri Sipil;

8.

Peraturan Presiden N om or 47 Tahun 2009 tentang
Pem bentukandan O rganisasi Kem enterian N egara;

9.

Peraturan Presiden N om or 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kem enterian
N egara serta Susunan O rganisasi, Tugas, dan
Fungsi Eselon I Kem enterian N egara;


10. Peraturan M enteri Perhubungan N om or 43 Tahun
2005 tentang Susunan O rganisasi dan Tata Kerja
D epartem en Perhubungan sebagaim ana telah
diubah
terakhir
dengan
Peraturan
M enteri
Perhubungan N om or KM 20 Tahun 2008;
11. Keputusan M enteri Pendayagunaan Aparatur
N egara N om or 37/KEP/M .PAN /4/2003 Tahun 2003
tentang Jabatan Fungsional Statistisi dan Angka
Kreditnya;

12.

Keputusan Bersam a Kepala Badan Pusat Statistik
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nom or
003/KS/2003 dan Nom or 25 Tahun 2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Statistisi

dan Angka Kreditnya;

13.

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nom or 15
Tahun 2008 tanggal 1 Desem ber 2008 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Statistisi.

PERATURAN M ENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
JABATAN
PETUNJUK
PELAKSANAAN
L lN G K U N G A N
F U N G S IO N A L
S T A T IS T IS I
DI
K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N .

1.


S ta tis tis i adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, dan tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk m elakukan kegiatan perstatistikan pada instansi pem erintah.

2.

S ta tis tis i T in g k a t T e ra m p il

3.

S ta tis tis i T in g k a t A h li adalah

statistisi dengan kualifikasi profesional
yang pelaksanaan tugas dan fungsinya m ensyaratkan penguasaan ilm u
pengetahuan dan teknologi di bidang statistik.

4.

K e g ia ta n
S ta tis tik

adalah kegiatan pengum pulan, pengolahan
penyusunan, penyajian, penyebarluasan dan analisis data, term asuk
pula m engadakan studi guna penyem purnaan m etodologi dari kegiatan
statistik tersebut serta pem bentukan m odel-m odel statistik guna
keperluan perencanaan dan kebijakan berbagai bidang.

5.

Angka

adalah statistisi dengan kualifikasi teknis
atau penunjang profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya
m ensyaratkan penguasaan teknis di bidang statistik.

adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan
penilaian atas prestasi yang telah dicapai seorang pejabat statistisi
dalam m engerjakan butir kegiatan yang digunakan sebagai salah satu
syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat jabatan.
K re d it


6.

Tim PenilaiInstansiadalah

Tim Penilai yang dibentuk dan ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang untuk m em bantu dalam penetapan Angka
Kredit Statistisi di Kem enterian Perhubungan.

B A B II

RUMPUNJABATAN,KEDUDUKAN,DANTUGASPOKOK

(1). Jabatan Fungsional Statistisi selanjutnya disebut Statistisi, term asuk
dalam rum pun m atem atika, statistika, dan yang berkaitan.
(2). Pem binaan Jabatan Fungsional Statistisi secara um um dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik.
(3). Pem binaan Jabatan Fungsional Statistisi di Iingkungan Kem enterian
Perhubungan dilakukan oleh Pusat Data dan Inform asi.

(1). Statistisi

berkedudukan
sebagai
pelaksana
teknis
fungsional
penyelenggaraan kegiatan statistik pada unit organisasi di lingkungan
Kem enterian Perhubungan.
(2). Statistisi adalah jabatan karir yang hanya dapat diduduki oleh seorang
yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Tugas pokok Statistisi adalah m elakukan pengum pulan, pengolahan,
penyajian, penyebarluasan, dan analisis data serta pengem bangan m etode
statistik.

(1). Jenjang Jabatan Statistisi Tingkat Teram pil dari yang terendah sam pai
dengan yang tertinggi m eliputi:

(2). M asing-m asing Jenjang Jabatan Statistisi sebagaim ana dim aksud pad a
Ayat (1) m em iliki pang kat sebagai berikut :
a.


Statistisi Pelaksana Pem ula, Pangkat Pengatur M uda, G olongan
Ruang II/a.

1).

Pengatur M uda Tingkat I, G olongan Ruang 1I1b;

2).

Pengatur, G olongan Ruang II/e; dan

(1). Jenjang Jabatan Statistisi tingkat ahli dari yang terendah sam pai dengan
yang tertinggi m eliputi:

(2). M asing-m asing Jenjang Jabatan Statistisi tingkat ahli sebagaim ana
dim aksud pada Ayat (1) m em iliki pangkat sebagai berikut:

1).

Penata M uda, G olongan Ruang III/a; dan

2).

Penata M uda Tingkat I, G olongan Ruang IIlib.

a.

Kepala Badan Pusat Statistik, untuk jabatan Statistisi Tingkat Ahli
jenjang Statistisi M adya (IV/c); dan

b.

M enteri Perhubungan, untuk jabatan Statistisi Tingkat Teram pil
yaitu Pelaksana Pem ula (II/a) sam pai dengan Statistisi Penyelia
(II11a),dan jabatan Statistisi Tingkat Ahli yaitu Statistisi Pertam a
(II11a)sam pai dengan Statistisi M uda (II11d),dan Statistisi M adya
(IV/a) sam pai dengan Statistisi M adya (IV/b).

(2). M enteri Perhubungan dalam m enetapkan angka kredit sebagaim ana
dim aksud pada Ayat (1) Huruf b m endelegasikan kewenangannya
kepada:
a.

Sekretaris Jenderal untuk jabatan Statistisi Tingkat Ahli yaitu
Statistisi M adya (IV/a) sam pai dengan Statistisi M adya (IV/b); dan

b.

Kepala Pusat Data dan Inform asi untuk jabatan Statistisi Tingkat
Teram pil yaitu Statistisi Pelaksana Pem ula (ilia) sam pai dengan
Statistisi Penyelia (1II1a),dan jabatan Statistisi Tingkat Ahli yaitu
Statistisi Pertam a (1II1a)s am pai dengan Statistisi M uda (1II1d).

(3). Pejabat sebagaim ana dim aksud pada Ayat (2) dalam m elaksanakan
kewenangannya dibantu oleh Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional
Statistisi di lingkungan Kem enterian Perhubungan.

(1). Susunan keanggotaan Tim Penilai Jabatan Fungsional Statistisi terdiri
atas:

(2). Ketua Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi sebagaim ana
dim aksud pada Ayat (1) diketuai oleh Kepala Pusat Data dan Inform asi.
(3). Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional sebagaim ana dim aksud pada
Ayat (1) ditetapkan oleh M enteri Perhubungan.

(1). Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi harus m em enuhi
persyaratan sebagai berikut:
a.

pangkaUjabatan
serendah
rendahnya
pangkaUjabatan Statistisi yang dinilai;

b.

m eniiliki keahlian dan kem am puan untuk m enilai prestasi kerja
Statistisi;

c.

bilam ana terdapat Statistisi yang dinilai lebih tinggi pangkatnya dari
pejabat penilai, m aka Ketua Tim Penilai Instansi dapat m enunjuk
pejabat penilai lainnya; dan

(2). Dalam hal jum lah anggota Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional
Statistisi sebagaim ana dim aksud pada Ayat (1) tidak dapat dipenuhi dari
Statistisi, m aka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari Pegawai Negeri
Sipillain yang m em iliki kom petensi untuk m enilai prestasi kerja statistisi.
(3). M asa jabatan Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi adalah 3
(tiga) tahun.

(1). Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi m em punyai tugas
sebagai berikut:
a.

m em bantu M enteri Perhubungan dalam m em proses usulan bagi
penetapan angka kredit bagi jabatan Statistisi Tingkat Teram pil
yaitu Statistisi Pelaksana Pem ula (Ilia) sam pai dengan Statistisi
Penyelia (III/d) dan jabatan Statistisi Tingkat Ahli yaitu Statistisi
Pertam a (III/a) sam pai dengan Statistisi M adya (lVa) ke (IV/b);

b.

m em bantu M enteri Perhubungan dalam m em proses usulan bagi
penetapan angka kredit bagi jabatan Statistisi Tingkat Ahli yaitu
Statistisi M adya (IV/b) sam pai dengan Statistisi M adya (IV/c)
diserahkan kepada Kepala Badan Pusat Statistik; dan

c.

m elaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh M enteri
Perhubungan yang berhubungan dengan penetapan angka kredit
sebagaim ana dim aksud dalam Ayat (1).

(2). Untuk m em bantu kelancaran tugas Tim Penilai Instansi dapat dibentuk
Sekretariat Tim Penilai Instansi yang susunan keanggotaannya
ditetapkan dengan Keputusan Ketua Tim Penilai Instansi.

(1 ). Pejabat yang berwenang m enetapkan angka kredit dapat m em bentuk
Tim Penilai Teknis yang keanggotaanya terdiri atas Para Ahli, baik yang
berkedudukan sebagai PNS atau bukan PNS, yang m em punyai
kem am puan teknis yang dibutuhkan.
(2). Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah m em berikan saran dan
pendapat kepada Ketua Tim Penilai Instansi, dalam hal m em berikan
penilaian atas kegiatan yang bersifat khusus, atau kegiatan yang
m em erlukan keahlian tertentu.
(3). Tim Penilai Teknis m enerim a tugas dan bertanggung jawab kepada
Ketua Tim Penilai Instansi.

Dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 11, Tim
Penilai Instansi m em punyai fungsi sebagai berikut :
a.

m eneliti persyaratan dan bukti-bukti yang dipersyaratkan pada setiap
usulan penetapan angka kredit yang diajukan;

b.

m eneliti pem berian penilaian terhadap angka kredit yang diajukan pada
setiap usulan penetapan angka kredit Jabatan Fungsional Statistisi;

c.

m elaksanakan penilaian pendahuluan angka kredit Jabatan Fungsional
Statistisi;

d.

m elaksanakan rapat Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi
untuk m enilai angka kredit sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun yaitu setiap 3 (tiga) bulan sebelum kenaikan pang kat
Pegawai Negeri Sipil;

e.

m enuangkan hasil rapat Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional
Statistisi ke dalam Berita Acara Penilaian sebagaim ana tercantum dalam
L a m p ira n I Peraturan ini;

f.

m enyam paikan daftar penilaian angka kredit Jabatan Fungsional
Statistisi Tingkat Ahli, yaitu Statistisi M adya (IV/b) dan Statistisi M adya
(IV/c) untuk ditetapkan angka kreditnya kepada Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) dan m enyam paikan daftar penilaian angka kredit Jabatan
Fungsional Statistisi Tingkat Ahli yaitu Statistisi M adya IV/a kepada
Sekretaris Jenderal Kem enterian Perhubungan, serta m enyam paikan
daftar penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Statistisi Tingkat
Teram pil yaitu Statistisi Pelaksana Pem ula (Ilia) sam pai dengan
Penyelia (1II1d)dan Statistisi Ahli yaitu Statistisi Pertam a (1II1a)sam pai
dengan Statistisi M uda (III/d) kepada Kepala Biro Kepegawaian dan
O rganisasi;

g.

m enyiapkan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) Jabatan
Fungsional Statistisi; dan

h.

m em berikan pertim bangan kepada M enteri Perhubungan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan Jabatan Fungsional Statistisi.

(1). Apabila Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi belum dapat
dibentuk karena ketentuan anggota tim penilai tidak dapat dipenuhi,
m aka penilaian angka kredit Statistisi dapat dim intakan kepada Tim
Penilai Badan Pusat Statistik (BPS) atau tim penilai yang terdekat.
(2). Pegawai Negeri Sipil yang telah m enjadi anggota Tim Penilai Instansi
Jabatan Fungsional Statistisi dalam 2 (dua) m asa berturut-turut, dapat

diangkat kem bali setelah m elam pui tenggang w aktu 1 (satu) m asa
jabatan Tim Penilai sebagaim anadim aksud dalam Pasal 10 Ayat (3).
(3). Apabila terdapat anggota Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional
Statistisi ikut dinilai, Ketua Tim Penilai Instansi dapat m engangkat
anggota tim penilai pengganti.

(1). Statistisi w ajib m enginventarisir/m encatat seluruh kegiatan yang
dilakukan dalam catatan harian sebagaim ana tercantum pada Lam piran
II Peraturan ini.
(2). Statistisi m enyerahkan D aftar U sul Penilaian Angka Kredit (D U PAK)
beserta bukti pelaksanaan kegiatan yang telah selesai dilakukan setiap 6
(enam ) bulan sekali atau 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan
pangkat fungsional.
(3). Angka Kredit sebagaim ana dim aksud dalam Ayat (2) dituangkan dan
disahkan oleh atasan langsung dalam surat pernyataan:
a.

M elakukan Kegiatan Inform asi Statistisi sebagaim ana tercantum
dalam Lam piran III Peraturan ini;

b.

M elakukan Kegiatan Analisis dan Pengem bangan Statistik
sebagaim ana tercantum dalam Lam piran IV , V itA dan V II.B
Peraturan ini;

c.

M elakukan Kegiatan Pengem bangan Profesi
tercantum dalam Lam piran V Peraturan ini; dan

d.

M elakukan Kegiatan Penunjang Statistisi sebagaim ana tercantum
dalam Lam piran VI Peraturan ini;

sebagaim ana

(4). Surat-surat pem yataan sebagaim ana dim aksud pada Ayat (3) dan bukti
bukti kegiatan dituangkan dalam bentuk D U PAK sebagaim ana
Lam piran V III-A , V III-B , V III-C , V III-D , IX -A , IX -B dan IX -C dan
disam paikan oleh Sekretaris D irektorat JenderallSekretaris Badan dan
Kepala Biro/Kepala Pusat di lingkungan Sekretariat Jenderal sesuai
dengan kew enangannya kepada Ketua Tim Penilai Instansi Jabatan
Fungsional Statistisi dengan tem busan kepada Kepala Biro
Kepegaw aiandan O rganisasi.
(5). Bukti-bukti kegiatan sebagaim ana dim aksud dalam Ayat (4) terdiri atas
salinan sah yang berkaitan dengan bidang Perstatistisikanm eliputi :

a.

Pendidikan form allsertifikaVijazah
pengangkatan pertam a;

yang

diperoleh

pada

saat

b.

Surat Keputusan sebagai anggota kelom pok
profesi yang berkaitan dengan bidang Statistik;

c.

Surat Perintah Penugasan/Pelaksana Kegiatan Statistisi di unit
kerja atau instansi lain;

d.

Surat keterangan I foto copy tanda penghargaanl tanda jasa
m elakukan tugas bidang Statistik;

e.

Buku terjem ahan, m ajalah, bentuk-bentuk tulisan yang berkaitan
dengan bidang Statistik; dan

kerjalorganisasi

(6). Bukti-bukti sebagaim ana dim aksud dalam Ayat (5) dibuat m asing-m asing
rangkap 3 (tiga), m elalui pejabat pem bina kepegawaian atau pim pinan
unit m asing-m asing disam paikan kepada Tim Penilai Instansi, dengan
tem busan Kepala Biro Kepegawaian dan O rganisasi.

B A B V II
U N S U R D A N R IN C IA N

K E G IA T A N

YANG

D IN IL A I

Unsur dan sub unsur rincian kegiatan yang dapat dinilai dan diberikan angka
kredit m eliputi kegiatan perstatistikan Kem enterian Perhubungan baik Tingkat
Ahli m aupun Tingkat Teram pil sebagaim ana tercantum dalam L a m p ira n X
d a n X I Peraturan ini.

(2). Unsur Utam a sebagaim ana dim aksud pada Ayat (1) huruf a, dan
sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen), terdiri atas:
a.

Pendidikan form al yang m encapai gelar/ijazah dan atau pendidikan
dan latihan kedinasan dengan m endapat Surat Tanda Tam at
Pendidikan dan Latihan (STTPL) yang berhubungan langsung
dengan bidang statistik;

(3). Unsur Penunjang sebagaim ana dim aksud pada Ayat (1) huruf b, dan
sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen), terdiri atas :

c.

Keanggotaan
Statistisi;

dalam

Tim

Penilai

Instansi Jabatan

Fungsional

Penilaian terhadap unsur dan sub unsur dibedakan berdasarkan jenjang
jabatan sebagaim ana tercantum dalam L a m p ira n X II d a n X III Peraturan ini.

Dalam hal pada suatu unit kerja tidak terdapat jenjang yang diperlukan untuk
m elakukan tugas tertentu m aka Statistisi satu tingkat di atas atau di bawah
dapat m elakukan tugas terse but berdasarkan surat tugas tertulis dari pem beri
tugas.

(1). Pejabat Fungsional Statistisi m elaksanakan kegiatan setingkat lebih
tinggi dari tugas pokok yang dipangkunya dilengkapi dengan Surat
Pelaksanaan Tugas dan diberikan penilaian sebesar 80% (delapan
puluh persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan.
(2). Pejabat Fungsional Statistisi m elaksanakan kegiatan setingkat di bawah
jenjang jabatannya, diberikan penilaian sebesar 100% (seratus persen)
dari angka kredit setiap butir kegiatan.

Jum lah angka kredit kum ulatif m inim al untuk pengangkatan dan kenaikan
pangkat dari Jabatan Statistisi Tingkat Teram pil dan Jabatan Statistisi Tingkat
Ahli adalah sebagaim ana tercantum dalam L a m p ira n X II d a n X III Peraturan
ini

B A S V III
T A T A K E R J A T IM P E N IL A I

(1 ). Penilaian Angka Kredit dilakukan setelah Sekretariat Tim Penilai Instansi
Jabatan Fungsional Statistisi m elakukan penilaian awal, m eliputi :
a.

Setiap DUPAK diperiksa kelengkapan adm inistrasi oleh Sekretariat
Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi.

b.

Sekretariat Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi dapat
m em inta kekurangan berkas penilaian sebagaim ana tercantum
dalam Pasal 15 kepada yang bersangkutan.

C.

Sekretariat Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi
m engadakan pem bahasan DUPAK yang telah m em enuhi syarat
adm inistrasi.

(2). Setiap DUPAK dinilai bersam a dan diputuskan bersam a dalam sidang
yang dipim pin Ketua Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi.

(1). Dalam pelaksanaan sidang penilaian sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 22 Ayat (2), Ketua tim dapat m enghadirkan Tim Penilai dari
Pem bina Instansi/Badan Pusat Statistik.
(2). Sidang Pleno pengam bilan keputusan harus dihadiri sekurangkurangnya oleh
n) + 1) Anggota Tim Penilai Instansi Jabatan
Fungsional Statistisi, dim ana "n" adalah jum lah seluruh anggota Tim
Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi.

«%

(3). Hasil penilaian Angka Kredit harus dituangkan dalam Berita Acara
Penilaian Angka Kredit (BAPAK) yang ditandatangani oleh Tim Penilai
Instansi Jabatan Fungsional Statistisi yang hadir.
(4). Sekretariat Tim
Penilai Instansi Jabatan
Fungsional Statistisi
m enyiapkan Daftar Penetapan Angka Kredit yang telah dinilai oleh Tim
untuk diajukan kepada M enteri, Sekretaris Jenderal dan atau Kepala
Biro Kepegawaian dan O rganisasi sesuai dengan kewenangan dalam
Penetapan Angka Kredit.
(5). Terhadap Keputusan PAK yang ditandatangani oleh Pejabat yang
berwenang m enetapkan Angka Kredit, Statistisi yang bersangkutan tidak
dapat m engajukan keberatan sebagaim ana L a m p ira n X IV Peraturan ini.
(6). Dalam hal pengajuan Angka Kredit bagi Pejabat Statistisi M adya
G olongan Ruang IV/b ke atas m aka DUPAK hasil pem bahasan sidang

Tim Penilai Instansi Jabatan Fungsional Statistisi, disam paikan kepada
Tim Penilai BPS m elalui Biro Kepegawaian dan O rganisasi.

{1}. Dalam hal Penetapan Angka Kredit Pejabat Statistisi telah m em enuhi
syarat untuk kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi, m aka Pejabat
Pem bina Kepegawaian Sub Sektor/Badan m engajukan kenaikan
pangkat kepada Biro Kepegawaian dan O rganisasi dengan persyaratan
dan kenaikan pangkat yang telah ditentukan.
{2}. Penetapan Angka Kredit (PAK) asli yang ditetapkan oleh Pejabat yang
berwenang disam paikan oleh Kepala Biro Kepegawaian dan O rganisasi
kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) dengan tem busan
kepada:

C.

Sekretaris Tim Penilai Instansi Pejabat Fungsional Statistisi yang
bersangkutan; dan

{3}. Tim Penilai Instansi Pejabat Fungsional Statistisi m engadakan sidang
penilaian usul Penetapan Angka Kredit sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) tahun, yaitu:
a.

Untuk kenaikan pangkat periode April, persidangan dim ulai Bulan
Januari pada tahun yang bersangkutan; dan

b.

Untuk kenaikan pangkat periode O ktober, persidangan dim ulai
Bulan Juli pada tahun yang bersangkutan.

{4}. M enteri Perhubungan atas Usul Ketua Tim Penilai Instansi Jabatan
Fungsional Statistisi dapat m engganti anggota Tim Penilai Instansi
Jabatan Fungsional Statistisi apabila yang bersangkutan:

d.

Telah m engabdi 2 (dua) kali secara berturut~turut sebagai anggota
Tim Penilai Instansi Pejabat Fungsional Statistisi.

(1 ). Penetapan Angka Kredit oleh tim Penilai Instansi berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
(2). Angka Kredit untuk suatu butir kegiatan pada unsur utam a hanya dapat
diberikan kepada Statistisi yang sesuai dengan tugas pokok dan jabatan
yang dipangku.
(3). Pelaksanaan kegiatan
diberikan Angka Kredit.

yang

tidak

disertai

bukti-bukti

tidak

dapat

(1). Statistisi M adya yang akan naik pangkat m enjadi Pem bina Tingkat I,
G olongan Ruang IV/b dan Pem bina Utam a M uda, G olongan Ruang IVle,
wajib m engum pulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) Angka Kredit
dari unsur pengem bangan profesi.
(2). Statistisi yang m em iliki Angka Kredit lebih tinggi yang ditentukan untuk
kenaikan pangkatljabatan setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka Kredit
tersebut diperhitungkan untuk kenaikan pangkatljabatan berikutnya.
(3). Statistisi yang telah m em peroleh Angka Kredit untuk kenaikan pangkatl
jabatan pada tahun pertam a dalam m asa pangkatljabatan yang
didudukinya, pada tahun berikutnya wajib m engum pulkan sekurangkurangnya 20% (dua puluh persen) Angka Kredit dari jum lah Angka
Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkatljabatan setingkat
lebih tinggi yang berasal dari kegiatan penyediaan data dan inform asi
statistik, analisis dan pengem bangan statistik dan/atau pengem bangan
profesi Statistisi.
(4). Statistisi Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, G olongan Ruang IIl/d,
setiap tahun sejak m enduduki pangkatljabatannya wajib m engum pulkan
sekurang-kurangnya
10 (sepuluh) Angka Kredit dari kegiatan unsur
utam a.
(5). Statistisi M adya, Pangkat Pem bina Utam a, G olongan Ruang IVle setiap
tahun sejak m enduduki pangkatljabatannya wajib m engum pulkan
sekurang kurangnya 20 (dua puluh) Angka Kredit dari kegiatan unsur
utam a.
(6). Statistisi yang secara bersam a-sam a m em buat karya tulis/karya ilm iah di
bidang statistik diberikan Angka Kredit dengan ketentuan sebagai
berikut:

b.

40% (em pat pUluh persen) dibagi rata untuk sem ua
pem bantu.

penulis

(7). Jum lah penulis pem bantu sebagaim ana dim aksud dalam Ayat (6),
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.

(1). Hasil Penilaian Angka Kredit dituangkan dalam lem bar Penetapan Angka
Kredit sebagaim ana tercantum dalam L a m p ira n X IV Peraturan ini.
(2). Angka Kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang digunakan
untuk m em pertim bangkan kenaikan pangkatljabatan Statistisi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BABX
PENGANGKATAN

DALAM

JABATAN

(1). Pejabat yang berwenang m engangkat Pegawai Negeri Sipil dalam
Jabatan Fungsional Statistisi Kem enterian Perhubungan adalah M enteri
Perhubungan dengan pelim pahan wewenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2). Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional Statistisi
Tingkat Teram pil, adalah :
a.

Berijazah serendah-rendahnya SLTAIDipiom a I (D.I) sesuai dengan
kualifikasi yang ditentukan;

b.

M enduduki
pangkat
serendah-rendahnya
G olongan Ruang (Ilia) ;

Pengatur

M uda,

c.

Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional
teram pil
kecuali
bagi
yang
m em iliki
Statistiklm atem atik; dan

di bidang
Diplom a

statistik
bidang

d.

Setiap unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir .

(3). Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional Statistisi
Tingkat Ahli, adalah :
a.

Berijazah serendah-rendahnya Sarjana (S-1)/Diplom a IV (D. IV)
sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan;

b.

M enduduki pangkat serendah-rendahnya Penata M uda, G olongan
Ruang III/a;

c.

Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang statistik
ahli/lanjutan kecuali Sarjana (S-1)/O iplom a IV (O .IV) di bidang
statistiklm atem atik; dan

d.

Setiap unsur O aftar Penilaian Pelaksaan Pekerjaan (O P3)
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 28, pengangkatan dalam
Jabatan Fungsional Statistisi harus m em enuhi ketentuan sebagai berikut:
a.

Sesuai dengan form asi Jabatan Fungsional Statistisi yang ditetapkan
oleh M enteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reform asi Birokrasi
setelah m endapat pertim bangan kepala Badan Kepegawaian Negara;
dan

b.

M em enuhi jum lah Angka Kredit m inim al yang ditetapkan untuk jenjang
pangkaUjabatannya.

(1). Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam Jabatan
Fungsional Statistisi dapat dipertim bangkan dengan ketentuan sebagai
berikut:

b.

M em iliki pengalam an di bidang Statistik sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun kecuali pendidikan S1 StatistikiM atem atika; dan

c.

Usia setinggi-tingginya 5 (lim a) tahun sebelum m encapai usia
pensiun berdasarkan jabatan terakhirnya.

(2). Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaim ana
dim aksud pada Ayat (1) adalah sam a dengan pangkat yang dim iliki, dan
jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan jum lah Angka Kredit yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Statistisi Tingkat Teram pil yang m em peroleh ijazah Sarjana (S-1)/O iplom a IV
(D.IV) dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional Statistisi Tingkat Ahli dalam
hal:

a.

Ijazah yang dim iliki sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan untuk
Jabatan Fungsional Statistisi Tingkat Ahli;

b.

Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional yang ditentukan untuk
Statistisi Tingkat Ahli kecuali telah m em iliki ijasah pendidikan S1
StatistikiM atem atika; dan

c.

M em enuhi jum lah Angka Kredit yang ditentukan untuk pangkaUjabatan
yang didudukinya.

Pengusulan pengangkatan dalam jabatan diajukan oleh Sekretaris Direktorat
Jenderal/Sekretaris Badan dan Kepala Biro/Kepala Pusat di lingkungan
Sekretariat Jenderal sesuai dengan kewenangannya kepada Kepala Biro
Kepegawaian
dan
O rganisasi
Sekretariat
Jenderal
Kem enterian
Perhubungan dengan tem busan kepada :

BAB XI
K E N A IK A N

JABATAN

DAN PANGKAT

(1 ). Penilaian dan Penetapan Angka Kredit sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 25 dapat dipertim bangkan untuk kenaikan jabatan apabila :

b.

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dalam 1 (satu)
tahun terakhir dengan nilai baik;

(2). Penilaian dan Peneta pan Angka Kredit sebagaim ana dim aksud datam
Pasal 25 dapat dinaikkan pangkatnya apabila:
a.

Sekurang-kurangnya tetah 2 (dua) tahun dalam pang kat; dan

b.

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) datam 2 (dua) tahun
terakhir dengan nilai baik.

(1). Statistisi Pelaksana Pem ula, pangkat Pengatur M uda, G olongan Ruang
ilia sam pai dengan Statistisi Penyelia, pangkat G olongan Ruang IIl/d
dan Statistisi Pertam a, pangkat Penata M uda, G olongan Ruang III/a
sam pai dengan Statistisi M adya, pangkat Pem bina Tingkat I, G olongan
Ruang IV/b, dibebaskan sem entara dari jabatannya, apabila dalam
jangka waktu 5 (lim a) tahun sejak diangkat dalam jabatan terakhir tidak
dapat m engum pulkan Angka Kredit yang ditentukan untuk kenaikan
pangkaUjabatan setingkat lebih tinggi.
(2). Statistisi Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, G olongan Ruang IIl/d,
dibebaskan sem entara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak
diangkat dalam pangkatnya tidak dapat m engum pulkan sekurangkurangnya 10 (sepuluh) Angka Kredit dari kegiatan penyediaan data dan
inform asi, analisis dan pengem bangan statistik, pengem bangan profesi
statistisi;
(3). Statistisi M adya, pangkat Pem bina Utam a M uda, G olongan Ruang IV/e
dibebaskan sem entara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak
diangkat dalam pangkatnya tidak dapat m engum pulkan sekurangkurangnya 20 (dua puluh) Angka Kredit dari kegiatan unsur utam a yaitu
penyediaan data dan inform asi, analisis dan pengem bangan statistik,
pengem bangan profesi statistisi.
(4). Sebelum dilakukan pem bebasan sem entara, Pem bina Statistisi di
lingkungan Kem enterian Perhubungan m em berikan surat peringatan,
apabila belum dipenuhi angka kredit yang dipersyaratkan, dilakukan
pem bebasan
sem entara
selam a
6
(enam )
bulan
sebelum
pem berhentian, sebagaim ana tercantum pada L a m p ira n X V Peraturan
ini.
(5). Selain pem bebasan sebagaim ana dim aksud pada Ayat (1), Ayat (2),
Ayat (3) dan Ayat (4), Statistisi juga dibebaskan sem entara dari
jabatannya apabila :
a.

Dijatuhi hukum an disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa
penurunan pangkat;

(1). Statistisi yang telah selesai m enjalani pem bebasan sem entara
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34 dapat diangkat kem bali dalam
Jabatan Fungsional Statistisi.
(2). Pengangkatan
kem bali
dalam
Jabatan
Fungsional
Statistisi
sebagaim ana dim aksud pada Ayat (1) dapat m enggunakan Angka Kredit
terakhir yang dim iliki dan dari prestasi di bidang statistik yang diperoleh
selam a tidak m enduduki Jabatan Fungsional Statistisi.
(3). Untuk dapat diangkat kem bali dalam Jabatan Fungsional Statistisi, harus
m elam pirkan :
a.

Salinan sah surat keputusan terakhir pengangkatan dalam Jabatan
Fungsional Statistisi dan/atau pengangkatan kem bali sebagai
Pejabat Fungsional Statistisi; dan

b.

Salinan sah DP-3 tahun terakhir (khusus pengangkatan pertam a
dan pengangkatan kem bali sebagai Pejabat Fungsional Statistisi).

a.

Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sem entara dari
jabatannya sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21, tidak dapat
m engum pulkan Angka Kredit yang ditentukan untuk kenaikan
pangkatljabatan setingkat lebih tinggi;

b.

Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sem entara dari
jabatannya sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21, tidak dapat
m engum pulkan Angka Kredit yang ditentukan; atau

C.

Dijatuhi hukum an disiplin tingkat berat dan telah m em punyai kekuatan
hukum yang tetap, kecuali hukum an disiplin penurunan pangkat.

(1). Satu tahun setelah pem bebasan dalam Jabatan Statistisi, kenaikan
pangkat selanjutnya adalah secara reguler yang dapat diproses 1 (satu)
tahun kem udian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang kepegawaian.

Pengangkatan Dalam Jabatan, Kenaikan Dalam Jabatan, Pem bebasan
Sem entara, Pengangkatan Kem bali dan Pem berhentian Dari Jabatan
Fungsional Statistisi ditetapkan oleh M enteri Perhubungan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaim ana tercantum pada
L a m p ira n X V I-A , X V I-B , X V I-C , X V I-D d a n X V I-E Peraturan ini.

Untuk kepentingan dinas dan/atau dalam rangka m enam bah pengetahuan,
pengalam an dan pengem bangan karier Statistisi dapat dipindahkan ke
jabatan struktural atau jabatan fungsional lain, sepanjang m em enuhi
persyaratan jabatan yang ditentukan.

Keputusan
pejabat
yang
berwenang
m engangkat,
m em indahkan,
m em bebaskan sem entara dan m em berhentikan dalam dan dari Jabatan
Fungsional Statistisi yang ditetapkan sebelum Peraturan ini ditetapkan dan
selam a tidak bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan tetap berlaku.

Apabila ada perubahan m endasar dalam pelaksanaan tugas pokok Statistisi
dan ketentuan lainnya sehingga ketentuan dalam keputusan ini tidak sesuai
lagi, m aka keputusan ini dapat ditinjau kem bali.

Ditetapkan di
Pada tanggal

Uma

A ris , S H , M M ,M H

Pem bina Tk. I (IV/b)

NIP. 196302201989031

001

Jakarta
24 Juni

2010.

LAMPIRAN
PETUNJUK PELAKSANAAN
JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI
01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

P E R A TU R A N M E N TE R I P E R H U B U N G A N
D A FTA R IS I.
BAB I

,

1

,.

,
P E N D A H U LU A N

23
,.

26

A.

TU JU A N .....

26

B.

R U A N G L1N G K U P .........................................................

26

C.

H A L-H A L Y A N G H A R U S D IP E R H A TIK A N

26

P E N JE LA S A N U M U M ...........

28

B erita A cara P enilaian A ngka K redit (B A P A K )
Jabatan Fungsional S tatistisi.......................................

35

S urat P em yataan M elakukan K egiatan Inform asi
S tatistik.............................

37

S urat P em yataan M elakukan K egiatan A nalisis dan
P engem bangan S tatistik...................

38

S urat P em yataan M elakukan K egiatan
P engem bangan P rofesi

39

S urat P em yataan M elakukan K egiatan
P enunjang S tatistisi.....................

40

P erhitungan A ngka K redit U ntuk kegiatan
A nalisis S tatistik.............

41

P erhitungan A ngka K redit U ntuk kegiatan
A nalisis S tatistik Lainnya.......................

42

Lam piran V III-A

Lam piran V III-B

Lam piran V III-C

Lam piran V III-D

Lam piran IX -A

Lam piran IX -B

Lam piran IX -C

Lam piran X

Lam piran X I

Lam piran X II

D aftar U sul P enetapan A ngka K redit Jabatan
Fungsional S tatistisi P elaksana P em ula (II/a) ..........

43

D aftar U sul P enetapan A ngka K redit Jabatan
Fungsional S tatistisi P elaksana (II/b, IlIc, II/d) ..........

55

D aftar U sul P enetapan A ngka K redit Jabatan
Fungsional S tatistisi P elaksana
Lanjutan (III/a, III/b) ...................................................

67

D aftar U sul P enetapan A ngka K redit Jabatan
Fungsional S tatistisi P enyelia (III/c, III/d) ....................

79

D aftar U sul P enetapan A ngka K redit Jabatan
Fungsional S tatistisi P ertam a (III/a, III/b) ....................

91

D aftar U sul P enetapan A ngka K redit Jabatan
Fungsional S tatistisi M uda (III/c, III/d) .........................

102

D aftar U sul P enetapan A ngka K redit Jabatan
Fungsional S tatistisi M adya (IV /a, IV /b, IV /c) .............

113

K egiatan yang dapat dinilai dan diberikan angka
kredit untuk P ejabat S tatistisi Tingkat Teram pil ............

124

K egiatan yang dapat dinilai dan diberikan angka
kredit untuk P ejabat S tatistisi Tingkat A hli. ...................

138

Jum lah A ngka K redit K um ulatif M inim al U ntuk
P engangkatan dan K enaikan P angkatlJabatan
Fungsional S tatistisi Tingkat Teram pil... ......................

150

Jum lah A ngka K redit K um ulatif M inim al U ntuk
P engangkatan dan K enaikan P angkatl Jabatan
Fungsional S tatistisi Tingkat A hli..

151

P enetapan A ngka K redit (P A K ) Jabatan
Fungsional S tatistisi....................................................

152

S urat P eringatan Jabatan Fungsional
S tatistisi '"

153

P engangkatan P ertam a D alam Jabatan
Fungsional S tatistisi....................................................

154

Lampiran XVI-B

Lampiran XVI-C

Lampiran XVI-D

Lampiran XVI-E

:

Kenaikan Pangkat Dalam Jabatan Fungsional
Statistisi......................................................................

155

Pembebasan Sementara Dalam Jabatan
Fungsional Statistisi....................................................

156

Pengangkatan Kembali Dalam Jabatan
Fungsional Statistisi...................................................

157

Pemberhentian Dalam Jabatan
Fungsional Statistisi...................................................

158

Petunjuk Pelaksananan Jabatan Fungsional Statistisi ini dimaksudkan untuk
menjadi pedoman yang lebih rinci bagi Pejabat Fungsional Statistisi.
Anggota Tim Penilai, dan Pejabat lain yang berkepentingan, agar terdapat
kesatuan
pengertian
dan pemahaman
dalam pelaksanaan
penilaian
kegiatan fungsional statistisi dan angka kreditnya dari Pegawai Negeri Sipil
yang menduduki Jabatan Fungsional Statistisi pada instansi pemerintah di
pusat dan di daerah.
Dalam peraturan ini diatur tentang kegiatan statistisi yang dapat dinilai
dalam rangka pelaksanaan
Jabatan Fungsional Statistisi dan angka
kreditnya pada unit kerja statistik instansi pemerintah pusat dan daerah.

1.

Unsur kegiatan yang dinilai dan diberi angka kredit adalah kegiatan
unsur utama dan kegiatan unsur penunjang;

2.

Petunjuk Pelaksanaan ini diberlakukan kepada pejabat fungsional
statistisi yang melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pad a unit
kerja instansi pemerintah di pusat dan di daerah;

3.

Petunjuk Pelaksanaan ini berlaku juga untuk menilai hasil kerja calon
pejabat fungsional statistisi dalam penetapan angka kredit.

1.

Untuk
penilaian
pengangkatan
pertama,
calon Statistisi
wajib
mengumpulkan dan menyerahkan semua dokumentasi kegiatan yang
berkaitan dengan teknologi informasi dan dilakukan sejak mulai
menjadi Pegawai Negeri Sipil. Kegiatan-kegiatan dan dokumentasinya
harus memenuhi ketentuan yang dijelaskan lebih rinci pad a lampiran
peraturan ini.

2.

Untuk
kenaikan
pangkatljabatan,
menyerahkan semua dokumentasi
penilaian terakhir.

Statistisi
mengumpulkan
kegiatan yang dilakukan

dan
sejak

3.

Untuk Pejabat Statistisi yang dibebaskan sementara dan akan
diangkat kembali, Pejabat Statistisi tersebut harus mengumpulkan dan
menyerahkan semua dokumentasi kegiatan yang dilakukan sejak
penilaian terakhir.

4.

Semua dokumentasi pada butir 1, 2 dan 3 di atas diserahkan kepada
Tim Penilai disertai dengan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit
(DUPAK) sebagaimana terlampir.

5.

Penilaian angka kredit butir-butir kegiatan calon Statistisi sarna dengan
cara penilaian angka kredit bagi Statistisi sesuai dengan tingkatannya
(Terampil atau Ahli), dengan asumsi jabatan calon setara dengan
pangkat terakhir calon. Butir di bawah jenjang jabatan calon tetap
dinilai.

6.

Penyebutan nama orang, data, istilah, atau layanan dalam Buku
Petunjuk ini dengan sengaja atau tidak sengaja bersifat tidak mengikat
dan tidak ada kaitannya dengan nama, prod uk atau merek, dari orang,
institusi, atau perusahaan tertentu.

1.

A n a lis is

adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan;

2.

A n a lis is

3.

A n a lis is

4.

A n a lis is S ta tis tik M e n d a la m adalah penguraian suatu pokok atas berbagai

S ta tis tik adalah penelaahan
menghasilkan simpulan-simpulan;

dan penguraian

atas data hingga

S ta tis tik S e d e rh a n a adalah penelaahan dan penguraian atas
tabel dan atau grafik sederhana hingga memberikan gambaran yang jelas,
contoh : analisis tabel atau grafik;

bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
dengan menggunakan metode statistik untuk memperoleh gambaran yang
tepat;
5.

A n a lis is S ta tis tik D e s k rip tif S a tu S e k to r adalah

atas berbagai bagiannya dalam penelaahan
memperoleh gambaran yang tepat;
6.

A n a lis is

7.

A n a lis is S ta tis tik lA n a litik

8.

A n a lis is

9.

Pengem bangan

penguraian suatu sektor
bagian itu sendiri untuk

S ta tis tik D e s k rip tif L in ta s S e k to r adalah penguraian beberapa
sektor dan berbagai bagiannya dalam penelaahan sektor itu sendiri maupun
hUbungan antar sektor untuk memperoleh gambaran yang tepat;
S a tu S e k to r adalah penelaahan dan penguraian
secara mendalam dengan menggunakan metoda statistik inferensi atas data
satu sektor hingga menghasilkan simpulan-simpulan;

adalah
penelaahan
dan
penguraian secara mendalam dengan menggunakan
metode statistik
inferensi atas data lintas sektor hingga menghasilkan simpulan-simpulan;

meliputi:

S ta tis tik lA n a litik

S ta tis tik

L in ta s

S e k to r

adalah upaya untuk memajukan

statistik, yang

d.

Pengembangan Metode atau Sistem Statistik.

10. S ta tis tik K e le m b a g a a n adalah statistik yang diselenggarakan
instansi pemerintah maupun swasta;
11.

oleh badan,

adalah suatu kegiatan memberikan masukan atau
input dalam penerapan ilmu statistik dengan tujuan penyempumaan dan
pengembangan statistik kelembagaan;
K o n s u lta s i

S ta tis tik

12. P e n g a ra h a n S ta tis tik adalah suatu kegiatan memberikan arahan atau
petunjuk dalam suatu kegiatan statistik dengan materi yang sudah disiapkan
sebelumnya;
13. P e n y e b a rlu a s a n S ta tis tik adalah
mensosialisasikan
suatu kegiatan
disiapkan sebelumnya;

suatu kegiatan yang bertujuan untuk
statistik dengan materi yang sudah

14. In o v a s i M e to d e S ta tis tik adalah melakukan suatu terobosan/penemuan
baru metode statistik yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
dikenal sebelumnya
dimana hasil inovasi tersebut diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas metode statistik;
15. S e n s u s adalah eara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencaeahan
semua
unit populasi di suatu daerah tertentu
untuk memperoleh
karakteristik suatu populasi pada saat tertentu;
16. S u rv e i adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencaeahan
sampel untuk memperkirakan
karakteristik suatu populasi pad a saat
tertentu;
17. S u rv e i te rs tru k tu r adalah eara pengumpulan data yang dilakukan dengan
daftar pertanyaan yang telah ditentukan dan altematif jawaban yang sudah
tersedia:
a.

Survei terstruktur sederhana (t~rdiri dari 1 sid 5 halaman);

b.

Survei terstruktur sedang (terdiri dari 5 sid 20 halaman);

c.

Survei terstruktur komplek (Iebih dari 20 halaman).

18. In-depth Interview adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui
pencacahan sampel dengan menggunakan daftar inti pertanyaan dimana
semua informasi yang akan dikumpulkan harus dikembangkan sendiri oleh
pewawancara. In-depth InteNiew ini dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu :

a.

In-depth Interview s e d e rh a n a adalah cara pengumpulan data primer
yang menggunakan kuesioner dengan pengembangan
terbatas pad a pola pikir yang telah diberikan;

pertanyaan

b.

In-depth Interview s e c :la n g adalah cara pengumpulan data primer
yang menggunakan kuesioner dengan pengembangan pertanyaan
terbatas pada pola pikir yang telah diberikan dan memerlukan
perhitungan tersendiri dalam pengumpulan datanya;

c.

In-depth Interview k o m p le k adalah cara pengumpulan data primer
yang menggunakan kuesioner dengan pengembangan pertanyaan
berdasarkan kerangka teori tertentu yang telah dikuasi oleh pencacah;

19.

P e n g a m a ta n a ta u O b s e rv a s i adalah pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung pada suatu objek tertentu dengan pengukuran, penglihatan
dan perhitungan;

20.

D a ta A d m in is tra s i adalah catatan administrasi yang ada pada pemerintah
atau swasta, lembaga atau perorangan;

21.

K o m p ila s i

D a ta

A d m in is tra s i

pemungutan
data
pemerintahllembaga;
22.

administrasi

adalah cara pengumpulan data melalui
pada
satu atau beberapa
instansi

O b je k S ta tis tik adalah sasaran dari suatu kegiatan pengumpulan data;

23. W ila y a h O b je k S ta tis tik S e n s u s /S u rv e i adalah wilayah geografis yang
mempunyai batas-batas yang jelas yang dipakai sebagai dasar penelitian.
W ilayah ini bisa berupa wilayah dalam pengertian administratif, seperti: RT
ataupun RW maupun wilayah yang dibentuk untuk keperluan penelitian,
seperti: segmen atau blok sensus;
24.

W ila y a h

K e rja adalah wilayah yang menjadi beban tugas seorang pejabat
statistisi, bisa berupa wilayah administrasi atau wilayah yang dibentuk untuk
keperluan penelitian;

25.

N o n W ila y a h K e rja adalah wilayah tugas seorang pejabat statistisi yang
bukan berdasarkan wilayah administrasi atau wilayah yang dibentuk untuk
keperluan penelitian;

26.

adalah daftar yang berisi nama wilayah
kerjalperusahaan/kepala RT lobjek statistik lainya dengan beberapa identitas
pokok sebagai dasar dalam penarikan sampel;
K e ra n g k a

P e n a rik a n

Sam pel

27.

M e n g k a ji adalah mengupas

atau menelaah suatu kegiatan/permasalahan
secara lebih dalam, dengan tujuan mendapatkan atau menemukan suatu
formulasi untuk meningkatkan mutu dari kegiatan yang sedang dikaji;

28.

M e n g e v a lu a s i

29.

K e ra n g k a

30.

In d ik a to r d a n U k u ra n S ta tis tik adalah angka yang menunjukkan ciri suatu

adalah melakukan penilaian dari suatu kegiatan yang telah
dilakukan dengan tujuan dapat memberikan masukan perbaikan dari
kegiatan yang sedang dievaluasi;
K e g ia ta n A n a lis is adalah suatu bagan atau alur tahapan
kegiatan analisis dengan tujuan menyeragamkan dan mempermudah atau
memperlancar kegiatan tersebut;

populasi;
31.

adalah
menunjukkan
sebagainya;

32.

Denah

33.

S k e ts a

P e ta

gambar atau lukisan pada kertas atau lainnya yang
letak tanah, laut, sungai, gunung, arah mata angin, dan

adalah representasi melalui gambar dari suatu
menyatakan sifat-sifat seperti batas daerah, sifat permukaan;
P e ta W ila y a h

O b je k

S ta tis tik

daerah

yang

adalah peta yang
ke objek yang akan

(P e ta A n a lo g )

dibuat secara manual dengan mengamati langsung
digambar, baik menggunakan peta dasar ataupun tidak;
34.

P e ta T e m a tik adalah peta yang menyajikan informasi hasil kegiatan
sensus, survei data sekunder atau hasil observasi. Informasi yang
ditampilkan pada peta antara lain jumlah atau simbol dari penduduk, hewan,
hasil pertanian atau lainnya;

35.

P e ta D ig ita l adalah peta yang terdiri dari sekumpulan

36.

M o n o g ra fi adalah penyajian informasi hasil kegiatan sensus, survei, data
sekunder atau hasil observasi dalam bentuk tabel atau grafik melalui media
dinding dalam tampilan yang mudah dilihat atau dibaca;

37.

P e ta In d e k s adalah peta yang menampilkan
sesuai dengan kode wilayah administrasi;

38.

R a n c a n g a n J a d w a l K e g ia ta n adalah rancangan jadwal yang disusun oleh
pejabat statistisi untuk melakukan kegiatan sensus/survei, kompilasi data

file yang memuat
unsur dasar pembuatan peta, yaitu titik, garis, serta ruang dimana masingmasing unsur dasar pembuatan peta tersebut sudah ditandai sesuai dengan
kode wilayah administrasi yang tersimpan dalam media komputer;

urutan

sistematik

wilayah

administrasi dan observasi yang akan dilakukan, meliputi uraian kegiatan
dan waktu pelaksanaan;
39.

K a ry a T u lis Ilm ia h adalah tulisan hasil penelitian dan atau pengembangan
dan atau pemikiran yang disetujui oleh referee/penelaah/penyunting dengan
mengikuti norma-norma penulisan i1miah yang sistematik dan objektif
sebagai berikut :
a.

Melakukan
identifikasi
direncanakan;

permasalahan

berdasarkan

d.

Melaksanakan
penelitian
metode yang direncanakan;

dan/atau

pengembangan

e.

Melaksanakan pengamatan
melakukan percobaan;

dan/atau

mengumpulkan

metode

yang

berdasarkan

data dan/atau

40. Batching

adalah pengelompokan dokumen menurut kategori dan atau
domain tertentu ke dalam suatu map (batch) dengan tujuan untuk
memudahkan proses pengolahan pad a tahapan berikutnya;

41.

D a ta P rim e r adalah data yang diperoleh dari sumber pertama baik
individu/perorangan
maupun
perusahaanlinstitusi
seperti
data
yang
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner;

42.

D a ta S e k u n d e r adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan, baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain.

1.

2.

3.

Komposisi prosentase jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus
dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk kenaikan pangkatljabatan
Statistisi harus berasal dari unsur utama sekurang-kurangnya 80% dan dari
unsur penunjang sebanyak-banyaknya 20% . mengacu kepada ketentuanketentuan, antara lain :
a.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
37/KEP/M.PAN/412003 Tahun 2003 tentang Jabatan Fungsional
Statistisi dan Angka Kreditnya;

b.

Keputusan Bersama Kepala Badan Pusat Statistik dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara, Nomor 003/KS/2003 dan Nomor 25 Tahun
2003, tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Statistisi dan
Angka Kreditnya;

c.

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor : 15 Tahun 2008
Tanggal 1 Desember 2008 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Angka
Kredit Statistisi;

Angka Kredit yang berasal dari unsur utama sebesar 80% tersebut, harus
mengandung angka kredit yang berasal dari unsur kegiatan statistik dan
pengembangan profesi bagi Statistisi dengan jabatan Statistisi Madya yang
naik pangkat menjadi Pembina Tingkat I, Golongan/Ruang IVIb dan
Pembina Utama Muda, GolonganiRuang IV/c dengan komposisi sebagai
berikut:
a.

Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Statistik serta Analisis dan
Pengembangan Statistik sekurang-kurangnya 25% ;

b.

Kegiatan Pengembangan Profesi sekurang-kurangnya 75%
sekurang-kurangnya 12 angka kredit.

dan

Apabila hasil penilaian angka kredit tidak memenuhi komposisi angka kredit
sebagaimana butir 1 dan 2 di atas, proses penetapan angka kreditnya
ditangguhkan sampai komposisi tersebut terpenuhi.

Dengan ditetapkannya Peraturan M enteri Perhubungan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Statistisi di Lingkungan Kem enterian
Perhubungan ini, m aka seluruh kegiatan penilaian tersebut wajib m engacu
kepada peraturanini.

Lampiran -I

PERATURAN

MENTERI

Nomor

36 TAHUN 2010

Tanggal

24 JUNI 2010

PERHUBUNGAN

BERITA ACARA PENILAIAN ANGKA KREDIT
(BAPAK)
Instansi
Masa Penilaian
STAnSTISI
NAMA

NO

1

NIP

2

NO

3

NAMA

JUILAH
JABATAN

4

NIP

1

UNIT

PENUNJANO

5

8

7

JABATAN

KETUA

3

SEKRETARIS

4

ANOOOTA

5

ANOOOTA

8

ANGOOTA

7

ANOOOTA

8

ANGOOTA

9

ANOOOTA

resmi sesuai dengan aslinya

~'s
P

da

SH

MMMH

bina Tk. I (IVIb)

NIP. 19630220 1989031001

N

TOTAL

UTAMA

W AKILKETUA

Kepala Biro

KREDIT

KERJA

2

SALINAN

ANGKA

UNSUR

8

TANDA

TANOAN

PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN

Lampiran • II
Nomor

36 TAHUN 2010

Tanggal

24 JUNI 2010

Nama
NIP
Jabatan
Instansi
Masa Penilaian
ANGKA

BUTIR
NO

TANGGAL

KEGIATAN

YANG

HASILKERJA

KREDIT

D1LAKSANAKAN
1

2

3

s
P

MH

b in a T k . I (IV Ib )

NIP. 19630220 1989031001

4

5

ATASAN

LANGSUNG

PENANGGUNGJAW AB

KETERANGAN

NAMA

TTD

8

7

8

Lampiran

• III

PERATURAN

36 TAHUN 2010

Tanggal

24 JUNI 2010

SURAT
MELAKUK